• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Pendidikan Seks dengan Perilaku Seks Bebas Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Wonosegoro T1 132010105 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Pendidikan Seks dengan Perilaku Seks Bebas Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Wonosegoro T1 132010105 BAB I"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang pokok bagi masyarakatIndonesia. Pola perilaku generasi penerus akan terbentuk melalui dunia pendidikan, selain pendidikan dari orang tua. Maka dari itu pendidikan merupakan salah satu harapan bangsa demi kemajuan Negara, dengan terbentuknya generasi yang baik. Akhir-akhir ini dunia pendidikan mengalami penurunan contohnya banyak anak putus sekolah, menyalahgunakan barang-barang yang belum pantas untuk kalangan remaja, banyak remaja yang melakukan perbuatan asusila, anarkis, seks bebas pranikah dan masih banyak lagi (Ajen, 2003).

Permasalahan sekarang tidak berhenti dengan hanya menyatakan bahwa mendefinisikan remaja sulit. Sulit atau mudah, masalah-masalah yang menyangkut kelompok remaja semakin hari semakin bertambah. Hal tersebut telah dibahas oleh berbagai tulisan, ceramah, maupun seminar yang mengupas berbagai segi kehidupan remaja, termasuk kenakalan remaja, perilaku seksual remaja, dan hubungan remaja dengan orangtuanya, sehingga situasi tersebut menunjukkan betapa seriusnya masalah yang dirasakan oleh masyarakat (Sarwono, 2007).

(2)

tersebut melakukan hubungan seks di dalam rumah. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh rasa ingin tahu remaja yang kurang pengetahuan tentang seks sehingga menyebabkan remaja bereksplorasi dalam memenuhi dorongan seks seperti hubungan seks.

Pendidikan seks dalam lingkup sekolah keluarga maupun sekolah belum begitu diterapkan bagi para remaja. Dalam lingkup sekolah bahkan belum ada kegiatan sosialisasi mengenai pendidikan seks, terutama di sekolah pedesaan. Hal tersebut menyebabkan para remaja kurang mengetahui tentang pendidikan seksual yang seharusnya sudah didapatkan sesuai dengan umur mereka.

(3)

menyampaikan pendidikan seks juga berbeda dengan keluarga satu dengan keluarga yang lain.

Sarwono (2003), ada beberapa faktor yang dianggap berperan dalam munculnya permasalahan seksual pada remaja, diantaranya perubahan-perubahan hormonal yang dapat meningkatkan hasrat seksual remaja, penyebaran informasi yang salah misalnya buku-buku porno dan VCD porno, rasa ingin tahu (curiousity) yang sangat besar, serta kurangnya pengetahuan yang didapat dari orang tua dikarenakan orang tua menganggap hal tersebut tabu untuk dibicarakan.

Hubungan pergaulan bebas dengan berbagai pola perilaku seks di luar rumah meningkatkan yang kemudian mendominasi pembentukan kepribadian baru, remaja umunya lebih sensitive menyerap struktur pergaulan bebas dalam kehidupan masyarakat. Tidak mustahil remaja banyak meninggalkan norma-norma dan tradisi keluarga sebelumnya, kemudian dituntut untuk menyesuaikan diri dalam sistem pergaulan baru, termasuk pergaulan intim dengan lawan jenis dalam proses penyelesaian pekerjaan. Sehingga menyebabkan perilaku seksual yang tidak sehat yang berakibat fatal dengan munculnya perilaku seks bebas (Syani, 2010).

(4)

Sarwono (2003) mengungkapkan bahwa perilaku seksual remaja dapat dikurangi atau dicegah melalui kedekatan hubungan antara orang tua dan anak, pelaksanaan kehidupan beragama secara aktual sehari-hari dan mengkomunikasikan seks (pendidikan seks) pada remaja. Pendidikan seks bukanlah penerangan tentang seks semata-mata. Pendidikan seks mengandung pengalihan nilai-nilai, seperti peran pria dan wanita dalam pergaulan, peran ayah-ibu dan anak-anak dalam keluarga.

Menurut Rahman & Fachrudin (2000) pendidikan seks adalah perlakuan proses sadar dan sistematis yang dilakukan oleh pihak sekolah, keluarga dan masyarakat untuk menyampaikan informasi seksualitas yang mencakup ruang lingkup seperti perkembangan anak laki-laki dan perempuan, kemampuan personal, perilaku seksual, perilaku sosial, kesehatan seksual, peran keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah serta problema dan tantangan dalam perkembangannya.

(5)

pemberian pendidikan seks sejak dini dengan perilaku seksual pada remaja kelas X SMA Negeri 11 Yogyakarta Tahun 2011.

Sejalan pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Yohanes(2002) di SMA Negeri 5 Bogor.Banyak faktor yang diduga berkaitan dengan fenomena tersebut. Penelitian ini memfokuskan pengkajian pada pendidikan seks dalam keluarga, pertimbangan moral, dan sikap terhadap seks bebas siswa SMU Negeri 5 Bogor tahun 2002. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahdeskriptif, sedangkan disainnya adalah cross-sectional survey. Hasil penelitiannya disajikan dalam bentuk tesis yang ditujukan untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan studi pada Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat.Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: (1) ada hubungan yang signifikan antara pendidikan seks dalam keluarga dengan perilaku seks bebas pada remaja.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2006). Tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan seks oleh orang tua dan perilaku seks bebas di SMAN 1 Sedayu, berdasarkan hasil perhitungan diperoleh koefisienkorelasikendall tau -0,115 dan nilai signifikan p=0,325.

(6)

Dan ada pula siswa-siswi yang kepergok pacaran di Warnet (w) tanggal 20 juli 2013, melakukan hal-hal yang semestinya belum dilakukan anak diusia remaja dan masih banyak lagi kasus-kasus lainya, dari peristiwa tersebut perlu adanya penerapan atau penjelasan tentang seks bagi remaja agar mereka tidak terjerumus dalam hal-hal yang tidak semestinya terjadi pada usia mereka.

Sehubungan dengan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul hubungan antara pendidikan seks dengan perilaku seks bebas siswa kelas XI SMK Negeri 1 Wonosegoro.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan yang telah dikemukakansebelumnya, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

Adakah hubungan negatif signifikan antara pendidikan seks dengan periku seks bebas siswa kelas XI SMK Negeri 1 Wonosegoro ?

1.3.Tujuan Penelitian

(7)

1.4.Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.4.1. Manfaat Teoritis

Apa bila dalam penelitian ini ditemukan hasil bahwa ada hubungan maka sesuai hasil penelitian yang dilakukan oleh Wulan (2011), Yohanes (2002), dan bila tidak sesuai, maka sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2006).

1.4.2. Manfaat Praktis a. Bagi Remaja

Sebagai informasi dan gambaran mengenai makin maraknya perilaku seks bebas yang dilakukan oleh para remaja yang dinilai negative dimata masyarakat, sehingga diharapkan mereka mampu membatasi diri.

b. Bagi orang tua

Memberikan informasi kepada para orang tua untuk lebih memperhatikan pergaulan anak-anaknya, dan juga pentingnya melakukan komunikasi dengan mereka mengenai masalah seksual agar anak tidak terjerumus dalam perilaku seks bebas.

c. Bagi penelitian selanjutnya.

(8)

1.5.Sistematika Penulisan

Dalam upaya menyelesaikan penelitian ini, peneliti menggunakan sistematikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab meliputi uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang kajian teori mengenai pendidikan seks dengan perilaku seks bebas, hubungan pendidikan seks dengan perilaku seks bebas serta kajian penelitian yang berhubungan dengan penelitian dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan jenis penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, uji instrumen, dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum subyek penelitian, pengumpulan data, analisis deskriptif, uji hipotesis dan pembahasan.

BAB V PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

(1) Perkuliahan tatap muka, tutorial, praktikum, dan praktik kerja lapangan, ujian tengah semester (UTS), ujian akhir semester (UAS) dan kegiatan kurikuler yang lain merupakan satu

Untuk dan atas nama Pemberi Kuasa, maka Penerima Kuasa mewakili dalam hal menyampaikan dokumen untuk pembuktian kualifikasi dan dokumen penawaran kami untuk paket kegiatan

Dengan berjamaah, satu orang; Mukmin dengan Mukmin lainnya bisa saling belajar dan meniru tentang kefasihan bacaan, ketenangan shalat, ketertiban shalat, kerapihan pakaian shalat,

Persiapan fisik khusus bertujuan meningkatkan kemampuan fisik dan gerak yang lebih baik.

Sedangkan teknik analisis data menggunakan Uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov Smirnov, Uji homogenitas variant menggunakan uji Levene’s Test dengan

Inilah yang disitir Al-Qur’an (Q.s. Al-Anfal [8]: 2): innama-‘l- mu’minuuna-‘l-ladziina idza dzukira-‘l- laahu wajilat quluubuhum wa idzaa tuliyat aayaatuhu zaadathum

54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah bagi para peserta pengadaan penyedia pekerjaan konstruksi tersebut diatas diberikan kesempatan menyampaikan sanggahan (bila

Persoalan dan membuat keputusan-keputusan , Fungsi yang paling dominan dalam komunikasi kelompok disinilah tempat atau sarana yang tepatd. dalam menentukan keputusan (