• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pesan dakwah rubrik cerpen anak majalah Nurul Hayat edisi bulan Maret-April 2017: analisis semiotik model Charles Sanders Peirce.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pesan dakwah rubrik cerpen anak majalah Nurul Hayat edisi bulan Maret-April 2017: analisis semiotik model Charles Sanders Peirce."

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

PESAN DAKWAH RUBRIK CERPEN ANAK

MAJALAH NURUL HAYAT EDISI BULAN MARET, APRIL 2017 (Analisis Semiotik Model Charles Sanders Peirce)

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Nur Chafshoh (B01213017)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

▸ Baca selengkapnya: diskusikan tema dan pesan dalam cerpen sepasang sepatu tua

(2)
(3)
(4)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Nur Chafshoh

NIM : B01213017

Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam

Judul : Pesan Dakwah Rubrik Cerpen Anak Majalah Nurul HayatEdisi

Bulan Maret, April 2017 (Analisis Semiotik Model Charles

Sanders Peirce)

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan

.

(5)
(6)

ABSTRAK

Nur Chafshoh, B01213017, 2017. Pesan Dakwah Rubrik Cerpen Anak Majalah Nurul Hayat Edisi Bulan Maret, April 2017 (Analisis Semiotik Model Charles Sanders Peirce). Skripsi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Jurusan Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci: Analisis Semiotik, Rubrik Cerpen Anak,

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah, (1) Bagaimana tanda pesan dakwah yang ada dalam rubrik cerpen anak edisi bulan Maret, April 2017?, (2) Bagaimana objek pesan dakwah rubrik cerpen anak Majalah Nurul Hayat edisi bulan Maret dan April 2017?, dan (3) Bagaimana makna pesan dakwah rubrik cerpen anak edisi bulan Maret dan April 2017?. Dengan tujuan mengetahui tanda, objek, dan makna pesan dakwah rubrik cerpen anak Majalah Nurul Hayat edisi bulan Maret dan April 2017.

Untuk mengidentifikasi persoalan tersebut secara mendalam dan menyeluruh, penelitian ini menggunakan metode analisis isi semiotik, yaitu model Charles Sanders Peirce, dengan pendekatan kualitatif. Sehingga dalam mengumpulkan data tidak disajikan berupa angka-angka, tetapi kata-kata dan gambar. Dengan sumber data primer dan sekunder. Di antaranya, rubrik cerpen anak Majalah Nurul Hayat, Majalah Nurul Hayat, buku-buku literatur, dokumentasi, dan website Nurul Hayat.

Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa pesan dakwah yang terdapat dalam rubrik cerpen anak Majalah Nurul Hayat edisi bulan Maret dan April 2017 adalah pesan dakwah akidah dan akhlak. Tanda pesan dakwah akidah dan akhlak meliputi penjelasan tokoh dalam kutipan langsung, pernyataan keyakinan tokoh terhadap Allah SWT dan rasulnya, pernyataan perilaku perduli, pernyataan memberikan benda berharga yang ia miliki, serta pernyataan nasihat dari tokoh tentang keutamaan berbicara baik. Objek pesan dakwah akidah dan akhlak meliputi keyakikan dari tokoh bahwa Allah SWT yang selalu menjaga hambanya dimanapun berada, serta keyakinan tokoh terhadap rasulnya, dan berani memberikan nasihat kepada teman-temannya. Sedangkan makna pesan dakwah akidah dan akhlak adalah memberikan interpretasi kepada peneliti bahwa tokoh-tokoh dalam cerpen percaya kepada Allah dan senantiasa menjadi contoh yang baik dengan memberikan bantuan kepada yang membutuhkan, serta saling menasihati.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN……... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...v

ABSTRAK...vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

BAB I : PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah... .01

B.Rumusan Masalah... .07

C.Tujuan Penelitian... .07

D.Manfaat Penelitian... .08

E. Definisi Konseptual... .08

F. Sistematika Pembahasan... .11

BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN TENTANG CERPEN DALAM MEDIA DAKWAH A.Pesan Dakwah... .13

1. Pengertian Pesan Dakwah... .13

2. Macam-macam Sumber Pesan Dakwah... .14

3. Tema Pesan Dakwah... .19

4. Pesan Dakwah dalam Cerpen Anak... .21

5. Media Pesan Dakwah... .24

B.Analisis Semiotik Charles Sanders Peirce... .27

C.Penelitian Terdahulu yang Relevan... .30

BAB III : METODE PENELITIAN A.Pendekatan dan Jenis Penelitian... .32

B.Jenis dan Sumber Data... .34

C.Unit Analisis... .35

D.Tahapan Penelitian... .35

E. Teknik Pengumpulan Data... .37

F. Teknik Analisis Data... .38

(8)

1. Profil dan Program Yayasan... 45

2. Majalah Nurul Hayat... 48

B.Penyajian Data... 56

C.Analisis Data... 58

D.Temuan dan KonfirmasiTeori... 73

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan... 76

B.Saran... 76

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Sastra merupakan salah satu media yang baik untuk menyisipkan pesan

dakwah. Bagi penulis sastra prosa, khususnya jenis fiksi, banyak yang sukses

menyelipkan pesan-pesan positif dalam cerita karangannya. Keahlian dalam

merangkai kata-kata dan mengombinasikan dengan fantasi serta imajinasi yang

dimiliki, kemudian dipadukan dengan pengalaman pengarang.1

Putu Wijaya mengungkapkan definisi sastra adalah cerita tentang manusia,

atau cerita tentang apa saja yang memberi kepada manusia tentang pengalaman

batin, merenungi kehidupan masa lalu, masa kini dan masa datang, untuk

mengantar manusia kepada kehidupan yang lebih baik, lebih sempurna, lebih

membahagiakan manusia secara bersama-sama.2

Orang-orang Islam Indonesia yang mampu menggunakan karya sastranya

sebagai senjata dalam berdakwah, dan mau menerapkannya, merupakan bukti

tanggungjawab terhadap amanat dakwah yang mereka emban. Karena pada

dasarnya, dakwah adalah beban setiap muslim. Tetapi Allah SWT telah

memberikan keringanan kepada hambanya, bahwa Allah SWT tidak akan

membebankan sesuatu di luar kemampuannya.

Hal ini sesuai dengan ayat Allah dalam Al-Qur’annya, Qs. Al-Baqarah: 286 yang berbunyi:

1

Heru Kurniawan Sutardi, Sastra Anak dalam Kajian Strukturalisme, Sosiologi, Semiotika,hingga

Penulisan Sastra Kreatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 18.

2

(10)

2

اا اعْس اَإ اًسْفان ه فِلاكي اَ

. آا ةي

Artinya: Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya.3(QS. Al-Baqarah: 286).

Kemampuan menyampaikan pesan dakwah melalui karya sastra adalah

sebuah kelebihan. Tidak semua orang dapat membuat karya sastra, kelebihan

tersebut hanya dimiliki oleh orang-orang yang sudah terbiasa dan memiliki

kemampuan pada bidang tulis-menulis, terlebih lagi kemampuan mengolah

bahasa, dan penguasaan terhadap materi dakwah Islam.

Allah telah memberikan keistimewaan terhadap sebagian manusia, yang

memberikan kemampuan khusus tentang dunia sastra, memberikan kekayaan

imajinasi dan kecerdasan tangan. Setiap karya sastra membutuhkan seni, dan seni

dalam pengertian agama adalah ungkapan rasa syukur manusia atas kebesarannya

dalam memberikan instrumen-instrumen estetika dalam diri manusia. Oleh karena

itu, seni juga dapat bernilai ibadah. Ada banyak macam seni, di antaranya seni

mengarang, seni melukis, seni sastra, seni kaligrafi, seni peran, seni suara dan lain

sebagainya.4

Menulis karya sastra setidak-tidaknya mampu menggunakan pena dalam

kegiatan mengarang. Keistimewaan manusia menggunakan pena, daripada

makhluk Allah yang lain telah tertulis di dalam Al-Qur’an Surat Al-Alaq ayat 4,

dan 5.

امالاع مالاقْلاب امالاع يذالا

ْمالْعاي ْمال اام انااسْن ْْا

3

Departemen Agama, Al-Qur’an dan terjemahnya, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2006), h. 61.

4

Euis Sri Mulyani, Panduan Pengajaran Seni dalam Islam, (Jakarta: Departemen Agama RI,

(11)

3

Artinya: “(Allah) yang mengajar (manusia) dengan perantara pena (baca

tulis). Dia mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya.5”(Qs. Al-Alaq: 4-5)

Kegiatan berdakwah dalam agama Islam dengan menggunakan pena telah

dipopulerkan sebagian penulis Indonesia. Pengalaman-pengalaman batin yang

dimiliki oleh penulis, kemudian dituangkan dalam karya mereka. Di antaranya,

Asma Nadia, Habiburrohman El-Syirazy, Helvy Tiana Rossa, dan lain

sebagainya. Mereka berhasil menanamkan pesan dakwah dalam karyanya.

Sehingga penulisan karya sastra di Indonesia kini telah banyak mengangkat

pesan-pesan religi.

Jauh sebelum penulisan karya sastra dapat mengangkat pesan religi sebagai

tema untuk ide mereka, orang-orang Islam sejak zaman Nabi Muhammad baru

pertama kali menyebarkan agama Islam, sastra telah menjadi bahan perbincangan

yang digandrungi oleh orang-orang Arab. Sebagai tempat lahirnya agama Islam,

negara Arab yang penuh dengan para penyair dan selalu memuja-muja kraya

sastra, Nabi Muhammad diamanati oleh Allah untuk membawa Islam dengan

bekal kitab suci Al-Qur’an yang dipenuhi bahasa-bahasa sastra, dan persaingan

orang-orang Arab untuk menggagalkan penyebaran agama Islam dengan

mengalahkan Al-Qur’an tidak satupun di antara mereka dapat menaklukkannya.

Beberapa tempat yang biasa dijadikan tempat berkumpul, ‘ukaz, Majinnah,

dan Dzu al Majaz,6 merupakan tempat para penyair berlomba-lomba

mendengarkan syair-syair mereka yang telah disiapkan, kemudian syair yang

terbaik akan digantungkan di sekitar Ka’bah bersama dengan patung-patung

5

Departemen Agama, Al-Qur’an dan terjemahnya, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2006),h.

904.

6

(12)

4

sesembahan mereka, harus terkalahkan dengan Al-Qur’an, berhala atau patung

mereka pun berhasil dipindahkan dari sekitar Ka’bah.

Kemampuan orang-orang Islam dalam menggunakan karya sastra

merupakan keahlian para pelaku dakwah dalam memainkan tanda-tanda dalam

setiap kata yang menyusun cerita dalam karya sastra. Tanda dan simbol adalah

alat dan materi yang digunakan untuk berinteraksi. Komunikasi pesan dakwah

dapat terjalin, di mana pesan (tanda) tersebut dikirimkan dari seorang pengirim

(sender) kepada penerima (receiver).7Supaya pesan tersebut dapat diterima secara

efektif maka perlu adanya proses interpretasi terhadap pesan, karena hanya

manusialah yang memiliki kemampuan untuk menggunakan dan memakai

simbol-simbol. Dalam komunikasi istilah simbol biasa dipelajari dalam ilmu semiotika.

Permainan tanda yang dilakukan pendakwah melalui tulisannya, tidak lain

adalah permainan pesan yang disisipkannya terhadap teks. Teks sebagai media,

dapat berupa media majalah. Majalah merupakan salah satu media cetak yang

baik digunakan untuk berinteraksi dengan pembaca. Dengan periodesasi tertentu,

pembaca dapat memprediksi dan tertarik jika majalah tersebut memiliki

kedekatan, sehingga dapat menjadi pembaca yang setia.

Bahasa sastra yang digunakan dalam sebuah majalah salah satu faktor

ketertarikan pembaca. Bahasa ini memiliki ketergantungan dengan organisasi atau

nama media yang menaunginya. Jika yang ditonjolkan adalah media yang

bergenre Islam, maka pesan yang tersirat dalam tulisan majalah lebih

menggambarkan keislaman.

7

Nawiroh Vera, Semiotika dalam Riset Komunikasi, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2015), h.

(13)

5

Pembaca terkadang adalah pembaca aktif, kadang pula pasif. Seorang

pembaca dikatakan aktif jika merespon atau terdapat feedback terhadap tulisan yang diterbitkan pada majalah. Pesan-pesan yang disampaikan pengarang kepada

pembaca, baik secara langsung maupun tidak dapat terserap terhadap daya ingat

pembaca. Meskipun tulisan yang terdapat pada majalah tidak mendapatkan

timbal-balik, komunikasi yang dijalin melalui bahasa verbal menggunakan sistem

lambang yang tersirat dan dapat memberikan makna kepada pembaca. Mereka

akan memberikan interpretasi pada setiap kata. Oleh karena itu, komunikasi dalam

bahasa sastra merupakan proses penggunaan tanda-tanda dan simbol-simbol yang

mendatangkan makna bagi orang lain.

Pesan dakwah dalam Islam dibagi menjadi tiga, pertama pesan akidah

(keyakinan) terhadap Allah dan Islam, kedua pesan syariah yang meliputi ajakan

untuk beribadah, dan ketiga pesan akhlak yaitu pesan dakwah dengan

perbuatan-perbuatan yang baik yang dilakukan oleh pelaku dakwah. Orang-orang Islam

dapat berdakwah melalui interaksi atau komunikasi yang dilakukannya dengan

respon yang baik, melalui pesan-pesan sastra dakwah.

Pesan dakwah dapat disisipkan dalam berbagai macam karya sastra. Jenis

karya sastra di antaranya cerita anak (cernak), teenlit, dan cerita dewasa. Cerita

dewasa berisikan kisah-kisah percintaan, atau segala cerita tentang kehidupan

orang dewasa. Teenlit adalah jenis cerita yang menceritakan kisah remaja, baik yang menyangkut tokoh-tokoh utama maupun permasalahannya.8 Dengan

tema-tema pertema-temanan, kisah cinta, impian, khayalan, cita-cita, konflik, dan lain

sebagainya, dan jenis cerita yang terakhir adalah cernak.

8

(14)

6

Dari ketiga jenis cerita, yang paling baik digunakan untuk menyisipkan

pesan dakwah adalah cerita anak. Sastra dalam cerita anak sejatinya berisikan

imajinasi-imajinasi pengarang layaknya sastra pada umumnya. Orang yang belajar

sastra, khususnya cerita anak berarti melatih imajinasi mereka. Imajinasi

merupakan suatu gambaran (citra) yang dihasilkan oleh otak seseorang, termasuk

otak anak. Sedangkan otak anak terdiri atas korteks (otak besar), limbik, dan

batang besar. Otak besar adalah bagian di mana perkembangan otak kanan dan

otak kiri ditentukan. Oleh karena itu, anak perlu rangsangan positif agar

perkembangan otaknya berlangsung optimal.9 Dengan memberikan rangsangan

positif sebuah nasihat yang tersirat dalam karya sastra, anak akan menjadi insan

yang memiliki pemikiran positif, dan dengan upaya mengenalkan karya sastra

sejak dini akan melatih imajinasi mereka sejak kecil.

Sajian cerpen anak dengan bahasa yang sederhana, menjadikan peneliti

tertarik untuk meneliti sebuah cerpen anak dalam segi makna pesan dakwah, yaitu

pesan akhlak, akidah, dan syariah. Sehingga peneliti lebih cenderung memilih

teori komunikasi analisis isi semiotik sebagai pisau analisis. Teori semiotik model

Charles Sanders Peirce, mengemukakan teori segitiga makna, melihat pesan

dakwah dari tiga sisi, yaitu tanda, objek, dan makna.

Dalam penelitian semiotik, diperlukan objek penelitian. Objek penelitian

dalam penelitian ini adalah media cetak majalah, tentunya harus mengandung

pesan dakwah dengan genre anak-anak. Oleh karena itu peneliti tertarik pada

Majalah Nurul Hayat rubrik cerpen anak edisi bulan Maret dan April 2017.

Dengan judul Sepatu Roda Untuk Siti, dan Teman Baru Adiba.

9

(15)

7

B.Rumusan Masalah

Penelitian ini adalah tentang pesan dakwah yang terkandung dalam Majalah

Nurul Hayat edisi bulan Maret dan April 2017 dengan menggunakan teori

semiotika model Charles Sanders Peirce, yang merumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaiamana tanda pesan dakwah rubrik cerpen anak Majalah Nurul Hayat

edisi bulan Maret, April 2017?

2. Bagaimana objek pesan dakwah rubrik cerpen anak Majalah Nurul Hayat

edisi bulan Maret, April 2017?

3. Bagaimana makna pesan dakwah rubrik cerpen anak Majalah Nurul Hayat

edisi bulan Maret, April 2017?

C.Tujuan Penelitian

Sebuah penelitian, memiliki tujuan yang harus dicapai agar penelitian

menemukan hasil, dalam penelitian ini tujuannya adalah:

1. Mengetahui tanda pesan dakwah rubrik cerpen anak Majalah Nurul Hayat

edisi Maret, April 2017.

2. Mengetahui objek pesan dakwah rubrik cerpen anak Majalah Nurul Hayat

edisi Maret, April 2017.

3. Mengetahui makna pesan dakwah rubrik cerpen anak Majalah Nurul Hayat

(16)

8

D.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah sesuatu yang harus ada dalam penelitian, baik

secara teoretis maupun praktis, oleh karena itu peneliti memaparkan manfaat

penelitian di bawah ini:

1. Secara Teoretis

a. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah wawasan akademik

tentang penelitian analisis isi pesan dakwah pada sebuah majalah.

b. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan literasi

dan wawasan untuk para akademisi yang sedang melakukan penelitian

dengan teori yang sama yakni, Charles Sanders Peirce.

2. Secara Praktis

a. Bagi peneliti, diharapkan dapat menjadi pengalaman yang bermanfaat

bagi masa depan peneliti, sekaligus dapat menerapkannya.

b. Bagi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, diharapkan

penelitian ini dapat menjadi tambahan literasi civitas akademika

tentang penelitian dakwah dengan menggunakan metode analisis isi.

c. Bagi Yayasan Nurul Hayat, diharapkan dapat menjadi dorongan untuk

dapat lebih memantapkan misi berdakwah menggunakan cerpen

sebagai media dakwah.

E.Definisi Konseptual

Definisi Konseptual adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

(17)

9

berdasarkan sifat atau atas cara bekerjanya, sehingga definisi konseptual dalam

penelitian ini adalah:10

1. Pesan Dakwah

Pesan dakwah adalah simbol-simbol yang disisipkan oleh seseorang

dalam melakukan dakwahnya kepada umatDalam buku Moh Ali Aziz, jenis

pesan dakwah dikelompokkan dalam kategori dari mana saja sumber pesan

itu didapatkan. Sumber pokok ajaran Islam, ada di dalam Al-Qur’an dan

hadis, atau bisa dari mana saja yang sumbernya dapat terpercaya, dan tidak

menyalahi Al-Qur’an dan hadis, di antaranya dari kisah-kisah pengalaman

hidup seseorang, dan karya sastra.

Sedangkan content yang ada di dalam pesan dakwah, atau yang bisa

disebut tema. Di dalam Islam, meliputi tiga pokok. Akidah, Syariah, dan

akhlak. Akidah adalah keimanan yang ada dalam diri seorang muslim

terhadap Allah.11 Objek keimanan menurut Al-Quran adalah hanya Allah

semata. Sedangkan dalam tema pesan dakwah syariah, adalah perintah

melakukan ibadah kepada Allah, dan tema pesan dakwah yang terakhir yaitu

akhlak, di mana seorang muslim berdakwah dengan pencerminan perbuatan

baik yang dilakukan seorang muslim dengan muslim lainnya.

2. Rubrik Cerpen Anak

Dari perkembangannya, media cetak merupakan media yang tidak

akan tertinggal dari sejarah pers. Pers yang menyangkut media massa kini

memang berkembang sangat pesat, dimulai dari media cetak sederhana pada

10

Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Semarang: Penerbit Ghalia Indonesia, 2009), h. 127.

11

(18)

10

zaman Romawi bernama Acta Diurna dam Acta Senatus, sekarang sudah

menjadi mendunia dengan berbagai jenis, meliputi media cetak dan

elektronik. Dari segi bentuknya, media cetak ada yang berbentuk surat

kabar, tabloid dan majalah, sedangkan media elektronik berbentuk radio dan

televisi serta terakhir melalui internet, yang disebut e-news.12

Sedangkan Rubrik adalah kepala karangan (ruang tetap) dalam media

cetak baik surat kabar maupun majalah. Rubrik dalam surat kabar misalnya

tajuk rencana, surat pembaca, atau dongeng anak. Isi rubrik ada yang secara

jelas ditampilkan oleh penulis (tersurat) dan ada yang tidak secara jelas

ditampilkan oleh penulis (tersirat). Isi rubrik merupakan pokok masalah

yang dibicarakan dalam rubrik. Rubrik memuat isi dan pesan yang ingin

disampaikan penulis kepada pembaca. Isi rubrik merupakan hal pokok yang

dibahas dalam rubrik. Sementara itu pesan rubrik merupakan anjuran atau

nasihat penulis yang terdapat dalam rubrik yang ditujukan kepada pembaca.

Dalam sebuah majalah, terdiri dari banyak rubrik. Rubrik berguna

untuk memudahkan pembaca tentang apa yang akan dibacanya. Karena

dalam sebuah rubrik, pasti ada penamaan untuk rubrik tersebut sebagai

pembeda dengan rubrik-rubrik yang lain. Serta dengan adanya penamaan

rubrik, dapat menentukan jenis penulisan isi rubrik. Contoh rubrik pada

sebuah majalah di antaranya, rubrik artikel, esai, tajuk rencana, features,

kolom, dan juga cerpen. Pembagian atau penamaan rubrik biasanya

tergantung visi-misi sebuah lembaga yang mendirikan kantor redaksi.

12

Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2016), h.

(19)

11

Secara umum struktur perusahaan media cetak dapat dibagi menjadi

beberapa bagian, di antaranya adalah Pimpinan Umum, Pimpinan Redaksi,

Pimpinan Perusahaan, Redaktur Pelaksana, Kepala Percetakan, Kepala Pemasaran dan Iklan, Kepala Distribusi dan Sirkulasi13

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan adalah bagian penelitian yang terdiri dari sub-sub

pembahasan di dalam bab per bab. Yaitu ada lima bab, dijelaskan di bawah ini:

Pada bab satu peneliti akan memaparkan tentang langkah awal dalam

penelitian skripsi, di antaranya menjelaskan, a) Latar belakang masalah, b)

Rumusan masalah, c) Tujuan penelitian, d) Manfaat penelitian, e) Definisi

konseptual, dan f) Sistematika pembahasan.

Pada bab dua adalah kajian kepustakaan tentang pesan dakwah pada

cerpen anak, untuk dapat mengerti isi dan analisis semiotiknya, maka peneliti

merincikan dalam sub-sub bab yaitu terdiri dari, a) Pesan Dakwah, b) Analisis Isi

Semiotik Charles Sanders Peirce, c) Penelitian Terdahulu yang Relevan

Pada bab tiga, membahas tentang metode penelitian yang digunakan oleh

peneliti. Di antaranya, menggunakan metode analisis isi semiotik dan pendekatan

penelitian kualitatif, yaitu bagaimana cara peneliti mendekati objek penelitian,

sehingga hal-hal yang perlu dipaparkan dalam skripsi ini adalah berbentuk data,

gambar, dan dokumen.

Bab empat adalah bab tentang analisis dari penelitian yang dilakukan. Dari

13

(20)

12

pencarian data dengan dokumentasi, dan analisisnya tentang pesan dakwah dalam

Cerpen Anak Majalah Nurul Hayat, hingga bagaimana hasil analisis cerpen

tersebut.

Pada bab lima adalah penutup. Akan ditarik kesimpulan penelitian.

Bagaimana tanda, objek, dan makna pesan dakwah dalam rubrik cerpen anak, dan

bagaimana analisis isi semiotik pesan, serta akan dipaparkan saran-saran kepada

(21)

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN TENTANG PESAN DAKWAH DALAM CERPEN ANAK

A.Pesan Dakwah

1. Pengertian Pesan Dakwah

Pesan dakwah dalam ilmu komunikasi adalah massage, yaitu

simbol-simbol. Dalam literatur bahasa Arab, pesan dakwah disebut maudlu’ al

-da’wah.Istilah ini lebih tepat dibanding dengan istilah “materi dakwah” yang

diterjemahkan dalam bahasa Arab menjadi maaddah al-dakwah. Istilah pesan

dakwah dipandang lebih tepat untuk menjelaskan, “isi dakwah berupa kata,

gambar, lukisan dan sebagainya yang diharapkan dapat memberikan

pemahaman bahkan perubahan sikap dan perilaku mitra dakwah.” Jika dakwah

melalui tulisan umpamanya, maka yang ditulis itulah pesan dakwah. Jika

melalui lisan, maka yang diucapkan pembicara itulah pesan dakwah. Jika

melalui tindakan, maka perbuatan baik yang dilakukan itulah pesan dakwah.1

Allah SWT dalam memberikan perintah berdakwah kepada setiap muslim,

tidaklah membebani hambanya, tetapi disesuaikan dengan kemampuannya.

Berikut ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tugas berdakwah:Qs. Al-A’raf Ayat

42:

ل

ذ ي

ن

م ن

و

ع

ل

و

صل

ل

ح

ت

ل

ُ

ك ل

ف

ُ

ف

س

إ

ل

س

ع

ل

كـ

ص

ح

ب

جل

ن ة

ۚ.

ه

م

ف ي

خ

ل د

۞

1
(22)

14

Artinya: Dan orang-orang yang beriman serta mengerjakan kebajikan, kami tidak akan membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.2 (Qs. Al-A’raf: 42).

Pesan dakwah dapat dilakukan melalui apa saja, dan dengan cara apa

saja. Nabi Muhammad melakukan dakwah di Makkah dengan mad’u yang

berbeda-beda karakter. Curah perhatian Nabi ada pada pembinaan umat, baik

internal umat Islam maupun pengintegrasian semua umat dalam ikatan

kehidupan bersama sebagai satu kesatuan ummah wahidah.3

Pesan apapun yang dijadikan sebagai pesan dakwah selama tidak

bertentangan dengan sumber utamanya, yaitu Al-Qur’an dan hadis dapat

disebut pesan dakwah. Dengan demikian, semua pesan yang bertentangan

terhadap Al-Qur’an dan hadis tidak disebut sebagai pesan dakwah. Semua

orang dapat berbicara tentang moral, bahkan dengan mengutip ayat Al-Qur’an

sekalipun. Akan tetapi jika hal itu dimaksudkan untuk pembenaran atas

kepentingan nafsunya semata, maka demikian itu bukan termasuk pesan

dakwah. Pesan dakwah pada garis besarnya terbagi menjadi dua, yaitu pesan

utama (Al-Qur’an dan hadis) dan pesan tambahan atau penunjang (selain

Al-Qur’an dan hadis).

2. Macam-macam Sumber Pesan Dakwah

Sebuah pesan dapat disisipkan melalui sebuah media, dapat berupa apa

saja yang memiliki nilai kebaikan untuk mengajak kepada Islam.

Macam-macam sumber pesan dakwah menurut Moh Ali Aziz adalah sebagai berikut4:

2

Departemen Agama, Al-Qur’an dan terjemahnya, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2006), h.

209.

3

Abdullah Khozin Afandi, Melacak Awal Sejarah Islam, (Surabaya: Penerbit Dakwah Digital

Press, tt), h. 38.

4

(23)

15

a. Ayat-ayat Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah wahyu penyempurna. Seluruh wahyu yang

diturunkan oleh Allah SWT, kepada nabi-nabi terdahulu termaktub dan

teringkas dalam Al-Qur’an. Dengan mempelajari Al-Qur’an, seseorang

dapat mengetahui kandungan Kitab Taurat, Kitab Zabur, Kitab Injil,

Shahifah (lembaran wahyu) Nabi Nuh a.s, Shahifah Nabi Ibrahim a.s,

Shahifah Nabi Musa a.s, dan Shahifah yang lain. Selain itu, Al-Qur’an juga memuat keterangan di luar wahyu-wahyu yang terdahulu. Menjadikan

Al-Qur’an sebagai pesan dakwah, dengan mengutip ayat-ayatnya untuk

menjadikan landasan pesannya, dapat diterapkan dalam berdakwah. Karena

hakikat dakwah adalah untuk menyampaikan pesan-pesan agama Islam,

salah satunya melalui wahyu (Allah).

b. Hadis Nabi SAW

Hadis Nabi SAW adalah segala ucapan, perbuatan, ketetapan, sifat,

bahkan ciri fisik dari seorang nabi. Hadis Nabi dapat digunakan sebagai

materi pesan dakwah. Untuk mengutip hadis Nabi, tidak serta merta seluruh

hadis yang diriwayatkan oleh sahabat dapat dijadikan, karena ada tingkatan

menurut kesahihannya. Seorang pendakwah tidak perlu untuk menelitinya

sendiri, pendakwah tidak perlu juga untuk menghafal keseluruhan hadis,

tetapi cukup membuat klasifikasi hadis berdasarkan kualitas dan temanya.

c. Pendapat Para Sahabat Nabi SAW

Orang yang hidup semasa dengan Nabi SAW., pernah bertemu dan

beriman kepadanya adalah sahabat Nabi SAW. Pendapat sahabat Nabi

(24)

16

belajarnya yang langsung dari beliau. Untuk dapat mengutip perkataan

sahabat Nabi, harus mengikuti etika, tidak bertentangan dengan Al-Qur’an

dan hadis, menyebutkan nama sahabat yang dikutip, menyebut sumber

rujukan, membaca do’a dengan kata radliyallahu ‘anhu ‘anha atau menulis

dengan singkatan r.a di belakang nama sahabat.

d. Pendapat Para Ulama

Pendapat para ulama, merupakan sebuah pendapat yang diutarakan

oleh ulama dengan hasil pemikiran yang diperoleh dari ilmu pengetahuan

agama yang mendalam. Untuk dapat mengutip pendapat ulama sebagai

pesan dakwah, kita menghindari pendapat ulama yang buruk (ulama’ al

-su’), yakni ulama yang tidak berpegang pada Al-Qur’an dan hadis

sepenuhnya dan tidak ada kesesuaian antara ucapan dan perbuatannya.

e. Hasil Penelitian Ilmiah

Tidak sedikit ayat Al-Qur’an yang bisa kita pahami lebih mendalam

dan luas setelah dibantu hasil sebuah penelitian ilmiah. Inilah hasil

penelitian yang menjadi salah satu sumber pesan dakwah. Masyarakat

modern sangat menghargai hasil penelitian. Sifat dari hasil penelitian ilmiah

adalah relatif dan reflektif. Relatif, karena nilai kebenarannya dapat

berubah. Reflektif, karena ia mencerminkan realitasnya.

f. Kisah dan Pengalaman Teladan

Ketika mitra dakwah merasa kesulitan dalam mencerna

konsep-konsep yang pendakwah sampaikan, pendakwah berusaha mencari

upaya-upaya yang memudahkannya. Ketika mereka kurang antusias dan kurang

(25)

17

menguatkan argumentasinya atau bukti-bukti nyata dalam kehidupan. Salah

satu di antaranya adalah menceritakan pengalaman seseorang atau pribadi

yang terkait dengan topik.

Pengalaman yang baik tentu saja akan menambah semangat para

mad’u yang sedang dituju, tetapi alangkah baiknya jika pendakwah juga

menyadarkan bahwa di dalam pengalaman batin dari para mad’u yang

kurang baik, akan bisa memperbaiki diri dengan pengalaman yang ditulis di

dalam karangan. Pengarang seperti Jalaludin Arrumi, dan Kahlil Gibran ia

mampu menuliskan pengalaman buruknya untuk diungkapkan dengan

syair.5

g. Berita dan Peristiwa

Pesan dakwah bisa berupa berita tentang suatu kejadian. Peristiwanya

lebih ditonjolkan daripada pelakunya. Berita (kalam khabar)menurut istilah

‘ilmu al-Balaghahdapat benar atau dusta. Berita dikatakan benar jika sesuai

dengan fakta. Jika tidak sesuai dengan fakta, disebut berita bohong. Hanya

berita yang diyakini kebenarannya yang dapat dijadikan pesan dakwah.

Dalam Al-Qur’an, berita sering diistilahkan dengan kata al-naba’, yakni berita yang penting, terjadinya sudah pasti, dan membawa manfaat yang

besar. Berbeda dengan kata al-khabar yang berarti berita sepele dan sedikit manfaatnya.

h. Karya Sastra

Pesan dakwah kadangkala perlu ditunjang dengan karya sastra yang

bermutu sehingga lebih indah dan menarik. Karya sastra ini bisa berupa:

5

(26)

18

syair, cerita sastra (cerpen), puisi, pantun, nasyid atau lagu dan sebagainya.

Tidak sedikit para pendakwah yang menyisipkan karya sastra dalam pesan

dakwahnya.6 Hampir semua karya sastra mempunyai pesan-pesan bijak.

Nilai sastra adalah nilai keindahan dan kebijakan. Keindahannya

menyentuh perasaan, sementara kebijakannya menggugah hati dan pikiran.

Pesan yang bijak akan mudah diterima dengan perasaan yang halus. Orang

yang tidak memiliki perasaan sulit untuk menerima kebijakan. Bukankah

ayat suci Al-Qur’an mengandung nilai sastra yang tinggi. Hati yang sedang

sakit, seperti sombong, dengki, kikir, dan sebagainya sulit menerima

kebenaran Al-Qur’an.

Karya sastra mengungkapkan tanda-tanda yang dapat digunakan oleh

komunikator untuk berkomunikasi dengan komunikan (mad’u) nya. Setiap

pengarang karya sastra memiliki kemampuan untuk mengolah bahasa,

sedangkan popularitas karya untuk menarik pembaca adalah sebagai akibat

dari daya tarik pesan-pesan yang terkandung di dalamnya.7

i. Karya Seni

Karya seni juga memuat nilai keindahan yang tinggi. Jika karya sastra

menggunakan komunikasi verbal (diuucapkan), karya seni banyak

mengutarakan komunikasi nonverbal (diperlihatkan). Pesan dakwah jenis ini

mengacu pada lambang yang terbuka untuk ditafsirkan oleh siapapun. Jadi,

bersifat subjektif. Tidak semua orang mencintai atau memberikan apresiasi

karya seni. Bagi pencinta karya seni, pesan dakwah jenis ini lebih banyak

6

Euis Sri Mulyani, Panduan Pengajaran Seni dalam Islam, (Jakarta: Departemen Agama RI,

2003), h. xxi

77

(27)

19

membuatnya berpikir tentang Allah SWT, dan makhluk-Nya, lebih daripada

ketika hanya mendengar ceramah agama, sehingga ketika berdakwah

dengan materi menggunakan seni sebagai pesan dakwah, adalah kepada

para pencinta seni.

3. Tema Pesan Dakwah

Menurut arti katanya tema berarti “sesuatu yang telah diuraikan” atau

“sesuatu yang telah ditempatkan.” Kata ini berasal dari kata Yunani titheinai

yang berarti menempatkan atau meletakkan. Untuk dapat memberikan

pengertian tema, ada yang mengatakan bahwa tema bisa diartikan dari dua

sudut. Yaitu sudut sebuah karangan yang telah selesai, dan dari sudut karangan

yang belum selesai.8

Mengartikan tema dari sudut karangan yang telah selesai, tema adalah

suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya.

Amanat utama ini dapat diketahui, bila seseorang membaca suatu teks hingga

selesai. Karena setelah membaca karangan hingga selesai, seseorang akan tahu

intisari dari sebuah bacaan.

Mengetahui tema karangan dalam sebuah karya cerpen Islami pun juga

demikian. Perlu kiranya membaca karya hingga akhir, maka tema atau dalam

karangan cerpen disebut dengan amanat, akan diketahui apa tema atau amanat

itu. Dalam agama Islam, tema-tema dalam berdakwah dibagi menjadi tiga,

yaitu:

8

(28)

20

a. Akidah, yang meliputi iman kepada Allah SWT, iman kepada

malaikat-malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul-rasul

Allah, dan iman kepada qadla dan qadar.

b. Syariah, yang meliputi ibadah dalam arti khas (thaharah, shalat, as-shaum, zakat, haji) dan muamalah dalam arti luas (qanun al-khas/hukum perdata dan al-qanun al-‘am/hukum publik).

c. Akhlak, yang meliputi akhlak kepada al-khaliq dan makhluq (manusia dan non manusia).

Hal ini juga terdapat dalam materi atau pesan dakwah yang dilakukan

oleh Nabi Muhammad ketika berdakwah di Makkah. Materi yang disampaikan

kala itu adalah tentang tauhid, iman kepada hari kiamat, pembersih jiwa

dengan menjauhi segala kemungkaran dan kekejian yang menimbulkan akibat

buruk, dengan melakukan hal-hal yang baik dan utama, penyerahan segala

urusan kepada Allah, semua itu dilakukan setelah beriman kepada risalah Nabi

Muhammad.9

Pesan dakwah yang terdapat pada sebuah karya sastra dapat meliputi

tema-tema Islam yang berupa akidah, syariah, dan akhlak. Tema tersebut

bersembunyi di balik simbol-simbol yang disusun oleh penulis karya melalui

kata-kata dalam karangan. Sehingga untuk membedah tema atau amanat dalam

cerita harus mengamati, dan mengklasifikasi termasuk tema Islam yang mana.

Orang-orang muslim mendapatkan perintah menyebarkan kebajikan, juga

merupakan sebuah tema dalam cerita Islam, perilaku baik yang dilakukan

muslim juga merupakan gerakan dakwah dengan metode bil hal, tema akhlak

9

(29)

21

yang baik dalam Islam berarti menebarkan kebaikan, perintah ini terdapat pada

ayat Al-Qur’an Surat Ali Imran Ayat 110:

م ر ي خ م ت ن ك

نل ل ت ج ر خ ٍة

أ ت س

ف ر ع ل ب ر م

ت

ـ ت ر ك ن ل ن ع و ن

ٶ

ل ب و ن م

ۗ.

و ل

ه ن م

ل ر ي خ ك ل ت ك ل ل

م ۗ.

ل م ن م

ٶ

فل م ه ر ث ك و ن م

۞ و ق س

Artinya: Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah, sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.10(Qs. Ali Imran: 110).

4. Pesan Dakwah dalam Cerpen Anak

Karya seni sastra merupakan sebuah hasil karangan dari seorang penulis

yang penuh dengan simbol-simbol kalimat untuk menyusun pesan. Pesan dapat

disampaikan dengan baik, tergantung keahlian dari penulis karya itu. Kognisi

atau pemikiran yang bersumber dari pengalaman yang dimiliki penulis,

membuat enak tidaknya karya dibaca.

Ada banyak jenis karya sastra. Jika pesan dibungkus dengan seorang ahli

syair maka yang muncul adalah puisi, jika pesan itu disampaikan oleh orang

yang ahli beretorika, maka yang muncul adalah kesenian berkata-kata, tetapi

jika yang muncul adalah orang yang ahli dalam menulis cerita (cerpen) maka

terangkailah sebuah cerpen yang berisi simbol-simbol kata dalam sebuah

kalimat.

Semua pesan dakwah yang disampaikan dalam kegiatan apapun,

bergantung pada niat dari para pelaku dakwah. Bahasa yang disampaikan da’i

10

Departemen Agama, Al-Qur’an dan terjemahnya, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2006), h.

(30)

22

melalui karya sastra itu yang dapat dikegorikan dalam pesan dakwah, seperti

dalam hadis yang mengungkapkan tentang keutamaan niat dalam melakukan

tindakan apapun,

ا ن

م

لا ا

مع

ا

ب

نل ا

ي

ت ا

و ا

ن

م

ل ا

ل

رما

ئ

م

ن ا

Artinya: Segala perbuatan itu bergantung pada niat, dan sesungguhnya bagi tiap-tiap orang ada (sesuatu) yang dia niatkan. (Bukhori-Muslim).11

Bahasa dalam karya sastra cerpen tidak sama dengan karya sastra

lainnya. Puisi hanya terdiri dari beberapa kata dalam satu baris. Sedangkan

cerpen, terangkai dalam cerita yang memiliki beberapa paragraf, dan terdiri

dari suatu kejadian yang ditulis oleh pengarangnya, dengan menggunakan

karya seni bahasa yang khas.

Adapun unsur-unsur yang membentuk cerpen di antaranya:12Tema

adalah pokok pikiran yang menjadi dasar cerita. Apa yang hendak kita

sampaikan dalam cerita. Pada umumnya pengarang menyusun karangan setelah

mempunyai tema. Dalam cerita anak-anak atau dongeng, tema sering

dinyatakan di akhir cerita.

Seperti halnya karya sastra cerpen anak, dalam bahasa anak, merupakan

bahasa yang sederhana. Seorang anak adalah makhluk kecil yang lugu, polos,

11

Tohir Rahman, Terjemah Hadis Arbain AnNawawiyah, (Surabaya: Penerbit Al-Hidayah, tt), h.

15-16.

12

Hermawan Aksan, Proses Kreatif Menulis Cerpen, (Bandung: Penerbit Nuansa Cendekia, 2015),

(31)

23

dan apa adanya. Karena itu pula anak-anak melihat kehidupan dengan apa

adanya, sekaligus memberikan penilaian yang juga apa adanya.13

Kemudian Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin

sedemikian rupa sehingga menggerakkan jalan cerita, dari awal, tengah, hingga

mencapai klimaks dan akhir cerita. Tetapi biasanya ada dua cara, yaitu secara

kronologis, dan cara flashback.

Karakterisasi atau perwatakan merupakan gambaran tentang tokoh

cerpen. Bisa tentang gambaran fisik (jenis kelamin, wajah, mata, rambut,

pakaian, umur, pekerjaan, caranya berjalan, dan sebagainya) bisa juga

gambaran kejiwaan dan emosinya (perilaku, kesedihan, kemarahan, dan

sebagainya).

Rubrik cerpen biasanya digunakan sebagai hiburan, dan dimanfaatkan

oleh para da’i sebagai media untuk berdakwah. Hal ini sangat efektif, cerpen

dapat digunakan sebagai media hiburan karena di dalam cerpen adalah cerita

pendek yang berisikan imajinasi yang menggunakan bahasa tidak baku.

Sehingga pembaca tidak mudah lelah, dan tidak bosan membacanya. Ketika

disisipkan pesan dakwah, pembaca tidak akan mudah merasa jenuh.

Bahasa cerpen yang kentara dengan imajinasi-imajinasi yang khas,

membedakan dengan rubrik lain dalam majalah. Cerpen cenderung

menampakkan khayalan yang tiba-tiba terbesit di dalam pikiran pembaca.

Sehingga untuk berdakwah lebih cocok pada kalangan anak-anak.

13

Dewanto Nugroho, 200 Ide Gila Menulis Buku, (Jakarta: PT. Grafindo Media Pratama, 2008), h.

(32)

24

Tetapi problemnya adalah anak-anak lebih menyukai rubrik yang

memiliki gambar-gambar, untuk memunculkan imajinasi, akan lebih mudah

dengan media visual yang memiliki banyak warna, daripada bentuk tulisan.

Semiotika (tanda-tanda) yang ada di dalam gambar akan lebih mudah

ditangkap oleh anak-anak, sedangkan tulisan tidak.

Cerpen anak berbeda dengan dongeng. Cerpen anak berkisah tentang

kehidupan nyata sehari-hari yang dialami anak-anak, sedangkan dongeng

umumnya bercerita tentang peristiwa-peristiwa yang tidak nyata, misalnya

tentang binatang yang berbicara seperti manusia, tentang para dewa, tentang

legenda, dan lain-lain.

Ada beberapa pengarang Inggris terkenal, Enid Blyton, misalnya, sangat

mahir menulis cerita untuk anak-anak. Karyanya yang terkenal antara lain

Empat Sekawan. Di Indonesia, banyak pengarang senior yang menulis juga

cerita anak-anak, misalnya Arswendo Atmowiloto, Joko Lelono, dan Dwianto

Setiawan. Dari angkatan yang lebih baru ada nama Ali Muakhir, pengarang

yang sudah menghasilkan ratusan buku anak-anak.

Semiotika merupakan ilmu tentang tanda-tanda, ada juga yang

mengatakan studi tentang bagaimana masyarakat memproduksi makna dan

nilai-nilai dalam sebuah sistem komunikasi.14 Di dalam semiotika yang berupa

gambar, anak-anak cenderung lebih paham, karena memainkan imajinasi atau

khayalan mereka. Sedangkan yang berbentuk tulisan harus melalui proses

kognisi mereka terlebih dahulu, baru akan memunculkan pemahaman.

14

(33)

25

5. Media Pesan Dakwah

Media berasal dari bahasa latin, yaitu kata medium bentuk kata tunggal, sedangkan media sudah merupakan bentuk jamak dari kata medium, sehingga

penyebutannya tidak perlu media-media. Ada banyak makna yang diberikan,

namun yang cocok dan relevan dengan konteks media cetak adalah perantara,

alat, jalur (of Communication). Media juga berasal dari bahasa latin “median”

yang artinya perantara.15

Dalam sarana dakwah, Al Bayanuni mendefinisikan media sebagai

wasa’il (sarana) dakwah yang memiliki arti sesuatu yang dimanfaatkan oleh

da’i dalam rangka menerapkan manhaj dakwah baik sarana maknawiyah (non

fisik) maupun maddiyah (fisik)16, dan setiap orang memiliki cara tersendiri,

seperti halnya berdakwah dengan menggunakan media fisik di zaman sekarang

ini adalah media cetak, media cetak adalah media pers yang digunakan untuk

menampilkan realistas sosial, berita faktual, komentar pendapat, pada dasarnya

merefleksikan realitas masyarakat,17 yang dakangkala dapat berupa pendapat

dalam bentuk sastra, di antaranya majalah.

Media majalah, merupakan media yang menggunakan bentuk tulisan.

Untuk dapat memahami media ini adalah dengan memahami ragam jenis isi,

semisal gambar, tabel, bagan, dan tulisan. Tulisan berbentuk huruf, tanda baca,

15

Fajar Junaedi, Manajemen Media Massa; Teori, Aplikasi dan Riset, (Yogyakarta: Buku Litera,

tt), h. 14.

16

Ibid, h. 51.

17

(34)

26

bentuk tulisan paragraf, maupun sistematika yang dipakai pengarang dalam

memaparkan gagasannya.18

Di dalam sebuah majalah terdapat banyak rubrik, rubrik adalah kepala

karangan (ruang tetap) dalam sebuah media cetak (majalah). Untuk itu dapat

digunakan sebagai media dakwah. Di dalam majalah terdapat beberapa rubrik,

pembaca dapat memilih rubrik yang mereka sukai untuk dibaca. Rubrik-rubrik

yang menarik di dalam majalah, salah satunya adalah cerpen.

Pada majalah komersial, banyak terdapat gambar-gambar yang

mendominasi, baik dari gambar anak-anak hingga ilustrasi unik, bahkan

Majalah Bobo hanya menggunakan gambar sebagai media untuk bercerita

kepada anak. Tidak seperti cerpen, yang mengalirkan ceritanya dengan

tulisan-tulisan.

Bahasa yang dipakai sederhana. Kata-katanya mudah dipahami dan

kalimat-kalimatnya pendek. Persoalan yang diangkat biasanya tentu saja

berkaitan dengan sehari-hari yang dialami anak-anak. Panjang cerpen anak

umumnya sekitar dua-tiga halaman kuarto ketik spasi ganda. Namun cerpen

anak pada surat kabar dan tabloid biasanya lebih pendek daripada majalah.

Aspek tulisan huruf pada media majalah atau tabloid, sangat perlu

dipahami dengan seksama. Karena berisikan paragraf yang tersusun dari kata

per kata, yang disusun untuk memberikan arti menjadi sebuah kalimat yang

dapat dipahami. Setiap tulisan dalam bacaan merupakan code yang

18

Aminuddin, Pengantar Apresiasi Karya Sastra, (Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo,

(35)

27

merepresentasikan atau menjadi pengungkap suatu gagasan yang menggunakan

media bahasa lewat teks. Pemahaman huruf merupakan kunci awal dalam

memahami bacaan.19

Karya sastra yang menampilkan cerpen anak misalnya, ia akan

memberikan makna-makna dalam kata, kalimat, paragraf terhadap pemahaman

anak-anak. Dunia anak memang berbeda dengan dunia orang dewasa, sehingga

penyusunan kata paling tidak, harus dipahami oleh anak-anak yang sedang

membacanya.

Dalam sebuah media massa, walaupun namanya cerpen anak, siapa pun,

usia berapa pun, bisa menulis dan mengirimkan cerpen anak. Kecuali kalau

redaksi media massa tertentu hanya membatasi halamannya khusus buat para

pengarang anak/remaja pemula.

B. Analisis Semiotik Charles sanders Peirce

Komunikasi adalah negosiasi dan pertukaran makna di mana pesan

dibangun oleh masyarakat berdasarkan budaya dan realitas, yang mampu

berinteraksi karena menggunakan makna yang mereka bangun dan mereka

pahami bersama untuk menumbuhkan saling pengertian.

Semiotik sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial memahami

dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang disebut dengan

tanda. Dengan demikian semiotik mempelajari hakekat tentang keberadaan

suatu tanda. Menurut Saussure, persepsi dan pandangan kita tentang realitas,

19

(36)

28

dikonstruksikan dengan kata-kata dan tanda-tanda lain yang digunakan dalam

konteks sosial.

Roland Barthes, memberi pelajaran berharga tentang bagaimana

menganalisis tanda-tanda komunikasi yang ia sebut semiologi komunikasi,

yaitu mementingkan hubungan antara tanda dengan pengirim dan penerimanya.

Dengan begitu seorang peneliti menganalisis setiap teks berdasarkan

konteksnya, refrensinya dan dapat menggunakan penjelasan sintaksis

(ketatabahasaan) dan analisis semantik (makna tanda-tanda) bahkan historical events dan objects, termasuk teks tertulis. Oleh karena semiologi, analisis teks,

demikian Roland Barthes, berarti menganalisis tentang segala hal yang

berhubungan dengan sistem simbolik dan semantik dari peradaban manusia

seluruhnya.

Sedangkan dalam semiotika menurut Charles Sanders Peirce

mendefinisikan semiotika sebagai studi tentang tanda dan segala sesuatu yang

berhubungan dengannya, yakni cara berfungsinya, hubungannya dengan

tanda-tanda lain, pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka yang

mempergunakannya.20

Berdasarkan lingkup pembahasannya, menurut Mansoer Pateda ada

sembilan macam semiotik:

1. Semiotika analitik, yakni semiotik yang menganalisis sistem tanda. Peirce

menyatakan bahwa semiotik berobjekkan tanda dan menganalisisnya

menjadi ide, objek, dan makna. Ide dapat dikatakan sebagai lambang,

20

(37)

29

sedangkan makna adalah beban yang terdapat dalam lambang yang

mengacu kepada objek tertentu.

2. Semiotik deskriptif, yakni semiotik yang memperhatikan sistem tanda

yang dapat dialami oleh setiap orang, meskipun ada tanda yang sejak

dahulu tetap seperti yang disaksikan sekarang. Misalnya, langit mendung

sebagai tanda bahwa hujan akan segera turun, merupakan tanda permanen

dengan interpretasi tunggal (monosemiotik).

3. Semiotik Faunal, yakni semiotik yang menganalisis sistem tanda dari

hewan-hewan ketika berkomunikasi di antara mereka dengan

menggunakan tanda-tanda tertentu, yang sebagian dapat dimengerti oleh

manusia. Misalnya ketika ayam berkokok pada malam hari, dapat

dimengerti sebagai petunjuk waktu.

4. Semiotik kultural, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang

berlaku dalam kebudayaan masyarakat tertentu. Oleh karena semua suku,

bangsa, atau negara memiliki kebudayaan masing-masing, maka semiotika

berguna untuk menganalisis keunikan, kronologi, kedalaman makna yang

terkandung dalam setiap kebudayaan tersebut.

5. Semiotik naratif, yakni semiotik yang menelaah sistem tanda dalam narasi

yang berwujud mitos dan cerita lisan.

6. Semiotik natural, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang

dihasilkan oleh alam. Misalnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan

Geofisika.

7. Semiotik normatif, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda

(38)

30

8. Semiotik Sosial, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang

dihasilkan oleh manusia berwujud lambang, baik lambang berwujud kata

maupun kalimat. Ancangan ini dipraktikkan oleh Halliday, dengan

membuat buku Language and Social Semiotik, sebagai semiotik sosial yang menelaah sistem tanda yang terdapat dalam bahasa.

9. Semiotik struktural, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda

yang dimanifestasikan melalui struktur bahasa.

C. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Tujuan memaparkan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan, adalah

untuk menghindari penelitian dengan permasalahan yang sama yang pernah

dilakukan seseorang, dan menghindari adanya plagiarisme maka peneliti

sampaikan beberapa hasil penelitian terdahulu dengan memaparkan

[image:38.595.127.526.266.751.2]

persamaan dan perbedaan, sebagai berikut:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu yang Relevan

No Nama

Peneliti, Tahun

Judul Persamaan Perbedaan

1. Abdul

Chalim, 2017.

Pesan Akidah Dalam Syair Lagu Grup Band Letto (Analisis Semiotik Model Charless Sanders Peirce) Persamaan dalam penelitian Abdul Chalim dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan teori model Charles sanders Peirce. Perbedaan pada penelitian Abdul Chalim dengan penelitian ini adalah pada objek

penelitiannya, yaitu mengkaji lagu Letto, sedangkan dalam penelitian ini

(39)

31

2. Achmad

Muhaimin , 2015 Kontroversi Pesan Dakwah dalam Film NOAH: Analisis Semiotik Model Charles Sanders Peirce. Persamaan dalam penelitian Muhaimin dengan penelitian ini adalah pada model teori yang digunakan, yaitu Charles Sanders Peirce. Perbedaan dalam penelitian Muhaimin dengan penelitian ini terletak pada objek penelitian, yaitu Film NOAH, sedangkan penelitian ini

mengkaji cerpen pada majalah

3. Nawal

Karomi, 2016

Konstruksi Dakwah dalam Film Ku Kejar Cinta ke Negeri Cina (Analisis Semiotik Charles Sanders Peirce tentang Konstruksi Pesan dan Metode Dakwah) Persamaan dalam penelitian Nawal dengan penelitian ini adalah pada model teori yang digunakan, yaitu Charles Sanders Peirce. Perbedaan penelitian Nawal dengan penelitian ini adalah berbeda objek penelitian, yaitu meneliti Film Ku Kujar Cinta ke Negeri Cina, sedangkan penelitian ini mengkaji cerpen dalam majalah.

4. Nonik

Maulidiya h, 2015

Representasi Pesan Dakwah Sabar dan Ikhlas dalam FTV Religi Mahabah Terindah (Analisis Semiotik Charles Sanders Peirce) Persamaan penelitian Nonik dengan penelitian ini adalah pada model teori semiotik yang digunakan, yaitu Charles Sanders Peirce. Perbedaan penelitian Nonik dengan penelitian ini adalah pada objek penelitian, yaitu mengkaji Film FTV, sedangkan penelitian ini mengkaji rubrik cerpen dalam majalah.

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode adalah sebuah cara-cara, strategi untuk memahami realitas.1Sebuah

metode dapat terdiri dari dua metode yang tidak bertentangan. Jenis penelitian

dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode penelitian, yaitu gabungan

dari dua metode yang tidak bertentangan, analisis isi dan analisis semiotik dengan

kajian media cetak, sehingga dapat dikatakan jenis penelitiannya adalah analisis

teks media, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dapat

dilakukan dengan cara mendeskripsikan dan menganalisis data-data yang berupa

kata-kata, dokumen, dan gambar.

Metode Analisis semiotik yang diterapkan dalam penelitian ini adalah

sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data analisis terhadap objek

penelitian. Sedangkan metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat

gambaran mengenai suatu situasi atau kejadian, hingga berkehendak mengadakan

akumulasi data dasar.2 Pendekatan kualitatif yang digunakan peneliti, yaitu

sebuah pendekatan penelitian tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara

fundamental bergantung pada pengamatan dalam kawasannya sendiri dan

berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam

peristilahannya. Karakteristik metode penelitian terdiri atas ciri-ciri penelitian

1

Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2015), h. 34.

2

Mahi M. Hikmat, Metode Penelitian Dalam Prespektif Ilmu Komunikasi dan Sastra, (Yogyakarta:

(41)

33

yang meliputi, latar alamiah, sehingga data yang diperoleh didapat secara utuh.

Manusia sebagai instrumen utama, terjadi hubungan langsung antara peneliti

dengan analisis data dilakukan secara induktif, menghendaki arah bimbingan

penyusunan teori substansif yang berasal dari data, dan bersifat deskriptif dalam

bentuk kata, gambar/simbol, catatan pengamatan lapangan, serta pengkajian

dokumen.3

Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain

merupakan alat pengumpul data utama. Hal itu dilakukan karena, jika

memanfaatkan alat yang bukan manusia dan mempersiapkan dirinya terlebih

dahulu sebagai yang lazim digunakan dalam penelitian klasik, maka sangat tidak

mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada

di lapangan. Selain itu hanya manusia yang dapat berhubungan dengan responden

atau objek yang ada di lapangan.

Sehingga keberhasilan penelitian ini bergantung pada peneliti dan dibantu

orang lain dalam hal ini orang-orang yang terlibat dalam aktivitas Nurul Hayat

sebagai informasi tambahan untuk mendeskripsikan media yang menerbitkan

Majalah Nurul Hayat sebagai bahan analisis, di antaranya informasi dari HRD

Nurul Hayat yang sering ditemui oleh peneliti, dan intensitas keseringan peneliti

mengamati objek.

Dalam teori analisis isi semiotik yang dikemukakan oleh Peirce, adalah ia

menginterpretasikan sebuah tanda dengan konsep triadic, yaitu konsep segitiga

makna. Konsep tersebut menggambarkan analisisnya untuk dapat memberikan

3

(42)

34

makna terhadap suatu teks. Sebagai analisis isi semiotik, dengan menggunakan

pendekatan kualitatif, peneliti berusaha memaparkan hasil interpretasi makna

pesan dakwah dengan mendeskripsikan melalui kata-kata.

B.Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data adalah pengklasifikasian yang dilakukan oleh peneliti

untuk mengetahui jenis data apa saja yang akan dianalisis, dan bersumber dari

mana saja data itu ada, yakni:

1. Jenis Data

a. Data Primer

Sumber primer adalah tempat atau gudang penyimpanan data yang

dibutuhkan untuk penelitian semiotik, data primer juga merupakan sumber

dasar yang akan digunakan untuk keperluan analisis. Sehingga data primer

pada penelitian ini terdiri dari data-data yang wajib diadakan peneliti, yaitu

teks rubrik cerpen anak Majalah Nurul Hayat, edisi Maret, April 2017.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dihadirkan untuk menyertai data

primer. Data ini merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung oleh

peneliti, atau sebagai data pelengkap dan pendukung penelitian, data ini di

antaranya data-data yang digunakan untuk tambahan refrensi dalam

memperkuat penelitian.

2. Sumber Data

Sumber data adalah sumber-sumber yang dicari oleh peneliti saat

(43)

35

maupun sekunder. Dalam hal ini peneliti menemukan data dari Majalah Nurul

Hayat, buku-buku literatur, tutur pihak yang terlibat dalam lingkungan

penelitian, dan website Nurul Hayat.

C.Unit Analisis

1. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sebuah benda atau sasaran yang sedang

diteliti. Dalam penelitian ini berupa teks yang dianalisis menggunakan

sebuah teori. Teks tersebut adalah teks rubrik cerpen yang terdapat dalam

Majalah Nurul Hayat. Yaitu rubrik cerpen anak Majalah Nurul Hayat edisi

bulan Maret, April, 2017 dengan judul Sepatu Roda untuk Siti, dan Teman Baru Adiba.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam proses penelitian ini adalah tempat proses

produksi Majalah Nurul Hayat, yaitu Yayasan Nurul Hayat yang berada di

Perum IKIP Gunung Anyar B-48 Surabaya. Lokasi tersebut adalah kantor

pusat Nurul Hayat se-Indonesia, sehingga data-data yang digali pada tempat

utama akan dapat memberikan data yang lebih akurat.

D.Tahapan Penelitian

Tahapan Penelitian adalah langkah yang diambil peneliti untuk melakukan

kegiatan penelitian yang meliputi:

(44)

36

Tahapan pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah mencari tema yang

ingin dikaji. Karena penelitian ini adalah tentang komunikasi dalam

berdakwah, maka yang muncul adalah tentang mempelajari teks-teks dalam

sebuah karya sastra dengan genre Islam.

2. Merumuskan Masalah

Dalam penelitian, sangat penting untuk meembentuk rumusan masalah.

Karena esensi dari sebuah penelitian adalah menjawab sebuah permasalahan

yang muncul secara ilmiah, sehingga langkah kedua peneliti adalah

merumuskan masalah.

3. Merumuskan Manfaat

Setelah merumuskan masalah, penelitian sudah selayaknya memberikan

manfaat, baik bagi individu maupun institusi atau lembaga. Langkah yang

ketiga, yang dilakukan peneliti adalah merumuskan manfaat.

4. Menentukan Metode Penelitian

Metode penelitian adalah sebuah metode yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data, hingga menganalisisnya. Oleh peneliti dilakukan pada

tahap ke empat, setelah fokus dan masalah penelitian terbentuk.

5. Melakukan Analisis Data

Pada tahap ini, adalah peneliti melakukan analisis data, yaitu kegiatan

peneliti untuk memberikan makna pada data-data yang terkumpul dengan

alat analisis yang telah ditentukan.

(45)

37

Mengecek keabsahan data adalah upaya peneliti menghasilkan penelitian

yang baik dan mendapat hasil yang maksimal, upaya tersebut dilakukan

dengan:

a. Ketekunan/Kejegan Pengamatan

Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi

dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan

atau tentatif.

b. Triangulasi

Yaitu melakukan triangulasi dengan teori digunakan untuk mengkonfirmasi hasil penelitian dengan teori penelitian. Dan

melakukan triangulasi dengan informan yang diwawancarai dalam

penelitian ini, hal ini untuk mengetahui kevalidan yang dilakukan

dalam penelitian. Serta melakukan pembandingan dengan penelitian

lain untuk keperluan pengecekan terhadap kevalidan data. Yaitu dengan

adanya penelitian terdahulu yang relevan.

7. Menarik Kesimpulan

Tahap yang terakhir, setelah dilakukannya observasi data, pengumpulan

data, hingga analisis, peneliti berupaya menarik kesimpulan untuk

memberikan hasil akhir penelitian.

E.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara peneliti untuk

mengumpulkan data yang diperlukan. Dalam hal ini peneliti menggunakan cara

(46)

38

1. Observasi

Secara umum observasi berarti pengamatan, penglihatan.

Sedangkan menurut H.B. Sutopo mengemukakan bahwa teknik observasi

digunakan untuk menggali data dari sumber data berupa peristiwa, tempat,

lokasi dan benda serta rekaman gambar.4

Melakukan penelitian dengan objek media majalah, yaitu pada

rubrik cerpen anak Majalah Nurul Hayat membutuhkan pendalaman

terhadap data, baik untuk dianalisis atau dideskripsikan.

2. Dokumentasi

Dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai peristiwa atau

kegiatan penelitian. Dokumen dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi

peneliti dalam memahami obyek penelitiannya. Bahkan literatur-literatur

yang relevan juga dapat dikatakan dokumen.

Dokumen dapat berupa otobiografi, memoar, catatan harian,

surat-surat pribadi, catatan pengadilan, berita koran, artikel majalah, brosur dan

foto-foto.5 Dokumen inti dalam penelitian ini adalah rubrik cerpen anak

yang ada di Majalah Nurul Hayat, beserta dokumen-dokumen yang lain.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses peneliti memberikan makna sesuai dengan

metode dan teori yang diterapkan. Dengan metode penelitian Content Analysis,

dan pendekatan kualitatif, peneliti mencari model teori yang cocok digunakan.

4

Prihananto, Penelitian Komunikasi Dakwah, (Surabaya: Penerbit Dakwah Digital Press, 2009), h.

111.

5

(47)

39

Teknik analisis isi adalah teknik yang paling abstrak untuk menganalisis

data kualitatif. Content Analysis berangkat dari anggapan dasar dari ilmu-ilmu sosial bahwa studi tentang proses dan isi komunikasi adalah dasar dari

studi-studi ilmu sosial. Deskripsi yang diberikan para ahli sejak Janis (1949),

Barelson (1952) sampai Lindzey dan Aronson (1968) tentang Content Analysis, selalu menampilkan tiga syarat, yaitu: obyektivitas, pendekatan

sistematis dan generalisasi.

Secara teknik, Content Analysis mencakup upaya-upaya; klasifikasi

lambang-lambang yang dipakai dalam komunikasi, menggunakan kriteria

dalam klasifikasi, dan menggunakan teknik analisis tertentu dalam membuat

prediksi.6

Peneliti memulai analisisnya dengan menggunakan lambang-lambang

tertentu, mengklasifikasi data tersebut dengan kriteria-kriteria tertentu, serta

melakukan prediksi dengan teknik analisis tertentu pula. Secara lebih jelas, alur

[image:47.595.113.514.222.718.2]

analisis dengan menggunakan teknik Content Analysis terdapat pada gambar berikut:

Gambar 3.1 Teknik Content Analysis

6

Neong Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000), h. 68.

Menemukan Lambang/Simbol

Klasifikasi Data Berdasrkan Lambang/Simbol

(48)

40

Setelah dapat menemukan simbol-simbol, ada prosedur yang digunakan

peneliti agar penelitian semakin valid. Metode analisis isi semiotik adalah metode

yang digunakan dengan menggantungkan keahlian peneliti, semakin peneliti

membuat prosedur penelitian yang benar dengan meningkatkan keabsahan data,

maka semakin valid hasil penelitian. Oleh karena itu, setelah peneliti berusaha

memutuskan metode, langkah selanjutnya adalah strategi apa yang digunakan

peneliti untuk melakukan penelitian yang ketat.

Langkah itu adalah dengan mengadakan teknik analisis komponen analisis

[image:48.595.117.508.249.599.2]

data model interaktif:

Gambar. 3.2

Komponen Analisis Data Model Interaktif

Proses-proses analisis kualitatif tersebut dijelaskan ke dalam tiga langkah

berikut:7

7

Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, (Yogyakarta: Penerbit Tiara Wacana,

2006), h. 23.

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Reduksi Data

(49)

41

1. Reduksi data (data reduction), yaitu proses pemilihan. Pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data kasar yang diperoleh

di lapangan studi.

2. Penyajian data (data display), yaitu deskripsi kumpulan informasi tersusun yang memungkinkan untuk melakukan penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif yang lazim digunakan

adalah dalam bentuk teks naratif.

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conlusion drawing and verification).

Dari permulaan pengumpulan data, periset kualitatif mencari makna dari

setiap gejala yang diperolehnya di lapangan. Selama penelitian masih

berlangsung, setiap kesimpulan yang ditetapkan akan terus menerus

diverivikasi hingga benar-benar diperoleh konklusi yang valid dan kokoh.

Dalam tahap penelitian komponen analisis data model interaktif, akan ada

analisis data, karena pada dasarnya penelitian ini adalah analisis isi semiotik

model Peirce, sehingga sebelum menemukan hasil yang telah diverifikasi, peneliti

berusaha melakukan tahap analisis yang ketat pula. Dengan model Peirce, terdapat

perbedaan-perbedaan dengan penelitian semiotik model lain. Untuk dapat

mengetahui perbedaan tersebut, sekilas peneliti akan memberikan perbedaannya.

Dalam teori analisis isi, ada banyak para ahli yang mengemukakan teorinya.

Gambar

 Tabel 2.1
 Gambar 3.1
Gambar. 3.2
 Gambar 3.3
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dari total luas keseluruhan Kabupaten Lebong, seluas 134.834,55 Ha adalah Kawasan Konservasi Kawasan Hutan Lindung Rimbo Pengadang Register 42 dan kawasan lindung

Penegakan hukum yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik terhadap pencemaran udara di Kecamatan Gresik dan Kebomas berjalan tidak efektif,

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan model summary diketahui bahwa besarnya pengaruh variabel bebas ( Personal Selling) terhadap variabel terikat

Dari uraian judul di atas dapat dikatakan bahwa judul ini berbeda dengan judul yang telah dipaparkan membahas tentang alat bukti keterangan saksi dikesampingkan

Problematika pendidikan agama dalam keluarga Muslim di Desa Pulutan dapat teratasi dengan baik apabila orang tua bisa menerapkan peran orang tua dengan sebaik- baiknya dan anak

Ayat diatas menegaskan bagaimana kewajiban orang tua terhadap anaknya, oleh karena itu hendaknya orang tua mendidik anaknya dengan baik, Akan lebih mudah lagi apa bila

Koperasi Produksi Pedagang Kota Depok (KPPD) berdiri sejak 2016 namun kehadirannya tidak mampu menarik pedagang mikro dan kecil di pasar untuk aktif menjadi anggota.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian dari RISKESDAS tahun 2007 6 tentang stroke dan YASTROKI tahun 2012 tentang stroke 9 , dimana keduanya menyatakan bahwa prevalensi stroke