• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU NONGKRONG GENERASI MILENIAL TERHADAP PERKEMBANGAN BISNIS KAFE DI MASA PANDEMI COVID-19 DI KOTA PALANGKA RAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERILAKU NONGKRONG GENERASI MILENIAL TERHADAP PERKEMBANGAN BISNIS KAFE DI MASA PANDEMI COVID-19 DI KOTA PALANGKA RAYA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU NONGKRONG GENERASI MILENIAL TERHADAP PERKEMBANGAN BISNIS KAFE DI MASA

PANDEMI COVID-19 DI KOTA PALANGKA RAYA

Millennial Generation Hanging Behavior Toward The Development Of The Cafe Business During The Covid-19

Pandemic In Palangka Raya City April Heri Kusbiyanto1, Imam Qalyubi2 1,2Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya

Surel: angk6000@gmail.com, imamqalyubi@yahoo.com

Received: Accepted:

ABSTRACT. The Covid-19 pandemic did not discourage people from opening cafe businesses, and this phenomenon is fascinating to research what drives people to open cafe businesses. Interviews and direct observation to several cafes and cafes on one of the roads in Palangka Raya only recently opened during the pandemic. Drinking coffee while hanging out together is one of Indonesia's cultures that has existed for a long time. The research results showed that the development of cafes today is inseparable from the hangout behavior of the millennial generation today to be able to socialize, be creative, chat with their communities, and fill the time during the Covid-19 pandemic where they continue to implement health protocols.

Keywords: pandemic, hangout behavior, business development

ABSTRAK. Dimasa pandemi covid-19 tidak menyurutkan masyarakat untuk membuka usaha kafe, fenomena ini sangat menarik untuk dilakukan penelitian tentang alasan yang mendorong masyarakat untuk membuka usaha kafe. Dengan melakukan wawancara dan observasi langsung ke beberapa kafe dan caffe shop di salah satu jalan di Palangka Raya yang baru dibuka dimasa pandemi. Minum kopi sambil nongkrong bersama-sama merupakan salah satu budaya indonesia yang sudah ada sejak dahulu. Dari hasil penelitian didapat bahwa perkembangan kafe dewasa ini tidak terlepas dari perilaku nongkrong (hangout) generasi milenial dewasa ini untuk tetap bisa bersosialisasi, berkreasi, ngobrol dengan komunitasnya, dan mengisi waktu di masa pandemi covid-19 dimana tetap melaksanakan protokol kesehatan.

(2)

PENDAHULUAN

Di era milenial ini, kafe atau coffee shop hampir bisa kita temui di segala tempat diseluruh pelosok Indonesia. Munculnya kafe atau coffee shop dengan berbagai konsep yang menarik dan didukung sajian variasi minuman yang unik membuat eksistensi tempat ini semakin digemari Oleh para kaum milenial. Tidak bisa dipungkiri bahwa menjamurnya tempat bersantai segala golongan seperti kafe atau coffee shop juga merambah Kota Palangka Raya dimana orang-orang dapat duduk santai sejenak untuk menghabiskan waktu luangnya (leisure time) berkumpul bersama teman kerja atau teman sebaya.

Melihat realita yang terjadi ini tentu terdapat faktor-faktor yang melatarbelakangi kaum muda memilih coffee shop sebagai tempat untuk menghabiskan waktunya hal ini telah dibahas oleh Elly Herlyana (2012) “Fenomena Coffee Shop Sebagai Gejala Gaya Hidup Baru Kaum Muda”. Namun yang menjadi perhatian adalah apakah kebiasaan ini membawa dampak terhadap pola pikir dan tingkah laku individu tersebut. Terjadinya fenomena ini dapat kita lihat dari adanya perbedaan pengunjung kafe atau coffee shop dari yang biasanya di kunjungi oleh kaum laki–laki dewasa menjadi kalangan anak muda dan tidak hanya dari kalangan laki–laki tetapi juga kaum perempuan juga. dikota Palangka Raya saat ini terdapat peningkatan. Keberadaannya sendiri bisa kita lihat Melalui beragam penyebutan, seperti kedai kopi, coffee shop, warung kopi dll. Perkembangan bisnis kafe ini telah masuk ke berbagai kalangan masyarakat dari tua sampai dengan anak muda. Maraknya kafe tersebut juga dibarengi dengan tema, konsep dan tujuan tertentu. Sebagai misal, beragam konsep dengan iringan musik, terjangkaunya harga, hingga sajian menu dengan nuansa tradisional sampai modern seakan

(3)

menjadi daya tarik tersendiri. Apalagi pada sebuah daerah yang memiliki tempat - tempat yang selalu dalam keramaian, seperti mal, pertokoan, pujasera, dan pusat bisnis lainnya yang istagramable. Biasanya para pengunjung kafe sendiri cenderung mengambil waktu sore sampai dengan malam hari dalam menikmati minum kopi. Tapi kebanyakan dari para penikmat kopi lebih senang berlama-lama berada di kafe untuk berbincang-bincang sembari menikmati minuman kopi dan hidangan kue-kue lainnya.

Pola konsumsi ruang yang terjadi pun dapat berubah seiring mengalirnya selera, motif dan berbagai kepentingan bagi setiap pelaku di dalamnya. Tidak hanya itu, perubahan ruang kafe dan gaya hidup juga ikut mempengaruhi bahkan mengubah pola konsumsi serta motif individu dalam mengunjungi kafe. Hal ini mengingat, tendensi gaya hidup seseorang ditentukan melalui cara memilih, menggunakan benda atau dalam proses kunsumsinya. Lebih jauh, dinamika yang terjadi pada pemaknaan ruang serta konsumsi berdampak pula pada sektor usaha jasa dan kuliner. Perubahan ini pun dapat mempengaruhi orientasi konsumsi seseorang sehingga kajian ini dapat digunakan sebagai salah satu sarana guna memprediksi maupun membaca arah pola konsumsi masyarakat saat ini dan yang akan datang. Berpijak melalui pemaparan latar belakang di atas, penelitian ini berupaya mengkaji lebih jauh keterkaitan antara merebaknya kafe-kafe di Kota Palangka Raya dengan minat anak-anak muda mengunjunginya. Penelitian ini cukup menarik dilakukan mengingat menjamurnya kafe-kafe di Palangka Raya di saat masyarakat indonesia tengah menghadapi pandemi covid-19 dan hal itu menjadi fenomena yang perlu mendapat perhatian khusus.

(4)

Permasalahan dari kajian ini adalah mengapa anak muda / generasi milenial lebih memilih kafe dari pada tempat lain untuk tempat nongkrong, Lebih jauh, penelitian ini difokuskan pada fenomena perilaku nongkrong dimasa pandemi covid-19 di tinjau dari aspek psikologi, sosial dan ekonomi di kota Palangka Raya. Fenomena berkembangannya bisnis kafe dimasa pandemi covid-19 dipalangka raya dalam hal ini peneliti membatasi kafe yang berada di jalan Cristofel Mihing. Penelitian ini bertujuan mengetahui tujuan anak muda / generasi milenial lebih memilih kafe dari pada tempat lain untuk tempat nongkrong. Mengetahui Fenomena berkembangannya bisnis kafe di palangka raya khususnya yang berada di jalan Cristofel Mihing Palangka Raya.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Wawancara dan observasi, merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan penulis. Penulis secara langsung terjun ke lapangan untuk mendapatkan data penelitian. Penelitian ini dilakukan di kafe-kafe yang terletak di jalan Cristofel Mihing Kota Palangka Raya. Validitas data menggunakan teknik triangulasi yang dilakukan dengan tiga cara membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang. Teknik analisis data terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan pengambilan kesimpulan atau verifikasi.

(5)

PEMBAHASAN

Pengaruh Ekonomis Dimasa Pandemi Covid-19

Telah kita ketahui bersama bahwa saat ini dunia sedang mengalami

pandemi Covid-19. Dalam berita online

https://www.bbc.com/indonesia/dunia-52977852 Virus ini berawal dari

Provinsi Wuhan China virus corona diyakini pertama kali muncul di China pada bulan November 2019 namun China baru melaporkan adanya klaster kasus-kasus pneumonia, yang penyebabnya tidak diketahui ke WHO pada tanggal 31 Desember 2019. Seluruh negara di dunia termasuk Indonesia juga mengalami pandemi covid-19 ini mulai bulan maret 2020.

Dampak dari pandemi ini tidak hanya menguncang dunia kesehatan saja namun juga berdampak pada psikologi, sosial, bisnis, serta beragama, dimana masyarakat mengalami stres karena ketakutan yang luar biasa seakan-akan mereka bisa mati sewaktu-waktu. Ditinjau dari segi kehidupan sosial juga berubah drastis dengan berkurangnya aktifitas mereka diluar rumah baik bekereja, sekolah, kuliah ataupun bersosialisasi dengan komunitasnya, Banyak perusahaan yang tutup dan dengan terpaksa merumahkan karyawannya sampai pemutusan hubungan kerja (PHK). Kehidupan religius masyarakat juga dibatasi dengan penutupan tempat-tempat ibadah dan mengalihkan semua kegiatan beribadah masyarakat dirumah masing-masing. Semua hal tersebut juga terasa sampai ke Palangka Raya. Namun dibalik kondisi tersebut tidak menjadikan dunia usaha terutama bidang kuliner ikut lesu karena saat ini bisa kita lihat disetiap sudut kota Palangka Raya berdiri kafe dan coffe shop. Dengan berbagai bentuk tampilan yang menawarkan tidak hanya kenikmatan kopinya tapi juga kenyamanan bagi

(6)

pengunjungnya untuk bersantai dan berkumpul dengan komunitasnya. Gaya hidup Masyarakat yang saat ini dibatasi dengan protokol kesehatan yang ketat namun tetap bisa berkumpul dan bersantai di kafe sehingga bisa penulis mengambil kesimpulan bahwa pandemi covid-19 yang kita hadapi saat ini secara ekonomis telah membuka peluang baru bagi dunia usaha kuliner yaitu kafe dan coffe shop.

Perilaku Nongkrong (Hangout)

Perilaku merupakan seperangkat perbuatan atau tindakan seseorang dalam melalukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, Soekidjo. 2003 : 114).

Perilaku disini bisa dikaitkan dengan komsumsi yaitu bagaimana seseorang menghabiskan uangnya untuk memenuhi selera tentang kuliner, psikologi masyarakat yang saat ini sedang menghadapi pandemi covid-19 sudah mengalami titik jenuh dengan pembatasan beraktifitas, bekerja, beribadah dan berinteraksi dengan komunitasnya sehingga dengan keberadaan kafe maka generasi milinial bisa menyalurkan perilaku nongkrongnya dan sosial budaya dimana saat ini kemajuan disegala bidang sedang kita alami.

Nongkrong (Hangout) merupakan salah satu bentuk ragam budaya yang ada di Indonesia. Keberagaman bentuk budaya tersebut dilihat sebagai sikap, cara hidup, dan nilai-nilai dalam suatu kelompok

(7)

tertentu. Di Indonesia nongkrong sudah ada sejak jaman dahulu hingga sekarang dan mengalami beberapa perubahan seiring berkembangnya jaman. Pada jaman dulu, nongkrong biasanya hanya dilakukan di warung kopi kecil, simpang-simpang jalan dll. Ini dipahami pula sebagai pola aktivitas tertentu yang sudah menjadi kebiasaan, yaitu nongkrong. Meskipun kehadirannya dipandang sebelah mata, nongkrong tetap eksis menjadi bentuk ekspresi keberagaman masyarakat di kala mengisi kekosongan waktu seperti berkumpul, berbincang, dan bahkan sambil menikmati hidangan tertentu. Di satu sisi, tendensi budaya nongkrong yang terlihat seperti budaya pemalas dan tidak berguna, memiliki potensi besar untuk mengurangi stres. Lebih lanjut, budaya nongkrong juga berperan dalam meningkatkan kreativitas dalam berpikir dan berkarya. Kreativitas ini kemudian dituangkan dalam berbisnis dan usaha. Misalkan saja, banyaknya kafe atau kedai kopi sekarang menjadi wadah dalam memfasilitasi budaya nongkrong anak-anak muda. Tidak hanya itu, tersebarnya warung kopi pun menjadi tempat nongkrong yang murah lagi merakyat.

Beberapa pengunjung beranggapan nongkrong sebagai media penghibur diri dan berekspresi, ada pula sebagai sarana bersosialisasi. Meskipun, anggapan negatif muncul berkenaan dengan aktivitas tersebut seperti tidak produktifnya waktu, tanpa tujuan dan maksud yang jelas. Namun, budaya nongkrong menjadi aktivitas yang dinamis dan memiliki makna serta pesan tersendiri bagi para generasi milenial. Dari pengertian diatas perilaku nongkrong bisa disimpulkan segala tindakan atau aktivitas dari manusia karena dorongan untuk bersosialisasi, berpikir, berkarya, menghibur diri, dan atau melakukan kegiatan positif lainnya.

(8)

Generasi Milenial

Pada umumnya, masa remaja atau diri anak muda merupakan masa-masa yang paling menyenangkan. Fase perkembangan pada diri anak muda menjadi masa yang rentan dan kritis. Pada tahap ini, diri remaja atau anak muda mulai mencari jati diri yang akan menentukan kehidupannya dimasa dewasa nanti. Hal ini disebabkan karena masa muda merupakan masa-masa penyempurnaan dari tahap-tahap perkembangan sebelumnya.

Menurut Sarwono, S. (2011: 11-14), Secara umum definisi anak muda atau remaja untuk masyarakat Indonesia memiliki batasan usia antara 11 tahun hingga 24 tahun dan belum menikah. Umumnya, para psikolog selama ini memberi label pada diri anak muda sebagai masa storm dan stress, di mana pada masa tersebut anak muda mulai menjalani proses evolusi menuju kedewasaan. Jika dikaitkan dalam tahapan sosialisasi, usia muda (11 sampai 24 tahun) terkategori dalam tahap game stage (siap bertindak) di mana individu mulai mampu mengenali perannya secara pribadi dan bersiap menuju tahap generalized stage (kedewasaan) yang mulai menjalankan perannya serta menempatkan diri di masyarakat.

Perkembangan Bisnis Kafe Di Kota Palangka Raya

Meminum kopi sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu kala. Indonesia adalah salah satu penghasil biji kopi terbaik di dunia. Beberapa daerah yang terkenal dengan produksi biji kopinya adalah Aceh, Lampung, Medan, Jawa, Ternate, Sulawesi, dan Flores. Bahkan bagi masyarakat Eropa zaman dahulu, sedapnya seduhan kopi yang mereka seruput lebih akrab disebut java. Di Indonesia, usia

(9)

penikmat kopi hampir tidak pandang usia mulai dari remaja hingga orang dewasa bahkan manula. Bagi mereka, kopi adalah konsumsi harian dan merupakan bagian minuman sehari-hari.

Kafe (tempat minum kopi yang pengunjungnya dihibur dengan musik) berasal dari bahasa Perancis, Cafe yang artinya kopi. Sesuai perkembangan zaman dan perubahan perilaku masyarakat yang komsumtif akhirnya membuka peluang usaha baru yaitu kafe. Keberadaan kafe di Palangka Raya saat ini memiliki ciri khas tersendiri baik arsitektur tempat, kopi yang ditawarkan, pelayanan, fasilitas dan kenyamanan yang ditawarkan. Pada awal kemunculan beberapa kafe di Palangka Raya menyasar pada kalangan menengah keatas atau kalangan tua. Namun pada akhir-akhir ini konsep kafe-kafe yang baru buka menyasar ke kalangan milenial hal tersebut bisa kita liat dari konsep kafe yang terkesan berjiwa muda.

Pada masa pandemi covid-19 di Palangka Raya banyak bermunculan kafe baru yang kalau di amati semua hampir dipenuhi oleh golongan milenial dan hal itu dikarenakan sebagai dampak psikologis masyarakat yang telah sampai pada titik jenuh karena hampir 9 (sembilan) bulan menjalani situasi pandemi covid-19 yang tidak menentu kapan berarkhirnya sehingga hanya dengan nongkrong dan menghabiskan waktu bersama komunitasnya saja yang bisa menjadi hiburannya.

Pertumbuhan pebisnis kafe di Palangka Raya saat ini sangatlah pesat. Kita bisa melihat disetiap sudut-sudut kota Palangka Raya ada berdiri kafe. Penulis mengambil contoh salah satu sudut kota Palangka Raya yaitu di jalan Cristofel Mihing pemandangan jalan ini 5 tahun yang lalu hanya ada 1 karaoke dan pool, namun sekarang sepanjang poros jalan

(10)

tersebut telah berdiri 4 kafe yang berdiri dengan membawa konsep yang berbeda-beda dalam kafenya guna menarik pengunjung kafe.

Hasil

Adapun hasil penelitian terhadap kafe-kafe yang berada di jalan Cristofel Mihing kota Palangka Raya dari bulan November sampai dengan desember. Hasil wawancara dengan keempat owner kafe di jalan Cristofel Mihing yang didapat oleh penulis bahwa kafe S dibuka ketika awal pandemi yaitu di bulan Maret 2020 dengan membawa konsep minimalis industri yang yang saat ini disukai milenial latar belakang pendirian kafe ini karena adanya peluang bisnis kuliner yang menfocuskan pada kopi sebagai sajiannya, disamping juga pergeseran anak milenial dari bermain game online diwarnet menjadi bermain game online dengan menggunakan handphone yang hanya memerlukan tempat untuk nongkrong saja. Pada awal buka kafe sudah diterpa dampak pandemi covid-19 selama 4 bulan stagnan dan baru buka pada bulan juni 2020 dan berangsur-angsur bisa nanjak omsetnya pada bulan September sampai dengan bulan desember. Buka dari pukul 10.00 wib sampai dengan pukul 23.00 wib pada setiap harinya. Rata-rata pengunjung kafe adalah pelajar dan mahasiswa yang dengan sengaja berkunjung di kafe hanya untuk sekedar nongkrong, main game, ngobrol dengan komunitasnya sambil menikmati ragam menu kopi dan makanan. Setiap pengunjung kafe di himbau tetap mengindahkan protokol kesehatan dan ruang kafe telah diatur sedemikian rupa sesuai protokol kesehatan.

Fenomena banyaknya berdiri Kafe yang ada di Palangka Raya ini kebanyakan mengikuti trend latah artinya melihat trend yang berkembang saat ini yaitu adanya perubahan perilaku nongkrong di kafe-kafe anak-anak milenial di Palangka Raya kalo medio 2016 mereka

(11)

masih banyak yang di warnet untuk main game online saat ini berubah dengan kemajuan tehnologi gadget mereka cukup main game online sambil nongkrong di kafe dengan komunitasnya. dan boleh dikatakan fenomena perkembangan bisnis kafe dan coffe shop di Palangka Raya ini bagi pelaku usahanya adalah merupakan gagasan yang meniru yaitu dengan modal minim, bisa membuat konsep tempat yang menarik, dan keahlian membuat olahan kopi kekinian secara otodidak sudah menjadi modal awal membuka kedai kopi. Kafe MK ini berdiri sejak maret 2019 di jalan Nyai undang dan baru pindah ke jalan Cristofel Mihing pada bulan maret 2020. Gagasan awal mendirikan Kafe MK ini karena melihat peluang usaha yang ada dan mudah untuk dibuat yaitu kurangnya tempat nongkrong milenial yang murah dengan konsep industri kemudian pengunjung bisa berlama-lama nongkrong dengan teman komunitasnya. Buka setiap hari dari jam 09.00 wib dan tutup pada jam 23.00 wib setiap pengunjung kafe di himbau tetap mengindahkan protol kesehatan. Saat ini di Palangka Raya ada sekitar 200 kafe baru baik yang sekala skala besar maupun kecil, ditengah-tengah persaingan bisnis kopi saat ini dan agar tetap bisa bertahan adalah dengan mempertahankan rasa dari kopi yang ada di MK baik yang kopi asli maupun kopi yang sudah mengalami proses mix seperti kopi susu gula aren, espresso base (capucino, moccacino, americano, dll) yang di sajikan baik yang panas maupun dingin serta dibarengi tambahan menu makanan kekinian antara lain cocolava, ketela goreng rumput laut, kentang goreng, dll yang disukai oleh kaum milenial saat ini.

Kafe DC buka pada tanggal 29 Juni 2020 adapun yang melatar belakangi berdirinya kafe adalah kecintaan owner terhadap minuman kopi dan minimnya tempat hiburan di Palangka Raya yang representatif

(12)

bagi keluarga dan komunitas sehingga tercetus untuk membuka caffe shop. Kafe ini berkonsep minimalis modern dengan mengutamakan tempat yang nyaman ramah bagi pengunjung yang membawa keluarga, relasi dan teman komunitas yang rata-rata pengunjung kafe adalah mahasiswa, profesional karyawan bank dan perkantoran. Buka setiap hari pada jam 10.00 dan tutup pada jam 23.00 wib menu utama kafe adalah kopi, teh dan makanan telah diramu secara kekinian. Secara ekonomi owner sebenarnya tidak berpikir keuntungan karena tujuan awal dari pendirian kafe sendiri untuk menyalurkan hobby untuk meikmati kopi namun untuk saat ini bisa dibilang sudah mendapat mafaat ekonomi dari kafe yang baru dibukanya tersebut. Untuk saat ini dimasa pandemi protokol kesehatan dari pemerintah adalah hal utama yang diterapkan oleh kafe DC.

Kafe BB buka pada bulan Januari 2019 mengusung gaya tradisional atau pujasera dimana dapur kafe dibuat bersekat sesuai jenis menu makanan yang ditawarkan dengan menu kopi O atau kopi ponti yang ditawarkan dan minuman kekinian, untuk makanan seafood dan dan masakan chines. Buka tiap hari dari jam 08.00 wib sampai dengan 23.00 wib dengan tetap menerapkan protokol kesehatan bagi setiap pengunjungnya.

Observasi pada kafe-kafe di jalan cristofel mihing dapat disimpulkan Bahwa perilaku nongkrong generasi milenial di kafe merupakan salah satu bentuk budaya indonesia yaitu berkumpul disuatu tempat kemudian beraktifitas secara bersama-sama, bersosialisasi dengan teman komunitasnya, teman sekolah, kuliah atau organisasi dalam hal tempat nongkrong tidak ada ketentuan harus di kafe namun sesuai kemajuan zaman maka perilaku nongkrong bergeser ke kafe sambil menikmati

(13)

kopi dan menu lainnya. Dengan masih tingginya angka penularan pandemi covid-19 dan belum tahu kapan berakhirnya mendorong masyarakat yang sudah jenuh beraktifitas dirumah untuk melakukan aktifitas diluar rumah dan bertemu dengan teman dan sanak keluarga lainnya. Sehingga mendorong usahawan untuk membuka usaha dibidang kuliner yaitu kafe atau caffe shop.

Secara ekonomi dengan tingginya minat generasi untuk nongkrong di kafe maka omset kafe-kafe di jalan Cristofel Mihing yang menjadi objek dari penelitian akan terus mengalami peningkatan walaupun masih jauh dibandingkan pada masa sebelum pandemi covid-19. Kepatuhan masyarakat dalam hal ini terhadap protokol kesehatan harus terus ditingkatkan dan hal tersebut telah di antisipasi oleh penyedia jasa kuliner dengan tetap menekankan disiplin terutama mencuci tangan sebelum masuk kafe dengan menyediakan wastafel, sabun dan handsanitaser di setiap pintu masuk kafe dan dikasir. Tetap memakai masker saat di dalam kafe bagi yang menunggu pesanan maupun yang sedang bersosisalisasi lainnya di lingkungan kafe. Pengaturan meja kursi kafe yaitu membatasi jumlah meja kursi dan mengatur jarak masing-masing meja kursinya.

Tempat parkir yang luas dari merupakan hal yang perlu di benahi dan di tata dengan rapi agar keberadaan kafe tidak menganggu kepentingan masyarakat pengguna jalan karena rata-rata kafe di Palangka Raya memeliki lahan yang sempit sehingga halaman parkir kurang sehingga akan menggunakan bahu jalan untuk parkir pengunjung kafe.

(14)

SIMPULAN

Saat ini dunia tengah mengalami pandemi covid-19 dimana dampak dari pandemi ini adalah lumpuhnya semua lini kehidupan masyarakat dunia. Hal yang sama juga terjadi di Palangka Raya, pandemi ini secara global telah menghancurkan sendi kehidupan masyarakat kota Palangka Raya baik dari segi kesehatan, ekonomi, sosial, dan agama. Dibalik bencana yang sedang kita jalani ini tercipta peluang atau ada celah ekonomi yang dapat diambil dan dikerjakan oleh masyarakat yaitu bisnis kafe dan coffe shop. Saat ini pangsa pasar kafe dan coffe shop tengah terbuka lebar hal ini di karenakan adanya kejenuhan masyarakat untuk beraktifitas di rumah khususnya generasi milenial untuk bersosialisasi dengan komunitasnya yaitu dengan nongkrong (hangout) di kafe karena perilaku nongkrong generasi milenial di kafe merupakan salah satu budaya Indonesia, Tentunya tetap mengindahkan protokol kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Elly Herliana. (2012). “Fenomena coffe shop sebagai gejala gaya hidup baru kaum muda Yogyakarta”

https://kbbi.web.id/kafe

https://www.bbc.com/indonesia/dunia-52977852

Lexy. J. Moleong. (2000). “Metodologi Penelitian Kualitatif”, Bandung: PT Remaja

Miles, B. Mathew dan Michael Huberman. (1992). “Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru”. Jakarta: UIP.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2003) “Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan”. Jakarta: Rineka Cipta.

Sarwono, S. (2011). “Psikologi Remaja”. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Sugiyono. (2012). “Memahami penelitian kualitatif”. Bandung:

Referensi

Dokumen terkait

pendidikan di indonesia selama masa pandemi covid-19 dilakukan secara daring atau dari rumah (School From Home). Namun karena sekarang masa pandemi covid mulai

- Pemantauan oleh Satgas Perkuatan dan Perbantuan pencegahan virus Corona covid 19 - Penyemrotan oleh Tim BPBD Kota Palangka Raya.. - Penyemrotan oleh Tim Damkar Kota Palangka Raya

Manajemen sarana pendidikan di Kantor Kementerian Agama Kota Palagka Raya melakukan perencanaan dengan merencanakan apa dan bagaimana penghapusan sarana pendidikan

Dalam perhitungan biaya, besaran variable cost adalah linier dengan besaran penumpang dan barang, sehingga penurunan penumpang akan berimplikasi pada penurunan

Berdasarkan hasil penelitian, generasi milenial turut serta dalam mendorong kebangkitan pasar saham di Indonesia pada masa pandemi Covid-19 karena mereka memulai investasinya

i mahasiswa akuntansi dan manajemen keuangan Universitas Tamansiswa Yogyakarta. Risiko i investasi i mempengaruhi i minat i generasi milenial untuk i berinvestasi di i pasar

Abstract: Wisata Pantai di Desa Ketapang Raya adalah salah satu sumber pendapatan masyarakat sebelum adanya pandemi Covid-19. Namun, setelah adanya pandemi Covid-19 sektor

- Pemantauan oleh Satgas Perkuatan dan Perbantuan pencegahan virus Corona covid 19 - Penyemrotan oleh Tim BPBD Kota Palangka Raya.. - Penyemrotan oleh Tim Damkar Kota Palangka Raya