• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KEMATIAN BAYI DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL KARYA TULIS ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KEMATIAN BAYI DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL KARYA TULIS ILMIAH"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KEMATIAN BAYI DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta

SITI DENA SETIANINGRUM 1113217

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

(2)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

(3)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

(4)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rakhmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang

berjudul “Faktor Penyebab Terjadinya Kematian Bayi di RSUD Panembahan Senopati Bantul” ini dengan tepat pada waktunya.

Karya tulis ilmiah ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak yang terkait yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada :

1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

2. Reni Merta Kusuma, M.Keb. selaku Ketua Prodi Kebidanan (D3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

3. Budi Rahayu, M.Keb. selaku dosen pembimbing yang bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan masukan, arahan serta motivasi dan dengan sabar mengarahkan penulis dalam pembuatan usulan penelitian ini.

4. Vivian Nanny Lia Dewi, S.ST., M.Kes. selaku penguji karya tulis ilmiah yang telah bersedia meluangkan waktunya.

5. Orang tua dan teman sejawat yang selalu memberikan dukungan serta doa dalam kegiatan sehari-hari terutama dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi semuanya.

Yogyakarta, Oktober 2016 Penulis

Siti Dena Setianingrum

(5)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PENGESAHAN ... ii PERNYATAAN ... iii KATA PENGANTAR ... iv DAFTAR ISI ... v DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

INTISARI ... ix ABSTRACT ... x BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian ... 5 D. Manfaat Penelitian ... 6 E. Keaslian Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

I. Tinjauan Teori ... 9

II. Kerangka Teori ... 28

III. Kerangka Konsep ... 29

IV. Pertanyaan Penelitian ... 30

BAB III METODE PENELITIAN... 31

A. Desain Penelitian ... 31

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

C. Populasi ... 32

D. Metode Sampling dan Sampel Penelitian ... 32

E. Variabel Penelitian ... 32

F. Definisi Operasional... 33

G. Alat dan Metode Pengumpul Data ... 34

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 35

I. Etika Penelitian ... 38

J. Pelaksanaan Penelitian ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Hasil Penelitian ... 42

B. Pembahasan ... 46

C. Keterbatasan Penelitian ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 52 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

(6)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ... 7

Tabel 2.1 Perkembangan Sistem Pernafasan BBL ... 12

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penilitian ... 33

Tabel 4.1 Tabel Silang Karakteristik Dengan Penyebab Kematian Bayi ... 44

Tabel 4.2 Tabel Distribusi Frekuensi Penyebab Kematian Bayi ... 45

(7)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Teori ... 28 Gambar 1.2 Kerangka Konsep ... 29

(8)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Alat Ukur Pengumpulan Data Lempiran 2 Lembar Konsultasi

Lampiran 3 Surat Izin Studi Pendahuluan Lampiran 4 Surat Izin Penelitian

Lampiran 5 Input Penelitian

Lampiran 6 Output Hasil Penelitian

(9)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KEMATIAN BAYI DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

INTISARI

Siti Dena Setianingrum1 Budi Rahayu2

Latar Belakang : Salah satu masalah yang utama didalam bidang kesehatan yang

saat ini terjadi di Indonesia adalah masalah kesehatan pada anak. Menurut WHO tahun 2002, angka kematian bayi indikator pertama dalam menentukan derajat kesehatan anak di suatu negara. Di negara Indonesia angka kematian bayi masih terbilang cukup tinggi.

Tujuan : Untuk Mengetahui Faktor Penyebab Terjadinya Kematian Bayi di

RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Metode Penelitian : Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif

kuantitatif . pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling dengan jumlah 88 sampel diambil dari data tahun 2014 dan 2015.

Hasil penelitian : Faktor penyebab terjadinya kematian bayi di RSUD

Panembahan Senopati Bantul di sebabkan karena asfiksia sedang sebesar (4,5%), asfiksia berat (22,7%), BBLR (21,6%), BBLSR (10,2%), BBLER (19,3%), sepsis(6,8%), kelainan kongenital (4,5%),pneumonia (3,4%) dan penyakit komplikasi sebesar (43,2%).

Kesimpulan : Hasil penelitian yang dilakukan dari 88 data rekam medis yang

telah diteliti, yaitu penyebab kematian yang paling banyak dikarenakan penyakit komplikasi yaitu sebesar (43,2%)

Kata Kunci : Kematian, Bayi

1

Mahasiswa Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta

2

Dosen Pembimbing Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta

(10)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

THE FACTORS CAUSE INFANT MORTALITY IN PANEMBAHAN SENOPATI HOSPITAL BANTUL

ABSTRACT

Siti Dena Setianingrum1 Budi Rahayu2

Background : One of the main problems in the health sector that is currently

happening in Indonesia is a health problem in children. According to the WHO in 2002, the infant mortality rate of the first indicators in determining the health status of children in a country. In the Indonesian state infant mortality rate is still quite high.

Objective : To Know Causes of Infant Death occurrence in hospitals Panembahan

Senopati Bantul.

Methods : Descriptive quantitative research design with 88 samples (total

sampling). The data was taken from in 2014 and 2015.

RESULTS : The causes of infant mortality in hospitals Panembahan Senopati

Bantul caused due to asphyxia being equal to (4.5%), severe asphyxia (22.7 %), low birth weight (21.6 %), BBLSR (10.2 %), BBLER (19.3 %), sepsis (6.8 %), congenital anomalies (4.5%), pneumonia (3.4 %) and complications of the disease (43.2 %).

Conclusion : Results of research conducted from 88 medical records that have

been studied, namely the cause of death of most complications due to the disease that is equal ( 43.2 % ).

Keywords : Death, Baby.

1

Students STIKES General Achmad Yani Yogyakarta

2

Lecturer STIKES General Achmad Yani Yogyakarta

(11)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Salah satu masalah yang utama didalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di Indonesia adalah masalah kesehatan pada anak. Anak sebagai penerus bangsa harus memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam upaya meneruskan pembangunan bangsa Indonesia. Untuk melihat atau menentukan derajat kesehatan di Indonesia, terdapat beberapa indikator yang dapat dijadikan sebagai acuan atau yang dapat digunakan yaitu : angka kematian bayi, angka kesakitan bayi, status gizi, dan angka harapan hidup waktu lahir (Hidayat, 2011:2).

Menurut WHO tahun 2002, angka kematian bayi merupakan indikator pertama dalam melihat dan menentukan derajat kesehatan anak di suatu negara. Di negara Indonesia angka kematian bayi masih terbilang cukup tinggi. Masalah tersebut berada dalam periode neonatal dan dapat juga dampak dari penyakit menular, pneumonia, malaria, dan diare ditambah dengan masalah gizi yang dapat mengakibatkan lebih dari 80% kematian anak (Hidayat, 2011:2). Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak ditujukan untuk mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak (Depkes, 2014:87).

Tingginya angka kematian bayi merupakan salah satu masalah yang serius di dunia, khususnya di Indonesia. Ada banyak hal yang menyebabkan kematian bayi terjadi. Salah satu penyebab kematian bayi

(12)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

yang masih menjadi ancaman adalah ISPA (infeksi saluran nafas akut), komplikasi perinatal, dan diare. Gabungan ketiga penyebab ini memberi andil 75% dalam kematian bayi (Amiruddin dan Hasmi, 2014:186). Upaya kesehatan anak antara lain diharapkan untuk mampu menurunkan angka kematian anak. Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak adalah Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA) (Depkes, 2015:106).

Perhatian terhadap upaya penurunan angka kematian neonatal (0-28 hari) menjadi penting karena kematian neonatal memberi kontribusi terhadap 59% kematian bayi (Depkes, 2015:106). Sebagian besar kematian anak di Indonesia saat ini terjadi pada masa baru lahir (neonatal), bulan pertama kehidupan. Kemungkinan anak meninggal pada usia yang berbeda adalah 19 per 1000 selama masa neonatal, 15 per 1000 dari usia 2 hingga 11 bulan dan 10 per seribu dari usia 1 sampai 5 tahun (UNICEF Indonesia, 2010:1).

Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka Kematian Neonatus (AKN) pada tahun 2012 sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup menurun dari 20 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2007 dan 23 per 1000 kelahiran hidup berdasarkan hasil SDKI tahun 2002. AKB tahun 2012 di Indonesia adalah 32 per 1.000 kelahiran hidup. Dari seluruh kematian bayi di Indonesia sebanyak 46,2% meninggal pada masa neonatus (usia dibawah 1 bulan) (Depkes, 2014:87).

(13)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2012 di Provinsi Yogyakarta merupakan peringkat kelima besar secara nasional bersama dengan Kalimantan Timur, DKI Jakarta, Riau, dan Sulawesi Utara (Depkes Indonesia,2013:88). Menurut BPS Provinsi Yogyakarta Angka Kematian Bayi (AKB) dari tahun 2010 sesuai hasil sensus penduduk tahun 2010 yang telah dihitung adalah : laki-laki sebesar 20 bayi per 1000 kelahiran hidup, sedangkan perempuan sebesar 14 per 1000 kelahiran hidup. Menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Yogyakarta, AKB di Provinsi Yogyakarta pada tahun 2012 sebesar 400 kejadian atau sebesar 8,7% kejadian (Dinkes DIY, 2013:16).

Tahun 2014 kematian bayi tertinggi berada di Kabupaten Bantul 117 kejadian, Kabupaten Gunung Kidul 93 kejadian, Kabupaten Sleman 67 kejadian, Kota Yogyakarta 62 kejadian, dan Kabupaten Kulonprogo sebanyak 61 kejadian. Penyebab umum kematian bayi di Provinsi Yogyakarta adalah BBLR dan sepsis, selain itu juga sering dijumpai penyebab kematian lainnya yaitu asfiksia, letak melintang, serta panggul sempit (Dinkes DIY, 2015:19). Menurut hasil Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa 78,5% dari kematian neonatal terjadi pada umur 0-6 hari. Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak adalah asfiksia, bayi berat lahir rendah dan infeksi.

Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Bantul angka kematian bayi pada tahun 2011 sebanyak 8,5/1000 kelahiran hidup. Pada tahun 2012 sebanyak 8,6/1000 kelahiran hidup, tahun 2013 sebanyak 9,38/1000

(14)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

kelahiran hidup, dan tahun 2014 sebanyak 8,75/1000 kelahiran hidup (Dinkes Kab. Bantul). Berdasarkan dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, data yang telah di dapatkan dari Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul kematian bayi di RSUD Panembahan Senopati Bantul pada tahun 2014 sebanyak 41 kejadian, dan pada tahun 2015 kematian bayi ada 47 kejadian.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah “Apa Saja Faktor Penyebab Terjadinya Kematian Bayi di RSUD Panembahan Senopati Bantul “

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor penyebab kematian bayi di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi penyebab kematian bayi yang disebabkan karena asfiksia di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi penyebab kematian bayi yang disebabkan karena BBLR di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

(15)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

c. Untuk mengetahui distribusi frekuensi penyebab kematian bayi yang disebabkan karena sepsis di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

d. Untuk mengetahui distribusi frekuensi penyebab kematian bayi yang disebabkan karena kelainan kongenital/kelainan bawaan di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

e. Untuk mengetahui distribusi frekuensi penyebab kematian bayi yang disebabkan karena pneumonia di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

f. Untuk mengetahui distribusi frekuensi penyebab kematian bayi yang disebabkan karena penyakit komplikasi di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam ilmu kesehatan terutama di bagian bayi, sehingga dapat memperluas dan memperkaya ilmu pengetahuan pembaca mengenai gambaran penyebab kematian bayi.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan penulis khususnya tentang kematian bayi.

(16)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

b. Bagi Perpustakaan Stikes A. Yani

Untuk menambah bahan bacaan dalam bentuk karya tulis ilmiah yang dapat digunakan sebagai bahan pedoman khususnya tentang kematian bayi.

c. Bagi Tenaga Kesehatan

Dapat dijadikan sebagai sumber informasi awal dan sebagai acuan bagi seluruh tenaga kesehatan khususnya bidan.

(17)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penilitian Nama, Tahun Judul Metodologi Penilitian Hasil Penilitian Persamaan/ Perbedaan Wandira, A.K, dan Rachmah, I. (2012) Faktor Penyebab Kematian Bayi di Kabupaten Sidoarjo. Jenis penilitian observasional, bersifat cross sectional karena hanya dilakukan dalam satu waktu. Penilitian dilakukan di kecamatan Sukodono, Candi, Sekardangan dan Tanggulangin. Jenis data primer, dengan melakukan

wawancara menggunakan kuesioner.

Populasinya semua ibu yang memiliki bayi meninggal di kabupaten Sidoarjo dengan sampel berjumlah 23 ibu yang memiliki bayi meninggal. Dan melihat 1. faktor ibu yaitu a. Karakteristik demografi ibu, b. Kondisi ibu saat hamil, c. Pola pengasuhan bayi. 2. Kondisi bayi 3. Pemberi pelayanan kesehatan. Ada faktor yang memengaruhi terjadinya kematian bayi di Kabupaten Sidoarjo. Perbedaan : waktu, tempat penilitian, metode penilitian, jenis analisis data dan jenis data. Persamaan : meniliti faktor penyebab dari faktor bayi. 7

(18)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Mariati, U. Agus, Z, dkk. (2011) Studi Kematian Ibu dan Kematian Bayi di Provinsi Sumatera Barat : Faktor Determinan dan Masalahnya. Jenis penilitian Direct Household Survey Method dengan pendekatan prospektif. Populasinya semua ibu hamil, bersalin, nifas, bayi, dan balita. Teknik sampling adalah total sampling. Memiliki kriteria inklusi yaitu sampel semua ibu hamil, bersalin, nifas, bayi, dan balita yang tinggal berdomisili selama 6 bulan atau lebih di desa/daerah provinsi Sumatera Barat. Jenis data sekunder dan primer dengan melakukan wawancara oleh peniliti provinsi dan kabupaten yang dibantu oleh tenaga yang telah terlatih.

Ada faktor dan masalah yang memengaruhi kematian ibu dan bayi di provinsi Sumatera Barta. Perbedaan : jenis penilitian/des ain penilitian, waktu dan tempat penilitian, pendekatan penilitian, jenis data. Persamaan : Jenis data, teknik pengambilan sampel. 8

(19)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum RSUD Panembahan Senopati Bantul

RSUD Panembahan Senopati Bantul berada di jalan Dr. Wahidin Sudiro Husodo No. 14, Trirenggo, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul, Yogyakarta 55714. RSUD Panembahan Senopati Bantul berdiri sejak tahun 1953 dengan nama RS Hongoroedem (HO), athun 1956 resmi menjadi RS Kabupaten dengan 60 Tempat Tidur (tt) dan pada tahun 1967 menjadi 90 tempat tidur.

Menteri Kesehatan RI meresmikan RSUD Kabupaten Bantul sebagai RS tipe D pada tanggal 1 April 1982 dan ditetapkan sebagai RS tipe C pada tanggal 26 Februari 1993 (SK Menkes RI Nomor 202/Menkes/SK/11/1993). Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bantul merubah nama RSUD Bantul menjadi RSUD Panembahan Senopati Bantul tanggal 29 Maret 2003 yang diresmikan oleh Gubernur Sultan Hamengku Buwono X. RSUD Panembahan Senopati Bantul ditingkatkan dari tipe C menjadi tipe B Non Pendidikan pada tanggal 31 Januari 2007 sesuai SK Menkes No142/Menkes/SK/I/2007.

Adapun standar pelayanan RSUD Panembahan Senopati Bantul meliputi : pelayanan dalam bidang administrasi, manajemen, pelayanan medik, pelayanan gawat darurat, medikal record, radiologi,

(20)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

farmasi, laboratorium serta perinatologi. Dalam memberikan pelayanan terbaik terdapat instalasi pendukung yaitu instalasi rekam medis yang terletak dilantai. Instalasi tersebut berguna untuk mempermudah mencari data pasien rawat jalan maupun rawat inap. 2. Program-program Yang Menunjang

Sampai saat ini kematian bayimasih menjadi masalah kesehatan di Indonesa dan di dunia. Hal ini endorong kebijakan pemerintah untuk menekan dan menurunkan angka kematian bayi. RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagai rumah sakit rujukan terbesar di Kabupaten Bantul memiliki kiat khusus untuk mencegah terjadinya kematian bayi. Pertama dimulai saat bayi masih didalam kandungan ibu, rumah sakit memberikan kebijakan pemeriksaan ANC dan konsultasi berkaitan dengan kesehatan ibu dan bayi. Dalam pemeriksaan ANC juga petugas kesehatan akan memberikan tentang panduan makanan bergizi untuk perkembangan janin dan kesehatan ibu agar nantinya saat bayi lahir berat badannya sesuai yang diharapkan.

Selain dengan pemeriksaan ANC, ibu hamil nantinya juga akan diberikan pendidikan tentang tanda-tanda kelahira, tanda-tanda bahaya, dan hal yang harus dilakukan saat terjadi kegawat daruratan persalinan. Persalinan di RSUD Panembahan Senopati Bantul didampingi oleh bidan profesional dan dokter Obsgyn untuk mencegah adanya komplikasi persalinan yang dapat menyebabkan kematian bayi.

(21)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3. Analisa Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan di Kabupaten Bantul pada bulan Agustus 2016, tempat penelitian dilakukan di RSUD Panembahan Senopati Bantul mendapatkan 41 kasus kematian bayi pada tahun 2014 dan 47 kasus kematian bayi pada tahun 2015. Penyajian data dilakukan dengan menggunakan tabel silang dan distribusi frekuensi yang disajikan sebagai berikut :

Tabel 4.1 Tabel Silang Karakteristik Bayi Dengan Penyebab Kematian Bayi

Faktor

Karakteristik

Umur Bayi Umur Kehamilan 0-7 hari 8-28 hari 29 hari-1

tahun Preter m Aterm Postterm F % F % F % F % F % F % Asfiksia 1. Ringan 2. Sedang 3. Berat 4. Tidak 0 3 20 55 0 75 17,7 85,9 0 1 0 6 0 25 0 9,4 0 0 0 3 0 0 0 4,7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 10 0 0 10 15,6 0 4 18 54 0 100 90 84,4 BBLR 1. BBLR 2. BBLSR 3. BBLER 4. Tidak 17 8 15 38 89,5 88,9 88,2 88,4 1 0 2 4 5,3 0 11,8 9,3 1 1 0 1 5,3 11,1 0 2,3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 9 2 0 11,1 52,9 4,7 19 8 8 41 100 88,9 47,1 95,3 Sepsis 1. Ya 2. Tidak 5 73 83,3 89 0 7 0 8,5 1 2 16,7 2,4 0 0 0 0 0 12 0 14,6 6 70 100 85,4 Kelainan Kongenital 1. Ya 2. Tidak 4 74 100 88,1 0 7 0 8,3 0 3 0 3,6 0 0 0 0 0 12 0 14,3 4 72 100 85,7 Pneumonia 1. Ya 2. Tidak 3 75 100 88,2 0 7 0 8,2 0 3 0 3,5 0 0 0 0 1 11 33,3 12,9 2 74 66,7 87,1 Penyakit komplikasi 1. Ya 2. Tidak 35 43 92,1 86 3 4 7,9 8 0 3 0 6 0 0 0 0 5 7 13,2 14 33 43 86,8 86 44

(22)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Jumlah 88 100 88 100 88 100 0 0 88 100 88 100 (Sumber Data : Sekunder tahun 2014 dan 2015)

Berdasarkan tabel 4.1 diatas terlihat bahwa asfiksia sedang sebesar (75%) dialami oleh bayi yang berumur 0-7 hari, dan (100%) dialami oleh bayi dengan umur kehamilan postterm. BBLR sebesar (89,5%) dialami oleh bayi yang berumur 0-7 hari, dan (100%) dialamioleh bayi dengan umur kehamilan postterm. Sepsis sebesar (83,3%) dialami oleh bayi yang berumur 0-7 hari, dan (100%) dialmai oleh bayi dengan umur kehamilan postterm. Kelainan kongenital sebesar (100%) dialami oleh bayi dengan umur kehamilan postterm. Pneumonia sebesar (100%) dialami oleh bayi yang berumur 0-7 hari, dan sebesar (66,7%) dialami oleh bayi dengan umur kehamilan postterm. Penyakit komplikasi sebesar (92,1%) dialami oleh bayi yang berumur 0-7 hari, dan sebesar (86,8%) dialami oleh bayi dengan umur kehamilan postterm.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Penyebab Kematian Bayi

Faktor F % Asfiksia 1. Ringan 2. Sedang 3. Berat 4. Tidak 0 4 20 64 0 4,5 22,7 72,7 BBLR 1. BBLR 2. BBLSR 3. BBLER 4. Tidak 19 9 17 43 21,6 10,2 19,3 48,9 Sepsis 1. Ya 2. Tidak 6 82 6,8 93,2 Kelainan kongenital 1. Ya 2. Tidak 4 84 4,5 95,5 45

(23)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Pneumonia 1. Ya 2. Tidak 3 85 3,4 96,6 Penyakit komplikasi 1. Ya 2. Tidak 38 50 43,2 56,8 Jumlah 88 100 (Sumber Data : Sekunder tahun 2014 dan 2015)

Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa penyebab kematian yang dikarenakan asfiksia berat sebesar (22,7%), BBLR sebesar (21,6%), sepsis (6,8%), kelainan kongenital sebesar (4,5%), pneumonia (3,4%) dan penyakit komplikasi sebesar (43,2%).

B. Pembahasan

1. Penyebab Kematian Bayi Yang Disebabkan Karena Asfiksia

Selama melakukan penelitian disana peneliti menemukan didalam data rekam medis bahwa cukup banyak bayi yang mengalami asfiksia, baik asfiksia sedang maupun berat. Subyek penelitian yang mengalami asfiksia sedang sebesar 4,5% dan asfiksia berat 22,7%. Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi dimana bayi tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur saat segera setelah lahir. Disertai dengan keadaan hipoksia, hiperkapnia dan berakhir dengan asidosis (Marmi dan Kukuh, 2015:268). Sesuai dengan teori Winkjosastro (2005), yang menjelaskan bahwa kematian perinatal juga disebabkan karena asfiksia.

Hal ini sejalan dengan penelitian Puspaningtyas, M dkk (2014) yang berjudul Faktor-faktor Penyebab Kematian Pada Bayi dan Anak

(24)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Dibawah Usia Lima Tahun Di Kota Pekalongan bahwa BBLR dalah salah satu faktor penyebab kematian bayi. Hal tersebut menunjukkan bahwa konstribusi asfiksia sangat tinggi terhadap kematian bayi. 2. Penyebab Kematian Yang Disebabkan Karena BBLR

Selama melakukan penelitian, peneliti banyak menemukan data didalam rekam medis bahwa penyebab kematian bayi disebabkan karena BBLR. Subyek penelitian yang mengalami BBLR sebesar 21,6%, BBLSR sebesar 10,2% dan BBLER sebesar 19,3%.

Berat Badan Lahir Rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia kehamilannya (Marmi dan Kukuh, 2015:255). Bayi yang lahir dengan berat badan rendah memiliki potensi lebih banyak untuk mengalami komplikasi pada bayi, karena daya tahan tubuh bayi yang masih kurang. Sesuai dengan teori Winkjosastro (2005), yang menyebutkan dalam bukunya bahwa berat bayi lahir adalah salah satu faktor resiko terjadinya kematian perinatal dan bayi.

Hal ini sejalan dengan penelitian Puspaningtyas, M dkk (2014) yang berjudul Faktor-faktor Penyebab Kematian Pada Bayi dan Anak Dibawah Usia Lima Tahun Di Kota Pekalongan bahwa BBLR dalah salah satu faktor penyebab kematian bayi. Berdasarkan uraian diatas, maka berat badan lahir rendah merupakan hal yang harus diwaspadai. Peningkatan kualitas pelayanan, pemantauan dan deteksi dini terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin sejak masih dalam kandungan

(25)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

harus ditingkatkan. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan juga akan memberikan pengaruh terhadap tingginya angka kematian bayi.

3. Penyebab Kematian Yang Disebakan Karena Sepsis

Selama melakukan penelitian, peneliti menemukan ada beberapa yang mengalami bayi yang mengalami sepsis yang menyebabkan kemtian. Subyek penelitian yang telah diteliti mengalami sepsis atau infeksi sebesar 6,8% dan yang tidak mengalami sepsis sebesar 93,2%.

Sepsis adalah suatu infeksi bakteri berat yang menyebar ke seluruh tubuh bayi. Terjadi pada kurang dari 1% BBL tetap merupakan penyebab dari 30% kematian pada bayi. Tanda dan gejalanya adalah bayi tampak lesu, tidak kuat menghisap, denyut jantungnya lambat dan suhunya naik turun (Marmi dan Kukuh, 2015:242).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mariati, U dkk (2011) yang berjudul Studi Kematian Ibu dan Kematian Bayi di Provinsi Sumatera Barat : Faktor Determinan dan Masalahnya bahwa sepsis atau infeksi merupakan salah satu penyebab kematian bayi. 4. Penyebab Kematian Yang Disebabkan Karena Kelainan Kongenital

Selama melakukan penelitian, peneliti menemukan sedikit data didalam catatan rekam medis penyebab kematian bayi yang disebabkan karena kelainan kongenital. Subyek penelitian yang telah diteliti mengalami kelainan kongenital sebesar 4,5% dan yang tidak mengalami kelainan kongenital sebesar 95,5%.

(26)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Kelainan kongenital adalah kelainan pada bayi yang sejak masih dalam kandungan sehingga bayi lahir dengan dalam keadaan mengalami kelainan tersebut. Merupakan kelainan dalam pertumbuhan bayi sejak dalam masa konsepsi. Dapat berupa satu jenis kelainan saja atau dapat pula beberapa kelainan yang lain atau biasa disebut kelainan kongenital multipel (Maryunani dan Nurhayati, 2009:145-146).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Mariati, U dkk (2011) yang berjudul Studi Kematian Ibu dan Kematian Bayi di Provinsi Sumatera Barat : Faktor Determinan dan Masalahnya bahwa kelainan kongenital merupakan salah satu penyebab kematian bayi.

5. Penyebab Kematian Yang Diisebabkan Karena Pneumonia

Saat melakukan penelitian, peneliti menemukan sedikit data didalam catatan rekam medis penyebab kematian bayi yang disebabkan karena pneumonia. Subyek penelitian yang telah diteliti mengalami pneumonia sebesar 3,4% dan yang tidak mengalami pneumonia sebesar 96,6%. Pneumonia adalah peradangan parenkim paru yang terjadi pada anak-anak dan bayi. Timbul sebagai penyakit primer dan dapat juga akibat dari komplikasi (Hidayat, 2006:80).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Djaja, S. dkk (2009) dengan judul Tren Penyakit Penyebab Kematian Bayi dan Anak Balita di Indonesia Dalam Periode Tahun 1992-2007 bahwa

(27)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian bayi di Indonesia.

6. Penyebab Kematian Ynag Disebabkan Karena Penyakit Komplikasi Saat melakukan penelitian, peneliti banyak menemukan kematian bayi yang disebabkan karena penyakit komplikasi. Subyek penelitian yang telah diteliti ada beberapa yang mengalami komplikasi sebesar 43,2% dan yang tidak mengalami komplikasi sebanyak 56,8%.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Mariati, U dkk (2011) yang berjudul Studi Kematian Ibu dan Kematian Bayi di Provinsi Sumatera Barat : Faktor Determinan dan Masalahnya bahwa kelainan kongenital merupakan salah satu penyebab kematian bayi.

C. Keterbatasan Penelitian

Jenis penelitian merupakan deskriptif yang hanya melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam populasi tertentu sehingga belum dapat diketahui hubungan korelasi antara fenomena atau antara faktor risiko dengan faktor efek.

(28)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan diatas maka kesimpulan yang dapat diambil adalah dari hasil penelitian yangtelah dilakukan yaitu bahwa faktor penyebab terjadinya kematian bayi di RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah asfksia, BBLR, sepsis, kelainan kongenital, pneumonia dan penyakit komplikasi.

2. Distribusi frekuensi penyebab kematian yang disebabkan karena asfiksia sedang sebesar 4,5% dan asfiksia berat 22,7%.

3. Distribusi frekuensi penyebab kematian yang disebabkan karena BBLR sebesar sebesar 21,6%, BBLSR sebesar 10,2% dan BBLER sebesar 19,3%.

4. Distribusi fekuensi penyebab kematian yang disebabkan karena sepsis sebesar 6,8%.

5. Distribusi frekuensi penyebab kematian yang disebabkan karena kelainan kongenital sebesar 4,5%.

6. Distribusi frekuensi penyebab kematian yang disebabkan karena pneumonia sebesar 3,4%.

7. Distribusi frekuensi penyebab kematian karena penyakit komplikasi sebesar 43,2%.

(29)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

8. Dari semua penyebab kematian bayi yang paling terbesar adalah penyakit komplikasi sebesar 43,2%.

B. Saran

Dapat dijadikan sebagai masukan dalam ilmu kesehatan terutama di bagian bayi, sehingga dapat memperluas dan memperkaya ilmu pengetahuan pembaca mengenai gambaran penyebab kematian bayi.

1. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat meneliti kembali tentang faktor penyebab lainnya kematian bayi, disamping itu peneliti diharapkan dapat melakukan penelitian dengan sampel yang lebih besar lagi dan di area yang lebih luas lagi, serta menggunakan metode penelitian yang lebih bervariasi untukk mendapatkan hasil penelitiain yang lebih baik lagi.

2. Bagi Perpustakaan Stikes A. Yani

Diharapkan menambah bahan bacaan dalam bentuk karya tulis ilmiah dan sebagai tambahan referensi yang dapat digunakan sebagai bahan pedoman khususnya tentang kematian bayi.

3. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi awal dan sebagai acuan bagi seluruh tenaga kesehatan khususnya bidan.

(30)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, R dan Hasmi (2014) Determinan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : TIM

Depkes RI (2015) Profil Kesehatan Indonesia Data Tahun 2014. Jakarta : Depkes RI

. (2014) Profil Kesehatan Indonesia Data Tahun 2013. Jakarta : Depkes RI

Dinkes Provinsi DIY (2014) Profil Kesehatan Provinsi D.I Yogyakarta Data Tahun 2013. Yogyakarta : Dinkes Provinsi DIY.

. (2015) Profil Kesehatan Provinsi D.I Yogyakarta Data Tahun 2014. Yogyakarta : Dinkes Provinsi DIY.

Dinkes Kabupaten Bantul (2015) Profil Kesehatan Kabupaten Bantul Data Tahun 2014. Bantul : Dinkes Kabupaten Bantul.

Dewi, Vivian N.L. (2013) Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika

Cunningham, F Garry (2013) Obstetri Williams. Jakarta : EGC.

Fransisca, K. (2014) Gambaran Penyebab Kematian Bayi di Kabupaten Sleman tahun 2012. KTI. Program DIII Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

Fraser, Diane M dan Cooper, Margaret A. (2011) Myles Buku Ajar Bidan. Jakarta : EGC.

Hidayat, AAA. (2011) Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Hidayat, AAA. (2006) Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medika.

Hidayat, AAA. (2010) Metode Penilitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.

Mariati, U. Agus, Z. dkk. (2011). Studi Kematian Ibu dan Kematian Bayi di Provinsi Sumatera Barat: Faktor Determinan dan Masalahnya. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 5, 243-249.

(31)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Marmi dan Kukuh, R. (2015) Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Maryunani, A dan Nurhayati (2009) Asuhan Kegawatdaruratan dan Penyulit Pada Neonatus. Jakarta : Trans Info Medika.

Muslihatun, Wafi Nur (2010) Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya.

Notoatmodjo, S. (2010) Metodologi Penilitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Proverawati, A dan Cahyo, I. (2010) BBLR (Berat Badan Lahir Rendah).

Yogyakarta : Nuha Medika.

Putra, Sitiava R. (2012) Asuhan Neonatus Bayi dan Balita Untuk Keperawatan dan Bidan. Yogyakarta : D. Medika.

Rukiyah, AY dan Lia Yulianti (2010) Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta : TIM.

Saryono (2010) Metodologi Penilitian Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia. Setiawan, Ari dan Saryono (2010) Metodologi Penilitian Kebidanan. Yogyakarta

: Nuha Medika.

Sudarti (2010) Kelainan dan Penyakit Pada Bayi & Anak. Yogyakarta : Nuha Medika.

UNICEF Indonesia (2012) Ringkasan Kajian Kesehatan. Jakarta : UNICEF Indonesia

Wahyuni, Sari (2012) Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Jakarta : EGC.

Wandira, A.K dan Rachmah, I. (2012) Faktor Penyebab Kematian Bayi di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2012. Biometrika dan Kependudukan, 1, 33-42. Surabaya : FKM UNAIR.

Wiknjosastro, H. (2007) Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Referensi

Dokumen terkait

Objek yang dijadikan penelitian adalah busana Besutan Jombang yang didalamnya akan dikaji tentang busana Besutan Jombang ditinjau dari busana pokok dan pelengkap sesuai

Penggunaan media pembelajaran Sistem Komputer dengan e-learning berbasis Edmodo Blog Education pada mata pelajaran pokok Alat Optik, membuat siswa memiliki minat yang

Plat kendaraan berasal dari kelas berbeda namun teridentifikasi sebagai kelas yang sama , antara query dari kelas kedua yang diambil pada pagi dan siang hari dengan citra no.84

Karena terdapat peningkatan hasil belajar Siswa pada kelas yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran PBL ( Problem Base Learning ) dengan media gambar

Wahbah az-Zuhaili Ketika ayat-ayat yang mulia ini turun, dimana ayat-ayat tersebut mendorong untuk memusihi orang-orang kafir, maka kaum mumin mendapat pengaruh besar

Apabila Kepala Desa diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (1) dan Pasal 59, Bupati atas usul Camat menunjuk Sekretaris Desa atau Perangkat Desa lainnya

Sesuai dengan waktu yang diperlukan untuk timbulnya reaksi, reaksi tipe I, II, III, dan IV disebut reaksi tipe segera (immediate), walau reaksi yang satu timbul lebih cepat dari

Rencana tindakan tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa ibu hamil dengan preeklamsia berat, rencana asuhan yang diperlukan yaitu observasi keadaan umum,