• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pendahuluan Masyarakat sebagai objek pelayanan publik mengharapkan profesionalisme dalam setiap pelayanan di sektor pelayanan publik, namun hal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. Pendahuluan Masyarakat sebagai objek pelayanan publik mengharapkan profesionalisme dalam setiap pelayanan di sektor pelayanan publik, namun hal"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

2

1. Pendahuluan

Masyarakat sebagai objek pelayanan publik mengharapkan profesionalisme dalam setiap pelayanan di sektor pelayanan publik, namun hal ini belum sepenuhnya terwujud. Salah satu penyebab utama adalah distribusi pegawai pada suatu unit kerja atau satuan kerja belum mengacu pada kebutuhan organisasi yang diukur berdasarkan pada beban kerja yang ada. Beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu [1]. Pengukuran beban kerja diartikan sebagai suatu teknik untuk mendapatkan informasi tentang efisiensi dan efektivitas kerja suatu unit organisasi, atau pemegang jabatan yang dilakukan dengan menggunakan teknik analisis beban kerja.

PT PLN (Persero) App. Salatiga membutuhkan perhitungan beban kerja untuk menganalisa kebutuhan pegawai dalam setiap bidangnya. Kekurangan beban kerja dalam suatu bidang bisa menimbulkan menumpuknya jumlah pegawai dalam suatu unit kerja dengan uraian kerja yang kurang jelas atau sebaliknya, kelebihan beban kerja yang berdampak pada kekurangan pegawai dalam suatu unit kerja. Di sisi lain pembentukan formasi pegawai tidak benar-benar dihitung berdasarkan kebutuhan nyata, dalam arti formasi pegawai dibentuk terlalu besar dengan beban kerja yang kecil, sehingga pencapaian tujuan organisasi kurang efektif dan efisien. Dengan adanya efektivitas, efisiensi PT PLN (Persero) App. Salatiga mengharapkan optimalisasi sumber daya yang digunakan dan dapat mengetahui pencapaian target yang telah dijalankan oleh perusahaan. Terkait dengan optimalisasi sumber daya ini, hal yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan baik industri jasa maupun manufaktur adalah efisiensi dalam hal sumber daya manusia (SDM).

Untuk melakukan efisiensi dalam bidang SDM, PT PLN (Persero) App. Salatiga melakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan membuat suatu analisis yang tepat terhadap aktivitas-aktivitas yang terjadi dan beban kerja yang ditimbulkan ataupun dengan lebih mengoptimalkan jumlah karyawan agar melakukan aktivitas pekerjaannya secara tepat. Analisis beban kerja merupakan salah satu sarana untuk menciptakan efektivitas dan efisiensi serta profesionalisme sumber daya manusia. Dalam penelitian ini dibuat sebuah pendekatan tugas per tugas jabatan untuk perhitungan analisis beban kerja. Parameter yang dibutuhkan adalah uraian tugas beserta jumlah beban untuk setiap tugas, waktu penyelesaian tugas, dan jumlah rata-rata waktu kerja efektif perhari.

Hasil dari analisis beban kerja dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk pembentukan formasi pegawai yang benar-benar dihitung berdasarkan uraian kerjanya, serta dapat dijadikan tolok ukur untuk meningkatkan produktifitas kerja serta langkah-langkah lainnya dalam rangka meningkatkan pembinaan, penyempurnaan dan pendayagunaan unit pelayanan publik khususnya dalam bidang sumber daya manusia.

(2)

3

2. Kajian Pustaka

Menurut Simamora, analisis beban kerja adalah mengidentifikasi baik jumlah pegawai maupun kualifikasi pegawai yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Selanjutnya dikatakan pula bahwa beban kerja yang diberikan kepada pegawai organisasi maupun institusi sebagai suatu kegiatan, yang mempunyai peran penting untuk menetapkan kebutuhan akan pegawai yang diperlukan dalam kelancaran suatu penyelesaian pekerjaan dimana perhitungan beban kerja tersebut memerlukan suatu metode atau teknik tertentu agar sesuai dengan keinginan dari organisasi atau institusi tersebut. Teknik analisis beban kerja (workload analysis) memerlukan penggunaan rasio atau pedoman staf standar untuk menentukan kebutuhan personalia. Analisis beban kerja mengidentifikasi baik jumlah pegawai maupun jenis pegawai yang diperlukan dalam mencapai tujuan organisasi[2].

Menurut Moekijat, analisis beban kerja memberikan informasi tentang syarat-syarat tenaga kerja secara kualitatif serta jenis-jenis jabatan dan pegawai yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas. Jumlah waktu yang dipergunakan untuk menyelesaikan pekerjaan adalah sama dengan jumlah keempat waktu berikut: a). Waktu yang sungguh-sungguh dipergunakan untuk bekerja yakni waktu yang dipergunakan dalam kegiatan-kegiatan yang langsung berhubungan dengan produksi (waktu lingkaran / waktu baku / dasar); b). Waktu yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan yang tidak langsung berhubungan dengan produksi (bukan lingkaran / non-cyclical time); c). Waktu untuk menghilangkan kelelahan (fatigue time); d). Waktu untuk keperluan pribadi (personal time). Jumlah orang yang diperlukan untuk menyelesaikan jabatan atau pekerjaan sama dengan jumlah waktu untuk menyelesaikan jabatan atau pekerjaan dibagi dengan waktu yang diberikan kepada satu orang. Namun demikian, untuk menentukan jumlah orang yang diperlukan secara lebih tepat, maka jumlah tersebut perlu ditambah dengan presentase tertentu akibat ketidakhadiran pegawai[3].

Tugas per tugas jabatan banyak digunakan dalam analisis beban kerja, misalnya analisis beban kerja dan kebutuhan karyawan bagian administrasi akademik dan kemahasiswaan [4], analisis beban kerja sumber daya manusia dalam aktivitas produksi komoditi sayuran selada [5], analisis beban kerja untuk menentukan jumlah optimal karyawan dan pemetaan kompetensi karyawan berdasar pada job description [6]. Dalam penelitiannya, Windry [4] membahas penggunaan tugas per tugas untuk perhitungan beban kerja dan kebutuhan karyawan bagian administrasi akademik dan kemahasiswaan yang berkontribusi terhadap penggunaan waktu kerja dan Pemetaan kebutuhan setiap unit tata usaha . Penelitian oleh Anggraini [5] membahas penggunaan tugas per tugas jabatan dalam perhitungan aktivitas produksi komoditi sayuran selada. Dalam penelitiannya, Srigunani [6] membahas penggunaan tugas per tugas jabatan untuk menentukan jumlah optimal karyawan dan Pemetaan kompetensi dengan memperhatikan prioritas uraian kerja.

(3)

4

Menurut Windry , tugas per tugas jabatan merupakan pendekatan dari analisis beban kerja yang memanfaatkan hirarki uraian tugas beserta jumlah beban untuk setiap tugas, waktu penyelesaian tugas, dan jumlah rata-rata waktu kerja efektif perhari[4]. Alur kerja tugas per tugas jabatan dapat dinyatakan sebagai berikut[7] a). Menetapkan waktu kerja; b). Menyusun waktu penyelesaian tugas; c). Perhitungan kebutuhan tenaga kerja. Waktu kerja yang dimaksud adalah waktu kerja efektif, artinya waktu kerja yang secara efektif digunakan untuk bekerja. Waktu kerja efektif terdiri atas hari kerja efektif dan jam kerja efektif. Hari kerja efektif adalah jumlah hari dalam kalender dikurangi hari libur dan cuti. Rumus untuk menghitung waktu kerja dapat dilihat pada Rumus 1[7].

Hari Kerja Efektif = (A - (B + C + D)) (1)

Dimana :

A adalah Jumlah hari menurut kalender

B adalah Jumlah hari Sabtu dan Minggu dalam setahun C adalah Jumlah hari libur dalam setahun

D adalah Jumlah cuti tahunan Catatan :

Jam kerja efektif adalah jumlah jam kerja formal dikurangi dengan waktu kerja yang hilang karena tidak bekerja (allowance) seperti buang air, melepas lelah, istirahat makan, dan sebagainya. Allowance diperkirakan rata rata sekitar 30 persen dari jumlah jam kerja formal. Dalam menghitung jam kerja efektif sebaiknya digunakan ukuran 1 minggu.

Waktu penyelesaian tugas merupakan hasil perkalian dari jumlah beban suatu tugas pokok dengan standar kemampuan rata-rata waktu penyelesaian tugas tersebut. Rumus perhitungan waktu penyelesaian tugas dapat dilihat pada Rumus 2[7].

WPT=BT x SKR (2)

Dimana :

BT adalah Jumlah beban tugas dalam waktu tertentu

SKR adalah Standar kemampuan rata-rata waktu penyelesaian tugas WPT adalah Waktu penyelesaian tugas

Jumlah kebutuhan pegawai dengan demikian dapat dihitung setelah waktu penyelesaian tugas ditentukan. Rumus untuk perhitungan jumlah pegawai dapat dilihat pada Rumus 3[7].

Kebutuhan Pegawai = ∑ Waktu Penyelesain Tugas∑ Waktu Kerja Efektif x 1 orang (3)

Analisis beban kerja adalah mengidentifikasi baik jumlah pegawai maupun kualifikasi pegawai yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Beban kerja yang diberikan kepada pegawai organisasi maupun insitusi sebagai suatu kegiatan, yang mempunyai peran penting untuk menetapkan kebutuhan akan pegawai yang diperlukan dalam kelancaran suatu penyelesaian pekerjaan dimana penghitungan beban kerja tersebut memerlukan suatu metode atau teknik tertentu

(4)

5

agar sesuai dengan keinginan dari organisasi atau institusi tersebut. Teknik analisis beban kerja (workload analysis) memerlukan penggunaan rasio atau pedoman staf standar untuk menentukan kebutuhan personalia. Analisis beban kerja mengidentifikasi baik jumlah pegawai maupun jenis pegawai yang diperlukan dalam mencapai tujuan organisasional.

3. Metode Perancangan Sistem

Metode penyelesaian masalah dalam perancangan sistem analisis beban kerja adalah menggunakan salah satu model proses dalam rekayasa perangkat lunak, yaitu prototype model. Tahapan yang terjadi dalam model prototype ini dapat dilihat pada Gambar 1. [8].

Gambar 1 Prototype Model (Pressman ,2005)

Langkah-langkah dari Prototype Model adalah 1). Listen to customer; 2).

Build /revise mock-up; 3).Customer test drives mock-up. Pada tahap Listen to customer yaitu mengumpulkan data-data mengenai kebutuhan sistem yang akan

dibuat. PT PLN (Persero) App. Salatiga memerlukan sistem yang dapat menganalisis kebutuhan pegawai disetiap bidang yang ada. Tahap ini diawali dengan mengumpulkan kebutuhan yang dibutuhkan oleh PT PLN (Persero) App. Salatiga untuk melakukan proses analisis beban kerja pegawai dengan melakukan wawancara langsung. Tahap Build /revise mock-up merupakan tahap untuk pembuatan keseluruhan sistem hingga selesai berdasarkan pada analisa kebutuhan yang sudah dilakukan sebelumnya. Tahap akhir dari model prototype ini adalah tahap pengujian (Customer test drives mock-up). Pengujian dilakukan oleh pengguna dari sistem, yaitu PT PLN (Persero) App. Salatiga untuk mendapatkan tanggapan atas sistem yang telah dibuat. Ketiga proses tersebut dilakukan berulang-ulang, hingga mendapatkan kepuasan dari customer atau pengguna atas

(5)

6

sistem yang telah kita buat. Proses yang dilakukan harus sesuai dengan urutan, atau seperti yang dilihat pada Gambar 1.

Perancangan sistem digambarkan dalam bentuk Unified Modelling

Language (UML). Pada penelitian ini, digunakan tiga jenis diagram untuk

menggambarkan rancangan sistem, diagram tersebut adalah Use Case Diagram,

Activity Diagram, Class Diagram.

Gambar 2 Use Case Diagram

Gambar 2 menunjukkan use case diagram, dimana sistem yang dirancang dapat diakses oleh tiga jenis user aktif, yaitu admin, validator, dan user. Admin merupakan user yang memiliki tingkat kekuasaan tertinggi, yang dapat melakukan semua fungsi yaitu mengelola konten, analisa, satuan hasil, data pegawai, waktu kerja efektif, uraian jabatan admin merupakan karyawan yang bertanggung jawab terhadap manajemen sumber daya manusia yang dipegang oleh supervisor bidang sumber daya manusia. Validator merupakan user dengan tingkat kekuasan dibawah admin. Validator merupakan seorang karyawan yang memiliki wewenang membawahi tiap bidang atau supervisor tiap bidang. Validator hanya bisa mengelola uraian jabatan dari suatu bidang yang berada dibawah tanggung jawabnya. Selain itu, Validator juga hanya dapat melakukan proses validasi data analisa pada wilayah cakupannya. User merupakan user dengan tingkat kekuasaan terendah. User merupakan karyawan biasa yang ada di PT PLN (Persero) App. Salatiga. User hanya dapat melakukan pengelolaan analisa. Pada pengelolaan data analisa, User hanya dapat mengambil uraian jabatan dan mengisi data.

Ubah Konten

Edit WKE

Tambah satuan hasil

Ubah satuan hasil Hapus satuan hasil

Ubah urjab Hapus urjab Rekapitulasi analisa Reset analisa Ambil urjab Isi analisa Tambah urjab Ubah password Vaidasi analisa User Validator Mengelola konten <<extend>> Mengelola WKE <<extend>>

Mengelola satuan hasil <<extend>> <<extend>> <<extend>> Mengelola analisa <<extend>> <<extend>> <<extend>> Mengelola Urjab <<extend>> <<extend>> <<extend>> Analisa <<extend>> <<extend>> Mengelola pegawai Admin Edit pegawai Tambah konten <<extend>> Tambah Pegawai Hapus Pegawai <<extend>> <<extend>> <<extend>>

(6)

7

Gambar 3 Activity Diagram Admin

Gambar 3 menunjukkan activity diagram dari Admin, dimana Admin harus

loginterlebih dahulusebelum dapat melakukan kegiatan yang lain. Apabila username dan password yang dimasukkan sesuai dengan data yang tersimpan

dalam database maka Admin akan diarahkan pada tampilan Beranda dimana

Admin dapat memilih menu yang tersedia, dan sebaliknya apabila Admin salah

memasukkan username atau dan password maka Admin akan dihadapkan kembali pada halaman login. Menu yang tersedia untuk Admin adalah cetak mengelola konten, mengelola analisa, mengelola waktu kerja efektif, mengelola satuan hasil, mengelola pegawai, mengelola uraian jabatan. Apabila Admin melakukan pengelolaan data, maka database akan menyimpan perubahan yang dilakukan

Admin kemudian sistem akan menampilkan perubahan tersebut. Admin dapat

keluar dari sistem dengan melakukan logout.

Gambar 4 Activity Diagram Validator

Gambar 4 menunjukkan activity diagram dari Validator, sama seperti Admin dimana sebelum menuju halaman Beranda, Validator harus login terlebih dahulu. Menu yang tersedia untuk Validator adalah mengelola uraian jabatan, validasi analisa, analisa (analisis beban kerja terhadap dirinya mengingat validator juga merupakan pegawai). Apabila Validator melakukan pengelolaan data, maka

(7)

8

database akan menyimpan perubahan yang dilakukan Validator kemudian sistem

akan menampilkan perubahan tersebut. Validator dapat keluar dari sistem dengan melakukan logout.

Gambar 5 Activity Diagram User

Gambar 5 menunjukkan activity diagram dari User, dimana User harus

login terlebih dahulu sebelum dapat melakukan kegiatan yang lain.Menu yang

tersedia untuk User adalah analisa(tambah, isi, dan lihat), dan mengelola

password . Apabila User melakukan pengelolaan data, maka database akan

menyimpan perubahan yang dilakukan User kemudian sistem akan menampilkan perubahan tersebut. User dapat keluar dari sistem dengan melakukan logout.

Gambar 6 Class Diagram

Gambar 6 merupakan class diagram yang menggambarkan tentang relasi antara tabel pegawai, analisa, wke dan uraian jabatan.

(8)

9

4. Hasil Implementasi Sistem dan Pembahasan

Pengujian sistem analisis beban kerja dengan memanfaatkan pendekatan tugas per tugas jabatan ini dilakukan dengan mencocokkan hasil yang ditampilkan oleh aplikasi yang dibuat dengan hasil perhitungan manual oleh pihak PT. PLN Persero App. Salatiga. Pengujian aplikasi dilakukan dengan cara pegawai melakukan pengisian dengan cara mengambil uraian jabatan yang telah tersedia sesuai dengan bidang pegawai tersebut berada. Setelah pegawai mengambil maka seluruh data uraian jabatan yang telah diambil akan nampak pada menu isi analisa. Dilanjutkan dengan mengisi seluruh data yang dibutuhkan pada form isi analisa.

Gambar 7 Form Isi Analisa

Gambar 7 menunjukkan form untuk mengisi data yang dibutuhkan untuk analisis beban kerja yaitu satuan hasil, waktu kerja efektif, waktu penyelesaian , beban kerja, dan keterangan. Setelah itu data akan tersimpan dalam database. Hasil dari analisa akan divalidasi oleh validator. Jika data valid, validator bisa melihat hasil dari analisa dalam menu rekapitulasi ABK.

Gambar 8 Tampilan Rekapitulasi ABK

Gambar 8 menunjukkan tabel hasil dari analisa pada kolom hasil ABK bernilai desimal yang secara normal bernilai antara 0 sampai 1 yang merupakan

(9)

10

nilai yang mewakili beban kerja dari masing-masing pegawai. Kondisi 0 dimana pegawai tidak memiliki beban kerja sama sekali. Kondisi 1 dimana standard maksimal beban kerja dari setiap pegawai. Kondisi lebih dari 1 dimana pegawai mempunyai kelebihan beban kerja. Kondisi kurang dari 1 dimana pegawai kekurangan beban kerja.

Pada tahap ini dilakukan pengujian dengan beberapa pegawai bidang SDM melakukan proses analisa terhadap beban kerjanya selama satu tahun sebelum bulan Juni 2014. Supervisor SDM menerapkan kriteria pengukuran beban kerja pengukuran beban kerja.

Tabel 1 Kriteria Beban Kerja dari Supervisor SDM

No Skala Keterangan

1 > 1,00 Kelebihan Beban Kerja 2 = 1,00 Beban Kerja Baik 3 0,90 – 1,00 Beban Kerja Cukup 4 0,70 – 0,89 Beban Kerja Sedang 5 < 0,69 Beban Kerja Kurang

Tabel 1 merupakan tabel yang menunjukkan kriteria penilaian Supervisor SDM terhadap pegawai bidang SDM yang mewakili nilai dari beban kerja setiap pegawai.

Tabel 2 Pengujian Aplikasi

Tabel 2 merupakan tabel yang menunjukkan tentang pengujian aplikasi. Nilai beban kerja dari supervisor merupakan nilai beban kerja dengan pengematan secara langsung. Pada tabel tersebut dibandingkan antara hasil manual yang dilakukan tanpa menggunakan aplikasi dan hasil dari aplikasi. Dari 7 data yang dimasukkan, hasil yang diputuskan oleh aplikasi mendekati hasil yang diputuskan

No Nama Pegawai Nilai Beban Kerja dari Supervisor Nilai Beban Kerja dari Aplikasi Keterangan

1 BADAI MARINDRO, A.Md 0,95 0.9361 Valid

2 DEDY ASPITA, SE 0,95 0.9229 Valid

3 LILIK WAHYONO, SH 0,90 0.9484 Valid

4 KIRNAN HIDAYATNO, SE 0,95 0.9643 Valid

5 PUJI RAHAYU, SE 0,95 0.9352 Valid

6 DIDIK ISWANTORO, SE 0,85 0.8798 Valid

(10)

11

dari Supervisor SDM. Semua pegawai dalam sebuah bidang akan memiliki nilai beban kerja berbeda sesuai apa yang telah pegawai itu kerjakan. Dari tabel 2 dapat diperoleh total pegawai 7 dan total beban kerja dari aplikasi 6.5017 maka akan diketahui apakah bidang itu kekurangan pegawai atau sebaliknya.

Kode Program 1 Perhitungan Hari Kerja Efektif

1. $hth = $_GET['hth']; 2. $hm = $_GET['hm']; 3. $hs = $_GET['hs']; 4. $hl = $_GET['hl']; 5. $ct = $_GET['ct']; 6. $hke = $hth-$hm-$hs-$hl-$ct; 7. $jke=0;

8. $standar2 = mysql_query("SELECT jke FROM tb_perhitungan_jke")or die(mysql_error()); 9. while($rstandar2 = mysql_fetch_array($standar2)){ 10. $jke=$rstandar2[0]; 11. } 12. $wke=$jke*$hke*60; 13. $wkebulan=$wke/12; 14. $wkeminggu=$wkebulan/4; 15. $wkehari=$wkeminggu/5;

Kode Program 1 merupakan kode program saat aplikasi melakukan perhitungan waktu kerja. Proses dilakukan dengan memasukkan jumlah hari dalam satu tahun, jumlah hari Minggu, hari Sabtu, hari libur nasional / cuti bersama dalam satu tahun, cuti tahunan. Perhitungan menggunakan rumus 1 di baris ke 6 digunakan untuk mengetahui jumlah hari kerja dalam satu tahun. Baris ke 12 sampai 15 merupakan kode program untuk konversi satuan waktu yaitu menit.

Kode Program 2 Perhitungan Jam Kerja Efektif

1. $jkf = $_GET['jkf'];

2. $allowance = $_GET['allowance']; 3. $jke = $_GET['jke'];

4. $jke = $jkf-(($jkf*$allowance)/100); 5. $hke=0;

6. $standar2 = mysql_query("SELECT hke FROM tb_perhitungan_wke")or die(mysql_error()); 7. while($rstandar2 = mysql_fetch_array($standar2)){ 8. $hke=$rstandar2['hke']; 9. } 10. $wke=$jke*$hke*60; 11. $wkebulan=$wke/12; 12. $wkeminggu=$wkebulan/4; 13. $wkehari=$wkeminggu/5;

Kode Program 2 merupakan kode program untuk perhitungan jam kerja efektif. Jam kerja efektif yang digunakan oleh pegawai untuk bekerja dikurangi

allowance. Perhitungan ini ditunjukkan pada baris ke 4 dengan proses

memasukkan jam kerja efektif dan allowance akan didapat waktu kerja efektif yang akan dikonversi dalam satu satuan waktu yang sama yaitu menit.

(11)

12 Kode Program 3 Perhitungan Waktu Penyelesain Tugas

1. $wpt=$_GET['wpt'];

2. $beban_kerja=$_GET['beban_kerja']; 3. $keterangan=$_GET['ket'];

4. $q1="UPDATE tb_analisa SET keterangan='$keterangan', id_satuan_hasil =

$id_satuan_hasil', id_wke = '$id_wke', wpt = '$wpt', beban_kerja = '$beban_kerja' WHERE id_analisa='$id_analisa'";

5. $update = mysql_query($q1)or die(mysql_error()); 6. $hasil=0;

7. $query="select (t1.wpt*t1.beban_kerja)/t2.wke as kebutuhan_pegawai from tb_analisa t1 join tb_wke t2

8. on t1.id_analisa='$id_analisa' and t1.id_wke=t2.id_wke"; 9. $cek = mysql_query($query);

10. while($rscek = mysql_fetch_array($cek)){ 11. $hasil=$rscek['kebutuhan_pegawai']; 12. }

13. $insert = mysql_query("UPDATE tb_hasil_abk SET kebutuhan_pegawai =$hasil WHERE id_analisa='$id_analisa'")or die(mysql_error());

Kode Program 3 merupakan kode program untuk perhitungan waktu penyelesaian tugas. Rumus untuk perhitungan waktu penyelesaian tugas ditunjukkan pada baris ke 7 kode program tersebut membutuhkan beban tugas dan standar kemampuan rata-rata waktu penyelesaian dari tugas tersebut. Pegawai memasukkan beban tugas dan standar kemampuan rata-rata waktu penyelesaian tugas.

Kode Program 4 Perhitungan Kebutuhan Pegawai

1. $hasil=0;

2. $query="select round(sum(kebutuhan_pegawai),4) as hasil_abk from tb_hasil_abk t1 3. join tb_analisa t2

4. on t1.id_analisa=t2.id_analisa and t2.nipeg='$nipeg'"; 5. $cek = mysql_query($query);

6. while($rscek = mysql_fetch_array($cek)){ 7. echo $rscek['hasil_abk'];

8. $hasil=$rscek['hasil_abk']; 9. }

Kode Program 4 merupakan kode program yang digunakan untuk perhitungan kebutuhan pegawai. Pada kode program ini, memanfaatkan fungsi

sum dari mysql untuk menambahkan semua angka hasil dari perhitungan analisa

yang tersimpan di database. Pembulatan keatas digunakan untuk membulatkan angka hasil dari analisa yang memanfaatkan fungsi round.

5. Kesimpulan

Dengan menerapkan perhitungan beban kerja dengan pendekatan tugas pertugas jabatan dapat diketahui nilai beban kerja dari masing-masing pegawai yang mendekati perhitungan beban kerja secara manual oleh Supervisor. Aplikasi berbasis web, sehingga pengguna aplikasi pada bidang yang berada di daerah lain dapat melakukan analisis beban kerjanya.

Hasil pengujian terhadap pegawai bidang SDM Juni 2014, Nilai seluruhnya menghasilkan keputusan yang mendekati perhitungan manual oleh Supervisor bidang SDM. Dari tersebut mengindikasikan nilai beban kerja dengan rata-rata

(12)

13

0,92. Nilai tersebut belum mencapai target beban kerja yang normal yaitu 1. Dari pengujian tersebut menunjukkan standar deviasi berada pada nilai 0.02 dikarenakan ada beberapa perbedaan aktivitas kerja dari seorang pegawai dengan pegawai lainnya. Dengan total beban kerja yaitu 6.5 yang mengindikasikan jumlah pegawai yang dibutuhkan pada sub bidang tersebut. Total keseluruhan pegawai di bidang tersebut yaitu 7 orang. Formasi jabatan atau penambahan aktifitas kerja bisa dilakukan agar dari 7 orang pegawai dapat dioptimalkan karena kebutuhan pegawai baru mencapai 6.5.

6. Daftar Pustaka

[1] Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 34 Tahun 2011 tentang Pedoman Evaluasi Jabatan.

[2] Simamora, H., 1995, Manajemen Sumber Daya Manusia, P. STIE YPKN. Yogyakarta

[3] Moekijat, 2009, Analisis Jabatan, Mandar Maju. Bandung.

[4] Novera ,Windry, 2010, Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Karyawan Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (Studi Kasus Unit Tata Usaha Departemen pada Institut Pertanian Bogor), http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/47740, 10 Juni 2014.

[5] Sukmawati, Anggraini, Agustus 2013, Analisis Beban Kerja Sumber Daya Manusia dalam Aktivitas Produksi Komoditi Sayuran Selada (Studi Kasus: CV Spirit Wira Utama) , http://manajemen.fem.ipb.ac.id/images/uploads/Volume_IV_No_2_Agustus_2013_4.pdf. (Diakses 10 Juni 2014).

[6] Kristiyani, Ninik, 2011Analisis Beban Kerja untuk Menentukan Jumlah Optimal Karyawan dan Pemetaan Kompetensi Karyawan Berdasar Pada Job Description (Studi Kasus: Jurusan

Teknik Industri, ITS, Surabaya),

http://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/download/1824/601 .( Diakses 11 Juli 2014).

[7] MENPAN, 2004, Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil. Keputusan Nomor: KEP/75/M.PAN/7/2004, Jakarta

[8] Pressman, Roger S. 2005. Software Engineering: A Practitioner’s Approach Sixth Edition. New York:The McGraw-Hill Companies, Inc.

Gambar

Gambar 1 Prototype Model (Pressman ,2005)
Gambar 2 Use Case Diagram
Gambar 3 Activity Diagram Admin
Gambar 5 Activity Diagram User
+3

Referensi

Dokumen terkait

Menurut asumsi peneliti, pemberian pendidikan kesehatan menggunakan metode diskusi kelompok efektiv terhadap peningkatan respon sikap remaja tentang PMS dan HIV, dimana terjadi

Pesawat udara yang telah memperoleh pendaftaran dan kebangsaan mempunyai status hukum sebagai warga negara dari negara tempat didaftarkan yang pada gilirannya memperoleh hak

Dilihat dari masalah-masalah yang ada pada sistem yang sedang berjalan, perlu dilakukan pengembangan terhadap sistem yang ada.Maka, penulis mengusulkan sebuah aplikasi berbasis

Persamaan alometrik pendugaan biomassa pohon dengan menggunakan variabel bebas diameter pohon dapat dipakai untuk menduga massa biomassa pohon pada perkebunan kelapa

Proses pengendapan bentonit secara kimiawi dapat terjadi sebagai endapan sedimen dalam suasana basa (alkali), dan terbentuk pada cekungan sedimen yang bersifat basa, dimana

Regulasi fungi sel T terus menerus diperlukan meskipun sel T sudah meninggalkan timus. Proses tersebut penting untuk mencegah putusnya toleransi bila sel T

dalam seminggu selama 2 minggu berturut- turut, terjadi penurunan nilai sehingga menunjukan adanya penurunan skor halusinasi yang bermakna pada kelompok eksperimen

Secara umum, kesalahan yang banyak dilakukan siswa dalam melakukan pengukuran diameter luar, diameter dalam dan kedalaman tabung reaksi adalah kalibrasi; mengunci