107 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional
dan kecerdasan spiritual dapat dijadikan prediktor servant leadership
pendeta di Gereja Kristen Sulawesi Tengah. Semakin tinggi tingkat
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual pendeta akan
berpengaruh pada meningkatnya kualitas perilaku servant leadership
pendeta.
5.2 SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan dapat dirumuskan
beberapa saran sebagai berikut:
A. Sinode
Untuk dapat melaksanakan peran dan tanggung jawab
kepemimpinan serta meningkatkan kualitas perilaku servant
leadership dalam gereja maka sinode perlu memfasilitasi
pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual melalui:
a. Penyediaan literatur yang secara psikologis berhubungan
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual dengan tujuan
pendeta GKST memiliki pengetahuan yang memadai guna
memperoleh informasi yang tepat dalam meningkatkan
kualitas pelayanan melalui transformasi nilai-nilai servant
108
b. Untuk meningkatkan kecerdasan emosional dan kecerdasan
spiritual pendeta maka ada beberapa cara yang dapat
dilakukan:
Membuat program yang terencana baik dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang dalam
hubunganya dengan pelatihan, seminar, dan
lokakarya kecerdasan emosional dan kecerdasan
spiritual guna memfasilitasi pendeta untuk
memperoleh pengetahuan tentang langkah-langkah
praktis untuk mengembangkan kecerdasan emosional
dan kecerdasan spiritual pendeta.
Membuat program yang terencana tentang reatret para pendeta GKST sebagai wahana perjumpaan para
pendeta untuk saling berbagi pengalaman pelayanan
dan sebagai sarana untuk menciptakan ruang
transendensi diri yang memfasilitasi perjumpaan
pendeta dengan Allah secara pribadi melalui
mengembangkan praktek praktek-praktek spiritualitas
seperti meditasi, kontemplasi, refleksi, dan doa.
B. Pendeta
a. Pendeta perlu memiliki komitmen untuk mengikuti pelatihan,
seminar, dan lokakarya guna memperoleh pengetahuan
tentang langkah-langkah praktis untuk mengoptimalkan
pengembangan kecerdasan emosional dan kecerdasan
spiritual serta mengevaluasi diri sehubungan dengan faktor
pendukung dan penghambat peningkatan kualitas kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual.
b. Pendeta perlu memiliki komitmen untuk melakukan
109
refleksi, kontemplasi, dan doa untuk mendapatkan
transformasi batin yang utuh dan menyeluruh sehingga
memancarkan keluar keyakinan spiritual yang dapat
mewarnai emosi dalam pelayanan maupun dalam sikap hidup
sehari-hari.
C. Majelis Jemaat
a. Pengembangan kepemimpinan dalam gereja harus
difokuskan pada kecerdasan emosional dan kecerdasan
spiritual untuk menghasilkan sumber daya pelayan (majelis
jemaat) yang cerdas baik emosional maupun spiritual melalui
kegiatan-kegiatan sosial, membuka forum diskusi antara
pendeta, majelis jemaat, dan melatih majelis jemaat untuk
menginvetarisasi emosi yang dirasakan, melatih untuk secara
realistis, jujur, dan bertanggung-jawab.
b. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan
peningkatan kualitas perilaku servant leadership maka
majelis jemaat harus dilatih berpikir secara integralistis
supaya dapat menghubungkan kebenaran Alkitab dengan
kenyataan yang dialami melalui pengalaman hidup
sehari-hari guna memaknai pengalaman hidup dalam perspektif
rohani
D. Jemaat
a. Supaya memberikan pengaruh yang menyeluruh dalam
kehidupan bergereja maka pengembangan kecerdasan
spiritual dan kecerdasan emosional harus diwacanakan dalam
program kegiatan gereja secara terpadu dan dilaksanakan
secara berkesinambungan dengan melibatkan semua
110
b. Jemaat harus memiliki komitmen untuk mengikuti kegiatan
yang telah di rancang oleh gereja dalam memfasilitasi jemaat
untuk mengembangkan kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual, seperti mengikuti kerja bakti masal,
pertandingan-pertandingan persaudaraan antar kelompok
pelayanan baik dalam kategorial bapak, ibu, pemuda, remaja,
dan anak-anak.
c. Membuat agenda pribadi untuk mencatat semua emosi yang
dirasakan, mengapa emosi itu muncul, bagaimana
mengekspresikan, dan bagaimana pengaruhnya terhadap diri
sendiri maupun orang lain. Hal ini bertujuan untuk mengasah
kesadaran diri, manajemen diri, manajemen relasi. Untuk
mengembangkan kecerdasan spiritual jemaat harus melatih
kepekaan rohani melalui pertanyaan eksistensial. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui alasan mengapa dia ada dan
untuk apa dia ada. Dengan mengetahui alasan keberadaan
dan tujuan keberadaan maka jemaat akan dapat menciptakan
makna hidup yang akan berdampak pada transformasi hidup
yang utuh dan menyeluruh.
E. Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini masih terbatas, karena hanya meneliti
pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
terhadap servant leadership. Dengan demikian masih ada
variabel lain yang turut mempengaruhi servant leadership
pendeta yang belum dijelaskan dan diteliti dalam penelitian ini,
maka dari itu direkomendasikan untuk penelitian selanjutnya
menambahkan aspek psikologis yang lainnya seperti Kecerdasan
Intelektual (IQ), Kecerdasan Fisik (PQ) dan kompetensi