• Tidak ada hasil yang ditemukan

PHP File Tree Demo paparan pemas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PHP File Tree Demo paparan pemas"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH

PEMERINTAH

PROPINSI JAWA TIMUR

PROPINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH

PEMERINTAH

PROPINSI JAWA TIMUR

PROPINSI JAWA TIMUR

Surabaya, Januari 2009

Surabaya, Januari 2009

BAHAN PRA MUSRENBANG

BAHAN PRA MUSRENBANG

TAHUN 2010

TAHUN 2010

BIDANG PEMERINTAHAN &

BIDANG PEMERINTAHAN &

KEMASYARAKAAN

KEMASYARAKAAN

BAHAN PRA MUSRENBANG

BAHAN PRA MUSRENBANG

TAHUN 2010

TAHUN 2010

BIDANG PEMERINTAHAN &

BIDANG PEMERINTAHAN &

KEMASYARAKAAN

(2)

Krisis

Keuangan

global

Indeks Pembangunan Manusia

Kemiskinan

Pengangguran (Kependudukan)

Pelayanan Dasar :

1. Kesehatan

2. Pendidikan

Penanganan Masalah Sosial

Pemberantasan Korupsi

ISSUES UTAMA TAHUN 2010

LINGKUP BIDANG PEMERINTAHAN &

KEMASYARAKATAN

ISSUES UTAMA TAHUN 2010

(3)

PENANGANAN DAN PENINGKATAN IPM

PENANGANAN DAN PENINGKATAN IPM

DI JAWA TIMUR

DI JAWA TIMUR

Komponen :

Indeks Kesehatan = 68,69

Indeks Pendidikan = 73,56

Indeks Daya Beli = 57,40

IPM Jawa Timur tahun 2007 = 68,06

Daerah yang perlu mendapat perhatian untuk

peningkatan IPM yaitu:

• Kawasan Tapal Kuda

• Kab. di wilayah Pulau Madura

(4)

POSISI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KAB/KOTA TAHUN 2007

POSISI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KAB/KOTA TAHUN 2007

1.

KOTA MALANG

(75,05)

2.

KOTA BLITAR

(74,70)

3.

KOTA MADIUN

(74,64)

4.

KOTA SURABAYA

(74,36)

5.

KOTA MOJOKERTO

(73,70)

6.

SIDOARJO

(72,39)

7.

KOTA BATU

(71,37)

8.

KOTA KEDIRI

(72,34)

9.

GRESIK

(70,60)

10. TULUNGAGUNG

(70,57)

11. KOTA PROBOLINGGO (70,41)

12. MOJOKERTO

(69,70)

13. BLITAR

(69,52)

14. KOTA PASURUAN

(69,43)

15. JOMBANG

(69,36)

16. PACITAN

(69,24)

17. TRENGGALEK

(68,84)

18. KEDIRI

(68,37)

19. MAGETAN

(68,01)

20. NGANJUK

(67,50)

21. PONOROGO

(67,41)

22. MALANG

(66,90)

23. LAMONGAN

(66,72)

24. MADIUN

(66,56)

25. NGAWI

(66,06)

26. BANYUWANGI

(65,34)

27. BOJONEGORO

(65,00)

28. TUBAN

(64,16)

29. PASURUAN

(63,49)

30. LUMAJANG

(63,26)

31. SUMENEP

(61,09)

32. JEMBER

(60,92)

33. PAMEKASAN

(60,58)

34. SITUBONDO

(60,44)

35. BONDOWOSO

(59,05)

36. PROBOLINGGO(58,74)

37. BANGKALAN

(58,25)

38. SAMPANG

(53,24)

Di bawah rata rata skor Jawa Timur

Di atas rata rata skor Jawa Timur

SKORE

KAB/KOTA

SKORE

(5)

GAMBARAN UMUM

AKIBAT KRISIS KEUANGAN GLOBAL

Kondisi Perusahaan :

•KURANG BHN BAKU

•PESANAN MENURUN

•BIAYA PRODUKSI

TINGGI

•STOP PRODUKSI

PHK /

DIRUMAHKAN

Gejolak sosial :

KRIMINALITAS/

TIDAK ADA RASA

AMAN, Rendahnya

kualitas pelayanan

Dasar (kes, dik, sos,

Ekonomi, dll)

KEMISKINAN

PENGANGGURAN

MENGGANGGU

BERUSAHA/

(6)

Issue

Issue

kemiskinan

kemiskinan

1.

Masih tingginya jumlah penduduk

miskin (7.137.699 orang).

2.

Belum optimalnya peran dan fungsi

Tim Koordinasi Penanggulangan

Kemiskinan di setiap jenjang ;

(7)

PERBANDINGAN PROGRES PENURUNAN ANGKA KEMISKINAN

DENGAN TARGET MDG’s DI JAWA TIMUR

(Juta Jiwa)

TAHUN

Target MDG’s

Maskin Jatim

*)

(8)

Rencana

Rencana

Strategi

Strategi

1.

1.

Revitalisasi TKPKD Propinsi/Kab/Kota ;

Revitalisasi TKPKD Propinsi/Kab/Kota ;

2.

2.

Sinkronisasi program/kegiatan pemberdayaan

Sinkronisasi program/kegiatan pemberdayaan

mayarakat ;

mayarakat ;

3.

3.

Pengembangan sumber pembiayaan

Pengembangan sumber pembiayaan

penanggulangan kemiskinan melalui dunia usaha

penanggulangan kemiskinan melalui dunia usaha

;

;

4.

4.

Penguatan kelembagaan masyarakat, Mendorong

Penguatan kelembagaan masyarakat, Mendorong

pembentukan dan pengembangan Badan Usaha

pembentukan dan pengembangan Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes) sebagai lembaga mikro

Milik Desa (BUMDes) sebagai lembaga mikro

keuangan di desa ;

keuangan di desa ;

5.

5.

Mendorong pelaksanaan pendampingan dalam

Mendorong pelaksanaan pendampingan dalam

setiap kebijakan program/kegiatan

setiap kebijakan program/kegiatan

pemberdayaan masyarakat dengan

pemberdayaan masyarakat dengan

mengutamakan tenaga pendamping dari daerah

mengutamakan tenaga pendamping dari daerah

lokasi pemberdayaan (SP3, KPM, danlain-lain).

(9)

ISSUE STRATEGIS

ISSUE STRATEGIS

PENGANGGURAN

PENGANGGURAN

1.Tingginya angka pertumbuhan penduduk ;

2.Jumlah pengangguran 1.366.504 orang ;

3.Rendahnya investasi ;

4.Rendahnya kualitas SDM tenaga kerja ;

5.Krisis keuangan global, terjadinya PHK massal

(Jawa Timur, 9.000 pekerja) ;

6.Masih belum siapnya Kabupaten/kota

(10)

DATA DETEKSI DINI DAMPAK KRISIS GLOBAL

DATA DETEKSI DINI DAMPAK KRISIS GLOBAL

DI JATIM

DI JATIM

(PER NOPEMBER 2008)

(PER NOPEMBER 2008)

NO

NO KAB/KOTAKAB/KOTA NAMANAMA PERUSAHAAN

PERUSAHAAN SEKTORSEKTORUSAHAUSAHA KONDISIKONDISI PEKERJAPEKERJAJML.JML. KET.KET.

1

1 KOTA PASURUANKOTA PASURUAN 1. PT. JATI DIRI PRIMA 1. PT. JATI DIRI PRIMA RAYA

RAYA PERKAYUANPERKAYUAN TUTUPTUTUP 69 ORANG69 ORANG -

-2. PT. BUKIT HIJAU

2. PT. BUKIT HIJAU PERKAYUANPERKAYUAN MERUMAHKANMERUMAHKAN 125 ORANG125 ORANG UPAH DIBAYAR 75 %UPAH DIBAYAR 75 % 2

2 KAB. PASURUANKAB. PASURUAN 1. PT. INTIM1. PT. INTIM HARMONIS

HARMONIS ROTI/KUE

ROTI/KUE MERUMAHKANMERUMAHKAN 300 ORANG300 ORANG UPAH DIBAYAR 50 %UPAH DIBAYAR 50 %

2. PT BOX TIME

2. PT BOX TIME KOTAK KARDUSKOTAK KARDUS PHKPHK 760 ORANG760 ORANG MASIH RENCANAMASIH RENCANA 3

3 KAB. NGANJUKKAB. NGANJUK 1. PT. JAYA KERTAS1. PT. JAYA KERTAS KERTASKERTAS MERUMAHKANMERUMAHKAN 1.247 ORANG1.247 ORANG MASIH RENCANAMASIH RENCANA 4.

4. KAB. SIDOARJOKAB. SIDOARJO 1. PT. INTRINDO MAKMUR1. PT. INTRINDO MAKMUR SEPATUSEPATU PHKPHK 1.314 ORANG1.314 ORANG PHK SELESAI PHK SELESAI BIPARTIT/TUTUP

BIPARTIT/TUTUP

2. PT. ARTHA GLORY

2. PT. ARTHA GLORY GARMENGARMEN PHKPHK 1.800 ORANG1.800 ORANG PROSES PENGADILAN PROSES PENGADILAN HI

HI

5.

5. KOTA KOTA

PROBOLINGGO

PROBOLINGGO 1. PT. ERATEX JAYA 1. PT. ERATEX JAYA

TEXSTIL

TEXSTIL TEKSTIL & TEKSTIL &

GARMEN

GARMEN PHK

PHK 960 ORANG960 ORANG MASIH RENCANAMASIH RENCANA 2. PT. KUTAI TIMBER

2. PT. KUTAI TIMBER

INDONESIA

INDONESIA PERKAYUAN

(11)

RENCANA

RENCANA

STRATEGIS

STRATEGIS

1.

1.

Proaktif mengimplementasikan berbagai

Proaktif mengimplementasikan berbagai

Kebijakan/Strategi/Program/Kegiatan pemerintah pusat

Kebijakan/Strategi/Program/Kegiatan pemerintah pusat

untuk menggerakkan sektor riil.

untuk menggerakkan sektor riil.

2.

2.

Mendorong pengembangan dan peningkatan industri

Mendorong pengembangan dan peningkatan industri

kreatif, industri lokal, UKM dengan mengurangi ekonomi

kreatif, industri lokal, UKM dengan mengurangi ekonomi

biaya tinggi dan mengurangi pungutan liar.

biaya tinggi dan mengurangi pungutan liar.

3.

3.

Memperketat pengawasan produk impor (Permendag No.

Memperketat pengawasan produk impor (Permendag No.

44 tahun 2008 tentang Pembatasan Impor untuk Lima

44 tahun 2008 tentang Pembatasan Impor untuk Lima

Produk).

Produk).

4.

4.

Mendorong pengembangan dan peningkatan pelaksanaan

Mendorong pengembangan dan peningkatan pelaksanaan

PNPM Mandiri di level yang paling bawah

PNPM Mandiri di level yang paling bawah

(desa/kecamatan);

(desa/kecamatan);

5.

Revitalisasi BLK, melakukan job market fair (bursa kerja) &

pengembangan UMSI

6.

Kab/kota agar menekan angka pertumbuhan penduduk

(12)

Issue Strategis Kesehatan

1. Belum optimal & meratanya peningkatan kualitas

dan akses Yankes ;

2. Rendahnya Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (HBS) ;

3. Terjadinya beban ganda penyakit & rawan bencana

serta kasus gizi buruk ;

4. Rendahnya dukungan Kualitas lingkungan ;

(13)

RENCANA

STRATEGIS

1.

Program Upaya Kesehatan Masyarakat melalui

peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu, bayi,

balita dan anak

prasekolah

2.

Program Perbaikan Gizi Masyarakat untuk

penanggulangan

Gizi Buruk

3.

Program Pencegahan & pemberantasan penyakit

4.

Program Promosi Kesehatan dan pemberdayaan

masyarakat Pengembangan posyandu dan desa

siaga

5.

Program Upaya Kesehatan Perorangan melalui

peningkatan sarana dan prasarana RS

6.

Jamkesda

7.

Kabupaten/Kota Sehat

Kab/Kota membentuk

Kab/Kota Sehat

seleksi Tingkat Nas. thn 2011

(14)

Issu Strategis Pendidikan

Issu Strategis Pendidikan

1)

1)

Dampak krisis ekonomi global, menyebabkan :

Dampak krisis ekonomi global, menyebabkan :

Menurunnya kemampuan orang tua dalam membiayai

Menurunnya kemampuan orang tua dalam membiayai

pendidikan;

pendidikan;

Meningkatnya biaya operasional pendidikan;

Meningkatnya biaya operasional pendidikan;

2.

2.

Tingginya angka Buta Huruf terutama masyarakat berusia

Tingginya angka Buta Huruf terutama masyarakat berusia

diatas 65 tahun (3,4 jt org);

diatas 65 tahun (3,4 jt org);

3.

3.

Rendahnya Angka Partisipasi Sekolah terutama tingkat

Rendahnya Angka Partisipasi Sekolah terutama tingkat

SLTA

SLTA

4.

4.

Rendahnya Daya saing Siswa paska lulus sekolah;

Rendahnya Daya saing Siswa paska lulus sekolah;

5.

5.

Rendahnya IPM Pendidikan Jawa Timur, khususnya daerah

Rendahnya IPM Pendidikan Jawa Timur, khususnya daerah

Tapal Kuda (Kab. Probolinggo : 62,23 -- Bondowoso :

Tapal Kuda (Kab. Probolinggo : 62,23 -- Bondowoso :

60,53 – Situbondo : 64,43 --Sumenep : 63,54 – Sampang :

60,53 – Situbondo : 64,43 --Sumenep : 63,54 – Sampang :

52,26 – Bangkalan : 67,20 -- Pamekasan : 65,29 –

52,26 – Bangkalan : 67,20 -- Pamekasan : 65,29 –

Lamongan : 71,97 – Bojonegoro : 71,64 – Tuban : 70,27)

(15)

15 15

Rencana Strategi

Rencana Strategi

1.

1.

Pemberantasan Buta Huruf (Keaksaraan

Pemberantasan Buta Huruf (Keaksaraan

Fungsional) terutama bagi Penduduk di

Fungsional) terutama bagi Penduduk di

atas 65 Tahun;

atas 65 Tahun;

2.

2.

Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan

Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan

Dasar (Wajardikdas) 9 Tahun;

Dasar (Wajardikdas) 9 Tahun;

3.

3.

Rintisan Wajib Belajar Pendidikan

Rintisan Wajib Belajar Pendidikan

Menengah (Wajardikmen) 12 Tahun;

Menengah (Wajardikmen) 12 Tahun;

4.

4.

Pengelolaan Sekolah Bertaraf

Pengelolaan Sekolah Bertaraf

Internasional (SBI).

(16)

Issue Strategis Sosial

Issue Strategis Sosial

1. Melemahnya peranan keluarga sebagai lembaga

kesejahteraan sosial terkecil yang memberikan

perlindungan dan pengembangan fisik, psikologis dan

sosial bagi anak dan remaja ;

(17)

Selanjutnya dalam penanganan PMKS, Komite

Selanjutnya dalam penanganan PMKS, Komite

penanganan PMKS prop. Jawa Timur menetapkan 4

penanganan PMKS prop. Jawa Timur menetapkan 4

(empat) alternatif dalam penanganan PMKS antara

(empat) alternatif dalam penanganan PMKS antara

lain :

lain :

a.

Dikembalikan ke daerah asal ;

b.

Alih Profesi dengan Bantuan Modal Kerja ;

c.

Transmigrasi Lokal ;

d.

Transmigrasi Luar Daerah.

Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan

Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial (PMKS), khususnya anak jalanan, gelandangan,

Sosial (PMKS), khususnya anak jalanan, gelandangan,

pengemis, gelandangan psikotik, PSK, Komunitas Adat

pengemis, gelandangan psikotik, PSK, Komunitas Adat

Terpencil dan lanjut usia.

Terpencil dan lanjut usia.

(18)

Kab/Kota

Kab/Kota

Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi dengan

Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi dengan

kebijakan

kebijakan

yang telah dilakukan oleh Pemerintah Propinsi Jawa Timur dalam

yang telah dilakukan oleh Pemerintah Propinsi Jawa Timur dalam

rangk

rangk

a

a

efektifitas Penanganan PMKS

efektifitas Penanganan PMKS

, antara lain

, antara lain

:

:

1.

1.

Surat Edaran Gubernur Jawa Timur kepada Bupati/Walikota se

Surat Edaran Gubernur Jawa Timur kepada Bupati/Walikota se

Jawa Timur tanggal 30 September 2005 Nomor :

Jawa Timur tanggal 30 September 2005 Nomor :

460/9274/031/2005 tentang Bantuan Sarana dan Prasarana

460/9274/031/2005 tentang Bantuan Sarana dan Prasarana

FK-PSM dan Bantuan Stimulan PMKS ;

FK-PSM dan Bantuan Stimulan PMKS ;

2.

2.

Surat Kepala Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur tanggal 4

Surat Kepala Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur tanggal 4

Januari 2006 Nomor : 460/095/110.008/2006 tentang

Januari 2006 Nomor : 460/095/110.008/2006 tentang

Penanganan PMKS melalui Proses Razia ;

Penanganan PMKS melalui Proses Razia ;

3.

3.

Surat Edaran Gubernur Jawa Timur kepada Bupati/Walikota

Surat Edaran Gubernur Jawa Timur kepada Bupati/Walikota

tanggal 6 Pebruari 2006 Nomor : 460/1025/031/2006 tentang

tanggal 6 Pebruari 2006 Nomor : 460/1025/031/2006 tentang

Ruangan Tempat Gelandangan Psykotik di Rumah Sakit

Ruangan Tempat Gelandangan Psykotik di Rumah Sakit

Daerah untuk ditempati Gelandangan Psykotik.

(19)

Peningkatan Pelayanan Publik

Pelayanan Satu Atap.

Kejelasan pembiayaan aktivitas

Penyusunan Standart Pelayanan

Minimal (SPM)

Transparansi Mekanisme Pengadaan

Barang dan Jasa.

E-Procurement

Sertifikasi Panitia Pengadaan

Barang/Jasa

Peningkatan Pengawasan Internal

Laporan Kinerja Pemda

Penyusunan RAD-PK Kab/Kota

Penyusunan RAD-HAM Kab/Kota

ISSUE STRATEGIS PEMBERANTASAN KORUPSI

ISSUE STRATEGIS PEMBERANTASAN KORUPSI

(PEMERINTAHAN YANG BERSIH & BERWIBAWA)

(PEMERINTAHAN YANG BERSIH & BERWIBAWA)

BELUM OPTIMALNYA PELAYANAN

PUBLIK

BELUM OPTIMALNYA

PENANGGULANGAN KORUPSI

INDEKS PERSEPSI KORUPSI (IPK)

TAHUN 2008

Skore IPK adalah 0 s/d 10,

dimana: 0 = sangat korupsi

10 = sangat bersih

IPK Indonesia = 2,6 atau naik

0,3 point dari tahun 2007

Hasil survey dilakukan di 50 Kab/ Kota

di Indonesia, antara lain:

IPK Kota Malang

: 5,00

IPK Jember

: 4,96

•IPK Kota Kediri

: 4,90

•IPK Kota Surabaya

: 4,26

(20)

ISSUE STRATEGIS

ISSUE STRATEGIS

Pemberdayaan Perempuan dan KB

Pemberdayaan Perempuan dan KB

1.

1.

Lemahnya jaringan kerja perempuan dan

Lemahnya jaringan kerja perempuan dan

masyarakat terhadap pengarusutamaan

masyarakat terhadap pengarusutamaan

gender (PUG) dan Pengarusutamaan Anak

gender (PUG) dan Pengarusutamaan Anak

(PUA) ;

(PUA) ;

2.

2.

Tingginya kasus KDRT, Trafiking dan

Tingginya kasus KDRT, Trafiking dan

Perlindungan Anak ;

Perlindungan Anak ;

3.

3.

Rendahnya pemahaman tentang Keluarga

Rendahnya pemahaman tentang Keluarga

Berencana ;

Berencana ;

4.

4.

Rendahnya partisipasi masyarakat dalam

Rendahnya partisipasi masyarakat dalam

pemberdayaan POSYANDU.

(21)

RENCANA

RENCANA

STRATEGIS

STRATEGIS

1.

1.

Melaksanakan sosialisasi jaringan kerja

Melaksanakan sosialisasi jaringan kerja

perempuan dan masyarakat terhadap

perempuan dan masyarakat terhadap

pengarusutamaan gender (PUG) dan

pengarusutamaan gender (PUG) dan

Penarusutamaman Anak (PUA) ;

Penarusutamaman Anak (PUA) ;

2.

2.

Melaksanakan sosialisasi KDRT, Trafiking dan

Melaksanakan sosialisasi KDRT, Trafiking dan

Perlindungan Anak ;

Perlindungan Anak ;

3.

3.

Mengoptimalisasikan pelaksanaan Fasilitasi

Mengoptimalisasikan pelaksanaan Fasilitasi

Keluarga Berencana ;

Keluarga Berencana ;

4.

4.

Pengembangan dan pengoptimalisasi peran

Pengembangan dan pengoptimalisasi peran

kader POSYANDU.

(22)

Issu Strategis

Issu Strategis

Pemuda dan Olah

Pemuda dan Olah

Raga

Raga

1)

1)

Dampak krisis ekonomi global,

Dampak krisis ekonomi global,

menyebabkan meningkatnya angka

menyebabkan meningkatnya angka

pengangguran

pengangguran

;

;

2)

2)

Masih rendahnya prestasi atlit di Jawa

Masih rendahnya prestasi atlit di Jawa

Timur;

(23)

23 23

Rencana Strategi

Rencana Strategi

1.

1.

Pemberian ketrampilan kewirausahaan dan

Pemberian ketrampilan kewirausahaan dan

daya saing pemuda ;

daya saing pemuda ;

2.

2.

Pembibitan atlit, melalui pengembangan PPLP

Pembibitan atlit, melalui pengembangan PPLP

(Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar) di

(Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar) di

Kab/Kota.

(24)

SKPD Mitra Kerja

SKPD Mitra Kerja

Bidang Pemerintahan &

Bidang Pemerintahan &

Kemasyarakatan

Kemasyarakatan

1.

Biro Administrasi.

Pemerintahan

Umum

2.

Biro Hukum

3.

Biro Organisasi

4.

Biro Umum

5.

BAKESBANG

6.

Badan Kepegawaian

Daerah

7.

SATPOL PP

8.

SEKWAN

1.

Biro Adm. Kesra

2.

DINKES + 5 RSU

3.

Dinas Sosial

4.

DISNAKERTRANSD

UK

5.

BAPEMAS

1. Dinas Pendidikan

2. DISPORA

3. Badan Perpustakaan &

Kearsipan

4. Badan PP & KB

5. Kantor Perwakilan

6. Dinas Pariwisata &

Kebudayaan

7. Biro Administrasi

Kemasyarakatan

SUBID

PEMNATUR

SUBID DIKBUDPAR & KEMASY

(25)

JAWA TIMUR & MDGs

JAWA TIMUR & MDGs

MDGs

MDGs

TARGET

TARGET

KOORD.

KOORD.

PENGG.

Ekstrim dan

Ekstrim dan

Kelaparan

Kelaparan

Target 1:

Target 1:

Menurunkan hingga setengahnya Menurunkan hingga setengahnya Penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan Penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan ekstrim hingga 50%

ekstrim hingga 50%

Target 2:

Target 2:

Mengurangi Jumlah penduduk yang Mengurangi Jumlah penduduk yang menderita kelaparan hingga setengahnya menderita kelaparan hingga setengahnya

BID.

Pendidikan Dasar

Pendidikan Dasar

untuk Semua

untuk Semua

Target 3:

Target 3:

Pada 2015, semua anak Indonesia, Pada 2015, semua anak Indonesia, baik laki-laki maupun prempuan, akan dapat baik laki-laki maupun prempuan, akan dapat menyelesaikan pendidikan dasar

menyelesaikan pendidikan dasar

BID.

Gender dan

Gender dan

Memberdayakan

Memberdayakan

Perempuan

Perempuan

Target 4:

Target 4:

Menghilangkan ketimpangan gender Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan sekolah

di tingkat pendidikan dasar dan sekolah menengah di Indonesia

menengah di Indonesia

BID.

Target 5:

Mengurangi hingga dua pertiga-nya , Mengurangi hingga dua pertiga-nya , tingkat kematian anak dibawah usia 5 tahun

tingkat kematian anak dibawah usia 5 tahun

BID.

BID.

PEMKEMA

PEMKEMA

S

Target 6:

Menurunkan ¾-nya Tingkat Kematian Menurunkan ¾-nya Tingkat Kematian Ibu di Indonesia

Ibu di Indonesia

BID.

BID.

PEMKEMA

PEMKEMA

S

dan penyakit

dan penyakit

menular lainnya

menular lainnya

Target 7:

Target 7:

Menghentikan dan mulai Menghentikan dan mulai

menurunkan kecenderungan penyebaran menurunkan kecenderungan penyebaran HIV/AIDS di Indonesia

HIV/AIDS di Indonesia

Target 8:

Target 8:

Menghentikan dan menurunkan Menghentikan dan menurunkan kecenderungan penyebaran Malaria dan kecenderungan penyebaran Malaria dan penyakit menular lain di Indonesia.

penyakit menular lain di Indonesia.

BID.

1. PENINGKATAN KESALEHAN SOSIAL DALAM BERAGAMA 2. PENINGKATAN AKSESIBILITAS THD KUALITAS PENDIDIKAN DAN KESEHATAN

3. PENANGGULANGAN KEMISKINAN, PENGANGGURAN, PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN DAN MEMACU KEWIRAUSAHAAN. 4. PENCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKUALITAS, BERKELANJUTAN DAN

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR.

5. OPTIMALISASI PENGENDALIAN

5. OPTIMALISASI PENGENDALIAN

SUMBERDAYA ALAM, SUMBERDAYA ALAM,

PELESTARIAN LINGKUNGAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

HIDUP DAN PENATAAN RUANG.HIDUP DAN PENATAAN RUANG.

6. PENINGKATAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN, SUPREMASI HUKUM DAN HAM

7. REVITALISASI PROSES

DESENTARLISASI DAN OTONOMI DAERAH MELALUI REFORMASI BIROKRASI DAN PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK

(26)

MDGs

MDGs

TARGET

TARGET

KOORD. PENGG.

KOORD. PENGG.

JWB

Target 9:

Mengintergrasikan prinsip pembangunan Mengintergrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan kedalam kebijakan dan program pemerintah berkelanjutan kedalam kebijakan dan program pemerintah Indonesia, serat mengembalikan sumberdaya yang hilang Indonesia, serat mengembalikan sumberdaya yang hilang

Target 10:

Target 10:

Mengurangi hingga setengahnya proporsi Mengurangi hingga setengahnya proporsi

masyarakat Indonesia yang tidak memiliki akses terhadap air masyarakat Indonesia yang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman dan sanitasi dasar.

minum yang aman dan sanitasi dasar.

Target 11:

Target 11: Meningkatkan secara signifikan kehidupan

Meningkatkan secara signifikan kehidupan masyarakat yang hidup di daerah kumuh.

masyarakat yang hidup di daerah kumuh.

Bid. Prasarana

Bid. Prasarana

Wilayah dan

Wilayah dan

Bidang

Kemitraan untuk

Kemitraan untuk

Pembangunan

Pembangunan

Target 12:

Target 12: Mengembangkan sistem keuangan dan

Mengembangkan sistem keuangan dan

perdagangan yang terbuka, berbasis peraturan, dapat diprediksi, perdagangan yang terbuka, berbasis peraturan, dapat diprediksi, dan tidak diskriminatif

dan tidak diskriminatif

Target 13:

Target 13: Mengatasi persoalan khusus dari negara-negara

Mengatasi persoalan khusus dari negara-negara paling tertinggal. Hal ini termasuk akses bebas tariff dan bebas paling tertinggal. Hal ini termasuk akses bebas tariff dan bebas kuota untuk produk eksport mereka, meningkatkan pembebasan kuota untuk produk eksport mereka, meningkatkan pembebasan utang untuk negara berutang besar, penghapusan utang bilateral utang untuk negara berutang besar, penghapusan utang bilateral resmi dan memberikan ODA yang lebih besar kepada Negara resmi dan memberikan ODA yang lebih besar kepada Negara yang berkomitmen menghapuskan kemiskinan.

yang berkomitmen menghapuskan kemiskinan.

(27)

MDGs

MDGs

TARGET

TARGET

KOORD.

KOORD.

PENGG. JWB

PENGG. JWB

Target 14:

Target 14: Mengatasi kebutuhan khusus di negara-

Mengatasi kebutuhan khusus di negara-negara daratan dan kepulauan kecil

negara daratan dan kepulauan kecil

Target 15:

Target 15: Menangani hutang negara berkembang

Menangani hutang negara berkembang melalui upaya nasional maupun Internasional agar melalui upaya nasional maupun Internasional agar pengelolaan hutang berkesinambungan dalam jangka pengelolaan hutang berkesinambungan dalam jangka panjang.

panjang.

Target 16:

Target 16: Bekerja sama dengan negara

Bekerja sama dengan negara

berkembang mengembangkan pekerjaan yang layak berkembang mengembangkan pekerjaan yang layak dan produktif untuk kaum muda

dan produktif untuk kaum muda

Target 17:

Target 17: Bekerjasama dengan Perusahaan

Bekerjasama dengan Perusahaan Farmasi, memberikan akses untuk penyediaan Farmasi, memberikan akses untuk penyediaan obat-obatan penting dengan harga terjangkau di negara obatan penting dengan harga terjangkau di negara berkembang

berkembang

Target 18:

Target 18: Bekerjasama dengan swasta dalam

Bekerjasama dengan swasta dalam memanfaatkan teknologi baru, terutama teknologi memanfaatkan teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu hasil dari pengujian Fall-Off Test adalah untuk mengetahui apakah sumur mengalami kerusakan atau telah mengalami perbaikan di sekeliling lubang sumur.Hasil

Dalam penelitian ini data primer diperoleh secara langsung dari pelaku perkawinan anak di bawah umur, pejabat desa serta para ulama Desa Tegaldowo, KUA kecamatan Gunem

Bila nilai status kredit adalah lunas berarti diperkirakan calon debitur baru mampu melunasi kredit (layak), akan tetapi jika nilai status kredit adalah tarikan

Misal: Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), usaha sepi. b) Nasabah memindahtangankan atau jual beli bawah tangan tanpa sepengetahuan pihak bank. Hal ini sering terjadi saat

Sebanyak 127 galur terpilih berdaya hasil tinggi ditambah dengan tiga varietas pembanding (IAC 100, G100H, dan Wilis) diukur kandungan isoflavonnya menggunakan HPLC mengikuti metode

Konsep tata massa bangunan di dalam komplek bangunan utama Seminari Menengah Roh Kudus Tuka menggunakan pendekatan arsitektur tradisional Bali, dalam hal ini adalah tata

Variabel persepsi manfaat, persepsi kemudahan, sikap penggunaan, dan minat untuk menggunakan yang dirasakan oleh mahasiswa terhadap ERP secara keseluruhan berada

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Gosok Gigi dengan Metode Permainan Simulasi Ular Tangga terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap dan Aplikasi Tindakan Gosok Gigi Anak Usia Sekolah di