• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keputusan Presiden no 130 th 2000

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keputusan Presiden no 130 th 2000"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

KEPPRES 130/2000, TIM KOORDINASI PENATAAN KELEMBAGAAN INSTANSI PEMERINTAH

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 130 TAHUN 2000 (130/2000)

TENTANG

TIM KOORDINASI PENATAAN KELEMBAGAAN INSTANSI PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang:

a. bahwa dengan telah terbentuknya Kabinet berdasarkan

Keputusan Presiden Nomor 234/M Tahun 2000, dipandang perlu melakukan penataan kembali kewenangan kelembagaan

Departemen, Kantor Menteri Negara Koordinator, Kantor

Menteri Negara, Kantor Menteri Muda, Lembaga Pemerintah Non Departemen sistem pencatatan dan penilaian dalam rangka pengangkatan jabatan, serta penataan fungsi pengawasan internal pemerintah;

b. bahwa untuk maksud tersebut pada huruf a, dipandang perlu membentuk Tim Koordinasi Penataan Kelembagaan Instansi Pemerintah.

Mengingat:

1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945; 2. Keputusan Presiden Nomor 234/M Tahun 2000;

MEMUTUSKAN: Menetapkan:

KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG TIM KOORDINASI PENATAAN KELEMBAGAAN INSTANSI PEMERINTAH.

Pasal 1

Membentuk Tim Koordinasi Penataan Kelembagaan Instansi Pemerintah yang selanjutnya dalam Keputusan ini disebut Tim Koordinasi

Penataan.

Pasal 2

Susunan keanggotaan Tim Koordinasi Penataan terdiri dari:

1. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, sebagai Ketua; 2. Menteri Keuangan, sebagai Wakil Ketua;

3. Sekretaris Negara, sebagai anggota; 4. Sekretaris Kabinet, sebagai anggota.

(2)

(1) Tim Koordinasi Penataan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, mempunyai tugas:

a. melakukan penataan kelembagaan, kewenangan,

kepegawaian, kekayaan negara/peralatan, Keuangan, dan dokumen/arsip Pemerintah.

b. melakukan Penataan Sistem Pencatatan, Penilaian dan Pengangkatan dalam Jabatan, khususnya untuk jabatan Eselon 1 dan Eselon II.

c. melakukan penataan kembali fungsi pengawasan internal Pemerintah.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Tim Koordinasi Penataan mendengar dan mempertimbangkan pendapat Menteri/Pimpinan Instansi yang bersangkutan.

Pasal 4

Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas Tim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Tim Koordinasi Penataan dibantu oleh: a. Koordinator I Bidang Penataan Kewenangan, Kelembagaan dan

Relokasi Pegawai;

b. Koordinator II Bidang Penataan Sistem Pencatatan, Penilaian dan Pengangkatan dalam Jabatan;

c. Koordinator III Bidang Penataan fungsi Pengawasan Internal Pemerintah.

Pasal 5

Tugas dan fungsi masing-masing Koordinator sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, sebagai berikut:

(1) Koordinator I Bidang Penataan Kewenangan Kelembagaan dan Relokasi Pegawai, bertugas melakukan penataan kembali

kelembagaan, kewenangan, kepegawaian, peralatan, pembiayaan dan dokumen/arsip sesuai dengan tugas pokok dan fungsi

masing-masing lembaga;

(2) Koordinator II Bidang Penataan Sistem Pencatatan, Penilaian dan Pengangkatan dalam Jabatan bertugas melakukan penataan kembali sistem pencatatan, penilaian dan pengangkatan dalam jabatan, khususnya untuk jabatan Eselon I dan II;

(3) Koordinator III Bidang Penataan fungsi Pengawasan Internal Pemerintah bertugas melakukan penataan kembali fungsi

lembaga pengawasan internal Pemerintah. Pasal 6

Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas Tim, Tim Koordinasi Penataan dibantu oleh sebuah Sekretariat yang dipimpin oleh

(3)

Rincian tugas, fungsi, tata kerja serta susunan keanggotaan

Koordinator dan Sekretariat, ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara selaku Ketua Tim Koordinasi Penataan.

Pasal 8

Masing-masing Koordinator dan Pimpinan Sekretariat dalam melaksanakan tugasnya dapat melibatkan Sekretaris Jenderal Departemen, Sekretaris Menteri Negara dan Sekretaris Utama Lembaga Pemerintah Non Departemen terkait, termasuk eks

Sekretaris Jenderal atau Sekretaris Menteri Negara yang digabung, sebagai nara sumber.

Pasal 9

Hasil kegiatan masing-masing Koordinator dilaporkan kepada Tim Koordinasi Penataan, baik secara berkala maupun sewaktu-waktu.

Pasal 10

Tim Koordinasi Penataan menyelesaikan tugasnya paling lambat bulan Desember 2000 dan melaporkan hasilnya kepada Presiden.

Pasal 11

Biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas Tim Koordinasi Penataan dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Pasal 12

Keputusan Presiden ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 19 September 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

ABDURRAHMAN WAHID

Referensi

Dokumen terkait

bahwa dalam upaya lebih meningkatkan keterpaduan dan kelancaran proses pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural Eselon I, dipandang perlu

Dalam Keputusan Presiden ini yang dimaksud dengan Tunjangan Jabatan Fungsional Agen, selanjutnya disebut dengan Tunjangan Agen adalah tunjangan jabatan fungsional yang diberikan

Perumusan tugas, fungsi, jenjang, susunan organisasi, dan tata kerja Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Dubai, Uni Emirat Arab ditetapkan oleh Menteri Luar Negeri setelah

(3) Meneg menyampaikan tembusan penetapan unit organisasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) kepada Presiden dan Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan

BPKP mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.. Dalam

Beberapa ketentuan dalam Keputusan Presiden Nomor 166 Tahun 2000 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non

(1) Untuk pelaksanaan Anggaran Belanja Pembangunan, Departemen/ Lembaga Pemerintah Non Departemen/instansi vertikal di daerah mengisi Daftar Isian Proyek atau dokumen lain

Pengguna barang/jasa adalah kepala kantor/satuan kerja/pemimpin proyek/bagian proyek/pejabat lain yang disamakan/ditunjuk sebagai pemilik pekerjaan yang memberi tugas kepada