• Tidak ada hasil yang ditemukan

HIGIENE SANITASI MAKANAN WIJI NURANI RIZA LAELA TSARO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HIGIENE SANITASI MAKANAN WIJI NURANI RIZA LAELA TSARO"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

WIJI NURANI

RIZA LAELA TSARO

HIGIENE

(2)
(3)
(4)
(5)

ii

(6)

daftar ISI

PRAKATA ... iii DAFTAR ISI ... iv Pengertian ... 1 Dasar Penyelenggaraan ... 2 Sasaran ... 3

Beberapa Kesalahan saat Memproduksi ... 4

Tempat ... 6

Peralatan Pengolahan Makanan ... 6

Penjamah Makanan ... 7

Pencemaran Makanan ... 7

Bahan Kimia Makanan ... 8

Food Grade ... 9

Higiene Personal ... 10

Seragam Produksi Makanan ... 12

Higiene Proses ... 13

Higiene Lingkungan ... 14

Prinsip-Prinsip Food Hygiene ... 15

Desain dan Fasilitas Food Hygiene ... 18

Struktur Internal dan Kelengkapannya ... 19

Fasilitas ... 20

DAFTAR PUSTAKA ... 21

(7)

iii

daftar ISI

PRAKATA ... iii DAFTAR ISI ... iv Pengertian ... 1 Dasar Penyelenggaraan ... 2 Sasaran ... 3

Beberapa Kesalahan saat Memproduksi ... 4

Tempat ... 6

Peralatan Pengolahan Makanan ... 6

Penjamah Makanan ... 7

Pencemaran Makanan ... 7

Bahan Kimia Makanan ... 8

Food Grade ... 9

Higiene Personal ... 10

Seragam Produksi Makanan ... 12

Higiene Proses ... 13

Higiene Lingkungan ... 14

Prinsip-Prinsip Food Hygiene ... 15

Desain dan Fasilitas Food Hygiene ... 18

Struktur Internal dan Kelengkapannya ... 19

Fasilitas ... 20

DAFTAR PUSTAKA... 21

BIODATA PENULIS ... 22

(8)

PENGERTIAN

adalah upaya kesehatan dengan cara

memelihara dan melindungi kebersihan individu dari

subyeknya (Depkes, 2004).

Contoh :

Ÿ

Mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan

Ÿ

Mencuci piring untuk melindungi kebersihan piring

a d a l a h u s a h a p e n c e g a h a n

terhadap berbagai faktor lingkungan, sehingga penyakit

dapat dihindari (Azrul Azwar).

Contoh :

Ÿ

Menyediakan air bersih untuk cuci tangan

Ÿ

Menyediakan tempat sampah

HIGIENE

SANITASI

DASAR PENYELENGGARAAN

(1) Sanitasi pangan dilakukan agar pangan aman untuk

dikonsumsi.

(2) Sanitasi pangan dilakukan dalam kegiatan atau

proses produksi, penyimpanan, pengangkutan,

dan/atau peredaran pangan.

(1) Setiap orang yang terlibat dalam rantai pangan wajib

mengendalikan risiko bahaya pada pangan, baik yang

berasal dari bahan, peralatan, sarana produksi, maupun

dari perseorangan sehingga keamanan pangan

terjamin.

(2) Setiap orang yang menyelenggarakan kegiatan atau

proses produksi, penyimpanan, pengangkutan,

dan/atau peredaran pangan wajib: a. Memenuhi

persyaratan sanitasi; dan b. Menjamin keamanan

pangan dan/atau keselamatan manusia.

PASAL 70

PASAL 71

(9)

PENGERTIAN

adalah upaya kesehatan dengan cara

memelihara dan melindungi kebersihan individu dari

subyeknya (Depkes, 2004).

Contoh :

Ÿ

Mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan

Ÿ

Mencuci piring untuk melindungi kebersihan piring

a d a l a h u s a h a p e n c e g a h a n

terhadap berbagai faktor lingkungan, sehingga penyakit

dapat dihindari (Azrul Azwar).

Contoh :

Ÿ

Menyediakan air bersih untuk cuci tangan

Ÿ

Menyediakan tempat sampah

HIGIENE

SANITASI

HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN

1

DASAR PENYELENGGARAAN

(1) Sanitasi pangan dilakukan agar pangan aman untuk

dikonsumsi.

(2) Sanitasi pangan dilakukan dalam kegiatan atau

proses produksi, penyimpanan, pengangkutan,

dan/atau peredaran pangan.

(1) Setiap orang yang terlibat dalam rantai pangan wajib

mengendalikan risiko bahaya pada pangan, baik yang

berasal dari bahan, peralatan, sarana produksi, maupun

dari perseorangan sehingga keamanan pangan

terjamin.

(2) Setiap orang yang menyelenggarakan kegiatan atau

proses produksi, penyimpanan, pengangkutan,

dan/atau peredaran pangan wajib: a. Memenuhi

persyaratan sanitasi; dan b. Menjamin keamanan

pangan dan/atau keselamatan manusia.

PASAL 70

PASAL 71

HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN

2

(10)

SASARAN

RUMAH TANGGA/SEKOLAH

MAKANAN JAJANAN

RUMAH MAKAN

RESTORAN

KANTIN/SENTRA MAKAN

JASA BOGA

BEBERAPA KESALAHAN

SAAT MEMPRODUKSI

1.

Perilaku penjamah/pengolah makanannya

adalah sebagai berikut :

67% tidak melakukan cuci tangan setelah memegang uang

33% tidak mencuci tangan setelah membuang kotoran hidung

33% masih menggunakan perhiasan pada saat mengolah makanan

75% tidak memakai pakaian kerja

92% tidak memakai celemek

67% tidak menggunakan tutup kepala

a.

b.

c.

d.

e.

f.

(11)

SASARAN

HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN

3

RUMAH TANGGA/SEKOLAH

MAKANAN JAJANAN

RUMAH MAKAN

RESTORAN

KANTIN/SENTRA MAKAN

JASA BOGA

BEBERAPA KESALAHAN

SAAT MEMPRODUKSI

HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN

4

1.

Perilaku penjamah/pengolah makanannya

adalah sebagai berikut :

67% tidak melakukan cuci tangan setelah memegang uang

33% tidak mencuci tangan setelah membuang kotoran hidung

33% masih menggunakan perhiasan pada saat mengolah makanan

75% tidak memakai pakaian kerja

92% tidak memakai celemek

67% tidak menggunakan tutup kepala

a.

b.

c.

d.

e.

f.

(12)

BEBERAPA KESALAHAN

SAAT MEMPRODUKSI

3.

2.

5.

4.

Tempat penyimpanan bahan pangan

Tempat sampah tidak tertutup

Sarana pencucian peralatan dan

penanganan air limbah tidak memadai

83% penjamah/pengolah makanan tidak melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala 6 bulan sekali

25% tidak bersih dan tidak terpelihara

34% tidak bebas dari serangga dan tikus

42% tidak bebas dari debu

a.

b.

c.

TEMPAT

PERALATAN PENGOLAHAN

MAKANAN

NON HIGINIE

HIGINIE

(13)

BEBERAPA KESALAHAN

SAAT MEMPRODUKSI

HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN

5

3.

2.

5.

4.

Tempat penyimpanan bahan pangan

Tempat sampah tidak tertutup

Sarana pencucian peralatan dan

penanganan air limbah tidak memadai

83% penjamah/pengolah makanan tidak melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala 6 bulan sekali

25% tidak bersih dan tidak terpelihara

34% tidak bebas dari serangga dan tikus

42% tidak bebas dari debu

a.

b.

c.

TEMPAT

PERALATAN PENGOLAHAN

MAKANAN

HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN

6

NON HIGINIE

HIGINIE

(14)

PENJAMAH MAKANAN

PENCEMARAN MAKANAN

NON HIGINIE

HIGINIE

MIKROBA FISIK

BAHAN KIMIA

MAKANAN

PEWARNA TERLARANG DAN BERBAHAYA

PEMANIS TERLARANG DAN BERBAHAYA

PENGAWET TERLARANG DAN BERBAHAYA

Metanil Yellow

Sakarin

Rhodamin B

Siklamat

(15)

PENJAMAH MAKANAN

PENCEMARAN MAKANAN

HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN

7

NON HIGINIE

HIGINIE

MIKROBA KIMIA FISIK BAHAN BERBAHAYA

BAHAN KIMIA

MAKANAN

HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN

8

PEWARNA TERLARANG DAN BERBAHAYA

PEMANIS TERLARANG DAN BERBAHAYA

PENGAWET TERLARANG DAN BERBAHAYA

Metanil Yellow Sakarin Boraks Rhodamin B Siklamat Formalin

(16)

FOOD GRADE

Standarisasi material yang layak digunakan untuk

memproduksi perlengkapan makan

Ÿ

Tidak mengandung bahan-bahan berbahaya

Ÿ

Tidak mengubah rasa makanan

Ÿ

Tidak mentransfer unsur-unsur tertentu dalam

makanan

Ÿ

Melindungi makanan dari pengaruh lingkungan

Ÿ

Melindungi kerusakan makan dari pengiriman

Ÿ

Melindungi makanan dari bakteri dan jamur

Ÿ

Melindungi makanan dari suhu luar dan pengaruhnya

pengertian

syarat-syarat

fungsi

HIGIENE PERSONAL

tujuan

Untuk memastikan bahwa personal (secara langsung

atau tidak langsung) ketika bersentuhan dengan

pangan tidak akan mengkontaminasi pangan

STATUS KESEHATAN

perilaku konsumen

kebersihan personal

Personil yang diketahui atau diduga menderita penyakit

atau pembawa penyakit yang mungkin ditularkan melalui

pangan.

Karyawan yang terlibat dalam kegiatan penangan pangan harus menahan diri dari perilaku yang mengakibatkan ko n t a m i n a s i p a n g a n m i s a l nya m e ro ko k , m e l u d a h , mengunyah atau makan, bersin atau batuk diatas pangan

Pada penanganan pangan harus memelihara ngkat yang

nggi dari kebersihan personal seper memakai pakain

pelindung, penutup kepala, dan sepatu yang sesuai.

(17)

FOOD GRADE

Standarisasi material yang layak digunakan untuk

memproduksi perlengkapan makan

Ÿ

Tidak mengandung bahan-bahan berbahaya

Ÿ

Tidak mengubah rasa makanan

Ÿ

Tidak mentransfer unsur-unsur tertentu dalam

makanan

Ÿ

Melindungi makanan dari pengaruh lingkungan

Ÿ

Melindungi kerusakan makan dari pengiriman

Ÿ

Melindungi makanan dari bakteri dan jamur

Ÿ

Melindungi makanan dari suhu luar dan pengaruhnya

pengertian

syarat-syarat

fungsi

HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN

9

HIGIENE PERSONAL

tujuan

HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN

10

Untuk memastikan bahwa personal (secara langsung

atau tidak langsung) ketika bersentuhan dengan

pangan tidak akan mengkontaminasi pangan

STATUS KESEHATAN

perilaku konsumen

kebersihan personal

Personil yang diketahui atau diduga menderita penyakit

atau pembawa penyakit yang mungkin ditularkan melalui

pangan.

Karyawan yang terlibat dalam kegiatan penangan pangan harus menahan diri dari perilaku yang mengakibatkan ko n t a m i n a s i p a n g a n m i s a l nya m e ro ko k , m e l u d a h , mengunyah atau makan, bersin atau batuk diatas pangan yang terbuka

Pada penanganan pangan harus memelihara ngkat yang

nggi dari kebersihan personal seper memakai pakain

pelindung, penutup kepala, dan sepatu yang sesuai.

(18)

SERAGAM PRODUKSI

MAKANAN

Atribut wajib bagi Higiene Personal:

1. Apron

2. Chef Jacket/Seragam

3. Penutup Kepala/Topi Chef

4. Masker

5. Sarung Tangan

(19)

SERAGAM PRODUKSI

MAKANAN

HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN

12

Atribut wajib bagi Higiene Personal:

1. Apron

2. Chef Jacket/Seragam

3. Penutup Kepala/Topi Chef

4. Masker

5. Sarung Tangan

(20)

HIGIENE PROSES

TUJUAN

MENCAKUP

Ÿ

Tidak menimbulkan ancaman bagi keamanan pangan

Ÿ

Menerapkan pedoman dan tindakan untuk menjamin

bahwa pangan yang dihasilkan dalam kondisi higienis

yang tepat.

Menghindari area lingkungan jika dapat menjadi

ancaman keamanan pangan pengendalian terhadap

kontaminasi, hama, dan penyakit hewan serta tanaman.

HIGIENE LINGKUNGAN

TEMPAT PRODUKSI

PENANGANAN, PENYIMPANAN DAN TRANSPORTASI

PRODUKSI SUMBER PANGAN YANG HIGIENIS

Produksi pangan harus tidak dilakukan di area yang

terdapat bahan berbahaya. Hal ini dilakukan untuk

menghindari potensi kontaminasi lingkungan.

Diperlukan prosedur yang seharusnya diterapkan untuk

memilah pangan dan ingredient pangan untuk

memisahkan bahan yang secara nyata tidak layak untuk

di konsumsi manusia.

Mengendalikan kontaminasi dari udara, air, bahan

pakan, tanah, serta pupuk. Mengendalikan kesehatan

tanaman dan hewan sehingga tidak menimbulan

ancaman bagi kesehatan manusia melalui konsumsi.

(21)

HIGIENE PROSES

HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN

13

TUJUAN

MENCAKUP

Ÿ

Tidak menimbulkan ancaman bagi keamanan pangan

Ÿ

Menerapkan pedoman dan tindakan untuk menjamin

bahwa pangan yang dihasilkan dalam kondisi higienis

yang tepat.

Menghindari area lingkungan jika dapat menjadi

ancaman keamanan pangan pengendalian terhadap

kontaminasi, hama, dan penyakit hewan serta tanaman.

HIGIENE LINGKUNGAN

HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN

14

TEMPAT PRODUKSI

PENANGANAN, PENYIMPANAN DAN TRANSPORTASI

PRODUKSI SUMBER PANGAN YANG HIGIENIS

Produksi pangan harus tidak dilakukan di area yang

terdapat bahan berbahaya. Hal ini dilakukan untuk

menghindari potensi kontaminasi lingkungan.

Diperlukan prosedur yang seharusnya diterapkan untuk

memilah pangan dan ingredient pangan untuk

memisahkan bahan yang secara nyata tidak layak untuk

di konsumsi manusia.

Mengendalikan kontaminasi dari udara, air, bahan

pakan, tanah, serta pupuk. Mengendalikan kesehatan

tanaman dan hewan sehingga tidak menimbulan

ancaman bagi kesehatan manusia melalui konsumsi.

(22)

PRINSIP-PRINSIP

FOOD HYGIENE

PEMILIHAN BAHAN MAKANAN PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN PENYIMPANAN MAKANAN MASAK PENGOLAHAN MAKANAN PENYAJIAN MAKANAN PENGANGKUTAN MAKANAN

PRINSIP-PRINSIP

FOOD HYGIENE

PEMILIHAN BAHAN MAKANAN

PENGOLAHAN MAKANAN

PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN

Kualitas bahan makanan yang baik dapat dilihat melalui ciri-ciri fisik dan mutunya seperti bentuk, warna, kesegaran, bau dan lainnya. Bahan makanan yang baik terbebas dari kerusakan dan pencemaran termasuk pencemaran oleh bahan kimia seperti pestisida.

Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi makanan yang siap santap. Pengolahan makanan yang baik adalah yang mengikuti kaidah prinsip-prinsip hygiene sanitasi. Dalam proses pengolahan makanan, harus memenuhi persyaratan higiene sanitasi terutama menjaga kebersihan peralatan masak yang digunakan, tempat pengolahan (dapur) serta kebersihan penjamah makanan.

Proses penyimpanan bahan makanan adalah agar bahan makanan tidak mudah rusak dan kehilangan nilai gizinya. Semua bahan makanan dibersihkan terlebih dahulu sebelum disimpan, yang dapat dilakukan dengan cara mencuci. Setelah dikeringkan kemudian dibungkus dengan pembungkus yang bersih dan disimpan dalam ruangan yang bersuhu rendah.

(23)

PRINSIP-PRINSIP

FOOD HYGIENE

HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN

15

PEMILIHAN BAHAN MAKANAN PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN PENYIMPANAN MAKANAN MASAK PENGOLAHAN MAKANAN PENYAJIAN MAKANAN PENGANGKUTAN MAKANAN

PRINSIP-PRINSIP

FOOD HYGIENE

HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN

16

PEMILIHAN BAHAN MAKANAN

PENGOLAHAN MAKANAN

PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN

Kualitas bahan makanan yang baik dapat dilihat melalui ciri-ciri fisik dan mutunya seperti bentuk, warna, kesegaran, bau dan lainnya. Bahan makanan yang baik terbebas dari kerusakan dan pencemaran termasuk pencemaran oleh bahan kimia seperti pestisida.

Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi makanan yang siap santap. Pengolahan makanan yang baik adalah yang mengikuti kaidah prinsip-prinsip hygiene sanitasi. Dalam proses pengolahan makanan, harus memenuhi persyaratan higiene sanitasi terutama menjaga kebersihan peralatan masak yang digunakan, tempat pengolahan (dapur) serta kebersihan penjamah makanan.

Proses penyimpanan bahan makanan adalah agar bahan makanan tidak mudah rusak dan kehilangan nilai gizinya. Semua bahan makanan dibersihkan terlebih dahulu sebelum disimpan, yang dapat dilakukan dengan cara mencuci. Setelah dikeringkan kemudian dibungkus dengan pembungkus yang bersih dan disimpan dalam ruangan yang bersuhu rendah.

(24)

PRINSIP-PRINSIP

FOOD HYGIENE

PENYIMPANAN MAKANAN MASAK

PENYAJIAN MAKANAN

PENGANGKUTAN MAKANAN

Menyimpanan makanan dan minuman yang sudah masak di tempat-tempat yang tidak terjangkau tikus, serangga, binatang pengganggu lainnya. Adapun karakteristik dari pada pertumbuhan bakteri pada makanan masak yang harus dipantau dan dijaga adalah kadar air makanan, jenis makanan, suhu makanan.

Teknis penyajian makanan untuk konsumen memiliki berbagai cara asalkan memperhatikan kaidah hygiene sanitasi yang baik. Penggunaan pembungkus seperti plastik, kertas atau box plastik harus dalam keadaan bersih dan tidak berasal dari bahan-bahan yang dapat menimbulkan racun.

Pengangkuatan makanan yang sehat akan sangat berperan didalam mencegah terjadinya pencemaran makanan. Pencemaran pada makanan masak lebih tinggi risikonya daripada pencemaran pada bahan makanan. Oleh karena itu titik berat pengendalian yang perlu diperhatikan adalah pada makanan masak. Dalam proses pengangkutan makanan banyak pihak yang terkait mulai dari persiapan, pewadahan, orang, suhu dan kendaraan pengangkutan itu sendiri.

DESAIN & FASILITAS

FOOD HYGIENE

SARANA PRODUKSI

DESAIN DAN TATA LETAK

PERALATAN

Sarana produksi seharusnya terletak jauh dari arena yang

terpolusi oleh lingkungan dan kegiatan industri yang

menimbulakn ancaman serius terhadap kontaminasi

pangan.

Desain internal dan tata letak sarana produksi pangan

seharusnya memungkinkan praktik higiene pangan yang

baik termasuk kontaminasi silang di antara dan selama

proses bahan pangan.

P e r a l a t a n s e h a r u s ny a d i t e m p a t k a n s e h i n g g a

memungkinkan pemeliharaan dan pembersihan yang

cukup, berfungsi sesuai dengan tujuan penggunaannya,

memudahkan pedoman hygiene yang baik termasuk

pengawasan.

(25)

PRINSIP-PRINSIP

FOOD HYGIENE

HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN

17

PENYIMPANAN MAKANAN MASAK

PENYAJIAN MAKANAN

PENGANGKUTAN MAKANAN

Menyimpanan makanan dan minuman yang sudah masak di tempat-tempat yang tidak terjangkau tikus, serangga, binatang pengganggu lainnya. Adapun karakteristik dari pada pertumbuhan bakteri pada makanan masak yang harus dipantau dan dijaga adalah kadar air makanan, jenis makanan, suhu makanan.

Teknis penyajian makanan untuk konsumen memiliki berbagai cara asalkan memperhatikan kaidah hygiene sanitasi yang baik. Penggunaan pembungkus seperti plastik, kertas atau box plastik harus dalam keadaan bersih dan tidak berasal dari bahan-bahan yang dapat menimbulkan racun.

Pengangkuatan makanan yang sehat akan sangat berperan didalam mencegah terjadinya pencemaran makanan. Pencemaran pada makanan masak lebih tinggi risikonya daripada pencemaran pada bahan makanan. Oleh karena itu titik berat pengendalian yang perlu diperhatikan adalah pada makanan masak. Dalam proses pengangkutan makanan banyak pihak yang terkait mulai dari persiapan, pewadahan, orang, suhu dan kendaraan pengangkutan itu sendiri.

DESAIN & FASILITAS

FOOD HYGIENE

HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN

18

SARANA PRODUKSI

DESAIN DAN TATA LETAK

PERALATAN

Sarana produksi seharusnya terletak jauh dari arena yang

terpolusi oleh lingkungan dan kegiatan industri yang

menimbulakn ancaman serius terhadap kontaminasi

pangan.

Desain internal dan tata letak sarana produksi pangan

seharusnya memungkinkan praktik higiene pangan yang

baik termasuk kontaminasi silang di antara dan selama

proses bahan pangan.

P e r a l a t a n s e h a r u s ny a d i t e m p a t k a n s e h i n g g a

memungkinkan pemeliharaan dan pembersihan yang

cukup, berfungsi sesuai dengan tujuan penggunaannya,

memudahkan pedoman hygiene yang baik termasuk

pengawasan.

(26)

STRUKTUR INTERNAL

& KELENGKAPANNYA

DINDING

LANGIT-LANGIT

PENCAHAYAAN

LANTAI

VENTILASI

PINTU

Bahan tahan lama, kedap air, bagian dalam halus, rata, tidak berlubang, berwarna terang, tidak mudah terkelupas, mudah dibersihkan.

Bahan tahan lama dan mudah dibersihkan. Letak : Min. 2,5 m di atas lantai dan disesuaikan dengan peralatan.

Cahaya sangat penting untuk menjamin semua peralatan yang digunakan di dapur dalam keadaan bersih. Letak Lampu yang dipasang di atas area processing tidak boleh merubah warna.

Bahan harus kedap air, permukaan lantai rata dan lantai dapat dibuat miring ke arah area pembuangan air, untuk mencegah adanya genangan air, tidak licin dan mudah dibersihkan.

Bahan dapat menghilangkan kondensat uap asap, bau, debu dan panas, mudah dibersihkan. Dapur memerlukan alat penghisap, atau paling tidak dilengkapi dengan cerobong.

Pintu memiliki permukaan yang halus, dak menyerap, dan mudah dibersihkan.

FASILITAS

Persediaan air yang cukup dengan fasilitas yang sesuai untuk penyimpanannya.

Pembersihan fasilitas yang memadai. Desain yang sesuai seharusnya tersedia untuk pembersihan pangan, peralatan dan perlengkapan.

Fasilitas penyimpanan pangan seharusnya didesain dan di kontruksi untuk memungkinkan pemeliharaan dan pembersihan, menghindari akses sumber hama, melindungi pangan dari kontaminasi.

Fasilitas higiene dan toilet karyawan seharusnya tersedia untuk memas kan bahwa ngkat higiene personal yang sesuai dapat terpelihara serta untuk menghindari kontaminasi pangan.

Sistem Drainasi dan Pembuangan Limbah yang memadai dan fasilitasnya harus tersedia sistem tersebut didesain dan di konstruksi sehingga resiko mengkontaminasi dengan pangan atau persediaan air minum dapat di hindari.

(27)

STRUKTUR INTERNAL

& KELENGKAPANNYA

HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN

19

DINDING

LANGIT-LANGIT

PENCAHAYAAN

LANTAI

VENTILASI

PINTU

Bahan tahan lama, kedap air, bagian dalam halus, rata, tidak berlubang, berwarna terang, tidak mudah terkelupas, mudah dibersihkan.

Bahan tahan lama dan mudah dibersihkan. Letak : Min. 2,5 m di atas lantai dan disesuaikan dengan peralatan.

Cahaya sangat penting untuk menjamin semua peralatan yang digunakan di dapur dalam keadaan bersih. Letak Lampu yang dipasang di atas area processing tidak boleh merubah warna.

Bahan harus kedap air, permukaan lantai rata dan lantai dapat dibuat miring ke arah area pembuangan air, untuk mencegah adanya genangan air, tidak licin dan mudah dibersihkan.

Bahan dapat menghilangkan kondensat uap asap, bau, debu dan panas, mudah dibersihkan. Dapur memerlukan alat penghisap, atau paling tidak dilengkapi dengan cerobong.

Pintu memiliki permukaan yang halus, dak menyerap, dan mudah dibersihkan.

FASILITAS

HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN

20

Persediaan air yang cukup dengan fasilitas yang sesuai untuk penyimpanannya.

Pembersihan fasilitas yang memadai. Desain yang sesuai seharusnya tersedia untuk pembersihan pangan, peralatan dan perlengkapan.

Fasilitas penyimpanan pangan seharusnya didesain dan di kontruksi untuk memungkinkan pemeliharaan dan pembersihan, menghindari akses sumber hama, melindungi pangan dari kontaminasi.

Fasilitas higiene dan toilet karyawan seharusnya tersedia untuk memas kan bahwa ngkat higiene personal yang sesuai dapat terpelihara serta untuk menghindari kontaminasi pangan.

Sistem Drainasi dan Pembuangan Limbah yang memadai dan fasilitasnya harus tersedia sistem tersebut didesain dan di konstruksi sehingga resiko mengkontaminasi dengan pangan atau persediaan air minum dapat di hindari.

(28)

daftar pustaka

Atmoko, T Prasetyo Hadi. (2017). Peningkatan Higiene Sanitasi sebagai Upaya Menjaga Kualitas Makanan dan Kepuasan Pelanggan di Rumah Makan Dhamar Palembang. Khasanah Ilmui-Jurnal Pariwisata dan Budaya, 8 (1).

Charini Tri C., Haripurnomo Kushadiwijaya, Abu Tholib. (2009). Hubungan Higiene Sanitasi dan Perilaku Penjamah Makanan dengan Kualitas Bakteriologis Peralatan Makan di Warung Makan. Berita Kedokteran Masyarakat, 25 (4), 180.

Edinda Ayu Miranti, Annis Catur Adi. (2018). Hubungan Pengetahuan dengan Sikap dan Higiene Perorangan (Personal Hygiene) Penjamah Makanan pada Penyelenggaraan Makanan Asrama Putri. Media Gizi Indonesia, 11 (2), 120-126.

Mayvika Farah F., Nur Endah W., Yusniar Hanani D. (2017). Hubungan Higiene Sanitasi dengan Kualitas Bakteriologis pada Alat Makan Pedagang di Wilayah sekitas Kampus UNDIP Tembalang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 3, 769-776.

Mulyani, Roza. (2017). Pengaruh, Sikap dan Perillaku Higiene Pengolah Makanan. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 10 (1), 6-12.

Rara Marisdayana, Putri Sahara Harahap, Hesty Yosefin. (2017). Teknik Pencucian Alat Makan, Personal Hygiene terhadap Kontaminasi Bakteri pada Alat Makan. Jurnal Edurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 2 (3), 376-382.

biodata penulis

Perempuan yang lahir di Pemalang, 25 Febuari 1998 dan menulis adalah kegemarannya. Saat ini ia merupakan mahasiswa di Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

Perempuan yang lahir di Pekalongan, 26 Maret 1998, travelling dan membaca merupakan kegemarannya. S a a t i n i i a s e d a n g m e n e m p u h pendidikan S1 di Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. RIZA LAELA TSARO

(29)

daftar pustaka

HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN

21

Atmoko, T Prasetyo Hadi. (2017). Peningkatan Higiene Sanitasi sebagai

Upaya Menjaga Kualitas Makanan dan Kepuasan Pelanggan di Rumah Makan Dhamar Palembang. Khasanah Ilmui-Jurnal Pariwisata dan Budaya, 8 (1).

Charini Tri C., Haripurnomo Kushadiwijaya, Abu Tholib. (2009). Hubungan Higiene Sanitasi dan Perilaku Penjamah Makanan dengan Kualitas Bakteriologis Peralatan Makan di Warung Makan. Berita Kedokteran Masyarakat, 25 (4), 180.

Edinda Ayu Miranti, Annis Catur Adi. (2018). Hubungan Pengetahuan dengan Sikap dan Higiene Perorangan (Personal Hygiene) Penjamah Makanan pada Penyelenggaraan Makanan Asrama Putri. Media Gizi Indonesia, 11 (2), 120-126.

Mayvika Farah F., Nur Endah W., Yusniar Hanani D. (2017). Hubungan Higiene Sanitasi dengan Kualitas Bakteriologis pada Alat Makan Pedagang di Wilayah sekitas Kampus UNDIP Tembalang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 3, 769-776.

Mulyani, Roza. (2017). Pengaruh, Sikap dan Perillaku Higiene Pengolah Makanan. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 10 (1), 6-12.

Rara Marisdayana, Putri Sahara Harahap, Hesty Yosefin. (2017). Teknik Pencucian Alat Makan, Personal Hygiene terhadap Kontaminasi Bakteri pada Alat Makan. Jurnal Edurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 2 (3), 376-382.

biodata penulis

Perempuan yang lahir di Pemalang, 25 Febuari 1998 dan menulis adalah kegemarannya. Saat ini ia merupakan mahasiswa di Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

Perempuan yang lahir di Pekalongan, 26 Maret 1998, travelling dan membaca merupakan kegemarannya. S a a t i n i i a s e d a n g m e n e m p u h pendidikan S1 di Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. RIZA LAELA TSARO

WIJI NURANI

(30)

Referensi

Dokumen terkait

hasil dari perampasan kemampuan dan bias gender yang hadir dalam masyarakat dan pemerintah, serta juga akibat meningkatnya insiden “ibu” sebagai kepala rumah

Harta adalah akumulasi tambahan kemampuan ekonomis berupa seluruh kekayaan, baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, baik yang

Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh tingkat kesukaan konsumen terhadap ikan cakalang ( Katsuwonus pelamis L.) asap, yang direndam dalam ekstrak kulit

Kontraste estatistikoan banaketa adierazgarria eman duten neurtzeko bide baliokideak alderatu behar ditugu: fona- zioa aditz nagusian luzatzea ( luz0 etiketa aditz nagusian, 9.11

Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial, tetapi interaksi antara partisipasi dengan

“number

Berdasarkan hasil analisis data yang telah diperoleh menunjukkan penerapan model pembelajaran search solve create and shareterhadap penguasaan kompetensi dasar menganalisis

1. Dalam akta kelahiran si anak. Dalam akta perkawinan ayah atau ibu kalau kemudian meneruskan dengan perkawinan. Dalam akta pengakuan / pengesahan anak. Peristiwa kelahiran