• Tidak ada hasil yang ditemukan

ProdukHukum PerumahanRakyat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ProdukHukum PerumahanRakyat"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Menimbang : a. bahwa perumahan dan permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan faktor penting dalam peningkatan harkat dan martabat manusia, maka perlu diciptakan kondisi yang dapat mendorong pembangunan

perumahan untuk menjaga kelangsungan penyediaan

perumahan dan permukiman;

b. bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan perumahan

sebagaimana dimaksud pada huruf a, pemerintah telah menetapkan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 03/PERMEN/M/2007 tentang Pengadaan Perumahan

dan Permukiman dengan Dukungan Fasilitas Subsidi

Perumahan melalui KPR Bersubsidi;

c. bahwa dengan meningkatnya beberapa harga komponen bahan bangunan dan agar masyarakat berpenghasilan rendah masih memiliki daya beli yang cukup, maka pemerintah memandang

perlu untuk sekaligus menetapkan perluasan batasan

(2)

d. Bahwa sejalan dengan maksud sebagaimana pada huruf c, perlu dilakukan perubahan beberapa ketentuan dalam Peraturan

Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor

03/PERMEN/M/2007 tentang Pengadaan Perumahan dan Permukiman dengan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan melalui KPR Bersubsidi;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan

dan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116);

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 (Amandemen

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992) tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47);

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 5);

6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66);

7. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2007 tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 133);

8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009;

9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005

tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2005;

10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia;

(3)

12. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah

Nomor 403/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Teknis

Pembangunan Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat);

13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.02/2005 tentang Tata Cara Pencairan, dan Pertanggungjawaban Dana Subsidi Kredit Pemilikan Rumah Sederhana Sehat (KPRSH);

14. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor

04/PERMEN/M/2006 Tentang Rencana Strategis Kementerian Negara Perumahan Rakyat Tahun 2005 – 2009;

15. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor

03/PERMEN/M/2007 tentang Pengadaan Perumahan dan Permukiman Dengan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan Melalui KPR Bersubsidi;

16. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor

01/PERMEN/M/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Perumahan Rakyat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 02/PERMEN/M/2008;

!"

# $

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 03/PERMEN/M/2007 tentang Pengadaan Perumahan dan Permukiman dengan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan melalui KPR Bersubsidi, diubah sebagai berikut:

1 . Ketentuan Bab I Pasal 1 angka 1 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

“Pasal 1

1. Kredit Pemilikan Rumah Sederhana Sehat (KPRSH) adalah kredit atau

pembiayaan yang diterbitkan oleh Lembaga Penerbit Kredit atau

(4)

2 . Ketentuan Bab II Pasal 4 Ayat 2 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

“Pasal 4

(2) Pilihan skim subsidi yang diberikan melalui KPR Bersubsidi dapat berupa

salah satu dari: (i) Subsidi yang dikombinasikan dengan Subsidi

Selisih Bunga; atau (ii) Subsidi Uang Muka.

a. Besaran nilai subsidi untuk masing-masing kelompok sasaran adalah sebagai berikut:

Nilai Subsidi / Rumah Tangga (Rp) Kelompok

Sasaran Subsidi dikombinasikan

dengan Subsidi Selisih Bunga

Maksimum Subsidi Uang Muka

I 8.500.000 8.500.000

II 11.500.000

-III 14.500.000

-b. Nilai subsidi selisih bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,

merupakan jumlah nilai uang sekarang ( ) selama masa

subsidi yang dihitung berdasarkan selisih suku bunga pasar dengan suku bunga subsidi pada saat Peraturan Menteri ditetapkan.

c. Realisasi pembayaran subsidi kepada debitur akan dibayar secara tahunan, dihitung berdasarkan selisih suku bunga pasar dengan suku bunga subsidi pada tahun anggaran berjalan.

d. Bagi LPK dan calon nasabah yang sepakat untuk tidak menggunakan IO-BP dimungkinkan untuk menggunakan skim selisih bunga tanpa kombinasi IO-BP.”

3 . Ketentuan Bab III Pasal 5 Ayat 2 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

“Pasal 5

(2) LPK yang berpartisipasi dalam program kredit bersubsidi bertanggung jawab untuk menyediakan pokok pinjaman yang dibutuhkan. Sedangkan Pemerintah bertanggung jawab untuk menyediakan dana subsidi yang dibutuhkan bagi:

a. subsidi yang dikombinasikan dengan selisih bunga atau subsidi

(5)

4 . Ketentuan Bab III Pasal 5 Ayat 3 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

“Pasal 5

(3) Jenis rumah yang dapat dibeli oleh masing-masing kelompok sasaran mencakup seluruh pilihan jenis RSH, dan sesuai dengan batas maksimum harga rumah yang diperbolehkan untuk dibeli melalui KPR Bersubsidi sebagai berikut:

Kelompok Sasaran Batas Maksimum Harga Rumah (Rp)

I 55.000.000

II 41.500.000

III 28.000.000

5. Ketentuan Bab III Pasal 6 Ayat 2 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

“Pasal 6

(2)Persyaratan atas minimum uang muka dari debitur dan maksimum KPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut:

6. Ketentuan Bab III Pasal 6 Ayat 3.a diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

“Pasal 6

(3) Persyaratan atas skim subsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam

bentuk kombinasi subsidi IO-BP dan selisih bunga adalah sebagai berikut:

a. Bunga Bersubsidi yang diberikan oleh Pemerintah diatur dengan ketentuan sebagai berikut:

Suku Bunga Bersubsidi (%/Tahun) Tahun

Kelompok Sasaran

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

I 7* 7* 7 10,5 11,75 11,75 Bunga Pasar (BP)

II 4,5* 4,5* 4,5 5 7,5 10 11 11 BP

III 1* 1* 1 2 2,5 3 3 3,75 4,5 5,5 BP

*Hanya membayar komponen bunga ( ). ”

Skim Subsidi Pembiayaan

Subsidi dikombinasikan dengan

Subsidi Selisih Bunga atau Subsidi Selisih Bunga tanpa kombinasi IO-BP

Subsidi Uang Muka Kelompok sasaran Minimum uang muka (%) Maksimum KPR (Rp) Maksimum Tenor (tahun) Minimum uang muka (%) Maksimum KPR (Rp) Maksimum Tenor (tahun)

I 7,5 50.875.000 - 0 46.500.000

-II 7,5 38.387.500 - - -

(6)

-7. Ketentuan Bab III Pasal 6 Ayat 4.a diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

“Pasal 6

(4) Persyaratan atas skim subsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam

bentuk subsidi uang muka adalah sebagai berikut:

a. Subsidi Uang Muka dari Pemerintah diberikan untuk membayar sebagian atau keseluruhan dari total uang muka yang harus disediakan oleh Debitur;

Uang Muka Kelompok

Sasaran Uang Muka yang Harus

Disediakan Debitur (Rp.)

Maksimum Subsidi dari Pemerintah (Rp.)

I ≥ 0 8.500.000

II -

-III -

-8. Ketentuan Bab IV Pasal 8 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

“Pasal 8

(1) Kelompok sasaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3

diperbolehkan memiliki rumah dengan harga mengikuti kelompok sasaran lebih rendah sepanjang tetap menggunakan skim dan nilai subsidi maksimum yang diberlakukan bagi kelompok sasaran asal.

(2) Kelompok sasaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3

diperbolehkan memiliki rumah dengan batas harga mengikuti kelompok sasaran lebih tinggi dengan ketentuan skim dan nilai subsidi maksimum yang diterimanya mengikuti kelompok sasaran yang dipilih.

(3) Masa subsidi KPR Bersubsidi untuk setiap kelompok sasaran dihitung

mulai saat penerbitan kredit ditambah masa subsidi yang berlaku untuk masing-masing kelompok sasaran.

(4) Kelompok sasaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 yang

tidak memiliki kecukupan uang muka, dapat memanfaatkan fasilitas Sewa Beli selama kurun waktu tertentu dengan membayar sewa dan cicilan uang muka sebelum akad KPR Bersubsidi.

(5) Pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan dan diatur

oleh Kementerian Negara Perumahan Rakyat dengan ketentuan tersendiri.

(6) Mengingat pemenuhan kebutuhan lahan dalam rangka pembangunan

RSH, khususnya di kota-kota metro dan besar di Jabotabek, Jawa dan Bali terkendala oleh kelangkaan ketersediaan lahan, maka di lokasi-lokasi tersebut pembangunan RSH dapat menggunakan kapling dengan ukuran

luas minimum 60 m2dan lebar minimum 5 meter.

(7) Untuk meningkatkan akses Masyarakat Berpenghasilan Rendah kepada

(7)

tentang Dukungan Asuransi akan diatur tersendiri melalui Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat.

(8) Semua ketentuan Peraturan Menteri ini merupakan satu kesatuan dan

mengikat bagi semua instansi/ lembaga Pemerintah, Pemerintah Daerah, perbankan, lembaga keuangan non bank, atau koperasi yang bergerak dalam bidang perumahan serta masyarakat yang akan memanfaatkan fasilitas subsidi perumahan.”

# $

(1) Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri

Negara Perumahan Rakyat Nomor 03/PERMEN/M/2007 tentang

Pengadaan Perumahan dan Permukiman dengan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan melalui KPR Bersubsidi tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan ini.

(2) Peraturan Menteri ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, kecuali

untuk permohonan KPR Bersubsidi yang telah mendapatkan persetujuan kredit dari LPK sebelum Peraturan Menteri ini diberlakukan, tetap mengacu kepada seluruh ketentuan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 03/PERMEN/M/2007 tentang Pengadaan Perumahan dan Permukiman dengan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan melalui KPR Bersubsidi.

(3) Peraturan Menteri ini disebarluaskan kepada para pihak yang

berkepentingan untuk diketahui dan dilaksanakan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 1 April 2008

%

Referensi

Dokumen terkait

The purpose of this study to find out and analyze whether the Return On Equity, Debt to Total Assets Ratio and Net Profit Margin no effect partially and simultaneously

Prosedur Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Melalui E-Filing Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jember; Hermawan Dwi

Distorsi yang muncul tersebut kemudian disikapi lebih jauh oleh Tschumi dengan memberikan forces yang pada akhirnya membuat semacam deviasi bentuk dari geometri ideal yang

Ketika terlihat langsung dari belakang dan dalam garis dengan axis yang panjang dari tumit (tidak panjang axis dari seluruh kaki), netral kaki akan diikuti pemeriksaan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa disiplin kerja dan lingkungan kerja secara serempak maupun parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja, dan secara

Menurut KDIGO tahun 2012, terdapat berbagai golongan antihipertensi yang direkomendasikandapat menurunkan tekanan darah sehingga mencegah terjadinya komplikasi

Kemungkinan lain, apabila siswa diamanatkan oleh oang tuanya untuk membayar SPP tapi tidak dibayarkan sampai dengan batas waktu tanggal tertentu setiap bulan, maka sistem

Terjalinnya ikatan lahir dan batin merupakan dasar utama dalam membentuk dan membina keluarga yang bahagia dan kekal. Suami-isteri yang tinggal berjauhan atau