• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 DAFTAR TABEL... 5 DAFTAR GAMBAR... 6 DAFTAR SINGKATAN... 7 BAB I PENDAHULUAN BAB II KEGIATAN INTERNAL...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 DAFTAR TABEL... 5 DAFTAR GAMBAR... 6 DAFTAR SINGKATAN... 7 BAB I PENDAHULUAN BAB II KEGIATAN INTERNAL..."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... 2

DAFTAR TABEL ... 5

DAFTAR GAMBAR ... 6

DAFTAR SINGKATAN ... 7

BAB I PENDAHULUAN ... 10

BAB II KEGIATAN INTERNAL ... 11

2.1 Kegiatan Utama Subdit Tata Ruang ... 11

2.1.1 Koordinasi Perencanaan 2015 ... 11

2.1.2 Kajian 2016 ... 11

2.1.3 Penyusunan Profil Tata Ruang Daerah ... 12

2.1.4 Anugerah Pangripta Nusantara 2015 ... 12

2.1.5 Selaku Anggota Pokja I, II, III, dan IV BKPRN ... 12

2.2 Kegiatan Utama Subdit Pertanahan ... 13

2.2.1 Sosialisasi RPJMN 2015 - 2019 Bidang Pertanahan ... 13

2.3 Kegiatan Utama Subdit Informasi dan Sosialisasi ... 14

2.3.1 Kajian Dukungan SCDRR 2015 ... 14

2.3.2 Pengelolaan Media Informasi dan Sosialisasi TRP ... 14

2.3.3 e-Performance (Kinerja) Direktorat dan Kedeputian Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah ... 15

2.3.4 Buletin TRP Edisi I dan II Tahun 2015 ... 15

2.3.5 Penyusunan LKj Kedeputian Regional dan Otda ... 15

2.4 Kegiatan Utama Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional ... 15

2.4.1 Evaluasi Rencana Kerja 2014 dan Penyusunan Rencana Kegiatan 2015 Dit. TRP ... 15

2.4.2 Penyusunan Laporan Kegiatan BKPRN Tahun 2009-2014 ... 15

2.4.3 Pengembangan Sistem Informasi Terpadu ... 15

2.5 Kegiatan Utama Sekretariat Reforma Agraia Nasional (RAN) ... 16

2.5.1 Penyusunan Laporan Akhir Kegiatan Koordinasi Strategis Reforma Agraria .... 16

2.5.2 Workshop Kegiatan Koordinasi Strategis Reforma Agraria TA. 2014 ... 16

2.5.3 Penyusunan Rencana Kerja ... 16

2.6 Review Anggaran Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan ... 16

(3)

3

BAB III KEGIATAN EKSTERNAL... 18

3.1 Sosialisasi RPJMN 2015-2019 Bidang Tata Ruang dalam International Conference Planning in the Era of Uncertainty (ICPEU) Tahun 2015 ... 18

3.2 Diskusi Terfokus Kawasan Lindung dan Kawasan Hutan, Kawasan Rawan Bencana, serta Perubahan Iklim dalam Peninjauan Kembali RTRWN ... 18

3.3 Sosialisasi Nasional Pra-Sertipikasi Tanah Pembudidaya Ikan TA 2015 ... 19

3.4 Diskusi Pengembangan Keuangan Mikro pada Pelaksanaan Reforma Agraria ... 20

3.5 Pengarusutamaan Tata Kelola Pemerintahan dan Kerangka Kelembagaan dalam RKP 2016 ... 20

3.6 Persiapan Rangkaian Musrenbangnas RKP 2016 ... 21

3.7 Persiapan Workshop Nasional Membangun Poros Maritim Dunia dalam Perspektif Tata Ruang Laut Nasional ... 21

3.8 Rapat Pembahasan Kajian Integrasi Rencana Tata Ruang dan Rencana Pembangunan ... 21

3.9 Paparan Hasil Kajian Harmonisasi Dokumen Perencanaan Pusat dan Daerah (Panduan Sinkronisasi RPJMD dengan RPJMN) ... 22

3.10 Pertemuan Verifikasi Rencana Aksi Open Goverment 2014 ... 22

3.11 Pemantauan Pelaksanaan Agenda Kerja BKPRN 2014 - 2015 dan Positioning BKPRN paska terbentuknya Kementerian Agraria dan Tata Ruang. ... 23

3.12 Pembahasan Penyusunan RDTR di 14 Kawasan Industri Prioritas ... 23

3.13 Finalisasi PPG Rimba ... 24

3.14 Rapat Persiapan Pameran Pembangunan Nasional Tahun 2015 ... 25

3.15 Rencana Redesign Jaringan Gedung Madiun ... 25

3.16 Sosialisasi RPJMN 2015-2019 Bidang Tata Ruang dan Pertanahan ... 25

3.17 Rapat Pembahasan Pelaksanaan Kegiatan Rakernas BKPRN Tahun 2015 ... 26

3.18 Diskusi Penyel;arasan Substansi Kajian Integrasi Rencana Tata Ruang dan Rencana Pembangunan ... 26

3.19 Diskusi Green Growth Roadmap ... 27

3.20 Diskusi Konsep Aerotropolis ... 27

3.21 Pertemuan dengan KPK terkait Alih Fungsi Lahan Pertanian ... 28

3.22 Penyiapan Konsep Kota Baru – Berbagi Pengalaman Pembangunan Kota Baru dari Copenhagen, Denmark ... 28

3.23 Rapat Koordinasi Eselon II BKPRN – Review UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ... 29

3.24 Lokakarya Kajian Risiko Tsunami dan Kebijakan Risiko Tsunami Daerah ... 29

3.25 Pembahasan Kebutuhan Data IGT Pedesaan ... 30

3.26 Diskusi Pembahasan Kajian Integrasi Rencana Tata Ruang dan Rencana Pembangunan ... 30

(4)

4 3.27 Sosialisasi Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil

Negara (LHKASN) ... 30

3.28 Kelembagaan Think Tank ... 31

3.29 Exit Meeting Konsolidasi Program/Kegiatan Prioritas Nasional Dalam RPJMN 2015-2019 Dengan Nawacita – Quick Wins ... 31

3.30 Diskusi Awal Penyelarasan Substansi Kajian Integrasi Rencaan Tata Ruang dan Rencana Pemabnguann di Provinsi Sumatera Barat ... 31

3.31 Rapat Pembahasan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Dekonsentrasi Kementerian PPN/Bappenas dan Administrasi Pelaksanaan Kegiatan ... 32

3.32 Sosialisasi Penguatan Integritas Program Anti Korupsi ... 32

3.33 Public Lecture “The Age of Sustainable Development in Indonesia” ... 33

BAB IV RENCANA KEGIATAN ... 34

(5)

5

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Statistik Situs TRP (trp.or.id) ... 14

Tabel 2. Statistik Pengunjung Portal (tataruangpertanahan.com) ... 14

Tabel 3. Rencana Kegiatan Subdit Tata Ruang... 34

Tabel 4. Rencana Kegiatan Subdit Pertanahan ... 35

Tabel 5. Rencana Kegiatan Subdit Informasi dan Sosialisasi ... 35

Tabel 6. Rencana Kegiatan Sekretariat BKPRN ... 36

(6)

6

DAFTAR GAMBAR

(7)

7

DAFTAR SINGKATAN

BAPPENAS : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BIG : Badan Informasi Geospasial

BKPRD : Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah BKPRN : Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional BPN : BadanPertanahanNasional

DIRJEN : Direktorat Jenderal FGD : Focus Group Discussion INFOSOS : Informasi dan Sosialisasi K/L : Kementerian/Lembaga KEMHUT : Kementerian Kehutanan

KKP : Kementerian Kelautan dan Perikanan KLH : Kementerian Lingkungan Hidup KLHS : Kajian Lingkungan Hidup Strategis KSN : Kawasan Strategis Nasional

LP2B : Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan LH : Lingkungan Hidup

PERPRES : PeraturanPresiden POKJA : Kelompok Kerja PP : Peraturan Pemerintah

PU : Pekerjaan Umum

PUSDATIN : Pusat Data dan Informasi RAN : Reforma Agraria Nasional RDTR : Rencana Detail Tata Ruang

RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RTR : Rencana Tata Ruang

RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah

RTRWN : Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional RTRWP : Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

RZWP3K : Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil SCDRR : Safer Community through Disaster Risk Reduction SDA : Sumber Daya Alam

SDM : Sumber Daya Manusia SK : Surat Keputusan

TRP : Tata Ruang dan Pertanahan ADB : Asian Development Bank AKG : Angka Kecukupan Gizi

ALKI : Alur Laut Kepulauan Indonesia

AMDAL : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan APIP : Aparatur Pengawa Internal Pemerintah ARG : Anggaran Responsif Gender

BANGDA : Pembangunan Daerah

BAPPEDA : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPENAS : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BIG : Badan Informasi Geospasial

(8)

8 BIROREN : Biro Perencanaan

BKPRD : Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah BKPRN : Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional BLU : Badan Layanan Umum

BNPB : Badan Nasional Penanggulangan Bencana BP : Badan Pengembangan

BPBD : Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPHN : Badan Pembinaan Hukum Nasional BPN : Badan Pertanahan Nasional

BPS : Badan Pusat Statistik BTOR : Back to Office Report BUMN : Badan Usaha Milik Negara BUTARU : Buletin Tata Ruang CBA : Cost Benefit Analysis DAS : Daerah Aliran Sungai DIRJEN : Direktur Jenderal DISTANBEN : Dinas Tanggap Bencana DIT : Direktorat

DITJEN : Direktorat Jenderal

DJBM : Direktorat Jenderal Bina Marga DJCK : Direktorat Jenderal Cipta Karya DJPR : Direktorat Jenderal Penataan Ruang

DPCLS : Dampak Penting dan Cakupan Luas serta Bernilai Strategis DPR : Dewan Perwakilan Rakyat

DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah EAT : Evaluasi Akhir Tahun

EKPS : Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral FIR : Flight Information Region

FGD : Focus Group Discussion

FPRLH : Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup GGGI : Global Green Growth Institute

GUP : Ganti Uang Persediaan

ICLEI : International Council for Local Environmental Initiatives IKK : Indikator Kinerja Kegiatan

IKU : Indikator Kinerja Utama IO : Input Output

INPRES : Instruksi Presiden INFOSOS : Informasi dan Sosialisasi IRIO : Inter Regional Input Output IRTAMA : Inspektur Utama

JICA : Japan International Cooperation Agency K/L : Kementerian/Lembaga

KAK : Kerangka Acuan Kerja KANTAH : Kantor Pertanahan KANWIL : Kantor Wilayah

KAPET : Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu KDB : Koefisien Dasar Bangunan

(9)

9 KDH : Koefisien Dasar Hijau

KEK : Kawasan Ekonomi Khusus KEMHUT : Kementerian Kehutanan KEMDAGRI : Kementerian Dalam Negeri KEMENHUB : Kementerian Perhubungan KEMENKO : Kementerian Koordinator KEMEN PU : Kementerian Pekerjaan Umum KEP : Kawasan Ekonomi Potensial KH : Kesatuan Hidrologi

KKDT : Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal KKP : Kementerian Kelautan dan Perikanan KLB : Koefisien Lantai Bangunan

KLH : Kementerian Lingkungan Hidup KLHS : Kajian Lingkungan Hidup Strategis KORPRI : KORPS Pegawai Republik Indonesia

KPBPB : Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas KPH : Kesatuan Pengelolaan Hutan

KPJM : Kinerja Pengeluaran Jangka Menengah

KP3EI : Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia KSN : Kawasan Strategis Nasional

KSPPN : Kebijakan dan Strategi Pembangunan Perkotaan Nasional KSST : Kerjasama Selatan Selatan dan Triangular

KTB : Koefisien Tinggi Bangunan KWH : Koefisien Wilayah Hijau KWT : Koefisien Wilayah Terbangun KZB : Koefisien Zona Terbangun KZH : Koefisien Zona Hijau

LFA : Logical Framework Analysis

LAKIP : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAMPID : Lampiran Pidato Presiden

LAPAN : Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional LIPI : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

LP2B : Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan LH : Lingkungan Hidup

(10)

10

BAB I

PENDAHULUAN

Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan memiliki 2 (dua) jenis kegiatan, yang dibagi menjadi: 1) kegiatan internal; dan 2) kegiatan eksternal. Kegiatan internal adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan sesuai dengan rencana kegiatan direktorat yang telah disusun pada awal tahun 2015. Khusus untuk kegiatan internal, kegiatan ini dijelaskan ke dalam bentuk kegiatan utama dan sub - kegiatan. Sedangkan kegiatan eksternal adalah kegiatan yang mengundang Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak luar. Umumnya, kegiatan ini bersifat koordinasi lintas sektor. Pada laporan ini dijelaskan secara rinci pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan selama Bulan Maret 2015 oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan. Laporan ini merupakan tanggung jawab pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dalam mengelola perencanaan pembangunan bidang Tata Ruang dan Pertanahan, yang dijabarkan ke dalam kegiatan Sub Direktorat Tata Ruang, Sub Direktorat Pertanahan, Sub Direktorat Informasi dan Sosialisasi, Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN), dan sekretariat Reforma Agraria Nasional (RAN).

(11)

11

BAB II

KEGIATAN INTERNAL

Untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat pencapaian kinerja atas kegiatan - kegiatan yang telah dilaksanakan, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan secara rutin melaksanakan evaluasi kinerja seluruh bagian melalui mekanisme rapat rutin internal yang diselenggarakan setiap minggu dan setiap bulan.

Evaluasi kinerja dilakukan dengan maksud untuk dapat mengetahui dengan pasti apakah pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana kerja dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan pelaksanaan rencana pembangunan dimasa mendatang. Fokus utama evaluasi diarahkan kepada keluaran (output) dari pelaksanaan rencana kerja. Berikut rangkuman laporan pelaksanaan kegiatan internal baik kegiatan utama maupun kegiatan pendukung.

2.1 Kegiatan Utama Subdit Tata Ruang 2.1.1 Koordinasi Perencanaan 2015

Pada bulan Februari 2015, telah dilakukan 2 (dua) kegiatan, antara lain: (1) Pertemuan dengan ex-Direktorat Bidang Program dan Kemitraan DJPR (terkait perencanaan dan program termasuk dekon). Untuk selanjutnya akan dilaksanakan pertemuan dengan Direktorat Bina Program dan Kemitraan DJPR setelah struktur Kementerian ATR selesai, hingga minimal telah terbentuknya struktur Eselon II; (2) Koordinasi Prioritas Nasional Pembangunan Perkotaan. Direktorat Tata Ruang telah hadir dan memberikan masukan dalam rapat. Hasil evaluasi dari rapat koordinasi ini adalah Jumlah KSN yang sudah disetujui oleh Kementerian ATR (DJPR-PU) untuk diakomodasi dalam Revisi RTRWN sebanyak dua KSN, bukan lima seperti yang tercantum di dalam presentasi. Tiga lokasi yang lain adalah kota metropolitan, Penyediaan peta rencana rinci oleh Kementerian Dalam Negeri perlu diklarifikasi rencana lokasi dan kualitas peta yang akan disusun. Kualitas perlu diverifikasi oleh BIG dan lokasi perlu dikoordinasikan dengan BIG dan Kementerian ATR. Selanjutnya akan diadakan koordinasi lanjutan pada tanggal 2 Maret 2015 setelah seluruh matriks RKA/KL dianalisis oleh Direktorat Perkotdes; (3) Pembahasan penyediaan peta skala besar untuk penyusunan RDTR. Hingga Maret 2015 telah tersusunnya kesepakatan pembagian tugas, namun masih perlunya pemantauan labih lanjut kepada masing-masing K/L sesuai dengan pembagian tugas. Selanjutnya akan dilakukan pertemuan koordinasi pada tanggal 8 - 10 April 2015.

2.1.2 Kajian 2016

Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam Kajian 2016, yaitu: (1) Penyelarasan Rencana Pembangunan Nasional dan Daerah Bidang Tata Ruang. Hingga bulan Februari 2015, target tersusunnya TOR kegiatan masih belum selesai karena belum adanya penjelasan dari Dit. PW selaku koordinator kegiatan. Untuk menindaklanjuti akan dilaksanakan kembali setelah ada arahan dari Direktorat Pengembangan Wilayah; (2) Sinkronisasi Rencana Tata Ruang dan Rencana Pembangunan. Dalam kegiatan tersebut, ditargetkan dapat memilih Tenaga Ahli untuk kajian 2015 dan dapat melakukan rapat koordinasi dengan Bangda Kemendagri. Adapun kendala

(12)

12 dalam kegiatan ini adalah belum terpilihnya tenaga ahli yang akan melakukan koordinasi dengan Bangda Kemendagri.

2.1.3 Penyusunan Profil Tata Ruang Daerah

Telah dilakukan pengiriman kuesioner ke daerah, sampai bulan Maret 2015 telah ada beberapa draft profil provinsi yang tersusun, diantaranya: Kalimantan Barat, Jawa Timur, Jambi, Gorontalo, dan Jawa Tengah. Data dari daerah belum sepenuhnya terkumpul, maka perlu dilakukan penugasan khusus untuk penyusunan buku profil tata ruang daerah.

2.1.4 Anugerah Pangripta Nusantara 2015

Dalam kegiatan Anugerah Pangripta Nusantara 2015 selama bulan Maret 2015, akan dilakukan beberapa Sub-Kegiatan, yaitu: (1) Pertemuan Persiapan Penilaian Tahap I Provinsi. Dalam kegiatan ini perlu dilakukan koordinasi tim penilai teknis pusat sebelum melakukan penilaian Tahap I. Untuk Penilaian Tahap I telah dilakukan pada tanggal 2 - 5 Maret 2015; (2) Verifikasi Hasil Penialain Tahap I APN 2015 untuk provinsi. Pada 12 Maret 2015 akan dilakukan penetapan Penilaian Tahap I dan Persiapan Penilaian Tahap II APN Tahun 2015 (Penentuan Nominasi untuk Provinsi). Adapun kendala dalam kegiatan ini adalah adanya perbedaan nilai yang diberikan dari masing-masing TPT; (3) Sosialisasi Penilaian APN Provinsi Banten. Provinsi Banten akan mengadakan Anugerah Pangripta Provinsi Banten, untuk merealisasikannya, Bappenas diharapkan menyiapkan dana untuk pelatihan di daerah agar perlatihan tersebut tidak selalu terkonsentrasi di pusat. Untuk hasil penilaian TPT, TPU dan TPI akan disampaikan kepada Pemprov.

2.1.5 Selaku Anggota Pokja I, II, III, dan IV BKPRN

Selaku anggota Pokja I BKPRN, Subdit Tata Ruang telah menyusun bahan rapat, hadir dan

memberikan masukan dalam beberapa diskusi yang diselenggarakan, diantaranya: Diskusi Terfokus Kawasan Lindung dan Kawasan Hutan, Kawasan Rawan Bencana, serta Perubahan Iklim dalam Peninjauan Kembali RTRWN. Hasil masukan yang ada akan dikaji ulang oleh tim teknis RTRWN dan jika dibutuhkan akan melakukan kegiatan diskusi bilateral dengan K/L terkait, khususnya kesepakatam hal-hal yang perlu direvisi dalam RTRWN.

Selaku anggota Pokja II BKPRN, Subdit Tata Ruang telah hadir dan memeberikan masukan

dalam Pembahasan Penyusunan RDTR 14 Kawasan Industri Prioritas (Daerah Quick Win). Adapun kendala dalam kegiatan ini adalnya perlunya Kementerian ATR mengidentifikasi sebaran lokasi kawasan industri prioritas tersebut didalam jenjang Rencana Tata Ruang, dan Pperlunya koordinasi antara Kementerian Perindustrian dengan BIG terkait penyediaan peta skala besar. Hal yang perlu dilakukan oleh Direktorat TRP sebagai bentuk tindaklanjut kegiatan ini adalah memberikan dukungan fasilitasi dalam penyusunan RDTR Kawasan Industri Prioritas.

Selaku anggota Pokja III BKPRN, Subdit Tata Ruang telah melakukan Koordinasi Hasil Kajian

SCDRR dengan Binda II DJPR Kemen-PU dan menghasikan alternatif kajian lanjutan. SOTK Kementerian ATR/BPN yang masih belum selesai mengakibatkan semua kegiatan tidak dapat berjalan. Pihak DJPR Kemen ATR berharap UNDP dapat ikut terlibat didalam kegiatan (fasilitator) untuk menggabungkan ketiga dokumen pedoman tersebut dengan matek revisi pedoman penyusunan RTR berdasarkan perspektif pengurangan resiko bencana menjadi satu pedoman

(13)

13 yaitu: Pedoman penataan ruang di kawasan rawan bencana. Mengingat keterbatasan dana dan waktu yang dimiliki, maka pihak UNDP akan melakukan koordinasi dengan Direktur TRP.

Selaku anggota Poka IV BKPRN, Subdit Tata Ruang telah menyusun bahan paparan Menteri

hadir dalam Sidang BKPRN: Pembahasan One Map Policy dan Review Rencana Tata Ruang Wilayah Jabodetabek-Punjur. Dalam sidang ini membahas peta dasar yang disepakati untuk menjadi acuan adalah peta skala 1:50.000, Namun prioritas pemetaan skala besar di Kalimantan dengan potensi yang sangat besar mengalami tumpang tindih penggunaan lahan oleh berbagai sektor. Selanjutnya BIG akan dikoordinasikan oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas. Akan dilaksanakan Ratas dengan Presiden untuk pemindahan koordinasi. Bahan disusun oleh BIG dan Deputi Menko Ekonomi.

2.2 Kegiatan Utama Subdit Pertanahan

2.2.1 Sosialisasi RPJMN 2015 - 2019 Bidang Pertanahan

Pada Bulan Februari 2015, Subdit Pertanahan telah mengikuti pengarahan terkait strategi komunikasi dalam upaya sosialisasi RPJMN Bidang Pertanahan 2015 - 2019 dan diskusi internal terkait metode presentasi RPJMN 2015 - 2019. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tujuan dapat diketahuinya teknik sosiaslisasi dan presentasi yang baik dan dapat dimengerti serta diterima berbagai pihak, serta didapatnya masukan terkait teknik presentasi dalam rangka sosialisasi RPJMN 2015 - 2019.

2.2.2 Pembentukan Sekretariat Reforma Agraria BPN

Dalam proses pembentukan Sekretariat RAN, ditargetkan dapat disepakatinya pembentukan sekretariat RAN di BPN untk melaksanakan kegiatan teknis mendukung RPJMN 2015 - 2019. Sampai Bulan Februari, telah disepakatinya pembagian kerja antara Sekretariat RAN BPN dan Bappenas, telah disepakatinya lingkup kerja Sek. RAN BPN, dan telah dilakukan koordinasi terkait penyusunan TOR, RAB serta SK dan TOR Individual RAN BPN. Selanjutnya perlu ditindaklanjuti dalam penyesuaian Rencana Kerja Sekr. RAN BPN dengan Sekr. RAN Bappenas TA. 2015

2.2.3 Koordinasi Nomenklatur Kementerian Agraria dan Tata Ruang dalam Rangka APBN-P

Penyepakatan nomenklatur kegiatan ini masih perlu menyesuaikan dengan struktur baru Kementerian ATR. Dalam rangka penyepakatan nomenklatur, telah dilakukan rapat koordinasi sebanyak 4 (empat) kali bersama dengan ATR dan Keuangan. Dalam rapat koordinasi yang telah diselanggarakan, BPN tidak mengikuti saran yang diusulkan Bappenas dan Keuangan untuk menggunakan struktur Eselon II Bayangan (Satker Bayangan) dalam penetapan program, sehingga koordinasi berjalan alot. Selanjutnya akan dilaksanakan revisi penyesuaian struktur dengan indikator kegiatan melalui trilateral meeting antara keuangan, Bappenas, dan ATR setelah struktur es. II ATR disetujui oleh Menpan.

2.2.4 Koordinasi Pelaksanaan Kajian Bank Tanah

Dalam kegiatan ini telah dilakukan koordinasi dengan direktorat KPS terkait hibah ADB, namun terdapat kamungkinan hibah tersebut dialihkan, bukan untuk studi bank tanah. Perlu dilakukan koordinasi lanjutan bersama dengan Dit. PKPS dan Dit. Perkim terkait pelaksanaan hibah.

(14)

14 2.3 Kegiatan Utama Subdit Informasi dan Sosialisasi

2.3.1 Kajian Dukungan SCDRR 2015

Telah dilakukan Rapat Koordinasi Dit. TRP, Tim SCDRR, dan Kementerian ATR untuk memberikan kejelasan proyek SCDRR dan untuk penetapan fokus materi kajian yang mendapat dukungan dana dari SCDRR. Dalam kegiatan ini, Dit. TRP memberikan usulan sebegai berikut: (a) pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan rawan bencana, dengan mengambil satu studi kasus di kawasan dengan risiko bencana tinggi; (b) Melakukan pilot project untuk implementasi matek UNDP-Bappenas di RTR KSN; (c) Melakukan GAP analisis antara matek UNDP-Bappenas dengan matek DJPR PU; (d) Melakukan pilot project implementasi matek UNDP-Bappenas dan matek DJPR PU. Namun sampai saat ini belum adanya kepastian dari pihak SCDRR. Selanjutnya UNDP akan melakukan pembahasan internal untuk menilai usulan – usulan yang disampaikan oleh Direktorat TRP.

2.3.2 Pengelolaan Media Informasi dan Sosialisasi TRP

Dit TRP memiliki 4 media informasi dan sosialisasi elektronik, yaitu : 1) Portal TRP (tataruangpertanahan.com); 2) Situs internet TRP (trp.or.id). Berita dalam situs TRP diperbaharui setiap hari; 3) Milis TRP, dan 4) FB TRP. Kegiatan rutin dalam pengelolaan media ini adalah penambahan konten, perbaikan sistem, penambahan menu, dan evaluasi. Berikut data statistik perkembangan jumlah kunjungan Situs TRP:

Tabel 1. Statistik Situs TRP (trp.or.id) Month visitors Unique Number of visits Pages

Jan-15 282 354 511

Feb-15 234 293 525

Mar-15 844

Tabel 2. Statistik Pengunjung Portal (tataruangpertanahan.com)

Month visitors Unique Number of visits Pages

Jan-15 1.848 2.195 6.332

Feb-15 1.742 2.110 6.220

Mar-15 2.864

Berdasarkan data statistik diatas, sepanjang Bulan Januari - Maret 2015, jumlah pengunjung Situs TRP mengalami kenaikan drastis dari 293 menjadi 844 pengunjung, seperti dapat dilihat pada tabel 1. Begitu juga untuk jumlah pengunjung Portal Tata Ruang dan Pertanahan yang mengalami kenaikan dari 2.110 pengunjung, menjadi 2.864 pengunjung, seperti dapat dilihat pada Tabel 2. Kliping berita di portal, situs, dan milis di update setiap hari dan telah dihubungkan dengan materi/bahan yang ada.

(15)

15 2.3.3 e-Performance (Kinerja) Direktorat dan Kedeputian Bidang Pengembangan

Regional dan Otonomi Daerah

Hingga Bulan Desember 2014, Subdit Infosos telah menyusun dan melaksanakan instrumen evaluasi implementasi e-BKPRN oleh sekretariat BKPRN, Bappenas, Kemenko, Kemen PU, dan Kemdagri. Instrumen evaluasi e-BKPRN disusun oleh Sekretariat BKPRN. Untuk pelaporan hasil realisasi kinerja Kedeputian Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah Triwulan III, telah dilaksanakan 1 (satu) kali rapat koordinasi, tapi hingga saat ini belum seluruh direktorat melengkapi datanya sehingga kinerja Kedeputian Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah belum dapat diukur dan dilaporkan. Menindaklanjuti hal tersebut, Subdit Infosos akan menyelenggarakan pertemuan bersama direktorat di lingkungan Kedeputian Bidang Regional dan Otda untuk mendorong agar realisasi kinerja Triwulanan III dan IV segara dilaporkan, sekaligus mengoordinasikan penyusunan Laporan Kinerja 2014.

2.3.4 Buletin TRP Edisi I dan II Tahun 2015

Bahan yang telah terkumpul, pada bulan Maret 2015 telah disepakatinya tema dan rubrikasi buletin edisi I dan II tahun 2015, telah tersusun dan terkirimnya seluruh surat dan kisi - kisi kepada narasumber, dan artikel telah memasuki tahap editing serta finalisasi. Tema yang disepakati untuk Buletin TRP Edisi I Tahun 2015 “Peran Tata Ruang dan Pertanahan dalam Pembangunan Kawasan Perbatasan sebagai Prioritas RPJMN 2015 – 2019”. Dan untuk tema Buletin TRP Edisi II Tahun 2015 “Integrasi TRP dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang”. 2.3.5 Penyusunan LKj Kedeputian Regional dan Otda

Setiap Direktorat di Kedeputian Regional dan Otda harus menyusun LKj UKE I dan UKE II versi 21 Januari 2015 kepada Biro Ortala dan Inspektorat. Direktorat TRP telah menyampaikan perbaikan narasi dan masukan dari Kedeputian Regional untuk LKj Kedeputian, Direktorat maupun kementerian yang disesuaikan juga dengan evaluasi IBKK dan telah ditandatanganinya Penetapan Kinerja Baru UKE I dan UKE II Tahun 2015.

2.4 Kegiatan Utama Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional

2.4.1 Evaluasi Rencana Kerja 2014 dan Penyusunan Rencana Kegiatan 2015 Dit. TRP Dalam proses finalisasi Laporan Evaluasi BKPRN 2014 dan Rencana Kerja 2015, telah tersusun draft final Laporan Evaluasi 2014 dan telah tersusunnya draft final laporan Rencana Kerja 2015. Selanjutnya akan dilakukan pencetakan Laporan Evaluasi Kegiatan Tahunan dan Rencana Kerja pada minggu pertama Bulan Maret.

2.4.2 Penyusunan Laporan Kegiatan BKPRN Tahun 2009-2014

Dalam proses pencetakan dan penyampaian draft laporan kepada Menteri PPN/Bappenas (melaui surat Deputi tanggal 16 Februari 2015) masih terkendala karena penyampaian draf laporan tersebut masih ada di Sesmen. BKPRN akan melakukan pemantauan pengiriman laporan hingga ke Manteri PPN.

2.4.3 Pengembangan Sistem Informasi Terpadu

Pengembangan media komunikasi bidang penataan ruang sampai saat ini masih tertunda karena kurang aktifnya focal point dalam penggunaan sistem e-BKPRN (kecuali Pokja 2). Dalam

(16)

16 pengambangan media publikasi bidang penataan ruang telah dilakukan pemutakhiran data dan informasi terkait kegiatan BKPRN secara periodik. Penyebaran leaflet BKPRN dan CD Regulasi Bidang Penataan Ruang juga telah tersosialisasikan.

2.5 Kegiatan Utama Sekretariat Reforma Agraia Nasional (RAN)

2.5.1 Penyusunan Laporan Akhir Kegiatan Koordinasi Strategis Reforma Agraria

Penyusunan laporan akhir kegiatan koordinasi strategis reforma agraria telah diakomodasi masukan dan revisi pada Bulan Februari 2015, selanjutnya akan dilakukan penyebaran laporan akhir kepada Eselon I dan Eselon II pada Minggu ke II Bulan Maret 2015. Dalam kegiatan penyebaran laporan akhir belum dapat terlaksana karena masih menunggu pelaksanaan Rapim terbatas yang akan diselenggarakan oleh Menteri. Untuk penjadwalan Rapim terbatas akan diagendakan kemudian.

2.5.2 Workshop Kegiatan Koordinasi Strategis Reforma Agraria TA. 2014

Hingga Bulan Februari 2015 telah terlaksananya workshop kegiatan RAN TA. 2014 dan teridentifikasinya masukan dan saran dalam pelaksanaan koordinasi. Selanjutnya akan dilakukan pengiriman notulensi dana bahan rapat.

2.5.3 Penyusunan Rencana Kerja

Hingga Bulan Februari 2015, draf rencana kerja RAN 2015 telah tersusun dan telah ditindaklanjuti dalam rapat internal yang diselenggarakan dalam rangka perbaikan draf rencana kerja RAN 2015. Pada bulan Maret 2015, Sekretariat RAN telah melakukan finalisasi rencana kerja pada Minggu ke-III Maret 2015. Pada Minggu ke-IV Maret telah disepakatinya draf rencana kerja tim koordinasi strategis reforma agraria nasional 2015 dan selanjutnya akan dilakukan kick off meeting koordinasi strategis Reforma Agraria Nasional TA 2015 pada tanggal 8 April 2015. 2.6 Review Anggaran Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan

2.6.1 Bulan Maret 2015

Pada Bulan Maret 2015, beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan antara lain adalah: (a) Penyusunan RKP 2016 Bidang Tata Ruang dan Pertanahan, (b) Diskusi Awal Kegiatan Kajian - Penyelarasan Substansi Kajian Integrasi Rencana Tata Ruang dan Rencana Pembangunan di Provinsi Sumatera Barat, Jawa Timur, dan Gorontalo, (c) Penyusunan Buku Saku RPJMN 2015 - 2019 Bidang Tata Ruang dan Pertanahan dan (d) Kegiatan rutin update media informasi dan media sosialisasi TRP.

Realisasi penyerapan anggaran Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan hingga akhir Bulan Maret 2015 adalah 9,32 persen (%) atau sebesar Rp. 420.288.960,-. Rincian realisasi angka tersebut adalah dari pelaksanaan kegiatan: (i) Perencanaan sebesar 6,77%, (ii) Pemantauan dan Evaluasi sebesar 4,72%, (iii) Kajian sebesar 8,58%, (iv) Koordinasi Strategis BKPRN sebesar 11,56%, (v) Koordinasi Strategis RAN sebesar 6,68%, (vi) Knowledge Management (KM) sebesar 7,21%, dan (vii) Penelaahan Renstra K/L sebesar 29,18%.

Realisasi ini dilakukan melalui TUP, UP, dan LS antara lain untuk Belanja Bahan untuk rapat -rapat terutama terkait Penelaahan Renstra K/L mitra TRP, Koordinasi Sekretariat BKPRN,

(17)

17 Sekretariat RAN, Honorarium Bulanan, Belanja Jasa Konsultan dan Belanja Jasa Lainnya untuk Bulan Maret 2015.

Berikut merupakan diagram rencana dan realisasi penyerapan anggaran Direktorat TRP sampai dengan akhir Bulan Maret 2015:

Gambar 1. Rencana dan Realisasi Anggaran Dit. TRP Bulan Maret 2015

5

10

22

28

40

53

61

69

82

88

92

100

0

2,25

9,32

0

20

40

60

80

100

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des

% Rencana % Realisasi

(18)

18

BAB III

KEGIATAN EKSTERNAL

Pada bab ini dijelaskan ulasan singkat mengenai partisipasi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak eksternal direktorat, baik oleh unit kerja/unit organisasi di lingkungan Kementerian PPN/Bappenas ataupun kementerian/lembaga lain, pada Bulan Maret 2015. Kegiatan ini dihadiri secara langsung oleh Direktur Tata Ruang dan Pertanahan atau didisposisikan ke Kepala Sub Direktorat maupun Staf. 3.1 Sosialisasi RPJMN 2015-2019 Bidang Tata Ruang dalam International Conference

Planning in the Era of Uncertainty (ICPEU) Tahun 2015

Pada tanggal 3 sampai 4 Maret 2015 telah diselenggarakan Sosialisasi RPJMN 2015 – 2019 Bidang Tata Ruang dalam International Conference Planning in the Era of Uncertainty (ICPEU) tahun 2015 di Gedung Widyaloka, Unibraw Malang. International Conference Planning in the Era of Uncertainty (ICPEU) adalah konferensi internasional yang rutin dilaksanakan oleh jurusan PWK, UB – Malang, setiap dua tahun sekali. Tema tahun ini adalah “sustainable development”. Seminar menghadirkan 3 (tiga) pembicara utama dan 58 pembicara sesi paralel. Tiga pembicara utama diantaranya: Prof. Peter Newman (Professor of Sustainability dari Curtin University), Dr. Ir. Surjono, MTP (ahli tata kota PWK FTUB); dan Dr. Ir. Hermanto Dardak, MSc (Wakil Menteri Pekerjaan Umum periode Kabinet Indonesia Bersatu II). Sebanyak 58 pemateri pada sesi paralel berasal dari institusi dalam dan luar negeri, baik pemerintah maupun perguruan tinggi.

Poin – poin yang disampaikan oleh para pembicara utama, antara lain:

Sustainable development menjadi topik krusial dalam bidang urban and regional planning, terutama setelah dicanangkannya program Sustainable Development Goals (SDGs) menggantikan MDGs yang selesai di tahun 2015, oleh United Nations. Indikator SDGs, terdiri dari 3 (tiga) pilar, yaitu: (i) pengembangan ekonomi, termasuk cara mengurangi kemiskinan; (ii) pengembangan sosial; serta (iii) pengembangan fasilitas dan infrastruktur lingkungan.

Sustainable development diperlukan, disamping untuk menghentikan kerusakan

lingkungan dan menumbukan perekonomian, tapi juga memastikan bahwa tujuan sosial tercapai dan terus meningkat. Perlu partisipasi seluruh negara di dunia untuk menjalankan program SDGs.

Sharing kebijakan melalui konferensi internasional dapat dijadikan alternatif cara untuk mensosialisasikan kebijakan lebih masif. Seluruh staf TRP dapat mempelajari dan melihat presentasi mengenai RPJMN 2015 – 2019 Bidang TRP, yang dilakukan oleh Aswicaksana, di dalam KM TRP.

3.2 Diskusi Terfokus Kawasan Lindung dan Kawasan Hutan, Kawasan Rawan Bencana, serta Perubahan Iklim dalam Peninjauan Kembali RTRWN

Rapat ini diselenggarakan pada tanggal 5 Maret 2015 di Ruang Rapat DJPR Kementerian PU Lantai 3. Diskusi yang dipimpin oleh Direktur Penataan Ruang Nasional Kementerian PU bertujuan untuk memperkaya materi tentang Kawasan Lindung dan Kawasan Hutan, Kawasan Rawan Bencana, serta Perubahan Iklim dalam RTRWN.

(19)

19 Materi yang disampaikan dalam Rapat:

a. Peran Penting Kawasan Hutan mendukung Fungsi Lindung dan Fungsi Budidaya Ekonomi untuk Indonesia yang Lebih Baik.

b. Pengelolaan Kawasan Hutan (Hutan Konservasi, dan Kawasan Hutan Produksi) yang Lestari dan Berkeadilan ke depan.

c. Identifikasi “Red Area”, Risiko Bencana Alam serta Koreksi Penanganan Risiko Bencana di Indonesia.

d. Kapasitas dan Kemampuan Mitigasi dan Adaptasi Dampak Perubahan Iklim Indonesia. e. Identifikasi serta Kebijakan Strategi Pengelolaan Kawasan Berbasis Mitigasi dan

Kerentanan Adaptasi Dampak Perubahan Iklim.

Beberapa Masukan untuk Peninjauan Kembali RTRWN terkait Substansi tersebut di atas, diantaranya:

a. Perlunya kesepakatan nomenklatur dan kriteria kawasan budidaya dari seluruh pihak terkait. Hingga saat ini masih banyak perbedaan nomenklatur dalam Rencana Tata Ruang dengan peraturan perundang-undangan.

b. Kondisi eksisting kawasan hutan dan Penunjukan Kawasan Hutan oleh Kementerian Kehutanan sebaiknya dijadikan pertimbangan untuk mengembalikan pola ruang kehutanan sesuai dengan fungsi dan peruntukkannya.

c. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional agar lebih bersifat konservatif dan RTRWP/K lebih menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan daya dukung lingkungan.

d. Untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, dalam RTRWN diperlukan perluasan areal pertanian pangan dan budidaya perikanan yang sejalan dengan KLHS dan strategi ketahanan ekosistem.

Hasil masukan akan dikaji ulang oleh tim teknis RTRWN dan jika dibutuhkan akan melakukan kegiatan diskusi bilateral dengan K/L terkait.

3.3 Sosialisasi Nasional Pra-Sertipikasi Tanah Pembudidaya Ikan TA 2015

Untuk mensosialisasikan persiapan pelaksanaan Pra-Sertipikasi Hak atas Tanah Pembudidaya Ikan TA 2015, Direktur Usaha Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan menyelenggarakan sosialisasi pada tanggal 5 Maret 2015 di Hotel UNY, Yogyakarta. Dalam sosialisasi tersebut menghadirkan beberapa pembicara yaitu: (i) Prof. Arif Satria (Penasihat Menteri KKP/Dekan FEMA-IPB); (ii) Dr. Oswar M. Mungkasa, MURP (Direktur Tara Ruang dan Pertanahan, Kem PPN/Bappenas); (iii) Dr. Ronsen Pasaribu, SH, MM (Direktur Pemberdayaan Masyarakat-Kemen ATR/BPN); (iv) Prof. M. Maksum Mahfoedz (Guru Besar UGM).

Beberapa hal yang disampaikan dan didiskusikan dalam rapat tersebut, antara lain:

1. Arah kebijakan bidang budidaya perikanan: (i) pengembangan kemandirian perikanan budidaya; (ii) pengembangan daya saing perikanan budidaya; (iii) pengembangan perikanan budidaya yang ramah lingkungan.

2. Beberapa kegiatan prioritas (quick wins) tahun 2015 untuk bidang budidaya perikanan antara lain: 1) Pengembangan Perikanan Budidaya yang berdaya saing; 2) Peningkatan produksi rumput laut; 3) Pengembangan kemandirian pembudidayaan ikan;

3. Sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang mendukung kedaulatan dan kemandirian pangan, namun pada sektor perikanan baik untuk budidaya maupun tangkap masih banyak sumberdaya yang belum termanfaatkan secara optimal;

(20)

20 4. Mekanisme pelaksanaan akses reform terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: a) Pemetaan sosial (social mapping); Sosialisasi; b) Inventarisasi potensi; c) Pembentukan organisasi/kelompok masyarakat.

5. Sertifikasi hak atas tanah bagi nelayan dan petani diperlukan untuk mendapatkan dukungan pendanaan, program pemberdayaan pemberdayaan, akses modal, pasar, perlindungan, pelembagaan dll.

Pelaksanaan Pra-Sertipikasi hak atas tanah pembudidaya ikan penting untuk mendukung kemandirian dan kedaulatan pangan. Kegiatan sertipikasi tanah pembudidaya ikan juga perlu untuk mendukung percepatan sertipikasi tanah nasional. Untuk memastikan masyarakat mendapatkan pemberdayaan dan akses permodalan, perlu adanya pemnatauan pasca legalisasi.

3.4 Diskusi Pengembangan Keuangan Mikro pada Pelaksanaan Reforma Agraria

Diskusi ini diselenggarakan untuk menggali program-program pengembangan keuangan mikro penanggulangan kemiskinan yang mampu mendukung pelaksanaan reforma agraria. Diksusi yang dipimpin oleh Kasubdit Pertanahan pada tanggal 5 Maret 20215 di Ruang Rapat Sekretariat BKPRN membahas tentang pelaksanaan reforma agraria tidak hanya sekedar hanya pemberian aset (melalui program redistribusi tanah dan legalisasi aset) dan pemberian akses (melalui program pemberdayaan masyarakat), tetapi juga memerlukan pengembangan keuangan mikro sehingga petani dapat mengembangankan usahanya. Selain itu diharapkan kedepannya petani juga didampingi oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi untuk memberikan bantuan dalam rangka peningkatan hasil pertanian dan pengolahan pangan, dan terkoneksi dengan industri. Pengembangan keuangan mikro untuk pelaksanaan reforma agraria dapat dilakukan dengan menggunakan Dana Amanah Pengembangan Masyarakat (DAPM). Salah satu lokasi pelaksanaan DAPM adalah Provinsi Jawa Tengah. Sehingga uji coba reforma agraria TA. 2015 ideal dilaksanakan di Provinsi Jawa Tengah.

Selanjutnya akan dilakukan koordinasi dengan Direktorat Penanggulangan Kemiskinan, Direktorat Landreform, Direktorat Penatagunaan Tanah (Sekretariat Reforma Agraria pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang), dan Direktorat Perkotaan dan Perdesaan mengenai skema pelaksanaan reforma agraria dan kebutuhan akan tenaga tambahan untuk membantu Bappeda Provinsi dan Kanwil, dan akan dilaksanakan diseminasi Program Dana Amanah Pengembangan Masyarakat (DPAM) pada Bulan April di Provinsi Jawa Tengah (Kota Semarang).

3.5 Pengarusutamaan Tata Kelola Pemerintahan dan Kerangka Kelembagaan dalam RKP 2016

Pada tanggal 6 Maret 2015 telah diselenggarakan Rapat Pengarusutamaan Tatakelola Pemerintahan dan Kerangka Kelembagaan dalam RKP 2016 di Ruang Rapat SS 1-2. Rapat ini bertujuan untuk mengkonfirmasi pengarusutamaan tatakelola pemerintahan dan kerangka kelembagaan dalam Nawacita - RPJMN 2015 - 2019 dalam rencana pelaksanaan RKP 2016. Dalam rapat ini dibahas rencana kegiatan yang berkaitan dengan Kerangka Kelembagaan di masing-masing mitra K/L yang masih ingin diklarifikasi oleh Direktur Aparatur Negara, untuk selanjutnya dituangkan ke dalam matriks Kerangka Kelembagaan.

Hasil dari rapat tersebut adalah Kerangka Kelembagaan Dit. TRP (Kelembagaan Bank Tanah dan Kelembagaan KSN Jabodetabekjur) tidak termasuk yang dimintakan klarifikasi oleh Direktur

(21)

21 Aparatur Negara. Selanjutnya kepada Direktorat terkait yang dimintakan klarifikasi akan memberikan masukan/perbaikan secepatnya kepada Direktorat Aparatur Negara.

3.6 Persiapan Rangkaian Musrenbangnas RKP 2016

Rapat yang dipimpin oleh Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah, diselenggarakan pada tanggal 6 Maret 2016 di Ruang Rapat Deputi 7. Rapat ini membahas tentang rangkaian persiapan Musrenbangnas RKP 2016 yang akan diselenggarakan pada tanggal 29 Maret 2015 di Hotel Bidakara. Penanggung jawab selama Bapak Deputi tidak hadir adalah Dir. KKDT. Seluruh surat ditanda tangan oleh Dir.KKDT, seluruh pekerjaan didistribusikan Dir.KKDT kepada seluruh Direktur di Kedeputian Pengembangan Regional dan Otda. Selanjutnya akan diselenggarakan rapat TPI dan TPU untuk penetapan nominasi APN provinsi dan persiapan kunjungan lapangan hari Kamis, 12 Maret 2015.

3.7 Persiapan Workshop Nasional Membangun Poros Maritim Dunia dalam Perspektif Tata Ruang Laut Nasional

Rapat ini diselenggarakan oleh Direktur Tata Ruang Laut, Pesisir, dan Pulau - Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tanggal 9 Maret 2015 di Ruang Rapat Lantai 10, Gedung Minabahari III, KKP. Agenda dalam rapat tersebut adalah membahas Finalisasi Draft SEB Penyusunan dan Penetapan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil Pasca Penetapan Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Persiapan Workshop Nasional “Membangun Poros Maritim Dunia dalam Perspektif Tata Ruang Laut Nasional”.

Pembahasan Persiapan Workshop Nasional Membangun Poros Maritim Dunia dalam Perspektif Tata Ruang Laut Nasional terkait peran Bappenas:

Menteri PPN/Kepala Bappenas diagendakan untuk menjadi Keynote Speech dengan tema RPJPN 2005 - 2025 Bidang Kelautan dan RPJMN 2015 - 2019 Bidang Kelautan.

 Dalam Kegiatan Panel 2, Bapak Staf Ahli Kemaritiman Bappenas diagendakan untuk menjadi pembicara dengan materi Kebijakan Kelautan Nasional dalam Mendukung Poros Maritim.

 Direktur Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas diagendakan menjadi fasilitator dalam FGD dengan Tema Pengembangan Wilayah Laut.

Sebagai tindak lanjut akan dilakukan finalisasi Draf SEB oleh Biro Hukum Kemendagri dan KKP dan akan diselenggarakan workshop terkait pada tanggal 24 - 25 Maret 2015.

3.8 Rapat Pembahasan Kajian Integrasi Rencana Tata Ruang dan Rencana Pembangunan Rapat kajian ini bertujuan membahas laporan pendahuluan beserta KAK kegiatan kajian penyusunan materi teknis pedoman sinkronisasi rencana tata ruang dan rencana pembangunan. Dalam rapat yang dipimpin oleh Aswicaksana dari Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan ini mengundang Tim TPRK TRP Bappenas yang terdiri dari PNS Direktorat TRP Bappenas, Tenaga Teknis Kegiatan Kajian TRP 2015, dan Biro Hukum Bappenas.

Beberapa poin penting hasil rapat ini adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan kajian ini dilatarbelakangi oleh adanya amanat serta kebutuhan terhadap sinkronisasi rencana tata ruang (RTR) dan rencana pembangunan (UU No. 26 Tahun

(22)

22 2007, UU No. 25 Tahun 2004, UU No. 17 Tahun 2007), dan realita di daerah yang kerap mengalami kendala dalam upaya sinkronisasi tersebut.

b. Tujuan utama dari kegiatan kajian ini adalah untuk menghasilkan materi teknis pedoman sinkronisasi RTR dan rencana pembangunan, agar RTR yang ada selama ini dapat diimplementasikan dengan baik dalam rencana pembangunan.

Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, disebutkan bahwa dokumen RPJP harus sesuai dengan RTRW. Hal ini kemudian menyiratkan bahwa RPJM pun harus sesuai dengan RTRW. Melihat perkembangan penataan ruang saat ini, kemudian muncul pertanyaan mengenai detail level integrasi, apakah perlu juga hingga ke tingkat detail (RDTR).

Selanjutnya akan dilakukan pemetaan dokumen terkait integrasi RTR dan rencana pembangunan dalam rangka memperkaya substansi pedoman kajian integrasi (RPI2JM, Buku III RPJMN, dsb). Terkait substansi pedoman kajian integrasi (Kemendagri; Kedeputian Evaluasi, Kedeputian Regional, dan Kedeputian Infrastruktur - Bappenas) akan dilakukan diskusi koordinasi dengan beberapa pihak terkait.

3.9 Paparan Hasil Kajian Harmonisasi Dokumen Perencanaan Pusat dan Daerah (Panduan Sinkronisasi RPJMD dengan RPJMN)

Rapat Hasil Kajian Harmonisasi Dokumen Perencanaan Pusat dan Daerah yang diselenggarakan pada 9 Maret 2015 di Ruang Rapat SG 1 - 2 bertujuan untuk mensosialisasikan hasil kajian “Harmonisasi Perencanaan Pusat dan Daerah” yang telah dilaksanakan Direktorat Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah di tahun 2014, dan memperoleh masukan penyempurnaan kajian. Beberapa poin penting yang disampaikan dalam diskusi, antara lain:

1. Musrenbang, termasuk dalam penyusunan pedoman harmonisasi/sinkronisasi, perlu juga melibatkan kembali Ditjen Bina Bangda – Kemdagri, mengingat banyaknya regulasi terkait perencanaan yang disusun Bangda dan menjadi acuan daerah. Alternatif lainnya adalah, Bappenas harus turut serta dalam proses revisi peraturan turunan dari UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, minimal dituliskan bahwa RPJMD mengacu pada RPJMN.

2. Perlu kamus/penjelasan rinci dari masing – masing indikator, dapat dikatakan harmonis atau tidak. Perlu panduan yang lebih teknis untuk dilakukannya harmonisasi tersebut. Penyempurnaan hasil kajian tersebut oleh Dit. EKPD dan buku hasil kajian akan dibagikan kepada seluruh direktorat. Bappenas akan menyusun pedoman harmonisasi tersebut, diintegrasikan dengan rencana SEB yang telah disusun oleh Kedeputian Regional (Dit. PW), hasil kajian yang telah dihasilkan Dit. EKPD, dan rencana harmonisasi dengan perencanaan sektor oleh Kedeputian sarpras. Dengan champion yang belum ditentukan, apakah akan di Kedeputian Evaluasi atau Kedeputian Regional. Ini masih menunggu keputusan pimpinan.

3.10 Pertemuan Verifikasi Rencana Aksi Open Goverment 2014

Rapat yang diselenggarakan pada tanggal 10 Maret 2015 di Ruang Direktur Aparatur Negara ini dilakukan dalam rangka verifikasi pelaksanaan rencana aksi open government tahun 2014 khususnya untuk bidang pertanahan dengan instansi pelaksana Badan Pertanahan Nasional. Indonesia sendiri merupakan salah satu steering commitee (Tim Pengarah) dalam asosiasi open government dunia.

(23)

23 Terdapat tiga aksi yang menjadi komitmen Badan Pertanahan Nasional dalam rangka pelaksanaan open goverment, yaitu:

1. Implementasi Sistem Informasi Pertanahan agar dapat dimanfaatkan oleh publik baik melalui publikasi dalam website dan peningkatan kualitas layanan pertanahan;

2. Peningkatan pemanfaatan data pertanahan melalui integrasi data dengan K/L terkait dan publikasi data pertanahan kepada publik;

3. Transparansi informasi mengenai seluruh regulasi pertanahan yang disajikan dalam satu dokumen terintegrasi.

Secara umum terkait dengan rencana aksi open government Bidang Pertanahan yang menjadi tanggung jawab BPN belum seluruhnya dapat dipenuhi. Untuk itu perlu dilakukan perubahan perubahan dalam pemetaan website BPN sehingga indikator tersebut dapat diakses dan dapat memudahkan serta meningkatkan pelayanan di bidang pertanahan.

3.11 Pemantauan Pelaksanaan Agenda Kerja BKPRN 2014 - 2015 dan Positioning BKPRN paska terbentuknya Kementerian Agraria dan Tata Ruang.

Rapat yang dipimpin oleh Direktur Tata Ruang dan Pertanahan ini diselenggarakan pada tanggal 10 Maret 2015 di Ruang Rapat SS 1 - 2, Bappenas dengan tujuan: (i) Mendapatkan konfirmasi kemajuan pelaksanaan kegiatan Agenda Kerja BKPRN 2014 - 2015, apakah akan tetap seperti yang direncanakan atau perlu adanya penyesuaian; dan (ii) Mendapatkan masukan terhadap bentuk kelembagaan koordinasi penyelenggaraan penataan ruang nasional.

Beberapa kegiatan BKPRN yang diusulkan untuk tidak dilakukan pada tahun 2015 antara lain:  Fasilitasi advokasi lahan tambak (garam dan ikan berkelanjutan).

 Kajian Masyarakat Hukum Adat (MHA) di wilayah laut.

Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan mekanisme holding zone.

Penyiapan dan penyampaian laporan pelaksanaan mekanisme holding zone kepada Presiden.

Beberapa kegiatan baru yang diusulkan dalam Agenda Kerja BKPRN 2015 antara lain:

 Integrasi kawasan hutan yang telah dilepaskan (sudah tidak menjadi kawasan hutan) ke dalam RTRW dengan koordinator Kemenhut.

Percepatan stocktaking (one map policy) dengan koordinator Kemenko Perekonomian.  Kajian integrasi proyek - proyek infrastruktur prioritas nasional dengan koordinator

Kemenko Perekonomian.

Sebagai tindak tanjut dari usulan perubahan agenda kerja BKPRN serta pembahasan terkait Restrukturisasi BKPRN, akan dilakukan Rakor BKPRN Tingkat Eselon I pada 1 April 2015. 3.12 Pembahasan Penyusunan RDTR di 14 Kawasan Industri Prioritas

Untuk membahas persiapan penyusunan RDTR 14 Kawasan Industri Prioritas yang tertuang dalam Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015 - 2019, Direktur Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah I Kementerian Perindustrian menyelenggarakan Rapat Pembahasan RDTR di 14 Kawasan Industri Prioritas pada tanggal 11 Maret 2015 di Ruang Rapat Lantai 13, Kemenperin. Dalam rapat ini dejelaskan bahwa Kementerian Perindustrian sedang menyusun masterplan di 14 lokasi, yaitu: Kuala Tanjung, Sei Mangke, Tanggamus, Ketapang, Landak, Jorong, Batu Licin, Teluk Bitung, Palu, Morowali, Konawe, Bantaeng, Buli, dan Teluk Bintuni. Untuk mengembangkan kawasan industri tersebut selama 5 (lima) tahun yang salah satu rencana aksinya adalah

(24)

24 melakukan kegiatan penyusunan RDTR, Kementerian Perindustrian memiliki anggaran sebesar 6 Trilyun.

Poin-poin penting yang menjadi bahasan dalam rapat:

 14 Kawasan Industri Prioritas perlu dijadikan sebagai stimulan pengembangan kota baru yang sedang dilakukan oleh Direktorat Perkotaan dan Perdesaan Bappenas.

 Tahapan awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi sebaran lokasi kawasan industri prioritas tersebut di dalam jenjang Rencana Tata Ruang.

 Pemerintah Daerah perlu dilibatkan mulai dari tahapan penyusunan materi teknis, mengingat pemerintah daerah yang akan melegalisasikannya.

 Penyusunan Peta RDTR perlu dikoordinasikan dengan BIG, Bappenas-BIG-Kemen ATR telah menyusun Roadmap Penyelesaian RRTR 2015-2019.

 Hasil identifikasi status lahan dalam RTRW Kemen ATR:

i. Terdapat 2300 ha di Kawasan Industri Prioritas Konawe merupakan LP2B. ii. Terdapat 1200 ha di Kawasan Industri Prioritas Bantaeng merupakan LP2B. iii. Di Kawasan Industri Prioritas Bintuni sekitar 300 Ha merupakan Hutan Produksi. Dit. TRP perlu memberikan dukungan fasilitasi dalam penyusunan RDTR Kawasan Industri Prioritas.

3.13 Finalisasi PPG Rimba

Untuk konfirmasi akhir co-funding K/L untuk Rimba, Deputi Bidang Pangan dan Sumberdaya Hayati, Kementerian Ekonomi menyelenggarakan rapat finalisasi PPG Rimba pada tanggal 11 Maret 2015 di Hotel Harris, Sentul City. Dalam arahannya Asisten Deputi Bidang Pangan Sumberdaya Hayati menegaskan komitmen untuk menjalankan program di Rimba dengan basis sustainability. Kegiatan di berbagai K/L, pemda, lembaga internasional, lembaga swadaya masyarakat.

Pokok - pokok diskusi yang mengemuka adalah sebagai berikut:

 Komponen penting yang perlu mendapatkan perhatian adalah komponen tata kelola. Rimba akan mengadopsi badan otoritas untuk Kawasan Rimba. Dalam rapat telah disampaikan pertimbangan bahwa badan otorita ataupun badan pengelola yang terpisah dari pemerintah daerah, sangat tidak sesuai dengan prinsip otonomi daerah. Di dalam bagan tata kelola, tidak ada entitas penting seperti Bappeda dan BKPRD yang selama ini bertanggung jawab untuk penataan ruang daerah.

 Penerjemahan RTRWK ke dalam rencana yang dapat dimengerti dan dipatuhi oleh masyarakat memerlukan prasyarat penting, yaitu peta dasar skala besar untuk Rimba. Diperlukan koordinasi dengan BIG untuk verifikasi peta yang disusun dalam proyek Rimba bersama dengan masyarakat.

 Secara administrasi, PPG ini belum masuk ke dalam sistem administrasi. Perlu segera dilaksanakan pengajuan formal kepada Bappenas agar dapat tercatat di dalam DRKH. Hibah ini harus tercatat karena akan diterushibahkan kepada pemerintah daerah dan juga karena salah satu pelaksananya adalah LSM. Administrasi keuangan lanjutan adalah on budget dan on treasury untuk memastikan akuntabilitas penggunaan dana hibah. Akan dilakukan pengiriman masukan kepada Asisten Deputi Bidang Pangan dan Sumberdaya Hayati pada tanggal 17 Maret 2015.

(25)

25 3.14 Rapat Persiapan Pameran Pembangunan Nasional Tahun 2015

Untuk membahas persiapan pameran perencanaan pembangunan nasional tahun 2015, maka diselenggarakan rapat pertemuan untuk menentukan tema pameran yang akan mempengaruhi seluruh proses persiapan. Mengingat proses persiapan sangat pendek, disarankan tema yang ditentukan sangat fokus. Misalnya fokus pada salah satu sektor unggulan. Sektor unggulan yang tidak menjadi tema utama dapat dijadikan tema diskusi interaktif. Dalam hal ini akan dilakukan pertemuan dengan konsultan dan kontraktor pelaksana.

Dari segi pembiayaan booth oleh peserta perlu menjadi perhatian, karena beberapa tidak dialokasikan di dalam anggaran institusi. Untuk yang tidak menganggarkan tapi dinilai penting harus dapat dibiayai oleh Bappenas.

3.15 Rencana Redesign Jaringan Gedung Madiun

Rapat yang diselenggarakan pada tanggal 12 Maret 2015 di Ruang SS-3 dibuka oleh Kapusdatinrenbang dan kemudian dilanjutkan oleh Pak Hari Dwi Korianto, Kepala Bidang Prasarana Teknologi Informasi dan Komunikasi, Pusdatinrenbang. Tujuan rapat adalah untuk perbaikan performa/kinerja jaringan data di Gedung Madiun pada Kegiatan Peningkatan Pengelolaan Sistem Keamanan Informasi.

Dalam rangka perbaikan performa jaringan di Gedung Madiun maka perlu dilakukan hal sebagai berikut:

 Penataan alamat IP  Penggantian Switch  Peremajaan kabel

Untuk tahap pertama akan dilakukan penataan alamat IP pada komputer di gedung Madiun secara bertahap tiap lantainya, dan untuk lantai 3 dijadwalkan akan dilakukan pada tanggal 20 Maret 2015

3.16 Sosialisasi RPJMN 2015-2019 Bidang Tata Ruang dan Pertanahan

Sosialisasi ini diadakan untuk: (i) menyebarluaskan RPJMN 2015 – 2019 Bidang TRP; (ii) membangun kesamaan pemahaman; dan (iii) membangun komunikasi dan jejaring, terutama untuk implementasi RPJMN 2015 – 2019 Bidang TRP.

Dalam acara sosialisasi pada tanggal 12 Maret 2015 yang dibuka oleh Direktur Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas, menghadirkan (dua) pakar bidang tata ruang dan pertanahan, sebagai penanggap, yakni: (i) Prof. Dr. Herman Haeruman, Ahli Bidang Perencanaan Regional dan Studi Lingkungan; dan (ii) Prof. Dr. Budi Mulyanto, Deputi Bidang Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum. Dihadiri oleh 13 K/L terkait Bidang TRP, Komisi II DPR RI, dan direktorat mitra K/L di Bappenas.

Poin - poin tanggapan dan masukan dari pakar, antara lain:

Apresiasi terhadap ringkasan RPJMN 2015 – 2019 Bidang TRP (leaflet) yang telah disusun, karena memudahkan pembaca memahami Buku Tebal RPJMN. Namun, perlu penyetaraan lingkup materi yang disampaikan dalam leaflet RPJMN Bidang Tata Ruang dan Bidang Pertanahan, karena keduanya juga telah bergabung di dalam satu kementerian, dan penulisan nomenklatur kementerian menjadi Kementerian ATR/BPN.

(26)

26  Tata Ruang dan Pertanahan, belum berjalan baik dan hanya baik pada tahap rencana, dikarenakan: (i) social acceptability belum terpenuhi; (ii) tidak harmonisnya regulasi antarsektor; (iii) perubahan UU yang terus – menerus sehingga tidak berfungsi.

 Tata Ruang harus menjamin ketersediaan ruang yang tetap untuk jangka panjang agar dapat mengembangkan ekonomi secara berkelanjutan, memberikan tempat yang aman, dan menciptakan keadilan untuk semua pihak. Bagaimana bisa menyambungkan tata ruang dengan sektor – sektor lainnya, misalnya di perkotaan. Tata ruang berperan untuk meningkatkan kualitas pembangunan sehingga bernilai tinggi.

 Untuk bank tanah, Dit. TRP sudah mengalokasikan 15 T/tahun, dan akan aktif bekerja di 2016 – 2019. Nantinya di tingkat Eselon I akan menentukan proyek strategis nasional mana yang perlu disediakan tanah. Kerjasama dengan bank komersial yang ada, itu melanggar aturan (UU) Bank Indonesia, sehingga tidak bisa dijadikan alternatif.

Selanjutnya Subdit Infosos akan memperbaiki leaflet RPJMN 2015 - 2019 Bidang TRP, sesuai masukan dari para pakar, dan perbaikan terakhir dari para Kasubdit di Direktorat TRP. Menindaklanjuti sosialisasi RPJMN ini, akan dilakukan sosialisasi RPJMN 2015 - 2019 Bidang TRP di daerah.

3.17 Rapat Pembahasan Pelaksanaan Kegiatan Rakernas BKPRN Tahun 2015

Rapat yang diselenggarakan oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan - Kementerian PPN/Bappenas, pada 13 Maret 2015 di Ruang Rapat 203 membahas mengenai kesepakatan terkait pelaksanaan Rakernas BKPRN Tahun 2015. Rakernas BKPRN 2015 akan tetap dilaksanakan pada Bulan Juli 2015 atau selambatnya dilaksanakan pada Bulan Agustus 2015. Dalam persiapannya, akan dilaksanakan secara bersama oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR), dan Kementerian Dalam Negeri. Untuk mengantisipasi Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Kementerian ATR dan Kementerian Dalam Negeri yang belum ditetapkan, Sekretariat BKPRN akan memfasilitasi beberapa pertemuan awal koordinasi pelaksanaan, yang akan dimulai pada Bulan April/Mei 2015.

3.18 Diskusi Penyel;arasan Substansi Kajian Integrasi Rencana Tata Ruang dan Rencana Pembangunan

Sebagai salah satu tahap awal dalam kegiatan kajian integrasi Rencana Tata Ruang dan Rencana Pembangunan yang bertujuan untuk menyelaraskan ruang lingkup substansi pedoman sinkronisasi rencana tata ruang dan rencana pembangunan, Dit. FPRLH, Ditjen. Bina Bangda – Kemendagri menyelenggarakan diskusi ini pada tanggal 13 Maret 2015. Diskusi ini mengundang perwakilan Direktorat FPRLH, Ditjen Bina Bangda - Kemendagri, khsusunya yang terlibat dalam penyusunan kajian pedoman pengintegrasian rencana tata ruang wilayah dengan rencana pembangunan jangka menengah oleh Kemendagri.

Beberapa poin penting hasil diskusi ini adalah sebagai berikut:

 Sejak tahun 2013, Ditjen Bina Bangda telah melakukan kajian pedoman integrasi rencana tata ruang dan rencana pembangunan, namun hasil kajian masih belum rampung.  Salah satu hal yang melatarbelakangi penyusunan kajian tersebut adalah adanya

(27)

27 masih perlu dilakukan penelaahan kembali mengenai aspek-aspek yang perlu disinkronkan.

 Berdasarkan UU No. 23/2014 mengenai Pemerintahan Daerah, tugas Ditjen Bina Bangda, Kemendagri telah bergeser dari wadah konsultasi bagi Daerah Tingkat Provinsi dalam melakukan penyusunan rencana pembangunan (RPJPD dan RPJMD), menjadi wadah evaluasi. Tidak hanya evaluasi RPJPD dan RPJMD tetapi evaluasi seluruh perda bidang tata ruang.

 Adanya UU No. 23/2014, khususnya mengenai amanat integrasi rencana tata ruang dan rencanan pembangunan, mempengaruhi perubahan substansi Permendagri No. 54/2010. Oleh karena itu, saat ini Dit. PPD (Perencanaan Pembangunan Daerah) Kemendagri sedang melakukan proses perubahan.

Pihak Dit. FPRLH-Ditjen Bangda, Kemendagri secara umum menyambut baik kegiatan kajian integrasi rencana tata ruang dan rencana pembangunan yang dilakukan oleh pihak Bappenas. Perlu dilakukan kajian lebih lanjut terhadap kajian integrasi yang telah dilakukan oleh Ditjen Bina Bangda - Kemendagri pada Tahun 2014 dalam rangka penyelarasan ruang lingkup susbtansi. 3.19 Diskusi Green Growth Roadmap

Rapat ini diselenggarakan pada 16 Maret 2015 di Ruang Rapat SS 1 - 2, dengan tujuan untuk membahas Green Growth Roadmap yang disusun oleh Global Green Growth Institute.

Roadmap terdiri dari 4 bagian, yaitu:

 Membangun lintasan pertumbuhan Indonesia yang lebih hemat energi, ramah lingkungan dan berkeadilan sosial

 Menyajikan berbagai peluang dan inisiatif pertumbuhan hijau di sektor ekonomi kunci utama

 Mengarusutamakan pertumbuhan hijau dalam kebijakan, perencanaan dan investasi  Menyusun rencana aksi pertumbuhan hijau di Indonesia dalam jangka pendek,

menengah, dan jangka panjang hingga 2050

Untuk mendukung roadmap ini, terkait Bidang Tata Ruang, peluang yang dapat dilakukan salah satunya adalah melalui membangun sistem pembayaran untuk jasa lingkungan, yang pada saat ini belum dapat berjalan dengan baik, salah satunya karena belum ada badan khusus yang dapat memverifikasi dan mensertifikasi jasa lingkungan di Indonesia

3.20 Diskusi Konsep Aerotropolis

Pertemuan yang dipimpin oleh Kepala Sub Direktorat Transportasi Udara ini diselenggarakan pada tanggal 16 Maret 2016 di Ruang Rapat Direktorat Transportasi.

Pertemuan ini bertujuan untuk membahas konsep aerotropolis yang akan dikembangkan di kota-kota dengan bandara primer. Ringkasan diskusi adalah sebagai berikut:

 Kota - kota dengan bandara primer memerlukan konsep perencanaan kota yang berbeda dengan kota-kota menengah lainnya. Konsep ini harus memenuhi kriteria pencemaran udara rendah agar tidak mengganggu jarak pandang penerbangan namun harus cukup kompak sehingga tidak menggunakan lahan terlalu banyak; industri minim polusi; industri dengan produk kecil yang jalur distribusinya bisa menggunakan pesawat udara; jasa dan permukiman kompak bagi kota produksi di sekitarnya.

(28)

28  Konsep pengembangan aerotropolis tidak bertentangan dengan RTRWN ataupun RTR

Pulau dan RTR KSN

Sampai dengan saat ini, konsep telah disusun untuk kawasan sekitar Bandara Kualanamu. Konsep selanjutnya akan disusun untuk Bandara Kertajati. Direktorat TRP menyarankan untuk melaksanakan diskusi dengan Tim Kota Baru dan juga dengan pemerintah daerah Deli-Serdang, kabupaten lokasi Bandara Kualanamu.

3.21 Pertemuan dengan KPK terkait Alih Fungsi Lahan Pertanian

Pertemuan yang dipimpin oleh Direktur Tata Ruang dan Pertanahan ini diselenggarakan pada tanggal 17 Maret 2015 di Ruang Rapat Direktur TRP. Pertemuan ini merupakan tindaklanjut pertemuan awal Tim Kajian Alih Fungsi Lahan Pertanian oleh KPK di Kementerian Pertanian. Beberapa poin pembahasan dalam pertemuan ini antara lain:

 Upaya perlindungan lahan pertanian dilakukan di kawasan perkotaan dan perdesaan, dengan elemen utama yang dibutuhkan adalah regulasi dan insentif penetapan LP2B.  Regulasi perlindungan lahan pertanian telah disebutkan dalam Pasal 48 UU No. 26 Tahun

2007 terkait penataan ruang kawasan perdesaan yang menyebutkan bahwa perlindungan terhadap kawasan lahan abadi pertanian pangan diatur dengan UU tersendiri.

 Implementasi penetapan LP2B di daerah belum berjalan optimal walaupun telah memasuki tahun ke-6 implementasi karena masih banyak daerah yang tidak menetapkan LP2B dalam Perda RTRW.

 Dalam aspek pengendalian pemanfatan ruang perlu dilakukan percepatan penyusunan RRTR (RDTR maupun KSP dan KSK), sertipikasi tanah, dan penguatan peran PPNS Penataan Ruang.

3.22 Penyiapan Konsep Kota Baru – Berbagi Pengalaman Pembangunan Kota Baru dari Copenhagen, Denmark

Dalam rapat yang diselenggarakan pada 18 Maret 2015 di Ruang Rapat SG 1 dan 2 Bappenas, Tujuan pertemuan ini adalah penyampaian pengalaman pembangunan Kota Baru dari Copenhagen, Denmark dan pelaporan perkembangan penyusunan grand design kota baru. Dalam kesempatan ini, Menteri PPN/Kepala Bappenas memberikan arahan:

Agar Bappenas menghasilkan karya/legacy yang konkrit, baik rencana pembangunan kota baru maupun rencana penataan kota.

Ada rencana pengembangan kabupaten Kota Baru di Kalimantan Selatan. Beberapa potensi yang dimiliki kabupaten ini adalah lokasi yang strategis, potensi sumber daya alam disekitarnya, kepadatan penduduk masih rendah, dan kepemilikan lahan masih bersifat individu.

Pengembangan kota Pontianak merupakan peremajaan kota. Pontianak sudah pernah dilihat oleh pemerintah Perancis dan wakil Walikota Pontianak.

Maja sudah bagus karena mayoritas penguasaan lahan oleh PT Perumnas

(pemerintah).

(29)

29 Pengembangan Kota Baru dilakukan di 4 (empat) lokasi yaitu Tajung Selor, Pontianak, Maja dan Kota Baru. Tim Penyusun Grand Design Kota Baru akan bekerja berdasarkan lokasi pengembangan kota baru.

3.23 Rapat Koordinasi Eselon II BKPRN – Review UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Untuk me-review UU No. 23 Tahun 2014 dan implikasinya terhadap pembagian kewenangan penyelenggaraan penataan ruang di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota; serta mengidentifikasi potensi permasalahan tata ruang sebagai implikasi pemberlakuan UU No. 23 Tahun 2014, antara lain proses evaluasi Rancangan Perda RTR, RDTR Kawasan Perbatasan, dan RZWP-3-K, maka diselenggarakan Rapat koordinasi Eselon II BKPRN di Ruang Rapat Serbaguna 4 Bappenas pada 18 Maret 2015.

Beberapa hal yang dibahas:

 Urusan pemerintahan merupakan kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dapat didelegasikan kepada Menteri yang membidangi urusan tertentu bidang pemerintahan.  Pemberlakuan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagai pengganti

UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberikan implikasi terhadap penyelenggaraan penataan ruang.

 Menyikapi Pemberlakuan UU No. 23 Tahun 2014, Kementerian Kelautan dan Perikanan tengah menyusun Surat Edaran (SE) Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Pembagian Sub Urusan Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil bagi Gubernur dan Bupati/Walikota. Dalam Tata Cara Evaluasi Raperda tentang Rencana Tata Ruang Daerah, termasuk mekanisme Konsultasi Gubernur dengan Mendagri dan Koordinasi Mendagri dengan Menteri ATR perlu dilakukan penyesuaian. Pembahasan lebih lanjut yang diselenggarakan oleh BNPP mengenai implikasi UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah terhadap regulasi terkait pengelolaan perbatasan, termasuk penyusunan RDTR Kawasan Perbatasan.

3.24 Lokakarya Kajian Risiko Tsunami dan Kebijakan Risiko Tsunami Daerah

Lokakarya ini diselenggarakan pada 18-19 Maret 2015 di Hotel Clarity, Bandung. Lokakarya Kajian Risiko Tsunami dan Kebijakan Risiko Tsunami Daerah merupakan kerjasama PPMB – ITB dengan Indian Ocean Tsunami Information Center (IOTIC) – UNESCO, dalam rangka peringatan 10 tahun Tsunami Aceh dan untuk membangun model percontohan integrasi pengurangan risiko bencana ke dalam perencanaan dan kesiapsiagaan kota/desa.

Dalam lokakarya ini, 5 (lima) kota percontohan berdiskusi dan mempresentasikan hasil dari kegiatan yang telah diikuti, dengan masing – masing kota terdiri dari komponen: Bappeda, Dinas PU, BPBD, Perguruan Tinggi, dan DPRD. Lokakarya ini bertujuan sebagai technical assistant bagi daerah. Hasilnya adalah daerah merencanakan tindak lanjut pengarusutamaan kajian risiko tsunami pada kebijakan daerah masing – masing, untuk kemudian disampaikan pada pimpinan daerah dan pimpinan perwakilan daerah untuk mendapatkan dukungan.

Dalam hal ini Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan mendukung upaya daerah mengarusutamaan mitigasi bencana ke dalam RTRW dan RPJMD.

(30)

30 3.25 Pembahasan Kebutuhan Data IGT Pedesaan

Terselenggaranya rapat ini karena adanya amanat RPJMN 2015 - 2019 Tentang Informasi Geospasial: Tingginya kebutuhan akan data dan informasi geospasial perlu diantisipasi dengan jaminan ketersediaan data dan informasi geospasial nasional yang akurat, dapat dipertanggungjawabkan, serta sesuai dengan standar.

Kegiatan yang diselenggarakan pada tanggal 20 Maret 2015 di Ruang Rapat Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik, BIG merupakan kajian dengan tujuan memperoleh masukan kebutuhan data IGT yang diperlukan untuk membangun pedesaan. Target kajian ini adalah desa swadaya: jumlah desa, lokasi desa, luasan desa, termasuk skala peta yang akan dibuat. Untuk itu, penting penentuan prioritas lokus desa swadaya yang akan didorong penyediaan IGT-nya. Sementara ini, BIG sudah memiliki peta citra satelit tegak untuk Provinsi Jawa Barat, sebagian Pulau Sumatera dan Pulau Sulawesi. Jika daftar lokasi desa prioritas telah diketahui, peta citra satelit tegak ini dapat dijadikan peta dasar penyusunan IGT. BIG mengharapkan konfirmasi Diretkorat yang berkompeten mewakili Bappenas untuk diikutsertakan dalam kajian ini.

3.26 Diskusi Pembahasan Kajian Integrasi Rencana Tata Ruang dan Rencana Pembangunan

Diskusi yang dipimpin oleh Pak Bachril dari Direktorat Perencanaan Pembangunan daerah (PPD) Kemendagri, diselenggarakan pada tanggal 20 maret 2015 di Ruang Rapat Diretkorat PPD Kemendagri. Diskusi ini bertujuan membahas lebih lanjut kajian integrasi rencana tata ruang dan rencana pembangunan, khususnya yang terkait dengan aspek mekanisme penyusunan dan penetapan rencana pembangunan (RPJP dan RPJM).

Dalam diskusi ini mengemuka salah satu hal penting dalam implementasi serta integrasi antara rencana tata ruang dan rencana pembangunan adalah aspek pengendalian. Khusus untuk rencana tata ruang, samapai dengan saat ini aspek pengendaliannya masih belum baik, sehingga banyak terjadi ketidaksinkronan substansi dengan rencana pembangunan maupun kesulitan dalam implementasi. Dalam perumusan Rencana Pembangunan, Rencana Tata Ruang memang diperlukan sebagai salah satu acuan yang harus diintegrasikan.

3.27 Sosialisasi Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN)

Rapat yang dibuka oleh Inspektorat Bisdang Adminstrasi Umum (Bp. Daryanto) dengan pengarahan utama dari Inspektur Utama (Bp. Slamet Soedarso) ini diselenggarakan pada 20 maret 2015 di Ruang Rapat SG 1-2 Bappenas. Dipaparkan dalam rapat bahwa sosialisasi ini sangat penting untuk kejujuran, preventif terhadap korupsi. Laporan dari LHKASN ini nantinya akan disampaikan ke Inspektorat melalui APIP. Yang wajib lapor adalah Pejabat Eselon II dan pejabat yang baru dilantik.

Mengingat aplikasi pengisian LHKASN ini online, maka yang diperlukan adalah aplikasi single sign on (Pusdatin). Jika User ID dari Kemen PAN RB artinya setiap orang harus log in nya ke Kemen PAN RB. Sesmen dibantu oleh Biro SDM dan Biro Hukum akan menyiapkan Surat Edaran pada Bulan Maret ini. Setiap pegawai akan mendapatkan username dan ID dalam mengisi dokumen laporan LHKASN tersebut. Hal ini akan dikoordinasikan oleh Pusdatin.

Gambar

Tabel 1. Statistik Situs TRP (trp.or.id)  Month  Unique
Gambar 1. Rencana dan Realisasi Anggaran Dit. TRP Bulan Maret 2015 51022284053616982889210002,259,32020406080100
Tabel 3. Rencana Kegiatan Subdit Tata Ruang
Tabel 4. Rencana Kegiatan Subdit Pertanahan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada multifragmentary complex fracture tidak terdapat kontak antara fragmen proksimal dan distal setelah dilakukan reposisi. Complex spiral fracture terdapat dua atau

103 Teguh Fasty Syaputra UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Teknik Industri UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

Pengelolaan risiko kredit dalam Bank juga dilakukan dengan melakukan proses analisa kredit atas potensi risiko yang timbul melalui proses Compliant Internal

siswa dalam mengikuti pelajaran matemtika(4) kurangnya contoh dan latihan, dan (5) siswa kurang dilibatkan dalam pembelajaran. Untuk memperoleh hasil yang optimal perlu kesiapan

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

{ Jika P bukan pohon kosong: menghasilkan list yang elemennya adalah semua elemen pohon P dengan urutan Preorder, jika semua alokasi berhasil.. { Jika P bukan pohon

Rangkaian program counter (PC) dan memori instruksi mengeluarkan 16-bit alamat yang akan didistribusikan ke elemen-elemen dalam prosessor seperti control unit dan register

• Fungsi getche getche getche getche() () () ()dipakai untuk membaca sebuah karakter dengan sifat karakter yang dimasukkan tidak perlu diakhiri dengan menekan.