• Tidak ada hasil yang ditemukan

05 Tata kelola perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "05 Tata kelola perusahaan"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Perkembangan industri perbankan berlangsung sangat cepat dan tingkat persaingan antar

pelaku dalam industri ini terasa ketat. Akibatnya potensi terjadi eksposure resiko yang

dihadapi makin tinggi. Untuk meminimalisir risiko dan menghadapi tantangan yang semakin

meningkat tersebut, maka kebutuhan praktik tata kelola Bank yang sehat (Good Corporate

Governance) dan penerapan manajemen risiko pada industri perbankan menjadi sangat

penting saat ini dan masa-masa yang akan datang.

Dalam rangka meningkatkan kinerja Bank, melindungi kepentingan stakeholders dan

meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta nilai-nilai etika

(code of conduct) yang berlaku secara umum pada industri perbankan, bank dalam setiap

kegiatan usahanya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi wajib melaksanakan

kegiatan usaha berpedoman pada prinsip-prinsip Good Corporate Governance berlandaskan

pada prinsip Keterbukaan (transparency), Akuntabilitas (accountability),

Pertanggungjawaban (responsibility), Indenpendensi (Independency) dan Kewajaran

(Fairness). Yang dimaksud dengan seluruh tingkatan atau jenjang organisasi adalah seluruh

pengurus dan karyawan Bank mulai dari Dewan Komisaris. Direksi sampai dengan pegawai

tingkat pelaksana. Disamping berpedoman pada prinsip-prinsip Good Corporate

Governance tersebut, Bank juga wajib menerapkan manajemen risiko yang meliputi

pengawasan aktif Dewan Komisaris Bank, kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko,

proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, sistem informasi dan pengendalian risiko, serta

sistem pengendalian intern.

Good Corporate Governance pada dasarnya strategi yang mengatur pembagian tanggung

jawab masing-masing unsur dari struktur Bank. Strategi itu selain berkaitan dengan

hubungan antar unsur struktur Bank, juga mengatur hubungan antar struktur Bank dan

unsur-unsur di luar Bank, yang hakekatnya merupakan stakeholders Bank seperti nasabah,

pemegang saham dan karyawan.

Kebijakan dasar dan bentuk nyata dari inisiatif strategis penerapan sistem organisasi yang

efisien dan efektif serta implementasi manajemen operasional yang sesuai dengan

prinsip-prinsip Good Corporate Governance di Bank Kalimantan Tengah, adalah :

1. Bank wajib melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam setiap

kegiatan usahanya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

2. Pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance sebagaimana dimaksud pada

(3)

a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris, Direksi.

b. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan satuan kerja yang

menjalankan fungsi pengendalian intern Bank.

c. Penerapan fungsi kepatuhan auditor internal dan auditor eksternal.

d. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern.

e. Penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar.

f. Rencana strategis.

g. Transparanasi kondisi keuangan dan non keuangan.

Dengan adanya prinsip pemisahan dalam Perseroan Terbatas (Separate Legal Personality)

antara Bank sebagai Badan Hukum dengan pemilik perusahaan (Pemegang Saham), Direksi,

Dewan Komisaris yang melahirkan prinsip pertanggungjawaban terbatas (Limited liability),

maka tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) berfungsi sebagai

sistem yang menjadi penengah dalam segala permasalahan.

Dewan Komisaris dan Direksi PT. Bank Kalteng berkomitmen dan berkeyakinan bahwa

penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang tepat merupakan salah

satu prasyarat mutlak dalam proses penyelenggaraan aktivitas dan operasional Bank.

Penerapan prinsip GCG secara baik diharapkan akan meningkatkan kepercayaan investor

dan stakeholder serta memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham dan pemangku

kepentingan lainnya.

Dapat diyakini bahwa penerapan prinsip-prinsip dan praktek-praktek terbaik GCG yang

konsisten diharapkan akan memberikan manfaat bagi Bank maupun para pemangku

kepentingan lainnya yaitu dengan :

a. Meningkatnya kesungguhan manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan,

akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, kewajaran dan kehati-hatian dalam

pengelolaan/pengurusan Bank.

b. Meningkatnya kinerja Bank, efisiensi yang terukur , mengefektifkan manajemen dan

meningkatkan pelayanan kepada stakeholders.

c. Meningkatnya minat dan kepercayaan investor, nasabah dan debitur serta para pemegang

saham.

d. Terlindunginya Bank dari intervensi eksternal dan tuntutan hukum.

e. Dapat meminimalisir terjadinya fraud yang bisa merugikan Bank.

(4)

Sehubungan dengan hal tersebut, dan sejalan dengan kewajiban bank umum yang ditetapkan

dalam Pasal 13 PBI No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30.01.2006 tentang Pelaksaan Good

Corporate Governance Bagi Bank Umum dan bentuk pertanggungjawabam Dewan

Komisaris kepada Penagang Saham dan para Stake holder, maka Dewan Komisaris

menyusun laporan Pengawasan Bank yang disajikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham

(5)

1.

Organ Bank Menganut Sistem Dua Badan

Sebagai badan hukum berbentuk perseroan terbatas, Bank tunduk kepada ketentuan

Undang-undang No. 40 tentang Perseroan Terbatas yang organnya menganut sistem dua

badan (two board system) yaitu Dewan Komisaris dan Direksi. Dewan Komisaris dan

Direksi mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai dengan fungsinya

masing-masing sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Namun demikian keduanya mempunyai tanggung jawab untu memelihara

kesinambungan usaha Bank dalam jangka panjang. Oleh karena itu, Dewan Komisaris

dan Direksi harus memiliki kesamaan persepsi terhadap visi, misi dan nilai-nilai

perusahaan.

Tanggung jawab bersama Dewan Komisaris dan Direksi dalam menjaga kelangsungan usaha perusahaan dalam jangka panjang tercermin pada :

a. Terlaksananya dengan baik kontrol intern dan manajemen risiko ; b. Tercapainya imbal hasil (return) yang optimal bagi pemegang saham ;

c. Terlindunginya kepentingan pemangku kepentingan (stakeholders) secara wajar; d. Terlaksananya kepentingan suksesi kepemimpinan yang wajar demi kesinambungan

manajemen di semua lini organisasi.

Sesuai visi, misi dan nilai-nilai perusahaan, Dewan Komisaris dan Direksi perlu bersama-sama menyepakati hal-hal sebagai berikut :

a. Rencana jangka panjang, strategi maupun rencana kerja dan anggaran tahunannya. b. Kebijakan dalam memastikan pemenuhan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan anggaran dasar perusahaan serta dalam menghindarkan dari segala bentuk benturan kepentingan.

c. Struktur organisasi sampai satu tingkat dibawah Direksi yang dapat mendukung tercapainya visi, misi dan nilai-nilai perusahaan.

Dewan Komisaris bertugas (1) menetapkan Kebijakan Umum Perseroan berdasarkan

ketentuan peraturan perundang yang berlaku, (2). melakukan pengawasan secara umum

terhadap pelaksanaan kebijakan, dan jalannya pengurusan Bank yang dilakukan oleh

Direksi. Tugas pengawasan tersebut dapat juga dilakukan Dewan Komisaris terhadap

sasaran dan objek tertentu (khusus). (3) Memberi nasihat kepada Direksi antara lain

dapat berupa pendapat, pertimbangan yang layak dan tepat, petunjuk, peringatan, atau

teguran baik secara lisan maupun tertulis. Dalam rangka melaksanakan tugas dan

fungsinya Dewan Komisaris melakukan kegiatan (a). Menyusun tata cara pengawasan

atas pengelolaan perseroan dan (b). Melakukan pengawasan atas pengurusan perseroan.

(6)

2.

Kedudukan dan Pelaksanaan Tugas serta Tanggung Jawab Dewan

Komisaris

a. Kedudukan

1) Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada Pemegang Saham melalui Rapat

Umum Pemegang Saham dan oleh karenanya Dewan Komisaris setiap saat dapat

berhubungan langsung dengan para pemilik saham sebagai bagian dari upaya

melakukan konsolidasi dan pembinaan terhadap perseroan ;

2) Dewan Komisaris dipimpin oleh seorang Komisaris Utama ;

3) Dewan Komisaris bersifat kolektif dan karenanya setiap anggota Dewan

Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri, melainkan harus berdasarkan

keputusan yang diambil secara bersama-sama oleh Anggota Dewan Komisaris

lainnya.

b. Fungsi

1) Melakukan pengawasan / pengendalian, pembinaan dan inspeksi / pemeriksaan

terhadap penyelenggaraan tugas Direksi sesuai dengan ketentuan / pedoman /

petunjuk yang berlaku serta pokok-pokok kebijaksanaan yang sudah ditetapkan

;b. Kerja dan Anggaran Tahunan setiap 3 (tiga) bulan sekali serta Laporan

Perhitungan Hasil Usaha dan Kegiatan Bank yang disampaikan oleh Direksi

setiap bulan ;

2) Menilai dan meneliti laporan keuangan setiap akhir tahun buku yang disampaikan

oleh Direksi ;

3) Mengusulkan gaji dan penghasilan lainnya bagi Anggota Komisaris dan Anggota

Direksi untuk disahkan / ditetapkan oleh Pemegang Saham dalam Rapat Umum

Pemegang Saham ;

4) Menyusun tata cara pengawasan dan pengelolaan Bank.

3.

Pengangkatan dan Pemberhentian Dewan Komisaris

a. Persyaratan Pengangkatan Anggota Dewan Komsaris

Persyaratan yang berlaku untuk dapat diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris Bank adalah meliputi persyaratan umum dan persyaratan khusus sebagaimana di

bawah ini.

1) Persyaratan Umum

a) Warga Negara Indonesia yang Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ;

(7)

c) Tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan

pengkhianatan kepada Negara ;

d) Sehat jasmani dan rohani ;

e) Tidak pernah melakukan kegiatan yang merugikan Negara atau

tindakan-tindakan yang tercela di bidang perbankan dan ;

f) Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan Pengadilan;

g) Orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam

waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya pernah :

(1) Dinyatakan pailit ;

(2) Menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang

dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perseroan dinyatakan pailit atau

;

(3) Dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan

negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan.

h) Lulus uji kemampuan dan kepatutan (Fit and Proper Test) yang dilakukan

oleh Bank Indonesia atau Otoritas Jasa Keuangan untuk memperoleh

keyakinan bahwa calon anggota Komisaris memiliki integritas, kompetensi

dan reputasi keuangan mencakup:

(1) Integritas

(a) Memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain ditunjukkan dengan

sikap mematuhi ketentuan yang berlaku baik yang tertulis maupun

yang tidak tertulis, termasuk tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana kejahatan ;

(b) Memiliki komitmen atas pelaksanaan akuntabilitas dan

responsibilitas yang tinggi :

(c) Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan

yang berlaku ;

(d) Memiliki komitmen yang tinggi terhadap pengembangan operasional

Bank yang sehat dan tangguh (sustainable); dan

(e) Tidak termasuk dalam Daftar Kepatutan dan Kelayakan (Daftar

Tidak Lulus).

(2) Kompetensi

(a) Memiliki pengetahuan dan pemahaman di bidang operasional

(8)

(b) Memiliki pengalaman dan keahlian di bidang operasional perbankan

dan/atau bidang keuangan ;

(c) Memiliki kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam

rangka pengembangan Bank yang sehat dan tanggung (sustainable)

dan ;

(d) Memiliki pengetahuan, pemahaman dan kemampuan dalam

penerapan manajemen risiko.

(3) Reputasi Keuangan

(a) Tidak termasuk dalam daftar kredit macet; dan

(b) Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi yang

dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit,

dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum dicalonkan.

i) Mayoritas (lebih dari 50%) anggota Dewan Komisaris tidak saling memiliki

hubungan keluarga sampai dengan sederajat ketiga dengan sesama anggota

Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi. Yang dimaksud dengan hubungan keluarga sampai dengan derajat ketiga adalah hubungan keluarga,

baik vertikal maupun horizontal, termasuk mertua, menantu, dan ipar,

sehingga yang dimaksud dengan keluarga meliputi :

1) Orang tua kandung/tiri/angkat ;

2) Saudara kandung/tiri/angkat beserta suami atau istrinya ;

3) Anak kandung/tiri/angkat.

4) Cucu kandung/Tiri/angkat bersama suami atau ister

5) Cicit kandung/iri/angkat bersama suami atau isteri.

6) Saudara kandung/tiri/angkat dari orng tua beserta suami atau isteri.

7) Suami/Isteri

8) Mertua

9) Besan

10)Kakek atau Nenek dari Suami atau isteri

11)Saudara kandung/tiri/angkat dari suami atau isteri beserta suami atau

isteri.

2) Persyaratan Khusus

Di samping persyaratan umum tersebut di atas, bagi calon anggota Dewan

(9)

a) Persyaratan khusus yang rinciannya dituangkan dalam sebuah keputusan

RUPS (Kalau ada)

b). Persyaratan Tambahan bagi Komisaris Independen

Bagi calon Komisaris Independen di samping harus memenuhi persyaratan

umum dan persyaratan khusus harus memenuhi persyaratan tambahan sebagai berikut :

(1) Tidak terafiliasi dengan pemegang saham utama, anggota Direksi

dan/atau anggota Dewan Komisaris lainnya.

(2) Pihak-pihak yang mempunyai hubungan dengan bank harus telah

melampaui masa tunggu (cooling off) selama 1 (satu) tahun sejak yang

bersangkutan tidak lagi menjabat sebagai anggota Direksi atau Pejabat

Eksekutif Bank.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf b di atas, tidak berlaku

bagi mantan Direksi atau Pejabat Eksekutif yang melakukan fungsi

pengawasan.

b. Pengangkatan Dewan Komisaris

1) Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS

2) Keputusan pengangkatan Dewan Komisaris oleh RUPS dilakukan melalui proses

yang transparan, dimana penilaian calon anggota Dewan Komisaris dilakukan

dengan memperhatikan rekomendasi dari Komite Nominasi dan telah dinyatakan

lulus fit dan proper test oleh Otoritas Jasa Keuangan

3) Anggota Dewan Komisaris diangkat untuk jangka waktu 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk masa jabatan kedua kalinya setelah memperhatikan

pertimbangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan tidak mengurangi hak RUPS

untuk memberhentikannya sewaktu-waktu.

4) Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan Komisaris lowong, maka dalam

jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah terjadinya lowongan, harus

diselenggarkan RUPS untuk mengisi lowongan itu dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan dan Anggaran Dasar

5) Dalam rangka mendukung pelaksanaan Good Corporate Governance Bank,

pemegang saham Bank dapat menunjuk wakil untuk duduk sebagai anggota

Dewan Komisaris guna menjalankan tugas pengawasan terhadap Bank dan

(10)

c. Batalnya Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris

1) Pengangkatan anggota Dewan Komisaris yang tidak memenuhi persyaratan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 110 ayat (1) dan (2) UUPT sebagaimana

tercantum pada Persyaratan Umum bagian A angkat 1 huruf b dan c di atas, batal

karena hukum sejak saat anggota Dewan Komisaris lainnya atau Direksi

mengetahui tidak terpenuhinya persyaratan tersebut.

2) Dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak diketahui,

Direksi harus mengumumkan batalnya pengangkatan anggota Dewan Komisaris

yang bersangkutan dalam Surat Kabar dan memberitahukannya kepada Menteri

untuk dicatat dalam daftar Perseroan.

d. Berakhirnya Jabatan Dewan Komisaris

Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir, jika : 1) Masa jabatan berakhir ;

2) Mengundurkan diri ;

3) Tidak lagi memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan dan/atau

anggaran dasar ;

4) Meninggal dunia atau ;

5) Diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS

e. Pemberhentian Dewan Komisaris

Pemberhentian anggota Dewan Komisaris dapat berupa :

1) Pemberhentian atas Permintaan Sendiri

RUPS dapat memberhentikan anggota Dewan Komisaris atas permohonan pengunduruan diri yang diajukan oleh yang bersangkutan secara tertulis paling

lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.

2) Pemberhentian karena sebab-sebab lainnya

a) Anggota Dewan Komisaris sewaktu-waktu dapat pula diberhentikan

berdasarkan Keputusan RUPS Apabila yang bersangkutan kehilangan

kewarganegaraan Indonesia

b) Apabila yang bersangkutan tidak lagi memenuhi persyaratan peraturan

perundang-undangan dan atau Anggaran Dasar Bank pada bagian (1) di atas

(11)

1.

Komposisi Dewan Komisaris

a. Jumlah anggota Dewan Komisaris paling kurang 3 (tiga) orang dan paling banyak sama dengan jumlah anggota Direksi;

b. Dewan Komisaris terdiri dari Komisaris dan Komisaris Independen, yang salah seorang di antaranya sebagai Komisaris Utama.

Struktur Dewan Komisaris terdiri dari pihak-pihak independen serta pihak-pihak yang terafiliasi dengan pemegang saham pengendali Bank. Keberadaan dua pihak tersebut, diharapkan dapat meningkatkan check and balance dan pada akhirnya dapat mengoptimalkan pelaksanaan Good Corporate Governance Bank.

Paling kurang 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen.

c. Dewan Komisaris merupakan majelis dan setiap anggota Dewan Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri melainkan berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris;

d. Dalam hal hanya ada seorang anggota Dewan Komisaris, maka segara tugas dan wewenang yang diberikan kepada Komisaris Utama atau Dewan Komisaris berlaku pula baginya.

2.

Organisasi Bank

a. Struktur Organisasi Bank

Struktur organisasi Bank terdiri dari : 1) Kantor Pusat

2) Kantor Cabang Utama 3) Kantor Cabang Kelas I 4) Kantor Cabang Kelas II 5) Kantor Cabang Kelas III 6) Kantor Cabang Pembantu 7) Kantor Kas

b. Organisasi Kantor Pusat Bank

Organisasi Kantor Pusat Bank terdiri dari :

1) Dewan Komisaris

Komisaris Utama Komisaris Independen

2) Direksi

(12)

b) Direktur Kepatuhan

(1) Divisi Kepatuhan dan Managemen Resiko

c) Direktur Pemasaran (1) Divisi Treasury (2) Divisi Perkreditan (3) Divisi Usaha Syariah

d) Direktur Umum.

(1) Divisi Tekhnologi Informasi dan Akuntansi (2) Divisi Sumber Daya Manusia dan Umum.

3) Divisi

a. Divisi Perencanaan dan Pengembangan

(1) Kelompok Perncanaan Strategis (2) Kelompok Pengembngan Bisnis.

b. Divisi Treasury.

(1) Kelompok Pemasaran produk dan jasa (2) Kelompok Managemen Dana

(3) Bagian Pengelolaan Bisnis Kartu

c. Divisi Perkreditan

(1) Kelompok Pemasaran dan Analis Kredit (2) Kelompok Pengendalian Kredit

(3) Bagian Adminsitrasi Kredit (4) Bagian Penyelamatan Kredit.

d. Divisi Tekhnologi Informasi dan Akuntansi

(1) Kelompok Pengembangan Tehnologi Informasi (2) Bagian Pegeolaan Tekhnolog Informasi

(3) Bagian Akuntansi dan Analisa Keuangan

e. Divisi Sumber Daya Manusia dan Umum.

(1) Kelompok Pemberdayaan SDM (2) Bagian Administrasi SDM

(3) Bagian Kerumahtangaan, Pengamanan dan Humas (4) Bagian Pengelolaan Aktiva Tetap dan Kesekretariatan.

f. Divisi Kepatuhan dan Managemen Resiko

(1) Kelompok Kepatuhan

(2) Kelompok Management Resiko (3) Kelompok Hukum

g. Divisi Pengawasan Intern.

(13)

1.

Tugas Pokok

a. Dewan Komisaris menetapkan Kebijaksanaan Umum Perseroan berdasarkan Ketentuan, peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan Hasil rapat umum

pemegang saham dan rencana bisnis bank umum (RBBU) yang telah ditetapkan.

b. Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijaksanaan operasional yang

dilaksanakan oleh Direksi dalam menjalankan Perseroan serta memberikan nasihat

dan bimbingan kepada Direksi ;

c. Melaksanakan langkah-langkah dan tindakan lainnya yang diperlukan untuk

memastikan ketaatan Bank terhadap ketentuan perundang-undangan dan Pedoman /

Petunjuk peraturan yang berlaku.

2.

Wewenang

a. Dewan Komisaris mempunyai wewenang meminta penjelasan, keterangan dan

melakukan pemeriksaan kepada Direksi dan unit dibawahnya baik langsung maupun

tidak langsung atas semua kegiatan yang menyangkut kegiatan bank ;

b. Pemeriksaan oleh Dewan Komisaris dapat dijalankan :

1) Secara berkala sesuai jadual yang telah ditentukan.

2) Secara insidentil atau sewaktu-waktu bila dipandang perlu.

c. Menyetujui atau tidak menyetujui kerjasama Bank dengan Bank atau lembaga

keuangan serta pihak lain yang diusulkan oleh Direksi

d. Menilai dan mengesahkan/menyetujui Rencana Bisnis Bank Umum (RBBU) yang

disampaikan oleh Direksi ;

e. Memberikan persetujuan atas :

1) Permohonan kredit khususnya kepada pihak terkait ;

2) Rencana investasi pada aktiva tetap dan inventaris yang melampaui wewenang Direksi atau menjual / melepas aktiva bank ;

3) Pembukaan Kantor Cabang atau perwakilan bank dalam rangka perluasan jaringan bisnis bank ;

4) Penetapan kesejahteraan pegawai bank ;

f. Mengesahkan / menyetujui Struktur Organisasi dan Tata Kerja Bank ;

(14)

3.

Tanggung Jawab

a. Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab pengawasan atas perseroan secara independen ;

b. Dewan Komisaris berkewajiban :

1) Memastikan terselenggaranya pelaksanaan Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi ;

2) Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi, serta memberi nasihat dan bimbingan kepada Direksi ;

3) Memberikan pengarahan, melakukan pemantauan dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank ;

4) Memastikan bahwa Direksi telah menindak lanjuti dan menyelesaikan temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, audit eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain ;

4.

Uraian tugas, wewenang dan tanggungjawab Dewan Komisaris secara

Umum

a. Tugas dan Kewajiban

1) Rincian Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris

Secara umum tugas Dewan Komisaris adalah (1). Menetapkan Kebijakan Umum Perseroan berdasarkan Ketentuan, peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan Hasil Rapat Umum Pemegang Saham yang dituangkan di dalam Rencana Bisnis Bank Umum (RBBU) setiap tahun sesuai dengan ketentuan yang berlaku.(2). Melakukan pengawasan atas kebijaksanaan operasional yang dilaksanakan oleh Direksi dalam menjalankan Perseroan, serta (3). Memberikan nasihat dan bimbingan kepada Direksi.

Tugas dan kewajiban Dewan Komisaris tersebut harus dilakukan secara independen yang dapat dirinci sebagaimana di bawah ini

a) Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris dalam Pengawasan serta Pemberian Nasehat.

(1) Melakukan Pengawasan dan pengendalian terhadap kepada Direksi dan seluruh jajaran bank dan pemberian nasihat kepada Direksi tersebut dilakukan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.

(15)

(3) Pengawasan dan Pemberian nasihat keada direksi tersebut dilakukan untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.

(4) Dalam menjalankan fungsi pemberian nasehat dan fungsi pengawasan mencakup pula tindakan Dewan Komisaris berupa pencegahan terhadap kebijakan dan tindakan Direksi yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan Bank, langkah-langkah perbaikan yang wajib dilakukan Bank dan pemberhentian sementara Anggota Direksi, dengan tetap mengacu pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

(5) Mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank.

(6) Untuk membantu pelaksanaan tugasnya, Dewan Komisaris wajib membentuk komite yang anggotanya seorang atau lebih adalah anggota Dewan Komisaris.

Komite dibentuk oleh Dewan Komisaris berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris paling kurang terdiri dari Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan Komite Nominasi dengan ketentuan sebagai berikut :

(a) Komite Audit

Tugas dan tanggung jawab Komite Audit adalah melakukan

pemantauan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta

pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai

kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan

keuangan.

Untuk memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris, Komite

Audit melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap :

i. Pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Intern

ii. Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik

dengan standar audit yang berlaku

iii. Kesesuaian laporan keuangan dan standar yang berlaku

iv. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan Satuan Kerja Audit Intern, akuntan publik, dan hasil pengawasan Bank

Indonesia atau instansi lainnya.

v. Melakukan review atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta

pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai

(16)

(b) Komite Pemantau Risiko

Tugas dan tanggungjawab Komite Pemantau Risiko adalah melakukan: i. Evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan dengan

pelaksanaan kebijakan manajemen risiko

ii. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko

iii. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas hasil evaluasi dan pemantauan yang dilakukan.

(c) Tugas dan Kewajiban Komite Remunerasi dan Nominasi adalah

sebagai berikut :

i. Terkait dengan kebijakan Remunerasi :

- Menyusun dan mengevaluasi kebijakan remunerasi ;

- Memastikan bahwa kebijakan remunerasi paling kurang

sesuai dengan kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan,

prestasi kerja individu, kewajaran dengan peer Grup dan

pertimbangan sasaran serta strategi jangka panjang bank.

- Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris

mengenai :

 Kebijakan remunerasi bagi Dewan KomisarisDireksi untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang

Saham.

 Kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan kepada

Direksi.

ii. Terkait dengan kebijakan Nominasi :

- Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan dan / atau penggantian anggota

Dewan Komisaris Direksi kepada Dewan Komisaris untuk

disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang saham.

- Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan / atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk

disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham

- Memberikan rekomendasi mengenai Pihak Independen yang akan menjadi anggota Komite kepada Dewan Komisaris.

Dalam hal anggota Komite Remunerasi dan Nominasi

(17)

b) Memastikan komite-komite yang telah dibentuk berdasarkan Keputusan

Rapat Dewan Komisaris menjalankan tugasnya secara efektif.

c) Dapat menunjuk Konsultan, Kantor Akuntan Publik dan Konsultan Hukum

untuk melaksanakan tugas tertentu yang dipandang perlu atas biaya Bank.

d) Melaporkan kegiatan pengawasan atas usaha Bank kepada Pemegang Saham secara berkala.

2) Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris Dalam Penetapan Kebijakan Bank

a. Dewan Komisaris menetapkan kebijaksanaan umum Bank berdasarkan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku tentang :

(1) Tata cara pengawasan dan pengelolaan Bank

(2) Peraturan tata tertib dan tata cara menjalankan pekerjaan Direksi yang

dituangkan dalam keputusan Dewan Komisaris

(3) Pedoman dan tata tertib kerja yang bersifat mengikat bagi setiap anggota

Dewan Komisaris, paling kurang berisi pengaturan etika kerja, waktu

kerja dan pengaturan rapat.

b. Disamping menetapkan kebijakan-kebijakan tersebut di atas, berkenaan

dengan kebijakan Bank, Dewan Komisaris juga :

(1) Menilai kecukupan materi Internal Audit Charter (Piagam Audit Intern)

secara periodik bersama Direktur Utama agar pelaksanaan Audit Intern

senantiasa berada pada tingkat optimal

(2) Menyetujui kebijakan-kebijakan Bank yang merupakan bagian dari

manajemen risiko sebagaimana pada butir 7 huruf e di bawah ini

3) Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris dalam Melakukan Pengurusan Bank

a) Dewan Komisaris melakukan pengurusan sementara Bank apabila seluruh

anggota Direksi diberhentikan sementara, terhadapnya berlaku semua

ketentuan mengenai hak, wewenang dan kewajiban Direksi terhadap

Perseroan dan pihak ketiga.

b) Dalam hal jabatan semua anggota Direksi lowong oleh sebab apapun, Dewan

Komisaris untuk jangka waktu tertentu melakukan tindakan pengurusan dan

terhadapnya berlaku semua ketentuan mengenai hak, wewenang dan

kewajiban Direksi terhadap Bank dan pihak ketiga.

4) Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris Sehubungan dengan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan

(18)

a) Mengevaluasi dan memberikan persetujuan atas Rencana Kerja dan Anggaran

Tahunan Bank yang dibuat oleh Direksi sebelum tahun buku dimulai

b) Meyetujui perubahan Rencana Kerja Tahunan, dalam hal terjadi perubahan

harus dikemukakan alasannya dan wajib disampaikan kepada OJK

selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah tanggal dilakukannya perubahan

c) Memberikan pendapat tentang pelaksanaan Rencana Bisnis berupa penilaian

aspek kuantitatif maupun kualitatif terhadap realisasi Rencana Bisnis.

5) Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris Sehubungan dengan Pelaksanaan GCG :

a) Memastikan terselenggaranya pelaksanaan GCG dalam setiap kegiatan usaha

Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi Bank.

b) Dalam rangka pelaksanaan aspek independensi dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi, Dewan Komisaris

memberikan kebebasan sepenuhnya tanpa mencampuri atau mempengaruhi

keputusan yang akan diambil oleh pejabat atau tim yang telah mendapat

pelimpahan wewenang memutus untuk hal-hal tertentu dan dalam batas-batas

yang telah ditetapkan oleh Direksi.

c) Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan

rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, ., auditor eksternal, hasil

pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya.

d) Mengungkapkan remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS pada

laporan pelaksanaan GCG

e) Memberitahukan kepada OJK paling lambat 7 (tujuh) hari sejak

ditemukannya :

o Pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan dan ;

o Keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan

kelangsungan usaha Bank.

e) Mengungkapkan saham yang dimilikinya apabila mencapai 5% (lima

perseratus) atau lebih pada Bank atau perusahaan lain, yang berkedudukan di

dalam dan di luar negeri.

f) Mengungkapkan hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan anggota

Dewan Komisaris lain, anggota Direksi dan/atau pemegang saham pengendali

Bank, dalam laporan pelaksanaan Good Corporate Governance.

g) Memberikan segala keterangan yang diperlukan untuk pelaksanaan pemeriksaan Bank atas penetapan Pengadilan dengan memperhatikan

(19)

6) Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris Sehubungan dengan RUPS

a) Dewan Komisaris melakukan pemanggilan untuk penyelenggaraan RUPS

dalam hal Direksi tidak melakukan pemanggilan RUPS dalam jangka waktu

paling lambat 15 (lima belas) hal terhitung sejak tanggal permintaan

penyelenggaraan RUPS diterima Bank.

b) Dalam hal tertentu Dewan Komisaris melakukan pemanggilan RUPS kepada

pemegang saham berdasarkan penetapan Ketua Pengadilan Negeri.

c) Komisaris Utama memimpin RUPS. Dalam hal Komisaris Utama tidak ada

atau berhalangan karena sebab apapun yang tidak perlu dibuktikan kepada

pihak ketiga, RUPS dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris.

Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau berhalangan

karena sebab apapun yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, RUPS dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi.

7) Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris Sehubungan dengan Pelaksanaan Manajemen Risiko meliputi :

a) Memahami Risiko Likuiditas dan menyadari pentingnya penerapan

Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas.

b) Melakukan persetujuan dan evaluasi berkala mengenai kebijakan dan strategi

yang terkait dengan Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas termasuk

rencana pendanaan darurat (Contingency Funding Plan). Evaluasi berkala

dilakukan paling kurang 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun atau dalam

frekuensi yang lebih tinggi dalam hal terdapat perubahan faktor-faktor yang

mempengaruhi kegiatan usaha Bank secara signifikan.

c) Mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan

manajemen risiko tersebut di atas, yang dilakukan sekurang-kurangnya secara

triwulan.

d) Mengevaluasi dan memutuskan permohonan ataua usulan Direksi yang

berkaitan dengan transaksi atau kegiatan usaha yang melampaui kewenangan memutus Direksi, sehingga memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.

e) Melakukan evaluasi untuk memastikan bahwa Direksi telah menerapkan

Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas sesuai dengan kebijakan dan

strategi Bank

f) Menyetujui kebijakan-kebijakan Bank yang merupakan bagian dari

manajemen risiko yaitu :

(20)

(4) Kebijakan tentang hapus buku dan hapus tagih.

(5) Kebijakan tentang Restrukturisasi Pembiayaan

g) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan sebagaimana pada

huruf e di atas.

8) Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris Sehubungan Dengan Penerapan Program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT)

Sehubungan dengan Penerapan Program APU dan PPT tugas dan kewajiban

Dewan Komisaris adalah melakukan pengawasan aktif paling kurang mencakup:

a) Memberikan persetujuan atas kebijakan dan prosedur penerapan program

APU dan PPT dan ;

b) Melakukan pengawasan atas pelaksanaan tanggung jawab Direksi terhadap

penerapan program APU dan PPT, termasuk komitmen yang dibuat oleh

Bank kepada Bank Indonesia dan ;

c) Pengawasan atas kepatuhan terhadap penerapan Program APU dan PPT

dilakukan oleh Direksi melalui Direktur Kepatuhan dan/atau Satuan Audit

Intern Bank.

9) Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris sehubungan dengan Kesehatan Bank

a) Komisaris dan Direksi wajib memantau dan mengambil langkah-langkah

yang diperlukan agar tingkat kesehatan bank dapat dipenuhi.

b) Memastikan bahwa manajemen telah menjalankan usahanya sesuai dengan

prinsip pengelolaan Bank secara sehat berdasarkan CAMELS (capital, asset

quality, management, earning, liquidity dan sensitivity to market risk).

c) Menyampaikan action plan yang memuat langkah-langkah perbaikan yang

wajib dilaksanakan oleh Bank terhadap permasalahan signifikan dengan

target waktu penyelesaian selama periode tertentu atas permintaan Bank Indonesia kepada Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham

10)Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris sehubungan dengan Laporan Tahunan

a) Dewan Komisaris dalam fungsinya sebagai pengawas, menyampaikan

laporan pertanggungjawaban tugas pengawasan atas pengelolaan Bank oleh

Direksi selama tahun buku kepada RUPS. Laporan pengawasan Dewan

Komisaris ini merupakan bagian dari Laporan Tahunan yang disampaikan

kepada RUPS untuk memperoleh persetujuan.

b) Dewan Komisaris menandatangani Laporan Tahunan bersama-sama dengan

(21)

c) Dalam hal terdapat Dewan Komisaris yang tidak menandatangani Laporan

Tahunan, yang bersangkutan harus menyebutkan alasannya secara tertulis,

atau alasan tersebut dinyatakan oleh Direksi dalam surat tersendiri yang

dilekatkan dalam Laporan Tahunan

d) Dalam hal terdapat anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang

tidak menandatangani Laporan Tahunan dan tidak memberi alasan secara

tertulis, yang bersangkutan dianggap telah menyetujui isi Laporan Tahunan.

e) Dengan diberikannya persetujuan atas Laporan Tahunan dan pengesahan atas

laporan keuangan oleh RUPS, berarti RUPS telah memberikan pembebasan

dan pelunasan tanggung jawab (release and discharge, acquit et de charge)

kepada masing-masing anggota Dewan Komisaris sejauh hal-hal tersebut

tercermin dari laporan tahunan, dengan tidak mengurangi tanggung jawab

masing-masing anggota Dewan Komisaris dalam hal terjadi tindak pidana

atau kesalahan dan atau kelalaian yang menimbulkan kerugian bagi pihak

ketiga yang tidak dapat dipenuhi dengan asset perusahaan.

11)Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris Berkaitan dengan Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) adalah sebagai berikut :

a) Memberikan persetujuan pengangkatan atau pemberhentian Kepala SKAI

oleh Direksi dan melaporkan kepada Bank Indonesia selambat-lambatnya 14

(empat belas) hari kerja sejak tanggal pengangkatan atau pemberhentian

disertai dengan pertimbangan dan alasannya.

b) Memberikan persetujuan Internal Audit Charter, menanggapi rencana Audit

Intern dan masalah-masalah yang ditemukan oleh Auditor Intern serta

menentukan pemeriksaan khusus oleh SKAI apabila terdapat dugaan

terjadinya kecurangan, penyimpangan terhadap hukum dan peraturan yang

berlaku.

c) Mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam hal Auditee tidak

menindaklanjuti laporan Kepala SKAI.

d) Memastikan bahwa laporan-laporan yang disampaikan kepada Bank

Indonesia serta instansi lain yang berkepentingan telah dilakukan dengan

benar dan tepat waktu, dan bank mematuhi ketentuan dan

perundang-undangan yang berlaku.

e) Memastikan bahwa manajemen menjamin baik Auditor Ekstern maupun

Intern dapat bekerja sesuai dengan standar auditing yang berlaku.

(22)

g) Menilai efektivitas pelaksanaan fungsi SKAI

h) Menandatangani laporan pelaksanaan dan pokok-pokok hasil audit intern

termasuk informasi audit yang bersifat rahasia bersama Direktur Utama untuk

disampaikan kepada OJK setiap akhir semester (Juni dan Desember),

selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah bulan laporan.

12)Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris Lainnya

a) Membantu dan mendorong usaha pembiayaan dan pengembangan Bank

b) Bersama dengan Direktur Utama menugaskan dan memberhentikan salah satu

anggota Direksi sebagai Direktur Kepatuhan dengan mendapat persetujuan

terlebih dahulu dari Bank Indonesia.

c) Bersama dengan Direktur Utama menunjuk Direktur Unit Usaha Syariah

(UUS) yang bertanggung jawab penuh terhadap UUS.

d) Dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) dari terhitung sejak diketahui

adanya pengangkatan anggota Direksi yang tidak memenuhi persyaratan,

Dewan Komisaris atau anggota Direksi lainnya harus mengumumkan

batalnya pengangkatan anggota Direksi tersebut dalam Surat Kabar dan

memberitahukannya kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar Perseroan.

e) Membuat risalah rapat Dewan Komisaris menyimpan salinannya

f) Memantau secara seksama Laporan Triwulan mengenai Pelaksanaan Program

Restrukturisasi Kredit yang telah diperjanjikan dan disampaikan kepada Bank

Indonesia.

b. Waktu Kerja

1) Anggota Dewan Komisaris wajib menyediakan waktu yang cukup untuk

melasanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal.

2) Kehadiran anggota Dewan Komisaris di Bank, meliputi seluruh unit kerja Bank

dan atau lokasi yang terkait dengan kegiatan Bank.

c. Wewenang dan Hak

1. Wewenang Dewan Komisaris

Dewan Komisaris memiliki wewenang untuk melakukan tindakan-tindakan

sebagai berikut :

a) Memberikan persetujuan atas rencana kerja dan anggaran tahunan Bank yang

dibuat oleh Direksi sebelum tahun buku dimulai

b) Menyetujui pelaksanaan keputusan RUPS mengenai penambahan modal

(23)

c) Menyetujui Rancangan Penggabungan Bank yang dibuat Direksi untuk

diajukan kepada dan diputuskan oleh RUPS

d) Menunjuk 1 (satu) atau lebih anggota Dewan Komisaris untuk mengurus

Bank dalam hal jabatan semua anggota Direksi lowong oleh sebab apapun

e) Mewakili Bank di dalam maupun di luar pengadilan apabila seluruh anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan dengan Bank

f) Menetapkan ketentuan tentang besarnya gaji dan tunjangan anggota Direksi

melalui Keputusan Rapat Dewan Komisaris dalam hal Dewan Komisaris

menerima pelimpahan kewenangan untuk menetapkan ketentuan tersebut dari

RUPS

g) Memberhentikan sementara Anggota Direksi untuk kepentingan Bank yang

tidak dapat ditunda. Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan secara

tertulis kepada anggota Direksi yang bersangkutan, disertai alasannya. Dalam

jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sesudah pemberhentian sementara, Dewan

Komisaris diwajibkan untuk menyelenggarakan RUPS yang akan memutuskan apakah RUPS mencabut atau menguatkan keputusan

pemberhentian sementara tersebut. Dalam RUPS tersebut anggota Direksi

yang diberhentikan sementara itu diberi kesempatan untuk hadir guna

membela diri

h) Memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, memeriksa dan

mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui

segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi, baik bersama-sama

maupun sendiri-sendiri, setiap waktu dalam jam kerja kantor Bank

i) Dewan Komisaris dapat meminta kepada Direksi dengan surat tercatat

disertai alasan untuk menyelenggarakan RUPS tahunan atau lainnya untuk

kepentingan Bank

j) Dewan Komisaris dapat mengajukan usul pembubaran Perseroan kepada

RUPS

2. Hak Dewan Komisaris

Anggota Dewan Komisaris memiliki hak-hak sebagai berikut :

1) Melakukan rangkap jabatan yang dibatasi hanya sebagai :

a) Anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau pejabat Eksekutif pada 1 (satu)

lembaga / perusahaan bukan lembaga keuangan atau

b) Anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif yang

(24)

Tidak termasuk rangkap jabatan apabila anggota Dewan Komisaris non

Independen menjalankan tugas fungsional dari pemegang saham Bank

yang bentuk badan hukum pada kelompok usahannya, dan/atau anggota

Dewan Komisaris menduduki jabatan pada organisasi atau lembaga

nirlaba, sepanjang yang bersangkutan tidak mengabaikan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sebagai anggota Dewan Komisaris Bank

2) Mendapat gaji atau honorarium dan/atau tunjangan yang jumlahnya

ditentukan oleh RUPS

3) Mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis

mengenai maksud tersebut kepada Bank paling lambat 30 (tiga puluh) hari

sebelum tanggal pengunduran d

4) Memperoleh setiap risalah rapat Direksi dan segala laporan yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan Direksi serta jalannya pengurusan yang

dilakukan oleh Direksi.

d. Tanggung Jawab Dewan Komisaris

1) Dewan Komisaris bertanggung jawab atas pengawasan Bank

2) Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan itikad baik (good faith duty),

kehati-hatian (duty care & prudential care), dan bertanggung jawab dalam

menajalankan tuggas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi untuk

kepentingan Bank dan sesuai dengan maksud dan tujuan Bank.

3) Setiap anggota Dewan Komisaris secara tanggung renteng (severally liable) ikut

bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian Bank apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya.

4) Anggota Dewan Komisaris tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian

Bank apabila dapat membuktikan :

a) Telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian

untuk kepentingan Bank dan sesuai dengan maksud dan tujuan

Bank

b) Tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun

tidak langsung atas tindakan pengurusan Direksi yang

mengakibatkan kerugian dan :

c) Telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah timbul

atau berlanjutnya kerugian tersebut.

5) Dewan Komisaris Direksi bertanggung jawab secara tanggung renteng atas

kerugian Bank, dalam hal pemegang saham tidak dapat mengembalikan dividen

(25)

6) Dalam hal Laporan Keuangan yang disediakan ternyata tidak benar dan/atau

menyesatkan, anggota Dewan Komisaris anggota Direksi secara tanggung

renteng bertanggung jawab terhadap pihak yang dirugikan, kecuali terbukti

bahwa keadaan tersebut bukan karena kesalahannya.

7) Dewan Komisaris yang karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan

kerugian pada Bank dapat digugat melalui pengadilan negeri atas nama Bank

oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/10 (satu persepuluh)

bagian dari jumlah seluruh saham yang mempunyai hak suara

8) Dalam hal terjadi kepailitan karena kesalahan atau kelalaian Dewan Komisaris

dalam melakukan pengawasan terhadap pengurusan yang dilaksanakan oleh

Direksi dan kekayaan Bank tidak cukup untuk membayar seluruh kewajiban

Bank akibat kepailitan tersebut, maka setiap anggota Dewan Komisaris secara

tanggung renteng ikut bertanggung jawab dengan anggota Direksi atas kewajiban

yang belum dilunasi.

9) Tanggung jawab tersebut pada huruf h berlaku juga bagi anggota Dewan

Komisaris yang sudah tidak menjabat 5 (lima) tahun sebelum putusan pernyataan

pailit diucapkan;

10)Anggota Dewan Komisaris tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas

kepailitan Bank apabila dapat membuktikan bahwa :

a) Kepailitan tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya ;

b) Telah melakukan tugas pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian

untuk kepentingan Bank dan sesuai degnan maksud dan tujuan Bank ;

c) Tidak mempunyai kepentingan pribadi, baik langsung maupun tidak langsung

atas tindakan pengurusan oleh Direksi yang mengakibatkan kepailitan dan ;

d) Telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah terjainya

kepailitan.

11)Apabila Dewan Komisaris melakukan kegiatan melampaui tugas dan

kewenangannya dan secara hukum Dewan Komisaris dianggap telah melakukan

perbuatan yang ultra vires (beyond power) atas tanggungjawabnya sendiri dapat

digugat oleh setiap pemegang saham atas kerugian Bank akibat perbuatan Dewan

Komisaris tersebut.

12)Dewan Komisaris bersama-sama dengan Direksi bertanggung jawab atas

efektifitas penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas.

13)Ketentuan mengenai tanggung jawab Direksi dan/atau Dewan Komisaris atas

(26)

e. Tugas dan Tanggungjawab Komisaris Utama

Disamping melakukan tugas dan kewajiban anggota Dewan Komisaris pada

umumnya, tugas dan kewajiban Komisaris Utama adalah sebagai berikut :

a. Memimpin rapat Dewan Komisaris

Tugas Komisaris Utama sebagai primus inter pares adalah mengkoordinasikan

kegiatan Dewan Komisaris

b. Memimpin Rapat Umum Pemegang Saham

f. Tugas dan Kewajiban Komisaris Independen

Keberadaan Komisaris Independen dimaksudkan untuk mendorong terciptanya iklim

dan lingkungan kerja yang lebih objektif dan menempatkan kewajaran dan kesetaraan

(fairness) berbagai kepentingan termasuk kepentingan pemegang saham minoritas dan stakeholders lainnya. Oleh karena itu, disamping melakukan tugas dan kewajiban

anggota Dewan Komisaris pada umumnya, Komisaris Independen juga mengetuai

Komite Pemantau Resiko dan Komite Audit.

g. Larangan bagi Dewan Komisaris.

a. Dewan Komisaris dilarang terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan

operasional Bank, kecuali menyangkut :

1) Penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan

Bank Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum

dan;

2) Hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank atau peraturan perundangan yang berlaku.

b. Pengambilan keputusan oleh Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud pada butir

1 di atas, merupakan bagian dari tugas pengawasan oleh Dewan Komisaris

sehingga tidak meniadakan tanggung jawab Direksi atas pelaksanaan

kepengurusan Bank.

c. Anggota Dewan Komisaris dilarang bertindak sebagai kuasa dari pemegang

saham dalam pemungutan suara dalam RUPS.

d. Mayoritas anggota Dewan Komisaris dilarang saling memiliki hubungan

keluarga sampai dengan derajat ketiga dengan sesama anggota Dewan Komisaris

dan/atau anggota Direksi.

e. Anggota Dewan Komisaris dilarang memanfaatkan Bank untuk kepentingan

pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi

(27)

f. Anggota Dewan Komisaris dilarang mengambil dan/atau menerima keuntungan

pribadi dari Bank selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan Rapat

Umum Pemegang Saham

g. Komisaris Independen dilarang menjadi pihak yang terafiliasi dengan pemegang

(28)

1.

Jumlah dan Komposisi

Berdasarkan Keputusan RUPS LB tanggal 25 Juni 2014 yang dituangkan dalam Akta

No.22 tanggal 25 Juni 2014 yang dibuat oleh Notaris Julius Inggrit Parlindungan

Situngkir, S.H., di Palangka Raya, susunan Dewan Komisaris dan Direksi PT. Bank

Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah Periode Tahun 2014 – 2018 terhitung tanggal

25 Juni 2014, dengan susunan sebagai berikut :

Dewan Komisaris

Ahim Sian Rusan : Komisaris Utama

Mas Saily Mochtar : Komisaris Independen

Salian Djalin : Komisaris Independen

Direksi

Yosapatasi : Direktur Utama

Samsiah Nelly : Direktur Umum

Rukmo Susedyanto : Direktur Pemasaran

Sarifudin W. Daron : Direktur Kepatuhan

Jumlah anggota Dewan Komisaris sebanyak 3 (tiga) orang (dibawah jumlah anggota Direksi) yang ada sebanyak 4 (empat) orang, dan semuanya berdomisili di Indonesia

yaitu di daerah kerja Bank, Provinsi Kalimantan Tengah Kota Palangka Raya.

2.

Kriteria dan Independensi

Sesuai dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 30 Oktober 2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum disebutkan bahwa Komisaris Independen

adalah Anggota Komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,

kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Komisaris lainnya,

Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan lain yang dapat

mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak Independen (Sesuai Pasal 1 angka 4 PBI

(29)

Dari tabel di atas, seluruh anggota Dewan Komisaris PT. Bank Kalteng tidak memiliki

hubungan keluarga, hubungan keuangan, hubungan kepengurusan, hubungan

kepemilikan saham dengan anggota Dewan Komisaris lain dan ataupun dengan anggota

Direksi.

Dalam PBI tersebut juga mengatur bahwa paling kurang 50% dari jumlah anggota

Komisaris adalah Komisaris Independen.

Keberadaan Komisaris Independen dimaksudkan untuk dapat mendorong terciptanya

iklim dan lingkungan kerja yang tertib, objektif dan wajar serta kesetaraan diantara

berbagai kepentingan termasuk kepentingan pemegang saham minoritas dan stakeholder lainnya.

Dalam rangka mendukung pelaksanaan GCG Bank, dalam RUPS para Pemegang Saham

menetapkan Komisaris Independen dengan jumlah dan persyaratan sebagaimana

ditetapkan dalam perundang-undangan guna menjalankan tugas pengawasan terhadap

Bank dan kelompok usaha Bank, serta tidak melakukan kegiatan operasional usaha

Bank.

Sesuai Pasal 6 PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 bahwa setiap usulan

penggantian dan/atau pengangkatan anggota Dewan Komisaris kepada Rapat Umum

Pemegang Saham harus memperhatikan Rekomendasi Komite Remunerasi dan

Nominasi (ayat 1) dan seluruh Anggota Dewan Komisaris harus memenuhi persyaratan dan telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) yang

diselenggarakan oleh Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan sesuai dengan ketentuan

Bank Indonesia tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) (ayat NAMA

(30)

3.

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Berdasarkan PBI No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 Pasal 8 dan Pasal 9 Dewan

Komisaris wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara Independen, Dewan

Komisaris wajib memastikan terselenggaranya pelaksanaan Good Corporate

Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang

organisasi Bank.

Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum

atau khusus dan bertugas mengawasi kebijakan Direksi dalam menjalankan Perseroan serta memberikan nasihat kepada Direksi.

Dewan Komisaris berwenang melakukan pengawasan terhadap pengurus PT. Bank

Kalteng dengan melakukan pengawasan kepada Direksi dan satuan kerja lainnya yang

terdapat dalam susunan organisasi serta bertanggung jawab kepada RUPS.

Dalam melakukan pengawasan dimaksud Komisaris wajib mengarahkan, memantau dan

mengevaluasi serta menasehati atau memberi masukan pelaksanaan serta meminta

penjelasan rencana strategis Bank dan ataupun hal lain yang dirasa perlu kepada Direksi.

Sejalan dengan hal itu maka sesuai dengan Akta Notaris Ellys Nathalina, SH, MH.

Notaris di Palangka Raya No. 26 tanggal 27 Juni 2009 Anggaran Dasar pasal 15 ayat (4) menyebutkan bahwa “Direksi dan setiap Anggota Direksi wajib untuk memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh Dewan Komisaris.”

Dewan Komisaris selama ini tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan

operasional Bank, kecuali :

a. Penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank

Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum; dan

b. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank atau peraturan

perundangan yang berlaku.

Pengambilan keputusan oleh Dewan Komisaris adalah merupakan bagian dari tugas

pengawasan oleh Komisaris, sehingga dengan demikian tidak meniadakan tanggung

jawab Direksi atas pelaksanaan kepengurusan Bank cf. Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 Pasal 9 ayat 5 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Pelaksanaan GCG bagi

Bank Umum.

Disamping itu disebutkan pula bahwa dengan pemberian izin / persetujuan secara tertulis

terhadap, hal –hal yang diusulkan Direksi bukan merupakan tindakan pengurusan oleh

Dewan Komisaris (cf. Undang-Undang RI No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

(31)

Untuk mencapai pelaksanaan tugas kepengawasan yang efektif maka dibuatkan

pembagian tugas yang jelas diantara anggota Dewan Komisaris sesuai Surat Keputusan

Dewan Komisaris No. 006/SK/Dekom/PT.BPKT/I.15 tanggal 26 Januari 2015 tentang

Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Anggota Dewan Komisaris

PT. Bank Kalteng, dengan pengaturan sebagai berikut :

Komisaris Utama, ditugaskan mengkoordinir pelaksanaan tugas-tugas Dewan

Komisaris.

Komisaris Independen, ditugaskan menangani Bidang Perencanaan &

Pengembangan, Treasury, Teknologi Informasi, Kepatuhan dan Manajemen Risiko.

Komisaris Independen ditugaskan menangani Bidang Umum, Perkreditan, Akuntansi

dan Pengawasan Intern.

4.

Pendidikan dan pelatihan yang diikuti Dewan Komisaris

Dalam rangka mengikuti perkembangan terkini tentang berbagai kebijakan pemerintah

dan otoritas perbankan dan meningkatkan profesionalitas Dewan Komisaris, maka

Dewan Komisaris mengikuti berbagai seminar dan workshop yang terinci sebagai

berikut :

NO NAMA DEKOM WORKSHOP / SEMINAR YANG DIIKUTI

1 Ahim S Rusan

(Komisaris Utama)

1. Seminar “Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM) sebagai Wujud Implementasi Program Transformasi BPD Dalam Pembangunan

Ekonomi Daerah” diselenggarakan oleh Asbanda

tanggal 23-25 Oktober 2015 di Balikpapan.

2. Sosialisasi “Program Transformasi Bank Pembangunan Daerah menjadi Bank yang Kuat,

Kompetitif dan Kontributif bagi Pembangunan

Daerah” diselenggarakan oleh Asbanda bulan

September 2015 di Jakarta

3. Pembahasan :

- Rencana Pembentukan Project Management

Office (PMO) Program Transformasi BPD ; - Workstream Program Transformasi

BPD”Diselenggarakan oleh Asbanda tanggal 2 Juli

2015 di Jakarta

4. Seminar “ Eksistensi BPD Menyongsong Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN Sektor

(32)

NO NAMA DEKOM WORKSHOP / SEMINAR YANG DIIKUTI

5. Seminar “Prospek Pendanaan dan Perkreditan bagi

BPD di Tengah Turbulensi Ekonomi dan Pasar

Komoditas Global di Tahun 2015” diselenggarakan

Asbanda tanggal 9-10 April 2015 di Jakarta

6. Workshop “Identifikasi Substansi Langkah Anti Fraud

dan Potentially Fraud” diselenggarakan oleh RMG

tanggal 25-26 Maret 2015 di Jakarta

7. Seminar “Program Transformasi BPD Menuju Regional

Champion untuk Meningkatkan Daya Saing BPD dalam

Menghadapi MEA” diselenggarakan oleh Asbanda di

Bukittinggi tgl. 14 Maret 2015

2 Mas Saily Mochtar (Komisaris Independen)

1. Workshop : “Implementasi Prinsip-prinsip Good

Corporate Governance” Diselenggarakan oleh Asbanda

tgl. 08-09 September 2014 di Bali.

2. Workshop : “ Bagaimana Meningkatkan Pembiayaan

Infrastruktur Melalui Kredit Sindikasi, Tantangan &

Risiko-Risikonya” Diselenggarakan oleh BSMR tgl. 26 -27 Februari 2015 di Jakarta.

3. Seminar : “Eksistensi BPD menyongsong Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean Sektor

Perbankan 2020” Diselenggarakan oleh FKDKP BDP Seluruh Indonesia pada Bulan Mei di Jakarta.

4. Workshop : “Risk management Perspective : Operational Risk, Liquidity Risk, and Liquidity Stress

Testing, Cara Pengelolaan Risiko Operasional dan Strategi Meningkatkan Kualitas Permodalan

(Liquiditas) dalam Aspek BASEL III” tanggal 19-20 Agustus 2015 di Jakarta.

5. Sosialisasi : “Peningkatan Kualitas Pelayanan Proses

perizinan Bank Umum serta pengenalan e-licensing” Diselenggarakan oleh OJK tanggal 5 November 2015 di

Surabaya (Tidak diberikan Sertifikat).

6. Membangun Key Performance Indicators (KPI)

Direksi-Komisaris dan Implementasi POJK No. 45/POJK.03/2015 tanggal 28 Desember 2015 (Tata

Kelola yang Baik dalam Pemberian Remunerasi Berdasarkan Kinerja dan Risiko bagi Bank Umum)

(33)

3 Salian Jalin

(Komisaris Independen)

1. Peran Komite Audit Dalam Rangka Pengawasan Aktif Dewan Komisaris RMI Jakarta 11 Februari 2015 s/d 12 Februari 2015.

2. BSMR - Program Pemeliharaan Sertifikat Manajemen Risiko Level 4.

3. Workshop - “Bagaimana Meningkatkan Pembiayaan

Infrastruktur Melalui Kredit Sindikasi Tantangan dan Risiko-risikonya. Jakarta 26-27 Februari 2015.

4. Pengurus - Forum Komunikasi Dewan Komisaris/

Pengawas BPD Seluruh Indonesia. Eksistensi BPD Menyongsong Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi

Asean Sektor Perbankan 2020. Dalam Rangka Rapat Kerja Nasional FKDK/P BPDSI Tahun 2015. Jakarta,

(34)

1.

Pelaksanaan Pengawasan oleh Dewan Komisaris

Pelaksanaan pengawasan dan pemberian nasehat oleh Dewan Komisaris antara lain

dilakukan melalui :

a. Permintaan keterangan secara tertulis kepada Direksi tentang suatu permasalahan

yang terjadi

b. Melakukan evaluasi mengenai kebijakan dan pelaksanaan pengurusan Bank oleh

Direksi dalam rapaat Dewan Komisaris untuk selanjutnya disampaikan kepada

Direksi dalam bentuk pemberian pendapat, persetujuan atau arahan secara tertulis

atau lisan dalam Rapat Direksi dengan Dewan Komisaris atau rapat-rapat lain yang

dihadiri oleh anggota Direksi.

c. Kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris harus senantiasa

dilandaskan pada maksud dan tujuan Bank dan atau hasil keputusan RUPS

d. Kunjungan ke Unit Kerja tertentu dalam rangka memastikan pelaksanaan operasional

Bank, seperti pemasaran, SDM, Keuangan, dan lainnya berjalan secara efektif.

2.

Rapat Dewan Komisaris

a. Ketentuan Penyelenggaraan Rapat Dewan Komisaris

1) Rapat Dewan Komisaris wajib diselenggarakan secara berkala paling kurang 6

(enam) kali dalam setahun.

2) Rapat Dewan Komisaris selain yang wajib diselenggarakan secara berkala

tersebut, dapat pula dilakukan setiap waktu apabila dipandang perlu oleh seorang

atau lebih anggota Dewan Komisaris, atau atas permintaan tertulis Direksi atau pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu/persepuluh) atau lebih

dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.

3) Rapat Dewan Komisaris wajib dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris

secara fisik paling kurang 2 (dua) kali dalam setahun.

4) Dalam hal anggota Dewan Komisaris tidak dapat menghadiri rapat secara fisik,

(35)

b. Tata Cara Pelaksanaan Rapat Dewan Komisaris

1) Pemanggilan dan tanggal rapat dilakukan oleh Komisaris Utama

2) Panggilan Rapat Dewan Komisaris dilakukan dengan Surat Tercatat yang disampaikan paling lambat 3 (tiga) hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal rapat

3) Panggilan Rapat Dewan Komisaris harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat

4) Rapat Dewan Komisaris diadakan ditempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha utama Bank

5) Apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili, panggilan terlebih dahulu tidak disyaratkan dan Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan dimanapun juga dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat

6) Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama, dalam hal Komisaris Utama tidak hadir atau berhalangan yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris yang dipilih oleh dan dari anggota Dewan Komisaris yang hadir

7) Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam Rapat Komisaris hanya oleh seorang anggota Dewan Komisaris lainnya berdasarkan surat kuasa.

8) Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat hanya apabila lebih dari ½ (satu per dua) jumlah anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili dalam rapat.

9) Keputusan Rapat Dewan Komisaris diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

10)Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari ½ (satu per dua) dari jumlah suara yang sah yang dikeluarkan dalam rapat.

11)Apabila suara yang setuju dan tidak setuju berimbang, maka ketua rapat yang akan menentukan.

12)Setiap anggota Dewan Komisaris yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Dewan Komisaris lain yang diwakilinya.

(36)

14)Suara balnko dan suara yang tidak sah, dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.

15)Dewan Komisaris dapat pula mengambil keputusan yang mengikat di luar Rapat Dewan Komisaris, dengan syarat semua anggota Dewan Komisaris menyetujui secara tertulis dengan menandatangani usul yang bersangkutan. Keputusan tersebut mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Dewan Komisaris.

16)Segala keputusan Dewan Komisaris bersifat mengikat bagi seluruh anggota Dewan Komisaris. Hasil rapat Dewan Komisaris wajib dituangkan dalam risalah/notulen rapat dan salinannya didokumentasikan secara baik oleh Dewan Komisaris.

17)Perbedaan pendapat (dissenting opinions) yang terjadi dalam rapat Dewan Komisaris wajib dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat beserta alasan perbedaan pendapat tersebut.

18)Menyelenggarakan RUPS setiap tahun paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku perseroan ditutup.

c. Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi

1) Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam tiap bulan dan atau sewaktu-waktu jika diperlukan

2) Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi diadakan di tempat kedudukan Bank atau tempat lain, dengan bahan yang telah dipersiapkan yang memuat permasalahan yang akan dibahas, alternatif keputusan dan pihak-pihak yang akan menindaklanjuti.

3) Peserta rapat adalah seluruh anggota Dewan Komisaris, seluruh anggota Direksi, dan Corporate Secretary, serta bila diperlukan Pemimpin Satker atau pihak lain dapat disertakan dalam rapat Dewan Komisaris dengan Direksi tersebut.

4) Ketua rapat adalah Komisaris Utama dan apabila Komisaris Utama berhalangan maka salah seorang anggota Komisaris ditunjuk sebagai ketua rapat dan apabila Komisaris Utama tidak melakukan penunjukan maka Komisaris yang tertua yang mengetahui rapat.

5) Segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam rapat harus dituangkan dalam risalah rapat yang ditandatangani oleh Ketua Rapat dan Direktur Utama.

6) Keputusan yang diambil dalam rapat tersebut mempunyai kekuatan hukum yang sah.

(37)

NO KEGIATAN WAKTU ANGGARAN 1 Memantau, mengevaluasi dan mengendalikan

pelaksanaan tugas Direksi dan seluruh jajaran bank atas pelaksanaan kegiatan operasional bank sehari hari

Sepanjang Tahun 2015 Pada hari kerja Bank

2 a. Memberikan arahan, saran, dan masukan / pendapat terhadap laporan pelaksanaan tugas Direksi dan struktural dibawah nya.

Pada hari kerja Bank

b. Memberikan arahan, saran dan masukan secara tertulis kepada Direksi diminta atau tidak diminta atas kegiatan Bank sehari

3 Memberikan persetujuan atas langkah atau tindakan Direksi yang menurut ketentuan memerlukan persetujuan Dewan Komisaris. 4 Mengadakan Rapat Dewan Komisaris yang

terdiri atas

a. Rapat Dewan Komisaris

(Pembahasan Isu-isu aktual harian)

1 sd 2 x / bulan

b. Rapat Dewan Komisaris dengan Komite Dekom Membahas hasil Kerja dan Laporan Komite Pemantau Resiko, Komite Audit dan Komite Remunerasi dan Nominasi

1 sd 2 x / bulan

c. Rapat Dewan Komisaris yang diperluas dengan Direksi dan pejabat Eksekutif Bank ( Pemantauan dan evaluasi atas laporan bulanan interim gabungan bulanan ).

Minimal 1 x/bulan

d. Rapat Komite Dekom yang terdiri atas 1). Rapat Komite Audit

a) Pemantauan dan evaluasi atas

Gambar

TABEL JUMLAH REMUNERASI PENGURUS PT. BANK KALTENG
TABEL PENGUNGKAPAN BENTURAN KEPENTINGAN  PADA PT. BANK KALTENG  TAHUN BUKU 2015

Referensi

Dokumen terkait

Di SD non-PMRI (a) Guru aktif mentransfer pengetahuan kepikiran siswa yang menerimanya secara pasif; (b) Siswa kurang aktif hanya diam, mendengar, apa yang disampaikan oleh

PT Cahaya Inti Solusindo menempati peringkat pertama sebagai supplier prioritas dengan nilai preferensi terbesar yaitu 209.51 dengan keunggulan pada kriteria

17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen

Penerapan sistem informasi akuntansi yang baik dan benar, akan membawa dampak pada penyajian laporan keuangan yang berkualitas dan memliki aspek kualitas m yang

Perencanaan adalah penting, karena perencanaan akan memberi efek baik pada pelaksanaan maupun pengawasan. Suatu rencana merupakan langkah pertama dalam usaha mencapai

Keadilan prosedural yang tercermin dalam faktor seperti komunikasi bilateral, mengenal & memahami permasalahan individu, menyangggah keputusan serta aplikasi

Siswa mempunyai banyak masalah dalam pembelajaran bahasa Inggris, khususnya dalam membaca. Oleh karena itu, guru bahasa inggris harus kreatif dalam memilih teknik untuk

Gas CO dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon dan mempunyai kemampuan untuk mengikat hemoglobin yang terdapat dalam sel darah