• Tidak ada hasil yang ditemukan

DENGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DI INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DENGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DI INDONESIA."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KERJA

SAMA PENYELENGGAR/MN

DAN PENGELOLAAN

PENDIDIKAN

OLEH

LEMBAGA

PENDIDIKAN

ASING

DENGAN

LEMBAGA

PENDIDIKAN

DI INDONESIA

(Peraturan

Menteri

Pendidkan

dan Kebudayaan

Repilblik

Indonesia

Nomor

31 Tahun2014

tanggal

23 April 2014)

DENGAN

RAHMAI TUHAN

YANG MAHA ESA

MENTERI

PENDIDIKAN

DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK

INDONESIA,

Menimbang :

bahwa untuk melaksanakan kerja sama penye-lenggaraan pendidikan dalam Pasal 161 ayat (2), kerja sama pengelolaan pendidikan dalam Pasal 164 ayat (1), dan pelaksanaan bentuk kerja sama satuan pendidikan nonformal dalam Pasal 167 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor66 Tahun 2010, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan t e n t a n g K e r j a S a m a P e n y e l e n g g a r a a n d a n Pengelolaan Pendidikan oleh Lembaga Pendidikan Asing Dengan Lembaga Pendidikan di Indonesia; Mengingat :

1 . Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone-sia Nomor4301);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20OS Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indo-nesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2 0 1 3 te n t a n g P e r u b a h a n A t a s P e r a t u r a n Pemerintah Nomor 19 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara R e p u b l i k I n d o n e s i a T a h u n 2 0 1 3 N o m o r 7 1 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indone-sia Nomor 5410);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indone-sia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran N e g a r a R e p u b l i k I n d o n e s i a N o m o r 5 1 0 5 ) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 1 7 T a h u n 2 0 1 0 te n t a n g P e n g e l o l a a n d a n Penyelengaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone-sia Nomor 5157);

Warta Perundang-Undangan/l Juli 201 4

Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 t e n t a n g P e m b e n t u k a n d a n O r g a n i s a s i Kementerian Negara sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201 3 Nomor 125); Keputusan Presiden Nomor 84lP Tahun 2009 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu ll sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 8/PTahun 2AM; MEMUTUSKAN: Menetapkan : P E R A T U R A N M E N T E R I P E N D I D I K A N D A N K E B U D A Y A A N T E N T A N G K E R J A S A M A P E N Y E L E N G G A R A A N D A N P E N G E L O L A A N PEN DI DI l(AN OLEH LEMBAGA PENDIDIKAN ASING DENGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DI INDONESIA.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pendidikan adalah usaha sadardan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta k e t e r a m p i l a n y a n g d i p e r l u k a n d i r i n y a , masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan yang dilaksanakan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

L e m b a g a P e n d i d i k a n d i I n d o n e s i a , y a n g selanjutnya disebut LPl, adalah institusi yang bergerak di bidang pendidikan atau satuan pendidikan di Indonesia. 4. 5. 2 . 3 . 4 .

al

(2)

5.

6 .

Lembaga Pendidikan Asing, yang selanjutnya disebut LPA, adalah institusi yang bergerak di bidang pendidikan atau satuan pendidikan asing. S a t u a n P e n d i d i k a n K e r j a S a m a , Y a n g s e l a n j u t n y a d i s e b u t S P K , a d a l a h s a t u a n pendidikan yang diselenggarakan atau dikelola atas dasar kerja sama antara LPA yang terakreditasi/diakui di negaranya dengan LPI pada jalur formal atau nonformal yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Kementerian adalah Kementerian yang menye-lenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan.

Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan.

Pasal 2

Kerja sama penyelenggaraan atau pengelolaan pendidikan dilaksanakan pada jalur formal dan nonformal.

Satuan Pendidikan pada jalur formal sebagai-mana dimaksud pada ayat (1) berbentuk: a. Taman Kanak-kanal</RaudhatulAthfal, atau

bentuk lain Yang sederajat;

b. Sekolah Dasar/Madrasah lbtidaiyah atau bentuk fain yang sederajat;

c. Sekolah Menengah Pertama/Madrasah T s a n a w i y a h a t a u b e n t u k l a i n Yang sederajat;dan

d. Sekolah MenengahAks, MadrasahAliyah, S e k o l a h M e n e n g a h K e j u r u a n , d a n MadrasahAliyah Kejuruan, atau bentuk lain yang sederajat.

Satuan Pendidikan pada jalur nonformal sebagai mana dimaksud pada ayat (1) berbentuk: a. lembaga kursus dan lembaga pelatihan; b. kelompok belajar;

pusat kegiatan belajar masyarakat; majelis ta'lim;

pondok pesantren; pendidikan diniyah;

taman pendidikan Al-Qur'an;

pendidikan anak usia dinijalur nonformal; dan

Satuan pendidikan sejenis lain.

Pasal 3

(1) LPI dan LPA dapat melakukan kerja sama penyelenggaraan pendidikan atau kerja sama pengelolaan pendidikan.

(2) Kerja sama penyelenggaraan pendidikan

WartaPerundang-IJndangan/l Juti2014 r

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupa-kan bentuk kerja sama penyelenggaraan ber-sama antara LPldengan LPAuntuk mendirikan S P K .

Kerja sama pengelolaan pendidikan sebagai-mana dimaksud pada ayat (1) merupakan bentuk kerja sama pengelolaan di bidang akademik dan/ atau non-akademik antara LPI dengan LPA.

BAB II

KERJA SAMA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Pasal 4

K e r j a s a m a p e n y e l e n g g a r a a n p e n d i d i k a n dilaksanakan pada jalur formal dan nonformal. Pemrakarsa kerja sama penyelenggaraan pendidikan jalur formal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu LPI berakreditasiAdan LPA yang terakreditasi atau diakui di negaranya. Pemrakarsa kerja sama penyelenggaraan p e n d i d i k a n j a l u r n o n f o r m a l s e b a g a i m a n a dimaksud pada ayat (1) yaitu LPI dan LPAyang terakreditasi atau diakui di negaranya.

Kerja sama penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dan jalur pendidikan formal bersifat nirlaba sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

K e r j a s a m a p e n y e l e n g g a r a a n p e n d i d i k a n dilaksanakan pada tingkat program studi atau satuan pendidikan.

Pasal 5

(1) Kerja sama PenYelenggaraln

dilaksanakan dengan a. memperofeh izin

(6) Kerja sama penyelenggaraan pendidikan pada tingkat progiam studi sebagaimana dimaksud p a d a a y a t ( 5 ) b e r u p a k e r j a s a T - a . y a n g dilaksanbkan'di Sekolah Menengah Kejuruan ( S M K ) ,

, : : : (7) Kerja sama penyelenggar.aan pendidikairy9u

t i n g k a t s a t u a n p e n d i d i k a n s e - b a $ a t m " ? n a dirnaksud pada ayat (5) berupakeria TmaY,qng dilaksanakan pada satuan pendidikan toryat

{3n

nonformal.

:'.''r*+1fiffi,'

:

(3)

7 . 8. ( 1 )

(21

( 1 ) Q) (3) (4) (5) (3) G . d . e . f. g . h . i . ditunjuk; ':':;i$:"i

(3)

b. mengikuti standarnasional pendidikanyang diperkaya dengan standar negara lain yang m e m p u n y a i k e u n g g u l a n d i b i d a n g pendidikan atau sistem pendidikan yang berlaku di negara lain, setelah memperoleh persetujuan menteri atau pejabat yang ditunjuk;

c, mengikutkan peserta didikWNldalam ujian nasional untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah;

d. mengikuti akreditasioleh BadanAkreditasi Nasional;

e. memiliki perjanjian kerja sama antara LPA dengan LPI;

t. memiliki rencana induk pengembangan satuan pendidikan kerja sama (FlP satuan pendidikan kerja sama), dan i:

g. mematuhiketentuanperaturan perundang-undangan.

S e l a i n m e n g i k u t i a k r e d i t a s i o l e h B a d a n Akreditasi Nasional, kerja sama penyeleng-garaan pendidikan dapat diakreditasi dari negara asal LPA.

RIP satuan pendidikan kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f pafing sedikit memuat:

pendidikan yang secara resmi berlaku di f negaranya.

Dalam halpenggunaan sistem pendidikan negara lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1)yang terkait dengan disiplin ilmu agama, wajib mem-perolah izin dari Menteri setelah memperoleh rekomendasi atau pertimbangan dari Menteri Agama.

Pasal 8

Peserta didik pada SPK terdiri dari warga negara Indonesia WNI) dan warga negara asing WNA) yang memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

SPK dilarang menolak calon peserta didik WNl. Penerimaan peserta didik diatur oleh SPK. Peserta didik pada SPK wajib memiliki Nomor Induk Siswa Nasional (NISN).

Pemberian NISN sebagaimana dimaksud pada a y a t ( 4 ) , d i t e t a p k a n o l e h K e m e n t e r i a n Pendidikan dan Kebudayaan berkoordinasi dengan dinas pendidikan provinsi dan/atau kabupaten/kota.

Pasal 9

Pendidik pada SPK harus memenuhi standar pendidik yang dapat diperkaya dengan standar pendidik satuan pendidikan negara asing. Jumlah pendidik pada SPK wajib mengikut-sertakan paling sedikit 30o/o (tiga puluh persen) pendidik WNl.

Seluruh pendidik mampu memfasilitasi pem-belajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TlK).

Kualifikasi pendidik minimal setara Sl atau DIV sesuai bidang studiyang diampu.

Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), pendidik:

a. harus sehat jasmanirohani;

b . t i d a k d i p e r b o l e h k a n m e n g k o n s u m s i l dibawah pengaruh minuman keras di lingkungan sekolaht dan

c . t i d a k t e r l i b a t d a l a m k e g i a t a n p o l i t i k , clandestein, propaganda agama, dan pengumpulan dana. (3) ( 1 )

(2)

(3)

(4) (5) (2) (3) visidan misi; kurikulum;

standar kompetensi lulusan ; proses pembelajaran;

peserta didik; (1)

pendidik;

tenaga kependidikan; sarana dan prasarana;

pengelolaan;dan pembiayaan.

Pasal 6

Satuan pendidikan di lndonesia memiliki aset pada SPK sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.

Pasal 7

(1) Penggunaan sistem pendidikan negara lain wajib memperoleh izin dari Menteri setelah mem-peroleh rekomendasi atau pertimbangan dari Direktur Jenderal terkait,

(2) Sistem pendidikan negara lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi kurikulum, pem be I aj a ra n, pe n i I ai a n, danl atau penjenj a n g a n

Warta Perundang-Undangan/1 Juli 201 4

(2) g . h . t . j . k .

t .

(4) (5) (3)

(4)

(2) (3) ( 1 ) (6) (7) (2) (3) (4) (5) (6)

Program atau satuan pendidikan wajib menerap-kan sistem remunerasi yang berkeadilan bagi semua pendidik.

Pendidik asing untuk pembelajaran bahasa asing pada SPK merupakan penuturaslibahasa asing negaranya dan/atau orang yang mempunyai sertifikat pendidik untuk bahasa tersebut.

Pasal 10

Tenaga kependidikan pada SPK paling sedikit meliputi pimpinan satuan pendidikan, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi sumber belajar, tenaga administrasi, tenaga kebersihan, dan tenaga keamanan.

Tenaga kependidikan asing dilarang menduduki j a b a t a n y a n g s e c a r a k h u s u s m e n a n g a n i

personalia.

Tenaga kependidikan pada SPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memenuhi standar tenaga kependidikan yang dapat diperkaya dengan standar tenaga kependidikan satuan pendidikan negara asing.

Jumlah tenaga kependidikan selain pimpinan satuan pendidikan pada SPK wajib meng-ikutsertakan paling sedikit I0% (delapan puluh persen) warga Negara Indonesia.

Kepala sekolah dan koordinator akademik memiliki kualifikasi akademik master/ magister atau yang sederajat.

Persyaratan tenaga pendidikan pada SPK: a. harus sehat jasmanirohani;

b . t i d a k d i p e r b o l e h k a n m e n g k o n s u m s i / dibawah pengaruh minuman keras di lingkungan sekolah; dan

c. tidak terlibat dalam kegiatan politik, c l a n d e s t e i n , p r o p a g a n d a a g a m a d a n pengumpulan dana

(l) Pimpinan satuan pendidikan pada SPK dapat merangkap sebagai pimpinan untuk semua jenjang pendidikan.

(8) Program atau satuan pendidikan wajib menerap-kan sistem remunerasi yang berkeadilan bagi semua tenaga kependidikan.

Pasal 11

(1) Kurikulum disusun mengacu pada Standar

Warta Perundang-(l ndangan/l J uli 201 4

Nasional Pendidikan, Kerangka Dasar dan Str:uktur Kurikulum, dan pedoman implementasi Kurikulum yang dapat diperkaya kurikulum satuan pendidikan negara lain yang mempunyal keunggulan di bidang pendidikan atau dapat menggunakan kurikulum negara lain setelah memperoleh izin menteri atau pejabat lain yang ditunjuk.

Kurikulum pada SPK untuk SMA, MA, SMK, dan MAK, atau bentuk lain yang sederajat dapat di susun dalam sistem kredit semes-ter.

Kurikulum yang diberlakukan bagi peserta didik WNI wajib memuat mata pelajaran Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Kewarga-negaraan, dan Bahasa Indonesia sesuaidengan ketentuan peraturan peru ndangundangan. Bagi peserta didik WNA wajib diajarkan Bahasa Indonesia dan Budaya Indonesia findonesian Studies).

Pasal 12

Proses pembelajaran pada SPK memenuhi standar proses yang diperkaya dengan standar proses pembelajaran satuan pendidikan negara lain yang mempunyai keunggulan di bidang pendidikan atau standar proses yang berlaku pada sistem pendidikan negara lain setelah memperoleh izin menteri.

P e n g g u n a a n T I K d i l a k u k a n d a l a m p r o s e s pembelajaran mata pelajaran yang sesuai. Pembelajaran untuk mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan Bahasa I n d o n e s i a w a j i b m e n g g u n a k a n B a h a s a pengantar Bahasa Indonesia dan dapat meng-gunakan bahasa asing untuk memperjelas proses pembelajarannya.

Pasal 13

(1) Penilaian pada SPK menerapkan standar penilaian yang diperkaya dengan standar penilaian satuan pendidikan negara lain yang mempunyai keunggulan di bidang pendidikan atau standar penilaian yang berlaku pada sistem pendidikan negara lain setelah memperoleh izin menteri.

@ SPK wajib menyelenggarakan Ujian Nasional bagi peserta didik WNl.

(4)

( 1 )

(2)

(3)

(5)

(3)

(4)

(5)

Peserta didik WNA pada SPK yang akan m e l a n j u t k a n p e n d i d i k a n n y a p a d a s a t u a n pendidikan nasional dapat mengikuti ujian nasional.

Soal UN untuk peserta didik SPK dapat disusun dalam Bahasa Inggris, kecuali untuk mata pelajaran Bahasa lndonesia.

SPK yang belum dapat menyelenggarakan UN dapat bekerja sama dengan satuan pendidikan yang menyelenggarakan U N untuk mengikutkan peserta didiknya.

Pasal 14

Sarana dan prasarana pada SPK 'memenuhi standar sarana dan prasarana yang diperkaya dengan standar sarana dan prasarana satuan p e n d i d i k a n n e g a r a l a i n y a n g m e m p u n y a i keunggulan dibidang pendidikan atau standar sarana dan prasarana yang berlaku pada sistem pendidikan negara lain setelah memperoleh izin menteri.

(2) Setiap ruang kelas dilengkapi dengan sarana pembelajaran berbasis TlK.

(3) Perpustakaan dilengkapi dengan saranadigital yang memberikan akses ke sumber pem-belajaran berbasis TlK.

(4) Sarana dan prasarana dilengkapidengan ruang multi media dan klinik.

Pasal 15 Pengelolaan SPK harus:

a. memenuhi standarpengelolaan yang diperkaya dengan model pengelolaan satuan pendidikan negara lain yang mempunyai keunggulan di bidang pendidikan atau standar pengelolaan yang berlaku pada sistem pendidikan negara lain setelah memperoleh izin menteri;

b. menerapkan prinsip kesetaraan genderdan multi - kultural dalam segala aspek pengelolaan sekolah;

c. menerapkan sistem administrasi sekolah ber-basis teknologi informasi dan komunikasi;dan d. mempersiapkan peserta didik yang diharapkan

mampu meraih prestasi tingkat internasional, kemandirian, dan/atau memiliki relevansi dengan lapangan pekerjaan.

Pasal 16

Pembiayaan pada SPK memenuhi standar pembiayaan pendidikan di Indonesia atau menggunakan standar pembiayaan yang berlaku pada sistem pendidikan negara I a i n setelah memperoleh izin dari Menteri.

Pembiayaan SPK yang diselenggarakan oleh masyarakat dapat melakukan pungutan untuk keberlangsungan penyelenggaraannya sesuai dengan peraturan perundang undangan.

Pasal 17

P e s e r t a d i d i k y a n g t e l a h m e n y e l e s a i k a n pendidikan dan lulus ujian yang diselenggarakan oleh SPK diberi ijazah/surat tanda tamat belajar

(srTB).

Peserta didik yang telah menyelesaikan program pendidikan nonforinal dan lulus ujian yang diselenggarakan oleh SPK diberi ijazah/STTB dan/atau sertifikat kompetensi.

Peserta didik yang telah menyelesaikan program pendidikan kejuruan dan lulus ujian, memperoleh ijazahlSTTB dan/atau sertifikat kompetensi.

Pasal 18

SPK mengembangkan lingkungan sekolah yang bersih, tertib, indah, rindang, aman, sehat, bebas asap rokok dan narkoba, bebas budaya kekerasan, dan berbudaya akhlak mulia. SPK mengembangkan budaya kompetitif dan kolaboratif serta jiwa kewirausahaan yang dilandasioleh moraldan etika yang tinggi.

Pasal 19

SPK berkedudukan diwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia setelah mendapat izin pendirian dari Menteri atau pejabat yang d itunjuk. lzin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk jalurformal berlaku untuk jangka waktu 6 (enam) tahun.

lzin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk jalur nonformal berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun. ( 1 ) (2) ( 1 ) Q) (3) ( 1 ) ( 1 ) (2) ( 1 ) (2) (3)

(6)

BAB III

KERJA SAMA PENGELOLAAN PENDIDIKAN Pasal 20

(1) Kerja sama pengelolaan pendidikan dilaksana-kan pada jalur formal dan nonformal.

(2) Pemrakarsa lterja sama pengelolaan pendidikan jalur formal sebagaimana dimaksud pada ayat

1t 1 merupakan satuan pendidikan di Indonesia dan satuan pendidikan asing yang terakreditasi atau diakui di negaranya.

(3) Pemrakarsa kerja sama pengelolaan pendidikan jalur nonformal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan satuan pendidikan nonformal di f ndonesia yang terakreditasi atau LPA diakui di negaranYa masing-masing.

Pasal 21

Kerja sama pengelolaan pendidikan bertujuan untuk: a . m e n i n g k a t k a n m u t u p e n y e l e n g g a r a a n

pendidikan anak usia dini, pendidikan -dasar, pendidikan menengah, dan satuan pendidikan nonformal;

b . m e m p e r l u a s j a r i n g a n k e m i t r a a n u n t u k kepentingan satuan pendidikan; dan/atau c. menyelenggarakan satuan pendidikan atau

berbasis keunggulan lokal. Pasal 22

(1) Satuan pendidikan anak usia dini dan satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menjalin kerja $ama dalam bidang

akademik-(2) Satuan pendidikan nonformal menjalin kerja sama dalam akademik danlatau non-akademik' (3) Keria sama akademik sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dan ayat (2) berbentuk:

a. pertukaran pendidik dan/atau tenaga kependidikan;

b. pertukaran Peserta didik; c. pemanfaatansumberdaYa; d. penyelenggaraan program kembaran;

e. penyelenggaraankegiatanekstrakurikuler; dan/atau

f. kerja sama lain yang dianggap perlu. ( 4 ) K e r j a s a m a n o n - a k a d e m i k s e b a g a i m a n a

dimaksud pada aYat (2) berbentuk: a. kontrak manajemen;

b. pendaYagunaanaset;

c. penggalangan dana;

d . p e m b a g i a n j a s a dan royalti atas hak kekayaan intelektual;

e. penyelenggaraan program pemagangan peserta didik;

f. penyelenggaraanujian internasional;dan/ atau

g. kerja sama lain sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang undangan

(5) Ketentuan pelaksanaan kerja sama dalam bidang akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dalam perjaniian kerja sama antara LPI dan LPA' (6) Kerja sama pengelolaan pendidikan

sebagai-mana dimaksud dalam Pasal 20 ayal (1) dapat d i b a t a l k a n o l e h M e n t e r i a p a b i l a t e r b u k t i melanggar ketentuan peratUran perundang-undangan setelah dilakukan pemeriksaan oleh I nspekto rat Je nde ral Ke menterian atas instru ks i Menteri.

Pasal 23

(1) SPK mengembangkan lingkungan satuan pendidikan yang bersih, tertib, indah, rindang, aman, sehat, bebas asap rokok dan narkoba, bebas budaya kekerasan,dan berbudaya akhlak mulia.

(21 SPK mengembangkan budaya kompetitif dan kolaboratif serta jiwa kewirausahaan yang dilandasioleh moraldan etika yang tinggi.

Pasal 24

P e r m o h o n a n i z i n k e r j a s a m a p e n g e l o l a a n disampaikan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal terkait paling lambat 6 (enam) bulan sebelum pelaksanaan kerja sama.

: $AB lV

TATACARAPENDIRIAN SPK

PADA KERJA SAMA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Pasal 25

Tata cara pendirian SPK pada kerja sama penye-lenggaraan pendidikan meliputi langkah-langkah sebagaiberikut:

a . p e n g a j u a n p e r m o h o n a n r e k o m e n d a s i k e pemerintah daerah kabupaten/kota dan/atau provinsi mengenai rencana pendirian SPK oleh pemrakarsa;

(7)

f. g . h . d . e. f. b. c .

(2)

(3)

pemberian rekomendasi dari pemerintah daerah kabupaten/kota dan/atau provinsi mengenai rencana pendirian SPK;

penyampaian usul rencana pendirian SPK oleh pemrakarsa kepada Menteri u.p. Direktur Jenderal terkait yang dilengkapi dengan rekomendasi dari pemerintah daerah kabupaten/ kota dan/atau provinsi;

pemberian pertimbangan oleh Direktur Jenderal terkait kepada Menteri;

pemberian izin pendirian SPK Penyelenggaraan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk;

lzin Pendirian SPK Penyelenggaraan sebagai-mana dimaksud huruf e diberikan untuk satu fokasidan berlaku untukjangka waktu 6 (enam) tahun.

Pasal 26

Paling lambat dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah menerima usul rencana pendirian SPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf c, Menteri atau pejabat yang ditunjuk memberi persetujuan atau penolakan atas rencana pendirian SPK.

Pemberian persetujuan atau penolakan atas rencana pendirian SPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan atas pertimbangan instansi terkait sesuai persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b sampai dengan hurufg.

Persetujuan rencana pendirian SPK bukan merupakan izin operasional.

Pasal 27

(1) Paling lambat dalam jangka waktu 2 (dua) tahun setelah menerima pertimbangan persetujuan atas rencana pendirian SPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2), Pemrakarsa mengajukan usulpendirian SPK kepada Menteri melal ui Direktu r J enderal terkait yang dilengkapi dengan bukti persyaratan:

a. perjanjian kerja sama pemrakarsa; b . h a s i l s t u d i k e l a y a k a n y a n g b e r k a i t a n

dengan:

1) prospek pendirian satuan pendidikan dari segi tata ruang, geografis, dan ekologis;

2) prospek pendirian satuan pendidikan dari segi prospek pendaftar, keuangan, sosial,dan budaya;

3) kapasitas daya tampung dan lingkup jangkauan satuan pendidikan sejenis yang ada; dan

Warta Perundang-Undangan/l Juli 201 4

4) perkiraan pembiayaan untuk kelang-sungan pendidikan paling sedikit untuk 1 (satu) tahun akademik berikutnya; c. Anggaran Dasar (AD) badan hukum; d. referensi bank dan/atau bukti lain yang

berkenaan dengan tersedianya sumber pembiayaan selama 6 (enam) tahun; e. rekomendasi dari pemerintah kabupaten/

kota dan provinsi;

rencana induk pengembangan satuan pendidikan (RIPS);

rencana umum tata ruang (RUTR); bukti kepemilikan lahan/gedung danlatau bukti perjanjian sewa yang berlaku mini-mal 6 (enam) tahun; dan

sertifikaUbukti kepemilikan atau hak pakai tanah.

Apabila dalam jangka waktu 2 (dua) tahun pemrakarsa tidak dapat melengkapi bukti persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pertimbangan persetujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat(2) tidak berlaku. Pemberian izin pendirian atau penolakan atas usul pendirian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan paling lambatnya dalam jangka waktu 4 (empat) bulan.

(4) SPK dapat mengoperasionalkan penyeleng-garaan pendidikan setelah terbit izin pendirian.

Pasal 28

Usaiperpanjangan izin SPKdilakukan 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya izin pendirian, dengan melengkapi syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat(1 ) butir a sampai dengan i .

Pemberian Perpanjangan izin SPK diberikan paling lambat 4 (empat) bulan sebelum ber-akhirnya masa berlaku izin penyelenggaraan. Perpanjangan izin SPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan untuk jangka waktu 6 (enam) tahun.

Apabila perpanjangan izin SPK belum terbit setelah 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa berlaku izin pendirian, SPK tidak boleh menerima peserta didik baru.

Apabila usul perpanjangan izin SPK ditolak' satuan pendidikan wajib menyelesaikan sisa peserta didik paling lambatnya 6 (enam) tahun 07 t .

(21

( 1 ) (3) ( 1 ) (2) (3) (4) (5)

(8)

atau menyalurkan atau memindahkan peserta didik pada satuan pendidikan lain yang sama jenjang dan jenisnYa.

BABV

TATA CARA KERJA SAMA P EN G ELOLAAN PENDIDIKAN

Pasal 29

[ata cara pelaksanaan kerja sama pengelolaan rcndidikan meliputi langkahlangkah sebagai berikut: l. pengajuan usul rencana keria sama pengelolaan

pendidikan oleh Pemrakarsa;

). rekomendasidari pemerintahdaerahkabupaten/ kota dan provinsi mengenai rencana kerja sama pengelolaan;

). izin kerja sama pengelolaan pendidikan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk.

Pasal 30

Jsui keria sama pengelolaan diajukan kepada Menteri nelalui Direktur Jenderal terkait yang dilengkapi lengan bukti PersYaratan:

l. perjanjian kerja sama pemrakarsa;

). hasilstudikelayakanyangberkaitandengan: 1) prospek pendirian satuan pendidikan.dari

segitata ruang, geografis, dan ekologis; 2) prospek pendirian satuan pendidikan dari

s e g i ProsPek Pendaftar, k e u a n g a n , sosial,dan budaYa;

3) kapasitas daya tampung dan lingkup jangkauan satuan pendidikan sejenis yang

ada; dan

4) perkiraan ' pembiayaan untuk kelangsungan pendidikan paling sedikit perkiraan untuk 1 (satu) tahun akademik berikutnya.

Pasal 31

Pemberian persetujuan atau penolakan atas usul SPK didasarkan atas pertimbangan instansi t e r k a i t s e s u a i p e r y a r a t a n s e b a g a i m a n a dimaksud dalam Pasal 30.

Menteri atau peiabat yang ditunjuk oleh Menteri menerbitkan izin SPK.

BABVI AKREDITASI

Pasal 32

1) Akreditasi untuk SPK akan disusun oleh BAN S/M dan BAN PNF.

(2) Proses akreditasidilakukan paling lambat dalam 1 (satu)tahun, setelah SPK meluluskan peserta didik.

BAB VII

PEMANTAUAN DAN EVALUASI Pasal 33

Pemantauan dan evaluasi terhadap penye-lenggaraan pendidikan kerja sama dilakukan seCaia berkala oteh Tim yang dibentuk oleh Kementerian.

P e m a n t a u a n d a n e v a l u a s i s e b a g a i m a n a dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap sistem pendidikan yang meliputi : peserta didik, kurikulum, proses pembelajaran, pendidik, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, penilaian, pengelolaan, dan pembiayaan. Hasil pemantauan dan evaluasi dilaporkan secara berkala paling sedikit 3 (tiga) tahun kepada Menteri dengan tembusan Direktur Jenderal terkait.

Pasal 34

Penyelenggara SPK wajib menyampaikan laporan tertul is tentang penyeleng garaan satuan pendidikan yang bersangkutan setiap 1 (satu) tahun kepada Menteri melalui Direktur Jenderal terkait, yang tembusannya disampaikan kepada Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota setempat.

Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan mengisiformulir yang dikeluarkan oleh Kementerian.

( 1 )

(2)

(3)

( 1 ) (2) Pasal 35

SPK dilarang menggunakan kata Internasional u ntuk nama satuan pendidikan, program, kelas, dan/atau 1 )

2l

mata pelajaran. BAB VIII SANKSI Pasal 36

(1) Pelanggaran terhadap peraturan Menteri ini dikenakan sanksi:

a. teguran tertulis , pertama, kedua dan ketiga dengan tenggang waktu 1 (satu) bulan; b. pelarangan menerima peserta didik baru;

Warta Perundang'Undanganll Juli 201 4

c .

(9)

(2)

Sanksisebagaimana yang diaturdalam ayat (1) diberikan setelah memperoleh pertimbangan dari Tim yang dibentuk oleh

Kementerian-BAB IX PENUTUPAN

Pasal 37

Penutupan SPK dilakukan oleh Menteri atau pejabatyang ditunjuk.

Penutupan SPK dilakukan aPabila:

a. satuan pendidikan kerja sama sudah tidak lagi memenuhi persyaratan penyefeng-garaan satuan pendidikan kerja $ama;atau b. izin penyelenggaraan telah berakhir dan

tidak diperpanjang atau usul perpanjangan-nya ditolak.

Apabila terjadi penutupan SPK, penyelenggara wajib:

a. menyalurkan atau memindahkan peserta didik pada satuan pendidikan lain yang sama jenjang dan jenisnya paling lambat6 (enam) bulan;

b. menyelesaikan pembayaran pendidik dan tenaga kependidikan dan mengembaf ikan ke negara asalnya selambat-lambatnya dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan ;

c . m e n y e r a h k a n a s e t k e P a d a s a t u a n pendidikan Indonesia atau sesuai dengan perianjian kerja sama paling lambatnya dalam jangka waktu 1 (satu) tahuu dan d. penyelenggara tidak dibolehkan

meng-gunakan nama satuan pendidikan kerja sama.

BAB X

PENDELEGASIAN Pasal 38

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan kerja sama LPA dengan LPI diatur dengan petunjukteknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal terkait'

BAB XI

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 39

(1) Dengan berlakunya Peraturan ini, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun

2009 tentang Penyelenggaraan Pendidikan oleh L e m b a g a P e n d i d i k a n A s i n g d i I n d o n e s i a , dinyatakan tidak berla ku.

Sekolah internasional dan/atau sekolah asing jenis lainnya yang telah ada dan mendapat izin pendirian/operasional di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia paling lambat t a n g g a l 1 D e s e m b e r t a h u n 2 0 1 4 w a i i b menyesuaikan dengan Peraturan Menteri ini atau menjadisekolah nasional atau ditutup.

BAB XII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 40

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan p e n g u n d a n g a n P e r a t u r a n M e n t e r i i n i d e n g a n penempatannya ke dalam Berita Negara Republik lndonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 APril 2014

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

MOHAMMAD NUH

Diundangkan di Jakarta pada tanggal 29 APril 2014

MENTERI HUKUM DAN HAKASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

trd.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 580

(2)

( 1 )

(2)

(3)

Warta Perundang-Undangan/l Juli 201 4

wi erwr

f

Referensi

Dokumen terkait

Pada tanggal 20 Maret 1986 nama AKIS berubah menjadi STMIK STIKOM SURABAYA, singkatan dari Sekolah Tinggi Manajemen Informatika &amp; Teknik Komputer Surabaya

Penyampaian Rencana Bisnis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1), penyampaian penyesuaian Rencana Bisnis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2), penyampaian

dan akutabel dalam penanganan pelanggaran tindak pidana pemilihan karena tidak memperhatikan dan mempertimbangkan keterangan Pengadu dan keterangan ahli pidana

Implementasi Teknologi Informasi dalam dunia pendidikan yaitu berkembangnya software yang digunakan sebagai system informasi dengan tujuan untuk efektifitas dan

Variabel tingkat pendidikan (X1), variabel umur (X2) dan varibel upah (X3) memiliki pengaruh terhadap lama mencari kerja bagi tenaga kerja terdidik di Kabupaten

Meliputi: 1) keluarga dapat mengenal masalah sulit makan dengan menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, penyebab, dan cara penanganannya (tingkat pengetahuan); 2)

Pada pengujian perancangan pemafaatan solar cell sebagai sumber energi untuk alat pengusir hama pertanian ini, kita membutuhkan kawat sebagai sensor konvensional

Aspek-aspek yang berkaitan dengan modernisme politik Muhammadiyah menjadi fokus kajian yang dilakukan oleh Alfian, Deliar Noer dan M. Studi Alfian yang