• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesiapan Pustakawan Perpustakaan Perguruan Tinggi Terhadap Kewajiban Publikasi Karya Ilmiah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kesiapan Pustakawan Perpustakaan Perguruan Tinggi Terhadap Kewajiban Publikasi Karya Ilmiah"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Kesiapan Pustakawan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Terhadap Kewajiban Publikasi Karya Ilmiah

Oleh : Ahmad Yani, S.S., M.Hum*.

(*Pustakawan Universitas Bakrie)

Pendahuluan

Tingginya persaingan antar perguruan tinggi saat ini menuntut perguruan tinggi untuk meningkatkan layanan yang berfokus pada kepuasan konsumen sebagai alat untuk meningkatkan daya saing dan bahkan menjamin kelangsungan hidup mereka. Salah satu indikator kemajuan sebuah perguruan tinggi bisa diukur melalaui berapa banyak karya ilmiah yang dihasilkan oleh perguruan tinggi tersebut. Secara tidak langsung hal ini berpengaruh kepada perpustakaan perguruan tinggi sebagai unit pengelolahan dan penyebaran informasi. Perpustakan di tuntut sebagai pusat pengolahan, penyebaran dan penyedia akses ke sumber informasi karya ilmiah baik yang dihasilkan dari internal maupun eksternal perguruan tinggi dengan tujuan untuk penceghan dan penaggulangan plagiat di perguruan dalam rangka meneggakkan komitmen untuk membangun karakter dan menigkatkan kualitas dosen sebagaimana tercantum dalam surat edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) dan kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) nomor 2050/E/T/2011 tentang kebijakan unggah karya ilmiah dan jurnal.

Beberapa waktu lalu dilingkungan pendidikan tinggi di Indonesia diramaikan dengan surat edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) dan kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) nomor 152/E/T/2012, mengharuskan mahasiswa S1, S2 dan S3 untuk mempublikasikan karya ilmiah dalam jurnal sebagai syarat kelulusan. Dalam surat keputusan tersebut tercatat, program S-1 harus menerbitkan jurnal ilmiah, program S-2 harus ada makalah yang terbit di jurnal ilmiah terakreditasi Dikti, sedangkan program S-3 harus ada makalah yang terbit di jurnal internasional. Setelah semua terpenuhi, maka mahasiswa baru boleh dinyatakan lulus dan berhak mendapat gelar akademiknya. Dengan alasan untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dalam mempublikasikan karya tulis ilmiah di ASEAN. Data yang dihimpun dari SCImago meyebutkan bahwa publikasi hasil penelitian di Indonesia dalam kurun waktu 1996-2008 kurang lebih hanya berjumlah 9.194 jauh tertinggal dari negara-negara di ASEAN (Andre Ristian.2012). Hal ini praktis

(2)

menimbulkan pro dan kontra di kalangan akademisi, baik bagi para dosen/staf pengajar maupun mahasiswa S-1 yang galau antara menyelesaikan skripsi atau jurnal ilmiah.

Terlapas dari kontroversi pernyataan diatas perpustakaan perguruan tinggi tidak salahnya kalau perpustakaan perguruan tinggi menyiapkan diri untuk meningkatkan pelayanan di perpustakaan dan menyediakan koleksi pustaka baik tercetak maupun elektronik untuk keperluan belajar dan mendukung riset.

Fungsi dan Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2004:3) fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Edukasi Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

2. Fungsi Informasi Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.

3. Fungsi Riset Perpustakaan mempersembahkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat di aplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang. 4. Fungsi Rekreasi, Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna

untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan.

5. Fungsi Publikasi Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga erguruan tingginya yakni sivitas akademika dan staf non-akademik.

6. Fungsi Deposit Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.

(3)

7. Fungsi Interpretasi Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.

Untuk menjalankan perguruan fungsi perpustakaan perguruan sebagai sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya perpustakaan perguruan tinggi memiliki tujuan, menurut Sulistyo-Basuki (1993 : 52) tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah:

1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi , lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga kerja administrasi perguruan tinggi. 2. Menyediakan bahan pustaka (referensi) pada semua tingkatan akademis, artinya mulai

dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa pasca sarjana dan pengajar. 3. Menyediakan ruangan belajar bagi pemakai perpustakaan.

4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai.

5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi juga lembaga indusri lokal.

Sesuai dengan pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi dengan fungsinya dapat mendukung program pendidikan, pengajaran, serta penelitian dengan menyediakan informasi yang dibutuhkan dan melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi. Dalam melaksanakan tujuannya, perpustakaan perguruan tinggi juga manjalankan fungsinya yaitu fungsi edukasi, fungsi informasi, fungsi riset, fungsi rekreasi, fungsi publikasi, fungsi deposit, dan fungsi interpretasi.

Perkembangan Isu Terkini

Perkembangan terkini dalam kaya ilmiah yang mewajibkan publikasi karya ilmiah dilingkungan perguruan tinggi, perlu ditanggapi secara oleh pustakawan. Pustakawan tidak seharus takut dalam menyikapinya dan berusaha untuk menyiapkan diri dalam perkembangan dunia pendidikan tinggi saat ini terutama permasalahan kewajiban publikasi karya ilmiah dilingkungan perguruan tingggi. Beberapa permasalahan yang akan timbul antara lain: 1) munculnya penciptaan junal bayaran, Kebijakan ini dikhawatirkan hanya akan meningktkan kuantitas karya ilmiah dengan kondisi keterpaksaannya, sementara kualitasnya diragukan. Akibatnya, akan lahir transaksi, dan merebaklah pencipta jurnal ilmiah bayaran, hal ini

(4)

merupakan salah satu bentuk praktik korupsi pendidikan. Untuk membuat sebuah jurnal ilmiah yang terakreditasi sebuah jurnal harus benar-benar memenuhi sekitar 120 kriteria. 2) plagiatisme dan duplikasi karya ilmiah, plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai. Akan pagiatisme marak terjadi dan akan banyak terjadi dublikasi karya ilmiah. Karya ilmiah yang dipublikasikan akan cenderung "asal jadi", sekadar untuk memenuhi syarat dan kewajiban yang telah ditentukan. 3) banjirnya jurnal dan karya ilmiah, dengan kewajiban publikasi karya ilmiah akan menerbitan jurnal tidak bermutu dan tidak memenuhi standar, karena sekedar untuk memenuhi syarat kelulusan. Melihat kondisi saat ini, persyaratan tersebut tidak membumi karena tidak sesuai dengan daya dukung jurnal di Tanah Air. Dari lebih 3.000 PT, setidaknya setiap tahun ada 750.000 calon sarjana. 4) kondisi kesiapan dan kematangan akademis di tiap-tiap perguruan tinggi yang berbeda,begitu pula dengan kondisi perangkat dan sarana pra sarana perguruan tinggi berbeda-deda tergantung dengan keadaan daerah.

Perguruan tinggi adalah tempat kumpulan orang berinteraksi dan bersinergi untuk menimba, berbagi. menerapkan, dan mengembangkan ilmu. Keseluruhan aktivitas ini berkaitan dan diperlukan untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan tersebut dikenal sebagai tridharma perguruan tinggi, yaitu pembelajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Sengaja pengabdian pada masyarakat dimasukkan juga di sini, karena kegiatan ini pun diperlukan untuk menguji dan memberi masukan pada pengembangan ilmu pengetahuan yang bersangkutan. di samping fungsinya untuk menjembatani perguruan tinggi dengan masyarakat

Seperti tersirat di atas permasalahan yang dihadapi perguruan tinggi berkaitan dengan kewajiban publikasi dan penyebaran karya ilmiah adalah kebutuhan akan informasi sebagai sumber informasi dalam penulisan karya ilmiah. Hal ini menyadarkan perguruan tinggi akan penyediaan sarana dan prasarana yang memfasilitasi kebutuhan tersebut adalah perpustakaan. Perpustakaan perguruan tinggi harus lebih berperan aktif dalam proses pengolahan, penyebaran dan menyediakan akses informasi sebagai sumber research karya ilmiah di lingkungan internal maupun internal perguruan tinggi.

Uraian tersebut di atas mengidentifikasikan bahwa untuk bisa menghadapi dan memanfaatkan banyaknya ilmu pengetahuan baru dan kontribusi dalam memacu penulisan

(5)

karya ilmiah, perpustakaan perguruan tinggi mempunyai peran baru sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan.

Pustakawan

Pustakawan merupakan salah satu sumber daya yang menggerakkan sumber daya lain dalam organisasi perpustakaan yang memungkinkan perpustakaan dapat berperan secara optimal didalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Dengan demikian, pustakawan menjadi ujung tombak keberhasilan dalam penyebarluasan informasi di perpustakaan.

Dalam UU No 43 tahun 2007, juga dikatakan bahwa pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan / atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.

Peran Pustakawan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Menghadapi perkembangan tersebut diatas, perustakaa perguruan tinggi mau tidak mau harus berubah, agar tidak ditinggalkan oleh penggunanya. Perpustakan harus memainkan peran aktif dan penting dalam mendorong penulisan karya ilmiah, dengan cara :

1. Menjadi mitra bagi pengguna

Pengguna perpustakaan perguruan tinggi adalah orang-orang yang tugasnya mengajar, belajar dan melakukan penelitian. Untuk itu mereka harus membuat rancangan pembelajaran suatu matakuliah, membuat bahan ajar, memberikannya pada siswa ; membuat rancangan penelitian, mengembangkan alat penelitian, mengumpulkan data menulis laporan penelitian ; belajar membuat tugas kuliah ; mencari sponsor penelitian, sponsor kuliah ; dsb. Tenaga perpustakaan harus menjadi mitra mereka dalam tugas-tugas tersebut. Pengelompokkan kemitraan antara pustakawan dan dosen ke dalam empat bidang. Yaitu, kebijakan, penelitian, kurikulum, supervisi tingkat tinggi, dan pengembangan akademik.

Menjadi mitra artinya tenaga perpustakaan harus turut mengambil bagian yang penting dalam kegiatan tersebut. Dengan demikian tenaga perpustakaan bukan sekedar

(6)

mencarikan informasi dan memberi bantuan teknis demi peningkatan mutu kegiatan yang bersangkutan dan juga mutu perguruan tinggi.

2. Keahlian Melek Informasi

Saat ini pustakawan dituntut tidak hanya trampil mengurusi buku atau jenis media informasi lain. Namun dituntut bisa menguasai penelusuran informasi yang menjadi sebuah terobosan baru dan tantangan ke depan bagi pustakawan dalam mengemban tugas mulia untuk mengelola informasi yang ada di perpustakaan dimana pustakawan tersebut bekerja. Dengan demikian, pustakawan harus mempunyai komitmen dengan penuh kesadaran agar dapat mengakses, memahami dan memanfaatkan informasi yang diperoleh untuk dikomunikasikan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Melek informasi (information literacy) adalah serangkaian kemampuan untuk menyadari kebutuhan Informasi dan kapan informasi dibutuhkan, mengidentifikasl dan menemukan lokasi informasi yang dibutuhkan, memanfaatkannya secara etis dan mengkomunikasikannya secara efektif. Kemampuan ini juga meliputi keterampilan teknologi telekomunikasi dan informasi. Secara rinci melek informasi meliputi kemampuan untuk : mengetahui kapan informasi dibutuhkan, menyadari informasi yang dibutuhkan, mengidentifikasi sumber informasi, menemukan lokasi Informasl secara efektif dan efislen, mengakses Informasl secara efektif dan efislen, mengevaluasi informasi secara kritis, mengorganisasikan dan mengintegrasikan Informasi ke dalam pengetahuan yang ada, menggunakan informasi secara etis dan legal, mengkomunikasikan informasi, melakukan semua kegiatan tersebut di atas secara efekif.

Dalam konteks manajemen pengetahuan, keterampilan Informasi mi bisa dikemas datum pelbagai keteramplian

Penciptaan pengetahuan: Untuk membantu penciptaan pengetahuan. perpustakaan bisa

memperlengkapi para dosen dan mahasiswa dengan metodologi penelitian mulai dari cara menemukan dan merumuskan masalah dengan tingkat orisinilitas yang tinggi beserta alasannya (teontis, praktis, dan/atau metodologis), membuat kerangka pemikiran yang dapat membantu peneliti melihat permasalahannya dengan jelas, membuat rancangan penelitian, mengumpulkan dan menganalisis data.

Perekaman dan organisasi pengetahuan: Yang dibutuhkan di sini adalah keterampilan

(7)

pelbagai sumber dan membuat daftar pustaka menurut pelbagai standard; dan penggunaan pelbagal software dan fasilitas di dalamnya.

Penyebaran: Perpustakaan dalam hal ini bisa mengajarkan, antara lain, persyaratan publikasi

kertas maupun elektronik, cara meng-upload file, dsb. Ketrampilan untuk melakukan presentasi lisan, menggunakan fasilitas komunikasi seperti e-mail, dsb., juga membantu peningkatan kemampuan untuk penyebaran pengetahuan.

Akses: Keahlian yang bisa diajarkan di sini adalah tentang pelbagai sumber informasi dan

kelebihan dan kekurangannya, dsb. Juga topik mengenai tahap-tahap pencarian informasi.

Penggunaan informasi: Keahlian yang bisa diajarkan di sini adalah tentang pelbagai

sumber informasi dan kelebihan dan kekurangannya, membaca kritis, membuat ringkasan, dsb.

3. Jenis layanan Perpustakaan

Untuk menjawab permasalahan yang berkembang saat dipaparkan diatas serta untuk menjalankan fungsi dan tujuan perpustakaan perguruan tinggi senagai unit pendukung menjalankan tridarma perguruan tinggi, perpustakaan perguruan tinggi harus meningkatkan layana ke pengguna dan menyediakaan akses ke informasi.

Layanan Koleksi Karya Ilmiah ; Layanan koleksi karya ilmiah adalah layanan yang

diberikan kepada pengguna perpustakaan berkaitan dengan hasil tulisan ilmiah (penelitian) yang dilakukan civitas akademika dalam bentuk cetak. Layanan karya ilmiah ini digunakan oleh pengguna perpustakaan sebagai bahan rujukan untuk mengembangkan dan menulis penelitian-penelitian yang baru. Ketentuan penggunaan koleksi ini adalah hanya bisa dibaca ditempat dan tidak dapat di fotokopi. Khusus untuk jenis koleksi skripsi, selain bentuk cetak disediakan juga bentuk softcopy dalam bnetuk format PDF (Portable Document Format). Penelusuran informasi tentang koleksi karya ilmiah yang dibutuhkan dapat dilakukan melalui OPAC (Online Public Acces Catalog) yang tersedia diperpustakaan.

Repositori ; Repository adalah tempat dimana data disimpan dan dipelihara. Sebuah

repository dapat berupa ; tempat dimana data disimpan, tempat dimana secara khusus data dalam format digital disimpan, tempat dimana eprint diletakkan, tempat dimana beberapa database aatau file diletakaan untuk didistibusikan secara jaringan komputer, tempat dimana sesuatu disimpan yang kemunginan untuk digunakan lagi. Sebuah repository institusi adalah

(8)

sebuah tempat online untuk mengumpulkan, mengatur dan menyebarkan dalam bentuk digital, yang mana merupkan output dari institusi khusunya hasil riset dari institusi.

Pada sebuah universitas, materi yang tersimpan dapat berupa artikel-artikel dari jurnal riset baik sebelum (preprint) ataupun setelah dicetak (postprint), digital format dari skripsi / thesis / desertasi dan juga mungkin merupakan kumpulan data digital pada kegiatan akademik seperti dokumen administrasi, catatan perkuliahan atau materi perkuliahan lainnya.

Pemahaman definisi dasar dari sebuah repositroy institusi adalah:

 Repository institusi adalah memiliki hubungan erat dengan interoperabilitas digital, dimana ini merupakan hubungan yang erat dari hasil Open Archives Initiative (OAI) dan Open Archives Intiative Protocol for Metadata Harvesitn (OAI-PMH). OAI mengacu kepada akar utama dari http://www.openarchivers.org/meetins dalam notasi dari Universal Prepritn Service (http://www.dlib.org/dlib/february00/vandesomple-oai/02vandesomple-oai.html).

Repository institusi memiliki hubungan erat dengan digital library, seperti mengumpulkan, menyimpan, mengklasifikasikan, membuat katalog, dan memberikan akses ke konten digital, ini analog dengan fungsi perpustakaan konvensional.

Database Online ; Database online adalah koleksi informasi terkomputerisasi atau data

seperti artikel, buku, grafis dan multimedia yang dapat dicari untuk mencari informasi. Database umumnya berbasiskan subjek yang berisikan abstrak dan atau teks lengkap. Saat ini banyak database online yang bisa dilanggan perpustakaan perguruan tinggi melalaui beberapa distributor baik dari dalm negeri maupun luar negeri sesuai dengan subjek dan kebutuhan dari perguruan tinggi.

Penutup

Kewajiban publikasi karya ilmiah menuntut pustakawan perguruan tinggi untuk mempersiapkan diri dalam meningkatkan layanan ke penggunanya guna menigkatkan citra dirinya baik dalam bidang pengetahuan dan sikap serta perilaku terhadap pengguna jasa layanan informasi. Untuk mewujudkan peran baru perpustakaan perguruan tinggi sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan akan terwujud jika pustakawan perguruan tinggi harus bisa membaca kebutuhan dan isu-isu yang berkembang dengan membekali diri dengan

(9)

keahlian maupun jasa layanan yang dibutuhkan oleh pengguna, maka perpustakaan dapat memecahkan permasalahan yang timbul dalam menghadapi kewajiban publikasi karya ilmiah.

Namun untuk mewujudkannya tentu saja bukan hal yang mudah diperlukan dukungan dari berbagai pihak baik dari perguruan tinggi untuk menyediakan sarana dan prasana untuk mendukung terujudnya karya ilmiah yang bermutu terutama penyedian akses informasi sebagai sumber informasi researh bagi dosen, mahasiswa dan seluruh sivitas akademika perguruan tinggi.

Dafta Pustaka

Andre Ristian. Memperdebatkan Jurnal Ilmiah. http://cetak.bangkapos.com/opini/read/ 1270/Memperdebatkan+Jurnal+Ilmiah+.html akses tgl 17 April 2012.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2004). Perpustakaan Perguruan Tinggi:Buku Pedoman. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2004.

Indonesia, Undang – Undang dan Peraturan. Undang – Undang Republik Indonesia, No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan

Indonesia. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Surat Edaran nomor 2050/E/T/2011 tentang kebijakan unggah karya ilmiah dan jurnal.

Indonesia. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Surat Edaran nomor 152/E/T/2012 tentang Publikasi Karya Ilmiah, Kewajiban Publikasi.

Jurnal Ilmiah Terkendala Perpustakaan. http://bantenpos-online.com/2012/02/23/jurnal-ilmiah-terkendala-perpustakaan/ akses tgl 17 April 2012.

Peran perpustakaan perpustakaan perguruan tinggi sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan. Makalah Pelatihan Manajer Perpustakaan se-Jawa dan se-Sumatra, Graha Dinar, Cisarua-Bogor, 16-20 Mei 2005, 5 Mei-4 Juni 2005.

Rita Yulianti. (2012). Kompetensi Pustakawan dan Eksistensi Perpustakaaan Masa Depan. Yogyakarta. Univeitas Gadjah Mada

Referensi

Dokumen terkait

Huruf c Cukup jelas Huruf d Yang dimaksud dengan di luar tempat yang disediakan adalah di tempat-tempat tertentu dalam stasiun yang tidak disediakan untuk naik atau turunnya

 Pada saat elektroda tembaga, Material Removal Rate (MRR) yang didapat pada arus discharge 12 A; 21 A; dan 30 A adalah 0.175 gram/min; 0.525 gram/min; dan 0.775 gram/min

Tanpa mengesampingkan hak-hak Bank sebagaimana ditentukan dalam Syarat dan Ketentuan ini, jika Pemegang Kartu tidak dapat membayar kepada Bank, baik sebagian maupun

o   Pengindeksan secara manual (oleh manusia) n   Menentukan kata kunci dari suatu dokumen.. berdasarkan perbendaharaan kata yang ada

Selain gangguan reseptor di sauar darah otak penumpukan Aβ bisa juga diakibatkan pembentukan yang berlebihan akibat gangguan mutasi secara genetik dari peptida

Dengan demikian petani sudah menggunakan pupuk organik pada usahataninya sesuai dengan anjuran penyuluh baik dari segi jenis, dosis, waktu dan cara

Penelitian-penelitian yang dilakukan di wilayah NTT membuktikan bahwa temuan budaya Paleolitik dan berbagai tinggalan fosil fauna telah memberikan petunjuk tentang proses

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dampak Program Kampung Bersih di Kabupaten Tulungagung (Studi pada RW 03 Dusun Ngreco Desa Sobontoro Kecamatan