• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN SRI SULTAN HAMONGKUBOWONO IX DALAM PEMBENTUKAN GERAKAN PRAMUKA 1960-1961 DAN UNSUR-UNSUR NILAI ISLAMI DI DALAMNYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN SRI SULTAN HAMONGKUBOWONO IX DALAM PEMBENTUKAN GERAKAN PRAMUKA 1960-1961 DAN UNSUR-UNSUR NILAI ISLAMI DI DALAMNYA."

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX DALAM PEMBENTUKAN GERAKAN PRAMUKA 1960-1961 DAN

UNSUR-UNSUR NILAI ISLAMI DI DALAMNYA

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI)

Oleh: LUTFIASIN NIM: A02212065

FAKULTAS AD AB D AN HUM AN IOR A

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Skipsi ini berjudul Peranan Sri Sultan Hamengkubuwono IX Dalam Pembentukan Gerakan Pramuka 1960-1961: Studi Tentang Nilai-Nilai Islami Di Dalam Gerakan Pramuka. Dengan fokus pembahasan dalam penelitian ini ada 3 hal yaitu: 1. Bagaimana kondisi organisasi kepemudaan di Indonesia sebalum pembentukan Gerakan Pramuka? 2. Bagaimana peran aktif Sri Sultan Hamengkubuwono IX terhadap pembentukan gerakan pramuka tahun 1960-1961? dan 3. Apa saja nilai-nilai Islami yang terdapat di dalam Gerakan Pramuka?

Guna memudahkan langkah peneliti dalam upaya merekontruksi peristiwa masa lampau yang terjadi sekali pada kehidupan manusia, dalam hal ini kehidupan seorang tokoh serta peranannya dalam kehidupan masyarakat. Maka penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah dan metode sejarah. Sehingga dengan menggunakan pendekatan ini, peneliti dapat mengungkap fakta sejarah tentang biografi singkat Sri Sultan Hamengku Buwono IX serta perana beliau dalam pembentukan Gerakan Pramuka tahun 1960-1961. Dalam penelitian sejarah ini dimaksudkan untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi serta mensintesiskan bukti-bukti untuk mendukung fakta dalam memperoleh kesimpulan yang kuat. Peneliti menggali dan mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan pembahasan penelitian ini.

(7)
(8)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM

PERNYATAAN KEASLIAN ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAKSI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... xi

TRANSLITERASI ... xiv

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfa’at Penelitian ... 8

E. Pendekatan dan Kerangka Teori ... 9

F. Penelitian Terdahulu ... 11

G. Metode Penelitian ... 13

(9)

BAB II : BIOGRAFI SINGKAT SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO

IX ... 19

A. Geneologi Sri Sultan Hamengkubuwono IX ... 19

B. Riwayat Pendidikan, Karir serta pengalaman hidup Sri Sultan Hamengku Buwano IX ... 23

BAB : SEPUTAR GERAKAN PRAMUKA ... 36

A. Sekilas Tentang Gerakan Pramuka di Indonesia ... 36

B. Sejarah Singkat Gerakan Kepramukaan Se-Dunia ... 39

C. Situasi dan Kondisi Organisasi Kepanduan Sebelum Terbentuknya Gerakan Pramuka ... 43

D. AD/ART Gerakan Pramuka ... 50

BAB IV : PERANAN SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO IX DALAM PEMBENTUKAN GERAKAN PRAMUKA 1960-1961 ... 56

A. Mata Rantai Proses Lahirnya Gerakan Pramuka dari Masa penyatuan organisasi-organisasi kepanduan di Indonesia Hingga melebur menjadi organisasi Gerakan Pramuka ... 56

(10)

C. Nilai-nilai Keislaman yang terdapat pada Gerakan

Pramuka ... 64

BAB V : PENUTUP ... 82

A. Simpulan ... 82

B. Saran-Saran ... 84

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah kepramukaan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dengan sejarah

perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Kenyataan sejarah menunjukkan

bahwa pemuda Indonesia mempunyai saham besar dalam perjuangan mencapai

kemerdekaan Indonesia, dengan dorongan dan semangat bersatu dalam

ke-Bhinnekaan.1 Di dalam AD/ART gerakan pramuka juga telah disebutkan bahwa

kaum muda sebagai potensi bangsa dalam menjaga kelangsungan bangsa dan

negara, mempunyai kewajiban melanjutkan perjuangan bersama-sama orang

dewasa berdasarkan kemitraan yang bertannggung jawab.2

Cikal bakal dari awal keberadaan Pendidikan kepramukaan nasional

Indonesia telah ada dan berkembang sejak masa-masa perintisan kemerdekaan

Indonesia. Sejak organisasi kepramukaan dunia yang digagas oleh Lord Baden

Powell Of Gilwel itu telah berkembang dan menyebar hingga ke Indonesia. Pada

tahun 1912 muncullah organisasi kepramukaan saat itu yang diketahui disebut

sebagai cabang Nederlandsche Padvinders Organisatie (Organisasi kepramukaan

Hindia Belanda) milik pemerintahan Belanda atau disingkat NPO. Organisasi

NPO ini dapat bertahan sampai pada saat pecahnya perang dunia I serta telah

memiliki Kwartir besar sendiri di Indonesia, maka organisasi NPO kemudian

1Team DAP. Buku Pintar Pramuka. Jakarta: DAP Jakarta, 22. 2

(12)

berganti nama menjadi Nederlands Indische Padvinders Vereeniging (NIVP) pada

tahun 1916. Sehingga pada tahun yang sama, S.P. Mangkunegara VII

merencanakan untuk membuat organisasi kepramukaan mereka sendiri. Ternyata

rencana luhur itu dibuat menjadi nyata, dan organisasi mereka diberikan nama

Javaansche Padvinders Organisatie (JPO). Dan organisasi JPO ini merupakan

organisasi kepanduan yang pertama di tanah nusantara yang diprakarsai oleh

bangsa Indonesia sendiri.

Dalam perkembangan pendidikan kepramukaan itu tampak adanya

dorongan dan semangat untuk bersatu, namun terdapat gejala adanya

berorganisasi yang Bhinneka. Gerakan kepramukaan di Indonesia merupakan

wadah pembinaan generasi muda, untuk menyiapkan tenaga-tenaga kader pemuda

bangsa dalam rangka memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Organisasi-organisasi kepramuaan yang berdiri sejak tahun 1916 juga menyulut api

pergerakan nasional. Bahwa Gerakan kepanduan itu selaras dengan semangat

kesatuan nasional, tercermin dengan adanya perubahan nama dan munculnya

beberapa organisasi kepanduan lokal.3 Terbukti dengan didirikannya organisasi

kepramukaan milik Muhammadiyah yang diberi nama Padvinder Muhammadiyah

akan tetapi pada tahun 1920 organisasi itu mengganti nama mereka menjadi

Hizbul Wathan. Selain Muhammadiyah, ada juga Nationale Padvinderij yang

didirikan oleh Budi Utomo. Syarikat Islam juga mendirikan organisasi serupa

yang diberi nama Syarikat Islam Afdeling Padvinderij yang nama itu kemudian

dirubah menjadi Syarikat Islam Afdeling Pandu (SIAP). Menyusul organisasi

(13)

3

dengan nama Nationale Islamietische Padvinderij (NATIPIJ) yang berdiri berkat

Jong Islamieten Bond (JIB). Sedangkan Pemuda Indonesia mendirikan

Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO).4

Gerakan kepramukaan pada masa itu sudah dipandang sebagai tempat

pendidikan anak-anak dan pemuda Indonesia dengan caranya sendiri (cara

kepramukaan) dapat mempertinggi budi pekerti, serta menambah kepandaian dan

ketrampilan yang sangat berguna bagi pelaksanaan cita-cita bangsa Indonesia. Di

dalam hal inilah letak perbedaan prinsip antara kepramukaan nasional dan

kepramukaan bangsa Eropa di Indonesia. Hampir semua perkumpulan

kepramukaan di Indonesia pada waktu itu adalah sebagai cabang organisasi politik

atau kemasyarakatan. Gerakan kepramukaan nasional tidak dapat dipisahkan

dengan perkembangan keadaan masyarakat Indonesia sendiri.

Pendidikan yang dikehendaki dalam Gerakan Pramuka adalah yang

mengarah pada kecintaan terhadap bangsa dan Negara demi tercapainya disiplin

nasional serta ketahanan nasional, maka pentinglah kiranya dimulai dari sejak dini

untuk menanamkan rasa cinta terhadap bangsa ini. Pendidikan kepramukaan

sebagai salah satu sarana awal menanamkan cinta terhadap bangsa, seperti yang

telah tercantum dalam butir dasa darma ke dua, dan juga seperti yang telah ada

pada isi pola umum dan sistem pendidikan Gerakan Pramuka.

Arah pengembangan Gerakan Pramuka diarahkan pada :

a. Peningkatan ketahanan nasional

b. Pembinaan daya tahan masyarakat, ini dengan melaksanakan

(14)

- Pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila - Pembangunan nasional sesuai dengan GBHN

- Pendidikan nasional melalui pendidikan kepramukaan sebagai pendidikan non formal

- Penyelarasan gerakan pramuka dengan pembinaan dan

pengembangan generasi muda - Pembangunan masyarakat.5

Dengan demikian Gerakan Pramuka mempunyai andil besar sebagai

wadah kaderisasi anak-anak serta pemuda Indonesia untuk sadar akan merdeka

dan cinta terhadap tanah air Indonesia. Gerakan Pramuka sebagai sarana awal

untuk berbuat disiplin yang baik dan pada Akhirnya menjadi modal dasar untuk

berjihad mempertahankan serta membangun negeri yang merdeka. Sehingga dapat

terwujud sebuah negeri impian yang sesuai dengan apa yang digambarkan dalam

Al-quran:

...

ى وُفَغى وى ِيَعى ْلب

ى

...(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun".6

Kepramukaan nasional di Indonesia dari mulai berdiri dan berkembang,

dijadikan alat perjuangan pembangunan Bangsa Indonesia dari generasi ke

generasi, dan sasaran utamanya adalah investasi mental, kepandaian dan

ketrampilan generasi muda yang diatur sejak umur 7 tahun (usia Pramuka Siaga).

Seperti yang telah tercantum dalam AD/ART Gerakan Pramuka pasal 25 ayat 1

5

Muhammad Amin Abbas. Pedoman Lengkap Gerakan Pramuka (Beringin Jaya. 1990), 43.

(15)

5

bagian a. Anggota biasa: 1. Anggota muda adalah anggota yang berusia 7 sampai

dengan 25 tahun disebut peserta didik.7

Eksistensi gerakan kepramukaan di Indonesia tidak bisa lepas dari peranan

tokoh-tokoh berpengaruh negeri ini. Baik tokoh perintis, pejuang, serta tokoh

pengisi kemerdekaan. Termasuk peranan seorang tokoh yang merupakan seorang

raja kesultanan Yogyakarta dan sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tokoh yang dimaksud adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Meskipun

latar belakang pendidikannya berada di lingkungan bangsa barat, tetapi dalam

kehidupannya beliau tetap menampilkan diri sebagai sosok seorang tokoh

nasionalis sejati. Sementara posisi beliau juga sebagai pewaris sah tahta kerajaan

Mataram Islam ini tetap dipertahankan.

Sebagai keturunan langsung dari Sultan, ia diangkat menjadi Raja

Kesultanan Yogyakarta ke-9 mulai 18 Maret 1940 sampai menghembuskan nafas

terakhirnya di usia 76 tahun pada 2 Oktober 1988 di Amerika.8 Selain beliau harus

fokus dalam memimpin serta mengembangkan kesultanan Yogyakarta. Beliau

juga terlibat aktif dalam kegiatan sosial masyakat, termasuk ikut serta dalam

memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Tercatat dalam sejarah, beliau

menjadi salah satu tokoh perintis lahirnya gerakan kepramukaan di Indonesia.

Sehingga beliau pun ditujuk untuk menjadi ketua kwartir nasional yang pertama.

Banyak pula sumbangan karya pemikiran beliau dalam memajukan serta

7

(16)

mengembangkan gerakan pramuka. Sehingga beliau dinobatkan sebagai BAPAK

PRAMUKA INDONESIA9 oleh anggota gerakan pramuka.

Selain itu, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dipercaya mendampingi

perjalanan kepengurusan Gerakan Pramuka di tingkat nasional, yaitu beliau

menduduki jabatan penting dalam struktur kepengurusan Gerakan Pramuka pada

masa awal berdirinya Gerakan Pramuka di Indonesia. Antara lain beliau menjabat

wakil ketua I mabinas sekaligus sebagai Ketua Kwartir Nasional yang pertama.

Bahkan beliau dipercaya menjadi Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

selama 4 periode untuk masa bakti 1961-1963, 1963-1967, 1967-1970 dan

1970-1974.

Dengan uraian latar belakang diatas. Peneliti tertarik untuk menelusuri

lebih mendalam tentang siapa sebenarnya sosok Sri Sultan Hamengkubuwono IX

ini, serta sejauh mana keterlibatan dan peranan beliau dalam proses lahirnya

sebuah organisasi gerakan kepemudaan di Indonesia yang dapat eksis sampai saat

ini. Organisasi Gerakan Pramuka masih dipercaya sebagai suatu wadah kaderisasi

anak-anak serta pemuda negeri ini. Sehingga diharapkan kelak akan menjadi

warga negara yang mempunyai jiwa Nasionalisme dan cinta tanah air serta tetap

menjunjung tinggi nilai-nilai luhur keyakinan terhadap agama.

Urgensi lain dari penelitian ini yaitu mengingat mayoritas anggota

Gerakan Pramuka itu beragama Islam, artinya mereka yang memeluk Islam terikat

9

(17)

7

dengan Norma Hukum yang telah digariskan Alloh Subhanahu Wata’ala sebagaimana Firmannya:

َٰ َكو

ىايِبرعىا ْكحى ا ْل ْنَأىكِل

ۖ

ى

ىْنِمىِهَللاىنِمىكَلىامىِمْلِعْلاىنِمى ئاجىام ْعبىْم ئاوْ َأىتْع تاىِنَِلو

اوىاَلوىٍيِلو

Artinya: Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Quran itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah.10

Supaya setiap anggota Gerakan Pramuka tetap menjunjung tinggi nilai-nilai

Norma Agama. Karena meneladani contoh yang diberikan oleh pendahulu

Gerakan Pramuka sejak dirintisnya Gerakan Pramuka hingga sekarang. Mayoritas

pendiri Gerakan Pramuka beragama Islam dan senantiasa berpegang teguh pada

norma-norma Agama Islam sebagai landasan Falsafah berdirinya Gerakan

Pramuka. Maka peneliti membulatkan pembahasan dengan sebuah judul

“PerananSri Sultan Hamengkubuwono IX Dalam pembentukan Gerakan Pramuka

1960-1961 (Studi Tentang Nilai-nilai Islami di dalam Gerakan Pramuka)”

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini yang menjadi rudari penulis adalah

bagaimanaPerananSri Sultan Hamengkubuwono IX Dalam pembentukan Gerakan

Pramukadi Indonesia Tahun 1960-1961.Untuk mempermudah penulis dalam

melakukan penelitian ini, maka masalah-masalah umum tersebut dikelompokkan

lagi menjadi masalah khusus yang menjadi rumusan masalah sebagai berikut:

(18)

1. Bagaimana kondisi organisasi kepemudaan di Indonesia sebalum

pembentukan Gerakan Pramuka?

2. Bagaimana peran aktif Sri Sultan Hamengkubuwono IX terhadap

pembentukan gerakan pramuka?

3. Apa saja nilai-nilai Islami yang terdapat di dalam Gerakan Pramuka?

C. TujuanPenelitian

Sejatinya dalam setiap perbuatan yang dilakukan oleh manusia harus

mempunyai tujuan yang jelas, supaya dalam bertindak manusia dapat terukur dan

mempunyai target dan sasaran. Maka peneliti juga mempunyai tujuan dalam

melakukan penelitian ini.Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Penulis ingin mengungkap situasi dan kondisi gerakan kepemudaan di

Indonesia sejak sebelum sampai pembentukan gerakan pramuka

2. Penulis ingin mengungkap dan mengetahui tentang kepemimpinan Sri Sultan

Hamengkubuwono IX

3. Untuk mengungkap PerananSri Sultan Hamengkubuwono IX dalam

pembentukan gerakan pramuka

4. Mengulas tentang Nilai-nilai Islami yang terdapat di dalam Gerakan Pramuka.

D. ManfaatPenelitian

Penulis berharap dari hasil penelitian ini nantinya akan membawa manfaat

(19)

9

1. Untuk menambah khasanah keilmuan untuk pembaca, khususnya penulis

sendiri terutama bagi seluruh anggota gerakan pramuka, bahwa kondisi

pembentukan gerakan pramuka tidak lepas dari peranan para tokoh yang hebat

dan luar biasa salah satunya yaitu peranan Sri Sultan Hamengkubuwono IX

pada saat pembentukan gerakan pramuka di Indonesia

2. Untuk memenuhi Tugas Akhir belajar di Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Sunan Ampel Surabaya, yakniSebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

dalam Program Strata Satu (S-1)

3. Sebagai pengetahuan tentang Biografi singkat Sri Sultan Hamengkubuwono

IX, beliau salah satu tokoh pendiri gerakan pramuka yang juga dikenal sebagai

bapak pramuka. Sehingga peneliti merasa penting dan ingin sekali

mengangkatnya agar bisa dijadikan rujukan dan pengetahuan untuk masa yang

akandatang. Baik untuk kalangan akademisi, masyarakat pada umumnya,

khususnya untuk para anggota gerakan pramuka

4. Sebagai pengetahuan dan pertimbangan bagi pembaca dalam menelaah

Nilai-nilai Islami yang terdapat dalam Gerakan Pramuka. Sehingga Gerakan

Pramuka sebagai wadah pendidikan bela Negara juga sangat memperhatikan

aspek-aspek yang terkandung dalam metode kepramukaannya yaitu terdapat

banyak nilai-nilai Islami yang diajarkan baik secara tersurat maupun tersirat

dalam filosofi istilah dan materi pendidikan dalam Gerakan Pramuka.

E. Pendekatan dan Kerangka Teori

Suatu karya tulis dalam bidang sejarah tentu diperlukan suatu pendekatan

(20)

sangat tergantung pada pendekatan, yaitu dari segi mana memandangnya, dimensi

mana yang diperhatikan, unsur-unsur mana yang diungkapkan, dan

lainsebagainya. Hasil pelukisannya akan sangat ditentukan oleh jenis pendekatan

yang dipakai.11 Untuk itu dalam membahas peranan Hamengkubuwono IX dalam

pembentukan Gerakan Pramuka tahun 1960-1961 ini digunakan pendekatan

sosiologi. Pendekatan sosiologi adalah suatu landasan kajian tentang kehidupan

masyarakat atau penelitian yang dilakukan untuk mempelajari kehidupan bersama

dalam masyarakat mengenai gejala sosial.

Untuk memudahkan peneliti dalam usaha merekontruksi peristiwa masa

lampau yang terjadi pada kehidupan manusia. Maka peneliti membutuhkan pisau

analisis untuk dapat mengetahui secara jelas dan terang akan sebuah peristiwa

yang telah terjadi pada masa lampau. Sehingga peristiwa sejarah itu dapat ditulis

kembali dengan sajian yang menarik serta menjadi sumber inspirasi.Termasuk

peranan seorang tokoh dalam masyarakat atau lingkungan tertentu. Dalam hal ini,

ilmu bantu tersebut peneliti gunakan untuk membantu memunculkan peranan

Hamengkubuwono IX sebagai salah seorang tokoh yang mempunyai peran dalam

pembentukan Gerakan Pramuka.

Sedangkan untuk kerangka teoritiknya, peneliti menganggap teori peran

lebih cocok untuk digunakan sebagai pisau analisis dalam pembahasan ini.

Menurut teori ini, seseorang yang mempunyai peran tertentu harus berperilaku

sesuai dengan peran tersebut. Sri Sultan Hamengkubuwono IX merupakan

seorang tokoh yang terlibat secara langsung dalam panitia pembentukan gerakan

11

(21)

11

pramuka. Sehingga beliau harus berperan sesuai dengan kedudukannya tersebut,

yaitu melaksakan tugas-tugas sebagai panitia pembentukan gerakan pramuka.

Termasuk penyatuan ideologi organisasi-organisasi kepanduan di Indonesia pada

masa itu sehingga melebur menjadi satu organisasi Gerakan Pramuka. Bahkan Sri

Sultan Hamengkubuwono IX selain sebagai panitia pembentukan gerakan

pramuka, beliau juga bertugas untuk merumuskan Anggaran Dasar Gerakan

Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961,

tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka. Sedangkan, peranan itu sendiri

memiliki pengertian serangkaian rumusan yang membatasi prilaku-prilaku yang

diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu.

F. PenelitianTerdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang membahas terkait dengan pembahasan

dalam judul ini antara lain adalah:

1. Husnah, Kepemimpinan Sri Sultan Hamengkubuwono IX : Studi Tentang

Perkembangan Pemerintahan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat

1940-1950.12 Skripsi yang ditulis oleh Husnah membahas tentang eksistensi

kepemimpinan Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam pemerintahan di

Yogyakarta. Selain itu pula pembahasan hanya terfokus pada pemerintahan

Yogyakarta pada masa pendudukan jepang sampai Indonesia merdeka. Maka,

skripsi tersebut tidak sama dengan Judul ini.

2. Agis Rosalina Citra Dewi, Peranan Sri Sultan Hamengkubuwono IX Dalam

Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia

12Husnah, “

(22)

1949).13 Didalam skripsi yang ditulis oleh Agis Rosaliana ini menjelaskan

tentang usaha-usaha perjuangan yang dilakukan oleh Sri Sultan

Hamengkubuwono IX dalam mempertahankan kemerdekaan Republik

Indonesia dalam fokus pembahasan pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia

tahun 1945 sampai tahun 1949. Skripsi yang kedua juga tidak sama dengan

judul ini.

3. Zaidan Rahmat Nurhayat. Gerakan Pramuka di bawah kepemimpinan Sultan

Hamengku Buwono IX (1961-1974).14 Untuk skripsi yang ditulis oleh Zaidan

Rahmat Nurhayat ini, penulis masih belum dapat menelusuri secara

mendalam. Namun peneliti hanya mendapat katalog dari skripsi tersebut,

karena skripsi tersebut masih menjadi koleksi di Perpustakaan UI, Lantai 3.

Namun sementara peneliti mencoba menguraikan dari judul skripsi tersebut

bahwa skripsi yang ditulis oleh Zaidan Rahmat Nurhayat ini, membahas

seputar metode kepemimpinan Sri Sultan Hemengkubuwono IX dalam

jabatannya sebagai ketua kwartir nasional gerakan pramuka selama empat

periode dari tahun 1961 sampai tahun 1974. Skripsi yang ketiga ini juga tidak

sama dengan judul yang diajukan oleh peneliti.

Dengan penjelasan penelitian terdahulu di atas. Maka sudah jelas bahwa

judul ini berbeda dengan pembahasan skripsi sebelumnya, karena judul ini

nantinya akan membahas sisi lain dari kehidupan Sri Sultan Hamengkubuwono IX

13Agis Rosalina Citra Dewi, “Peranan Sri Sultan Hamengkubuwono IX Dalam Perjuangan

Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia (1945-1949)”, (Skripsi, IAIN Sunan Ampel Fakultas Adab, Surabaya, 2013).

14Zaidan Rahmat Nurhayat. “Gerakan Pramuka di bawah kepemimpinan Sultan Hamengku

(23)

13

yaitu akan fokus membahas mengenai sejauhmana peran serta Sri Sultan

Hamengkubuwono IX dalam pembentukan gerakan pramuka tahun 1960-1961.

G. MetodePenelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu jenis penelitian sejarah

(Historical Research). Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk membuat

rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara

mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi serta mensintesiskan bukti-bukti

untuk mendukung fakta dalam memperoleh kesimpulan yang kuat.15

Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode penelitian sejarah terdapat

empat langkah yaitu Heuristik (pengumpulan sumber), Verifikasi (kritik),

Interpretasi (penafsiran), dan Historiografi (penulisan sejarah).Semua kegiatan

atau prroses ini harus mengikuti metode dan aturan yang benar,16 sehingga

peneliti berharap mendapatkan hasil sajian penelitian dengan sempurna.Melalui

tahapan ini, penulis berusaha menjelaskan peranan Sri Sultan Hamengkubuwono

IX dalam pembentukan gerakan pramuka 1960-1961.Adapun tahapan-tahapan

penelitian sejarah yang akan dilakukan oleh peneliti dijelaskan sebagai berikut:

1. Heuristik: Untuk kepentingan penelitian ini Informasi diperoleh dari melacak

serta mengumpulkan data-data arsip. Sumber data dapat berupa: 1.) remain,

yaitu tulisan-tulisan yang mempunyai nilai sejarah seperti perabot rumah

15Masyhuri dan M. Zainuddin, Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dan Aplikatif

(Bandung: Refika Aditama, 2011), 39.

16

(24)

tangga, perkakas kantor dan sebagainya, dan 2.) dokumen, yaitu laporan, buku

harian, foto, prasasti dan lainnya.17 Dalam penelitian ini, data-data diperoleh

dari beberapa sumber yang dapat memberikan informasi dan dapat digunakan

sebagai bahan untuk merekontruksi, menggambarkan, menuliskan,

mengisahkan kembali tentang peristiwa masa lalu.18 Sumber-sumber yang

dapat diperoleh untuk membantu peneliti dalam merekontruksi seputar

peristiwa yang terjadi pada masa lalu yang berkaitan dengan peranan Sri

Sultan Hamengkubuwono IX dalam pembentukan Gerakan Pramuka yang

terjadi pada tahun 1960-1961, antara lain:

a. Sumber primer yang diantaranya berada di arsip Nasional, arsip keraton

Yogyakarta serta data arsip yang berada pada media internet. Data arsip

sementara yang menjadi rujukan peneliti dalam penelitian ini adalah:

1) Keputusan Presiden RI No. 112 tahun 1961 tentang Panitia Pembantu

Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka Tanggal 5 April 1961

2) Keputusan Presiden No. 121/1961 tentang Panitia Pembentukan

Gerakan Pramuka tanggal 11 April 1961

Serta arsip-arsip yang lain yang sesuai dengan pembahasan dalam

penelitian ini.

b. Sumber sekunder adalah sumber yang dihasilkan oleh orang yang hidup

sejaman, namun tidak terlibat atau menyaksikan secara langsung peristiwa

yang ditulis.19 Dalam hal ini penulis melakukan wawancara terhadap

seorang tokoh pramuka, beliau menjadi andalan kwartir daerah Jawa

17

Masyhuri dan M. Zainuddin, Metodologi Penelitian, 39.

18

Lilik Zulaicha, Laporan Penelitian Metodologi Sejarah I. 19.

(25)

15

Timur beliau adalah kak Yuti, dengan nama lengkap H. Imam Suyuti. Dari

hasil wawancara dengan informan tersebut peneliti berharap mendapat

penjelasan mengenai beberapa rangkaian peristiwa sejarah yang berkenaan

dengan topik pembahasan dalam penelitian ini yang sebagian data-datanya

telah diperoleh dari melacak sumber primer.

c. Sumber tersier yaitu suatu karangan tentang masalah sejarah yang menjadi

rujukan bagi penulis sejarah, yang karangn tersebut menggunakan sumber

original, autentik, serta sumber primer.20 Beberapa karangan karya tulis

serta buku-buku menjadi rujukan pustaka sementara peneliti diantaranya:

1) Andri BOB Sunardi. Boy Man Ragam Latih Pramuka, cet-VII.

Bandung: Nuansa Muda, 2011

2) Agis Rosalina Citra Dewi. Peranan Sri Sultan Hamengkubuwono IX

Dalam Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Republik

Indonesia (1945-1949). Skripsi, IAIN Sunan Ampel Fakultas Adab,

Surabaya, 2013

3) Team DAP. Buku Pintar Pramuka. Jakarta: DAP Jakarta

4) Tim Redaksi, Majalah Genderang: Edisi Maret 2014. Surabaya:

Kwartir Daerh Gerakan Pramuka Jawa Timur, 2014.

2. Kritik Sumber: Setelah sumber-sumber ditemukan, maka sumber-sumber itu

diisi dengan kritik yaitu suatu metode untuk menilai sumber-sumber yang

dibutuhkan guna mengadakan penulisan sejarah. Kritik dibagi menjadi dua,

yaitu:

a. Kritik ekstern: Sumber yang diperlukan untuk penelitian ini masih banyak

yang belum ditemukan sehingga penulis mengalami kerepotan dalam

mengkaji dan meneliti peranan Sri Sultan Hamengkubuwono IXdalam

(26)

pembentukan gerakan kepramukaan di Indonesa. Maka peneliti masih

membutuhkan reverensi lain untuk menggali informasi termasuk

melakukan wawancara dengan Anggota pramuka yang hidup sejaman

dengan kejadian peristiwa tersebut.

b. Kritik intern: dari data-data administrasi yang diinginkan untuk

memenuhi referensi penelitian, tidak banyak yang memiliki dan tidak

semua orang memperhatikannya sehingga pengumpulan data-data arsipnya

sulit di kumpulkan.

3. Interpretasi: dalam hal ini, data yang terkumpul dibandingkan lalu

disimpulkan. Penafsiran terhadap data, dilakukan supaya dapat mengetahui

keaslian data-data dan kesesuaian dengan masalah yang diteliti. Data yang

diperoleh penulis baik berupa sumber tertulis maupun lisan.Terdapat

beberapainformasi yang masih belum secara lengkap mengambarkan sejauh

mana peranan Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam pembentukan Gerakan

Pramuka.Sehingga penulis mencoba menggabungkan dan mencari titik

tengahnya, untuk mendapatkan penafsiran yang utuh dalam menggambarkan

peranan penting Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam upaya pembentukan

Gerakan Pramuka tahun 1960-1961.

4. Historiografi: pada laporan ini, peneliti berusaha menyusun dan memaparkan

hasil penelitian secara sistematis. Atau penulis berusaha merekontruksi

fakta-fakta yang telah tersusun serta dari hasil penafsiran terhadap sumber-sumber

sejarah sehingga menjadi sebuah karya tulis yang dapat bermanfaat. Dalam hal

(27)

17

berkisah tentang peranan Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam

pembentukan gerakan pramuka 1960-1961. Dalam penulisan sejarah ketiga

kegiatan yang dimulai dari Heuristik, Kritik, dan Analisis belum tentu

menjamin keberhasilan dalam penulisan sejarah.21Penulis mulai menyusun

dan menulis fakta-fakta yang didapatkan dari sumber-sumber sejarah dalam

bentuk data-data arsip serta foto-foto dokumentasi. Untuk melatih peneliti

dalam menulis sejarah dengan baik sesuai dengan kaidah penulisan sejarah

secara ideal dan sempurna.

H. Sistematika Bahasan

Untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini, penulis menyusun

secara sistematis dalam bentuk bab per bab. Sehingga peneliti berharap dalam

pembahasan penelitian ini dapat diketahui dengan mudah bagaimana

kesinambungan pembahasan antar satu bahasan dengan bahasan yang lain. Maka

peneliti membuat gambaran pembahasanseperti dibawah ini:

Bab pertama, merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

landasan teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Dengan

pemaparan bab pertama ini peneliti berharap dapat memberikan gambaran secara

umum tentang seluruh rangkaian penulisan penelitian sebagai pijakan awal pada

pembahasan pada bab-bab berikutnya.

(28)

Bab kedua, menguraikan tentang Biografi singkat Sri Sultan

Hamengkubuwono IX yang meliputi Geneologi beliau, riwayat pendidikan beliau,

riwayat karir serta pengalaman dalam organisasi politik dan organisasi

non-politik.

Bab ketiga, menguraikan tentang kondisi dan situasi organisasi kepanduan

sebelum terbentuknya Gerakan Pramuka, AD/ART Gerakan Pramuka, dan sekilas

tentang kepramukaan di Indonesia.

Bab keempat, peranan Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam

pembentukan gerakan pramuka. Masa penyatuan organisasi-organisasi kepanduan

melebur menjadi organisasi Gerakan Pramuka. Mata Rantai Proses Lahirnya

Gerakan Pramuka. Respon bangsa Indonesia serta respon gerakan kepramukaan,

baik dalam negeri maupun luar negeri. Nilai-nilai Keislaman yang terdapat pada

Gerakan Pramuka.

Bab kelima, berisi penutup yang meliputi kesimpulan dari hasil penelitian,

serta saran-saran. Dalam bab ini disimpulkan hasil pembahasan untuk

menjelaskan dan menjawab permasalahan yang ada serta memberikan saran

(29)

BAB II

BIOGRAFI SINGKAT SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO IX

Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah Tokoh nasional yang banyak

berjasa dalam perkembangan dunia kepanduan di negeri ini. sosok Sri Sultan

Hamengkubuwono begitu melekat di hati para Pramuka. Tokoh nasional yang

sempat menjabat sebagai wakil presiden RI ini pun disebut-sebut sebagai bapak

pramuka Indonesia.

A. Geneologi Sri Sultan Hamengkubuwono IX

Berdasarkan silsilahnya Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah

seorang putra keturunan raja-raja Mataram Islam. Menurut HRM. Tirun

warsito SH. bahwa beliau mempunyai seorang pendamping hidup di bidang

spiritual keagamaan yaitu GBPH Prabuningrat sementara beliau lebih banyak

menekuni dibidang pemerintahan.22 Berkat nasehat beliau, salah satu

buktinya yaitu dengan adanya pengajian keagamaan dilingkungan keraton.

Sri Sultan Hamengkubuwono IX lahir pada masa pemerintahan

Belanda. Beliau dilahirkan di Dalem Pakuningratan kampung Sompilan

Ngasem pada hari Sabtu Paing tanggal 12 April 1912 atau menurut tarikh

Jawa Islam pada tanggal Rabingulakir tahun Jimakir 1842. Beliau merupakan

anak kesembilan dari BRM. Sujadi, yang selanjutnya diangkat menjadi

pangeran dengan gelar Gusti Bendoro Pangeran Haryo Purboyo, kemudian

22Wawancara dengan : HRM. Tirun Warsito SH. D.a. GBPH Prabuningrat, Taman Kraton,

Yogyakarta, pada tanggal 7 Desember 1992. Dalam Husnah, “Kepemimpinan Sri Sultan

(30)

diangkat menjadi putra mahkota keraton dengan gelar KGP. Adipati Anom

Hamengku Negoro, yang akhirnya dinobatkan menjadi Sultan

Hamengkubuwono VIII. Ibunya bernama RA. Kustilah, yang kemudian

menyandang gelar KRA. Adipati Anom.23 Dialah satu-satunya wanita yang

menjadi Garwo padmi dari kedelapan istri pangeran.24

Setelah masuk hari kelima dari kelahirannya, putra dari pasangan

Sultan Hamengkubuwono VIII dan KRA. Adipati Anom tersebut diberi nama

Dorojatun. Nama tersebut mengandung harapan agar kelak Ia mampu

memiliki derajat yang tinggi, cakap mengemban pangkat, dan berbudi pekerti

baik walaupun memegang kekuasaan yang besar. Dalam berlangsungnya

waktu, hubungan antara kedua orang tuanya mengalami masalah, sehingga

KRA. Adipati Anom akhirnya dipulangkan kerumah ayahnya yaitu KGPA.

Mangku Bumi. Pada saat kakeknya wafat ibunya diikutkan tinggal bersama

kakaknya KRP. Ronodiningrat.25 Meskipun demikian, KRA. Adipati Anom

masih tetap memiliki hak sebagai garwo padmi, termasuk penggunaan

pakaian payung kebesaran keraton setelah putera tunggalnya yaitu Dorojatun

dinobatkan menjadi Hamengkubuwono IX.26

Dorojatun mempunyai garis keturunan darah biru, dari pihak ayahnya

adalah seorang raja Yogyakarta dan ibunya keturunan bangsawan serta

ningrat. Dengan demikian baik dari ayah maupun ibunya merupakan

23

Muhammad Roem dkk. Tahta Untuk Rakyat: Celah-celah kehidupan Sultan Hamengkubuwono IX (Jakarta: Gramedia, 1982), 21.

24Garwo padmi adalah istri utama bagi seorang raja. 25

Sebuah presentasi Majalah Tempo, Sri Sultan Hari-hari Hamengkubuwono IX, cetakan I (Jakarta:Pustaka Utama Grafiti, 1988), 16.

(31)

21

keturunan terpandang di kalangan masysrakat, oleh sebab itu tidak menutup

kemungkinan Dorojatun pada akhirnya dapat mewarisi sifat-sifat serta

kecakapan yang dimiliki oleh orang tuanya, sekaligus dapat mewarisi tahta

ayahnya sebagai raja Yogyakarta selanjutnya.

Selama hidupnya Sri Sultan Hamengkubuwono IX tidak menetapkan

seorang pun dari istri-istri beliau sebagai garwa padmi ( Permaisuri ). Padahal

Sultan HB IX dikenal mempunyai empat orang garwa dalem ( selir ) yang

setia mengikuti upacara di keraton Yogyakarta. Namun suatu ketika didepan

keempat istrinya, sultan menyatakan tidak seorang pun dari istri-istri beliau

yang berstatus garwa padmi. Konsekuensi pernyataan ini adalah tidak aka

nada putra mahkota, dan itu berarti tidak ada tanda-tanda akan munculnya

sosok penerus beliau yakni seagai Sultan HB IX.

Tjiptomoertilah, yaitu seseorang yang menemani Sultan di Jakarta,

selama beliau memegang berbagai jabatan penting. Beberapa bulan setelah

Tjiptomoerti wafat pada tanggal 30 Maret 1980, Sultan menikahi seorang

wanita yang bernama Norma Musa. Wanita dari Kampung Tanjung, Mentok

Pulau Bangka. yang dibawa Bung Karno dan dijadikan anak angkatnya di

Jakarta. Kabarnya, Norma tidak pernah diajak Sultan ke Keraton Yogyakarta.

Bersama Norma, Sultan aktif dalam berbagai kegiatan usaha dan mengurusi

olah raga. Dari keempat istrinya, Sultan HB IX dikaruniai anak 15 orang

putra dan 7 orang putri serta 29 orang cucu. Sedangkan dari Norma yang

kemudian mendapat gelar KRA. Nindyokirono, Sultan HB IX tidak

(32)

Adapun kronologis pernikahan Sri Sultan Hamengkubuwono IX,

adalah sebagai berikut:

1. Istri yang pertama kali dinikahi oleh Sultan HB IX yaitu KRA.

Pintokopurnomo, dinikahi pada tahun 1940 ketika berusia 28 tahun. Dari

pernikahan dengan istri yang pertama ini mendapat lima anak yang terdiri

dari 2 orang putra ( GBPH. Hadikusumo dan GBP. Hardisuryo ) serta 3

orang putri ( GKR. Anom, Gusti Raden Ayu Murdokusumo dan GBR.

Ayu Darmokusumo ).

2. Wanita kedua yang menjadi istri Sultan HB IX yaitu RA. Kustinah yang

dinikahi pada tahun 1943. Setelah menikah ia mendapat gelar Kanjeng

Ratu AyuWidyodiningrum. Dari pernikahan ini diberi empat anak, yaitu

terdiri dari 3 orang putra ( BRM. Herjuno Darpito, ia lebih dikenal dengan

Mangkubumi dengan gelar Hamengku Buwono X, selanjutnya GBPH.

Hadiwinoto dan yang bungsu adalah GBPH. Joyokusumo ) serta 1 orang

putri ( BRA. Sri Kuwaryanti).

3. KRA. Hastungkoro merupakan wanita ketiga yang dinikahi pada tanggal

14 Oktober 1948, ayahnya bernama Ronosaputera, ibunya bernama Sujiro

umi salatun. Dari pernikahan yang ketiga ini mempunyai enam anak, yaitu

4 orang putra (GBPH. Prabukusumo, BRM. Kuslardiyanto almarhum,

GBPH. Yudaningrat dan GBPH. Cakradiningrat) serta putri (BRA. Sri

Kushandanari almarhumah dan BRA. Sri Kusulodwi.

4. Wanita keempat yang menjadi istri Sultan HB IX adalah KRA. Ciptomurti

(33)

23

(GBPH. Pakuningrat, GBPH. Cakradiningrat almarhum, BRM. Sarsono,

BRM. Harkomoyo dan BRM. Swatindro ).

5. Istri yang terakhir yaitu Norma Musa putrid Bangka. Namun dengan

pernikahan dengan Norma ini Sultan HB IX tidak dikaruniai seorang anak

pun. Akan tetapi Norma telah mempunyai seorang putra ( Denny ) dari

pernikahan dengan suami yang pertamanya.

B. Riwayat Pendidikan, Karir serta pengalaman hidup Sri Sultan Hamengku Buwano IX

1. Riwayat Pendidikan Sri Sultan Hamengku Buwano IX

Dilingkungan keluarga, Sultan HB IX dilahirkan di Yogyakarta

tanggal 12 April 1912 dengan nama kecilnya Dorojatun. Dia hidup

bersama-sama saudaranya seayah tapi lain ibu, tinggal di purbayan dalam

suasana kekeluargaan serta mengalami pasang-surut sebagaimana

keluarga pada umumnya. Ketika Dorojatun berusia 3 tahun, beliau

diangkat menjadi putera mahkota (calon raja) dengan gelar “Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamengku Negara Sudibya Raja Putera

Narendra ing Mataram”.

Kehidupan terus berjalan, sultan mengambil beberapa keputusan

mengenai cara pendidikan untuk putra-putranya. Dan sejak usia 4 tahun

Dorojatun sudah hidup terpisah dari keluarganya. Dia dititipkan pada

sebuah keluarga belanda yang bernama Mulder seorang kepala sekolah

(34)

menginginkan sang putra mahkota ini lebih mendapat pendidikan yang

penuh disiplin dan gaya hidup yang sederhana sekalipun ia putra seorang

raja. Bersamaan dengan beberapa saudara lainnya juga dipondokan, tetapi

mereka tidak pernah dikumpulkan melainkan selalu tinggal pada keluarga

Belanda yang berbeda-beda.27

Dalam keluarga Mulder itu beliau diberi nama panggilan Henkie

yang diambil dari nama Pangeran Hendrik, suami Ratu Wilhelmina dari

Negeri Belanda. Dia langsung diajak berkomunikasi dengan

menggunakan bahasa Belanda. Suatu cara belajar bahasa yang paling

cepat untuk usia anak-anak, selain itu bahasa jawa merupakan bahasa ibu

bagi Dorojatun. Namun untuk selanjutnya, bahasa Belanda menjadi

bahasa utamanya dan tampak diapun berfikir dalam bahasa Belanda.

Henkie mulai bersekolah di taman kanak-kanak atau Frobel

School asuhan Juffrouw Willer yang terletak di Bintaran Kidul.

Pada usia 6 tahun beliau masuk sekolah dasar Eerste Europese Lagere

School B di Kampomentstraat ( sekarang dikenal sebagai jalan

Panembahan Senopati Yogyakarta ). Setelah beberapa tahun di Een B, ia

dipindahkan ke Neutrale Europese Lagere Schools di pakemwek dan

tamat pada tahun 1925. Sementara itu dia dipondokan di rumah keluarga

Cock.28 Kemudian pada bulan juli beliau melanjutkan pendidikan ke

Hogere BurgerSchool (HBS, setingkat SMP dan SMU) di Semarang. Di

semarang ia di pondokan pada keluarga Voskuil yaitu kepala penjara

27

(35)

25

Mlaten. Belum sampai setahun di Semarang iapu kemudian pindah lagi ke

Bandung, sebab udara di Semarang terlalu panas untuk Dorojatun. Di

Bandung ia tinggal pada keluarga DeBoer dengan intruksi dari sang ayah

Sultan HB VIII, dengan alasan kesederhanaan dan kedisiplinan.

Di tahun 1930, beliau berangkat ke Belanda bersama seorang

kakaknya BRM. Tinggarto ( Prabuningrat ) dengan disertai keluarga

Hofland ( seorang administrator pabrik gula Gesikan Yogyakarta ). Beliau

masuk Gymsasium di Harleem dan tinggal di keluarga Ir. W. C. G. H.

Mourik Brokman yang menjadi direktur sekolah tersebut. Dan iapun

menyelesaikan Gymnasium-nya pada tahun 1934. Selanjutnya beliau

kuliah di Rijk universiteit Leiden, mengambil jurusan di fakultas

Indologie (ilmu tentang Indonesia). Fakultas Indologi merupakan

gabungan dari bidang hokum dan ekonomi. Pengetahuan ini biasanya

dijadikan bekal bagi orang-orang yang akan terjun dalam bidang

pemerintahan Belanda.

Ketika dorojatun menjadi mahasiswa di Belanda, beliau menyukai

hukum tata Negara dan guru besar yang sangat dikaguminya adalah Prof.

Schrieke yang menjadi pimpinan debating club mahasiswa. Beliau juga

aktif dalam beberapa organisasi mahasiswa yaitu antaral lain Leidse

Studentencorp, VereningdeFacultien dan Minerva.29 Pada tahun 1937 dia

lulus dengan baik dan mendapat Ijazah Candidaat Indologie kemudian dia

(36)

meneruskan pada tingkat doctoral.30 Akhirnya pada tanggal 18 Oktober

1939 yang merupakan awal dari suatu hari yang bersejarah dalam

kehidupan Dorojatun. Beliau mendadak dipanggil pulang dan harus

kembali ke Indonesia setelah 9 tahun beliau menimba ilmu di Belanda,

padahal waktu itu pendidikan beliau sudah tinggal masa-masa akhir,

bahkan bahan-bahan skripsinya pun sudah terkumpul dan akhirnya ikut

dimasukkan kedalam koper untuk dibawa pulang ke Jawa. Ia harus segera

pulang sebelum studinya selesai, karena ia mendapatkan sebuah telegram

yang dilayangkan oleh sang ayahanda HB VIII (Sultan Yogyakarta).

Situasi dunia saat itu kian memburuk. Eropa memanas dan genting,

Hittler menyerbu dimana-mana, sehingga membuat Sultan Hamengku

Buwono VIII cemas, maka ia pun memanggil kelima putranya yang

tengah menempuh studi di Belanda untuk segera pulang ke tanah Jawa.

Akan tetapi, pada saat itu tempat yang kosong di kapal Dempo hanya

tersisa untuk satu orang saja, maka Dorojatun lah yang didahulukan untuk

naik. Karena sebenarnya memang dialah yang diharapkan untuk pulang

segera. Dorojatun pun memahami kecemasan ayahnya yang saat itu

menderita sakit diabetis.31

2. Karir serta pengalaman hidup Sri Sultan Hamengku Buwano IX

Semasa kecil, ketika Dorojatun duduk di bangku sekolah dasar

selain kegemarannya naik sepeda, ia juga ikut kepanduan dan berkemah,

bahkan kegemaran akan sepak bola juga mulai menonjol pada Henkie.

30

Drs. Pj. Suwarno, SH., Sejarah Birokrasi(Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, 1989), 71-72.

(37)

27

Dan kegemaran-kegemaran itu nantinya berpengaruh pada karir eliau

kelak sketika beliau dewasa. Kegemaran akan cabang olahraga ini, bagi

Dorojatun berlanjut hingga ia duduk di sekolah menengah bahkan terus

sampai ia menjadi seorang mahasiswa di Belanda. Pada permainan sepak

bola, beliau sering tampil sebagai penjaga gawang. Sifat dan bakat

semacam ini dikembangkan prestasinya sampai ketingkat nasional.32

Sewaktu Dorojatun menjadi mahasiswa di Rijk universiteit Leiden

Belanda, tampaknya ia benar-benar membuka cakrawala baru yang

semakin luas bagi dia yang kini tengah tumbuh menjadi pemuda berusia

23-34 tahun. Disamping studinya yang dijalani dengan sepenuh hati, ia

juga aktif mengikuti kegiatan-kegiatan kemahasiswaan yang lainnya.

Diantara kegiatan di luar studi yang diikuti Dorojatun yaitu ia menjadi

anggota Leidse Studintencorps yang tidak sembarangan prosesnya, karena

tetlebih dulu ia harus menjadi perpeloncoan. Beliau juga masuk

perkumpulan Verenigde Facultien, di organisasi ini ia pernah menjabat

sebagai ketua organisasi. Bahkan beliau pernah menjabat sebagai

komisaris dalam lingkungan pengurusnya.

Hengkie yang telah menaruh perhatian besar terhadap

perkembangan perpolitikan dan ekonomi Negara-negara pada umumnya

ketika itu, ia juga rajin menghadiri kelompok-kelompok diskusi dalam

lingkungan universitas yang dipimpin langsung oleh guru besarnya yang

sangat disegani yaitu Prof. Schrieke. Dengan tambahan pengalaman serta

32

(38)

pengetahuan yang diperoleh di luar studinya itu membuat kehidupannya

sebagai mahasiswa di Negara barat yang lebih maju sungguh sangat

berharga dan kelak akan selalu dikembangkan dan dikenang dengan rasa

yang tersendiri.

Diantara karir serta pengalaman yang telah dilalui nya dalam

pemerintahan dan politik antara lain sebagai berikut:

a.) Beliau menggantikan Ayahandanya sebagai Sri Sultan Hamengku

Buwono IX.

Setahun setelah pulang dari studinya di Negara Belanda, tepatnya

pada hari Senin Pon tanggal 18 Maret 1940 atau tanggal 8 bulan Sapar

tahun Jawa Dal 1871, putra mahkota ini akhirnya dinobatkan sebagai raja

Ngayogyakarta Hadiningrat dengan gelar “Sampeyan dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengkubuwono, Senopati Ing Ngalogo,

Abdurrahman Sayidin Panoto Gomo, Kalifatullah Ingkang Kaping IX” penguasa sah di dunia yang fana ini.33

Arti gelar tersebut ialah bahwa sultanlah seorang penguasa sah

dunia yang fana ini, dia juga Senopati Ing Ngalogo yang berarti

mempunyai kekuasaan untuk menentukan perdamaian atau peperangan

dan bahwa dia pulalah panglima tertinggi angkatan perang pada saat

terjadi peperangan. Sultan juga sebagai Abdurrahman Sayidin Panoto

Gomo atau penata agama yang pemurah, sebab dia diakui sebagai

Kalifatullah, pengganti Muhammad Rasul Allah. Sultan bertindak sebagai

(39)

29

ulil amri (pemimpin umat), seperti rasululloh menjadi pemimpin di

Madinah. Sebagai pemimpin, sultan menjadi sosok yang harus dita’ati

setelah Allah dan Rasululloh, sebagaimana firman Allah di dalam

Al-quran:

ِ َلاىا يَأىاي

ىْمُكِْمىِرْمَأْلاىيِلوُأوىَ وسرلاىاوعيِعَأوىهَللاىاوعيِعَأىاو مآىني

ۖ

ى

ىيِفىْمتْع ا تىْ ِإَف

ىِرِخ ْلاىِْويْلاوىِهَللاِبىَ و ِمْ تىْمتُْكىْ ِإىِ وسرلاوىِهَللاىىَلِإى ودرَفىٍئْيش

ۖ

ىَٰ

ى رْيخىكِل

اًليِوْأتىنسْحَأو

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),

dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang

sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul

(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.

yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.34

Sri Sultan Hamengku Buwono IX merupakan contoh bangsawan

yang demokratis. Pemerintahan Kesultanan Yogyakarta mengalami

banyak perubahan di bawah pimpinannya. Pendidikan Barat yang

dijalaninya sejak usia 4 tahun membuat HB IX menemukan banyak

alternatif budaya untuk menyelenggarakan Keraton Yogyakarta di

kemudian hari. Berbagai tradisi keraton yang kurang menguntungkan

dihapusnya dan dengan alternatif budaya baru HB IX menghapusnya.

Meski begitu bukan berarti ia menghilangkan substansi sendiri sejauh itu

perlu dipertahankan. Bahkan wawasan budayanya yang luas mampu

menemukan terobosan baru untuk memulihkan kejayaan kerajaan

Yogyakarta.

(40)

Bila dalam masa kejayaan Mataram pernah berhasil

mengembangkan konsep politik keagungbinataraan yaitu bahwa

kekuasaan raja adalah agung binathara bahu dhenda nyakrawati, berbudi

bawa leksana ambeg adil para marta (besar laksana kekuasaan dewa,

pemeliharaan hukum dan penguasa dunia, meluap budi luhur mulianya,

dan bersikap adil terhadap sesama), maka HB IX dengan wawasan

barunya menunjukkan bahwa raja bukan lagi gung binathara, melainkan

demokratis. Raja berprinsip kedaulatan rakyat tetapi tetap berbudi bawa

leksana.

Di samping itu HB IX juga memiliki paham kebangsaan yang

tinggi. Dalam pidato penobatannya sebagai Sri Sultan HB IX ada dua hal

penting yang menunjukkan sikap tersebut. Pertama, adalah kalimat yang

berbunyi, ”Walaupun saya telah mengenyam pendidikan barat yang

sebenarnya, namun pertama-tama saya adalah dan tetap adalah orang

Jawa.”35 Kedua, adalah ucapannya yang berisi janji perjuangan,

”Izinkanlah saya mengakhiri pidato saya ini dengan berjanji, semoga saya

dapat bekerja untuk memuhi kepentingan nusa dan bangsa, sebatas

pengetahuan dan kemampuan yang ada pada saya.”

b.) Pada tahun 1945, beliau menjabat sebagai Kepala dan Gubernur

Militer Daerah Istimewa Yogyakarta

35Hendricus Widi, “Negeri Ini Merindukan Pemimpin Seperti HB IX”, dalam

(41)

31

Dengan berbekal wawasan kebangsaannya, Sultan HB IX terlihat

dari sikap tegasnya yang mendukung Republik Indonesia dengan sangat

konsekuen. Segera setelah Proklamasi RI dikumandangkan, beliau

mengirimkan amanat kepada Presiden RI yang menyatakan keinginannya

kerajaan Yogyakarta untuk mendukung pemerintahan RI. Ketika Jakarta

sebagai ibukota RI mengalami situasi gawat, Sultan HB IX tidak

keberatan ibukota RI dipindahkan ke Yogyakarta. Begitu juga ketika

ibukota RI diduduki musuh, beliau bukan saja tidak mau menerima

bujukan Belanda untuk berpihak pada mereka. Bahkan beliau berani

mengambil inisatif yang sebenarnya dapat membahayakan dirinya,

termasuk mengijinkan para gerilyawan bersembunyi di kompleks keraton

pada serangan umum 1 Maret 1949. Jelaslah bahwa beliau adalah

seorang raja yang republiken. Setelah bergabung dengan RI, Sultan HB

IX ikut serta dalam dunia politik nasional.

c.) Menjabat sebagai Menteri Negara pada Kabinet Sjahrir III pada

tanggal 2 Oktober 1946 sampai tanggal 27 Juni 1947. Menteri Negara

pada Kabinet Amir Sjarifuddin I dan II sejak tanggal 3 Juli 1947

hingga 11 November 1947 dan dilanjutkan tanggal 11 November 1947

sampai 28 Januari 1948). Menteri Negara pada Kabinet Hatta I dari

tanggal 29 Januari 1948 sampai tanggal 4 Agustus 1949. Menteri

Pertahanan/Koordinator Keamanan Dalam Negeri pada Kabinet Hatta

II mulai tanggal 4 Agustus 1949 hingga 20 Desember 1949. Menteri

(42)

tanggal 6 September 1950. Wakil Perdana Menteri pada Kabinet

Natsir sejak tanggal 6 September 1950 samapi tanggal 27 April 1951

d.) Beliau juga disebut-sebut sebagai salah seorang founding father

Universitas Gadjah Mada sejak mulai pendirian balai perguruan tinggi

UGM pada tanggal 17 Pebruari 1946 sampai berdiri UGM tanggal 19

Desember 1949, Hingga berubah menjadi Universitiet Negeri Gadjah

Mada Sampai menjadi Universitas Gadjah Mada pada tahun 1954.

Atas usahanya kemudian beliau dipilih untuk menjadi Ketua Dewan

Kurator UGM pada tahun 1951.

e.) Ketua Dewan Pariwisata Indonesia tahun 1956

f.) Ketua Sidang ke 4 ECAFE (Economic Commision for Asia and the

Far East) dan Ketua Pertemuan Regional ke 11 Panitia Konsultatif

Colombo Plan tahun 1957

g.) Ketua Federasi ASEAN Games tahun 1958

h.) Menteri/Ketua Badan Pemeriksa Keuangan pada tanggal 5 Juli 1959

i.) Ketua Delegasi Indonesia dalam pertemuan PBB tentang Perjalanan

dan Pariwisata tahun 1963

j.) Pada tahun 1963-1964, beliau menjabat sebagai Ketua BPK (Badan

Pemeriksa Keuangan). Menteri Koordinator Pembangunan pada tahun

1966 . tanggal 11 Maret 1966 beliau menjabat sebagai Wakil Perdana

Menteri Bidang Ekonomi

k.) Pada tanggal 27 Maret 1966, beliau menjabat sebagai wakil perdana

(43)

33

1967, beliau menjabat sebagai menteri Negara EKUIN dan pada tahun

1968 beliau menjadi Menteri Negara Keuangan. Serta menjadi

Menteri EKUIN pada tahun 1971.

l.) Menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia pada tanggal 25

Maret 1973 hingga tanggal 23 Maret 1978

m.) Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjadi Ketua Kwartir Nasional

Gerakan Pramuka yang pertama kali sekaligus yang terbanyak periode

(masa bakti) hingga menjabat selama empat periode dan dengan masa

terlama kedua (selama 13 tahun). Sesuai yang tercatat dalam

keputusan Presidan RI nomor 447 pada tanggal 14 Agustus 1961,

Presiden RI Ir. Soekarno mengangkat dan melantik Mapinas (Majlis

Pimpinan Nasional), Kwarnas dan Kwarnari. Mapinas diketuai oleh Ir.

Soekarno, Kwarnari di ketuai oleh Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh,

sedangkan Kwarnas di ketuai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono

IX.36

Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat sebagai ketua Kwartir

nasional Gerakan Pramuka selama 13 tahun yang terdiri atas 4 masa

bakti. Pada saat itu masa bakti ketua Kwarnas berlaku selama 4 tahun.

Masa bakti kepengurusan Hamengku Buwono IX sebagai ketua

Kwarnas yaitu masa bakti tahun 1961-1963, 1963-1967, 1967-1970

dan 1970-1974. Sebagai pemimpin organisasi kepanduan, beliau pun

termasuk tokoh yang mendapat anugerah Bronze Wolf Award dari

(44)

World Organization of Scout Movement (WOSM). Inilah

penghargaan tertinggi dalam dunia kepanduan.

n.) Ketua Delegasi Indonesia di Konferensi Pasific Area Travel

Association (PATA) di California, Amerika Serikat tahun 1968

o.) Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia/KONI tahun 1968

p.) Sri Sultan Hamengkubuwono IX diangkat menjadi pahlawan nasional

Indonesia tanggal 8 Juni 2003 oleh presiden Megawati Soekarno putri.

Sultan Yogyakarta ini juga gemar menonton silat. Ketika tidak lagi

menjabat sebagai Wakil Presiden, kegemaran akan silat ini disalurkannya melalui

video. Dan begitulah, pada bulan Juli 1985, sehabis menyaksikan lebih dari

sepuluh seri cerita silat Mandarin, Sri Sultan terjatuh ketika menuju kamar mandi.

Sekitar dua minggu Sultan terbaring di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo,

Jakarta. Padahal ada acaranya yang penting, menandatangani perjanjian kerja

sama antara Kota Yogyakarta dengan Kota Kyoto, Jepang, harus diwakilkan

kepada Sri Paku Alam VIII, Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Dan

Sri Sultan tetap harus banyak beristirahat, sehingga penyulutan Api PON XI yang

rencananya dilakukannya sendiri, sebagai Ketua Umum KONI Pusat, juga

diwakilkan.

Akhirnya, beliau menghembuskan nafas terakhir, pada 1 Oktober 1988 di

RS GeorgeWashington University Amerika Serikat pukul 04.30 waktu setempat.

(45)

35

Astana Saptarengga, komplek pemakaman Raja Mataram di Imogiri, sekira 17 km

(46)

BAB III

SEPUTAR GERAKAN PRAMUKA

A. Sekilas Tentang Gerakan Pramuka di Indonesia

1. Istilah Gerakan Pramuka, Pramuka dan kepramukaan

Selama ini istilah Gerakan Pramuka, Pramuka serta Kepramukaan

sering digunakan secara rancu, sehingga dapat mengaburkan pengertian

yang sebenarnya. Maka perlu kiranya mengetahui perbedaan dari pengertia

ketiganya.

Gerakan Pramuka adalah nama organisasi pendidikan di luar sekolah dan di luar keluarga yang menggunakan Prinsip Dasar Pendidikan

Kepramukaan dan Metode Pendidikan Kepramukaan.37 Sedangkan

Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang terdiri dari anggota muda, berusia antara 7 sampai dengan 25 tahun, dan

berkedudukan sebagai peserta didik, yaitu sebagai Pramuka Siaga,

Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok

anggota yang lain merupakan anggota dewasa yaitu Pembina Pramuka,

Andalan, Pleatih, Pamong Saka, Staff Kwartir dan Majelis Pembimbing.

Disamping itu kata Pramuka juga dapat diartikan praja muda karana, yaitu

rakyat muda yang suka berkarya.

Kepramukaan pada hakekatnya adalah Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan pemuda di

37

(47)

37

bawah tanggungjawab orang dewasa yang dilaksanakan di luar lingkungan

pendidikan sekolah dan di luar lingkungan pendidikan keluarga serta

dilaksanakan di alam terbuka dengan menggunakan Prinsip Dasar

Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.

2. Sifat Kepramukaan

Berdasarkan resolusi Konferensi Kepramukaan Sedunia yang

diadakan di Kopenhagen Denmark pada tahun 1924, maka kepramukaan

mempunyai tiga sifat atau ciri khas sebagai berikut:

a.) Nasional: yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan

kepramukaan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya

tersebut dengan keadaan, kebutuhan serta kepentingan masyarakat,

bangsa dan negaranya.

b.) Internasional: yang berarti bahwa organisasi kepramukaan di negara

manapun di dunia ini harus membina serta mengembangkan rasa

persaudaraan/persahabatan antara sesama Pramuka dan sesama

manusia dengan tanpa membedakan kepercayaan, agama, golongan,

tingkat, suku dan bangsa.

c.) Universal: bahwa kepramukaan dapat diterapkan dan dipergunakan

dimana saja bangsa mana saja.38

3. Fungsi Kepramukaan

Dengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai

fungsi sebagai berikut:

38Khoirul Anam, “Dasa Darma Pramuka Indonesia Sebagai Sarana Dalam Pendidikan Bela Negara

(48)

a.) Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda: Kegiatan menarik yaitu

kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan. Karena

itu permainan yang dimaksud harus mempunyai tujuan dan aturan

permainan, jadi bukan sekadar main-main, yang hanya bersifat

hiburan saja, tanpa aturan dan tujuan, serta tidak bernilai pendidikan.

Karena itu lebih tepat jika sebut dengan kegiatan menarik.

b.) Pengabdian bagi orang dewasa: Bagi orang dewasa kegiatan

kepramukaan bukan lagi sebagai permainan, tapi merupakan suatu

tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang

dewasa ini mempunyai kewajiban untuk secara sukarela mendarma

baktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi.

c.) Alat bagi masyarakat dan organisasi: ini merupakan alat untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan organisasi untuk

mencapai tujuan. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai

kegiatan barkala itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan

pendidikannya.39

4. Tujuan Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda

Indonesia dengan prinsip-Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan yang

pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan

perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia, agar supaya :

(49)

39

a) Menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta: tinggi

mental, moral, budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya, tinggi

kecerdasan dan keterampilannya, serta kuat dan sehat fisiknya.

b) Menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan

patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia; sehingga menjadi

angota masyarakat yang baik dan berguna, yang sanggup serta mampu

menyelanggarakan pembangunan bangsa dan negara.

Tujuan tersebut merupakan cita-cita Gerakan Pramuka. Karena itu

semua kegiatan yang dilakukan oleh semua unsur dalam Gerakan

Pramuka harus mengarah pada pencapain tujuan tersebut.

B. Sejarah Singkat Gerakan Kepramukaan Se-Dunia

Pada hakekatnya, dalam mempelajari serta memahami kepramukaan

atau kepanduan dunia, maka kita perlu mengetahui sejarah berdirinya dan

berkembangnya Gerakan Pramuka sedunia. Mempelajari dan mengetahui

sejarah tersebut tidak lepas dari peran seorang tokoh yang lahir pada tanggal

22 februari 1857. Beliau adalah Robert Stephenson Smyth yang kemudian

dikenal dengan gelar Lord Baden Powell of Giwell, kemudian beliau dikenal

sebagai bapak pandu sedunia.

Robert Stephenson Smyth adalah anak dari seorang Profesor

Geometry di Universitas Oxford yang bernama Baden Powell. Kehidupan

(50)

berpengaruh pada kegiatan kepramukaan, mulai dari kisah kecilnya yang

cukup banyak dan menarik antara lain:

1. Sejak usia 3 tahun Baden Powell sudah ditinggal mati oleh ayahnya.

Dengan dukungan ibundanya ( Ny. Henrietta Grace Smyth ) Baden

Powell muda dituntun untuk dapat hidup mandiri.40

2. Beliau mendapat Latihan keterampilan berlayar, berenang, berkemah,

dan olah raga dari kakak-kakaknya.

3. Pengalaman di India sebagai pembantu letnan Padanesimen 13 Kavalari

yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang dan diketemukan di atas

gunung.41 Serta keberhasilannya melatih panca indera kepada Kimball-

O’Hara.

4. Pengalaman pernah terkepung oleh bangsa Boer di kota Mafeking Afrika

Selatan selama 127 hari dan disana kekurangan makan.

5. Dan pernah mengalahkan kerajaan Zulu Afrika dan mengambil kalung

manik-manik Raja Dini zulu.

Beberapa pengalaman semasa hidupnya tersebut kemudian ditulisnya

dalam sebuah buku yang berjudul “AIDSTOSCOUTING”. Sebenarnya buku

tersebut ditujukan kepada tentara muda Inggris yang melakukan

penyelidikan. Dan karena cerita yang dibukukan itu sehingga menari

perhatian seorang pimpinan Boys Brigade di Inggris yang bernama Mr.

William Smyth dan meminta kesediaan Baden Powell untuk melatih para

40

(51)

41

tentaranya. Pelatihan itu dilakukan dalam sebuah perkemahan di Pulau

Brownsea pada tanggal 25 Juli 1907 dengan peserta 21 pemuda dari berbagai

pelosok Inggris. Karena alasan usia yang semakin bertambah, Baden Powell

mengundurkan diri pada tahun 1910 dengan menyandang pangkat terakhir

sebagai Letnan Jenderal. Beliau mendapat gelar Lord dari Raja George pada

tahun 1929.

Awal dari kepramukaan yang dirintis oleh Baden Powell adalah

dengan dirintisnya latihan kepramukaan awal pada tahun 1908. Beliau selalu

menulis buku yang menceritakan pengalamannya sebagai bungkus acara

latihan yang dirintisnya. Dari kumpulan tulisannya tersebut kemudian diberi

berjudul “Scouting For Boys” yang tersebar dengan cepat ke seluruh negeri

Inggirs dan sekitarnya. Seiring dengan tersebarnya buku tersebut maka

menjadi akar dari pramuka berkembang dan sejak saat itu bayak berdiri Boys

Scout yang beranggotakan pramuka laki-laki. Selanjutnya disusul dengan

berdirinya organisasi kepramukaan putri yang bernama “Girls Guides” yang dibantu oleh Agnes yang merupakan adik perempuan Baden Powell, kemdian

diteruskan oleh Mrs. Baden Powell.

Giliran Pramuka golongan siaga yang berdiri pada tahun 1916 dengan

istilah CUB ( anak serigala ) dengan buku TheJungleBook yang berisi cerita

tentang MOWGLI mengisahkan tentang seorang anak yang didik dalam

(52)

Baru pada tahun 1918, Baden Powell membentuk Rover Scout yaitu

pramuka golongan penegak yang berusia lebih dari 17 tahun. Kemudian

beliau menerbitkan buku yang diterbitkan tahun 1922 yang berjudul

Rovering toSucces” ( Mengembara Menuju Bahagia ) yang berisi petunjuk

dalam menghadapi hidupnya agar mencapai kebahagiaan. Tersirat bahwa

seorang pemuda harus dapat melewati lima karang kehidupan, yaitu : Karang

Perjudian, Karang Wanita, Karang Miras dan Rokok, Karang Ego dan

Munafik, Karang tak berTuhan. Jadi dari semula Baden-Powell telah

mengajarkan bahwa untuk bisa meraih keberhasilan, para pemuda harus bisa

menahan diri dari berbagai macam tantangan dan rintangan.42

Petunjuk tentang pelaksanaan kursus pembina Pramuka mulai di

luncurkan pada tahun 1914, akan tetapi rencana tersebut baru dapat

terlaksana mulai tahun 1919. Pada saat itu, tempat yang digunakan sebagai

sarana pendidikan Pembina Pramuka adalah GILWELPARK yang terletak di

Chingford. Tempat tersebut Baden Powell dapatkan tanah pemberian dari

sahabatnya yang bernama W.FdeBoisMacLeren.

Untuk pertama kalinya pada tahun 1920 diselenggarakan Jambore

Sedunia di arena Olympia London. Dalam acara tersebut Baden Powell

mengundang pramuka dari 27 negara dan tepat dihari itu Baden Powell

dinobatkan sebagi Bapak Pandu Dunia atau disebut “Chief Scout Of The World”.

(53)

43

Untuk memperlancar kegiatan pramuka, maka sejak tahun 1920

dibentuklah Dewan Internasional dengan sembilan anggota dengan Biro

Sekretariatnya yang berada di London Inggris. Pada tahun 1958 Biro

Kepramukaan Sedunia Putera dipindahkan dari London ke Ottawa di Kanada.

Pergantian tidak berhenti di sini, sepuluh tahun kemudian tepat pada tanggal

1 Mei 1968 Biro tersebut dipindahkan lagi ke Geneva di Swiss. Biro

Kepramukaan putera mempunyai 5 kantor kawasan, yaitu di Swiss, Philipina,

Nigiria, Costa Rica dan Mesir.43 Sedangkan untuk Biro kepramukaan puteri

tetap berada di London sampai sekarang.

C. Situasi dan Kondisi Organisasi Kepanduan Sebelum Terbentuknya Gerakan Pramuka

Pendidikan kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi

pendid

Referensi

Dokumen terkait