BRAND
Desai
n
Kualita
s
OS
Brand
Marketing
Produk yang tidak inovatif secara
dinamis dan tidak dapat
Bagaimana dengan industri
transportasi ?
No. Comparison Old beetle New Beetle 1. Mesin rear, air-cooled, 25-5- hp depending
on year of manufacture and displacement. rear-wheel drive.
front, liquid cooled, 115 hp gasoline or 90 hp / 149 lb-ft torquemeister
turbodiesel. front-wheel drive. 2. Suspensi 1969 Bug had a semi-trailing link
rear suspension and handled
reasonably well. It was a good car in which to learn basic cornering
techniques.
4-wheel independent. With a wonderful contemporary balance of ride comfort and nimbleness, the New Beetle feels even better than the VW Golf on which it is based. And that is high praise. The New Beetle handles far better than the old and your fillings will stay in place. 3. Performa (0-60
km/jam) Good luck in older models, eventually in later ones. My 1969 Bug did it in around 18 seconds.
Yes. Around 10 seconds
4. Bentuk Looked streamlined. Looks can be deceiving. Stability in gusty winds was legendary in its lack. "Guess Which Lane" was the name of the game in strong winds.
Stays put in gusty winds as well as most other small cars and much better than its namesake. Coefficient of drag is still greater than that of a Golf, though. 5. Kenyamanan Heater: down jacket worked best.
Sometimes, a little warm,
oily-smelling air would work its way into the cabin but the heater hoses usually didn't conduct it very well. Air conditioning: roll the windows down.
Heater: Right now, good and warm. Air conditioning: Standard, and causes no loss of power to operate. Works quickly.
6. Hillclimbing OK, everybody out. Let's push' Or at least downshift to 3rd or even 2nd gear.
Ervin Laszlo (1997) dalam : “Tantangan dan Visi
Millenium ke-3”
-
Kita hidup ditengah-tengah
perubahan
tercepat dan terbesar sepanjang sejarah
manusia
. Perubahan bukanlah dari abad ke abad,
melainkan perubahan dari dekade ke dekade
berikutnya.
-
Hidup dalam milenium ketiga tidak hanya
sekedar memerlukan perbaikan dalam
rasionalitas, melainkan memerlukan
pengembangan suatu pemikiran baru seiring
pendekatan baru dalam merasakan dan
- Orang kreatif berpikir secara analogis
- Harus dapat membaca trend masa depan
Media Indonesia (27 Februari 2000) topik : “Berprestasi tetapi tak laku di Industri”
Desain yang baik ada 3 unsur : fit-form-function serta daya beli masyarakat
Desain yang baik mempunyai “kualitas dan fungsi yang baik” juga
Untuk mencapainya diperlukan keterkaitan stimultan antara desain, produksi & pasar.
A. Pengertian Manajemen Desain
•
Jika sebuah desain yang baik
tidak ditunjang
dengan komitmen manajemen
yang cukup
pada perusahaannya, maka desain tersebut
tidak akan mampu bersaing dengan
desain kompetitor
•
Manajemen desain merupakan
kunci sukses
yang harus diberi perhatian yang cukup agar
perusahaan dapat
bersaing secara
•
Manajemen desain didefinisikan sebagai sebuah
sistem
monitoring/controlling
produk baru yang
dilakukan secara efektif oleh seorang manajer,
termasuk juga pengaplikasian teknik yang efisien
sehingga produk yang dihasilkan dapat bersaing
secara internasional.
•
Manajemen desain belum memiliki suatu definisi
baku. Setiap perusahaan bisa memiliki definisi
tentang manajemen desain yang berbeda-beda.
Hal ini disebabkan oleh tingkat kepentingan
DR. Robert Blaich (
Managing Director pada
Corporate
Industrial
Design
Philips
Electronics),
mendefinisikan
manajemen
desain :
“
Design Management is the
implementation of design as a formal
program activity within a corporation by
communicating the relevance of design to
long-term corporate goals and
Arlene Gould (
Department of Design, York
University) mendefinisikan manajemen desain :
“
Design Management connects design objectives,
with business, environmental and social
(user-driven) objectives to help companies to achieve
strategic goals and to contribute to the quality of
life”.
Bagas Prasetyo W, Manajemen desain :
“ilmu yang
B. Sejarah manajemen desain
Secara historis, manajemen desain lahir dari dua kubu
besar dalam kekuatan industri dunia, yaitu Amerika Serikat dan Inggris sebagai pionir sejarah industri dunia.
Manajemen desain berkembang pada awalnya melalui revolusi industri pada abad ke-18 dan Amerika Serikat dengan konsep manajemen modern Adam Smith pada
akhir abad ke-19 dan Revolusi Sistem Produksi Ban Berjalan pada awal abad ke-20.
Perkembangan manajemen desain di kedua negara tersebut dapat hampir bersamaan, meskipun terdapat perbedaan dalam latar belakang serta pemicunya.
Di Inggris, latar belakang manajemen desain dimulai setelah National Economic Development Office
(NEDO), yaitu suatu badan yang bertanggung jawab pada upaya peningkatan ekonomi negara Inggris,
Tulisan tersebut berisi laporan mengenai rekomendasi untuk terus melakukan aksi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara. Di dalam laporan tersebut, satu poin yang digaris-bawahi dengan tegas adalah pentingnya desain dalam setiap produk industri.
Tulisan itu juga memaparkan konsekuensi yang harus
diterima sebagai akibat kesalahpahaman terhadap desain, yang ditujukan khusus pada pihak yang bertanggung
jawab, yakni para manajer perusahaan.
Selanjutnya The Corfield Report tersebut memberikan
preseden yang sangat berarti, khususnya bagi pemegang kebijakan di pemerintahan. Melalui berbagai anjuran dan aturan, pemerintahan Thatcher yang berkuasa di Inggris
pada saat itu memberikan dukungan yang tidak sedikit bagi perusahaan untuk segera merekrut banyak tenaga desain.
Di samping itu The Design Council, yaitu badan
Embrio manajemen desain lahir pada awal 1980-an setelah The Council for National Academic Awards di Inggris menyadari, bahwa pelatihan-pelatihan yang diberikan kepada manajer selama itu kurang
mencakup aktivitas pengelolaan desain.
Lembaga inilah yang pertama mengambil inisiatif untuk memasukkan manajemen desain sebagai kurikulum dalam pelatihan manajer.
Kurikulum manajemen desain yang dibuat oleh The Council for National Academic Awards itulah yang
akhirnya menjadi blue print konsep manajemen desain yang dikembangkan di Inggris dan beberapa negara
lainnya.
Pada tahun 1984, Tony Sweeney, salah seorang komisaris editor pada perusahaan penerbitan Basil Blackwell tertarik pada manajemen desain.
Ketertarikannya tersebut membuat dia melihat kondisi
manajemen desain pada saat itu yang kekurangan referensi kompeten. Oleh sebab itu, Sweeney lalu membuat suatu
Meskipun belum menghasilkan suatu terminologi yang baku tentang manajemen desain, tetapi setidaknya usaha
tersebut dapat dikatakan sebagai embrio tahap
pengembangan manajemen desain sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri.
Barulah pada tahun 1990, Mark Oakley, guru besar pada Aston University menerbitkan suatu buku yang berisi kumpulan tulisan berkisar isu dan metode
manajemen desain.
Selang setengah dekade setelah tulisan The Corfield Report terbit di Inggris, pada pertengahan 1980-an di Amerika Serikat isu manajemen desain muncul yang
dilatarbelakangi oleh berbagai tulisan Christopher Lorenz, seorang editor manajemen pada The
Financial Times (London).
Artikel-artikel Lorenz tersebut sangat berpengaruh besar pada aktivitas bisnis di Amerika Serikat pada waktu itu, khususnya artikel yang menjelaskan manajemen desain produk dalam beberapa perusahaan spesifik.
Juga tidak ketinggalan majalah kenamaan Time memasukkan seksi desain dalam pemberian penghargaan tahunan. Yang cukup spektakuler, adalah komentar yang dilontarkan oleh
majalah ekonomi Business Week yang menulis bahwa jika pada era 70-an adalah era-nya pemasaran (marketing) dan era 80-an adalah era-nya keuangan (finance), maka era
90-an adalah era desain.
Lontaran-lontaran dari pihak media tersebut tidak hanya sebatas lontaran, tetapi juga diikuti oleh tindakan konkret. Business Week dan The Financial Times memperpanjang editorial mereka tentang desain dalam setiap penerbitan.
The Financial Times sendiri mensponsori beberapa konferensi bagi manajer bisnis mengenai desain pada awal 1990-an, sedangkan Business Week bekerja sama dengan Industrial Designer Society of America (IDSA), suatu asosiasi profesi desainer produk di
Amerika, mensponsori program pemberian penghargaan desain kepada para usahawan. Sejak itu peran desainer semakin sering terdengar dalam pembicaraan bisnis di berbagai media.
Akhir 1980-an berdiri Design Management Institute di
Institut yang berafiliasi ke Harvard Business School ini lalu
mensponsori suatu proyek manajemen desain yang diberi nama TRIAD. Proyek ini berfungsi untuk memberikan petunjuk serta informasi mengenai setiap aspek permasalahan manajemen
desain dalam perusahaan industri yang diambil dari studi kasus 13 perusahaan multinasional.
TRIAD juga memberikan bantuan kepada beberapa perusahaan Eropa Barat, Amerika Serikat dan Asia Tenggara, berupa
informasi maupun penyelenggaraan pameran. Setelah menjadi suatu disiplin ilmu di Amerika, manajemen desain pun mulai menjadi salah satu program tingkat sarjana di University of Industrial Arts Helsinky, Finlandia.
Dari fenomena yang ada, baik di Inggris maupun di Amerika Serikat, adanya upaya untuk memberikan perhatian
kepada manajemen desain tidak lepas dari kekhawatiran mereka terhadap serangan produk-produk Jepang yang mulai mendominasi pasar dunia pada saat itu.
Dan kesadaran akan desain yang tinggi dimulai setelah mereka melihat kenyataan bagaimana pemerintah Jepang dengan
Dimulai dengan kebijakan pemerintah Jepang melalui pem-berian penghargaan G-Mark, sebuah penghargaan desain tertinggi pada produk-produk Jepang sejak tahun 1957 yang dimotori oleh MITI (Ministry of International Trade and Industry), kementrian
perindustrian dan perdagangan Jepang. Dan menjadikan tahun 1989 sebagai tahun desain (Year of Design) dengan pusat
kegiatan di kota Nagoya.
Secara eksplisit superioritas industri Jepang melalui desain
produk diakui oleh Jhon H. MacArthur, Dekan Harvard Business Scholl, dalam salah satu katalog yang diterbitkan oleh TRIAD dalam tulisan yang berjudul Designing for Product Strategies
yang antara lain berbunyi :
As a global competition becomes more intense, new dimensions of competitive strategy have receive increasing attention. One of the most important is design and managemen of design. Even as recently as five years ago, most managers considered good
Melihat bagaimana dan jasa yang mereka
hasilkan, yang mana merupakan sJepang
menempatkan desain pada posisi strategis dalam
memberikan nilai baru pada setiap produk inerji
dan gabungan aktivitas desain dalam tahap riset,
tahap perencanaan dan tahap eksekusi, maka
sangatlah pantas kalau dikatakan bahwa
implementasi yang paling efektif dalam
meningkatkan proses desain pada era 90-an