• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI SERANG

PROVINSI BANTEN

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 109 TAHUN 2020

TENTANG

PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2021

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 18 Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 14 Tahun 2020 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2021, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2021

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat;

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

7. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

(2)

8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 74 Tahun 2012 tentang Peubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5340);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4972), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6177);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan Administrasi Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6057);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6224);

(3)

16. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42);

17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2019 Tentang Laporan Dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6323);

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2007 tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 525) sebagaiman telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2011 tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 525);

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 450), sebagaiman telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 99 Tahun 2019 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 565);

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pengelolaan investasi Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 754); 21. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 62 tahun 2017

tentang Pengelompokan Kemampuan Keuangan Daerah serta Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Dana Operaional (Berita negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1067);

22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2018 tentang Tata Cara Penghitungan, Penganggaran Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan Tertib Administrasi Pengajuan, Penyaluran, dan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 630);

23. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2021 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 888);

(4)

24. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 16 Tahun 2002 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Nomor 599 Tahun 2002);

25. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 7 Tahun 2016 tentang RPJMD Kabupaten Serang Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2016 Nomor 7); 26. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 14 Tahun 2020

tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah TAhun Anggaran 2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2016 Nomor 14);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2021

Pasal 1

1. Peraturan Bupati yang selanjutnya di sebut PERBUP adalah Peraturan Bupati Serang

2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan Daerah yang ditetapkan dengan Perda 3. Pendapatan Daerah adalah semua hak Daerah yang diakui sebagai penambah

nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran berkenaan.

4. Dana Transfer Umum adalah dana yang dialokasikan dalam APBN kepada Daerah untuk digunakan sesuai dengan kewenangan Daerah guna mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi

5. Dana Transfer Khusus adalah dana yang dialokasikan dalam APBN kepada Daerah dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus, baik fisik maupun nonfisik yang merupakan urusan Daerah

6. Dana Bagi Hasil yang selanjutnya disingkat DBH adalah dana yang bersumber dari pendapatan tertentu APBN yang dialokasikan kepada Daerah penghasil berdasarkan angka persentase tertentu dengan tujuan mengurangi ketimpangan kemampuan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah 7. Belanja Daerah adalah semua kewajiban Pemerintah Daerah yang diakui

sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran berkenaan.

Pasal 2

APBD terdiri atas pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah. Pasal 3

Anggaran pendapatan daerah tahun anggaran 2021direncanakan sebesar Rp 2.901.230.182.348,00 (Dua trilyun sembilan ratus satu milyar dua ratus tiga puluh juta seratus delapan puluh dua ribu tiga ratus empat puluh delapan rupiah), yang bersumber dari:

a. Pendapatan asli daerah; b. Pendapatan transfer;

c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.

(5)

Pasal 4

(1) Anggaran pendapatan asli daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a direncanakan sebesar Rp 792.290.009.917,00 (Tujuh ratus Sembilan puluh dua milyar dua ratus Sembilan puluh juta Sembilan ribu Sembilan ratus tujuh belas rupiah), yang terdiri atas:

a. Pajak daerah; b. Retribusi daerah;

c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang di pisahkan; dan d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah;

(2) Pajak daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a direncanakan sebesar Rp 442.635.000.000,00 (Empat ratus empat puluh dua milyar enam ratus tiga puluh lima juta rupiah).

(3) Retribusi daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b direncanakan sebesar Rp. 38.380.148.000,00 (Tiga puluh delapan milyar tiga ratus delapan puluh juta seratus empat puluh delapan ribu rupiah).

(4) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang di pisahkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c direncanakan sebesar Rp. 20.076.527.000,00 (Dua puluh milyar tujuh puluh enam juta lima ratus dua puluh tujuh ribu rupiah).

(5) Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d direncanakan sebesar Rp. 291.198.334.917,00 (Dua ratus Sembilan puluh satu milyar seratus Sembilan puluh delapan juta tiga ratus tiga puluh empat ribu Sembilan ratus tujuh belas rupiah).

Pasal 5

(1) Anggaran pajak daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a direncanakan sebesar Rp 442.635.000.000,00 (Empat ratus empat puluh dua milyar enam ratus tiga puluh lima juta rupiah), yang terdiri atas:

a. Pajak hotel; b. Pajak Restoran; c. Pajak Hiburan d. Pajak Reklame;

e. Pajak Penerangan Jalan; f. Pajak Parkir;

g. Pajak Air Tanah;

h. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;

i. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBBP2); j. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

(2) Pajak Hotel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a direncanakan sebesar Rp15.500.000.000,00 (Lima belas milyar lima ratus juta rupiah);

(3) Pajak Restoran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b direncanakan sebesar Rp12.000.000.000,00 (Dua belas milyar rupiah);

(4) Pajak Hiburan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c direncanakan sebesar Rp1.500.000.000,00 (Satu milyar lima ratus juta rupiah);

(6)

(5) Pajak Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d direncanakan sebesar Rp2.675.000.000,00 (Dua milyar enam ratus tujuh puluh lima juta rupiah);

(6) Pajak Penerangan Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e direncanakan sebesar Rp175.000.000.000,00 (Seratus tujuh puluh lima milyar rupiah);

(7) Pajak Parkir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f direncanakan sebesar Rp760.000.000,00 (Tujuh ratus enam puluh milyar rupiah);

(8) Pajak Air Tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g direncanakan sebesar Rp2.500.000.000,00 (Dua milyar lima ratus juta rupiah);

(9) Pajak Mineral Bukan Logam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h direncanakan sebesar Rp18.000.000.000,00 (Delapan belas milyar rupiah); (10) Pajak Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBBP2)

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i direncanakan sebesar Rp88.000.000.000,00 (Delapan puluh delapan milyar rupiah);

(11) Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf j direncanakan sebesar Rp126.700.000.000,00 (Seratus dua puluh nam milyar tujuh ratus juta rupiah).

Pasal 6

(1) Retribusi Daerah sebesar Rp38.380.148.000,00 (Tiga puluh delapan milyar tiga ratus delapan puluh juta seratus empat puluh delapan ribu rupiah); (2) Hasil Pengelolaan sebesar Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sebesar

Rp20.076.527.000,00 (Dua puluh milyar tujuh puluh enam juta lima ratus dua puluh tujuh ribu rupiah);

(3) Lain-lain PAD yang Sah sebesar Rp291.198.334.917,00 (Dua ratus Sembilan puluh satu milyar seratus Sembilan puluh delapan juta tiga ratus tiga puluh empat ribu Sembilan ratus tujuh belas rupiah);

(4) Jasa Giro sebesar Rp5.700.000.000,00 (Lima milyar tujuh ratus juta rupiah); (5) Pendapatan Bunga sebesar Rp4.500.000.000,00 (Empat milyar lima ratus

juta rupiah);

(6) Penerimaan atas Tuntutan Ganti Kerugian Keuangan Daerah sebesar Rp1.000.000.000,00 (Satu milyar rupiah);

(7) Pendapatan Denda Pajak Daerah sebesar Rp43.331.351.838,00 (Empat puluh tiga milyar tiga ratus tiga puluh satu juta tiga ratus lima puluh satu ribu delapan ratus tiga puluh delapan rupiah);

(8) Pendapatan Denda Retribusi Daerah sebesar Rp200.000.000,00 (Dua ratus juta rupiah);

(9) Pendapatan BLUD sebesar Rp236.236.983.079,00 (Dua ratus tiga puluh enam milyar Dua ratus tiga puluh enam juta sembilan ratus delapan puluh tiga ribu tujuh puluh sembilan rupiah).

Pasal 7

Anggaran belanja daerah tahun anggaran 2021 direncanakan sebesar Rp. 3.058.285.487.661,00 (Tiga trilyun lima puluh delapan milyar dua ratus delapan puluh lima juta empat ratus delapan puluh tujuh ribu enam ratus enam puluh satu rupiah), yang terdiri atas:

(7)

a. Belanja operasional; b. Belanja modal;

c. Belanja tidak terduga; dan d. Belanja transfer.

Pasal 8

(1) Anggaran belanja operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a direncanakan sebesar Rp2.176.830.414.450,00 (Dua Trilyun seratus tujuh puluh enam milyar delapan ratus tiga puluh juta empat ratus empat belas ribu empat ratus lima puluh rupiah), yang terdiri atas:

a. Belanja pegawai;

b. Belanja barang dan jasa; c. Belanja bunga;

d. Belanja subsidi; e. Belanja hibah; dan f. Belanja bantuan sosial.

(2) Belanja pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a direncanakan sebesar Rp1.257.177.542.484,00(Satu trilyun dua ratus lima puluh tujuh milyar seratus tujuh puluh tujuh juta lima ratus empat puluh dua ribu empat ratus delapan puluh empat rupiah).

(3) Belanja barang dan jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b direncanakan sebesar Rp813.355.863.806,00(Delapan ratus tiga belas milyar tiga ratus lima puluh lima juta delapan ratus enam puluh tiga ribu delapan ratus enam rupiah).

(4) Belanja bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c direncanakan sebesar Rp0,00 (Nol).

(5) Belanja subsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d direncanakan sebesar Rp0,00 (Nol).

(6) Belanja hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e direncanakan sebesar Rp 98.257.050.160,00 (Sembilan puluh delapan milyar dua ratus lima puluh tujuh juta lima puluh ribu seratus enam puluh rupiah).

(7) Belanja bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f direncanakan sebesar Rp 8.039.958.000,00 (Delapan milyar tiga puluh sembilan juta sembilan ratus lima puluh delapan ribu rupiah).

Pasal 9

(1) Anggaran belanja pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a direncanakan sebesar Rp1.257.177.542.484,00 (Satu trilyun dua ratus lima puluh tujuh milyar seratus tujuh puluh tujuh juta lima ratus empat puluh dua ribu empat ratus delapan puluh empat rupiah), yang terdiri atas:

a. Belanja Gaji dan Tunjangan ASN; b. Belanja Tambahan Penghasilan ASN

c. Tambahan Penghasilan berdasarkan Pertimbangan Objektif Lainnya ASN d. Belanja Gaji dan Tunjangan DPRD

e. Belanja Gaji dan Tunjangan KDH/WKDH

f. Belanja Penerimaan Lainnya Pimpinan DPRD serta KDH/WKDH g. Belanja Pegawai BLUD

(8)

(2) Gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a direncanakan sebesar Rp633.458.796.151,00 (Enam ratus tiga puluh tiga milyar empat ratus lima puluh delapan juta tujuh ratus Sembilan puluh enam ribu seratus lima puluh satu rupiah);

(3) Belanja Tambahan Penghasilan ASN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b direncanakan sebesar Rp323.344.836.262,00 (Tiga ratus dua puluh tiga milyar tiga ratus empat puluh empat juta delapan ratus tiga puluh enam ribu dua ratus enam puluh dua rupiah);

(4) Tambahan Penghasilan berdasarkan Pertimbangan Objektif Lainnya ASN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c direncanakan sebesar Rp244.260.247.511,00 (Dua ratus empat puluh empat milyar dua ratus enam puluh juta dua ratus empat puluh tujuh ribu lima ratus sebelas rupiah);

(5) Belanja Gaji dan Tunjangan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d sebesar Rp41.397.686.342,00 (Empat puluh satu milyar tiga ratus Sembilan puluh juta enam ratus delapan puluh enam ribu tiga ratus empat puluh dua rupiah);

(6) Belanja Gaji dan Tunjangan KDH/WKDH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e sebesar Rp173.082.000,00 (Seratus tujuh puluh tiga juta delapan puluh dua ribu rupiah);

(7) Belanja Penerimaan Lainnya Pimpinan DPRD serta KDH/WKDH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f sebesar Rp1.588.660.885,00 (Satu milyar lima ratus delapan puluh delapan juta enam ratus enam puluh ribu delapan ratus delapan puluh lima rupiah);

(8) Belanja Pegawai BLUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f sebesar Rp12.954.233.333,00 (Dua belas milyar Sembilan ratus lima puluh empat juta dua ratus tiga puluh tiga ribu tiga ratus tiga puluh tiga rupiah).

Pasal 10

(1) Anggaran gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a direncanakan sebesar Rp633.458.796.151,00 (Enam ratus tiga puluh tiga milyar empat ratus lima puluh delapan juta tujuh ratus Sembilan puluh enam ribu seratus lima puluh satu rupiah), yang terdiri atas:

a. Gaji dan tunjangan;

b. Belanja Tunjangan Keluarga ASN; c. Belanja Tunjangan Jabatan ASN; d. Belanja Tunjangan Fungsional ASN;

e. Belanja Tunjangan Fungsional Umum ASN; f. Belanja Tunjangan Beras ASN;

g. Belanja Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus ASN; h. Belanja Pembulatan Gaji ASN;

i. Belanja Iuran Jaminan Kesehatan ASN;

j. Belanja Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja ASN; k. Belanja Iuran Jaminan Kematian ASN

(2) Gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a direncanakan sebesar Rp633.458.796.151,00 (Enam ratus tiga puluh tiga milyar empat ratus lima puluh delapan juta tujuh ratus Sembilan puluh enam ribu seratus lima puluh satu rupiah);

(9)

(3) Belanja Tunjangan Keluarga ASN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b direncanakan sebesar Rp 49.656.388.867,00 (Empat puluh Sembilan milyar enam ratus lima puluh enam juta tiga rtaus delapan puluh delapan ribu delapan ratus enam puluh tujuh rupiah;

(4) Belanja Tunjangan Jabatan ASN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c direncanakan sebesar Rp 9.766.723.404,00 (Sembilan milyar tujuh ratus enam puluh enam juta tujuh ratus dua puluh tiga ribu empat rtauds empat rupiah);

(5) Belanja Tunjangan Fungsional ASN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d direncanakan sebesar Rp 37.153.423.778,00 (Tiga puluh tujuh milyar seratus lima puluh tiga juta empat ratus dua puluh tiga ribu tujuh ratus tujuh puluh delapan rupiah);

(6) Belanja Tunjangan Fungsional Umum ASN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e direncanakan sebesar Rp 4.804.371.946,00 (Empat milyar delapan ratus empat juta tiga ratus tujuh puluh satu ribu Sembilan ratus empat puluh enam rupiah);

(7) Belanja Tunjangan Beras ASN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f direncanakan sebesar Rp 27.370.279.028,00 (Dua puluh tujuh milyar tiga ratus tujuh puluh juta dua rtaus tujuh puluh Sembilan ribu dua puluh delapan rupiah);

(8) Belanja Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus ASN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g direncanakan sebesar Rp 564.530.315,00 (Lima ratus enam puluh empat juta lima ratus tigpuluh ribu tiga ratius lima belas rupiah);

(9) Belanja Pembulatan Gaji ASN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h sebesar Rp 8.630.700,00 (Delapan juta enam ratus tiga puluh ribu tujuh ratus rupiah);

(10) Belanja Iuran Jaminan Kesehatan ASN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i sebesar Rp 25.733.219.871,00 (Dua lima milyar tujuh ratus tiga puluh tiga juta dua ratus sembilan belas ribu delapan ratus tujuh puluh satu rupiah;

(11) Belanja Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja ASN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf j sebesar Rp 1.182.767.268,00 (Satu milyar seratus delpan puluh dua juta tujuh ratus enam puluh tujuh ribu dua ratus enam puluh delapan rupiah);

(12) Belanja Iuran Jaminan Kematian ASN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k sebesar Rp3.535.356.336,00 (Tiga milyar lima ratus tiga puluh lima juta tiga ratus lima puluh enam ribu tiga ratus tiga puluh enam rupiah.

Pasal 11

Anggaran pembiayaan daerah tahun anggaran 2021 direncanakan sebesar Rp157.055.305.313,00 (seratus lima puluh tujuh milyar lima puluh lima juta tiga

ratus lima ribu tiga ratus tiga belas rupiah) yang terdiri atas: a. Penerimaan pembiayaan; dan

b. Pengeluaran pembiayaan.

Pasal 12

(1) Anggaran penerimaan pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a direncanakan sebesar Rp160.055.305.313,00 (seratus enam puluh milyar lima puluh lima juta tiga ratus lima ribu tiga ratus tiga belas rupiah), yang terdiri atas:

(10)

a. cicilan pokok utang yang jatuh tempo; b. Pencairan dana cadangan;

c. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan; d. Penerimaan pinjaman daerah;

e. Penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah;

f. Penerimaan pembiayaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

(2) Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a direncanakan sebesar Rp160.055.305.313,00 (seratus enam puluh milyar lima puluh lima juta tiga ratus lima ribu tiga ratus tiga belas rupiah).

(3) Pencairan dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b direncanakan sebesar Rp0,00 (Nol).

(4) Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c direncanakan sebesar Rp0,00 (Nol).

(5) Penerimaan pinjaman daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d direncanakan sebesar Rp0,00 (Nol).

(6) Penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e direncanakan sebesar Rp0,00 (Nol).

(7) Penerimaan pembiayaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f direncanakan sebesar Rp0,00 (Nol).

Pasal 13

(1) Anggaran sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf a direncanakan sebesar Rp160.055.305.313,00 (seratus enam puluh milyar lima puluh lima juta tiga ratus lima ribu tiga ratus tiga belas rupiah), yang terdiri atas:

a. Pelampauan penerimaan PAD;

b. Sisa lebih perhitungan anggaran BLUD

(2) Pelampauan penerimaan PAD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a direncanakan sebesar Rp0,00 (Nol).

(3) Sisa lebih perhitungan anggaran BLUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b sebesar Rp160.055.305.313,00 (seratus enam puluh milyar lima puluh lima juta tiga ratus lima ribu tiga ratus tiga belas rupiah).

Pasal 14

(1) Anggaran pelampauan penerimaan PAD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf a direncanakan sebesar Rp0,00 (Nol), yang yang bersumber dari Pajak daerah;

(2) Pajak daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a direncanakan sebesar Rp0,00 (Nol);

Pasal 15

(1) Anggaran pengeluaran pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf b direncanakan sebesar Rp3.000.000.000,00 (Tiga milyar rupiah), yang terdiri atas:

(11)

a. Pembentukan dana cadangan; b. Penyertaan modal daerah;

c. Pembayaran cicilan pokok utang yang jatuh tempo; d. Pemberian pinjaman daerah; dan

e. Pengeluaran pembiayaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Pembentukan dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a direncanakan sebesar Rp0,- (Nol);

(3) Penyertaan modal daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b direncanakan sebesar Rp3.000.000.000,00 (Tiga milyar rupiah).

(4) Pembayaran cicilan pokok utang yang jatuh tempo sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c direncanakan sebesar Rp0,00 (Nol);

(5) Pemberian pinjaman daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d direncanakan sebesar Rp0,00 (Nol);

(6) Pengeluaran pembiayaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e direncanakan sebesar Rp0,00 (Nol);

Pasal 16

Anggaran pembentukan dana cadangan sebesar Rp0,00 (Nol), Pasal 17

Selisih antara anggaran pendapatan daerah dengan anggaran belanja daerah mengakibatkan terjadinya surplus/(defisit) sebesar (Rp157.055.305.313,00) (Seratus lima puluh tujuh milyar lima puluh lima juta tiga ratus lima ribu tiga ratus tiga belas rupiah) dan Pembiayaan neto yang merupakan selisih penerimaan pembiayaan terhadap pengeluaran pembiayaan direncanakan sebesar Rp157.055.305.313,00(Seratus lima puluh tujuh milyar lima puluh lima juta tiga ratus lima ribu tiga ratus tiga belas rupiah).

Pasal 18

Uraian lebih lanjut anggaran pendapatan dan belanja daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini terdiri dari:

1. Lampiran I Ringkasan Penjabaran APBD Yang Diklasifikasi Menurut Kelompok, Jenis, Objek, Rincian Objek Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan;

2. Lampiran II Penjabaran APBD Menurut Urusan Pemerintahan Daerah, Organisasi, Program, Kegiatan, Sub Kegiatan, Kelompok, Jenis, Objek, Rincian Objek Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan;

3. Lampiran III Daftar Nama Penerima, Alamat Penerima, dan Besaran Hibah;

4. Lampiran IV Daftar Nama Penerima, Alamat Penerima, dan Besaran Bantuan Sosial;

5. Lampiran V Daftar Nama Penerima, Alamat Penerima, dan Besaran Bantuan Keuangan bersifat umum dan bersifat khusus;

(12)

6. Lampiran VI Daftar Nama Penerima, Alamat Penerima, dan Besaran belanja bagi hasil;

7. Lampiran VII Rincian Dana Otonomi Khusus MenurutUrusan Pemerintahan Daerah, Organisasi, Program, Kegiatan, Sub Kegiatan, Kelompok, Jenis, Objek, dan Rincian Objek Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan;

8. Lampiran VIII Rincian DBH-SDA Pertambangan Minyak Bumi Dan Pertambangan Gas Alam/ Tambahan DBH Minyak dan Gas Bumi*) Menurut Urusan Pemerintahan Daerah, Organisasi, Program, Kegiatan, Sub Kegiatan, Kelompok, Jenis, Objek, dan Rincian Objek Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan; 9. Lampiran IX Rincian Dana Tambahan Infrastuktur Menurut Urusan

Pemerintahan Daerah, Organisasi, Program, Kegiatan, Sub Kegiatan, Kelompok, Jenis, Objek, dan Rincian Objek Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan;

10. Lampiran X Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/Kota pada Daerah Perbatasan Dalam Rancangan Perda tentang APBD dan Rancangan Perkada tentang Penjabaran APBD dengan Program Prioritas Perbatasan Negara.

Pasal 19

Pelaksanaan penjabaran APBD yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati ini dituangkan lebih lanjut dalam dokumen pelaksanaan anggaran satuan kerja perangkat daerah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Pasal 20

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Serang.

Ditetapkan di Serang

pada tanggal 30 Desember 2020 BUPATI SERANG,

ttd

RATU TATU CHASANAH Diundangkan di Serang

pada tanggal 30 Desember 2020

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SERANG, ttd

TUBAGUS ENTUS MAHMUD SAHIRI

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG TAHUN 2020 NOMOR 109

Salinan sesuai dengan Aslinya, KEPALA BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN SERANG

ttd

SUGI HARDONO, SH., MM NIP. 19670321 199203 1 008

Referensi

Dokumen terkait

Cerita Asal Mula Nama Nagari Guguak Sarai versi dua memiliki fungsi sosial sebagai tradisi karena, cerita ini memberitahukan kepada kita bahwa banyak yang bisa

Jumlah Tahun n - 1 : Rp4.545.963.764,00 (Empat milyar lima ratus empat puluh lima juta sembilan ratus enam puluh tiga ribu tujuh ratus enam puluh empat rupiah).. Jumlah Tahun n

(1) Anggaran belanja operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a direncanakan sebesar Rp877.134.785.230(delapan ratus tujuh puluh tujuh milyar seratus

(1) Anggaran Belanja Modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b direncanakan sebesar Rp 467.292.451.334,00 (Empat Ratus Enam Puluh Tujuh Milyar Dua Ratus Sembilan Puluh

yaitu sabuk an sabuk dengan gigi. V karena mudah pemakaiannya dan harganya yang murah. Kelemahan dari sabuk-V yaitu buk dapat memungkinkan untuk terjadinya

(1) Anggaran Belanja Transfer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf d direncanakan sebesar Rp.181.769.560.800 (seratus delapan puluh satu milyar tujuh ratus enam

(1)Anggaran belanja modal alat kantor dan rumah tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (1) huruf e direncanakan sebesar Rp. 6.831.408.216,00 {enam milyar, delapan ratus

(2) Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a direncanakan sebesar Rp962.567.182.637,00 (sembilan ratus enam puluh dua milyar lima ratus