• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAPER Theo Litaay Pengelolaan biosecurity dan otonomi daerah Indonesia Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PAPER Theo Litaay Pengelolaan biosecurity dan otonomi daerah Indonesia Abstrak"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

 

“Pengelolaan biosecurity Indonesia dan tantangannya dalam era otonomi daerah.” Theofransus Litaay. 

 

Pengelolaan biosecurity Indonesia dan tantangannya dalam era otonomi daerah

Oleh: Theofransus Litaay

(Universitas Kristen Satya Wacana & Charles Darwin University)

Dipresentasikan dalam Seminar Internasional ke-12 Yayasan Percik Salatiga dengan tema

Dinamika Politik Lokal di Indonesia :” Di Seputar Permasalahan Kemanan dan Perlindungan 

Sosial di aras Lokal di Indonesia”.

Rabu, 27 Juli 2011.

Abstrak

Indonesia sebagai negara yang sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang pertanian memiliki tantangan untuk dapat meningkatkan mutu kehidupan rakyatnya melalui pengelolaan ketahanan hayati baik yang bersifat lintas batas wilayah maupun yang bersifat internal batas wilayah. Dalam konteks pengelolaan ketahanan hayati lintas batas wilayah maka persoalan terkait adalah kebijakan dan implementasi yang tepat bagi efektifitas pengelolaan dalam

kontinuum di tahap post-border, border, dan pre-border. Sedangkan dalam konteks pengelolaan ketahanan hayati di lingkungan internal wilayah, maka persoalan penting yang dihadapi adalah perumusan kebijakan yang tepat dan implementasi yang benar. Pokok-pokok persoalan di atas terjadi pada masa Indonesia berada di fase konsolidasi demokrasi yang diperkuat dengan

berkembangnya otonomi daerah. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa otonomi daerah melahirkan pokok persoalan baru yang perlu dijawab, khususnya terkait dengan bekerjanya organisasi pemerintahan dalam fungsi- fungsinya serta sektor-sektor pelayanannya. Perubahan struktur kerja dan organisasi pemerintahan daerah saja tanpa penguatan terhadap fungsi

pelayanan di masing-masing sektor ternyata justru bisa melemahkan pengelolaan perlindungan ketahanan hayati, termasuk berdampak negatif terhadap penguatan pengetahuan lokal. Kondisi geografis Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan juga menambah kompleksitas masalah dan menghadirkan tantangan lebih besar bagi pemerintah dalam menjawab masalah pengelolaan ketahanan hayati. Selain itu, konfigurasi kerangka kebijakan publik yang diacu turut berpengaruh dengan lapisan yang jamak, baik pada kebijakan lapis internasional, nasional, maupun lokal, sehingga menghadirkan pokok persoalan akan interaksi berbagai lapisan kebijakan ini bagi efektifitas pengelolaan ketahanan hayati di tingkat lokal. Paper ini merupakan bagian dari hasil penelitian penulis yang dilakukan sejak tahun 2008 di provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur, untuk menjawab pertanyaan penelitian utama disertasi penulis yaitu: How

Referensi

Dokumen terkait

Kutalimbaru maka mereka memerlukan satu bahasa persatuan yang diketahui oleh. semua etnis yang berada di Desa Pasar X yaitu

Saya mengetahui bahwa DNA Gamestation memiliki akses bermain game yang lebih cepat dibandingkan dengan gamestation-gamestation

Bichon van Tselmonde menyatakan : saya masih selaiu berkeyakinan, bahwa ancaman dan pelaksanaan pidana mati harus ada dalam tiap-tiap negara dan masyarakat yang teratur,

Terdapat penulis / pengendali yang membangkitkan isu sensitif yang berbau perkauman atau menghina agama-agama tertentu. Komen dan sesi menjawab semula menyediakan saluran

Muara Sabak Barat (Lanj ut an) Kabupat en Tanj ung Jabung Timur Tahun Anggaran 2013, unt uk Paket Pekerj aan t ersebut diat as t el ah dil aksanakan Pembukaan Penawaran pada Tanggal

Materi Sejarah dan Kebudayaan Islam Kelas VII H dan VII I di SMPN 13 Malang yaitu terdiri dari beberapa tahapan yaitu a) pemberian masalah b) mengumpulkan data c) pemecahan masalah

Sehubungan akan dilaksanakannya pembuktian kualifikasi terhadap perusahaan yang akan diusulkan menjadi calon pemenang pekerjaan Pembangunan Pasar Karya Bakti lokasi Kecamatan

Data primer yaitu data yang dikumpulkan secara langsung selama penelitian meliputi konstruksi jaring (Lampiran 1), jenis spesies ikan hasil tangkapan utama dan