• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 2, Juli Desmber 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, no 2, Juli Desmber 2015"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1088 PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Otonomi daerah merupakan hal, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan umum di UU Otonomi Daerah No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang telah menggantikan UU No.22 Tahun 1999. Pelaksanaan kebijakan pemerintah Indonesia tentang otonomi Daerah, dimulai secara efektif pada tanggal 1 Januari 2001, merupakan kebijakan yang dipandang sangat demokratis dan memenuhi aspek desentralisasi yang sesungguhnya, desentralisasi sendiri mempunyai tujuan untuk lebih meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan, pemerataan, dan pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah (Sidik et al, 2002 dalam Maemunah, 2006).

Otonomi daerah bertujuan menciptakan mobilisasi dukungan bagi kebijakan pembangunan nasional sampai ke pemerintah tingkat lokal, sehingga pembangunan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan

dan aspirasi rakyat daerah. Pemberian otonomi daerah dilaksanakan dengan memperhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan serta potensi dan keanekaragaman daerah (Kameo, 2001). Dengan dikuranginya ketergantungan kepada pemerintah pusat maka Pendapatan Asli Daerah (PAD) seharusnya menjadi salah satu sumber keuangan tebesar dan menjadi tolak ukur terpenting bagi kemampuan daerah dalam menyelenggarakan dan mewujudkan kemandirian daerah.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayah sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku (Halim: 2011). Tujuan PAD yang termuat di dalam Undang-undang No.34 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 3, memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk mendanai otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai perwujudan desentralisasi. Semakin tinggi PAD yang dimiliki oleh daerah maka akan semakin tinggi kemampuan daerah untuk melaksanakan desentralisasi.

Setiap komponen PAD mempunyai peran penting terhadap kontribusi penerimaan pendapatan asli

(2)

1089

daerah. Dari berbagai alternatif sumber penerimaan yang mungkin dipungut oleh daerah, Undang-Undang tentang Pemerintahan daerah menetapkan pajak daerah dan retribusi daerah menjadi salah satu sumber penerimaan daerah yang dikembangkan masing-masing daerah.

Upaya peningkatan pertumbuhan PAD dapat dilakukan dengan intensifikasi pemungutan pajak dan reribusi yang sudah ada (Sidik, 2002).

Dalam Undang-undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah, Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelengaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.

Jenis pendapatan pajak untuk provinsi meliputi objek pendapatan berikut; (1) Pajak Kendaraan Bermotor, (2) Balik Nama Kendaraan Bermotor, (3) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, (4) Pajak Kendaraan di Atas Air, (5) Pajak Air di Bawah Tanah, (6) Pajak Air Permukaan. Selanjutnya, jenis pajak Kabupaten/Kota tersusun atas; (1) Pajak Hotel, (2) Pajak Restoran, (3) Pajak Hiburan, (4) Pajak

Reklame, (5) Pajak Penerangan Jalan, (6) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C, (7) Pajak Parkir.

Pajak Parkir merupakan pajak yang dikenakan atas penyelenggaraan tempat parkir diluar badan jalan oleh orang pribadi atau badan. Disamping pajak parkir diharapkan dapat memiliki peranan yang berarti dalam pembiayaan pembangunan daerah. Sebagaimana diketahui bahwa parkir adalah jenis usaha penjualan jasa pelayanan yang mempunyai keterkaitan sangat erat dan saling menunjang dengan dunia perdagangan yang menghasilkan penerimaan daerah. Parkir pada saat ini sangatlah diperlukan karena untuk menjaga keamanan kendaraan. Bukan hanya untuk menjaga keamanan saja tetapi juga untuk keteraturan dan kenyamanan suatu tempat.

Selain pajak daerah juga ada retribusi daerah yang berperan sangat penting dalam sumber-sumber PAD. Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah. Menurut peraturan tersebut,

(3)

1090 jenis pendapatan retribusi daerah

adalah; (1) Retribusi Jasa Umum adalah retribusi Jasa Umum atas jasa yang diberikan atau disediakaan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dinikmati oleh orang pribadi atau badan, (2) Retribusi Jasa Usaha adalah yaitu retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial oleh sektor swasta, (3) Retribusi Perizinan Tertentu yaitu retribusi atas kegiatan tertentu pemerintah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atau kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

Retribusi daerah pada dasarnya dikelola sendiri oleh setiap daerah, maksudnya untuk pengelolaan retribusi daerah ini antara daerah yang satu dan daerah yang lain berbeda-beda. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah, salah satu pungutan retribusi daerah adalah retribusi parkir. Retribusi parkir ini

termasuk dalam retribusi jasa umum yang memberikan kontribusi yang cukup potensial terhadap peningkatan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu Pemerintah Daerah harus benar-benar menggunakan hasil retribusi parkir ini dengan sebaik-baiknya.

Pajak parkir dan retribusi parkir merupakan bagian dari pajak daerah dan retribusi daerah, yang tercantum dalam UU No. 34 Tahun 2000, merupakan salah satu sumber pendapatan daerah guna membiayai penyelenggaran pemerintah dan pembangunan. Seiring laju pertumbuhan ekonomi dan pelaksanaan pembangunan daerah diperlukan sumber pembiayaan dalam melaksanakan kegiatan rumah-tangga daerah maka sumber-sumber tersebut didapat dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pemerintah Daerah harus mengoptimalkan pendapatan-pendapatan daerah yang khususnya berasal dari pajak dan retribusi daerah, dimana pajak dan retribusi daerah merupakan salah satu sumber Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

Melihat kenyataan yang ada, sebenarnya sangat sulit bagi kabupaten/kota untuk bisa menjalankan otonomi daerah secara

(4)

1091

konsekuen, hal ini dikarenakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan daerah adalah kemampuan keuangan daerah yang memadai. Begitu juga Kota

Tasikmalaya , dalam berotonomi masih bergantung pada transfer dana dari pemerintah pusat yang berupa Dana Alokasi Umum (DAU), hal ini dapat dilihat melalui tabel dibawah ini :

Tabel 1

Realisasi Pendapatan Asli Daerah Dan Perkembangan Pertumbuhan Kota Tasikmalaya Periode Tahun 2004-2013

Tahun Pendapatan Asli Daerah (PAD) Perkembangan Pertumbuhan % 2004 703.003.900 7,02 2005 754.222.900 7,28 2006 810.721.700 7,49 2007 715.439.800 -11,75 2008 782.791.200 9,41 2009 894.197.240 14,23 2010 1.068.451.300 19,48 2011 1.001.566.740 -6,25 2012 1.607.320.725 60,48 2013 1.708.289.951 6,28 Sumber : DIPENDA Kota Tasikmalaya

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa perkembangan presentase perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Sektor Pajak Parkir dan Retribusi Parkir untuk Kota Tasikmalaya selama periode 2004-2013. PAD Kota Tasikmalaya dari sektor pajak parkir dan retibusi parkir mengalami perkembangan yang fluktuatif. Perkembangan presentase realisasi PAD di Kota Tasikmalaya dari tahun 2004- 2010 mengalami kenaikan dari 7,02 % menjadi 19,48 % , namun pada tahun 2011 kembali menurun, PAD terbesar berada pada tahun 2012 dengan 60,48% dan

kembali menurun pada tahun 2013 dengan perkembangan presentase sebesar 6,28%. Tampaknya kejadian fluktuatif tersebut disebabkan karena Pemerintah Kota Tasikmalaya belum mampu menggali secara optimal sumber-sumber keuangannya sendiri

kurangnya mensosialisasikan pentingnya membayar pajak dan

retribusi membuat pengawasan serta pengoptimalan dalam pemungutan menjadi salah satu penyebab rendahnya Pendapatan Asli Daerah sektor Pajak Parkir dan Retribusi Parkir Kota Tasikmalaya.

(5)

1092 Ciri utama kemampuan suatu

daerah adalah terletak pada kemampuan keuangan daerah artinya daerah otonomi harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber keuangan sendiri. Otonomi daerah hak atau kewenangan untuk mengurus rumah tangga sendiri bagi suatu daerah otonom hak atau wewenang tersebut meliputi pengaturan pemerintah dan pengelolaan pembangunan yang diserahkan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah (Sjafrizal: 2001).

Pertumbuhan pajak parkir dan retribusi parkir terhadap PAD diharapkan akan terus meningkat, semakin banyak kebutuhan daerah yang bisa dibiayai dengan PAD menunjukkan kualitas otonomi daerah tersebut semakin meningkat. Kota Tasikmalaya sebagai salah satu daerah otonom memiliki potensi yang sangat besar untuk tumbuh dan berkembang dalam menggali dan menggunakan dana dari sumber-sumber pendapatan daerah.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian tentang pajak parkir dan retribusi parkir, sehingga penulis membahasnya dalam skripsi yang diberi judul

“Pengaruh Pertumbuhan Pajak Parkir Dan Retribusi Parkir Dalam Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Tasikmalaya Tahun 2004-2013”.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan pajak parkir dan retribusi parkir secara parsial terhadap pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah di Kota Tasikmalaya.

2. Untuk mengetahui manakah yang lebih besar kontribusinya antara pajak parkir dan retribusi parkir terhadap pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah di Kota Tasikmalaya.

KERANGKA PEMIKIRAN

Untuk menilai peningkatan pertumbuhan pendapatan asli daerah dapat melalui aspek pertumbuhan pajak dan retribusi daerah, salah satunya pertumbuhan pajak parkir dan retribusi parkir. Melalui pertumbuhan pajak parkir dan retribusi parkir bermanfaat dalam memprediksi peningkatan pertumbuhan pendapatan asli daerah. Pertumbuhan pajak parkir dan retribusi parkir periode tahun 2004-2013 mengalami peningkatan yang cukup meningkatkan

(6)

1093

pertumbuhan pendapatan asli daerah. Dengan adanya peningkatan tersebut perlu diteliti pengaruh pertumbuhan pajak parkir dan retribusi parkir terhadap pertumbuhan pendapatan asli daerah.

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah mengenai pengaruh pertumbuhan pajak parkir dan retribusi parkir terhadap pertumbuhan pendapatan asli daerah. Semakin tinggi pertumbuhan pajak parkir semakin tinggi pertumbuhan pendapatan asli daerah, semakin rendah pertumbuhan pajak parkir semakin rendah pertumbuhan pendapatan asli daerah. Semakin tinggi pertumbuhan retribusi parkir semakin tinggi pertumbuhan pendapatan asli daerah, semakin rendah pertumbuhan retribusi parkir semakin rendah pertumbuhan pendapatan asli daerah.

Pajak Parkir merupakan salah satu pajak daerah yang mempunyai peranan penting untuk meningkatkan pendapatan asli daerah. Dengan semakin tinggi penerimaan pada pajak parkir maka akan meningkatkan pendapatan asli daerah karena setiap peningkatkan pajak parkir dapat mempengaruhi peningkatan pada pendapatan asli daerah. Salah satu pengaruh pendapatan asli daerah dari

retribusi daerah yaitu retribusi parkir yang mempunyai peranan penting untuk meningkatkan pendapatan asli daerah karena setiap peningkatan retribusi parkir dapat mempengaruhi peningkatan pada pendapatan asli daerah. Pajak parkir dan retribusi parkir adalah aspek penting untuk meningkatkan pendapatan asli daerah karena pajak parkir dan retribusi parkir mempunyai pengaruh untuk meningkatkan penerimaan pendapatan asli daerah. Pembiayaan

pembangunan daerah terdapat pada kelancaran pembayaran pajak.

(7)

1094 Gambar 1 Paradigma

OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek Penelitian

Objek penelitian yaitu Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pertumbuhan Pajak Parkir dan Retribusi Parkir

Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, dimana metode deskriptif kuantitatif adalah pengumpulan informasi, mengolah dan menginterpretasikan hasil yang diperoleh.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder runtun waktu (time series). Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain. Peneliti dapat mencari data sekunder ini melalui sumber dara sekunder (Mudrajad Kuncoro,2003:127).

Sumber datanya diperoleh dari Dinas Pendapatan Daerah (DIPENDA) Kota Tasikmalaya dan dari sumber bacaan seperti jurnal dan buku bacaan.

Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan sebisa mungkin menghasilkan nilai parameter model yang baik. Metode analisis dalam penelitian ini akan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Model persamaan yang saya ambil dilihat dari model pendekatan R.M Sundrum dimana persamaan tersebut dalam rangka untuk mengembangkan penjelasan alternative pola logistic lebiih khusus

yang melibatkan transformasi structural yang terjadi selama pertumbuhan, salah satu pendekatan yang mungkin adalah untuk mempertimbangkan persamaan sebagai berikut :

Pertumbuhan Pajak Parkir

Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

(8)

1095

𝐺𝐺

𝑦𝑦

= 𝑘𝑘

𝑎𝑎

𝐺𝐺

𝑎𝑎 +

𝑘𝑘

𝑚𝑚

𝐺𝐺

𝑚𝑚 +

𝑘𝑘

𝑠𝑠

𝐺𝐺

𝑆𝑆

Dimana :

𝑘𝑘

𝑖𝑖 = PDB dari sector i

𝐺𝐺

𝑖𝑖 = Tingkat pertumbuhan PDB di sector i

𝐺𝐺

𝑦𝑦 = Tingkat pertumbuhan total PDB

Dengan pendapatan asli daerah, kontribusi pajak dan retribusi parkir di kota Tasikmalaya sebagai variabel yang diteliti, maka model analisis yang digunakan dalam

menganalisis data adalah model ekonometrika.

Model persamaannya adalah sebagai berikut :

Log Y =

𝛽𝛽

1X

+

𝛽𝛽

2X₂+ e Dimana :

Y = Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

X

= Pertumbuhan Pendapatan Pajak Parkir (Rupiah) X₂ = Pertumbuhan Pendapatan Retribusi Parkir (Rupiah)

𝛽𝛽

1

, 𝛽𝛽

2 = Koefisien

e = error term

Kemudian setelah diperoleh persamaan, dilakukan uji asumsi klasik dan uji t serta uji F.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Pengaruh Pertumbuhun Pajak Parkir Dan Retribusi Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tasikmalaya

Dari hasil pengujian diperoleh nilai koefisien regresi untuk setiap

variabel dalam penelitian dengan persamaan sebagai berikut :

Y = 0,025778 X1 + 0,674081 X2 +

𝑒𝑒

𝑡𝑡 t-Statistik = (0,541440) (7,652817) Probabilitas = 0,6030 0,0001 (R2) = 0,834296 Durbin-Watson stat = 1,988837

(9)

1096 Berdasarkan hasil regresi,

bahwa kontribusi pajak parkir secara parsial memberikan pengaruh yang positif dan tidak signifikan dalam pendapatan asli daerah (PAD) Kota Tasikmalaya. Ini menunjukan sesuai dengan hipotesis yang ditulis oleh peneliti. Jika variabel pajak parkir mengalami kenaikan sebesar 1% maka PAD bertambah sebesar 0,025778%.

Hasil regresi kontribusi dari retribusi parkir secara parsial memberikan pengaruh yang positif dan signifikan dalam pendapatan asli daerah (PAD) Kota Tasikmalaya. Ini menunjukan sesuai dengan hipotesis yang ditulis oleh peneliti. Jika variabel retribusi parkir mengalami kenaikan sebesar 1% maka PAD bertambah sebesar 0,674081%.

Hasil regresi diatas menunjukan bahwa kontribusi pajak parkir lebih kecil pengaruhnnya dibanding kontribusi dari retribusi parkir, hal tersebut bisa dilihat dari nilai probabilitas t-statistic yang menunjukan bahwa nilai probabilitas pajak parkir lebih dari 0,05 yang berarti tidak signifikan terhadap PAD, sedangkan nilai probabilitas retribusi

parkir kurang dari 0,05 yang berarti signifikan terhadap PAD.

Koefisien Determinasi

Dari Hasil regresi dapat dilihat bahwa nilai R² adalah sebesar 0,834296 hal ini berarti variabel pajak parkir dan retribusi parkir dapat menjelaskan perubahan pada variabel PAD sebesar 83,42 % dan sisanya sebesar 16,58 % di jelaskan oleh variabel lain diluar model.

Uji t Statistik

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam regresi Pengaruh Pertumbuhan Pajak Parkir dan Pertumbuhan Retribusi Parkir Dalam Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah, dengan (α = 5%) jumlah variabel bebas dan terikat sebanyak 3 variabel, maka diperoleh degree of freedom (df) = 27 (n - k = 30 - 3), sehingga didapat nilai t tabel sebesar 1,70. Selanjutnya t tabel dibandingkan dengan t hitung untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen

(10)

1097

Tabel 2

Hasil Uji t Pengaruh Pertumbuhan Pajak Parkir dan Retribusi Parkir Dalam PAD di Kota Tasikmalaya Periode 2004-2013

Variabel Nilai t hitung Nilai table Signifikansi X₁ 0,541440 1,70 Tidak Signifikan

X₂ 7,652817 1,70 Signifikan

Sumber : Pengolahan Data Eviews 6 Dari tabel diatas dapat dilihat nilai t hitung dari variabel independen yaitu X₁ menunjukan angka yang lebih besar dari t tabel sebesar 0,541440 < 1,70. Maka tidak terdapat pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen. Dan dapat dilihat nilai t hitung dari variabel X₂ menunjukan angka yang lebih besar dari t tabel sebesar 7,652817 > 1,70. Maka terdapat pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen.

Uji Asumsi Klasik

Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linier antar variabel independen. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Cara yang digunakan untuk menguji gejala multikolinearitas dalam penelitian ini dengan menggunakan nilai koefisien korelasi antar variabel independen. Bila nilai koefisien korelasi lebih dari 0,85 maka terdapat gejala multikolinieritas sebaliknya jika angka koefisen korelasi kurang dari 0,85 maka tidak terdapat gejala multikolieritas.

Tabel 3

Koefisien Korelasi Regresi Pengaruh Pertumbuhan Pajak Parkir dan Pertumbuhan Retribusi Parkir Dalam Pertumbuhan PAD di Kota Tasikmalaya

Periode 2004-2013

Log X₁ Log X₂

Log X₁ 1,000000 -0,650786

Log X₂ -0,650786 1,000000

(11)

1098 Uji Heterokedastis

Heteroskedastisitas terjadi apabila variabel gangguan tidak mempunyai varians yang sama untuk semua observasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas adalah dengan cara meregresikan residual kuadratnya terhadap fitted kuadratnya. Untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas, maka nilai R2 dibandingkan dengan nilai tabel

Chi-Square (χ2) dengan besarnya df adalah 5. Jika Obs*R squared lebih kecil dari nilai tabelnya maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Berdasarkan hasil residual kuadratnya terhadap fitted kuadrat maka diperoleh Obs*R squared 0,664100 yang nilainya lebih kecil dari nilai tabel Chi-Square (χ2) dengan α = 5 % dan df = 27 sebesar 49,645 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4

Hasil Uji Heterokedasticity Test : White

F Statistik 0,248969 Prob . F 0,7862

Obs*R-Square 0,664100 Prob Chi-Square 0,8696 Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 6

Uji Autokorelasi

Uji ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan korelasi antar variabel dalam suatu model , adapun hasilnnya sebagai berikut :

Pada regresi Pengaruh Pertumbuhan Pajak Parkir dan Pertumbuhan Retribusi Parkir Dalam Pertumbuhan PAD di Kota Tasikmalaya Periode 2004 - 2013 dengan nilai degree of freedom (df) sebesar 27 dan

menggunakan α = 5 persen maka diperoleh nilai χ2 tabel sebesar 49,645. Dibandingkan dengan nilai Obs*R-squared Breusch-Godfrey (BG) Test hasil regresi yaitu sebesar 0,181934, maka nilai Obs*Rsquared Breusch-Godfrey (BG) Test lebih kecil dibandingkan nilai χ2 tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi persamaan tersebut bebas dari gejala autokorelasi.

Tabel 5

Tabel Hasil Uji Autokorelasi

F-Statistik 0,133728 Prob F 0,8774

Obs*R-squared 0,181934 Prob.Chi-Square 0,9130 Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 6Uji Normalitas

(12)

1099

Uji normalitas bisa diuji dengan dua metode, yaitu uji Jarque-Bera dan uji Histrogram Residual.Digunakan untuk mengetahui apakah bentuk dari

probability distribution function (PDF) dari variabel random berbentuk distribusi normal atau tidak.

Tabel 6

Uji Histrogram Residual Dan Uji Jarque-Bera

Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 6 Dilihat dari gambar diatas maka nilai Jarque-Bera 1,094223 didasarkan pada distribusi Chi Squares dengan derajat kebebasan (df) = 30 – 3 = 27 dan α = 5% dengan nilai X² tabel sebesar 49,645 , artinya nilai Jarque-Bera lebih kecil dari nilai Chi Squares maka persamaan ini berdistribusi normal.

Pembahasan

Kontribusi Pajak Parkir dan Retribusi Parkir Terhadap PAD di Kota Tasikmalaya Tahun 2004-2013 Kontribusi Pajak Parkir Terhadap PAD

Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa kontribusi pajak parkir di Kota Tasikmalaya yang memberikan pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap PAD.

Hasil ini sejalan dengan hipotesis yang dibuat oleh peneliti, kenaikan kontribusi pajak parkir sebanyak 1 persen akan menaikan PAD sebesar 0,025778%.

Dengan demikian setiap kenaikan kontribusi pajak parkir di Kota Tasikmalaya akan menaikan PAD di Kota Tasikmalaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan positif dan tidak signifikan antara pajak parkir terhadap PAD,

0 1 2 3 4 5 6 -15 -10 -5 0 5 10 15 Series: Residuals Sample 2004 2013 Observations 10 Mean 1.187178 Median 2.576441 Maximum 12.28050 Minimum -13.31293 Std. Dev. 7.825560 Skewness -0.803612 Kurtosis 2.792718 Jarque-Bera 1.094223 Probability 0.578619

(13)

1100 dikarenakan ada kemungkinan

penerimaan dari sektor pajak parkir sedikit serta kurangnya lahan yang tersedia karena jasa perpakiran hanya terdapat pada mall-mall besar maupun Departemen Store yang menyediakan lahan parkir, penerimaan pajak parkir dari mall itupun belum optimal mengingat di Kota Tasikmalaya ini didominasi oleh parkir di tepi jalan umum.

Melihat perkembangan pertumbuhan pajak parkir yang

menurun hal ini tidak sebanding dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor, disini terlihat adanya potensi pajak parkir yang belum digali secara maksimal oleh Pemerintah Daerah yang seharusnya membuat daerah untuk lebih berbenah. Sedikitnya lahan parkir, semakin bertambahnya jumlah kendaraan, kurangnya kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak membuat pendapatan pajak parkir masuk dalam kategori rendah dan tidak efektif maka dapat dikatakan pemerintah belum maksimal dalam pengelolaan pemungutan pajak parkir selain itu juga tidak adanya peningkatan secara signifikan membuat partisipasi masyarakat Kota Tasikmalaya dalam hal pembayaran pajak parkir menurun. Sehingga Pendapatan Kota Tasikmalaya lebih

banyak berasal dari penerimaan retribusi parkir daripada pajak parkirnnya sendiri. Untuk itu dibutuhkan sosialisasi dari pemerintah daerah untuk memberikan informasi dan pemahaman yang seluas-luasnya mengenai pajak serta pentingnya bagi pembangunan daerah dan

kesejahteraan masyarakat, transparansi anggaran harus dilaksanakan guna meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah daerah.

Walaupun pengaruhnya lebih kecil dari retribusi pakir, akan tetapi peran pajak parkir terhadap peningkatan pendapatan asli daerah sangat penting. Sudah keharusan pemerintah untuk lebih meningkatkan serta mengoptimalkan pemungutan pajak parkir karena pajak merupakan modal dasar pembangunan karena lebih dari dua pertiga modal dasar pembangunan adalah berasal dari pajak apabila pemerintah masih bergantung dan mengaharapkan bantuan pemerintah pusat dan provinsi yang berupa dana perimbangan untuk menutupi semua alokasi belanja daerah akan menyebabkan pertumbuhan pembangunan dan ekonomi di kota tasikmalaya terlambat atau kurang maju.

(14)

1101

Kontribusi Retribusi Parkir Terhadap PAD

Berdasarkan hasil regresi diketahui kontribusi retribusi parkir di Kota Tasikmalaya memberikan pengaruh positif dan signifikan tehadap PAD. Hasil ini sejalan dengan hipotesis yang dibuat oleh peneliti dengan kenyataan, kenaikan kontribusi retribusi parkir sebanyak 1 persen akan menaikan PAD sebesar 0,674081%.

Hasil ini menunjukan adanya hubungan antara kontribusi retribusi parkir terhadap PAD di Kota Tasikmalaya, ditunjukan dengan adanya korelasi positif dan signifikan dari hubungan kontribusi pajak parkir terhadap PAD di Kota Tasikmalaya. Dengan demikian semakin meningkatnya kontribusi retribusi parkir akan memberikan pengaruh dalam terhadap PAD. Salah satu retribusi daerah yang faktor dominan peranannya dan kontribusinya menunjang Pemerintah Daerah adalah retribusi parkir, retribusi pelayanan parkir Kota Tasikmalaya memiliki peranan yang cukup penting, yakni sebagai salah satu penyumbang dalam penerimaan pendapatan daerah, karena sebagian besar perparkiran di Kota Tasikmalaya didominasi oleh banyaknya parkir ditepi jalan umum,

contohnya di sepanjang jalan K.H. Zaenal Mustofa..

Salah satu sumber-sumber PAD yang potensial adalah dari sektor jasa perparkiran dan yang

melatarbelakangi naiknya pertumbuhan retribusi parkir tersebut

adalah wajib retribusi yang selalu taat membayar retribusi khusunya retribusi parkir. Pengawasan pemerintah dan penanganan yang tepat membuat peranan pemerintah daerah telah berhasil menggali dan mengembangkan retribusi daerah sebagai sumber penerimaan daerah. Dengan pengaruh yang positif dan signifikan pada sektor retribusi parkir menunjukkan bahwa pemerintah telah berhasil menggali sumber pendanaan daerah dan peningkatan pemanfaatan sumber-sumber daerah agar ketergantungan terhadap pemerintah pusat lambat laun dapat dikurangi. Dengan adanya pungutan retribusi dan adanya kesadaran masyarakat untuk membayar retribusi parkir maka Kota Tasikmalaya berkembang maju dan masyarakatnya sejahtera karena tujuan dari retribusi parkir adalah meningkatkan penyediaan layanan dan penyelenggaraan pemerintahan sekaligus memperkuat ekonomi daerah yang digunakan untuk memelihara kelangusngan pekerjaan,

(15)

1102 milik dan jasa masyarakat, disamping

agar sarana dan prasarana unit-unit jasa pelayanan dapat ditingkatkan dan dikembangkan sebaik mungkin sesuai dengan perkembangan masyarakat.

Bukan hanya dipengaruhi oleh

penarikannya, pengawasan pemerintah dan penanganan yang

tepat akan tetapi kerjasama antara aparat dan masyarakat yang menjadikan target dari retribusi parkir dapat direalisasikan secara maksimal hal ini menjadi peluang yang positif bagi pengembangan daerah. Retribusi parkir Kota Tasikmalaya memberikan kontribusi yang cukup berarti untuk kelangsungan pembangunan daerah, karena retribusi parkir juga memiliki pengaruh bagi Pendapatan Daerah, apabila retribusi parkir tidak dapat memberikan kontribusi sesuai target beberapa persen saja maka Pendapatan Daerah juga akan berkurang.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Kontribusi pajak parkir berpengaruh positif dan tidak signifikan secara parsial terhadap Pendapatan Asli

Daerah (PAD) di Kota Tasikmalaya periode 2004-2013.

2. Kontribusi retribusi parkir berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Tasikmalaya periode 2004-2013.

3. Kontribusi dari retribusi parkir lebih berpengaruh dibandingkan dengan kontribusi pajak parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Tasikmalaya periode 2004-2013.

DAFTAR PUSTAKA

Ega Marselina B, (2013). Analisis kontribusi pajak parkir dan retribusi pasar terhadap pendapatan asli daerah pada pemerintah Kota Padang. Jurnal Skripsi (ejournal.unp.ac.id)

Universitas Negeri Padang.

Hindarto Prasetyo Utomo, (2006). Kontribusi pajak reklame terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Kudus.

Skripsi S1 (download.portalgaruda.or

g) Universitas Negeri Semarang.

Della Novia, (2014). Kontribusi retribusi parkir tepi jalan terhadap pendapatan asli daerah di Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda. Jurnal (e-

journal.ip.fisip-unmul.ac.id).

Nariana, Siti Khairani, Ratna Juwita, (2009). Analisis kontribusi pajak parkir terhadap pendapatan asli daerah

(16)

1103

Kota Palembang. Jurnal (eprints.mdp.ac.id).

Erfitria Rahmawati, (2014). Kontribusi pajak reklame terhadap pendapatan asli daerah

guna pertumbuhan

pembangunan daerah di Kota Surabaya. Skripsi S1 (library.uwp.ac.id)

Universitas Wijaya Putra. M. Suparmoko, (2000). Keuangan

Negara Dalam Teori dan Praktik, Edisi 5: BPFE Yogyakarta.

Dini Nurmayasari, (2010). Analisis penerimaan pajak reklame Kota Semarang. Skripsi S1

(core.ac.uk) Universitas

Diponegoro.

Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya No. 19 Tahun 2003 Tentang Pajak Parkir

Sheila Ratna Dewi, (2013). Peranan retribusi parkir dalam meningkatkan pendapatan asli daerah Kota Magelang. Jurnal Skripsi ( e-journal.uajy.ac.id)

Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Sarwono, Jonathan, Metode Penelitian Kuantitaf dan Kualitatif, Bandung :GrahaIlmu. Sugiyono, (2013). Dasar-

DasarEkonometrika,Jakart a : Erlangga.

Sundrum, R.M, (1990). Economic Growth in Theory and Pratice: M Macmillan.

Diaz Ardhiansyah, Sri Mangesti, Achmad Husaini, (2014). Analisis Potensi Pajak Hotel dan

Restoran dan Kontribusinya Terhadap

Pendapatan Asli Daerah

(PAD). Jurnal (download.portalgaruda.or

g).

Helvianti, (2009). Kontribusi penerimaan pajak reklame dan penerangan jalan

terhadap pendapatan asli daerah pada Pemerintahan Kabupaten Rokan Hilir-Riau. Skripsi S1 (repository.usu.ac.id) Universitas Sumatera Utara.

Referensi

Dokumen terkait

Pemerintah maupun instansi terkait dapat menyediakan anggaran untuk peningkatan pendidikan bagi nelayan serta memberikan peraturan terikat bahwa nelayan diwajibkan

b) Mengikuti program orientasi di lahan praktik pada waktu yang telah ditentukan. Memakai pakaian seragam lengkap dengan atributnya, sesuai dengan ketentuan

1) KPR Bersubsidi: Adalah KPR disediakan oleh Bank sebagai bagian dari program pemerintah atau Jamsostek, dalam rangka memfasilitasi pemilikan atau pembelian rumah

Hasil data membuktikan bahwa Surat Kabar Harian Surya Malang melakukan penerapan kode etik jurnalis sesuai pedoman UUD yang diterapkan di Indonesia untuk wartawan agar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Persepsi siswa tentang kompetensi guru 2) Prestasi belajar matematika di kelas VI MI Ianatusshibyan Mangkangkulon Tugu

Berdasarkan hasil analisis data secara bersama-sama diperoleh bahwa pembiayaan mudharabah, musyarakah dan murabahah secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif

Landasan Teori Perancangan Projek Akhir Arsitektur ini, penyusun banyak.. menemui hambatan baik dalam perolehan data maupun dalam

Penyusunan anggaran merupakan tahap penyusunan program yang dilakukan oleh masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan di bahas oleh Panitia Anggaran