• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN JURNALIS RUBRIK METROPOLITAN JAWA POS DALAM MENENTUKAN ISI BERITA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN JURNALIS RUBRIK METROPOLITAN JAWA POS DALAM MENENTUKAN ISI BERITA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN JURNALIS RUBRIK METROPOLITAN

JAWA POS DALAM MENENTUKAN ISI BERITA

Arlin Rahmadini Giantri Putri

Marketing Communication, School of Economic and Communication, Binus University. Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat, 11480.

Telp. (62-21) 534 5830, rahmadiniar@gmail.com Arlin Rahmadini Giantri Putri, Gayes Mahestu S.S., M.Ikom

Abstract

The purpose of this research is to understand 'The Role of Jawa Pos Metropolitan Journalists in deciding the news contentusing conceptual theory the role of journalists and the nine principles of journalism Bill Kovach and Tom Ronsistiel . The method used is a qualitative research case study by analyzing journalist duty, principle of journalists, and process of editorial from the Jawa Pos Metropolitan Rubric.The result of this research indicates that Metropolitan journalists have responsibility for searching, processing, and determining the news contents. The Metropolitan editorial process is open where the journalists could intervene back the news results because there are misinterpretations frequently between editors and journalists. While in running their roles, Metropolitan Journalists have '9 Rukun Iman Jawa Pos' which is used as a guide to do their duties if it is already in line with the concept of the existing principles of journalism. But Metropolitan Journalists are still weak in verification news. The conclusion of this research is, Metropolitan Journalists have an important role in deciding the contents of news, began during the search for news in the field. In deciding the news contents, Jawa Pos Metropolitan editorial openness enables journalists have the rights to determine the contents of the news by running their duties to follow the editorial process until the end so as to produce news that is satisfying as a whole.

Abstrak

Tujuan Penelitian ini ialah untuk mengetahui Peran Jurnalis Rubrik Metropolitan Jawa Pos dalam menentukan isi berita dengan menggunakan landasan konseptual peran jurnalis dan sembilan prinsip jurnalisme Bill Kovach dan Tom Ronsistiel. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah studi kasus mendalam dengan menganalisa tugas, prinsip jurnalis, serta proses redaksional rubrik Metropolitan Jawa Pos. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jurnalis Metropolitan memiliki tanggung jawab mencari, mengolah, dan menentukan isi berita. Proses redaksional Metropolitan bersifat terbuka namun masih sering terjadi perbedaan persepsi karena kelalaian dalam kerja sama tim yang kurang maksimal. Sedangkan dalam menjalankan perannya, Jurnalis Metropolitan memiliki 9 rukun iman Jawa Pos yang dijadikan pedoman dalam menjalani tugasnya apakah sudah sesuai dengan konsep prinsip jurnalisme yang ada. Namun jurnalis Metropolitan masih lemah dalam verifikasi berita. Simpulan dari penelitian ini adalah jurnalis Metropolitan Jawa Pos memilik peran penting dalam menentukan isi berita. Dimulai pada saat mencari berita di lapangan. Dalam menentukan isi berita, keterbukaan redaksional Metropolitan Jawa Pos menjadikan jurnalis memilki hak dalam menentukan isi berita dengan menjalankan kewajibanya untuk mengikuti

▸ Baca selengkapnya: memprediksikan isi berita adalah

(2)

proses redaksional sampai akhir sehingga menghasilkan berita yang memuaskan secara keseluruhan.

Kata Kunci: Jurnalis, Isi berita, Metropolitan Jawa Pos

PENDAHULUAN

Profesi jurnalis di era globalisasi teknologi informasi memiliki peran penting bagi masyarakat. Peran jurnalis melalui lembaga pers dianggap sebagai penyempurna demokrasi yang ditempatkan sebagai pilar keempaat setelah lembaga legislatif, ekskutif dan yudikatif pemerintah. Menurut Tjahjo Kumolo, Menteri Dalam Negeri Indonesia saat ini, Walaupun berada di luar sistem politik formal, keberadaan pers memiliki posisi strategis dalam informasi massa, pendidikan kepada publik sekaligus menjadi alat kontrol sosial. Karenanya, kebebasan pers menjadi salah satu tolok ukur kualitas demokrasi di sebuah negara. Dalam iklim kebebasan pers, dapat dikatakan bahwa pers bahkan mempunyai peran lebih kuat dari ketiga pilar demokrasi lain yang berpotensi melakukan abuse of power.

Informasi bervisi masa depan, baik dalam hal ekonomi maupun bidang lainya yang disampaikan kepada masyarakat akan sempurna apabila jurnalis berupaya menggali informasi secara mendalam. Pemilihan topik, narasumber, dan penggunaan bahasa merupakan instrumen penting guna mengukur keberpihakan seorang jurnalis terhadap publik. (Ishak, 2014 : 51). Oleh karena itu bagaimana seorang jurnalis dalam memaknai peran dan menjalankan tugasnya perlu dilakukan secara tepat.

Seorang jurnalis sejatinya mampu mengikuti perkembangan informasi dan menentukan narasumber yang berkompeten. Tidak semua narasumberdapat member keterangan terhadap segala hal yang berkembang sesuai dengan situasi tertentu. Disinilah peran jurnalis diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan mengedepankan intelektual dan akal yang diaplikasikan dalam praktik jurnalistiknya.

Menurut Lih dalam bukunya The Elements of Journalism, Jurnalisme bukan sekedar pekerjaan, tetapi sebuah jalan hidup dimana orang dituntut untuk selalu mencari gagasan baru –

It’s not just a job, it’s a way of life and you are always on the look-out for a new idea. Semua

yang terlibat dalam kegiatan jurnalisme mempunyai kewajiban yang lebih besar kepada pembaca dibandingkan kepada pasar. Oleh karena itu peran yang dimainkan oleh seorang jurnalis memiliki tanggung jawab sosial yang sangat besar.

Abad ke-21 membawa perubahan yang besar dalam jurnalisme. Menurut Luwi Ishwara Wartawan Senior Kompas, dalam bukunya Jurnalisme Dasar; untuk bertahan hidup, orang-orang yang bergerak dibidang pemberitaan, mulai merumuskan kembali keempat elemen pemberitaan, yaitu wartawan, pesan, media, dan audience. Audience bukan lagi sekedar pemirsa, pembaca, atau pengguna, audience kini dapat menjadi produsen sebuah berita (Ishwara, 201: 11).

Salah satu perubahan yang terjadi adalah munculnya media massa jenis baru seperti portal media online dan sejenisnya yang merupakan produk baru dari kemajuan teknologi informasi. Perubahan ini memunculkan berbagai dampak dalam industri media massa. Keberadaan media konvensional seperti surat kabar pun dianggap akan mengalami penurunan jumlah konsumen. Namun, menurut Tom Rosenstiel dalam Editor & Publisher mengatakan kemajuan teknologi ini bukan ancaman bagi jenis media massa yang telah ada sebelumnya seperti media konvensional surat kabar. Ia mengatakan hal ini justru merupakan suatu kesempatan dimana garis-garis antara berita, hiburan, iklan, propaganda, dan lain-lainya menjadi kabur. Oleh karena itu, sampai saat ini surat kabar masih dianggap sebagai media yang memiliki tingkat akurasi dan sumber yang lebih jelas (Ishwara, 2011: 10).

Hikmat Kusumaningrat dalam bukunya Jurnalistik Teori & Praktik mengatakan, dalam organisasi surat kabar dimana pun sebelum seorang wartawan diturunkan ke lapangan, ia harus

(3)

lebih dulu mendengarkan dari redakturnya apa-apa yang dihasilkan rapat redaksi di pagi hari seputar berita-berita yang perlu diliput. Rapat redaksi ini dilakukan dengan tujuan menentukan berita-berita apa saja yang akan mengisi halaman-halaman surat kabar mereka esok hari (Kusumaningrat, 2012: 72).

Jawa Pos salah satu harian dengan oplah terbesar di Indonesia tercatat sebagai memiliki reputasi baik sebagai salah satu harian surat kabar Indonesia dengan markas besarnya di Surabaya. Tidak hanya menjadi surat kabar yang paling laris di Surabaya, Jawa Pos mampu memberi pengaruh yang besar bagi pembacanya atas informasi yang dituliskan dalam rubrik-rubrik harian tersebut. Hal ini dibuktikan dengan respon masyarakat Surabaya yang tidak hanya menjadikan Jawa Pos sebagai surat kabar nomor satu yang paling banyak dibaca berdasarkan survey AC Nielsen. Kepercayaan masyarakat pada Jawa Pos pun terasa saat pemimpin Jawa Pos Dahlan Ishkan dijadikan tersangka kasus korupsi, ratusan massa di Surabaya turun ke jalan berdemo membela Raja Jawa Pos tersebut. Peristiwa ini memnunjukkan bahwa Jawa Pos memiliki kekuatan dalam mempengaruhi kepercayaan para pembacanya.

Disaat terpaan digitalisasi media yang berkembang sangat pesat, pada desember 2012 Jawa Pos memperluas sirkulasinya ke wilayah Jakarta dan mendirikan kantor bertempat di Gedung Graha Pena Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Meskipun telah memiliki nama besar di Surabaya, bukan hal yang mudah bagi Jawa Pos dalam menghadapi pasar pasar Jakarta. Jawa Pos adalah pemain baru yang memiliki banyak pesaing hebat baik dari media surat kabar maupun jenis media pemberitaan lainya.

Dalam strategi pemasaranya di wilayah Jakarta, Jawa Pos menambahkan rubrik Metropolitan. Rubrik Metropolitan merupakan rubrik khusus yang menyajikan berita yang khusus ditujukan bagi pembaca wilayah Jakarta. Rubrik ini memiliki orientasi berita yang berkaitan dengan kota Jakarta. Sebagai rubrik khusus bagi pembaca di Jakarta, rubrik ini menjadi salah satu rubrik yang berpengaruh dalam memikat pembeli di pasar Jakarta. Peran jurnalis rubrik ini pun menjadi bagian yang penting dalam menentukan isi berita rubrik Metropolitan Jawa Pos. Dalam menentukan isi berita jurnalis Jawa Pos dituntut untuk dapat menyajikan berita yang mempunyai kekhususan bagi kebutuhan, minat, dan kedekatan dengan pembaca kota Jakarta.

Selain melaporkan sebuah berita, jurnalis Jawa Pos mempunyai kewajiban peran yang tidak kalah penting dari bagian lainya didalam redaksi. Proses pencarian berita, penentuan isi berita pada awalnya berada pada tangan jurnalis, bukan redaktur maupun tingkatan atas setelahnya. Untuk itu bagaimana pemahaman jurnalis mengenai sebuah informasi dan prinsip jurnalisme yang benar menjadi faktor yang sangat menentukan dalam pemuatan hasil berita dalam sebuah rubrik. Hal ini menarik minat penulis untuk melakukan penelitian mengenai peran jurnalis Jawa Pos dalam menentukan isi berita.

Untuk melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian studi kasus mendalam. Pemilihan metode di nilai dapat menjawab pertanyaan ‘bagaimana’ dan ‘mengapa’ terhadap sesuatu yang diteliti. Melalui pertanyaan penelitian yang demikian, substansi mendasar yang terkandung di dalam kasus yang diteliti dapat digali dengan mendalam (Yusuf, 2014: 340). Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui bagaimana sesungguhnya para jurnalis tersebut menjalankan perannya terutama ketika menentukan isi dari berita.

METODOLOGI

Penelitian ini dimulai dengan pemahaman peran jurnalis dalam menjalankan, mengolah, menentukan isi berita serta proses penyuntingan redaksional hingga akhirnya menghasilkan rubrik Metropolitan akan dikaji dengan landasan konseptual yang telah dipaparkan pada bab dua sebelumnya yaitu prinsip jurnalisme serta konsep dan nilai berita.

(4)

Obyek dalam penelitian kali ini yaitu rubrik Metropolitan Jawa Pos dalam Menentukan Isi Berita yang dilakukan pada tangggal 9 februari – 9 mei 2015. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara yang merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Selain itu penelitian ini juga menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Maka dari itu penulis memakai coding untuk dapat menganalisis data yang terdiri dari open coding, axial coding dan selective coding.

Dalam keabsahan data sendiri, penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dimana menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data dari beberapa sumber terdebut kemudian dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis akan menghasilkan kesimpulan yang selanjutnya akan diminta kesepakatan (member check) dengan beberapa sumber data tersebut.

HASIL DAN BAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara penulis, untuk menjadi seorang jurnalis disini latar belakang mahir jurnalisme bukan hal utama yang harus dimiliki sejak awal. Kemampuan jurnalis hanya dinilai secara general diawal dengan mempertimbangkan indeks prestasi akademis dan hasil tes masuk. Oleh karena itu menjalankan perannya terdapat kekhawatiran para jurnalis baru tidak paham akan prinsip jurnalisme. Pemahaman peran jurnalis berkembang bersama pemahaman diri dan pembelajaran yang diberikan oleh redaksional. Redaksi lebih banyak mengambil peran jurnalis apabila jurnalis tersebut masih kurang mahir dalam menuliskan beritanya dengan baik. Namun semakin jurnalis mampu menjalankan tugasnya dengan benar, dan mampu mengatasi antara tuntutan pekerjaan dan prinsip jurnalismenya maka campur tangan redaksi menjadi berkurang.

Dalam menjalankan perannya jurnalis tidak bisa terlepas dari hubungan interaksi sosialnya dengan redaksi, narasumber, dan pembaca. Dalam menjalankan perannya target utama para jurnalis Rubrik Metropolitan adalah pembaca. Untuk mencapai kelompok target pembaca yang banyak, hubungan baik antara jurnalis dengan narasumber sebagai pemberi materi berita dan redaksi sebagai penyunting berita harus berjalan dengan baik. Para jurnalis menilai bahwa berita yang baik adalah berita yang diinginkan oleh pembaca, namun jurnalis juga tidak dapat terlepas dari kebijakan yang telah dibuat oleh redaksional. Menurut konsep peran yang banyak di pengaruhi oleh pandangan Mead menyatakan bahwa memang hubungan aktor-target adalah

(5)

untuk membentuk identitas aktor yang dalam hal ini dipengaruhi oleh penilaian sikap orang-orang lain (target) yang telah digeneralisasikan oleh aktor. (Mulyana, 2013:75)

Keseharian jurnalis Metropolitan pada umumnya sama dengan jurnalis lainya yakni, mencari, mengolah, dan menuliskan sebuah berita. Dalam sehari jurnalis diminta untuk dapat menyetor tiga berita. Selain itu, para jurnalis disini juga mendapat tugas mingguan untuk menulis laporan khusus (Lapsus) yang dikerjakan oleh tim berisikan tiga orang jurnalis yang telah dibentuk di rapat redaksional mingguan. Lapsus merupakan berita yang telah direncanakan sebelumnya, untuk berita ini disediakan kolom yang cukup besar dalam rubrik sehingga berita yang dituliskan pun harus dalam dan biasanya bersifat deskriptif.

Selain itu jurnalis juga mempunyai tugas mandiri untuk mampu menulis berita human interest. Berita human interest di Rubrik ini ditulis dalam kolom box sehingga disebut dengan berita box. Berita box biasanya menyangkut profile seseorang yang menarik. Ide berita box diusulkan langsung oleh para jurnalis di rapat redaksi mingguan dan dibahas oleh redaktur untuk disetujui. Redaktur membatasi untuk tidak mengambil berita box yang mencerminkan kesusahan seseorang atau suatu keadaan yang buruk. Berita buruk harus diangkat dari sisi baiknya.

Meskipun berada diurutan paling bawah struktur organisasi, jurnalis Metropolitan memiliki andil yang besar bagi perusahaan. Jurnalis Metropolitan diberi kebebasan dalam menentukan isu yang ingin ia liput tiap harinya, ini didasari oleh jurnalis yang lebih mengetahui kondisi dan perkembangan isu lapangan. dan arahan redaksi hanya pada isu-isu besar. Hal ini sesuai dengan prinsip jurnalisme ke sembilan yang dipaparkan oleh Bill Kovach dan Tom Ronsistel bahwa seorang jurnalis diperbolehkan mengikuti hati nurani mereka. Untuk itu setiap jurnalis harus memiliki rasa etika dan tanggung jawab personal. Agar hal ini bisa terwujud, keterbukaan redaksi adalah hal yang penting (Ishwara, 2011:25).

Kebebasan jurnalis ini diharapkan agar jurnalis berkembang secara mandiri dan menjadi jurnalis yang cerdas. Dalam menjalankan perannya jurnalis dituntut mengembangkan pengetahuanya tanpa henti karena itu merupakan ciri jurnalistik yakni, skeptis, bertindak, berubah, dan merupakan seni dan profesi yang mensyaratkan para jurnalis selalu melihat dengan mata yang segar dalam setiap peristiwa agar mampu menangkap aspek-aspek yang unik.

Setiap halaman berita di rubrik Metropolitan memiliki jurnalis dan redakturnya masing-masing. Sehingga setiap jurnalis memiliki tugas meliput berita dengan tema yang sama setiap harinya. Misalkan halaman lifestyle, para jurnalisnya selalu meliput berita tentang lifestyle. Halaman kirninal jurnalisnya hanya meliput berita kriminal dan halaman around jakarta jurnalisnya meliput berita tentang peristiwa dan masalah perkotaan.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara penulis, proses redaksional Metropolitan memiliki sistem hubungan kerja yang kekeluargaan. Setiap hari redaksional mengadakan rapat sore untuk menentukan berita yang layak diterbitkan berdasarkan listing judul berita yang disetorkan para jurnalis sebelum pukul 16.00 WIB. Sebelumnya pada proses pencarian berita di lapangan para redaktur juga dapat berperan mengarahkan para jurnalisnya dalam meliput berita. Apabila ada perencanaan atau agenda setting itu direncanakan diawal sehingga para jurnalis dapat memenuhi kebutuhan isi berita yang diinginkan.

Pada kenyataanya berita yang telah dipilih pada rapat sore masih dapat berubah. Perubahan itu dapat terjadi setelah para redaktur melihat keseluruhan isi berita yang telah diselesaikan oleh jurnalis sebelum pukul 21.00 WIB. Berita yang dipilih dapat gagal terbit jika isinya tidak memenuhi nilai berita yang layak tayang atau berita yang tadinya tidak terpilih berdasarkan listing judul dapat naik cetak jika ternyata isinya bagus.

(6)

Setelah selesai diedit oleh tiap redaktur, isi berita kembali ditinjau oleh editor bahasa. Editor bahasa memiliki fungsi untuk membenarkan setiap kalimat yang digunakan dalam berita tersebut dan Jawa Pos memiliki buku saku yang berisi kamus penggunaan bahasa yang digunakan dalam penulisan berita di surat kabar ini agar selalu seragam ketika dibaca oleh pelangganya.

Apabila seluruh berita telah melalui tahap tersebut, berita harus disesuaikan dengan kolom yang tersedia pada halamanya masing-masing. Tak jarang isi berita harus kembali disesuaikan dengan kolom tersebut.Apabila kolom tidak muat maka berita haus diedit kembali menjadi lebih sedikit atau ketika berita tidak memenuhi kolom biasanya akan ditambahkan sebuah ilustrasi gambar atau grafis yang dibuat oleh bagian desain. Tampilan halaman rubrik Metropolitan juga tidak kaku yang artinya dapat dibentuk kreatif dengan potongan gambar yang tidak harus berbentuk kotak. Tentunya pada tahap ini seluruh bagian bekerja sama untuk menghasilkan isi dan tampilan yang sesuai. Terakhir, sebelum naik cetak, keseluruhan berita akan dibaca oleh kepala kompartemen dan kepala redaksi. Hal yang sudah seharusnya dilakukan oleh mereka karena nantinya merekalah yang bertanggung jawab ketika berita itu sudah terbit.

Seluruh proses redaksional Metropolitan menghasilkan nilai dari setiap kinerja yang dilakukan karyawanya. Kinerja jurnalis akan diberi nilai oleh redakturnya berdasarkan berita yang telah ia buat, kinerja redaktur akan dinilai oleh kepala redaksi berdasarkan halaman berita yang telah dihasilkanya. Pada proses redaksional ada tiga tahap penting yang berkenaan dengan peran jurnalis yakni, tahap pencarian berita, tahap pengolahan berita dan tahap penyuntingan redaksi.

Tahap pencarian berita adalah tahap utama yang dilakukan jurnalis dalam menjalankan tugas. Berdasarkan hasil pengamatan penulis, pencarian berita yang dilakukan oleh jurnalis Metropolitan dapat dilakukan dengan beberapa cara. yakni dengan mengikuti isu yang sedang berkembang, mendatangi undangan media yang dikirimkan ke redaksi, serta berhubungan dengan narasumber yang dianggap dapat memberi informasi yang dapat diangkat. Untuk itu menjalin kerjasama yang baik dengan narasumber adalah hal yang harus diperhatikan seorang jurnalis. Namun menjaga indepensi dan objektifitas narasumber juga harus ditegakan oleh seorang jurnalis. Menentukan narasumber dapat mempengaruhi hasil berita yang komperhensif dan proposional. Proposional berarti seimbang dan sebanding. (Ishwara, 2011:25)

Setelah mengetahui berita apa yang ingin diliput, tidak semua jurnalis berbekal pengetahuan yang cukup untuk meliput berita tersebut. Untuk itu menjadi catatan penting bagi para jurnalis untuk selalu melakukan persiapan sebelum datang ke lapangan dan melakukan wawancara dengan narasumber. Hal menarik ditemukan oleh penulis yang didapat dari 4 informan jurnalis memilih diam saat tidak mengerti sebuah isu yang ia liput. Jurnalis Metropolitan memilih untuk mengerti dari sumber lain dan tidak bertanya pada sumber utama pada saat wawancara. Padahal, intisari jurnalisme adalah disiplin verifikasi. Kunci bagi seorang jurnalis agar terhindar dari penurunan nilai sebuah berita adalah dengan jujur tentang keterbatasan pengetahuanya dan keterbatasan daya pemikiranya. (Ishwara, 2011:22)

Setelah mencari berita di lapangan, tahapan selanjutnya yang dilakukan oleh jurnalis adalah mengolah berita tersebut menjadi sebuah berita. Dalam mengolah berita biasanya para jurnalis memperkaya isi dengan mencari referensi tambahan melalui browsing internet. Browsing internet juga dilakukan untuk menghindari pengambilan angle yang sama dengan media online. Menghindari penulisan yang sama dengan online sangat diperhatikan oleh para jurnalis, walaupun konteksnya sama isi berita jurnalis Metropolitan setidaknya harus lebih detail. Selain itu jurnalis juga mengolah berita mulai dari sisi yang dianggapnya paling menarik. Dalam mengolah berita persepsi jurnalis sangat menentukan dan hal yang paling dimengerti akan

(7)

dijadikan fokus penulisan dan biasanya akan menghilangkan isi yang tidak begitu dipahami. Angle lain menjadi penekanan bagi jurnalis dalam mengolah berita.

Dalam mengolah berita, ada dua target yang harus diperhatikan oleh seorang jurnalis. Pertama adalah kepada pembaca dan yang kedua adalah kebijakan redaksi. Seorang jurnalis harus mampu mengolah berita menjadi menarik dan relevan. Berita yang baik adalah berita yang dekat dengan pembacanya. Hal ini sesuai dengan apa yang diterangkan oleh Stieler dan Lipmann mengenai salah satu unsur nilai berita yakni, kedekatan (Proximity). Kedekatan berita secara geografis akan menarik perhatian. Namun kedekatan juga bukan hanya secara fisik tapi juga kedekatan emosional. (Kusumaningrat, 2012:63)

Sedangkan pada redaksional juga harus menjadi pertimbangan jurnalis dalam mengolah berita. Berdasarkan pengamatan penulis, kebijakan redaksional Jawa Pos masih bersifat general tanpa menguntungkan kepentingan tertentu. Misalkan, isi berita tidak boleh terlalu makro karena rubrik Metropolitan hanya terfokus pada Ibu kota Jakarta dan berita kelas menengah keatas yang menjadi orientasi redaksional Metropolitan. Setiap redaksi pasti memiliki agenda seting dan biasanya agenda setting tersebut melalui perencanaan dan diskusi dengan para jurnalisnya. Akan sulit bagi seorang jurnalis yang tidak memikirkan kebijakan redaksi, karena redaksi lah yang memilih (Gate Keeper) berita tersebut dinaikan atau tidak.

Menentukan apakah suatu berita memiliki nilai berita sesungguhnya merupakan tahap awal dari proses kerja redaksional. Namun pada tahap akhir sambil dilakukan penyuntingan, dilakukan pula pemerkayaan terhadap berita. (Kusumaningrat, 2012:72)

Banyak unsur yang dapat memperkaya nilai berita. Seperti kejelasan isi berita, unsur kejutan, kedekatan secara geografis, dampak dan konflik persoalanya. Jika diringkaskan, nilai berita itu tidak lebih daripada asumsi-asumsi intiutif jurnalis tentang apa yang menarik bagi khalayak yang ditujunya.

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan penulis, peran yang dijalankan oleh redaktur Metropolitan memang memiliki fungsi untuk memperkaya nilai berita. Biasanya dalam memperkaya berita redaktur juga menyesuaikan dengan gaya bahasa yang menjadi ciri khas Jawa Pos. Dalam menuliskan beritanya Jawa Pos menggunakan bahasa tutur atau bahasa keseharian. Biasanya redaktur memiliki perbendaharaan kata yang lebih banyak untuk mempercantik tulisan. Seorang redaktur diharapkan mampu memperkaya isi berita dengan pengetahuan dan pengalamanya yang lebih banyak.

Penambahan nilai dalam sebuah berita juga tidak bisa bebas dilakukan oleh seorang redaktur karena yang membedakan sebuah berita dengan tulisan lainya adalah isi berita memerlukan sumber. Apabila terdapat kekurangan dalam isi berita memang bisa saja redaktur menambahkan dari data sekunder namun jika redaktur juga tidak dapat memperkaya nilai berita tersebut maka jurnalis lah yang harus kembali mencari kelengkapan isi yang kurang.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis, redaktur Metropolitan menerapkan sistem terbuka dalam melakukan penyuntingan berita. Artinya, berita yang telah diedit oleh redaktur dapat ditinjau kembali oleh jurnalisnya. Para informan juga mengakui bahwa konflik yang sering terjadi antara redaktur dan jurnalisnya adalah ketika terdapat perbedaan persepsi dalam menuliskan isi berita. Jika diringkaskan, banyak unsur yang dapat memperkaya nilai berita. Seperti kejelasan isi berita, unsur kejutan, kedekatan secara geografis, dampak dan konflik persoalanya. Nilai berita itu tidak lebih daripada asumsi-asumsi intiutif jurnalis tentang apa yang menarik bagi khalayak yang ditujunya.

(8)

Dalam mengedit berita seorang redaktur diharapkan tidak mengubah makna dari berita tersebut dan menjadi tanggung jawab jurnalis pula untuk mengawal agar hal tersebut tidak terjadi. Pada kenyataanya, berdasarkan hasil pengamatan penulis, banyak jurnalis yang tidak menunggu hasil akhir beritanya yang akan dimuat.

Sebuah prinsip yang dipegang oleh tiap jurnalis menjadi patokan penting ketika ia menjalankan perannya dan akan sangat mempengaruhi hasilnya. Teori prinsip jurnalisme Bill Kovach dan Tom Rosenstiel merupakan acuan untuk mewujudkan tujuan utama jurnalisme. Dalam prinsip jurnalisme dijelaskan bahwa, kewajiban pertama jurnalisme adalah kebenaran.

Para jurnalis Metropolitan paham akan prinsip kebenaran ini. Akan menjadi boomerang bagi seorang jurnalis apabila ia menyampaikan berita tidak sesuai dengan fakta. Ia tidak bekerja sendiri, media massa lain tentunya memiliki kemungkinan untuk menghadirkan berita yang sama dan apabila seorang jurnalis merubah sebuah fakta maka tidak hanya jurnalis tersebut yang malu, tapi juga dapat mempermalukan citra medianya. Antar media pun menjadi pengawas untuk menjunjung tinggi prinsip kebenaran.

Prinsip kedua adalah loyalitas utama jurnalis adalah kepada warga. Prinsip ini sangat dijiwai oleh jurnalis Metropolitan karena tujuan pembaca rubriknya terfokus jelas kepada pembaca Jakarta. Jurnalis Metropolitan dituntut untuk membuat berita yang dekat dengan pembaca Jakarta dan prinsip yang dipegangnya akan berita yang menarik adalah berita yang diinginkan oleh pembacanya.

Prinsip ketiga adalah intisari jurnalisme adalah disiplin verifikasi. Pada prinsip ini para jurnalis sering mengabaikan perolehan sumber utama jika memungkinkan ada sumber lain yang lebih mudah didapatkan. Hal ini sering berbenturan dengan waktu yang membatasi jurnalis, pengetahuan dan pemahaman jurnalis. Tidak semua jurnalis mampu mendatangi seluruh narasumber dari tiga berita yang harus dibuatnya setiap hari. Biasanya jurnalis Metropolitan akan melakukan wawancara melalui telepon jika tidak memungkinkan untuk bertemu langsung dengan narasumber. Ini akan mengurangi akurasi berita karena wawancara yang baik adalah dilakukan dengan cara bertemu langsung dengan narasumber. Ketika tidak memahami sebuah isu juga para jurnalis Metropolitan cenderung tidak berani untuk bertanya saat wawancara dan memilih untuk memahami berita tersebut dari sumber lain yang justru bukan sumber utama dari berita tersebut. Seorang jurnalis seharusnya memiliki rasa rendah hati untuk jujur terhadap keterbatasan dan kemampuan pengetahuanya.

Prinsip keempat jurnalisme adalah jurnalis harus menjaga indepedensi terhadap sumber berita. Para jurnalis Metropolitan menjaga indepedensi berita dengan cara menghadirkan berita secara seimbang. Jurnalis Metropolitan berusaha untuk menyampaikan berita yang tidak hanya dari satu pihak. Namun, indepedensi bukanlah tentang netralitas, seorang jurnalis bisa saja tidak netral namun semua itu harus mencakup sumber yang kredibel, sesuai fakta, kejujuran, intelektual, kemampuan menyampaikan informasi, dan bukan kesetiaan pada kelompok tertentu. (Ishwara, 2011:23)

Prinsip kelima jurnalis harus menjadi pemantau kekuaasan. Tidak semua jurnalis Metropolitan bertugas menjadi pemantau kekuasaan karena perbedaan desk berita. Seorang jurnalis lifestyle Metropolitan jauh dari fungsi jurnalis sebagai pemantau kekuasaan namun jika ditelaah lebih dalam berita yang dihadirkan secara tidak langsung dapat mempengaruhi para pemangku kekuasaan untuk bertindak. Lain lagi dengan jurnalis desk politik pemerintahan yang sering menjadi watchdog para penguasa utamanya pemerintah. Sedangkan jurnalis around menitikberatkan perannya sebagai pelayan publik dengan menghadirkan berita yang terfokus terhadap masalah perkotaan di Jakarta .

(9)

Prinsip keenam adalah jurnalisme harus menyediakan forum kritik dan komentar publik. Rubrik Metropolitan tidak memiliki kolom opini publik karena koran Jawa Pos telah memiliki halaman opini tersendiri. Komentar publik yang dihadirkan oleh rubrik Metropolitan hanya sebagai narasumber yang mewakili pandangan public.

Prinsip ketujuh adalah jurnalis harus membuat hal penting menjadi menarik dan relevan. Berita yang penting belum tentu menarik pembacanya untuk mau membaca berita tersebut sedangkan berita yang tidak penting dapat menjadi menarik apabila jurnalis mampu mengolah berita tersebut menarik minat pembaca. Membuat berita yang tidak penting menjadi menarik untuk dibaca harus mampu dilakukan oleh seorang jurnalis karena belum tentu setiap hari ada berita penting. Untuk membuat beritanya menjadi menarik, redaksi Metropolitan tidak hanya mengandalkan isi berita tapi juga menambahkan unsur ilustrasi, foto maupun grafis. Selain menarik berita tersebut juga harus relevan karena meskipun menarik namun tidak relevan berarti berita tersebut gagal diolah oleh seorang jurnalis. Berita yang relevan adalah berita yang bisa diterima logika pembaca atau berdasarkan deskripsi yang jelas.

Prinsip kedelapan adalah jurnalis harus menyiarkan berita yang komperhensif dan proposional. Komperhensif dan proposional adalah kunci utama untuk mencapai akurasi. Komperhensif berarti luas dan menyeluruh dan proposional adalah berarti seimbang dan sebanding. Maka sebaiknya fakta yang disampaikan kepada pembaca berimbang dan detail. Jurnalis Metropolitan menyadari bahwa menulis berita secara detail adalah keharusan karena itulah yang membedakan tulisan media surat kabar dengan media online. Sebagai jurnalis yang bekerja di media surat kabar, tidaklah cukup hanya memenuhi 5w+1h karena jika hanya seperti itu berita koranya akan basi.

Prinsip kesembilan jurnalis diperbolehkan mengikuti nurani mereka. Tidak dapat dipungkiri bahwa persepsi pribadi pasti akan mempengaruhi jurnalis dalam menentukan isi berita. Mengikuti nurani bukan berarti jurnalis secara bebas menyampaikan pendapatnya. Biasanya dalam mewawancarai narasumber, jurnalis cenderung mengarahkan jawaban pada opini yang dimilikinya.

Koran Jawa Pos juga memiliki prinsip buatanya sendiri yang diberi nama Sembilan Rukun Iman Jawa Pos. Kesembilan rukun iman ini memiliki konteks yang sama dengan teori Bill Kovach dan Tom Rosesntiel walau tidak sama secara keseluruhan.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara penulis, prinsip jurnalisme yang digunakan oleh para jurnalis Metropolitan sangat mengacu pada sembilan rukun iman tersebut, yakni berita tersebut harus hangat. Hangat berarti berita tersebut tengah menjadi buah bibir dan sedang happening (digandrungi). Kedua walaupun sulit para jurnalis dituntut untuk mencari berita terbaru dan menjadikan berita tersebut pertama kali diangkat. Biasanya untuk mendatkan berita seperti ini jurnalis harus mencari isu sendiri. Ketiga, ekslusif adalah ketika jurnalis mampu menghadirkan berita yang tidak dapat dihadirkan oleh media lain. Ekskusif bisa datang dari narasumber yang diwawancarai secara pribadi. Keempat adalah magnitude. Berita yang bernilai adalah berita yang memiliki dampak luas.

Kelima adalah proximity adalah kedekatan. Prinsip ini juga sangat diperhitungkan oleh rubrik Metropolitan karena sudah jelas bahwa target pembacanya adalah masyarakat Jakarta. Keenam adalah tokoh, yang dimaksud dengan tokoh tidak hanya orang melainkan sebuah merek juga dapat menjadi objek tokoh. Ketujuh adalah misi, berita yang baik adalah berita yang memiliki misi. Misi tersebut banyak ragamnya, utamanya adalah pemberi informasi kepada masyarakat. Kedelapan adalah unik. Berita yang unik adalah berita yang pasti menarik perhatian pembaca. Unsur unik dapat diperoleh dari point kesembilan yakni angle lain. Point terkahir

(10)

menjadi penting bagi koran Jawa Pos karena koran terbit dipagi hari, dan media lain seperti televisi dan online dapat menayangkanya lebih dulu. Untuk itu menulis berita dengan angle lain harus diusahakan para jurnalis.

Dalam Rukun Iman Jawa Pos juga dipaparkan, Jawa Pos menganut American Style yang memiliki pendekatan luas. Contohnya, dalam membuat berita Jawa Pos mengutamakan berita bisnis yang titik beratnya adalah berita korporasi. Berita ini akan dibaca pengambil keputusan, dibaca pebisnisnya, dibaca konsumen fanatiknya, dibaca kompetitornya. Menghadapi gempuran berita online, konsep hangat dalam rukun iman Jawa Pos diperbarui.,Ukuran hangat bukan lagi berdasarkan timeline tapi magnitude berita.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan oleh penulis dapat disimpulkan pada point-point berikut:

1. Jurnalis memiliki peran penting dalam redaksional rubrik Metropolitan Jawa Pos. Jurnalis memiliki tanggung jawab peliputan berita di lapangan, kemudian mengolah dan menyajikan beirta tersebut secara menarik kepada pembaca.

2. Dalam menjalankan perannya, hasil pekerjaan jurnalis bergantung pada proses interaksinya dengan narasumber dan tim redaksionalnya. Narasumber merupakan target jurnalis dalam memperkaya nilai berita yang diperlukan dalam setiap berita. Sedangkan setiap pihak dalam tim redaksional memiliki keterkaitan satu sama lain dimana unsur komunikasi yang baik dapat mendukung kelancaran proses produksi rubrik Metropolitan Jawa Pos.

3. Sistem redaksional Metropoltan bersifat terbuka, dimana jurnalis memiliki hak dalam menentukan isi berita dan menyuarakan indepedensinya dengan menjalankan kewajibanya untuk mengikuti seluruh proses produksi berita hingga akhir. Dalam menentukan isi berita, jurnalis memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan berita sesuai dengan prinsip jurnalisme. Jurnalis Rubrik Metropolitan Jawa Pos telah paham sebagian besar prinsip jurnalisme yang ada dan diterapkan ketika para jurnalis menjalankan tugas-tugasnya.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan diatas, maka peneliti juga memberikan beberapa saran yang diharapkan berguna bagi jurnalis rubrik Metropolitan, penelitian selanjutnya dan kepada masyarakat luas.

1. Dalam menjalankan tugasnya, seorang jurnalis harus memiliki disiplin kerja yang tinggi akan waktu, wawasan yang luas dan selalu mengembangkan wawasan tersebut.

2. Sebagai seorang jurnalis harus membekali dirinya akan pemahaman konsep dan nilai berita serta menyesuaikan diri pada tiap prinsip jurnalisme guna mengedepankan orientasinya terhadap pembaca.

3. Dalam menentukan isi berita, membangun kerjasama dan komunikasi dengan setiap tim redaksi harus selalu diterapkan sesuai dengan hak dan kewajibanya guna memperlancar proses produksi dan memperoleh hasil berita yang memuaskan secara keseluruhan.

(11)

4. Untuk penelitian selanjutnya, skripsi ini dapat dikembangkan dengan menganalisis isi konten berita yang disajikan jurnalis guna menambah hasil penelitian yang lebih komperhensif.

REFERENSI

Ardianto, Elvinaro. & Bambang Q-Anees (2014). Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung : PT Simbiosa Rekatama Media.

Bungin, Burhan, (2006). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Teknologi di Masyarakat. Jakarta: Kencana.

Cangara, Hafied H, (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

Effendy, Onong.Uchjana. (2013). Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Emzir. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Ishak, Saidulkarnain. (2014). Jurnalisme Modern. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Ishwara, Luwi. (2011). Jurnalisme Dasar. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Kusumaningrat, H., & Kusumaningrat, P. (2012). Jurnalistik, Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Moeleong, L.J. (2014). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT Rosda. Morissan, Andy Corry, Farid Hamid, (2010). Teori Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia

Indonesia.

Nurudin, (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Sarwono, S.W. (2011). Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.

Sumadiria Haris, (2006). Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feauture. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Yusuf, Muri. (2014). Metode Penelitian. Jakarta: Kencana.

Yin, Robert K. 2009. Case Study Research: Design and Methods. California: Sage Publication.

(12)

RIWAYAT PENULIS

Arlin Rahmadini Giantri Putri lahir di Jakarta pada 8 April 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Ilmu Komunikasi Pemasaran peminatan Digital Journalism pada tahun 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Fermentasi dilakukan untuk menurunkan kadar serat kasar dan meningkatkan protein kasar.Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi terbaik antara jenis

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada siswa madrasah Aliyah negeri 2 pontianak mengenai pengembangan bakat khusus terungkap bahwa siswa sudah

signifikan modal kerja, kebijakan dividen dan ratio hutang secara simultan terhadap profitabilitas. Pengujian secara simultan sub struktur-2, diperoleh nilai probability<

Kandungan residu pestisida pada sayuran daun lebih banyak dibanding sayuran buah karena ketiga jenis sayuran daun tersebut mempunyai OPT yang lebih beragam dibanding OPT pada

Dalam penelitian pengembangan Aplikasi Mobile untuk deteksi warna tanah data yang digunakan adalah citra yang diambil dari buku Munsel Soil Color Chart sebagai

Pengujian sistem informasi manajemen hubungan pelanggan pada Sako Holidays palembang menggunakan testing Login digunakan menguji fungsi dan kinerja setiap menu dari

Hasil kegiatan yang diikuti oleh peserta para kader Posyandu yang ada di Desa Barengkok, yaitu sepuluh orang dari perwakilan 6 kelompok Kader Posyandu (Perkutut

Gaya bahasa berdasarkan nada tergantung pada sugesti yang dipancarkan dari rangkaian kata-kata yang terdapat dalam sebuah wacana. Sering kali sugesti ini akan lebih nyata kalau