PEMETAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SEKTOR EKONOMI KABUPATEN/KOTA PROVINSI MALUKU
PENTINGNYA PEMETAAN SEKTOR EKONOMI
Undang-Undang No 32 tahun 2004 telah memberikan ruang seluas-luasnya kepada pemerintah daerah untuk mengelola dan mengembangkan perekonomian daerah. Terkait dengan itu maka merupakan hal yang penting bagi pemerintah daerah untuk melakukan pemetaan dalam rangka mengetahui posisi sektor-sektor ekonomi suatu kabupaten/kota terhadap kabupaten/kota lainnya dalam lingkup provinsi yang sama. Fungsi pemetaan ini adalah sebagai salah satu tolak ukur kekuatan, kelemahan, dan kinerja suatu kabupaten/kota terhadap kabupaten/kota yang lain. Selain itu melaui pemetaan sektor ekonomi, Pemerintah Daerah mengetahui strategi yang harus diambil dalam rangka pengembangan sektor ekonomi tersebut.
PROSES PEMETAAN DAN PERUMUSAN STRATEGI
Artikel ini memadukan ilmu ekonomi regional dengan manajemen stratejik dengan tujuan memetakan dan merumuskan strategi pengembangan sektor ekonomi di kabupaten/kota Provinsi Maluku. Pemetaan dilakukan dengan metode yang cukup populer dalam cabang ilmu ekonomi regional yaitu metode Overlay Analysis yaitu yang berfungsi untuk mengetahui kontribusi dan laju pertumbuhan relatif sektoral daerah melalui Location Quotient (LQ) dan Growth Ratio on Subject area (GRS).
Gambar 1. Proses Pemetaan dan Perumusan Strategi
Selanjutnya hasil dari Overlay Analysis akan “dipadukan” dengan BCG Matrix untuk menghasilkan sebuah matriks yang diberi nama “Loc-Growth Matrix”. Alasan penggunaan matriks dalam analisis adalah untuk mempermudah visualisasi pemetaan. Mengapa BCG Matix yang dipakai sebagai komparasi? Karena BCG Matrix menggunakan perspektif yang
Overlay Analysis Manajemen Stratejik BCG Matrix Strategi Ekonomi Regional Loc-Growth Matrix Overlay Analysis Manajemen Stratejik BCG Matrix Strategi Ekonomi Regional Loc-Growth Matrix
mirip dengan perspektif Overlay Analysis sehingga strategi yang dipakai dalam BCG Matrix dapat diturunkan menjadi strategi Loc-Growth Matrix. Alasan lainnya adalah karena BCG Matrix digunakan dalam dunia bisnis sehingga strategi yang diturunkan sudah dikenal secara luas.
LOCATION QUOTIENT (LQ)
LQ digunakan untuk menghitung perbandingan relatif sumbangan nilai tambah sebuah sektor di suatu daerah (Kabupaten/Kota) terhadap sumbangan nilai tambah sektor yang bersangkutan dalam skala Provinsi Fungsi utama dari LQ adalah untuk mengukur kontribusi suatu sektor yang selanjutnya dapat dinyatakan sebagai tingkat keunggulan relatif suatu sektor di daerah terhadap sektor yang sama di daerah lain.
Xp
Xip
Xk
Xik
LQ
=
Interpretasi angka LQ LQ<1 sektor i Kabupaten/Kota tidak memiliki keunggulan relatif. LQ=1 sektor i Kabupaten/Kota memiliki keunggulan relatif rata-rata
LQ>1 sektor i Kabupaten/Kota memiliki keunggulan relatif (memiliki sektor basis)
GROWTH RATIO ON SUBJECT AREA (GRS)
GRS adalah perbandingan antara laju pertumbuhan sektoral kabupaten/kota (subject area) dengan laju pertumbuhan sektoral provinsi (reference area)
)
(
)
(
t
EiR
EiR
t
Eij
Eij
GRS
∆
∆
=
Interpretasi angka GRS GRS<1 Laju pertumbuhan sektor i Kabupaten/Kota di bawah laju pertumbuhan sektor i Provinsi
GRS=1 Laju pertumbuhan sektor i Kabupaten/Kota sama dengan laju pertumbuhan sektor i Provinsi
dengan :
∆Eij = perubahan PDRB sektor i area Studi (Kabupaten/Kota) Eij(t) = PDRB sektor i area Studi pada tahun t
∆EiR = perubahan PDRB sektor i area Referensi (Provinsi) EiR(t) = PDRB sektor i area Referensi pada tahun t
dengan :
Xik = PDRB sektor i Kabupaten/Kota Xk = PDRB Kabupaten/Kota
Xip = PDRB sektor i Provinsi Xp = PDRB Provinsi
GRS>1 Laju pertumbuhan sektor i Kabupaten/Kota melebihi laju pertumbuhan sektor i Provinsi.
LOC-GROWTH MATRIX DAN PERUMUSAN STRATEGI
Loc-Growth Matrix merupakan matriks sederhana yang menggunakan perspektif LQ dan GRS. Matriks ini terdiri dari empat kuadran lengkap dengan strategi pengembangan yang diturunkan dari BCG Matrix .
Gambar 2. Loc-Growth Matrix
Kuadran Catalog (LQ < 1 , GRS >1)
Kuadran Catalog memberi indikasi bahwa sektor masih dalam tahap awal pertumbuhan. Pertanyaan yang sering muncul untuk kuadran ini apakah GRS akan terus naik sehingga pada akhirnya sektor masuk ke kuadran HP-Loc atau GRS turun sehingga sektor masuk ke kuadran Old-Loc. Karena pertanyaan itu jugalah kuadran ini bernama Catalog. Layaknya barang di katalog yang sering memusingkan pembeli untuk ”take it or leave it”. Jika terdapat alasan yang kuat bahwa laju pertumbuhan akan terus naik maka strategi yang diterapkan adalah investasi untuk menambah dan mengoptimalkan kapasitas produksi yang pada akhirnya meningkatkan kontribusi. Investasi di sini adalah semua kegiatan yang terkait dengan ekspansi usaha seperti peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), pemberian subsidi, penambahan anggaran, pengurangan pajak, penyaluran kredit, pengembangan teknologi dsb. Sedangkan jika laju pertumbuhan
Location Quotient
>1 =1 <1Growth Rati
o
>1 =1 <11
2
3
4
Catalog
HP-Loc
M-Loc
Old-Loc
•Investasi •Diversifikasi •Pengembangan Produk •Investasi •Divestasi •Investasi •DivestasiLocation Quotient
>1 =1 <1Growth Rati
o
>1 =1 <11
2
3
4
Catalog
HP-Loc
M-Loc
Old-Loc
•Investasi •Diversifikasi •Pengembangan Produk •Investasi •Divestasi •Investasi •Divestasidiprediksi turun maka strategi yang sebaiknya dipakai adalah divestasi. Strategi divestasi di sini adalah strategi yang terkait dengan kegiatan pengurangan subsidi, pengurangan anggaran, penyerahan pengelolaan ke investor luar, pengalihan aset ke sektor lain atau tidak melakukan apapun (status quo).
Kuadran HP-Loc (LQ > 1 , GRS > 1)
Sektor yang masuk dalam HP-Loc diibaratkan sebagai lokomotif yang berlari kencang sambil membawa banyak muatan. Sektor yang menghuni kuadran ini berpotensi menjadi sektor unggulan. Masih cukup banyak ruang bagi para pemain baru untuk ikut mencicipi kue bisnis pada sektor yang masuk kuadran ini. Jika bank ingin menyalurkan kredit sangat dianjurkan untuk memilih kuadran ini. Strategi yang harus diterapkan adalah investasi dengan tujuan mencapai tingkat produksi optimal untuk memenuhi permintaan. Kuadran M-Loc (LQ > 1 , GRS < 1)
Sektor yang masuk kuadran M-Loc diidentifikasi sebagai sektor yang memiliki kapasitas produksi besar sehingga kontribusinya juga besar namun sudah mendekati kapasitas optimal. Keadaan lain yang mungkin untuk kuadran M-Loc adalah bahwa permintaan yang ada cukup besar tetapi pertumbuhan kapasitas produksi melambat bahkan cenderung stagnan sehingga produksi tidak dapat dinaikkan secara signifikan. Jika melambatnya pertumbuhan karena keterbatasan kapasitas maka strategi yang dipakai adalah investasi. Sedangkan jika terdapat indikasi keterbatasan permintaan maka sebaiknya permintaan harus ditingkatkan dengan cara mencari permintaan dari luar kabupaten/kota (membuka pasar baru) atau menaikkan permintaan lokal dengan cara mengembangkan produk menjadi lebih berkualitas (pengembangan produk) atau membuat produk baru yang masih terkait dengan produk yang sudah ada (diversifikasi). Kuadran Old-Loc (LQ < 1 , GRS < 1)
Kuadran Old-Loc memiliki karakteristik laju pertumbuhan yang relatif lambat dan tingkat kontribusi yang relatif kecil. Jika suatu sektor terperangkap dalam Old-Loc maka laju pertumbuhannya harus ditingkatkan sehingga sektor tersebut dapat bergeser ke kuadran Catalog. Tetapi tentu saja hal ini memerlukan usaha dan biaya yang tidak sedikit. Mengingat terbatasnya anggaran pemerintah daerah maka strategi yang disarankan untuk kuadran Old-Loc adalah divestasi (kegiatan pengurangan subsidi, pengurangan anggaran, penyerahan pengelolaan ke investor luar, pengalihan aset ke sektor lain atau tidak melakukan apapun (status quo)).
HASIL PEMETAAN DAN ANALISIS SINGKAT
Setelah dilakukan pemetaan sembilan sektor ekonomi terhadap delapan kabupaten di Provinsi Maluku, maka hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Tabel Pemetaan
Sektor pertanian adalah sektor yang relatif seimbang laju pertumbuhannya untuk tiap kabupaten/kota & dapat dikategorikan sebagai sektor basis untuk tiap kabupaten/kota karena sebagian besar sektor pertanian kabupaten/kota masuk dalam kuadran HP-Loc & M-Loc.
Sektor Listrik, Gas, & Air bersih dan Sektor Pengangkutan & Komunikasi sebagian besar masuk kuadran Old-Loc. Kedua sektor ini yang merupakan indikator pembangunan infrastruktur yang masih terpusat di Kota Ambon. Dengan kata lain pembangunan infrastruktur sangat-sangat timpang di Provinsi Maluku.
Gambar 3. Loc-Growth Matrix Sektor Pertanian
Sumber : Data PDRB Kabupaten/Kota Provinsi Maluku 2005-2008, diolah
SEKTOR MTB MTG AR MT SBB SBT PB KA
Pertanian 2 3 3 1 2 2 2 1
Pertambangan & Penggalian 1 1 1 1 1 3 1 1
Industri Pengolahan 4 4 4 2 3 3 4 1
Listrik, Gas, & Air Bersih 4 3 4 4 4 4 4 2
Bangunan & Konstruksi 3 4 1 2 4 2 3 4
Perdagangan, Hotel, & Restoran 2 3 3 3 1 1 4 1
Pengangkutan & Komunikasi 1 1 4 4 4 4 4 2
Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan 1 1 1 1 1 1 1 3
Jasa-jasa 4 1 1 4 1 1 4 2 KA SBB SBT PB MT AR MTG MTB (0.50) 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 (0.50) 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 GRS LQ 1 2 3 4 HP-Loc Old-Loc M-Loc Catalog Investasi Divestasi Investasi Investasi
Divestasi Pengembangan Produk Diversifikasi KA SBB SBT PB MT AR MTG MTB (0.50) 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 (0.50) 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 GRS LQ 1 2 3 4 HP-Loc Old-Loc M-Loc Catalog KA SBB SBT PB MT AR MTG MTB (0.50) 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 (0.50) 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 GRS LQ 1 2 3 4 HP-Loc Old-Loc M-Loc Catalog Investasi Divestasi Investasi Investasi
Divestasi Pengembangan Produk Diversifikasi
Sektor Pertambangan & Penggalian dan Sektor Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan harus mendapat perhatian khusus karena masuk pada tahap awal pertumbuhan (Catalog). Kedua sektor ini harus dijaga agar kontribusinya terus meningkat sehingga dapat bergeser ke kuadran HP-Loc.
Sektor Bangunan & Konstruksi merupakan sektor yang tersebar dengan rata untuk tiap kuadran dan kabupaten.
Sektor Industri Pengolahan berkembang pesat & memiliki keunggulan relatif di kabupaten/kota di Pulau Seram yang dekat dengan Kota Ambon. Sedangkan untuk kabupaten kepulauan yang belum memiliki pusat-pusat industri seperti MTB, MTG, AR dan PB masuk ke dalam kuadaran Old-Loc.
Sektor Perdagangan, Hotel, & Restoran cenderung berkembang pada kabupaten kepulauan yang jau dari Pulau Seram dan Kota Ambon (Kabupaten/Kota di bagian timur).
Sektor Jasa-Jasa secara umum belum memiliki keunggulan komparatif dan terbagi menjadi kelompok yang memiliki pertumbuhan tinggi dan rendah (Catalog & Old Lock). Hanya Kota Ambon saja yang masuk ke dalam HP-Loc karena kontribusi yang tinggi dan pertumbuhan yang cepat.
KESIMPULAN
Pemetaan sektor ekonomi kabupaten/kota Provinsi Maluku dengan Loc-Growth Matrix yang merupakan penggabungan dari Overlay Analysis dan BCG matrix memberikan gambaran mengenai perbandingan relatif laju pertumbuhan & kontribusi sektor ekonomi antar kabupaten/kota Provinsi Maluku sehingga membantu melihat posisi relatif sektor ekonomi suatu kabupaten/kota terhadap kabupaten/kota lain di Provinsi Maluku.
Walaupun pemetaan dengan Loc-Growth Matrix hanya memakai perspektif sederhana dan rekomendasi strategi masih bersifat umum tetapi setidaknya pemetaan ini membantu memberikan informasi awal mengenai sektor yang berpotensi menjadi sektor unggulan tiap-tiap kabupaten/kota, memberikan urutan prioritas pengembangan serta memberikan alternatif strategi pengembangan sektor ekonomi kabupaten/kota.
Satu hal yang juga sangat penting adalah ketika akan mengaplikasikan hasil pemetaan, penting kiranya bagi pemerintah daerah/pengambil kebijakan untuk melakukan uji empiris dengan cara terjun langsung ke lapangan untuk melihat sub sektor prioritas/komoditas prioritas sehingga strategi pengembangan dapat lebih difokuskan kepada sub sektor/komoditas tersebut.