BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang menjadi acuan dalam penyusunan skripsi ini. Penelitian
yang berjudul
“
Using Geographical Information Systems To Browse Touristic Information”. Dalam penelitian ini mereka menyatakan bahwa dewasa ini internet merupakan tempat yang paling populer untuk menerbitkan atau mencari berbagai sumber informasi, secara kusus informasi pariwisata. Para penelitiSelain itu penelitian tentang “Sistem Informasi Geografis Kunjungan Wisata Jawa Timur”. Dalam penelitian ini dibangun suatu sistem informasi geografis pariwisata berbasis web yang
dapat membantu wisatawan untuk mengetahui informasi tentang objek wisata yang akan dikunjunginya, serta dapat memudahkan pengelola objek wisata dalam memantau kunjungan wisata setiap hari. Aplikasi ini menggunakan mapscript sebagai modul yang digunakan untuk membuat fungsi dan class MapServer agar dapat dijalankan di PHP. Sedangkan MapServer sendiri adalah sebuah layanan untuk memproses dan menampilkan data spasial yang berasal dari database. Untuk apalikasi database-nya akan menggunakan PostgreSQL yang sudah mendukung tipe data spasial. (Zaenal Arifin 2008).
Ada beberapa penelitian lain juga yang sejalan dengan arah penulisan skripsi ini, diantaranya:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Jovanovic dan Njegus (2008) tentang The Apalication of GIS and ITS Componen in Tourism.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Fajuyigbe, Balogun, dan
Obembe (2007) tentang Web-based Geographical Information System (GIS) For Tourism in Oyo State, Nigeria. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Faradiansyah (2011) tentang
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Sistem
Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi meskipun istilah sistem yang digunakan bervariasi, semua sistem pada bidang-bidang tersebut mempunyai beberapa persyaratan umum, yaitu sistem harus mempunyai elemen, lingkungan, interaksi antar elemen, interaksi antara elemen dengan lingkungannya, dan yang terpenting adalah sistem harus mempunyai tujuan yang akan dicapai.
Sistem berasal dari kata bahasa Yunani “systema” yang berarti kesatuan. Berdasasarkan akar kata tersebut, maka ada berbagai pendapat yang dikemukakan sehubungan dengan arti kata sistem. Hartono (2000)
dan menghasilkan keluaran (output) melalui proses transformasi yang terorganisasi.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa sistem adalah adalah himpunan elemen yang berhubungan satu dengan yang lain guna mencapai tujuan tertentu.
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen (component), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolah (process), dan sasaran (objectives) atau tujuan (goal) (Hartono, 2000). Sebuah sistem terdiri dari berbagai unsur yang saling melengkapi dalam mencapai tujuan atau sasaran. Unsur-unsur yang saling melengkapi tersebut terdapat di dalam sistem yang
disebut dengan nama subsistem. Subsistem-subsistem tersebut harus selalu berhubungan dan berinteraksi melalui komunikasi yang relevan sehingga sistem dapat bekerja secar efektif dan efesien.
2.2.2 Pengertian Informasi
Secara umum informasi dapat didefinisikan
dengan O’Brien (2003) mendefinisikan informasi sebagai data yang telah di proses atau data yang telah memiliki arti dan berguna untuk pengguna akhir tertentu. Sumber
dari informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian - kejadian dan kesatuan yang nyata. Jadi, dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang diolah menjadi lebih berguna dan lebih bermanfaat bagi yang menggunakannya.
Setiap Informasi memiliki kadar kualitas yang bergantung pada:
1. Akurasi. Informasi harus benar, karena informasi yang tidak akurat akan berakibat fatal kepada pengguna. 2. Tepat waktu. Informasi yang diterima tidak boleh
terlambat kaena merupakan landasan dalam mengambil
keputusan.
3. Relevan. Informasi yang dihasilkan harus sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pemakai.
4. Reliabilitas. Tingkat kehandalan terhadap keakuratan
informasi yang disajikan harus dapat dipertanggungjawabkan.
5. Lengkap. Informasi yang disajikan harus utuh dan terperinci.
1. Untuk meningkatkan pengetahuan bagi si pemakai. 2. Untuk mengurangi ketidakpastian dalam proses
pengambilan keputusan pemakai.
3. Menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari sesuatu hal.
2.2.3 Pengertian Sistem Informasi
Sistem Informasi secara teknis dapat didefinisikan sebagai sekumpulan komponen yang saling berhubungan dalam menerima, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi dan pengaturan dalam sebuah organisasi (Laudon, 2004). Menurut O’Brien (2003), sistem informasi adalah kombinasi yang diorganisasi oleh manusia, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan komunikasi, sumber-sumber data yang dikumpulkan, dibentuk dan informasi yang disebarkan dalam organisasi. Sedangkan menurut Turban, Rainer, dan Potter (2001), sistem informasi adalah mengambil/mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi untuk mencapai tujuan yang spesifik.
suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang spesifik. Sistem informasi dapat membantu para manager dan karyawan dalam menganalisis masalah, menyederhanakan
subjek yang komplek dan menciptakan suatu produk yang baru.
2.2.4 Sistem Informasi Pariwisata
Merujuk pada pengertian sistem informasi di atas, yakni sekumpulan komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi terkait untuk mendukung proses pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengendalian (Prahasta, 2009, h. 93)
2.2.5 Pengertian Sistem Informasi Geografi
Definisi SIG ( Sistem Informasi Geografi ) selalu berkembang, bertambah dan bervariasi. Hal ini terlihat dari banyaknya definisi SIG yang telah beredar. Selain itu SIG juga merupakan bidang kajian ilmu dan teknologi yang
relatif baru, digunakan oleh berbagai disiplin ilmu dan berkembang dengan cepat. Prahasta (2001) mendefinisikan SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan (input), menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa dan menampilkan data – data yang berhubungan dengan posisi-posisi di permukaan bumi. Burrough (1986) mengartikan SIG sebagai suatu perngkat yang berfungsi untuk mengumpulkan, menyimpan, memanggil sesuai dengan kebutuhan, men transform dan menampilkan data spasial dari dunia nyata untuk berbagai kebutuhan dan tujuan tertentu.
Sistem Informasi Geografi dapat diuraikan menjadi beberapa sub sistem (Prahasta, 2005), yaitu :
1. Data Input. Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari
2. Data Output. Sub sistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun dalam bentuk hardcopy seperti tabel, grafik, peta, dan lain-lain.
3. Data Manajemen. Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diperbaharui, dan diperbaiki.
4. Data Manipulation and Analysis. Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh sistem informasi geografi. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
Gambar 2.1 Uraian Subsistem-subsistem SIG (Eddy Prahasta, 2005)
2.2.6 Komponen Sistem Informasi Geografi
Komponen – komponen SIG terdiri dari :
1. Perangkat keras ( Hardware )
SIG membutuhkan komputer untuk menyimpan dan
analisisnya membutuhkan memori yang besar dan processor yang cepat. Selain itu diperlukan juga digitizer untuk mengubah peta ke dalam bentuk digital.
Adapun perangkat keras yang sering digunakan untuk SIG adalah:
a. CPU. Merupakan pusat proses data yang terhubung dengan media penyimpanan dengan ruang yang cukup besar dengan sejumlah perangkat lainnya.
b. Memory. Unit memory yang mampu menampung data dalam jumlah besar ketika aplikasi melakukan operasi analisis.
c. Hard disk. Merupakan sebuah komponen perangkat keras yang berguna menyediakan ruang untuk penyimpanan data.
d. Digitizer. Merupakan sebuah komponen perangkat keras yang berguna menyediakan ruang untuk penyimpanan data.
e. Printer/ Plotter. Digunakan untuk mencetak hasil dari
data yang telah diolah.
f. Scanner. Alat input data yang bertugas mendeteksi cahaya yang kemudian mengkonversikan peta kertas menjadi peta digital.
tinggi yang digunakan untuk memudahkan user dalam mengontrol komputer dan perangkat-perangkat lain.
2. Perangkat lunak ( Software )
Perangkat lunak dalam SIG haruslah mampu menyediakan fungsi dan tool untuk Dengan demikian, elemen yang harus terdapat dalam komponen perangkat lunak SIG adalah:
1. Tool untuk melakukan input dan transformasi data geografi.
2. Sistem Manajemen Basis Data.
3. Tool yang mendukung query geografi, analisis dan visualisasi.
4. Graphical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool geografi.
Ada banyak perangkat lunak SIG yang dapat kita gunakan, diantaranya adalah Map Info, Arc Info, Arc View, Arc GIS dan masih banyak lainnya.
3. Data
digunakan oleh pemakai. Jenis data yang digunakan dalam sistem informasi geografi adalah data spasial ( Peta ) dan data non-spasial ( Keterangan/atribut ).
Perbedaan antara dua jenis data tersebut adalah sebagai berikut :
a. Data Spasial
1. Titik. Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana untuk suatu objek. Representasi ini tidak memiliki dimensi tetapi dapat diidentifikasi di atas peta dan dapat ditampilkan pada layar monitor dengan menggunakan simbol-simbol. Titik dapat mewakili objek-objek tertentu berdasarkan skala yang ditentukan, misalnya : letak bangunan, kota, dan lain-lain.
2. Garis. Garis adalah bentuk linier yang akan menghubungkan paling sedikit dua titik dan digunakan untuk merepresentasikan objek-objek satu dimensi. Batas-batas poligon merupakan
garis-garis, demikian pula dengan jaringan listrik, saluran buangan, jalan, sungai, dan lain sebagainya.
3. Polygon. Poligon digunakan untuk merepresentasikan objek-objek dua dimensi. Suatu danau, batas propinsi, batas kota,
batas-batas persil tanah milik adalah tipe-tipe entity yang pada umumnya direpresentasikan sebagai poligon. Suatu poligon paling sedikit dibatasi oleh 3 garis yang saling terhubung diantara ketiga titik tersebut.
Data atribut adalah data yang mendeskripsikan karakteristik atau fenomena yang dikandung pada suatu objek data dalam peta dan tidak mempunyai hubungan dengan posisi geografi. Contoh :
data atribut suatu sekolah berupa jumlah murid, jurusan, jenis kelamin, agama, beserta atribut-atribut lainnya yang masih mungkin dimiliki dan diperlukan. Atribut dapat dideskripsikan secara kualitatif dan kuantitatif. Pada pendeskripsian secara kualitatif, kita mendeskripsikan tipe, klasifikasi, label suatu objek agar dapat dikenal dan dibedakan dengan objek lain, misalnya : sekolah, rumah sakit, hotel, dan sebagainya. Bila dilakukan secara kuantitatif, data objek dapat diukur atau dinilai berdasarkan skala ordinat atau tingkatan, interval atau selang, dan rasio atau perbandingan dari suatu titik tertentu. Contohnya, populasi/jumlah siswa di suatu sekolah 500-600 siswa, berprestasi, jurusan, dan sebagainya.
4. Metode
Untuk menghasilkan SIG sesuai dengan yang diinginkan, maka SIG harus direncanakan dengan matang dengan menggunakan metologi yang benar. SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan dunianyata, yaitu metode, model dan implementasi akan
berbeda-beda untuk setiap permasalahan. 5. Manusia
diaplikasikan sesuai dunia nyata. Sumber daya manusia sangat diperlukan untuk mendefinisikan, menganalisa, mengoperasikan serta menyimpulkan masalah yang sedang
dihadapi dalam pembuatan SIG. Pemakai pada SIG terdiri dari beberapa tingkatan, dari tingkatan spesialis teknis yang mendesain dan memelihara sistem sampai pada pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu pekerjaan sehari-hari.
2.2.7 Kemampuan yang dimiliki Sistem Informasi Geografi
Dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi dalam memperoleh informasi mengenai data geografi dalam skala tertentu mengenai suatu daerah akan menjadi lebih akurat. Hal ini dikarenakan SIG memungkinkan untuk peng-update-an sesering mungkin, seiring dengan perkembangan informasi dari waktu ke waktu.
Menurut Paryono (1994), kelebihan Sistem Informasi Geografi adalah sebagai berikut :
1. Data yang disimpan SIG sesuai dengan keadaan dan
skala aslinya serta disimpan dalam bentuk digital.
2. Perubahan yang terjadi pada data geografi dapat dilakukan karena SIG bersifat dinamis.