• Tidak ada hasil yang ditemukan

peningkatan prestasi belajar siswa pada pelajaran ips mengenai koperasi melalui pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar bab 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "peningkatan prestasi belajar siswa pada pelajaran ips mengenai koperasi melalui pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar bab 3"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Penelitian Tindakan Kelas

Permasalahan pokok yang diangkat dalam penelitian ini adalah meningkatkan kesadaran siswa dalam koperasi pada pembelajaran IPS di kelas VIII melalui penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Ini berarti bahwa penelitian ini bertujuan memecahkan permasalahan pembelajaran di kelas. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Atas dasar itulah, penelitian ini bersifat penelitian tindakan.

Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk penelitian yang sifatnya reflektif yaitu dengan melakukan tindakan-tindakan yang tepat agar dapat memperbaiki serta menigkatkan proses pembelajaran di kelas secara professional untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Kasbolah (1999:15), “Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran”. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Wiriaatmadja (2005:15) Penelitian Tindakan Kelas yaitu “Kegiatan sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri, mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaiki dalam praktek pembelajaran mereka dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

(2)

menjadi kendala dalam pencapaian hasil pembelajaran. Ini terkait langsung dengan kemampuan guru dalam merencanakan, menerapkan atau mencoba, dan mengevaluasi efektifitas tindakan-tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran selanjutnya.

Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi, maksudkan untuk membantu. Memecahkan dan merefleksi pembaharuan-pembaharuan dalam tindakan-tindakan pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang sesuai dengan tujuan. Wibawa (2003:8) mengemukakan bahwa “Penelitian tindakan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan atau pembelajaran yang diselenggarakan yang diselenggarakan oleh guru/pengajar-peneliti itu sendiri, yang dampaknya diharapakan tidak ada lagi permasalahan yang mengganjal di kelas”.

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti dapat menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode yang digunakan guru untuk memecahkan permasalahan pembelajaran yang terjadi dalam praktek pembelajaran sehari-hari untuk menuju pada situasi dan kondisi belajar yang kondusif. Karakteristik dalam metode deskriptif adalah: 1) masalah yang diamati adalah masalah yang aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian diadakan, 2) lebih berfungsi untuk memecahkan masalah praktis pendidikan, 3) pemanfaatan temuan penelitian berlaku saat itu pula yang belum tentu relevan untuk waktu yang akan datang, 4) hasil pengamatan disusun kesimpulannya dipaparkan, dideskripsikan sebagaimana yang diamati.

(3)

pembelajaran berlangsung dengan menjajagi alternatif-alternatif tindakan yang bisa digunakan untuk meningkatkan kinerja menuju ke arah perbaikan.

3.2Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini, mengembangkan sebagaimana lazimnya dalam penelitian tindakan yaitu berbentuk siklus. Penelitian tindakan ini terdiri dari tiga siklus bahkan tidak menutupi kemungkinan bisa lebih. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan ke arah peningkatan dan perbaikan proses penbelajaran. Sebelum tahap-tahap dalam setiap siklus dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan studi kelayakan sebagai penelitian pendahuluan dengan tujuan untuk mengidentifikasikan masalah dan ide yang tepat dalam pengembangan proses pembelajaran di kelas. Pada kegiatan ini peneliti dan guru (sebagai mitra kerja) sudah melibatkan diri secara aktif dan intensif dalam rangkaian kegiatan penelitian.

Model siklus yang digunakan berbentuk spiral seperti yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (Kasbolah, 1999:14), yaitu “momen-momen dalam bentuk spiral yang meliputi: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi”. Kemudian pada siklus kedua dan seterusnya jenis kegiatan yang dilakukan peneliti pada dasarnya sama, tetapi ada modifikasi pada tahap perencanaan. Secara operasional tahap-tahap kegiatan penelitan dalam setiap siklus dapat dijelaskan sebagai berikut :

Perencanaan

Refleksi Tindakan/Observasi

Perencanaan Perencanaan

Refleksi

Tindakan/Observasi

(4)

Perencanaan Refleksi

Tindakan/Observasi

Perencanaan Penelitian Tindakan Model Spiral Adaptasi dari Kemmis dan Taggart (1993)

Gambar 3.1

Alur siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas menurut Stephen Kemmis 3.2.1 Perencanaan

Kegiatan perencanaan diawali dengan merencanakan ide penelitian kemudian ditindaklajuti dengan observasi pelaksanaan pembelajaran di kelas. Kegiatan ini merupakan kegiatan pendahuluan yang tujuannya untuk mengidentifikasikan masalah dan menemukan fakta yang terjadi di kelas.

Berdasarkan temuan pada penelitian pendahuluan, peneliti merencanakan langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan di kelas atau di luar kelas dalam proses pembelajaran berikutnya. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah :

a. Membuat skenario pembelajaran ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran /RPP). b. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi pembelajaran di

kelas.

c. Menentukan lokasi atau lingkungan sekitar yang akan dijadikan sumber belajar atau media dalam pengajaran.

d. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan.

Berdasarkan temuan penelitian pendahuluan selanjutnya merencanakan langkah-langkah kegiatan tindakan yang dilaksanakan penelitian di kelas, pada proses pembelajaran selanjutnya.

3.2.2 Pelaksanaan Tindakan

(5)

peningkatan kualitas pembelajaran yang dirasakan kemanfaatanya oleh peneliti dan para siswa.

Upaya perubahan tidak selalu berhasil dalam sekali tindakan, hal itu dikarenakan ada kendala, kesalahan, atau kekurangan. Hal ini perlu direnungkan dalam refleksi dari seluruh kegiatan yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran. Modifikasi perlu dilakukan atau tidak, keputusanya diambil pada diskusi di akhir siklus pertama, sebagai dasar untuk menyusun tindakan selanjutnya pada siklus berikutnya untuk melaksanakan tahap inovasi sehingga guru menguasai teknik pembelajaran yang baru atau memperhalusnya untuk menjaring lebih banyak data penelitian.

3.2.3 Observasi

Kegiatan observasi dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi ( instrumen-instrumen penelitian ) yang telah disiapkan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk melihat hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilaksanakan. Hasil observasi merupakan bahan pertimbangan untuk melakukan refleksi dan revisi terhadap rencana dan tindakan yang telah dilakukan untuk menyusun rencana dan tindakan yang telah dilakukan untuk menyusun rencana dan tindakan selanjutnya, yang diharapkan lebih baik dari tindakan yang dilaksanakan sebelumnya.

3.2.4 Refleksi

(6)

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 silkus. Pada setiap siklus terdiri dari 3 kegiatan. Pelaksanaan setiap siklus disesuaikan dengan perubahan yang ingin dicapai sebagaimana dalam desain yang telah dibuat tentang faktor yang diselidiki. Hal ini sesuai dalam pendapat yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart ( 1992: 11-15) bahwa tahapan penelitian tindakan kelas terdiri atas : (1) Perencanaan (2) Pelaksanaan Tindakan (3) Observasi dan (4) Refleksi dalam siklus, dengan berpatokan pada refleksi awal.

Langkah-langkah kegiatan dalam penelitian yang dilakukan terbagi ke dalam tiga tahap diantaranya :

1. Tahap Persiapan Penelitian

Pada tahap persiapan penelitian ada beberapa yang harus dipersiapkan oleh peneliti diantaranya adalah :

a. Mengidentifikasi masalah penelitian

b. Mempersiapkan media dan sumber belajar yang akan digunakan dalam pelajaran IPS yaitu mengenai koperasi.

c. Menyusun instrumen penelitian berupa : soal-soal tes untuk setiap siklus tindak sesuai dengan indikator yang terdapat dalam RPP, pedoman observasi, dan pedoman wawancara.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan yang harus dipersiapkan oleh peneliti adalah :

a. Siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan waktu 2 x 40 menit. Dengan kesadaran bagai siswa dalam memelihara kebersihan.

Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut :

(7)

2. Melaksanakan tes pada Siklus I menggunakan soal tes tentang perkoperasian di lingkungan sekitar.

3. Refleksi, setelah melaksanakan tindakan berupa proses pembelajaran. Kegiatan selanjutnya merefleksi kegiatan yang telah dilaksanakan dengan cara menganalisis hasil tes pada Siklus I, serta mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran.

b. Pada Siklus II peneliti melaksanakan pembelajaran masih tentang Koperasi yang ada di lingkungan sekolah dengan tujuan siswa memahami tentang perkoperasian. Kegiatan pembelajaran ini waktunya satu kali pertemuan atau 2 x 40 menit.

Pada Siklus II kegiatan yang dilakukan oleh peneliti diantaranya adalah : 1. Peneliti melaksanakan penelitian melalui pelaksanaan pembelajaran

IPS, masih tentang Koperasi, siswa dibawa keluar kelas untuk melihat keadaan koperasi yang ada di lingkungan sekolah, selanjutnya siswa melakukan pengamatan mengenai koperasi dengan menggunakan metode demonstrasi dan diskusi kelompok sesuai rencana pembelajaran yang telah disusun (RPP terlampir).

2. Melaksanakan tes pada Siklus II, menggunakan soal tes tentang Koperasi sekolah.

3. Refleksi

(8)

c. Pada Siklus III, peneliti melaksanakan pembelajaran IPS materi Koperasi sekolah. Kegiatan pembelajaran ini waktunya satu kali pertemuan atau 2 x 40 menit.

Kegiatan yang dilakukan peneliti sebagai berikut :

1. Peneliti melaksanakan penelitian malalui pelaksanaan

IPS,materi meliputi menjelaskan mengenai manfaat koperasi sekolah bagi siswa. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan likungan sekitar sebagai sumber belajar, sedangkan metode yang digunakan adalah metode demonstrasi, diskusi kelompok, dan inkuiri sesuai rencana pembelajaran yang telah disusun (RPP terlampir).

2. melaksanakan tes siklus III dengan menggunakan soal tentang koperasi sekolah

3. Dalam kegitan ini juga penelitian bersama dengan observasi melakukan analisis terhadap hasil tes pada siklus III dan mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan pada pembelajaran yang telaaah di laksanakan.

Hasil analisis dan identifikasi kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran siklus III atau tindakan ke III ini menjadi bahan untuk acuan dalam menyusun kesimpulan dan rekomendasi dari peneliti tindak ini,

3.3 Lokasi subjek penelitian

(9)

Yang menjadikan subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelasVIII D SMPN1 Cicalengka, yang berjumlah 44 orang siswa yang terdiri dari 22 orang laki-laki dan 22 orang perempuan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut sugiono (2005:59) terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitan,yaitu:

“kualitas instrumen penelitan, dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti sendiri. Oleh karena itu penelitian sebagai instrument juga harus “divalidasi” seberapa jauh penelitian kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun kelapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian, baik secara akademik meupun logistiknya”.

Dari kajian di atas, peneliti dalam melakukan penelitian terlebih dahulu harus mempersiapkan segala kemampuan akademik yang berhubungan dengan bidang yang akan diteliti. Dalam hal ini penelitian yang akan dilakukan adalah dalam bidang pendidikan khususnya untuk memecahkan permassalahan dalam pencapaian hasil belajar IPS di SMP.

Berhubungan dengan peneliti sebagai intrumen penelitian, Sugiono (2005:60), menjelaskan “Sebagai alat peneliti atau peneliti berfungsi menetapkan fokus penelitian, melakukan pengumpulan data, meneliti kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuanya”.

(10)

Observasi merupakan suatu teknik untuk mengamati secara langsung ataupun tidak langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dilihat dari hubungan antara observer dengan observant ( yang observasi), dapat dibedakan antara observasi partisipatif dan observasi non partisipatif.

Ketika guru sedang melakukan tindakan, karena hatinya menyatu dengan kegiatan, tentu tidak sempat menganalisis peristiwanya ketika sedang terjadi. Oleh karena itu, guru mitra penelitian sebagai pengamat berlangsung agar melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang terjadi ketika kegiatan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik ini guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya. Arikunto (2006: 19).

3.4.2 Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar digunakan untuk menjaring data peningkatan hasil belajar siswa dalam menguasai materi yang dilakukan melalui evaluasi dari tes awal, tes akhir, dan tes proses yang diambil dari hasil lembar kerja siswa (LKS) dalam setiap siklus. Pengumpulan data melalui tes hasil belajar adalah untuk mengetahui kondisi hasil pembelajaran siswa, dan hasilnya dapat dijadikan acuan dalam merancang rencana tindakan untuk pembelajaran selanjutnya.

3.4.3 Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu penggunaan dokumen penting berada di lapangan (sekolah) berupa data-data sekolah, laporan akademik siswa, dan data-data lainnya yang diperlukan. Moleong (1993: 61), Guba dan Lincoln (1981: 232) mengatakan bahwa :

(11)

Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian adalah semua data yang dihasilkan dalam penelitian tindakan kelas ini, baik berupa nilai tes siswa, aktivitas guru dan siswa.

3.5 Analisi Data

Data yang dikumpulkan melalui teknik pengumpulan data baru bermakna jika ditafsirkan atau dianalisis pada konteksnya, data hanya jika dianalisis secara akurat dan seksama untuk diberi makna. Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, studi literatur, dan studi dokumentasi, selanjutnya direduksi yang dilakukan dengan jalan menyusun abstraksi.

Moleong (2001: 190) sehubungan dengan proses mereduksi data mengemukakan :

“Merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya adalah penyusunannya dalam satuan-satuan itu kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dilakukan sambil membuat koding. Tahap akhir dari analisis data ini ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Etelah selesai tahap ini, mulailah kini tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori subtantif dengan menggunakan beberapa metode tertentu”.

Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa langkah awal yang ditempuh dalam pengolahan dan analisis data adalah membuat abstraksi yang merupakan rangkuman dari hal-hal yang inti. Selain itu dalam penetapan data dilakukan triangulasi, artinya memeriksa keabsahan data yang diperoleh dengan memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan, pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

(12)

=

Keterangan : = rata-rata hitung n = banyak subjek

= hasil perkalian skor dengan frekuensi skor yang bersangkutan.

3.6 Validasi Data

Dalam proses pengolahan data agar data yang di peroleh akurasi dan obyektif maka dilakukan validasi data. Merujuk pada Wiriaatmadja, (2005:168-171) langkah-langkah validasi diantaranya:

1) Member Check

Member Check yaitu mengecek kebenaran dan kesahihan sumber data untuk dapat mengklarifikasikan apakah data tersebut sesuai atau tidak dengan yang dimaksud oleh informan. Dalam proses ini, data yang diperoleh dikonfirmasikan dengan guru kelas melalui kegiatan diskusi balikan pada setiap akhir pelaksanaan tindakan dan pada akhir seluruh pelaksanaan tindakan.

Dalam pelaksanaan tindakan penerapan media teka-teki silang dalam pembelajaran ekonomi, kegiatan member check ini dilakukan bersama dengan kaloborator sebagai peneliti. Data data yang berhasil dikumpulkan akan dibawa dan dibahas bersama dengan mitra yg telah peneliti ajak untuk berkolaborasi. Kebenaran dari data dikonfirmasi melalui diskusi balikan pada setiap tindakan penelitian di kelas.

2) Triangulasi

(13)

dengan hasil yang di peroleh dari data yang bersumber dari siswa berupa jurnal kesan serta angket.

Kegiatan triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui kegiatan pengkonfirmasian data kepada guru mata pelajaran ekonomi yang bersangkutan, juga siswa yang diwawancarai. Selanjutnya data tersebut dibandingkan dengan data yang terkumpul dari hasil observasi awal dan observasi didalam kelas, serta kegiatan dokumentasi selama penerapan pembelajaran ekonomi dengan mengguanakan media teka-teki silang berlangsung.

3) Expert Opinion

Referensi

Dokumen terkait

Matahari merupakan sebuah bola besar yang terdiri dari bahan gas panas yang menjadi sumber energi yang sangat besar.. Ketersediaan air

 Di antara pendekatan yang dapat digunakan untuk mengestimasi parameter model regresi dengan variabel respon kualitatif, pendekatan LPM relatif sedernaha karena parameter di

Analisis data menggunakan komputer dengan program SPSS 16.0 for windows dan hasil analisis regresi yang diperoleh akan dikonsultasikan dalam persamaan regresi sederhana

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Riyanto (2008) menyatakan bahwa faktor yang berhubungan dengan perilaku menyusui adalah dukungan tenaga kesehatan, sehingga

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antibakteri minyak atsiri kulit kayu manis (Cinnamomum burmani Blume) terhadap bakteri Escherichia coli multiresisten

PENGARUH KINERJA GURU, MOTIVASI KERJA, DAN PENGALAMAN ORGANISASI TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH.. Wasty

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, telah ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 202/PMK.07/2013

1. Mengenalkan mahasiswa/mahasiswi pada dunia kerja yang sesungguhnya. Mengaplikasikan, menerapkan dan membandingkan pengetahuan akademis yang telah didapatkan selama