PERANAN SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX DALAM PEMBENTUKAN GERAKAN PRAMUKA 1960-1961 DAN
UNSUR-UNSUR NILAI ISLAMI DI DALAMNYA
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI)
Oleh: LUTFIASIN NIM: A02212065
FAKULTAS AD AB D AN HUM AN IOR A
ABSTRAK
Skipsi ini berjudul Peranan Sri Sultan Hamengkubuwono IX Dalam Pembentukan Gerakan Pramuka 1960-1961: Studi Tentang Nilai-Nilai Islami Di Dalam Gerakan Pramuka. Dengan fokus pembahasan dalam penelitian ini ada 3 hal yaitu: 1. Bagaimana kondisi organisasi kepemudaan di Indonesia sebalum pembentukan Gerakan Pramuka? 2. Bagaimana peran aktif Sri Sultan Hamengkubuwono IX terhadap pembentukan gerakan pramuka tahun 1960-1961? dan 3. Apa saja nilai-nilai Islami yang terdapat di dalam Gerakan Pramuka?
Guna memudahkan langkah peneliti dalam upaya merekontruksi peristiwa masa lampau yang terjadi sekali pada kehidupan manusia, dalam hal ini kehidupan seorang tokoh serta peranannya dalam kehidupan masyarakat. Maka penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah dan metode sejarah. Sehingga dengan menggunakan pendekatan ini, peneliti dapat mengungkap fakta sejarah tentang biografi singkat Sri Sultan Hamengku Buwono IX serta perana beliau dalam pembentukan Gerakan Pramuka tahun 1960-1961. Dalam penelitian sejarah ini dimaksudkan untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi serta mensintesiskan bukti-bukti untuk mendukung fakta dalam memperoleh kesimpulan yang kuat. Peneliti menggali dan mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan pembahasan penelitian ini.
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM
PERNYATAAN KEASLIAN ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
ABSTRAKSI ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... xi
TRANSLITERASI ... xiv
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfa’at Penelitian ... 8
E. Pendekatan dan Kerangka Teori ... 9
F. Penelitian Terdahulu ... 11
G. Metode Penelitian ... 13
BAB II : BIOGRAFI SINGKAT SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO
IX ... 19
A. Geneologi Sri Sultan Hamengkubuwono IX ... 19
B. Riwayat Pendidikan, Karir serta pengalaman hidup Sri Sultan Hamengku Buwano IX ... 23
BAB : SEPUTAR GERAKAN PRAMUKA ... 36
A. Sekilas Tentang Gerakan Pramuka di Indonesia ... 36
B. Sejarah Singkat Gerakan Kepramukaan Se-Dunia ... 39
C. Situasi dan Kondisi Organisasi Kepanduan Sebelum Terbentuknya Gerakan Pramuka ... 43
D. AD/ART Gerakan Pramuka ... 50
BAB IV : PERANAN SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO IX DALAM PEMBENTUKAN GERAKAN PRAMUKA 1960-1961 ... 56
A. Mata Rantai Proses Lahirnya Gerakan Pramuka dari Masa penyatuan organisasi-organisasi kepanduan di Indonesia Hingga melebur menjadi organisasi Gerakan Pramuka ... 56
C. Nilai-nilai Keislaman yang terdapat pada Gerakan
Pramuka ... 64
BAB V : PENUTUP ... 82
A. Simpulan ... 82
B. Saran-Saran ... 84
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah kepramukaan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dengan sejarah
perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Kenyataan sejarah menunjukkan
bahwa pemuda Indonesia mempunyai saham besar dalam perjuangan mencapai
kemerdekaan Indonesia, dengan dorongan dan semangat bersatu dalam
ke-Bhinnekaan.1 Di dalam AD/ART gerakan pramuka juga telah disebutkan bahwa
kaum muda sebagai potensi bangsa dalam menjaga kelangsungan bangsa dan
negara, mempunyai kewajiban melanjutkan perjuangan bersama-sama orang
dewasa berdasarkan kemitraan yang bertannggung jawab.2
Cikal bakal dari awal keberadaan Pendidikan kepramukaan nasional
Indonesia telah ada dan berkembang sejak masa-masa perintisan kemerdekaan
Indonesia. Sejak organisasi kepramukaan dunia yang digagas oleh Lord Baden
Powell Of Gilwel itu telah berkembang dan menyebar hingga ke Indonesia. Pada
tahun 1912 muncullah organisasi kepramukaan saat itu yang diketahui disebut
sebagai cabang Nederlandsche Padvinders Organisatie (Organisasi kepramukaan
Hindia Belanda) milik pemerintahan Belanda atau disingkat NPO. Organisasi
NPO ini dapat bertahan sampai pada saat pecahnya perang dunia I serta telah
memiliki Kwartir besar sendiri di Indonesia, maka organisasi NPO kemudian
1Team DAP. Buku Pintar Pramuka. Jakarta: DAP Jakarta, 22. 2
berganti nama menjadi Nederlands Indische Padvinders Vereeniging (NIVP) pada
tahun 1916. Sehingga pada tahun yang sama, S.P. Mangkunegara VII
merencanakan untuk membuat organisasi kepramukaan mereka sendiri. Ternyata
rencana luhur itu dibuat menjadi nyata, dan organisasi mereka diberikan nama
Javaansche Padvinders Organisatie (JPO). Dan organisasi JPO ini merupakan
organisasi kepanduan yang pertama di tanah nusantara yang diprakarsai oleh
bangsa Indonesia sendiri.
Dalam perkembangan pendidikan kepramukaan itu tampak adanya
dorongan dan semangat untuk bersatu, namun terdapat gejala adanya
berorganisasi yang Bhinneka. Gerakan kepramukaan di Indonesia merupakan
wadah pembinaan generasi muda, untuk menyiapkan tenaga-tenaga kader pemuda
bangsa dalam rangka memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Organisasi-organisasi kepramuaan yang berdiri sejak tahun 1916 juga menyulut api
pergerakan nasional. Bahwa Gerakan kepanduan itu selaras dengan semangat
kesatuan nasional, tercermin dengan adanya perubahan nama dan munculnya
beberapa organisasi kepanduan lokal.3 Terbukti dengan didirikannya organisasi
kepramukaan milik Muhammadiyah yang diberi nama Padvinder Muhammadiyah
akan tetapi pada tahun 1920 organisasi itu mengganti nama mereka menjadi
Hizbul Wathan. Selain Muhammadiyah, ada juga Nationale Padvinderij yang
didirikan oleh Budi Utomo. Syarikat Islam juga mendirikan organisasi serupa
yang diberi nama Syarikat Islam Afdeling Padvinderij yang nama itu kemudian
dirubah menjadi Syarikat Islam Afdeling Pandu (SIAP). Menyusul organisasi
3
dengan nama Nationale Islamietische Padvinderij (NATIPIJ) yang berdiri berkat
Jong Islamieten Bond (JIB). Sedangkan Pemuda Indonesia mendirikan
Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO).4
Gerakan kepramukaan pada masa itu sudah dipandang sebagai tempat
pendidikan anak-anak dan pemuda Indonesia dengan caranya sendiri (cara
kepramukaan) dapat mempertinggi budi pekerti, serta menambah kepandaian dan
ketrampilan yang sangat berguna bagi pelaksanaan cita-cita bangsa Indonesia. Di
dalam hal inilah letak perbedaan prinsip antara kepramukaan nasional dan
kepramukaan bangsa Eropa di Indonesia. Hampir semua perkumpulan
kepramukaan di Indonesia pada waktu itu adalah sebagai cabang organisasi politik
atau kemasyarakatan. Gerakan kepramukaan nasional tidak dapat dipisahkan
dengan perkembangan keadaan masyarakat Indonesia sendiri.
Pendidikan yang dikehendaki dalam Gerakan Pramuka adalah yang
mengarah pada kecintaan terhadap bangsa dan Negara demi tercapainya disiplin
nasional serta ketahanan nasional, maka pentinglah kiranya dimulai dari sejak dini
untuk menanamkan rasa cinta terhadap bangsa ini. Pendidikan kepramukaan
sebagai salah satu sarana awal menanamkan cinta terhadap bangsa, seperti yang
telah tercantum dalam butir dasa darma ke dua, dan juga seperti yang telah ada
pada isi pola umum dan sistem pendidikan Gerakan Pramuka.
Arah pengembangan Gerakan Pramuka diarahkan pada :
a. Peningkatan ketahanan nasional
b. Pembinaan daya tahan masyarakat, ini dengan melaksanakan
- Pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila - Pembangunan nasional sesuai dengan GBHN
- Pendidikan nasional melalui pendidikan kepramukaan sebagai pendidikan non formal
- Penyelarasan gerakan pramuka dengan pembinaan dan
pengembangan generasi muda - Pembangunan masyarakat.5
Dengan demikian Gerakan Pramuka mempunyai andil besar sebagai
wadah kaderisasi anak-anak serta pemuda Indonesia untuk sadar akan merdeka
dan cinta terhadap tanah air Indonesia. Gerakan Pramuka sebagai sarana awal
untuk berbuat disiplin yang baik dan pada Akhirnya menjadi modal dasar untuk
berjihad mempertahankan serta membangun negeri yang merdeka. Sehingga dapat
terwujud sebuah negeri impian yang sesuai dengan apa yang digambarkan dalam
Al-quran:
...
ى وُفَغى وى ِيَعى ْلب
ى
...(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun".6
Kepramukaan nasional di Indonesia dari mulai berdiri dan berkembang,
dijadikan alat perjuangan pembangunan Bangsa Indonesia dari generasi ke
generasi, dan sasaran utamanya adalah investasi mental, kepandaian dan
ketrampilan generasi muda yang diatur sejak umur 7 tahun (usia Pramuka Siaga).
Seperti yang telah tercantum dalam AD/ART Gerakan Pramuka pasal 25 ayat 1
5
Muhammad Amin Abbas. Pedoman Lengkap Gerakan Pramuka (Beringin Jaya. 1990), 43.
5
bagian a. Anggota biasa: 1. Anggota muda adalah anggota yang berusia 7 sampai
dengan 25 tahun disebut peserta didik.7
Eksistensi gerakan kepramukaan di Indonesia tidak bisa lepas dari peranan
tokoh-tokoh berpengaruh negeri ini. Baik tokoh perintis, pejuang, serta tokoh
pengisi kemerdekaan. Termasuk peranan seorang tokoh yang merupakan seorang
raja kesultanan Yogyakarta dan sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tokoh yang dimaksud adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Meskipun
latar belakang pendidikannya berada di lingkungan bangsa barat, tetapi dalam
kehidupannya beliau tetap menampilkan diri sebagai sosok seorang tokoh
nasionalis sejati. Sementara posisi beliau juga sebagai pewaris sah tahta kerajaan
Mataram Islam ini tetap dipertahankan.
Sebagai keturunan langsung dari Sultan, ia diangkat menjadi Raja
Kesultanan Yogyakarta ke-9 mulai 18 Maret 1940 sampai menghembuskan nafas
terakhirnya di usia 76 tahun pada 2 Oktober 1988 di Amerika.8 Selain beliau harus
fokus dalam memimpin serta mengembangkan kesultanan Yogyakarta. Beliau
juga terlibat aktif dalam kegiatan sosial masyakat, termasuk ikut serta dalam
memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Tercatat dalam sejarah, beliau
menjadi salah satu tokoh perintis lahirnya gerakan kepramukaan di Indonesia.
Sehingga beliau pun ditujuk untuk menjadi ketua kwartir nasional yang pertama.
Banyak pula sumbangan karya pemikiran beliau dalam memajukan serta
7
mengembangkan gerakan pramuka. Sehingga beliau dinobatkan sebagai BAPAK
PRAMUKA INDONESIA9 oleh anggota gerakan pramuka.
Selain itu, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dipercaya mendampingi
perjalanan kepengurusan Gerakan Pramuka di tingkat nasional, yaitu beliau
menduduki jabatan penting dalam struktur kepengurusan Gerakan Pramuka pada
masa awal berdirinya Gerakan Pramuka di Indonesia. Antara lain beliau menjabat
wakil ketua I mabinas sekaligus sebagai Ketua Kwartir Nasional yang pertama.
Bahkan beliau dipercaya menjadi Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
selama 4 periode untuk masa bakti 1961-1963, 1963-1967, 1967-1970 dan
1970-1974.
Dengan uraian latar belakang diatas. Peneliti tertarik untuk menelusuri
lebih mendalam tentang siapa sebenarnya sosok Sri Sultan Hamengkubuwono IX
ini, serta sejauh mana keterlibatan dan peranan beliau dalam proses lahirnya
sebuah organisasi gerakan kepemudaan di Indonesia yang dapat eksis sampai saat
ini. Organisasi Gerakan Pramuka masih dipercaya sebagai suatu wadah kaderisasi
anak-anak serta pemuda negeri ini. Sehingga diharapkan kelak akan menjadi
warga negara yang mempunyai jiwa Nasionalisme dan cinta tanah air serta tetap
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur keyakinan terhadap agama.
Urgensi lain dari penelitian ini yaitu mengingat mayoritas anggota
Gerakan Pramuka itu beragama Islam, artinya mereka yang memeluk Islam terikat
9
7
dengan Norma Hukum yang telah digariskan Alloh Subhanahu Wata’ala sebagaimana Firmannya:
َٰ َكو
ىايِبرعىا ْكحى ا ْل ْنَأىكِل
ۖ
ى
ىْنِمىِهَللاىنِمىكَلىامىِمْلِعْلاىنِمى ئاجىام ْعبىْم ئاوْ َأىتْع تاىِنَِلو
اوىاَلوىٍيِلو
Artinya: Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Quran itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah.10
Supaya setiap anggota Gerakan Pramuka tetap menjunjung tinggi nilai-nilai
Norma Agama. Karena meneladani contoh yang diberikan oleh pendahulu
Gerakan Pramuka sejak dirintisnya Gerakan Pramuka hingga sekarang. Mayoritas
pendiri Gerakan Pramuka beragama Islam dan senantiasa berpegang teguh pada
norma-norma Agama Islam sebagai landasan Falsafah berdirinya Gerakan
Pramuka. Maka peneliti membulatkan pembahasan dengan sebuah judul
“PerananSri Sultan Hamengkubuwono IX Dalam pembentukan Gerakan Pramuka
1960-1961 (Studi Tentang Nilai-nilai Islami di dalam Gerakan Pramuka)”
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini yang menjadi rudari penulis adalah
bagaimanaPerananSri Sultan Hamengkubuwono IX Dalam pembentukan Gerakan
Pramukadi Indonesia Tahun 1960-1961.Untuk mempermudah penulis dalam
melakukan penelitian ini, maka masalah-masalah umum tersebut dikelompokkan
lagi menjadi masalah khusus yang menjadi rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi organisasi kepemudaan di Indonesia sebalum
pembentukan Gerakan Pramuka?
2. Bagaimana peran aktif Sri Sultan Hamengkubuwono IX terhadap
pembentukan gerakan pramuka?
3. Apa saja nilai-nilai Islami yang terdapat di dalam Gerakan Pramuka?
C. TujuanPenelitian
Sejatinya dalam setiap perbuatan yang dilakukan oleh manusia harus
mempunyai tujuan yang jelas, supaya dalam bertindak manusia dapat terukur dan
mempunyai target dan sasaran. Maka peneliti juga mempunyai tujuan dalam
melakukan penelitian ini.Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Penulis ingin mengungkap situasi dan kondisi gerakan kepemudaan di
Indonesia sejak sebelum sampai pembentukan gerakan pramuka
2. Penulis ingin mengungkap dan mengetahui tentang kepemimpinan Sri Sultan
Hamengkubuwono IX
3. Untuk mengungkap PerananSri Sultan Hamengkubuwono IX dalam
pembentukan gerakan pramuka
4. Mengulas tentang Nilai-nilai Islami yang terdapat di dalam Gerakan Pramuka.
D. ManfaatPenelitian
Penulis berharap dari hasil penelitian ini nantinya akan membawa manfaat
9
1. Untuk menambah khasanah keilmuan untuk pembaca, khususnya penulis
sendiri terutama bagi seluruh anggota gerakan pramuka, bahwa kondisi
pembentukan gerakan pramuka tidak lepas dari peranan para tokoh yang hebat
dan luar biasa salah satunya yaitu peranan Sri Sultan Hamengkubuwono IX
pada saat pembentukan gerakan pramuka di Indonesia
2. Untuk memenuhi Tugas Akhir belajar di Fakultas Adab dan Humaniora UIN
Sunan Ampel Surabaya, yakniSebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
dalam Program Strata Satu (S-1)
3. Sebagai pengetahuan tentang Biografi singkat Sri Sultan Hamengkubuwono
IX, beliau salah satu tokoh pendiri gerakan pramuka yang juga dikenal sebagai
bapak pramuka. Sehingga peneliti merasa penting dan ingin sekali
mengangkatnya agar bisa dijadikan rujukan dan pengetahuan untuk masa yang
akandatang. Baik untuk kalangan akademisi, masyarakat pada umumnya,
khususnya untuk para anggota gerakan pramuka
4. Sebagai pengetahuan dan pertimbangan bagi pembaca dalam menelaah
Nilai-nilai Islami yang terdapat dalam Gerakan Pramuka. Sehingga Gerakan
Pramuka sebagai wadah pendidikan bela Negara juga sangat memperhatikan
aspek-aspek yang terkandung dalam metode kepramukaannya yaitu terdapat
banyak nilai-nilai Islami yang diajarkan baik secara tersurat maupun tersirat
dalam filosofi istilah dan materi pendidikan dalam Gerakan Pramuka.
E. Pendekatan dan Kerangka Teori
Suatu karya tulis dalam bidang sejarah tentu diperlukan suatu pendekatan
sangat tergantung pada pendekatan, yaitu dari segi mana memandangnya, dimensi
mana yang diperhatikan, unsur-unsur mana yang diungkapkan, dan
lainsebagainya. Hasil pelukisannya akan sangat ditentukan oleh jenis pendekatan
yang dipakai.11 Untuk itu dalam membahas peranan Hamengkubuwono IX dalam
pembentukan Gerakan Pramuka tahun 1960-1961 ini digunakan pendekatan
sosiologi. Pendekatan sosiologi adalah suatu landasan kajian tentang kehidupan
masyarakat atau penelitian yang dilakukan untuk mempelajari kehidupan bersama
dalam masyarakat mengenai gejala sosial.
Untuk memudahkan peneliti dalam usaha merekontruksi peristiwa masa
lampau yang terjadi pada kehidupan manusia. Maka peneliti membutuhkan pisau
analisis untuk dapat mengetahui secara jelas dan terang akan sebuah peristiwa
yang telah terjadi pada masa lampau. Sehingga peristiwa sejarah itu dapat ditulis
kembali dengan sajian yang menarik serta menjadi sumber inspirasi.Termasuk
peranan seorang tokoh dalam masyarakat atau lingkungan tertentu. Dalam hal ini,
ilmu bantu tersebut peneliti gunakan untuk membantu memunculkan peranan
Hamengkubuwono IX sebagai salah seorang tokoh yang mempunyai peran dalam
pembentukan Gerakan Pramuka.
Sedangkan untuk kerangka teoritiknya, peneliti menganggap teori peran
lebih cocok untuk digunakan sebagai pisau analisis dalam pembahasan ini.
Menurut teori ini, seseorang yang mempunyai peran tertentu harus berperilaku
sesuai dengan peran tersebut. Sri Sultan Hamengkubuwono IX merupakan
seorang tokoh yang terlibat secara langsung dalam panitia pembentukan gerakan
11
11
pramuka. Sehingga beliau harus berperan sesuai dengan kedudukannya tersebut,
yaitu melaksakan tugas-tugas sebagai panitia pembentukan gerakan pramuka.
Termasuk penyatuan ideologi organisasi-organisasi kepanduan di Indonesia pada
masa itu sehingga melebur menjadi satu organisasi Gerakan Pramuka. Bahkan Sri
Sultan Hamengkubuwono IX selain sebagai panitia pembentukan gerakan
pramuka, beliau juga bertugas untuk merumuskan Anggaran Dasar Gerakan
Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961,
tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka. Sedangkan, peranan itu sendiri
memiliki pengertian serangkaian rumusan yang membatasi prilaku-prilaku yang
diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu.
F. PenelitianTerdahulu
Adapun penelitian terdahulu yang membahas terkait dengan pembahasan
dalam judul ini antara lain adalah:
1. Husnah, Kepemimpinan Sri Sultan Hamengkubuwono IX : Studi Tentang
Perkembangan Pemerintahan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
1940-1950.12 Skripsi yang ditulis oleh Husnah membahas tentang eksistensi
kepemimpinan Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam pemerintahan di
Yogyakarta. Selain itu pula pembahasan hanya terfokus pada pemerintahan
Yogyakarta pada masa pendudukan jepang sampai Indonesia merdeka. Maka,
skripsi tersebut tidak sama dengan Judul ini.
2. Agis Rosalina Citra Dewi, Peranan Sri Sultan Hamengkubuwono IX Dalam
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia
12Husnah, “
1949).13 Didalam skripsi yang ditulis oleh Agis Rosaliana ini menjelaskan
tentang usaha-usaha perjuangan yang dilakukan oleh Sri Sultan
Hamengkubuwono IX dalam mempertahankan kemerdekaan Republik
Indonesia dalam fokus pembahasan pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia
tahun 1945 sampai tahun 1949. Skripsi yang kedua juga tidak sama dengan
judul ini.
3. Zaidan Rahmat Nurhayat. Gerakan Pramuka di bawah kepemimpinan Sultan
Hamengku Buwono IX (1961-1974).14 Untuk skripsi yang ditulis oleh Zaidan
Rahmat Nurhayat ini, penulis masih belum dapat menelusuri secara
mendalam. Namun peneliti hanya mendapat katalog dari skripsi tersebut,
karena skripsi tersebut masih menjadi koleksi di Perpustakaan UI, Lantai 3.
Namun sementara peneliti mencoba menguraikan dari judul skripsi tersebut
bahwa skripsi yang ditulis oleh Zaidan Rahmat Nurhayat ini, membahas
seputar metode kepemimpinan Sri Sultan Hemengkubuwono IX dalam
jabatannya sebagai ketua kwartir nasional gerakan pramuka selama empat
periode dari tahun 1961 sampai tahun 1974. Skripsi yang ketiga ini juga tidak
sama dengan judul yang diajukan oleh peneliti.
Dengan penjelasan penelitian terdahulu di atas. Maka sudah jelas bahwa
judul ini berbeda dengan pembahasan skripsi sebelumnya, karena judul ini
nantinya akan membahas sisi lain dari kehidupan Sri Sultan Hamengkubuwono IX
13Agis Rosalina Citra Dewi, “Peranan Sri Sultan Hamengkubuwono IX Dalam Perjuangan
Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia (1945-1949)”, (Skripsi, IAIN Sunan Ampel Fakultas Adab, Surabaya, 2013).
14Zaidan Rahmat Nurhayat. “Gerakan Pramuka di bawah kepemimpinan Sultan Hamengku
13
yaitu akan fokus membahas mengenai sejauhmana peran serta Sri Sultan
Hamengkubuwono IX dalam pembentukan gerakan pramuka tahun 1960-1961.
G. MetodePenelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu jenis penelitian sejarah
(Historical Research). Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk membuat
rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara
mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi serta mensintesiskan bukti-bukti
untuk mendukung fakta dalam memperoleh kesimpulan yang kuat.15
Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode penelitian sejarah terdapat
empat langkah yaitu Heuristik (pengumpulan sumber), Verifikasi (kritik),
Interpretasi (penafsiran), dan Historiografi (penulisan sejarah).Semua kegiatan
atau prroses ini harus mengikuti metode dan aturan yang benar,16 sehingga
peneliti berharap mendapatkan hasil sajian penelitian dengan sempurna.Melalui
tahapan ini, penulis berusaha menjelaskan peranan Sri Sultan Hamengkubuwono
IX dalam pembentukan gerakan pramuka 1960-1961.Adapun tahapan-tahapan
penelitian sejarah yang akan dilakukan oleh peneliti dijelaskan sebagai berikut:
1. Heuristik: Untuk kepentingan penelitian ini Informasi diperoleh dari melacak
serta mengumpulkan data-data arsip. Sumber data dapat berupa: 1.) remain,
yaitu tulisan-tulisan yang mempunyai nilai sejarah seperti perabot rumah
15Masyhuri dan M. Zainuddin, Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dan Aplikatif
(Bandung: Refika Aditama, 2011), 39.
16
tangga, perkakas kantor dan sebagainya, dan 2.) dokumen, yaitu laporan, buku
harian, foto, prasasti dan lainnya.17 Dalam penelitian ini, data-data diperoleh
dari beberapa sumber yang dapat memberikan informasi dan dapat digunakan
sebagai bahan untuk merekontruksi, menggambarkan, menuliskan,
mengisahkan kembali tentang peristiwa masa lalu.18 Sumber-sumber yang
dapat diperoleh untuk membantu peneliti dalam merekontruksi seputar
peristiwa yang terjadi pada masa lalu yang berkaitan dengan peranan Sri
Sultan Hamengkubuwono IX dalam pembentukan Gerakan Pramuka yang
terjadi pada tahun 1960-1961, antara lain:
a. Sumber primer yang diantaranya berada di arsip Nasional, arsip keraton
Yogyakarta serta data arsip yang berada pada media internet. Data arsip
sementara yang menjadi rujukan peneliti dalam penelitian ini adalah:
1) Keputusan Presiden RI No. 112 tahun 1961 tentang Panitia Pembantu
Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka Tanggal 5 April 1961
2) Keputusan Presiden No. 121/1961 tentang Panitia Pembentukan
Gerakan Pramuka tanggal 11 April 1961
Serta arsip-arsip yang lain yang sesuai dengan pembahasan dalam
penelitian ini.
b. Sumber sekunder adalah sumber yang dihasilkan oleh orang yang hidup
sejaman, namun tidak terlibat atau menyaksikan secara langsung peristiwa
yang ditulis.19 Dalam hal ini penulis melakukan wawancara terhadap
seorang tokoh pramuka, beliau menjadi andalan kwartir daerah Jawa
17
Masyhuri dan M. Zainuddin, Metodologi Penelitian, 39.
18
Lilik Zulaicha, Laporan Penelitian Metodologi Sejarah I. 19.
15
Timur beliau adalah kak Yuti, dengan nama lengkap H. Imam Suyuti. Dari
hasil wawancara dengan informan tersebut peneliti berharap mendapat
penjelasan mengenai beberapa rangkaian peristiwa sejarah yang berkenaan
dengan topik pembahasan dalam penelitian ini yang sebagian data-datanya
telah diperoleh dari melacak sumber primer.
c. Sumber tersier yaitu suatu karangan tentang masalah sejarah yang menjadi
rujukan bagi penulis sejarah, yang karangn tersebut menggunakan sumber
original, autentik, serta sumber primer.20 Beberapa karangan karya tulis
serta buku-buku menjadi rujukan pustaka sementara peneliti diantaranya:
1) Andri BOB Sunardi. Boy Man Ragam Latih Pramuka, cet-VII.
Bandung: Nuansa Muda, 2011
2) Agis Rosalina Citra Dewi. Peranan Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Dalam Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Republik
Indonesia (1945-1949). Skripsi, IAIN Sunan Ampel Fakultas Adab,
Surabaya, 2013
3) Team DAP. Buku Pintar Pramuka. Jakarta: DAP Jakarta
4) Tim Redaksi, Majalah Genderang: Edisi Maret 2014. Surabaya:
Kwartir Daerh Gerakan Pramuka Jawa Timur, 2014.
2. Kritik Sumber: Setelah sumber-sumber ditemukan, maka sumber-sumber itu
diisi dengan kritik yaitu suatu metode untuk menilai sumber-sumber yang
dibutuhkan guna mengadakan penulisan sejarah. Kritik dibagi menjadi dua,
yaitu:
a. Kritik ekstern: Sumber yang diperlukan untuk penelitian ini masih banyak
yang belum ditemukan sehingga penulis mengalami kerepotan dalam
mengkaji dan meneliti peranan Sri Sultan Hamengkubuwono IXdalam
pembentukan gerakan kepramukaan di Indonesa. Maka peneliti masih
membutuhkan reverensi lain untuk menggali informasi termasuk
melakukan wawancara dengan Anggota pramuka yang hidup sejaman
dengan kejadian peristiwa tersebut.
b. Kritik intern: dari data-data administrasi yang diinginkan untuk
memenuhi referensi penelitian, tidak banyak yang memiliki dan tidak
semua orang memperhatikannya sehingga pengumpulan data-data arsipnya
sulit di kumpulkan.
3. Interpretasi: dalam hal ini, data yang terkumpul dibandingkan lalu
disimpulkan. Penafsiran terhadap data, dilakukan supaya dapat mengetahui
keaslian data-data dan kesesuaian dengan masalah yang diteliti. Data yang
diperoleh penulis baik berupa sumber tertulis maupun lisan.Terdapat
beberapainformasi yang masih belum secara lengkap mengambarkan sejauh
mana peranan Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam pembentukan Gerakan
Pramuka.Sehingga penulis mencoba menggabungkan dan mencari titik
tengahnya, untuk mendapatkan penafsiran yang utuh dalam menggambarkan
peranan penting Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam upaya pembentukan
Gerakan Pramuka tahun 1960-1961.
4. Historiografi: pada laporan ini, peneliti berusaha menyusun dan memaparkan
hasil penelitian secara sistematis. Atau penulis berusaha merekontruksi
fakta-fakta yang telah tersusun serta dari hasil penafsiran terhadap sumber-sumber
sejarah sehingga menjadi sebuah karya tulis yang dapat bermanfaat. Dalam hal
17
berkisah tentang peranan Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam
pembentukan gerakan pramuka 1960-1961. Dalam penulisan sejarah ketiga
kegiatan yang dimulai dari Heuristik, Kritik, dan Analisis belum tentu
menjamin keberhasilan dalam penulisan sejarah.21Penulis mulai menyusun
dan menulis fakta-fakta yang didapatkan dari sumber-sumber sejarah dalam
bentuk data-data arsip serta foto-foto dokumentasi. Untuk melatih peneliti
dalam menulis sejarah dengan baik sesuai dengan kaidah penulisan sejarah
secara ideal dan sempurna.
H. Sistematika Bahasan
Untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini, penulis menyusun
secara sistematis dalam bentuk bab per bab. Sehingga peneliti berharap dalam
pembahasan penelitian ini dapat diketahui dengan mudah bagaimana
kesinambungan pembahasan antar satu bahasan dengan bahasan yang lain. Maka
peneliti membuat gambaran pembahasanseperti dibawah ini:
Bab pertama, merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
landasan teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Dengan
pemaparan bab pertama ini peneliti berharap dapat memberikan gambaran secara
umum tentang seluruh rangkaian penulisan penelitian sebagai pijakan awal pada
pembahasan pada bab-bab berikutnya.
Bab kedua, menguraikan tentang Biografi singkat Sri Sultan
Hamengkubuwono IX yang meliputi Geneologi beliau, riwayat pendidikan beliau,
riwayat karir serta pengalaman dalam organisasi politik dan organisasi
non-politik.
Bab ketiga, menguraikan tentang kondisi dan situasi organisasi kepanduan
sebelum terbentuknya Gerakan Pramuka, AD/ART Gerakan Pramuka, dan sekilas
tentang kepramukaan di Indonesia.
Bab keempat, peranan Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam
pembentukan gerakan pramuka. Masa penyatuan organisasi-organisasi kepanduan
melebur menjadi organisasi Gerakan Pramuka. Mata Rantai Proses Lahirnya
Gerakan Pramuka. Respon bangsa Indonesia serta respon gerakan kepramukaan,
baik dalam negeri maupun luar negeri. Nilai-nilai Keislaman yang terdapat pada
Gerakan Pramuka.
Bab kelima, berisi penutup yang meliputi kesimpulan dari hasil penelitian,
serta saran-saran. Dalam bab ini disimpulkan hasil pembahasan untuk
menjelaskan dan menjawab permasalahan yang ada serta memberikan saran
BAB II
BIOGRAFI SINGKAT SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO IX
Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah Tokoh nasional yang banyak
berjasa dalam perkembangan dunia kepanduan di negeri ini. sosok Sri Sultan
Hamengkubuwono begitu melekat di hati para Pramuka. Tokoh nasional yang
sempat menjabat sebagai wakil presiden RI ini pun disebut-sebut sebagai bapak
pramuka Indonesia.
A. Geneologi Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Berdasarkan silsilahnya Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah
seorang putra keturunan raja-raja Mataram Islam. Menurut HRM. Tirun
warsito SH. bahwa beliau mempunyai seorang pendamping hidup di bidang
spiritual keagamaan yaitu GBPH Prabuningrat sementara beliau lebih banyak
menekuni dibidang pemerintahan.22 Berkat nasehat beliau, salah satu
buktinya yaitu dengan adanya pengajian keagamaan dilingkungan keraton.
Sri Sultan Hamengkubuwono IX lahir pada masa pemerintahan
Belanda. Beliau dilahirkan di Dalem Pakuningratan kampung Sompilan
Ngasem pada hari Sabtu Paing tanggal 12 April 1912 atau menurut tarikh
Jawa Islam pada tanggal Rabingulakir tahun Jimakir 1842. Beliau merupakan
anak kesembilan dari BRM. Sujadi, yang selanjutnya diangkat menjadi
pangeran dengan gelar Gusti Bendoro Pangeran Haryo Purboyo, kemudian
22Wawancara dengan : HRM. Tirun Warsito SH. D.a. GBPH Prabuningrat, Taman Kraton,
Yogyakarta, pada tanggal 7 Desember 1992. Dalam Husnah, “Kepemimpinan Sri Sultan
diangkat menjadi putra mahkota keraton dengan gelar KGP. Adipati Anom
Hamengku Negoro, yang akhirnya dinobatkan menjadi Sultan
Hamengkubuwono VIII. Ibunya bernama RA. Kustilah, yang kemudian
menyandang gelar KRA. Adipati Anom.23 Dialah satu-satunya wanita yang
menjadi Garwo padmi dari kedelapan istri pangeran.24
Setelah masuk hari kelima dari kelahirannya, putra dari pasangan
Sultan Hamengkubuwono VIII dan KRA. Adipati Anom tersebut diberi nama
Dorojatun. Nama tersebut mengandung harapan agar kelak Ia mampu
memiliki derajat yang tinggi, cakap mengemban pangkat, dan berbudi pekerti
baik walaupun memegang kekuasaan yang besar. Dalam berlangsungnya
waktu, hubungan antara kedua orang tuanya mengalami masalah, sehingga
KRA. Adipati Anom akhirnya dipulangkan kerumah ayahnya yaitu KGPA.
Mangku Bumi. Pada saat kakeknya wafat ibunya diikutkan tinggal bersama
kakaknya KRP. Ronodiningrat.25 Meskipun demikian, KRA. Adipati Anom
masih tetap memiliki hak sebagai garwo padmi, termasuk penggunaan
pakaian payung kebesaran keraton setelah putera tunggalnya yaitu Dorojatun
dinobatkan menjadi Hamengkubuwono IX.26
Dorojatun mempunyai garis keturunan darah biru, dari pihak ayahnya
adalah seorang raja Yogyakarta dan ibunya keturunan bangsawan serta
ningrat. Dengan demikian baik dari ayah maupun ibunya merupakan
23
Muhammad Roem dkk. Tahta Untuk Rakyat: Celah-celah kehidupan Sultan Hamengkubuwono IX (Jakarta: Gramedia, 1982), 21.
24Garwo padmi adalah istri utama bagi seorang raja. 25
Sebuah presentasi Majalah Tempo, Sri Sultan Hari-hari Hamengkubuwono IX, cetakan I (Jakarta:Pustaka Utama Grafiti, 1988), 16.
21
keturunan terpandang di kalangan masysrakat, oleh sebab itu tidak menutup
kemungkinan Dorojatun pada akhirnya dapat mewarisi sifat-sifat serta
kecakapan yang dimiliki oleh orang tuanya, sekaligus dapat mewarisi tahta
ayahnya sebagai raja Yogyakarta selanjutnya.
Selama hidupnya Sri Sultan Hamengkubuwono IX tidak menetapkan
seorang pun dari istri-istri beliau sebagai garwa padmi ( Permaisuri ). Padahal
Sultan HB IX dikenal mempunyai empat orang garwa dalem ( selir ) yang
setia mengikuti upacara di keraton Yogyakarta. Namun suatu ketika didepan
keempat istrinya, sultan menyatakan tidak seorang pun dari istri-istri beliau
yang berstatus garwa padmi. Konsekuensi pernyataan ini adalah tidak aka
nada putra mahkota, dan itu berarti tidak ada tanda-tanda akan munculnya
sosok penerus beliau yakni seagai Sultan HB IX.
Tjiptomoertilah, yaitu seseorang yang menemani Sultan di Jakarta,
selama beliau memegang berbagai jabatan penting. Beberapa bulan setelah
Tjiptomoerti wafat pada tanggal 30 Maret 1980, Sultan menikahi seorang
wanita yang bernama Norma Musa. Wanita dari Kampung Tanjung, Mentok
Pulau Bangka. yang dibawa Bung Karno dan dijadikan anak angkatnya di
Jakarta. Kabarnya, Norma tidak pernah diajak Sultan ke Keraton Yogyakarta.
Bersama Norma, Sultan aktif dalam berbagai kegiatan usaha dan mengurusi
olah raga. Dari keempat istrinya, Sultan HB IX dikaruniai anak 15 orang
putra dan 7 orang putri serta 29 orang cucu. Sedangkan dari Norma yang
kemudian mendapat gelar KRA. Nindyokirono, Sultan HB IX tidak
Adapun kronologis pernikahan Sri Sultan Hamengkubuwono IX,
adalah sebagai berikut:
1. Istri yang pertama kali dinikahi oleh Sultan HB IX yaitu KRA.
Pintokopurnomo, dinikahi pada tahun 1940 ketika berusia 28 tahun. Dari
pernikahan dengan istri yang pertama ini mendapat lima anak yang terdiri
dari 2 orang putra ( GBPH. Hadikusumo dan GBP. Hardisuryo ) serta 3
orang putri ( GKR. Anom, Gusti Raden Ayu Murdokusumo dan GBR.
Ayu Darmokusumo ).
2. Wanita kedua yang menjadi istri Sultan HB IX yaitu RA. Kustinah yang
dinikahi pada tahun 1943. Setelah menikah ia mendapat gelar Kanjeng
Ratu AyuWidyodiningrum. Dari pernikahan ini diberi empat anak, yaitu
terdiri dari 3 orang putra ( BRM. Herjuno Darpito, ia lebih dikenal dengan
Mangkubumi dengan gelar Hamengku Buwono X, selanjutnya GBPH.
Hadiwinoto dan yang bungsu adalah GBPH. Joyokusumo ) serta 1 orang
putri ( BRA. Sri Kuwaryanti).
3. KRA. Hastungkoro merupakan wanita ketiga yang dinikahi pada tanggal
14 Oktober 1948, ayahnya bernama Ronosaputera, ibunya bernama Sujiro
umi salatun. Dari pernikahan yang ketiga ini mempunyai enam anak, yaitu
4 orang putra (GBPH. Prabukusumo, BRM. Kuslardiyanto almarhum,
GBPH. Yudaningrat dan GBPH. Cakradiningrat) serta putri (BRA. Sri
Kushandanari almarhumah dan BRA. Sri Kusulodwi.
4. Wanita keempat yang menjadi istri Sultan HB IX adalah KRA. Ciptomurti
23
(GBPH. Pakuningrat, GBPH. Cakradiningrat almarhum, BRM. Sarsono,
BRM. Harkomoyo dan BRM. Swatindro ).
5. Istri yang terakhir yaitu Norma Musa putrid Bangka. Namun dengan
pernikahan dengan Norma ini Sultan HB IX tidak dikaruniai seorang anak
pun. Akan tetapi Norma telah mempunyai seorang putra ( Denny ) dari
pernikahan dengan suami yang pertamanya.
B. Riwayat Pendidikan, Karir serta pengalaman hidup Sri Sultan Hamengku Buwano IX
1. Riwayat Pendidikan Sri Sultan Hamengku Buwano IX
Dilingkungan keluarga, Sultan HB IX dilahirkan di Yogyakarta
tanggal 12 April 1912 dengan nama kecilnya Dorojatun. Dia hidup
bersama-sama saudaranya seayah tapi lain ibu, tinggal di purbayan dalam
suasana kekeluargaan serta mengalami pasang-surut sebagaimana
keluarga pada umumnya. Ketika Dorojatun berusia 3 tahun, beliau
diangkat menjadi putera mahkota (calon raja) dengan gelar “Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamengku Negara Sudibya Raja Putera
Narendra ing Mataram”.
Kehidupan terus berjalan, sultan mengambil beberapa keputusan
mengenai cara pendidikan untuk putra-putranya. Dan sejak usia 4 tahun
Dorojatun sudah hidup terpisah dari keluarganya. Dia dititipkan pada
sebuah keluarga belanda yang bernama Mulder seorang kepala sekolah
menginginkan sang putra mahkota ini lebih mendapat pendidikan yang
penuh disiplin dan gaya hidup yang sederhana sekalipun ia putra seorang
raja. Bersamaan dengan beberapa saudara lainnya juga dipondokan, tetapi
mereka tidak pernah dikumpulkan melainkan selalu tinggal pada keluarga
Belanda yang berbeda-beda.27
Dalam keluarga Mulder itu beliau diberi nama panggilan Henkie
yang diambil dari nama Pangeran Hendrik, suami Ratu Wilhelmina dari
Negeri Belanda. Dia langsung diajak berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa Belanda. Suatu cara belajar bahasa yang paling
cepat untuk usia anak-anak, selain itu bahasa jawa merupakan bahasa ibu
bagi Dorojatun. Namun untuk selanjutnya, bahasa Belanda menjadi
bahasa utamanya dan tampak diapun berfikir dalam bahasa Belanda.
Henkie mulai bersekolah di taman kanak-kanak atau Frobel
School asuhan Juffrouw Willer yang terletak di Bintaran Kidul.
Pada usia 6 tahun beliau masuk sekolah dasar Eerste Europese Lagere
School B di Kampomentstraat ( sekarang dikenal sebagai jalan
Panembahan Senopati Yogyakarta ). Setelah beberapa tahun di Een B, ia
dipindahkan ke Neutrale Europese Lagere Schools di pakemwek dan
tamat pada tahun 1925. Sementara itu dia dipondokan di rumah keluarga
Cock.28 Kemudian pada bulan juli beliau melanjutkan pendidikan ke
Hogere BurgerSchool (HBS, setingkat SMP dan SMU) di Semarang. Di
semarang ia di pondokan pada keluarga Voskuil yaitu kepala penjara
27
25
Mlaten. Belum sampai setahun di Semarang iapu kemudian pindah lagi ke
Bandung, sebab udara di Semarang terlalu panas untuk Dorojatun. Di
Bandung ia tinggal pada keluarga DeBoer dengan intruksi dari sang ayah
Sultan HB VIII, dengan alasan kesederhanaan dan kedisiplinan.
Di tahun 1930, beliau berangkat ke Belanda bersama seorang
kakaknya BRM. Tinggarto ( Prabuningrat ) dengan disertai keluarga
Hofland ( seorang administrator pabrik gula Gesikan Yogyakarta ). Beliau
masuk Gymsasium di Harleem dan tinggal di keluarga Ir. W. C. G. H.
Mourik Brokman yang menjadi direktur sekolah tersebut. Dan iapun
menyelesaikan Gymnasium-nya pada tahun 1934. Selanjutnya beliau
kuliah di Rijk universiteit Leiden, mengambil jurusan di fakultas
Indologie (ilmu tentang Indonesia). Fakultas Indologi merupakan
gabungan dari bidang hokum dan ekonomi. Pengetahuan ini biasanya
dijadikan bekal bagi orang-orang yang akan terjun dalam bidang
pemerintahan Belanda.
Ketika dorojatun menjadi mahasiswa di Belanda, beliau menyukai
hukum tata Negara dan guru besar yang sangat dikaguminya adalah Prof.
Schrieke yang menjadi pimpinan debating club mahasiswa. Beliau juga
aktif dalam beberapa organisasi mahasiswa yaitu antaral lain Leidse
Studentencorp, VereningdeFacultien dan Minerva.29 Pada tahun 1937 dia
lulus dengan baik dan mendapat Ijazah Candidaat Indologie kemudian dia
meneruskan pada tingkat doctoral.30 Akhirnya pada tanggal 18 Oktober
1939 yang merupakan awal dari suatu hari yang bersejarah dalam
kehidupan Dorojatun. Beliau mendadak dipanggil pulang dan harus
kembali ke Indonesia setelah 9 tahun beliau menimba ilmu di Belanda,
padahal waktu itu pendidikan beliau sudah tinggal masa-masa akhir,
bahkan bahan-bahan skripsinya pun sudah terkumpul dan akhirnya ikut
dimasukkan kedalam koper untuk dibawa pulang ke Jawa. Ia harus segera
pulang sebelum studinya selesai, karena ia mendapatkan sebuah telegram
yang dilayangkan oleh sang ayahanda HB VIII (Sultan Yogyakarta).
Situasi dunia saat itu kian memburuk. Eropa memanas dan genting,
Hittler menyerbu dimana-mana, sehingga membuat Sultan Hamengku
Buwono VIII cemas, maka ia pun memanggil kelima putranya yang
tengah menempuh studi di Belanda untuk segera pulang ke tanah Jawa.
Akan tetapi, pada saat itu tempat yang kosong di kapal Dempo hanya
tersisa untuk satu orang saja, maka Dorojatun lah yang didahulukan untuk
naik. Karena sebenarnya memang dialah yang diharapkan untuk pulang
segera. Dorojatun pun memahami kecemasan ayahnya yang saat itu
menderita sakit diabetis.31
2. Karir serta pengalaman hidup Sri Sultan Hamengku Buwano IX
Semasa kecil, ketika Dorojatun duduk di bangku sekolah dasar
selain kegemarannya naik sepeda, ia juga ikut kepanduan dan berkemah,
bahkan kegemaran akan sepak bola juga mulai menonjol pada Henkie.
30
Drs. Pj. Suwarno, SH., Sejarah Birokrasi(Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, 1989), 71-72.
27
Dan kegemaran-kegemaran itu nantinya berpengaruh pada karir eliau
kelak sketika beliau dewasa. Kegemaran akan cabang olahraga ini, bagi
Dorojatun berlanjut hingga ia duduk di sekolah menengah bahkan terus
sampai ia menjadi seorang mahasiswa di Belanda. Pada permainan sepak
bola, beliau sering tampil sebagai penjaga gawang. Sifat dan bakat
semacam ini dikembangkan prestasinya sampai ketingkat nasional.32
Sewaktu Dorojatun menjadi mahasiswa di Rijk universiteit Leiden
Belanda, tampaknya ia benar-benar membuka cakrawala baru yang
semakin luas bagi dia yang kini tengah tumbuh menjadi pemuda berusia
23-34 tahun. Disamping studinya yang dijalani dengan sepenuh hati, ia
juga aktif mengikuti kegiatan-kegiatan kemahasiswaan yang lainnya.
Diantara kegiatan di luar studi yang diikuti Dorojatun yaitu ia menjadi
anggota Leidse Studintencorps yang tidak sembarangan prosesnya, karena
tetlebih dulu ia harus menjadi perpeloncoan. Beliau juga masuk
perkumpulan Verenigde Facultien, di organisasi ini ia pernah menjabat
sebagai ketua organisasi. Bahkan beliau pernah menjabat sebagai
komisaris dalam lingkungan pengurusnya.
Hengkie yang telah menaruh perhatian besar terhadap
perkembangan perpolitikan dan ekonomi Negara-negara pada umumnya
ketika itu, ia juga rajin menghadiri kelompok-kelompok diskusi dalam
lingkungan universitas yang dipimpin langsung oleh guru besarnya yang
sangat disegani yaitu Prof. Schrieke. Dengan tambahan pengalaman serta
32
pengetahuan yang diperoleh di luar studinya itu membuat kehidupannya
sebagai mahasiswa di Negara barat yang lebih maju sungguh sangat
berharga dan kelak akan selalu dikembangkan dan dikenang dengan rasa
yang tersendiri.
Diantara karir serta pengalaman yang telah dilalui nya dalam
pemerintahan dan politik antara lain sebagai berikut:
a.) Beliau menggantikan Ayahandanya sebagai Sri Sultan Hamengku
Buwono IX.
Setahun setelah pulang dari studinya di Negara Belanda, tepatnya
pada hari Senin Pon tanggal 18 Maret 1940 atau tanggal 8 bulan Sapar
tahun Jawa Dal 1871, putra mahkota ini akhirnya dinobatkan sebagai raja
Ngayogyakarta Hadiningrat dengan gelar “Sampeyan dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengkubuwono, Senopati Ing Ngalogo,
Abdurrahman Sayidin Panoto Gomo, Kalifatullah Ingkang Kaping IX” penguasa sah di dunia yang fana ini.33
Arti gelar tersebut ialah bahwa sultanlah seorang penguasa sah
dunia yang fana ini, dia juga Senopati Ing Ngalogo yang berarti
mempunyai kekuasaan untuk menentukan perdamaian atau peperangan
dan bahwa dia pulalah panglima tertinggi angkatan perang pada saat
terjadi peperangan. Sultan juga sebagai Abdurrahman Sayidin Panoto
Gomo atau penata agama yang pemurah, sebab dia diakui sebagai
Kalifatullah, pengganti Muhammad Rasul Allah. Sultan bertindak sebagai
29
ulil amri (pemimpin umat), seperti rasululloh menjadi pemimpin di
Madinah. Sebagai pemimpin, sultan menjadi sosok yang harus dita’ati
setelah Allah dan Rasululloh, sebagaimana firman Allah di dalam
Al-quran:
ِ َلاىا يَأىاي
ىْمُكِْمىِرْمَأْلاىيِلوُأوىَ وسرلاىاوعيِعَأوىهَللاىاوعيِعَأىاو مآىني
ۖ
ى
ىيِفىْمتْع ا تىْ ِإَف
ىِرِخ ْلاىِْويْلاوىِهَللاِبىَ و ِمْ تىْمتُْكىْ ِإىِ وسرلاوىِهَللاىىَلِإى ودرَفىٍئْيش
ۖ
ىَٰ
ى رْيخىكِل
اًليِوْأتىنسْحَأو
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.34
Sri Sultan Hamengku Buwono IX merupakan contoh bangsawan
yang demokratis. Pemerintahan Kesultanan Yogyakarta mengalami
banyak perubahan di bawah pimpinannya. Pendidikan Barat yang
dijalaninya sejak usia 4 tahun membuat HB IX menemukan banyak
alternatif budaya untuk menyelenggarakan Keraton Yogyakarta di
kemudian hari. Berbagai tradisi keraton yang kurang menguntungkan
dihapusnya dan dengan alternatif budaya baru HB IX menghapusnya.
Meski begitu bukan berarti ia menghilangkan substansi sendiri sejauh itu
perlu dipertahankan. Bahkan wawasan budayanya yang luas mampu
menemukan terobosan baru untuk memulihkan kejayaan kerajaan
Yogyakarta.
Bila dalam masa kejayaan Mataram pernah berhasil
mengembangkan konsep politik keagungbinataraan yaitu bahwa
kekuasaan raja adalah agung binathara bahu dhenda nyakrawati, berbudi
bawa leksana ambeg adil para marta (besar laksana kekuasaan dewa,
pemeliharaan hukum dan penguasa dunia, meluap budi luhur mulianya,
dan bersikap adil terhadap sesama), maka HB IX dengan wawasan
barunya menunjukkan bahwa raja bukan lagi gung binathara, melainkan
demokratis. Raja berprinsip kedaulatan rakyat tetapi tetap berbudi bawa
leksana.
Di samping itu HB IX juga memiliki paham kebangsaan yang
tinggi. Dalam pidato penobatannya sebagai Sri Sultan HB IX ada dua hal
penting yang menunjukkan sikap tersebut. Pertama, adalah kalimat yang
berbunyi, ”Walaupun saya telah mengenyam pendidikan barat yang
sebenarnya, namun pertama-tama saya adalah dan tetap adalah orang
Jawa.”35 Kedua, adalah ucapannya yang berisi janji perjuangan,
”Izinkanlah saya mengakhiri pidato saya ini dengan berjanji, semoga saya
dapat bekerja untuk memuhi kepentingan nusa dan bangsa, sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang ada pada saya.”
b.) Pada tahun 1945, beliau menjabat sebagai Kepala dan Gubernur
Militer Daerah Istimewa Yogyakarta
35Hendricus Widi, “Negeri Ini Merindukan Pemimpin Seperti HB IX”, dalam
31
Dengan berbekal wawasan kebangsaannya, Sultan HB IX terlihat
dari sikap tegasnya yang mendukung Republik Indonesia dengan sangat
konsekuen. Segera setelah Proklamasi RI dikumandangkan, beliau
mengirimkan amanat kepada Presiden RI yang menyatakan keinginannya
kerajaan Yogyakarta untuk mendukung pemerintahan RI. Ketika Jakarta
sebagai ibukota RI mengalami situasi gawat, Sultan HB IX tidak
keberatan ibukota RI dipindahkan ke Yogyakarta. Begitu juga ketika
ibukota RI diduduki musuh, beliau bukan saja tidak mau menerima
bujukan Belanda untuk berpihak pada mereka. Bahkan beliau berani
mengambil inisatif yang sebenarnya dapat membahayakan dirinya,
termasuk mengijinkan para gerilyawan bersembunyi di kompleks keraton
pada serangan umum 1 Maret 1949. Jelaslah bahwa beliau adalah
seorang raja yang republiken. Setelah bergabung dengan RI, Sultan HB
IX ikut serta dalam dunia politik nasional.
c.) Menjabat sebagai Menteri Negara pada Kabinet Sjahrir III pada
tanggal 2 Oktober 1946 sampai tanggal 27 Juni 1947. Menteri Negara
pada Kabinet Amir Sjarifuddin I dan II sejak tanggal 3 Juli 1947
hingga 11 November 1947 dan dilanjutkan tanggal 11 November 1947
sampai 28 Januari 1948). Menteri Negara pada Kabinet Hatta I dari
tanggal 29 Januari 1948 sampai tanggal 4 Agustus 1949. Menteri
Pertahanan/Koordinator Keamanan Dalam Negeri pada Kabinet Hatta
II mulai tanggal 4 Agustus 1949 hingga 20 Desember 1949. Menteri
tanggal 6 September 1950. Wakil Perdana Menteri pada Kabinet
Natsir sejak tanggal 6 September 1950 samapi tanggal 27 April 1951
d.) Beliau juga disebut-sebut sebagai salah seorang founding father
Universitas Gadjah Mada sejak mulai pendirian balai perguruan tinggi
UGM pada tanggal 17 Pebruari 1946 sampai berdiri UGM tanggal 19
Desember 1949, Hingga berubah menjadi Universitiet Negeri Gadjah
Mada Sampai menjadi Universitas Gadjah Mada pada tahun 1954.
Atas usahanya kemudian beliau dipilih untuk menjadi Ketua Dewan
Kurator UGM pada tahun 1951.
e.) Ketua Dewan Pariwisata Indonesia tahun 1956
f.) Ketua Sidang ke 4 ECAFE (Economic Commision for Asia and the
Far East) dan Ketua Pertemuan Regional ke 11 Panitia Konsultatif
Colombo Plan tahun 1957
g.) Ketua Federasi ASEAN Games tahun 1958
h.) Menteri/Ketua Badan Pemeriksa Keuangan pada tanggal 5 Juli 1959
i.) Ketua Delegasi Indonesia dalam pertemuan PBB tentang Perjalanan
dan Pariwisata tahun 1963
j.) Pada tahun 1963-1964, beliau menjabat sebagai Ketua BPK (Badan
Pemeriksa Keuangan). Menteri Koordinator Pembangunan pada tahun
1966 . tanggal 11 Maret 1966 beliau menjabat sebagai Wakil Perdana
Menteri Bidang Ekonomi
k.) Pada tanggal 27 Maret 1966, beliau menjabat sebagai wakil perdana
33
1967, beliau menjabat sebagai menteri Negara EKUIN dan pada tahun
1968 beliau menjadi Menteri Negara Keuangan. Serta menjadi
Menteri EKUIN pada tahun 1971.
l.) Menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia pada tanggal 25
Maret 1973 hingga tanggal 23 Maret 1978
m.) Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjadi Ketua Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka yang pertama kali sekaligus yang terbanyak periode
(masa bakti) hingga menjabat selama empat periode dan dengan masa
terlama kedua (selama 13 tahun). Sesuai yang tercatat dalam
keputusan Presidan RI nomor 447 pada tanggal 14 Agustus 1961,
Presiden RI Ir. Soekarno mengangkat dan melantik Mapinas (Majlis
Pimpinan Nasional), Kwarnas dan Kwarnari. Mapinas diketuai oleh Ir.
Soekarno, Kwarnari di ketuai oleh Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh,
sedangkan Kwarnas di ketuai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono
IX.36
Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat sebagai ketua Kwartir
nasional Gerakan Pramuka selama 13 tahun yang terdiri atas 4 masa
bakti. Pada saat itu masa bakti ketua Kwarnas berlaku selama 4 tahun.
Masa bakti kepengurusan Hamengku Buwono IX sebagai ketua
Kwarnas yaitu masa bakti tahun 1961-1963, 1963-1967, 1967-1970
dan 1970-1974. Sebagai pemimpin organisasi kepanduan, beliau pun
termasuk tokoh yang mendapat anugerah Bronze Wolf Award dari
World Organization of Scout Movement (WOSM). Inilah
penghargaan tertinggi dalam dunia kepanduan.
n.) Ketua Delegasi Indonesia di Konferensi Pasific Area Travel
Association (PATA) di California, Amerika Serikat tahun 1968
o.) Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia/KONI tahun 1968
p.) Sri Sultan Hamengkubuwono IX diangkat menjadi pahlawan nasional
Indonesia tanggal 8 Juni 2003 oleh presiden Megawati Soekarno putri.
Sultan Yogyakarta ini juga gemar menonton silat. Ketika tidak lagi
menjabat sebagai Wakil Presiden, kegemaran akan silat ini disalurkannya melalui
video. Dan begitulah, pada bulan Juli 1985, sehabis menyaksikan lebih dari
sepuluh seri cerita silat Mandarin, Sri Sultan terjatuh ketika menuju kamar mandi.
Sekitar dua minggu Sultan terbaring di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo,
Jakarta. Padahal ada acaranya yang penting, menandatangani perjanjian kerja
sama antara Kota Yogyakarta dengan Kota Kyoto, Jepang, harus diwakilkan
kepada Sri Paku Alam VIII, Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Dan
Sri Sultan tetap harus banyak beristirahat, sehingga penyulutan Api PON XI yang
rencananya dilakukannya sendiri, sebagai Ketua Umum KONI Pusat, juga
diwakilkan.
Akhirnya, beliau menghembuskan nafas terakhir, pada 1 Oktober 1988 di
RS GeorgeWashington University Amerika Serikat pukul 04.30 waktu setempat.
35
Astana Saptarengga, komplek pemakaman Raja Mataram di Imogiri, sekira 17 km
BAB III
SEPUTAR GERAKAN PRAMUKA
A. Sekilas Tentang Gerakan Pramuka di Indonesia
1. Istilah Gerakan Pramuka, Pramuka dan kepramukaan
Selama ini istilah Gerakan Pramuka, Pramuka serta Kepramukaan
sering digunakan secara rancu, sehingga dapat mengaburkan pengertian
yang sebenarnya. Maka perlu kiranya mengetahui perbedaan dari pengertia
ketiganya.
Gerakan Pramuka adalah nama organisasi pendidikan di luar sekolah dan di luar keluarga yang menggunakan Prinsip Dasar Pendidikan
Kepramukaan dan Metode Pendidikan Kepramukaan.37 Sedangkan
Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang terdiri dari anggota muda, berusia antara 7 sampai dengan 25 tahun, dan
berkedudukan sebagai peserta didik, yaitu sebagai Pramuka Siaga,
Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok
anggota yang lain merupakan anggota dewasa yaitu Pembina Pramuka,
Andalan, Pleatih, Pamong Saka, Staff Kwartir dan Majelis Pembimbing.
Disamping itu kata Pramuka juga dapat diartikan praja muda karana, yaitu
rakyat muda yang suka berkarya.
Kepramukaan pada hakekatnya adalah Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan pemuda di
37
37
bawah tanggungjawab orang dewasa yang dilaksanakan di luar lingkungan
pendidikan sekolah dan di luar lingkungan pendidikan keluarga serta
dilaksanakan di alam terbuka dengan menggunakan Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.
2. Sifat Kepramukaan
Berdasarkan resolusi Konferensi Kepramukaan Sedunia yang
diadakan di Kopenhagen Denmark pada tahun 1924, maka kepramukaan
mempunyai tiga sifat atau ciri khas sebagai berikut:
a.) Nasional: yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan
kepramukaan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya
tersebut dengan keadaan, kebutuhan serta kepentingan masyarakat,
bangsa dan negaranya.
b.) Internasional: yang berarti bahwa organisasi kepramukaan di negara
manapun di dunia ini harus membina serta mengembangkan rasa
persaudaraan/persahabatan antara sesama Pramuka dan sesama
manusia dengan tanpa membedakan kepercayaan, agama, golongan,
tingkat, suku dan bangsa.
c.) Universal: bahwa kepramukaan dapat diterapkan dan dipergunakan
dimana saja bangsa mana saja.38
3. Fungsi Kepramukaan
Dengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai
fungsi sebagai berikut:
38Khoirul Anam, “Dasa Darma Pramuka Indonesia Sebagai Sarana Dalam Pendidikan Bela Negara
a.) Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda: Kegiatan menarik yaitu
kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan. Karena
itu permainan yang dimaksud harus mempunyai tujuan dan aturan
permainan, jadi bukan sekadar main-main, yang hanya bersifat
hiburan saja, tanpa aturan dan tujuan, serta tidak bernilai pendidikan.
Karena itu lebih tepat jika sebut dengan kegiatan menarik.
b.) Pengabdian bagi orang dewasa: Bagi orang dewasa kegiatan
kepramukaan bukan lagi sebagai permainan, tapi merupakan suatu
tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang
dewasa ini mempunyai kewajiban untuk secara sukarela mendarma
baktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi.
c.) Alat bagi masyarakat dan organisasi: ini merupakan alat untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan organisasi untuk
mencapai tujuan. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai
kegiatan barkala itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan
pendidikannya.39
4. Tujuan Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda
Indonesia dengan prinsip-Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan yang
pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan
perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia, agar supaya :
39
a) Menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta: tinggi
mental, moral, budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya, tinggi
kecerdasan dan keterampilannya, serta kuat dan sehat fisiknya.
b) Menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan
patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia; sehingga menjadi
angota masyarakat yang baik dan berguna, yang sanggup serta mampu
menyelanggarakan pembangunan bangsa dan negara.
Tujuan tersebut merupakan cita-cita Gerakan Pramuka. Karena itu
semua kegiatan yang dilakukan oleh semua unsur dalam Gerakan
Pramuka harus mengarah pada pencapain tujuan tersebut.
B. Sejarah Singkat Gerakan Kepramukaan Se-Dunia
Pada hakekatnya, dalam mempelajari serta memahami kepramukaan
atau kepanduan dunia, maka kita perlu mengetahui sejarah berdirinya dan
berkembangnya Gerakan Pramuka sedunia. Mempelajari dan mengetahui
sejarah tersebut tidak lepas dari peran seorang tokoh yang lahir pada tanggal
22 februari 1857. Beliau adalah Robert Stephenson Smyth yang kemudian
dikenal dengan gelar Lord Baden Powell of Giwell, kemudian beliau dikenal
sebagai bapak pandu sedunia.
Robert Stephenson Smyth adalah anak dari seorang Profesor
Geometry di Universitas Oxford yang bernama Baden Powell. Kehidupan
berpengaruh pada kegiatan kepramukaan, mulai dari kisah kecilnya yang
cukup banyak dan menarik antara lain:
1. Sejak usia 3 tahun Baden Powell sudah ditinggal mati oleh ayahnya.
Dengan dukungan ibundanya ( Ny. Henrietta Grace Smyth ) Baden
Powell muda dituntun untuk dapat hidup mandiri.40
2. Beliau mendapat Latihan keterampilan berlayar, berenang, berkemah,
dan olah raga dari kakak-kakaknya.
3. Pengalaman di India sebagai pembantu letnan Padanesimen 13 Kavalari
yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang dan diketemukan di atas
gunung.41 Serta keberhasilannya melatih panca indera kepada Kimball-
O’Hara.
4. Pengalaman pernah terkepung oleh bangsa Boer di kota Mafeking Afrika
Selatan selama 127 hari dan disana kekurangan makan.
5. Dan pernah mengalahkan kerajaan Zulu Afrika dan mengambil kalung
manik-manik Raja Dini zulu.
Beberapa pengalaman semasa hidupnya tersebut kemudian ditulisnya
dalam sebuah buku yang berjudul “AIDSTOSCOUTING”. Sebenarnya buku
tersebut ditujukan kepada tentara muda Inggris yang melakukan
penyelidikan. Dan karena cerita yang dibukukan itu sehingga menari
perhatian seorang pimpinan Boys Brigade di Inggris yang bernama Mr.
William Smyth dan meminta kesediaan Baden Powell untuk melatih para
40
41
tentaranya. Pelatihan itu dilakukan dalam sebuah perkemahan di Pulau
Brownsea pada tanggal 25 Juli 1907 dengan peserta 21 pemuda dari berbagai
pelosok Inggris. Karena alasan usia yang semakin bertambah, Baden Powell
mengundurkan diri pada tahun 1910 dengan menyandang pangkat terakhir
sebagai Letnan Jenderal. Beliau mendapat gelar Lord dari Raja George pada
tahun 1929.
Awal dari kepramukaan yang dirintis oleh Baden Powell adalah
dengan dirintisnya latihan kepramukaan awal pada tahun 1908. Beliau selalu
menulis buku yang menceritakan pengalamannya sebagai bungkus acara
latihan yang dirintisnya. Dari kumpulan tulisannya tersebut kemudian diberi
berjudul “Scouting For Boys” yang tersebar dengan cepat ke seluruh negeri
Inggirs dan sekitarnya. Seiring dengan tersebarnya buku tersebut maka
menjadi akar dari pramuka berkembang dan sejak saat itu bayak berdiri Boys
Scout yang beranggotakan pramuka laki-laki. Selanjutnya disusul dengan
berdirinya organisasi kepramukaan putri yang bernama “Girls Guides” yang dibantu oleh Agnes yang merupakan adik perempuan Baden Powell, kemdian
diteruskan oleh Mrs. Baden Powell.
Giliran Pramuka golongan siaga yang berdiri pada tahun 1916 dengan
istilah CUB ( anak serigala ) dengan buku TheJungleBook yang berisi cerita
tentang MOWGLI mengisahkan tentang seorang anak yang didik dalam
Baru pada tahun 1918, Baden Powell membentuk Rover Scout yaitu
pramuka golongan penegak yang berusia lebih dari 17 tahun. Kemudian
beliau menerbitkan buku yang diterbitkan tahun 1922 yang berjudul
“Rovering toSucces” ( Mengembara Menuju Bahagia ) yang berisi petunjuk
dalam menghadapi hidupnya agar mencapai kebahagiaan. Tersirat bahwa
seorang pemuda harus dapat melewati lima karang kehidupan, yaitu : Karang
Perjudian, Karang Wanita, Karang Miras dan Rokok, Karang Ego dan
Munafik, Karang tak berTuhan. Jadi dari semula Baden-Powell telah
mengajarkan bahwa untuk bisa meraih keberhasilan, para pemuda harus bisa
menahan diri dari berbagai macam tantangan dan rintangan.42
Petunjuk tentang pelaksanaan kursus pembina Pramuka mulai di
luncurkan pada tahun 1914, akan tetapi rencana tersebut baru dapat
terlaksana mulai tahun 1919. Pada saat itu, tempat yang digunakan sebagai
sarana pendidikan Pembina Pramuka adalah GILWELPARK yang terletak di
Chingford. Tempat tersebut Baden Powell dapatkan tanah pemberian dari
sahabatnya yang bernama W.FdeBoisMacLeren.
Untuk pertama kalinya pada tahun 1920 diselenggarakan Jambore
Sedunia di arena Olympia London. Dalam acara tersebut Baden Powell
mengundang pramuka dari 27 negara dan tepat dihari itu Baden Powell
dinobatkan sebagi Bapak Pandu Dunia atau disebut “Chief Scout Of The World”.
43
Untuk memperlancar kegiatan pramuka, maka sejak tahun 1920
dibentuklah Dewan Internasional dengan sembilan anggota dengan Biro
Sekretariatnya yang berada di London Inggris. Pada tahun 1958 Biro
Kepramukaan Sedunia Putera dipindahkan dari London ke Ottawa di Kanada.
Pergantian tidak berhenti di sini, sepuluh tahun kemudian tepat pada tanggal
1 Mei 1968 Biro tersebut dipindahkan lagi ke Geneva di Swiss. Biro
Kepramukaan putera mempunyai 5 kantor kawasan, yaitu di Swiss, Philipina,
Nigiria, Costa Rica dan Mesir.43 Sedangkan untuk Biro kepramukaan puteri
tetap berada di London sampai sekarang.
C. Situasi dan Kondisi Organisasi Kepanduan Sebelum Terbentuknya Gerakan Pramuka
Pendidikan kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi
pendid