• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA

NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG

KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA,

Menimbang : a. bahwa untuk menindaklanjuti Pasal 6 Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah serta dalam rangka meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan, agar berdaya guna dan berhasil guna maka perlu untuk menyusun dan menetapkan kedudukan, tugas dan fungsi, Susunan Organisasi, dan tata kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bulukumba;

b. bahwa untuk memenuhi maksud huruf a, perlu diatur dalam Peraturan Bupati;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822);

2. Undang – Undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);

3. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang –Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

(2)

5. Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bulukumba Tahun 2016 Nomor 14);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bulukumba.

2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas – luasnya dalam system dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

4. Bupati adalah Bupati Bulukumba.

5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.

6. Badan adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bulukumba.

7. Kepala Badan adalah Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bulukumba.

8. Unit Pelaksana Teknis Badan, yang selanjutnya disingkat UPT Badan adalah unsur pelaksana teknis Badan untuk melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu.

BAB II

KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu

Kedudukan Pasal 2

Badan Penanggulangan Bencana Daerah adalah merupakan unsur pelaksana Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

(3)

Bagian Kedua Tugas dan Fungsi

Pasal 3

(1) Badan Penanggulangan Bencana Daerah mempunyai tugas dan kewajiban membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan di bidang Penanggulangan Bencana Daerah.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan Penanggulangan Bencana Daerah mempunyai fungsi:

a. perumusan dan penetapan kebijakan dan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efesien; dan

b. pengoordinasian pelaksanaan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh.

BAB III

SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4

(1) Susunan organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah, meliputi: a. Kepala Badan;

b. Kepala Pelaksana; c. Sekretaris;

d. Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan; e. Seksi Kedaruratan dan Logistik;

f. Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi; g. Unit Pelaksana Teknis; dan

h. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah sebagaimana dimakud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.

BAB IV

TUGAS POKOK, DAN URAIAN TUGAS JABATAN Bagian Kesatu

Kepala Badan Pasal 5

(1) Badan Penanggulangan Bencana Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Badan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam mengoordinasikan penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah sebagai berikut:

(4)

a. mengoordinasikan perumusan rencana strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

b. mengoordinasikan perumusan kebijakan agar tercipta sinkronisasi dan integrasi kebijakan pemerintah dalam lingkup kerja dan kewenagan Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

c. menyelenggaran urusan penanggulangan dan bencana daerah;

d. melaksanakan pengendalian, penempatan dan pembinaan kepegawaian lingkup Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

e. mengendalikan pengelolaan keuangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

f. menyelenggaran urusan umum Badan Penanggulangan Bencana Daerah; g. melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah lingkup Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

h. mengkonsultasikan dan mengoordinasikan program dan kegiatan dengan Pemerintah Pusat dan Provinsi;

i. mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan kepada bawahan;

j. memantau dan mengevaluasi serta menilai pelaksanaan tugas bawahan; k. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan; dan

l. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

Bagian Kedua Unsur Pengarah

Pasal 6

(1) Unsur pengarah dipimpin oleh seorang Pengarah mempunyai tugas pokok membantu Kepala Badan dalam menyusun konsep pelaksanaan kebijakan penanggulangan bencana daerah, memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan penanggulangan bencana.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian tugas jabatan Unsur Pengarah sebagai berikut:

a. menganalisa dan mengembangkan informasi potensi bencana daerah; b. menganalisa dan mengembangkan informasi peristiwa bencana daerah; c. menganalisa dan mengembangkan informasi potensi penanggulangan

benana daerah;

d. menghimpun dan menginventarisasi kebijakan penanganan dan penanggulangan bencana daerah;

e. merumuskan dan menyusun konsep pengembangan dan pemanfaatan teknologi penanganan dan penanggulangan bencana daerah;

f. merumuskan dan menyusun konsep pengaturan teknologi yang berpotensi sebagai sumber ancaman atau bencana daerah;

g. merumuskan dan menyusun konsep kerjasama penanganan dan penanggulangan bencana daerah;

(5)

h. memantau dan mengevaluasi efentifitas kegiatan penanganan dan penanggulangan bencana daerah;

i. memantau dan mengevaluasi efektivitas pelaksanaan kebijakan penanganan dan penanggulangan bencana daerah;

j. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan; dan

k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

Bagian Keempat Unsur Pelaksana

Pasal 7

(1) Unsur Pelaksana dipimpin oleh seorang Kepala Pelaksana mempunyai tugas pokok membantu Kepala Badan dalam hal penyelenggaraan penyusunan dan pelaksanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Daerah.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian tugas jabatan Kepala Pelaksana sebagai berikut:

a. menyusun rencana kegiatan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

b. mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan;

c. memantaun, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan;

d. membina dan mengawasi untuk mengetahui tugas yang telah dan yang belum dilaksanakan;

e. membina, mengawasi, mengendalikan kegiatan penanggulangan bencana;

f. mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana;

g. mengevaluasi dan menindaklanjuti hasil pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana;

h. menyelenggarakan monitoring, evaluasi dan pelaporan secara periodic; i. melaksanakan urusan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan dan

ketatalaksanaan lingkup Badan Penanggulangan Bencana Daerah; j. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan; dan

k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

Bagian Ketiga Sekretariat

Pasal 7

(1) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris mempunyai tugas pokok membantu Kepala Pelaksana dalam menyusun program, kegiatan, petunjuk teknis, memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan urusan umum dan kepegawaian Badan penanggulangan Bencana Daerah Daerah.

(6)

a. menyusun Program dan kegiatan Badan penanggulangan Bencana Daerah Daerah sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

b. melaksanakan pelaksanaan kesekretariatan Badan penanggulangan Bencana Daerah;

c. merumuskan pedoman dan/atau petunjuk teknis pelaksanaan penyelenggaraan urusn kesekretariatan Badan penanggulangan Bencana Daerah;

d. melaksanakan pemantauan dan evaluasi berkala pelaksanaan kegiatan kesekretariatan Badan penanggulangan Bencana Daerah;

e. mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan;

f. memantau dan mengevaluasi serta menilai pelaksanaan tugas bawahan; g. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan; dan

h. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

Paragraf 2

Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Pasal 8

(1) Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi mempunyai tugas pokok menyusun program, kegiatan, petunjuk teknis, memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan urusan Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian tugas jabatan Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan sebagai berikut: a. menyusun rencana kegiatan Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan sebagai

pedoman dalam pelaksanaan tugas;

b. menyusun pedoman dan/atau petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan pencegahan dan kesiapsiagaan;

c. melaksanakan pengelolaan kegiatan Pencegahan dan Kesiapsiagaan; d. membuat peta rawan bencana dan penyebaran kepada masyarakat;

e. menyediakan data populasi penanggulangan bencana yang dapat digunakan;

f. menyiapkan pos-pos komunikasi di daerah rawan bencana;

g. menyebarkan informasi tentang bencana yang mungkin timbul dengan segala akibatnya sebagai bencana;

h. menyiapkan fasilitas dan spesifikasi keahlian Tim Reaksi Cepat (TRC) maupun satgas penanggulangan bencana;

i. mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan kepada bawahan;

j. memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan kegaiatan pencegahan dan kesiapsiagaan;

k. melaksanakan pendataan terhadap daerah rawan bencana;

l. melakukan bimbingan, pembinaan dan pengawasan terhadap organisasi sosial/LSM,UKS, karang taruna dan pekerja sosial masyarakat dalam pelaksanaan pencegahan dan kesiapsiagaan;

m. menyusun dan menginformasikan peta rawan bencana kepada organisasi sosial/LSM,UKS, Karang Taruna dan Pekerja Sosial Masyarakat;

(7)

n. melakukan bimbingan dan pembinan teknis terhadap pekerja sosial masyarakat dan karang taruna dalam pelaksanaan pencegahan dan kesiapsiagaan;

o. melaksanakan kegiatan pra bencana alam meliputi kegiatan preventif dan kesiapsiagaan;

p. menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan;

q. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan; dan

r. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

Paragraf 3

Seksi Kedaruratan dan Logistik Pasal 9

(1) Seksi Kedaruratan dan Logistik dipimpin oleh seorang Kepala Seksi mempunyai tugas pokok membantu Sekretaris dalam menggordinasikan dan melaksanakan kegiatan tanggap darurat penanggulangan bencana, serta mengadakan, menerima, menyiapkan dan menyalurkan bantuan logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian tugas jabatank epala Seksi Kedaruratan dan Logistik sebagai berikut:

a. menyusun rencana kegiatan bidang kedaruratan dan logistik sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

b. menyusun pedoman dan/atau petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan seksi kedaruratan dan logistik;

c. melaksanakan pengelolaan kegiatan seksi kedaruratan dan logistik;

d. mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan;

e. memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan seksi kedaruratan dan logistik;

f. mengoordinasikan lokasi daerah aman dan memberi tindakan lebih lanjut;

g. melakukan perhitungan fisik, sarana dan prasarana akibat bencana; h. melaksanakan pendataan terhadap korban bencana alam atau bencana

sosial;

i. melaksanakan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang terhadap korban bencana alam dan bencana sosial;

j. melaksanakan penyuluhan dan sosialisasi kegiatan pra bencana alam; k. melaksanakan kegiatan pada saat bencana alam yaitu kegiatan tanggap

darurat, pengadaan dapur umum, evakuasi dan penyelamatan korban bencana alam;

l. menyusun laporan pelaksanaan kegiatan;

m. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan; dan

n. melaksanakan tugas kedinasan lain yang di perintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.

(8)

Paragraf 1

Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasal 10

(1) Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi mempunyai tugas pokok membantu Sekretaris dalam mengoordinasikan dan melaksanakan kegiatan menganalisa, mengevaluasi rehabilitasi fisik terbatas, rehabilitasi mental, penyiapan rancangan konstruksi tahan gempa dalam rangka penanggulangan bencana.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) uraian tugas jabatan Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi sebagai berikut: a. menyusun program dan kegiatan Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi; b. menyusun pedoman dan/atau petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan Seksi

Rehabilitasi dan Rekonstruksi;

c. melaksanakan pengelolaan kegiatan seksi rehabilitasi dan rekonstruksi; d. mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas pada

bawahan;

e. memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan rehabilitasi rekonstruksi;

f. melaksanakan kegiatan pasca bencana alam yaitu kegiatan rehabilitasi dan sosialisasi korban bencana alam;

g. melaksanakan kegiatan penyelamatan dan pemulihan korban bencana alam;

h. melaksanakan prosedur penanganan bencana melalui rehabilitasi dan rekonstruksi;

i. melaksanakan kegiatan pemberdayaan korban bencana alam melalui kegiatan pemenuhan kebutuhan dasar minimal para korban bencana dan usaha ekonomis produktif;

j. menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan;

k. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan; dan

l. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya.

Bagian Kelima Jabatan Fungsional

Pasal 11

(1) Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas pokok melakukan kegiatan

sesuai dengan bidang jabatan fungsional masing-masing, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Jumlah pejabat fungsional ditentukan sesuai kebutuhan dan beban kerja.

(3) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(9)

BAB V JABATAN

Pasal 12

(1) Kepala Badan merupakan jabatan eselon IIb atau jabatan pimpinan tinggi pratama;

(2) Kepala pelaksana merupakan jabatan struktural eselon IIIa atau jabatan administrator;

(3) Sekretaris Badan merupakan jabatan struktural eselon IVa atau jabatan pengawas;

(4) Kepala Seksi merupakan jabatan eselon IVa atau jabatan pengawas. BAB VI

TATA KERJA Pasal 13

(1) Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan unit organisasi, Pejabat struktural, Kelompok jabatan fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, intergrasi dan sikronisasi secara vertikal dan horizontal, baik di lingkungan masing-masing maupun antar unit organisasi lainnya sesuia dengan tugas masing-masing;

(2) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Setiap pimpinan organisasi bertanggungjawab memimpin dan

mengoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.

(4) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasan masing-masing dan menyiapkan laporan berkala tepat pada waktunya.

(5) Setiap laporan yang diterima oleh atasan satuan organisasi dari bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan.

(6) Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

(7) Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi di bawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan masing-masing, wajib mengadakan rapat berkala.

(8) Pola hubungan kerja pejabat struktural dan pejabat fungsional umum ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP Pasal 14

Pada saat peraturan ini mulai berlaku maka segala ketentuan perundang-undangan yang mengatur hal yang sama dan bertentangan dengan peraturan ini dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

(10)

Pasal 15

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bulukumba.

Ditetapkan di : Bulukumba pada tanggal : BUPATI BULUKUMBA, A. M. SUKRI A. SAPPEWALI Diundangkan di Bulukumba pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA

A. B. AMAL

BERITA DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2016 NOMOR 104

Referensi

Dokumen terkait

(1) Bidang Sosial, Ekonomi dan Pemerintahan dipimpin oleh Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Badan dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan

(1) Bidang Kesehatan Masyarakat dipimpin oleh Kepala Bidang, mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan perumusan kebijakan operasional di

(1) Bidang Pembinaan dan Pengembangan Pegawai dipimpin oleh Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Badan dalam merumuskan kebijaksanaan dan

(1) Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, mempunyai tugas pokok memimpin, membina dan mengendalikan tugas-tugas di bidang

(1) Sub Bagian Risalah dan Arsip dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bagian Persidangan dan Perundang-undangan dalam

(1) Bidang Kesehatan Masyarakat dipimpin oleh Kepala Bidang, mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan perumusan kebijakan operasional di bidang kesehatan

(1) Bidang Ketertiban Umum dan Ketenteraman dipimpin oleh Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran

(1) Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang, mempunyai tugas pokok