• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abstrak dan Executive Summary HF Nawiyanto 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Abstrak dan Executive Summary HF Nawiyanto 2016"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

1

Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Jember

2

Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Jember

3

Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Jember

4

Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Jember

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan memberi kontribusi kearah penciptaan masyarakat

yang berkesadaran lingkungan. Kajian-kajian akademis tentang gerakan

lingkungan merupakan masukan berharga dalam rangka penguatan kesadaran

lingkungan maupun formulasi kebijakan yang berkeadilan terhadap lingkungan.

Secara khusus penelitian ini menargetkan diperolehnya penjelasan tentang

genesis, proses, dan kelanjutan gerakan lingkungan di kalangan perempuan

Samin yang berjuang menyelamatkan Kawasan Pegunungan Kendeng Jawa

Tengah. Walaupun gerakan lingkungan yang dilakukan perempuan Samin

mempunyai basis dukungan massa yang terbatas, gerakan ini mempunyai gaung

dan berimplikasi cukup luas. Penelitian ini termasuk dalam kajian sejarah

kontemporer sehingga dalam penggarapannya dipergunakan metode historis.

Data dikumpulkan melalui penelusuran dokumen tertulis maupun penggalian

kesaksian lisan untuk menggali memori dari para pelaku sejarah yang terlibat

dalam perjuangan melalui metode sejarah lisan. Penelitian tahun pertama

difokuskan pada pencarian eksplanasi mengenai faktor-faktor kondisional yang

menjadi lahan persemaian dan perkembangan gagasan-gagasan perlawanan,

yang dengan sendirinya mencakup pula penjelasan nilai-nalai Samin mengenai

alam dan lingkungan. Pada tahun kedua penelitian difokuskan pada

pengungkapan genesis, proses, dan kelanjutan gerakan lingkungan perempuan

Samin yang termanifestasikan dalam perlawanan terhadap rencana ekspansi

industri Semen.Nilai-nilai kearifan dan perjuangan komunitas Samin yang

terungkap

sebagai

temuan

akademis

kajian

ini

diharapkan

dapat

dikontekstualisasi sebagai bagian dari upaya membangun masyarakat

berkesadaran lingkungan.

Bertarung Demi Lingkungan dan Kehidupan: Gerakan Perlawanan Perempuan

Samin Terhadap Ekspansi Industri Semen di Kawasan Pegunungan Kendeng

Jawa Tengah

Peneliti

:

Nawiyanto

1

, Eko Crys Endrayadi

2

Mahasiswa Terlibat

:

Agus Nursalim

3

, Irma Kumalasari

4

Sumber Dana

:

(2)

Kata kunci: gerakan lingkungan, isu-isu lingkungan, pemerintah, organisasi non-p

e m e r i n t a h ,

m a s a

kemerdekaan, Jawa

Executive Summary

1

Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Jember

2

Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Jember

3

Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Jember

4

Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Jember

Bertarung Demi Lingkungan dan Kehidupan: Gerakan Perlawanan

Perempuan Samin Terhadap Ekspansi Industri Semen di Kawasan

Pegunungan Kendeng Jawa Tengah

Peneliti

:

Nawiyanto

1

, Eko Crys Endrayadi

2

Mahasiswa Terlibat

:

Agus Nursalim

3

, Irma Kumalasari

4

Sumber Dana

:

Sumber Dana Penelitian

:

Ditlitabmas, Kemenristekdikti

Kontak Email

:

snawiyanto@gmail.com

(3)

Latar Belakang dan Tujuan Penelitian

Komunitas Samin secara luas dikenal karena tradisi perlawanan yang kuat yang banyak perhatian akademis. Sebuah studi klasik oleh Benda dan Castles (1969) menunjukkan bahwa gerakan Samin masa pada masa kolonial adalah reaksi terhadap tekanan ekonomi tumbuh dikenakan oleh pemerintahan kolonial Belanda dalam bentuk sistem perpajakan, jasa tenaga kerja, dan peraturan hutan. Studi King (1973) mengungkapkan bahwa gerakan Samin mewakili keresahan sosial di antara penduduk pedesaan karena integrasi kepala desa ke dalam birokrasi kolonial. Sementara itu, studi Korver (1976) menjelaskan aspek milenarianisme dalam gerakan perlawanan Samin. Sejumlah penelitian lebih tertarik pada gerakan Samin era reformasi dengan fokus perlawanan terhadap pengembangan industri semen di kompleks Pegunungan Kendeng (Buana, 2012; Aziz, 2012; Subarkah dan Wacaksono, 2014).

Terlepas dari kontribusi berharga yang diberikan, masih sedikit yang telah diketahui tentang bagaimana gerakan Samin selama dua era menyajikan fitur yang berbeda atau serupa. Tulisan ini bermaksud mengisi celah pengetahuan tentang perbandingan historis dari masyarakat setempat dalam lingkup temporal yang berbeda. Fokus diarahkan pada masyarakat Samin di kompleks Pegunungan Kendeng, yang membentang dari Grobogan di Jawa Tengah hingga Lamongan di Jawa Timur. Istilah yang berbeda sering digunakan untuk menyebut masyarakat Samin. Mereka lebih suka disebut sebagai wong Sikep atau Sedulur Sikep, bukan wong Samin (Rosyid, 2008:4-6). Selain karena kesahajaan mereka, komunitas Samin juga dikenal luas di antaranya karena kejujuran, persaudaraan, dan hubungan harmonis mereka dengan lingkungan alam (Octaviani, 2015: 28).

(4)

persemaian gerakan perlawanan; 2) menguraikan perbedaan dan atau kesamaan yang ada dalam gerakan perlawanan Samin dalam dua periode waktu yang berbeda.

Metodologi Penelitian

Kerangka teoretis yang menginspirasi pembahasan ini adalah teori gerakan sosial

yang dikembangkan oleh Rajendra Singh (2002) dan gerakan perlawanan petani

seperti yang digunakan oleh Sartono Kartodirdjo (1987). Singh membedakan dua

jenis, gerakan sosial lama dan gerakan sosial baru. Perbedaan antara kedua bentuk

gerakan sosial terkait dengan basis dukungan massa. Gerakan sosial lama secara

eksklusif terbatas pada kelas tertentu. Kebaruan gerakan sosial baru terletak pada

basis dukungan massa yang datang melintasi sekat kelas. Gerakan sosial baru

bukanlah manifestasi dari perjuangan kelas dan fokusnya adalah non-materi

(Singh, 2002: 19-20). Sementara itu, menurut Kartodirdjo, gerakan petani

umumnya berumur pendek, tersegmentasi dan bersifat lokal. Tulisan ini juga dapat

ditempatkan dalam konteks apa yang Kuntowijoyo sebut sebagai penulisan sejarah

androgini yang memberikan tempat yang adil bagi perempuan dan laki-laki

(Kuntowijoyo, 1994:110). Penulisan sejarah Indonesia cenderung androsentris

atau lebih berpusat pada laki-laki, seolah-olah perempuan tidak memainkan peran

dalam sejarah.

(5)

(pengumpulan sumber sumber penulisan yang yang relevan dengan subyek garap),

2) kritik sumber (perlakuan kritis atas sumber-sumber yang terkumpul untuk

menentukan otentisitas dan kredibilitas informasi untuk menjadi fakta-fakta

sejarah), 3) interpretasi (mentransformasikan fakta-fakta sejarah untuk menyusun

argumentasi historis), dan 4) historiografi (menuangkan argumentasi sebagai

sintesis dalam wujud narasi atau konstruksi sejarah) (Storey, 2011).

(6)

Data sekunder yang digunakan berupa buku-buku, artikel-artikel, laporan-laporan

hasil penelitian baik yang terpublikasi maupun belum, serta bahan-bahan lain yang

relevan dengan subyek yang diteliti. Bahan-bahan material yang akan digunakan

sebagai sumber penulisan akan dikumpulkan dari Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia di Jakarta. Pengumpulan sumber juga akan dilakukan di Badan

Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jawa Tengah, Perpustakaan Harian Suara

Merdeka, Perpustakaan Universitas Diponegoro, dan Perpustakaan Universitas

Negeri Semarang. Sebagian sumber sejarah juga akan dikumpulkan Badan

Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

(Malioboro), berbagai perpustakaan di lingkungan Universitas Gadjah Mada

(Yogyakarta).

Hasil Penelitian

Tiga faktor kondisional memainkan telah menyediakan persemaian untuk tumbuhnya ide-ide perlawanan pada masa reformasi. Yang pertama adalah faktor sejarah yang menempa mereka untuk mengadakan "tradisi perlawanan". Seperti telah ditunjukkan di atas, sejak jaman penjajahan Belanda masyarakat Samin telah dihadapkan pada pengaruh eksternal yang mengancam kehidupan mereka. Pemerintah Belanda berupaya mengintegrasikan masyarakat Samin dalam hubungan kolonial. Di bawah kepemimpinan Samin Suransentiko dan para muridnya, masyarakat Samin berjuang menghadapi tekanan kolonial dengan cara mereka sendiri. Tidak ada keraguan bahwa gerakan perlawanan Samin terhadap pemerintah kolonial Belanda telah memberikan sumber inspirasi dan pelajaran sejarah bagi generasi Samin yang menyemangati tindakan mereka. Gerakan perlawanan Samin masa lalu telah membentuk identitas Samin dan melegitimasi perlawanan terhadap pembentukan industri semen (Azis 2012: 260).

(7)

harus digunakan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan masyarakat. Seperti di tempat lain, di kalangan masyarakat Samin, ada tuntutan untuk transparansi dan keterbukaan dalam proses pengambilan kebijakan terkait dengan proyek-proyek pembangunan dalam rangka untuk mengakomodasi aspirasi masyarakat setempat. Kasus hukum korupsi yang melibatkan eksekutif lokal memunculkan kecurigaan bahwa terjadi praktek serupa terkait dengan pemberian izin pendirian pabrik semen di wilayah Pegunungan Kendeng (Sufyan, 2014: 19).

Faktor kondisional ketiga yang memicu pecahnya gerakan perlawanan Samin adalah rencana eksploitasi batu kapur dan pendirian pabrik semen di Kompleks Pegunungan Kendeng. Menyusul perubahan politik dari Orde Baru ke era Reformasi, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Pati mengeluarkan kebijakan ekonomi untuk menarik investasi. Salah satu investor, PT Semen Gresik, tertarik menanamkan modal dalam produksi semen di Kompleks Pegunungan Kendeng. Di kawasan ini direncanakan berdiri pabrik semen dengan kapasitas produksi 2,5 juta ton/tahun yang membutuhkan sekitar 1.560 hektar lahan (Endrayadi, 2013: 236).

Penolakan masyarakat Samin untuk rencana investasi oleh PT Semen Gresik di Sukolilo, Kabupaten Pati didasarkan pada keyakinan bahwa pembangunan industri semen akan berdampak buruk pada ekonomi lokal dan lingkungan. Masyarakat Samin tergantung pada pertanian untuk kesejahteraan mereka. Pertanian adalah identitas masyarakat Samin. "Samin adalah petani, jika bukan petani, maka dia bukan Samin" (Wawancara Gunretno, 6 Agustus, 2012). Masyarakat Samin adalah petani tradisional dengan tanaman padi dan tanaman lainnya seperti jagung, kacang-kacangan, ubi kayu dan umbi-umbian. Pertanian membentuk fondasi mata pencaharian masyarakat Samin (Endrayadi, 2013: 223). Pegunungan Kendeng menyediakan sumber utama irigasi untuk tanaman pertanian (Buana, 2012: 117). Banyak mata air berasal dari Pegunungan Kendeng dan menjadi kekuatan yang memberi hidup bagi masyarakat Pati dan kabupaten lain (Mojo dan Hadi, et al, 2015:. 238).

Simpulan

(8)

tampak memperlihatkan adanya perbedaan. Di zaman kolonial Belanda gerakan perlawanan Samin banyak didasarkan pada alasan sosial-ekonomi. Sementara itu, gerakan perlawanan Samin masa reformasi secara kuat dikemas dengan argumen lingkungan.

Pembangunan pabrik semen di kawasan Pegunungan Kendeng diyakini berbahaya besar karena akan menghancurkan lingkungan mereka, yang kemudian berimbas pada pertanian yang menjadi mata pencaharian andalan masyarakat Samin. Dengan argumen lingkungan yang diusungnya, maka gerakan perlawanan Samin dapat disebut sebagai gerakan sosial baru. Kebaruannya juga diperkuat dengan dukungan yang datang dari kelompok-kelompok lain yang melintasi sekat kelas, bukan hanya eksklusif berbasis kaum tani.

Karakteristik lain yang membedakan dengan gerakan Samin masa kolonial (lama) adalah keterlibatan secara aktif perempuan Samin di garis depan aksi perlawanan, penggunaan saluran hukum dan ekspresi teatrikal. Bisa dikatakan bahwa gerakan perlawanan Samin pada masa kolonial dan reformasi mengejawantahkan spirit yang sama, namun dengan wajah yang berbeda.

Referensi

Gottschalk, Louis. 1986. Mengerti Sejarah. Jakarta: Penerbit UI.

Kuntowijoyo. 2008. Penjelasan Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Nawiyanto. 2014. “Gerakan Lingkungan di Jawa Masa Kolonial”,

Jurnal Paramita,

Volume 24, No. 1.

Referensi

Dokumen terkait

Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih

Efektivitas teknik restrukturisasi kognitif untuk mereduksi kecemasan komunikasi pada remaja: penelitian pra-eksperimen terhadap peserta didik kelas X SMA Pasundan 2

Spesifikasi performansi sistem pengukuran intensitas dan durasi penyinaran matahari dibangun dari beberapa blok rangkaian yaitu rangkaian pengolah sinyal sensor menggunakan

Seberapa kuatnya pengaruh iklim komunikasi tersebut terhadap motivasi kerja karyawan dalam produksi berita TV khususnya Desk Megasosbud dan Desk Hukrim di Metro TV. 1.3

memberikan kuasa kepada Panitia Rekrutmen Calon Hakim Pengadilan Pajak Tahun Anggaran 2015 untuk dapat mengakses Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh perceived ease to use dan subjective norm terhadap intention to use dengan perceived usefulness

Uji nafas Urea terlihat mudah, sederhana dengan sensitifitas yang baik dalam mendeteksi infeksi Helicobacter pylori terutama pada penderita gagal ginjal kronik

i , Bentuk format Surat Ketetapan Pajak Daerah Pajak Bumi dan Bangunan dan Surat Tagihan Pajak Daerah Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)