• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen telah menempati kedudukan sentral di lembaga pendidikan, dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. manajemen telah menempati kedudukan sentral di lembaga pendidikan, dan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada Lembaga Pendidikan tidak terlepas dari peran manajemen karena manajemen telah menempati kedudukan sentral di lembaga pendidikan, dan sekolah merupakan sebuah organisasi yang memiliki aspek- aspek penting. Setiap aspek memiliki saling ketergantungan dengan yang lainnya, sehingga membentuk sebuah sistem. Jika sistem sekolah tidak diorganisasikan dan dikelola dengan baik, setiap aspek akan berjalan sendiri- sendiri dan tidak akan mampu mencapai tujuan sekolah. Manajemen sangat penting artinya untuk sekolah, untuk membantu ketercapaian tujuan sekolah.

Setiap organisasi membutuhkan manajemen karena manajemen dapat membantu sebuah organisasi dalam mencapai tujuan. Sebagai sebuah organisasi, sekolah atau lembaga pendidikan islam memerlukan manajemen untuk menyelenggarakan program- program pendidikan. Begitu pentingnya manajemen mengharuskan kepala sekolah serta staf- stafnya memahami manajemen pendidikan. Untuk memahaminya seseorang perlu mengerti definisi dari manajemen itu sendiri, dan definisi dari manajemen adalah kegiatan mengarahkan sumber daya sekolah melalui tindakan yang rasional dan sistematik yang

(2)

mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan tindakan dan pengendalian untuk mencapai tujuan sekolah.1

Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi karena tanpa manajemen semua usaha akan sia- sia dan organisasi akan gagal dalam mencapai tujuan seperti halnya manajemen sekolah karena dalam semua lembaga sekolah baik berstatus negeri maupun swasta dapat dipastikan mempunyai sebuah upaya agar bisa menciptakan dan meningkatkan proses pendidikan yang baik dengan menerapkan beberapa manajemen baik manajemen pendidikan, manajemen, manajemen kurikulum, manajemen sarana prasarana dan manajemen kesiswaan.2 Dan setiap sekolah harus mampu menjalankan tujuan manajemen seperti adanya sumber daya manusia yang berkualitas, sarana prasarana yang lengkap, siswa yang unggul, dan tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi. Dalam dunia pendidikan peserta didik merupakan sumber daya yang utama dan terpenting dalam proses pendidikan formal karena peserta didik merupakan insan yang memiliki aneka kebutuhan. Kebutuhan itu terus tumbuh dan berkembang sesuai dengan sifat dan karakteristiknya seperti yang tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional ( Sisdiknas). Peserta didik didefinisikan sebagai setiap manusia yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan

1

Hanun Asrohah, Modul Manajemen Sekolah Efektif. ( Surabaya, 2010), hal 4.

2 Djamas Nurhayati. Madrasah Mandiri Puslitbang Pendidik Agama dan

(3)

tertentu. Peserta didik juga dapat didefinisikan sebagai orang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi dasar yang masih perlu dikembangkan.3 Dan para siswa merupakan klient paling utama yang harus dilayani, oleh sebab itu para siswa harus dilibatkan secara aktif dan tepat, tidak hanya di dalam proses belajar mengajar melainkan juga di dalam kegiatan sekolah.4 Ada beberapa komponen pendidikan yang secara langsung berhubungan dalam menangani peserta didik ( siswa) yang disebut juga dengan manajemen kesiswaan antara lain Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bagian kesiswaan dan tenaga pengajar ( guru).

Manajemen Kesiswaan merencanakan agar siswa dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia seutuhnya sesuai tujuan pendidikan nasional berdasarkan pancasila. Keberhasilan, kemajuan dan prestasi belajar para siswa memerlukan data yang otentik, yang dapat dipercaya dan memiliki keabsahan data sehingga diperlukan untuk mengetahui dan mengontrol keberhasilan atau prestasi kepala sekolah sebagai manajer pendidikan, kemajuan belajar siswa secara periodik harus disampaikan kepada orang tua siswa baik kegaiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler, yang bertujuan agar orang tua berpatisipasi dalam proses pendidikan anaknya.5 Pendidikan sekolah merupakan wadah yang paling tepat untuk melibatkan para siswa melalui kegiatan- kegiatan yang ada di

3 Sudarwan Danim, Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal 2. 4 Wahyo Suwidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah.( Jakarta:PT. Remaja Grafindo Persada,

1999), hal 239.

5 Depdikbud. Pedoman Umum Penyelenggaraan Administrasi Sekolah Menengah.( Jakarta:

(4)

luar kurikuler atau bisa disebut juga ekstrakurikuler, dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler dapat lebih mengembangkan bakat siswa yang siswa miliki.

Manajemen kesiswaan merupakan salah satu bidang operasional yang mencakup seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik agar bisa mengikuti seluruh proses belajar mengajar dengan efektif dan efesien.6 Oleh sebab itu, manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta didik tersebut dari suatu sekolah, melainkan aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah baik dari potensinya, kreatifitasnya serta minat dan bakatnya.

Kegiatan pengembangan peserta didik harus memperhatikan kebutuhan, bakat, dan minat peserta didik di sekolah dan manajemen kesiswaan memiliki peranan penting untuk mengidentifikasi kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik melalui kegiatan aplikasi instrumentasi dan himpunan data, untuk ditindaklanjuti dalam berbagai kegiatan pengembangan bakat serta minat siswa. Kegiatan pengembangan peserta didik akan melibatkan banyak kegiatan sekaligus juga banyak melibatkan orang, oleh karena itu diperlukan pengelolaan dan pengorganisasian kepada siswa oleh manajemen kesiswaan dan disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi nyata di sekolah. Manajemen Kesiswaan dalam mengembangkan bakat peserta didiknya bertujuan untuk memberikan kesempatan

(5)

kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta didik.7

Dalam Penelitian ini, peneliti tertarik untuk mengetahui optimalisasi manajemen kesiswaan, khususnya pada pengembangan bakat siswa pada kegiatan Karya Ilmiah Remaja (KIR) yang terfokus pada bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SMP IPIEMS Surabaya. Di SMP IPIEMS Surabaya pengembangan bakat siswa sangat di perhatikan sekali salah satunya di bidang KIR dan Optimalisasi yang diberikan oleh manajemen kesiswaan dalam memfasilitasi semua kegiatan Karya Ilmiah mulai dari pembinaan intensif dalam satu minggu sekali, pemberian pelatihan dengan cara memberikan tantangan- tantangan baru untuk di analisis siswa, mengajarkan penulisan ilmiah tingkat nasional dengan prosedur yang baku dan mewujudkan kegiatan kewirausahaan dalam kegiatan KIR. Bakat siswa di bidang KIR sangat bagus, hal ini dibuktikan dengan juara- juara tingkat nasional di bidang ISPO, INAYS, LPIR, LCIEN bahkan siswa KIR mengikuti kegiatan lomba dalam satu tahun sebanyak empat kali pada tahun 2010 dan 2011. Adapun karya unik yang dihasilkan para siswa KIR yang sudah di ikutkan dalam ajang lomba tingkat nasional, salah satunya yaitu finalis LPIR dengan karya pembuatan Nata De Melo dengan menggunakan ekstrak kecambah kacang hijau di Yogyakarta pada tahun 2010 dan finalis ISPO tahun 2011, dengan karya penjernihan air dengan menggunakan biji asam.

(6)

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Optimalisasi Manajemen Kesiswaan dalam Mengembangkan Bakat Siswa di Bidang Karya Ilmiah Remaja ( KIR) di SMP IPIEMS Surabaya”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka dapat penulis kemukakan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Manajemen Kesiswaan dalam Mengembangkan Bakat Siswa di Bidang Karya Ilmiah Remaja (KIR) di SMP IPIEMS Surabaya?

2. Apa saja upaya Manajemen Kesiswaan dalam Mengembangkan Bakat Siswa di Bidang Karya Ilmiah Remaja ( KIR ) di SMP IPIEMS Surabaya?

3. Apa kendala Manajemen Kesiswaan dalam Mengembangkan Bakat Siswa di bidang Karya Ilmiah Remaja ( KIR ) di SMP IPIEMS Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana Manajemen Kesiswaan dalam Mengembangkan Bakat Siswa di Bidang Karya Ilmiah Remaja (KIR) di SMP IPIEMS Surabaya.

2. Untuk mengetahui apa saja upaya Manajemen Kesiswaan dalam Mengembangkan Bakat Siswa di Bidang Karya Ilmiah Remaja ( KIR ) di SMP IPIEMS Surabaya.

(7)

3. Untuk mengetahui apa kendala Manajemen Kesiswaan Dalam Mengembangkan Bakat Siswa di Bidang Karya Ilmiah Remaja (KIR) di SMP IPIEMS Surabaya.

D. Manfaat Penelitian a. Bagi Akademis

Manfaat penelitian ini adalah untuk memperkaya khazanah keilmuan dalam bidang ilmu Kependidikan Islam. Serta diharapkan agar bisa menjadi referensi perbandingan bagi penelitian selanjutnya.

b. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah wawasan terutama dalam bidang Konsentrasi Manajemen Pendidikan dan untuk memenuhi tugas kuliah akhir dan memperoleh gelar sarjana strata satu (SI) pada jurusan Kependidikan Islam.

E. Definisi Konseptual

Untuk mendapat gambaran yang jelas tentang pengertian dalam pengajuan judul ini skripsi ini, maka penulis tegaskan beberapa istilah yang terdapat dalam pengajuan judul skripsi ini, yaitu sebagai berikut:

1. Optimalisasi adalah usaha penuh untuk mencapai tujuan dan kemampuan untuk meningkatkan kualitas.8 Tujuan dimana Manajemen Kesiswaan dalam mengembangkan bakat siswanya agar teraktualisasikan dengan baik.

8 Moh. Uzer Usman. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. (Bandung: PT.

(8)

2. Manajemen Kesiswaan dalam Mengembangkan Bakat Siswa di Bidang Karya Ilmiah Remaja adalah suatu penataan atau pengaturan segala aktifitas yang berkaitan dengan siswa.9 Melalui sebuah proses atau tahapan untuk menuju sebuah pertumbuhan yang lebih maju dengan memperhatikan bakat siswa yang merupakan bentuk dari kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih.10 Seperti halnya kegiatan ekstrakurikuler salah satunya di bidang Karya Ilmiah Remaja yang merupakan tulisan berisi ide kreatif siswa yang disusun secara komprehensif berdasarkan data, dianalisis dan diakhiri dengan kesimpulan yang relevan. Karya Ilmiah Remaja yang dimaksudkan agar siswa mampu dalam bakat serta keterampilan proses dalam IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam) seperti halnya bakat dalam bidang Karya Ilmiah Remaja (KIR) dapat membantu siswa dalam mengembangkan aktifitas dalam bereksperimen dan siswa akan memperoleh keterampilan dalam mengamati, mengelola hasil temuan, meramalkan suatu gejala serta menilai proses tersebut.11 Adapun bentuk program manajemen kesiswaan dalam mengembangkan bakat siswa di KIR yaitu:

a. Program Perencanaan yaitu program dalam bentuk penyusunan jadwal KIR, merencanakan biaya penelitian, membuat rencana kerja dalam satu tahun sekali dan membuat rancangan kegiatan KIR yang sisematis.

9 Sri Minarti. Manajemen Sekolah.(Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2011), hal 158.

10 Conny Semiawan dkk. Memupuk Bakat dan Kreatifitas Siswa Sekolah Menengah.( Jakarta:

Gramedi, 1990)

(9)

b. Program Fasilitasi yaitu program dalam bentuk pembekalan dan pelatihan, berkenaan dengan upaya memberikan pengetahuan dalam dunia sains (IPA), membangkitkan semangat dan kemauan, pelatihan keterampilan dalam mengolah sebuah temuan, membina serta mengembangkan kerjasama tim KIR, dan membina penulisan naskah ilmiah yang benar.

c. Program pendampingan yaitu berupa bimbingan apabila siswa KIR menemui tingkat kesulitan dan hambatan dalam bereksperimen serta dalam melaksanakan hasil- hasil penelitian.

3. SMP IPIEMS adalah kepanjangan dari Sekolah Menengah Pertama Institut Pendidikan Ilmu Eksata Menengah Surabaya.

Jadi yang dimaksud dengan Optimalisasi Manajemen Kesiswaan dalam Mengembangkan Bakat Siswa di Bidang KIR di SMP IPIEMS Surabaya adalah bagaimana Manajemen Kesiswaan dalam mengarahkan, membina bakat siswa di bidang Karya Ilmiah Remaja sehingga bakat yang tampak bisa dikembangkan yang membutuhkan sebuah metode tertentu atau sebuah program tertentu serta stimulus agar bakat anak didiknya dapat teraktualisasikan dengan baik.

F. Sistematika Pembahasan

Bab I Pendahuluan, dalam bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi konsep, sistematika pembahasan.

(10)

Bab II Landasan Teori, pada bab ini dipaparkan secara teoritis mengenai Manajemen Kesiswaan, Bakat Siswa, Optimalisasi Manajemen Kesiswaan dalam Mengembangkan Bakat Siswa di Bidang Karya Ilmiah Remaja di SMP IPIEMS Surabaya.

Bab III Metode Penelitian, dalam bab ini berisi jenis dan pendekatan penelitian, lokasi penelitian, pemilihan subyek penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data.

Bab IV Laporan Hasil Penelitian, dalam bab ini berisi Gambaran umum objek penelitian yaitu sejarah berdirinya, visi, misi dan tujuan, letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa, keadaan sarana dan prasarana. Penyajian data berupa data manajemen kesiswaan, data bakat siswa di bidang KIR, dan optimalisasi manajemen kesiswaan dalam mengembangkan bakat siswa di bidang KIR di SMP IPIEMS Surabaya. Dan analisis data.

Bab V Penutup, dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh dalam penelitian ini diajukan saran-saran yang membangun dari kesempurnaan penelitian tindakan kelas pada masa yang

Gambar 4.12 Penampang Saluran Pada Debit Periode Ulang ulang 2 tahun untuk Sal KW 2 penampang persegi dengan lebar saluran 0,55 m

Hal ini menunjukkan bahwa penambahan ekstrak sawi putih dapat mempengaruhi banyaknya busa yang dihasilkan oleh sabun padat transparan antibakteri ekstrak sawi putih karena ekstrak

tersebut melepas panas. Tingginya puncak pada kurva DTA dapat dikatakan bahwa sampel tersebut terjadi pelepasan panas dengan entalpi yang besar, sehingga

Karena banyak masyarakat yang kurang mengerti bahasa slang, bahkan pemakainya pun enggan menggunakannya, dan ada yang berpendapat bahasa slang itu mencemari, dan ada yang berpendapat

Kebijakan pemberlakuan BRT dituangkan ke dalam Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2011-2030, Pasal 10

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan juvenil ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) yang dipelihara dengan padat penebaran yang berbeda.. Penelitian

PT Mari mempersembahkan hidup kita pada Tuhan karena kasih-Nya yang besar yang dilimpahkan-Nya kepada kita.. Kasih setia-Nya ditunjukkan- Nya dari satu generasi ke