Perkembangan industri perbankan berlangsung sangat cepat dan tingkat persaingan antar
pelaku dalam industri ini terasa ketat. Akibatnya potensi terjadi eksposure resiko yang
dihadapi makin tinggi. Untuk meminimalisir risiko dan menghadapi tantangan yang semakin
meningkat tersebut, maka kebutuhan praktik tata kelola Bank yang sehat (Good Corporate
Governance) dan penerapan manajemen risiko pada industri perbankan menjadi sangat
penting saat ini dan masa-masa yang akan datang.
Dalam rangka meningkatkan kinerja Bank, melindungi kepentingan stakeholders dan
meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta nilai-nilai etika
(code of conduct) yang berlaku secara umum pada industri perbankan, bank dalam setiap
kegiatan usahanya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi wajib melaksanakan
kegiatan usaha berpedoman pada prinsip-prinsip Good Corporate Governance berlandaskan
pada prinsip Keterbukaan (transparency), Akuntabilitas (accountability),
Pertanggungjawaban (responsibility), Indenpendensi (Independency) dan Kewajaran
(Fairness). Yang dimaksud dengan seluruh tingkatan atau jenjang organisasi adalah seluruh
pengurus dan karyawan Bank mulai dari Dewan Komisaris. Direksi sampai dengan pegawai
tingkat pelaksana. Disamping berpedoman pada prinsip-prinsip Good Corporate
Governance tersebut, Bank juga wajib menerapkan manajemen risiko yang meliputi
pengawasan aktif Dewan Komisaris Bank, kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko,
proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, sistem informasi dan pengendalian risiko, serta
sistem pengendalian intern.
Good Corporate Governance pada dasarnya strategi yang mengatur pembagian tanggung
jawab masing-masing unsur dari struktur Bank. Strategi itu selain berkaitan dengan
hubungan antar unsur struktur Bank, juga mengatur hubungan antar struktur Bank dan
unsur-unsur di luar Bank, yang hakekatnya merupakan stakeholders Bank seperti nasabah,
pemegang saham dan karyawan.
Kebijakan dasar dan bentuk nyata dari inisiatif strategis penerapan sistem organisasi yang
efisien dan efektif serta implementasi manajemen operasional yang sesuai dengan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance di Bank Kalimantan Tengah, adalah :
1. Bank wajib melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam setiap
kegiatan usahanya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.
2. Pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance sebagaimana dimaksud pada
a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris, Direksi.
b. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan satuan kerja yang
menjalankan fungsi pengendalian intern Bank.
c. Penerapan fungsi kepatuhan auditor internal dan auditor eksternal.
d. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern.
e. Penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar.
f. Rencana strategis.
g. Transparanasi kondisi keuangan dan non keuangan.
Dengan adanya prinsip pemisahan dalam Perseroan Terbatas (Separate Legal Personality)
antara Bank sebagai Badan Hukum dengan pemilik perusahaan (Pemegang Saham), Direksi,
Dewan Komisaris yang melahirkan prinsip pertanggungjawaban terbatas (Limited liability),
maka tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) berfungsi sebagai
sistem yang menjadi penengah dalam segala permasalahan.
Dewan Komisaris dan Direksi PT. Bank Kalteng berkomitmen dan berkeyakinan bahwa
penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang tepat merupakan salah
satu prasyarat mutlak dalam proses penyelenggaraan aktivitas dan operasional Bank.
Penerapan prinsip GCG secara baik diharapkan akan meningkatkan kepercayaan investor
dan stakeholder serta memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainnya.
Dapat diyakini bahwa penerapan prinsip-prinsip dan praktek-praktek terbaik GCG yang
konsisten diharapkan akan memberikan manfaat bagi Bank maupun para pemangku
kepentingan lainnya yaitu dengan :
a. Meningkatnya kesungguhan manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan,
akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, kewajaran dan kehati-hatian dalam
pengelolaan/pengurusan Bank.
b. Meningkatnya kinerja Bank, efisiensi yang terukur , mengefektifkan manajemen dan
meningkatkan pelayanan kepada stakeholders.
c. Meningkatnya minat dan kepercayaan investor, nasabah dan debitur serta para pemegang
saham.
d. Terlindunginya Bank dari intervensi eksternal dan tuntutan hukum.
e. Dapat meminimalisir terjadinya fraud yang bisa merugikan Bank.
Sehubungan dengan hal tersebut, dan sejalan dengan kewajiban bank umum yang ditetapkan
dalam Pasal 13 PBI No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30.01.2006 tentang Pelaksaan Good
Corporate Governance Bagi Bank Umum dan bentuk pertanggungjawabam Dewan
Komisaris kepada Penagang Saham dan para Stake holder, maka Dewan Komisaris
menyusun laporan Pengawasan Bank yang disajikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham
1.
Organ Bank Menganut Sistem Dua Badan
Sebagai badan hukum berbentuk perseroan terbatas, Bank tunduk kepada ketentuan
Undang-undang No. 40 tentang Perseroan Terbatas yang organnya menganut sistem dua
badan (two board system) yaitu Dewan Komisaris dan Direksi. Dewan Komisaris dan
Direksi mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai dengan fungsinya
masing-masing sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Namun demikian keduanya mempunyai tanggung jawab untu memelihara
kesinambungan usaha Bank dalam jangka panjang. Oleh karena itu, Dewan Komisaris
dan Direksi harus memiliki kesamaan persepsi terhadap visi, misi dan nilai-nilai
perusahaan.
Tanggung jawab bersama Dewan Komisaris dan Direksi dalam menjaga kelangsungan usaha perusahaan dalam jangka panjang tercermin pada :
a. Terlaksananya dengan baik kontrol intern dan manajemen risiko ; b. Tercapainya imbal hasil (return) yang optimal bagi pemegang saham ;
c. Terlindunginya kepentingan pemangku kepentingan (stakeholders) secara wajar; d. Terlaksananya kepentingan suksesi kepemimpinan yang wajar demi kesinambungan
manajemen di semua lini organisasi.
Sesuai visi, misi dan nilai-nilai perusahaan, Dewan Komisaris dan Direksi perlu bersama-sama menyepakati hal-hal sebagai berikut :
a. Rencana jangka panjang, strategi maupun rencana kerja dan anggaran tahunannya. b. Kebijakan dalam memastikan pemenuhan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan anggaran dasar perusahaan serta dalam menghindarkan dari segala bentuk benturan kepentingan.
c. Struktur organisasi sampai satu tingkat dibawah Direksi yang dapat mendukung tercapainya visi, misi dan nilai-nilai perusahaan.
Dewan Komisaris bertugas (1) menetapkan Kebijakan Umum Perseroan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang yang berlaku, (2). melakukan pengawasan secara umum
terhadap pelaksanaan kebijakan, dan jalannya pengurusan Bank yang dilakukan oleh
Direksi. Tugas pengawasan tersebut dapat juga dilakukan Dewan Komisaris terhadap
sasaran dan objek tertentu (khusus). (3) Memberi nasihat kepada Direksi antara lain
dapat berupa pendapat, pertimbangan yang layak dan tepat, petunjuk, peringatan, atau
teguran baik secara lisan maupun tertulis. Dalam rangka melaksanakan tugas dan
fungsinya Dewan Komisaris melakukan kegiatan (a). Menyusun tata cara pengawasan
atas pengelolaan perseroan dan (b). Melakukan pengawasan atas pengurusan perseroan.
2.
Kedudukan dan Pelaksanaan Tugas serta Tanggung Jawab Dewan
Komisaris
a. Kedudukan
1) Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada Pemegang Saham melalui Rapat
Umum Pemegang Saham dan oleh karenanya Dewan Komisaris setiap saat dapat
berhubungan langsung dengan para pemilik saham sebagai bagian dari upaya
melakukan konsolidasi dan pembinaan terhadap perseroan ;
2) Dewan Komisaris dipimpin oleh seorang Komisaris Utama ;
3) Dewan Komisaris bersifat kolektif dan karenanya setiap anggota Dewan
Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri, melainkan harus berdasarkan
keputusan yang diambil secara bersama-sama oleh Anggota Dewan Komisaris
lainnya.
b. Fungsi
1) Melakukan pengawasan / pengendalian, pembinaan dan inspeksi / pemeriksaan
terhadap penyelenggaraan tugas Direksi sesuai dengan ketentuan / pedoman /
petunjuk yang berlaku serta pokok-pokok kebijaksanaan yang sudah ditetapkan
;b. Kerja dan Anggaran Tahunan setiap 3 (tiga) bulan sekali serta Laporan
Perhitungan Hasil Usaha dan Kegiatan Bank yang disampaikan oleh Direksi
setiap bulan ;
2) Menilai dan meneliti laporan keuangan setiap akhir tahun buku yang disampaikan
oleh Direksi ;
3) Mengusulkan gaji dan penghasilan lainnya bagi Anggota Komisaris dan Anggota
Direksi untuk disahkan / ditetapkan oleh Pemegang Saham dalam Rapat Umum
Pemegang Saham ;
4) Menyusun tata cara pengawasan dan pengelolaan Bank.
3.
Pengangkatan dan Pemberhentian Dewan Komisaris
a. Persyaratan Pengangkatan Anggota Dewan Komsaris
Persyaratan yang berlaku untuk dapat diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris Bank adalah meliputi persyaratan umum dan persyaratan khusus sebagaimana di
bawah ini.
1) Persyaratan Umum
a) Warga Negara Indonesia yang Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ;
c) Tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan
pengkhianatan kepada Negara ;
d) Sehat jasmani dan rohani ;
e) Tidak pernah melakukan kegiatan yang merugikan Negara atau
tindakan-tindakan yang tercela di bidang perbankan dan ;
f) Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan Pengadilan;
g) Orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam
waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya pernah :
(1) Dinyatakan pailit ;
(2) Menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang
dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perseroan dinyatakan pailit atau
;
(3) Dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan
negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan.
h) Lulus uji kemampuan dan kepatutan (Fit and Proper Test) yang dilakukan
oleh Bank Indonesia atau Otoritas Jasa Keuangan untuk memperoleh
keyakinan bahwa calon anggota Komisaris memiliki integritas, kompetensi
dan reputasi keuangan mencakup:
(1) Integritas
(a) Memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain ditunjukkan dengan
sikap mematuhi ketentuan yang berlaku baik yang tertulis maupun
yang tidak tertulis, termasuk tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana kejahatan ;
(b) Memiliki komitmen atas pelaksanaan akuntabilitas dan
responsibilitas yang tinggi :
(c) Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan
yang berlaku ;
(d) Memiliki komitmen yang tinggi terhadap pengembangan operasional
Bank yang sehat dan tangguh (sustainable); dan
(e) Tidak termasuk dalam Daftar Kepatutan dan Kelayakan (Daftar
Tidak Lulus).
(2) Kompetensi
(a) Memiliki pengetahuan dan pemahaman di bidang operasional
(b) Memiliki pengalaman dan keahlian di bidang operasional perbankan
dan/atau bidang keuangan ;
(c) Memiliki kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam
rangka pengembangan Bank yang sehat dan tanggung (sustainable)
dan ;
(d) Memiliki pengetahuan, pemahaman dan kemampuan dalam
penerapan manajemen risiko.
(3) Reputasi Keuangan
(a) Tidak termasuk dalam daftar kredit macet; dan
(b) Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi yang
dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit,
dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum dicalonkan.
i) Mayoritas (lebih dari 50%) anggota Dewan Komisaris tidak saling memiliki
hubungan keluarga sampai dengan sederajat ketiga dengan sesama anggota
Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi. Yang dimaksud dengan hubungan keluarga sampai dengan derajat ketiga adalah hubungan keluarga,
baik vertikal maupun horizontal, termasuk mertua, menantu, dan ipar,
sehingga yang dimaksud dengan keluarga meliputi :
1) Orang tua kandung/tiri/angkat ;
2) Saudara kandung/tiri/angkat beserta suami atau istrinya ;
3) Anak kandung/tiri/angkat.
4) Cucu kandung/Tiri/angkat bersama suami atau ister
5) Cicit kandung/iri/angkat bersama suami atau isteri.
6) Saudara kandung/tiri/angkat dari orng tua beserta suami atau isteri.
7) Suami/Isteri
8) Mertua
9) Besan
10)Kakek atau Nenek dari Suami atau isteri
11)Saudara kandung/tiri/angkat dari suami atau isteri beserta suami atau
isteri.
2) Persyaratan Khusus
Di samping persyaratan umum tersebut di atas, bagi calon anggota Dewan
a) Persyaratan khusus yang rinciannya dituangkan dalam sebuah keputusan
RUPS (Kalau ada)
b). Persyaratan Tambahan bagi Komisaris Independen
Bagi calon Komisaris Independen di samping harus memenuhi persyaratan
umum dan persyaratan khusus harus memenuhi persyaratan tambahan sebagai berikut :
(1) Tidak terafiliasi dengan pemegang saham utama, anggota Direksi
dan/atau anggota Dewan Komisaris lainnya.
(2) Pihak-pihak yang mempunyai hubungan dengan bank harus telah
melampaui masa tunggu (cooling off) selama 1 (satu) tahun sejak yang
bersangkutan tidak lagi menjabat sebagai anggota Direksi atau Pejabat
Eksekutif Bank.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf b di atas, tidak berlaku
bagi mantan Direksi atau Pejabat Eksekutif yang melakukan fungsi
pengawasan.
b. Pengangkatan Dewan Komisaris
1) Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS
2) Keputusan pengangkatan Dewan Komisaris oleh RUPS dilakukan melalui proses
yang transparan, dimana penilaian calon anggota Dewan Komisaris dilakukan
dengan memperhatikan rekomendasi dari Komite Nominasi dan telah dinyatakan
lulus fit dan proper test oleh Otoritas Jasa Keuangan
3) Anggota Dewan Komisaris diangkat untuk jangka waktu 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk masa jabatan kedua kalinya setelah memperhatikan
pertimbangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan tidak mengurangi hak RUPS
untuk memberhentikannya sewaktu-waktu.
4) Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan Komisaris lowong, maka dalam
jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah terjadinya lowongan, harus
diselenggarkan RUPS untuk mengisi lowongan itu dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan dan Anggaran Dasar
5) Dalam rangka mendukung pelaksanaan Good Corporate Governance Bank,
pemegang saham Bank dapat menunjuk wakil untuk duduk sebagai anggota
Dewan Komisaris guna menjalankan tugas pengawasan terhadap Bank dan
c. Batalnya Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris
1) Pengangkatan anggota Dewan Komisaris yang tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 110 ayat (1) dan (2) UUPT sebagaimana
tercantum pada Persyaratan Umum bagian A angkat 1 huruf b dan c di atas, batal
karena hukum sejak saat anggota Dewan Komisaris lainnya atau Direksi
mengetahui tidak terpenuhinya persyaratan tersebut.
2) Dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak diketahui,
Direksi harus mengumumkan batalnya pengangkatan anggota Dewan Komisaris
yang bersangkutan dalam Surat Kabar dan memberitahukannya kepada Menteri
untuk dicatat dalam daftar Perseroan.
d. Berakhirnya Jabatan Dewan Komisaris
Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir, jika : 1) Masa jabatan berakhir ;
2) Mengundurkan diri ;
3) Tidak lagi memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan dan/atau
anggaran dasar ;
4) Meninggal dunia atau ;
5) Diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS
e. Pemberhentian Dewan Komisaris
Pemberhentian anggota Dewan Komisaris dapat berupa :
1) Pemberhentian atas Permintaan Sendiri
RUPS dapat memberhentikan anggota Dewan Komisaris atas permohonan pengunduruan diri yang diajukan oleh yang bersangkutan secara tertulis paling
lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.
2) Pemberhentian karena sebab-sebab lainnya
a) Anggota Dewan Komisaris sewaktu-waktu dapat pula diberhentikan
berdasarkan Keputusan RUPS Apabila yang bersangkutan kehilangan
kewarganegaraan Indonesia
b) Apabila yang bersangkutan tidak lagi memenuhi persyaratan peraturan
perundang-undangan dan atau Anggaran Dasar Bank pada bagian (1) di atas
1.
Komposisi Dewan Komisaris
a. Jumlah anggota Dewan Komisaris paling kurang 3 (tiga) orang dan paling banyak sama dengan jumlah anggota Direksi;
b. Dewan Komisaris terdiri dari Komisaris dan Komisaris Independen, yang salah seorang di antaranya sebagai Komisaris Utama.
Struktur Dewan Komisaris terdiri dari pihak-pihak independen serta pihak-pihak yang terafiliasi dengan pemegang saham pengendali Bank. Keberadaan dua pihak tersebut, diharapkan dapat meningkatkan check and balance dan pada akhirnya dapat mengoptimalkan pelaksanaan Good Corporate Governance Bank.
Paling kurang 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen.
c. Dewan Komisaris merupakan majelis dan setiap anggota Dewan Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri melainkan berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris;
d. Dalam hal hanya ada seorang anggota Dewan Komisaris, maka segara tugas dan wewenang yang diberikan kepada Komisaris Utama atau Dewan Komisaris berlaku pula baginya.
2.
Organisasi Bank
a. Struktur Organisasi Bank
Struktur organisasi Bank terdiri dari : 1) Kantor Pusat
2) Kantor Cabang Utama 3) Kantor Cabang Kelas I 4) Kantor Cabang Kelas II 5) Kantor Cabang Kelas III 6) Kantor Cabang Pembantu 7) Kantor Kas
b. Organisasi Kantor Pusat Bank
Organisasi Kantor Pusat Bank terdiri dari :
1) Dewan Komisaris
Komisaris Utama Komisaris Independen
2) Direksi
b) Direktur Kepatuhan
(1) Divisi Kepatuhan dan Managemen Resiko
c) Direktur Pemasaran (1) Divisi Treasury (2) Divisi Perkreditan (3) Divisi Usaha Syariah
d) Direktur Umum.
(1) Divisi Tekhnologi Informasi dan Akuntansi (2) Divisi Sumber Daya Manusia dan Umum.
3) Divisi
a. Divisi Perencanaan dan Pengembangan
(1) Kelompok Perncanaan Strategis (2) Kelompok Pengembngan Bisnis.
b. Divisi Treasury.
(1) Kelompok Pemasaran produk dan jasa (2) Kelompok Managemen Dana
(3) Bagian Pengelolaan Bisnis Kartu
c. Divisi Perkreditan
(1) Kelompok Pemasaran dan Analis Kredit (2) Kelompok Pengendalian Kredit
(3) Bagian Adminsitrasi Kredit (4) Bagian Penyelamatan Kredit.
d. Divisi Tekhnologi Informasi dan Akuntansi
(1) Kelompok Pengembangan Tehnologi Informasi (2) Bagian Pegeolaan Tekhnolog Informasi
(3) Bagian Akuntansi dan Analisa Keuangan
e. Divisi Sumber Daya Manusia dan Umum.
(1) Kelompok Pemberdayaan SDM (2) Bagian Administrasi SDM
(3) Bagian Kerumahtangaan, Pengamanan dan Humas (4) Bagian Pengelolaan Aktiva Tetap dan Kesekretariatan.
f. Divisi Kepatuhan dan Managemen Resiko
(1) Kelompok Kepatuhan
(2) Kelompok Management Resiko (3) Kelompok Hukum
g. Divisi Pengawasan Intern.
1.
Tugas Pokok
a. Dewan Komisaris menetapkan Kebijaksanaan Umum Perseroan berdasarkan Ketentuan, peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan Hasil rapat umum
pemegang saham dan rencana bisnis bank umum (RBBU) yang telah ditetapkan.
b. Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijaksanaan operasional yang
dilaksanakan oleh Direksi dalam menjalankan Perseroan serta memberikan nasihat
dan bimbingan kepada Direksi ;
c. Melaksanakan langkah-langkah dan tindakan lainnya yang diperlukan untuk
memastikan ketaatan Bank terhadap ketentuan perundang-undangan dan Pedoman /
Petunjuk peraturan yang berlaku.
2.
Wewenang
a. Dewan Komisaris mempunyai wewenang meminta penjelasan, keterangan dan
melakukan pemeriksaan kepada Direksi dan unit dibawahnya baik langsung maupun
tidak langsung atas semua kegiatan yang menyangkut kegiatan bank ;
b. Pemeriksaan oleh Dewan Komisaris dapat dijalankan :
1) Secara berkala sesuai jadual yang telah ditentukan.
2) Secara insidentil atau sewaktu-waktu bila dipandang perlu.
c. Menyetujui atau tidak menyetujui kerjasama Bank dengan Bank atau lembaga
keuangan serta pihak lain yang diusulkan oleh Direksi
d. Menilai dan mengesahkan/menyetujui Rencana Bisnis Bank Umum (RBBU) yang
disampaikan oleh Direksi ;
e. Memberikan persetujuan atas :
1) Permohonan kredit khususnya kepada pihak terkait ;
2) Rencana investasi pada aktiva tetap dan inventaris yang melampaui wewenang Direksi atau menjual / melepas aktiva bank ;
3) Pembukaan Kantor Cabang atau perwakilan bank dalam rangka perluasan jaringan bisnis bank ;
4) Penetapan kesejahteraan pegawai bank ;
f. Mengesahkan / menyetujui Struktur Organisasi dan Tata Kerja Bank ;
3.
Tanggung Jawab
a. Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab pengawasan atas perseroan secara independen ;
b. Dewan Komisaris berkewajiban :
1) Memastikan terselenggaranya pelaksanaan Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi ;
2) Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi, serta memberi nasihat dan bimbingan kepada Direksi ;
3) Memberikan pengarahan, melakukan pemantauan dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank ;
4) Memastikan bahwa Direksi telah menindak lanjuti dan menyelesaikan temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, audit eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain ;
4.
Uraian tugas, wewenang dan tanggungjawab Dewan Komisaris secara
Umum
a. Tugas dan Kewajiban
1) Rincian Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris
Secara umum tugas Dewan Komisaris adalah (1). Menetapkan Kebijakan Umum Perseroan berdasarkan Ketentuan, peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan Hasil Rapat Umum Pemegang Saham yang dituangkan di dalam Rencana Bisnis Bank Umum (RBBU) setiap tahun sesuai dengan ketentuan yang berlaku.(2). Melakukan pengawasan atas kebijaksanaan operasional yang dilaksanakan oleh Direksi dalam menjalankan Perseroan, serta (3). Memberikan nasihat dan bimbingan kepada Direksi.
Tugas dan kewajiban Dewan Komisaris tersebut harus dilakukan secara independen yang dapat dirinci sebagaimana di bawah ini
a) Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris dalam Pengawasan serta Pemberian Nasehat.
(1) Melakukan Pengawasan dan pengendalian terhadap kepada Direksi dan seluruh jajaran bank dan pemberian nasihat kepada Direksi tersebut dilakukan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.
(3) Pengawasan dan Pemberian nasihat keada direksi tersebut dilakukan untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.
(4) Dalam menjalankan fungsi pemberian nasehat dan fungsi pengawasan mencakup pula tindakan Dewan Komisaris berupa pencegahan terhadap kebijakan dan tindakan Direksi yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan Bank, langkah-langkah perbaikan yang wajib dilakukan Bank dan pemberhentian sementara Anggota Direksi, dengan tetap mengacu pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
(5) Mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank.
(6) Untuk membantu pelaksanaan tugasnya, Dewan Komisaris wajib membentuk komite yang anggotanya seorang atau lebih adalah anggota Dewan Komisaris.
Komite dibentuk oleh Dewan Komisaris berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris paling kurang terdiri dari Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan Komite Nominasi dengan ketentuan sebagai berikut :
(a) Komite Audit
Tugas dan tanggung jawab Komite Audit adalah melakukan
pemantauan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta
pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai
kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan
keuangan.
Untuk memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris, Komite
Audit melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap :
i. Pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Intern
ii. Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik
dengan standar audit yang berlaku
iii. Kesesuaian laporan keuangan dan standar yang berlaku
iv. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan Satuan Kerja Audit Intern, akuntan publik, dan hasil pengawasan Bank
Indonesia atau instansi lainnya.
v. Melakukan review atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta
pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai
(b) Komite Pemantau Risiko
Tugas dan tanggungjawab Komite Pemantau Risiko adalah melakukan: i. Evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan dengan
pelaksanaan kebijakan manajemen risiko
ii. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko
iii. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas hasil evaluasi dan pemantauan yang dilakukan.
(c) Tugas dan Kewajiban Komite Remunerasi dan Nominasi adalah
sebagai berikut :
i. Terkait dengan kebijakan Remunerasi :
- Menyusun dan mengevaluasi kebijakan remunerasi ;
- Memastikan bahwa kebijakan remunerasi paling kurang
sesuai dengan kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan,
prestasi kerja individu, kewajaran dengan peer Grup dan
pertimbangan sasaran serta strategi jangka panjang bank.
- Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris
mengenai :
Kebijakan remunerasi bagi Dewan KomisarisDireksi untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang
Saham.
Kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan kepada
Direksi.
ii. Terkait dengan kebijakan Nominasi :
- Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan dan / atau penggantian anggota
Dewan Komisaris Direksi kepada Dewan Komisaris untuk
disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang saham.
- Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan / atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk
disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham
- Memberikan rekomendasi mengenai Pihak Independen yang akan menjadi anggota Komite kepada Dewan Komisaris.
Dalam hal anggota Komite Remunerasi dan Nominasi
b) Memastikan komite-komite yang telah dibentuk berdasarkan Keputusan
Rapat Dewan Komisaris menjalankan tugasnya secara efektif.
c) Dapat menunjuk Konsultan, Kantor Akuntan Publik dan Konsultan Hukum
untuk melaksanakan tugas tertentu yang dipandang perlu atas biaya Bank.
d) Melaporkan kegiatan pengawasan atas usaha Bank kepada Pemegang Saham secara berkala.
2) Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris Dalam Penetapan Kebijakan Bank
a. Dewan Komisaris menetapkan kebijaksanaan umum Bank berdasarkan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku tentang :
(1) Tata cara pengawasan dan pengelolaan Bank
(2) Peraturan tata tertib dan tata cara menjalankan pekerjaan Direksi yang
dituangkan dalam keputusan Dewan Komisaris
(3) Pedoman dan tata tertib kerja yang bersifat mengikat bagi setiap anggota
Dewan Komisaris, paling kurang berisi pengaturan etika kerja, waktu
kerja dan pengaturan rapat.
b. Disamping menetapkan kebijakan-kebijakan tersebut di atas, berkenaan
dengan kebijakan Bank, Dewan Komisaris juga :
(1) Menilai kecukupan materi Internal Audit Charter (Piagam Audit Intern)
secara periodik bersama Direktur Utama agar pelaksanaan Audit Intern
senantiasa berada pada tingkat optimal
(2) Menyetujui kebijakan-kebijakan Bank yang merupakan bagian dari
manajemen risiko sebagaimana pada butir 7 huruf e di bawah ini
3) Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris dalam Melakukan Pengurusan Bank
a) Dewan Komisaris melakukan pengurusan sementara Bank apabila seluruh
anggota Direksi diberhentikan sementara, terhadapnya berlaku semua
ketentuan mengenai hak, wewenang dan kewajiban Direksi terhadap
Perseroan dan pihak ketiga.
b) Dalam hal jabatan semua anggota Direksi lowong oleh sebab apapun, Dewan
Komisaris untuk jangka waktu tertentu melakukan tindakan pengurusan dan
terhadapnya berlaku semua ketentuan mengenai hak, wewenang dan
kewajiban Direksi terhadap Bank dan pihak ketiga.
4) Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris Sehubungan dengan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan
a) Mengevaluasi dan memberikan persetujuan atas Rencana Kerja dan Anggaran
Tahunan Bank yang dibuat oleh Direksi sebelum tahun buku dimulai
b) Meyetujui perubahan Rencana Kerja Tahunan, dalam hal terjadi perubahan
harus dikemukakan alasannya dan wajib disampaikan kepada OJK
selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah tanggal dilakukannya perubahan
c) Memberikan pendapat tentang pelaksanaan Rencana Bisnis berupa penilaian
aspek kuantitatif maupun kualitatif terhadap realisasi Rencana Bisnis.
5) Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris Sehubungan dengan Pelaksanaan GCG :
a) Memastikan terselenggaranya pelaksanaan GCG dalam setiap kegiatan usaha
Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi Bank.
b) Dalam rangka pelaksanaan aspek independensi dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi, Dewan Komisaris
memberikan kebebasan sepenuhnya tanpa mencampuri atau mempengaruhi
keputusan yang akan diambil oleh pejabat atau tim yang telah mendapat
pelimpahan wewenang memutus untuk hal-hal tertentu dan dalam batas-batas
yang telah ditetapkan oleh Direksi.
c) Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan
rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, ., auditor eksternal, hasil
pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya.
d) Mengungkapkan remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS pada
laporan pelaksanaan GCG
e) Memberitahukan kepada OJK paling lambat 7 (tujuh) hari sejak
ditemukannya :
o Pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan dan ;
o Keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan
kelangsungan usaha Bank.
e) Mengungkapkan saham yang dimilikinya apabila mencapai 5% (lima
perseratus) atau lebih pada Bank atau perusahaan lain, yang berkedudukan di
dalam dan di luar negeri.
f) Mengungkapkan hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan anggota
Dewan Komisaris lain, anggota Direksi dan/atau pemegang saham pengendali
Bank, dalam laporan pelaksanaan Good Corporate Governance.
g) Memberikan segala keterangan yang diperlukan untuk pelaksanaan pemeriksaan Bank atas penetapan Pengadilan dengan memperhatikan
6) Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris Sehubungan dengan RUPS
a) Dewan Komisaris melakukan pemanggilan untuk penyelenggaraan RUPS
dalam hal Direksi tidak melakukan pemanggilan RUPS dalam jangka waktu
paling lambat 15 (lima belas) hal terhitung sejak tanggal permintaan
penyelenggaraan RUPS diterima Bank.
b) Dalam hal tertentu Dewan Komisaris melakukan pemanggilan RUPS kepada
pemegang saham berdasarkan penetapan Ketua Pengadilan Negeri.
c) Komisaris Utama memimpin RUPS. Dalam hal Komisaris Utama tidak ada
atau berhalangan karena sebab apapun yang tidak perlu dibuktikan kepada
pihak ketiga, RUPS dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris.
Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau berhalangan
karena sebab apapun yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, RUPS dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi.
7) Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris Sehubungan dengan Pelaksanaan Manajemen Risiko meliputi :
a) Memahami Risiko Likuiditas dan menyadari pentingnya penerapan
Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas.
b) Melakukan persetujuan dan evaluasi berkala mengenai kebijakan dan strategi
yang terkait dengan Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas termasuk
rencana pendanaan darurat (Contingency Funding Plan). Evaluasi berkala
dilakukan paling kurang 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun atau dalam
frekuensi yang lebih tinggi dalam hal terdapat perubahan faktor-faktor yang
mempengaruhi kegiatan usaha Bank secara signifikan.
c) Mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan
manajemen risiko tersebut di atas, yang dilakukan sekurang-kurangnya secara
triwulan.
d) Mengevaluasi dan memutuskan permohonan ataua usulan Direksi yang
berkaitan dengan transaksi atau kegiatan usaha yang melampaui kewenangan memutus Direksi, sehingga memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.
e) Melakukan evaluasi untuk memastikan bahwa Direksi telah menerapkan
Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas sesuai dengan kebijakan dan
strategi Bank
f) Menyetujui kebijakan-kebijakan Bank yang merupakan bagian dari
manajemen risiko yaitu :
(4) Kebijakan tentang hapus buku dan hapus tagih.
(5) Kebijakan tentang Restrukturisasi Pembiayaan
g) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan sebagaimana pada
huruf e di atas.
8) Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris Sehubungan Dengan Penerapan Program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT)
Sehubungan dengan Penerapan Program APU dan PPT tugas dan kewajiban
Dewan Komisaris adalah melakukan pengawasan aktif paling kurang mencakup:
a) Memberikan persetujuan atas kebijakan dan prosedur penerapan program
APU dan PPT dan ;
b) Melakukan pengawasan atas pelaksanaan tanggung jawab Direksi terhadap
penerapan program APU dan PPT, termasuk komitmen yang dibuat oleh
Bank kepada Bank Indonesia dan ;
c) Pengawasan atas kepatuhan terhadap penerapan Program APU dan PPT
dilakukan oleh Direksi melalui Direktur Kepatuhan dan/atau Satuan Audit
Intern Bank.
9) Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris sehubungan dengan Kesehatan Bank
a) Komisaris dan Direksi wajib memantau dan mengambil langkah-langkah
yang diperlukan agar tingkat kesehatan bank dapat dipenuhi.
b) Memastikan bahwa manajemen telah menjalankan usahanya sesuai dengan
prinsip pengelolaan Bank secara sehat berdasarkan CAMELS (capital, asset
quality, management, earning, liquidity dan sensitivity to market risk).
c) Menyampaikan action plan yang memuat langkah-langkah perbaikan yang
wajib dilaksanakan oleh Bank terhadap permasalahan signifikan dengan
target waktu penyelesaian selama periode tertentu atas permintaan Bank Indonesia kepada Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham
10)Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris sehubungan dengan Laporan Tahunan
a) Dewan Komisaris dalam fungsinya sebagai pengawas, menyampaikan
laporan pertanggungjawaban tugas pengawasan atas pengelolaan Bank oleh
Direksi selama tahun buku kepada RUPS. Laporan pengawasan Dewan
Komisaris ini merupakan bagian dari Laporan Tahunan yang disampaikan
kepada RUPS untuk memperoleh persetujuan.
b) Dewan Komisaris menandatangani Laporan Tahunan bersama-sama dengan
c) Dalam hal terdapat Dewan Komisaris yang tidak menandatangani Laporan
Tahunan, yang bersangkutan harus menyebutkan alasannya secara tertulis,
atau alasan tersebut dinyatakan oleh Direksi dalam surat tersendiri yang
dilekatkan dalam Laporan Tahunan
d) Dalam hal terdapat anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang
tidak menandatangani Laporan Tahunan dan tidak memberi alasan secara
tertulis, yang bersangkutan dianggap telah menyetujui isi Laporan Tahunan.
e) Dengan diberikannya persetujuan atas Laporan Tahunan dan pengesahan atas
laporan keuangan oleh RUPS, berarti RUPS telah memberikan pembebasan
dan pelunasan tanggung jawab (release and discharge, acquit et de charge)
kepada masing-masing anggota Dewan Komisaris sejauh hal-hal tersebut
tercermin dari laporan tahunan, dengan tidak mengurangi tanggung jawab
masing-masing anggota Dewan Komisaris dalam hal terjadi tindak pidana
atau kesalahan dan atau kelalaian yang menimbulkan kerugian bagi pihak
ketiga yang tidak dapat dipenuhi dengan asset perusahaan.
11)Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris Berkaitan dengan Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) adalah sebagai berikut :
a) Memberikan persetujuan pengangkatan atau pemberhentian Kepala SKAI
oleh Direksi dan melaporkan kepada Bank Indonesia selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari kerja sejak tanggal pengangkatan atau pemberhentian
disertai dengan pertimbangan dan alasannya.
b) Memberikan persetujuan Internal Audit Charter, menanggapi rencana Audit
Intern dan masalah-masalah yang ditemukan oleh Auditor Intern serta
menentukan pemeriksaan khusus oleh SKAI apabila terdapat dugaan
terjadinya kecurangan, penyimpangan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku.
c) Mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam hal Auditee tidak
menindaklanjuti laporan Kepala SKAI.
d) Memastikan bahwa laporan-laporan yang disampaikan kepada Bank
Indonesia serta instansi lain yang berkepentingan telah dilakukan dengan
benar dan tepat waktu, dan bank mematuhi ketentuan dan
perundang-undangan yang berlaku.
e) Memastikan bahwa manajemen menjamin baik Auditor Ekstern maupun
Intern dapat bekerja sesuai dengan standar auditing yang berlaku.
g) Menilai efektivitas pelaksanaan fungsi SKAI
h) Menandatangani laporan pelaksanaan dan pokok-pokok hasil audit intern
termasuk informasi audit yang bersifat rahasia bersama Direktur Utama untuk
disampaikan kepada OJK setiap akhir semester (Juni dan Desember),
selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah bulan laporan.
12)Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris Lainnya
a) Membantu dan mendorong usaha pembiayaan dan pengembangan Bank
b) Bersama dengan Direktur Utama menugaskan dan memberhentikan salah satu
anggota Direksi sebagai Direktur Kepatuhan dengan mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Bank Indonesia.
c) Bersama dengan Direktur Utama menunjuk Direktur Unit Usaha Syariah
(UUS) yang bertanggung jawab penuh terhadap UUS.
d) Dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) dari terhitung sejak diketahui
adanya pengangkatan anggota Direksi yang tidak memenuhi persyaratan,
Dewan Komisaris atau anggota Direksi lainnya harus mengumumkan
batalnya pengangkatan anggota Direksi tersebut dalam Surat Kabar dan
memberitahukannya kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar Perseroan.
e) Membuat risalah rapat Dewan Komisaris menyimpan salinannya
f) Memantau secara seksama Laporan Triwulan mengenai Pelaksanaan Program
Restrukturisasi Kredit yang telah diperjanjikan dan disampaikan kepada Bank
Indonesia.
b. Waktu Kerja
1) Anggota Dewan Komisaris wajib menyediakan waktu yang cukup untuk
melasanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal.
2) Kehadiran anggota Dewan Komisaris di Bank, meliputi seluruh unit kerja Bank
dan atau lokasi yang terkait dengan kegiatan Bank.
c. Wewenang dan Hak
1. Wewenang Dewan Komisaris
Dewan Komisaris memiliki wewenang untuk melakukan tindakan-tindakan
sebagai berikut :
a) Memberikan persetujuan atas rencana kerja dan anggaran tahunan Bank yang
dibuat oleh Direksi sebelum tahun buku dimulai
b) Menyetujui pelaksanaan keputusan RUPS mengenai penambahan modal
c) Menyetujui Rancangan Penggabungan Bank yang dibuat Direksi untuk
diajukan kepada dan diputuskan oleh RUPS
d) Menunjuk 1 (satu) atau lebih anggota Dewan Komisaris untuk mengurus
Bank dalam hal jabatan semua anggota Direksi lowong oleh sebab apapun
e) Mewakili Bank di dalam maupun di luar pengadilan apabila seluruh anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan dengan Bank
f) Menetapkan ketentuan tentang besarnya gaji dan tunjangan anggota Direksi
melalui Keputusan Rapat Dewan Komisaris dalam hal Dewan Komisaris
menerima pelimpahan kewenangan untuk menetapkan ketentuan tersebut dari
RUPS
g) Memberhentikan sementara Anggota Direksi untuk kepentingan Bank yang
tidak dapat ditunda. Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan secara
tertulis kepada anggota Direksi yang bersangkutan, disertai alasannya. Dalam
jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sesudah pemberhentian sementara, Dewan
Komisaris diwajibkan untuk menyelenggarakan RUPS yang akan memutuskan apakah RUPS mencabut atau menguatkan keputusan
pemberhentian sementara tersebut. Dalam RUPS tersebut anggota Direksi
yang diberhentikan sementara itu diberi kesempatan untuk hadir guna
membela diri
h) Memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, memeriksa dan
mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui
segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi, baik bersama-sama
maupun sendiri-sendiri, setiap waktu dalam jam kerja kantor Bank
i) Dewan Komisaris dapat meminta kepada Direksi dengan surat tercatat
disertai alasan untuk menyelenggarakan RUPS tahunan atau lainnya untuk
kepentingan Bank
j) Dewan Komisaris dapat mengajukan usul pembubaran Perseroan kepada
RUPS
2. Hak Dewan Komisaris
Anggota Dewan Komisaris memiliki hak-hak sebagai berikut :
1) Melakukan rangkap jabatan yang dibatasi hanya sebagai :
a) Anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau pejabat Eksekutif pada 1 (satu)
lembaga / perusahaan bukan lembaga keuangan atau
b) Anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif yang
Tidak termasuk rangkap jabatan apabila anggota Dewan Komisaris non
Independen menjalankan tugas fungsional dari pemegang saham Bank
yang bentuk badan hukum pada kelompok usahannya, dan/atau anggota
Dewan Komisaris menduduki jabatan pada organisasi atau lembaga
nirlaba, sepanjang yang bersangkutan tidak mengabaikan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sebagai anggota Dewan Komisaris Bank
2) Mendapat gaji atau honorarium dan/atau tunjangan yang jumlahnya
ditentukan oleh RUPS
3) Mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis
mengenai maksud tersebut kepada Bank paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sebelum tanggal pengunduran d
4) Memperoleh setiap risalah rapat Direksi dan segala laporan yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan Direksi serta jalannya pengurusan yang
dilakukan oleh Direksi.
d. Tanggung Jawab Dewan Komisaris
1) Dewan Komisaris bertanggung jawab atas pengawasan Bank
2) Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan itikad baik (good faith duty),
kehati-hatian (duty care & prudential care), dan bertanggung jawab dalam
menajalankan tuggas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi untuk
kepentingan Bank dan sesuai dengan maksud dan tujuan Bank.
3) Setiap anggota Dewan Komisaris secara tanggung renteng (severally liable) ikut
bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian Bank apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya.
4) Anggota Dewan Komisaris tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian
Bank apabila dapat membuktikan :
a) Telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian
untuk kepentingan Bank dan sesuai dengan maksud dan tujuan
Bank
b) Tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun
tidak langsung atas tindakan pengurusan Direksi yang
mengakibatkan kerugian dan :
c) Telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah timbul
atau berlanjutnya kerugian tersebut.
5) Dewan Komisaris Direksi bertanggung jawab secara tanggung renteng atas
kerugian Bank, dalam hal pemegang saham tidak dapat mengembalikan dividen
6) Dalam hal Laporan Keuangan yang disediakan ternyata tidak benar dan/atau
menyesatkan, anggota Dewan Komisaris anggota Direksi secara tanggung
renteng bertanggung jawab terhadap pihak yang dirugikan, kecuali terbukti
bahwa keadaan tersebut bukan karena kesalahannya.
7) Dewan Komisaris yang karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan
kerugian pada Bank dapat digugat melalui pengadilan negeri atas nama Bank
oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/10 (satu persepuluh)
bagian dari jumlah seluruh saham yang mempunyai hak suara
8) Dalam hal terjadi kepailitan karena kesalahan atau kelalaian Dewan Komisaris
dalam melakukan pengawasan terhadap pengurusan yang dilaksanakan oleh
Direksi dan kekayaan Bank tidak cukup untuk membayar seluruh kewajiban
Bank akibat kepailitan tersebut, maka setiap anggota Dewan Komisaris secara
tanggung renteng ikut bertanggung jawab dengan anggota Direksi atas kewajiban
yang belum dilunasi.
9) Tanggung jawab tersebut pada huruf h berlaku juga bagi anggota Dewan
Komisaris yang sudah tidak menjabat 5 (lima) tahun sebelum putusan pernyataan
pailit diucapkan;
10)Anggota Dewan Komisaris tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas
kepailitan Bank apabila dapat membuktikan bahwa :
a) Kepailitan tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya ;
b) Telah melakukan tugas pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian
untuk kepentingan Bank dan sesuai degnan maksud dan tujuan Bank ;
c) Tidak mempunyai kepentingan pribadi, baik langsung maupun tidak langsung
atas tindakan pengurusan oleh Direksi yang mengakibatkan kepailitan dan ;
d) Telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah terjainya
kepailitan.
11)Apabila Dewan Komisaris melakukan kegiatan melampaui tugas dan
kewenangannya dan secara hukum Dewan Komisaris dianggap telah melakukan
perbuatan yang ultra vires (beyond power) atas tanggungjawabnya sendiri dapat
digugat oleh setiap pemegang saham atas kerugian Bank akibat perbuatan Dewan
Komisaris tersebut.
12)Dewan Komisaris bersama-sama dengan Direksi bertanggung jawab atas
efektifitas penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas.
13)Ketentuan mengenai tanggung jawab Direksi dan/atau Dewan Komisaris atas
e. Tugas dan Tanggungjawab Komisaris Utama
Disamping melakukan tugas dan kewajiban anggota Dewan Komisaris pada
umumnya, tugas dan kewajiban Komisaris Utama adalah sebagai berikut :
a. Memimpin rapat Dewan Komisaris
Tugas Komisaris Utama sebagai primus inter pares adalah mengkoordinasikan
kegiatan Dewan Komisaris
b. Memimpin Rapat Umum Pemegang Saham
f. Tugas dan Kewajiban Komisaris Independen
Keberadaan Komisaris Independen dimaksudkan untuk mendorong terciptanya iklim
dan lingkungan kerja yang lebih objektif dan menempatkan kewajaran dan kesetaraan
(fairness) berbagai kepentingan termasuk kepentingan pemegang saham minoritas dan stakeholders lainnya. Oleh karena itu, disamping melakukan tugas dan kewajiban
anggota Dewan Komisaris pada umumnya, Komisaris Independen juga mengetuai
Komite Pemantau Resiko dan Komite Audit.
g. Larangan bagi Dewan Komisaris.
a. Dewan Komisaris dilarang terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan
operasional Bank, kecuali menyangkut :
1) Penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan
Bank Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum
dan;
2) Hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank atau peraturan perundangan yang berlaku.
b. Pengambilan keputusan oleh Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud pada butir
1 di atas, merupakan bagian dari tugas pengawasan oleh Dewan Komisaris
sehingga tidak meniadakan tanggung jawab Direksi atas pelaksanaan
kepengurusan Bank.
c. Anggota Dewan Komisaris dilarang bertindak sebagai kuasa dari pemegang
saham dalam pemungutan suara dalam RUPS.
d. Mayoritas anggota Dewan Komisaris dilarang saling memiliki hubungan
keluarga sampai dengan derajat ketiga dengan sesama anggota Dewan Komisaris
dan/atau anggota Direksi.
e. Anggota Dewan Komisaris dilarang memanfaatkan Bank untuk kepentingan
pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi
f. Anggota Dewan Komisaris dilarang mengambil dan/atau menerima keuntungan
pribadi dari Bank selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan Rapat
Umum Pemegang Saham
g. Komisaris Independen dilarang menjadi pihak yang terafiliasi dengan pemegang
1.
Jumlah dan Komposisi
Berdasarkan Keputusan RUPS LB tanggal 25 Juni 2014 yang dituangkan dalam Akta
No.22 tanggal 25 Juni 2014 yang dibuat oleh Notaris Julius Inggrit Parlindungan
Situngkir, S.H., di Palangka Raya, susunan Dewan Komisaris dan Direksi PT. Bank
Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah Periode Tahun 2014 – 2018 terhitung tanggal
25 Juni 2014, dengan susunan sebagai berikut :
Dewan Komisaris
Ahim Sian Rusan : Komisaris Utama
Mas Saily Mochtar : Komisaris Independen
Salian Djalin : Komisaris Independen
Direksi
Yosapatasi : Direktur Utama
Samsiah Nelly : Direktur Umum
Rukmo Susedyanto : Direktur Pemasaran
Sarifudin W. Daron : Direktur Kepatuhan
Jumlah anggota Dewan Komisaris sebanyak 3 (tiga) orang (dibawah jumlah anggota Direksi) yang ada sebanyak 4 (empat) orang, dan semuanya berdomisili di Indonesia
yaitu di daerah kerja Bank, Provinsi Kalimantan Tengah Kota Palangka Raya.
2.
Kriteria dan Independensi
Sesuai dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 30 Oktober 2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum disebutkan bahwa Komisaris Independen
adalah Anggota Komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,
kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Komisaris lainnya,
Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan lain yang dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak Independen (Sesuai Pasal 1 angka 4 PBI
Dari tabel di atas, seluruh anggota Dewan Komisaris PT. Bank Kalteng tidak memiliki
hubungan keluarga, hubungan keuangan, hubungan kepengurusan, hubungan
kepemilikan saham dengan anggota Dewan Komisaris lain dan ataupun dengan anggota
Direksi.
Dalam PBI tersebut juga mengatur bahwa paling kurang 50% dari jumlah anggota
Komisaris adalah Komisaris Independen.
Keberadaan Komisaris Independen dimaksudkan untuk dapat mendorong terciptanya
iklim dan lingkungan kerja yang tertib, objektif dan wajar serta kesetaraan diantara
berbagai kepentingan termasuk kepentingan pemegang saham minoritas dan stakeholder lainnya.
Dalam rangka mendukung pelaksanaan GCG Bank, dalam RUPS para Pemegang Saham
menetapkan Komisaris Independen dengan jumlah dan persyaratan sebagaimana
ditetapkan dalam perundang-undangan guna menjalankan tugas pengawasan terhadap
Bank dan kelompok usaha Bank, serta tidak melakukan kegiatan operasional usaha
Bank.
Sesuai Pasal 6 PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 bahwa setiap usulan
penggantian dan/atau pengangkatan anggota Dewan Komisaris kepada Rapat Umum
Pemegang Saham harus memperhatikan Rekomendasi Komite Remunerasi dan
Nominasi (ayat 1) dan seluruh Anggota Dewan Komisaris harus memenuhi persyaratan dan telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) yang
diselenggarakan oleh Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) (ayat NAMA
3.
Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Berdasarkan PBI No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 Pasal 8 dan Pasal 9 Dewan
Komisaris wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara Independen, Dewan
Komisaris wajib memastikan terselenggaranya pelaksanaan Good Corporate
Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang
organisasi Bank.
Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum
atau khusus dan bertugas mengawasi kebijakan Direksi dalam menjalankan Perseroan serta memberikan nasihat kepada Direksi.
Dewan Komisaris berwenang melakukan pengawasan terhadap pengurus PT. Bank
Kalteng dengan melakukan pengawasan kepada Direksi dan satuan kerja lainnya yang
terdapat dalam susunan organisasi serta bertanggung jawab kepada RUPS.
Dalam melakukan pengawasan dimaksud Komisaris wajib mengarahkan, memantau dan
mengevaluasi serta menasehati atau memberi masukan pelaksanaan serta meminta
penjelasan rencana strategis Bank dan ataupun hal lain yang dirasa perlu kepada Direksi.
Sejalan dengan hal itu maka sesuai dengan Akta Notaris Ellys Nathalina, SH, MH.
Notaris di Palangka Raya No. 26 tanggal 27 Juni 2009 Anggaran Dasar pasal 15 ayat (4) menyebutkan bahwa “Direksi dan setiap Anggota Direksi wajib untuk memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh Dewan Komisaris.”
Dewan Komisaris selama ini tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan
operasional Bank, kecuali :
a. Penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank
Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum; dan
b. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank atau peraturan
perundangan yang berlaku.
Pengambilan keputusan oleh Dewan Komisaris adalah merupakan bagian dari tugas
pengawasan oleh Komisaris, sehingga dengan demikian tidak meniadakan tanggung
jawab Direksi atas pelaksanaan kepengurusan Bank cf. Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 Pasal 9 ayat 5 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Pelaksanaan GCG bagi
Bank Umum.
Disamping itu disebutkan pula bahwa dengan pemberian izin / persetujuan secara tertulis
terhadap, hal –hal yang diusulkan Direksi bukan merupakan tindakan pengurusan oleh
Dewan Komisaris (cf. Undang-Undang RI No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Untuk mencapai pelaksanaan tugas kepengawasan yang efektif maka dibuatkan
pembagian tugas yang jelas diantara anggota Dewan Komisaris sesuai Surat Keputusan
Dewan Komisaris No. 006/SK/Dekom/PT.BPKT/I.15 tanggal 26 Januari 2015 tentang
Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Anggota Dewan Komisaris
PT. Bank Kalteng, dengan pengaturan sebagai berikut :
Komisaris Utama, ditugaskan mengkoordinir pelaksanaan tugas-tugas Dewan
Komisaris.
Komisaris Independen, ditugaskan menangani Bidang Perencanaan &
Pengembangan, Treasury, Teknologi Informasi, Kepatuhan dan Manajemen Risiko.
Komisaris Independen ditugaskan menangani Bidang Umum, Perkreditan, Akuntansi
dan Pengawasan Intern.
4.
Pendidikan dan pelatihan yang diikuti Dewan Komisaris
Dalam rangka mengikuti perkembangan terkini tentang berbagai kebijakan pemerintah
dan otoritas perbankan dan meningkatkan profesionalitas Dewan Komisaris, maka
Dewan Komisaris mengikuti berbagai seminar dan workshop yang terinci sebagai
berikut :
NO NAMA DEKOM WORKSHOP / SEMINAR YANG DIIKUTI
1 Ahim S Rusan
(Komisaris Utama)
1. Seminar “Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) sebagai Wujud Implementasi Program Transformasi BPD Dalam Pembangunan
Ekonomi Daerah” diselenggarakan oleh Asbanda
tanggal 23-25 Oktober 2015 di Balikpapan.
2. Sosialisasi “Program Transformasi Bank Pembangunan Daerah menjadi Bank yang Kuat,
Kompetitif dan Kontributif bagi Pembangunan
Daerah” diselenggarakan oleh Asbanda bulan
September 2015 di Jakarta
3. Pembahasan :
- Rencana Pembentukan Project Management
Office (PMO) Program Transformasi BPD ; - Workstream Program Transformasi
BPD”Diselenggarakan oleh Asbanda tanggal 2 Juli
2015 di Jakarta
4. Seminar “ Eksistensi BPD Menyongsong Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN Sektor
NO NAMA DEKOM WORKSHOP / SEMINAR YANG DIIKUTI
5. Seminar “Prospek Pendanaan dan Perkreditan bagi
BPD di Tengah Turbulensi Ekonomi dan Pasar
Komoditas Global di Tahun 2015” diselenggarakan
Asbanda tanggal 9-10 April 2015 di Jakarta
6. Workshop “Identifikasi Substansi Langkah Anti Fraud
dan Potentially Fraud” diselenggarakan oleh RMG
tanggal 25-26 Maret 2015 di Jakarta
7. Seminar “Program Transformasi BPD Menuju Regional
Champion untuk Meningkatkan Daya Saing BPD dalam
Menghadapi MEA” diselenggarakan oleh Asbanda di
Bukittinggi tgl. 14 Maret 2015
2 Mas Saily Mochtar (Komisaris Independen)
1. Workshop : “Implementasi Prinsip-prinsip Good
Corporate Governance” Diselenggarakan oleh Asbanda
tgl. 08-09 September 2014 di Bali.
2. Workshop : “ Bagaimana Meningkatkan Pembiayaan
Infrastruktur Melalui Kredit Sindikasi, Tantangan &
Risiko-Risikonya” Diselenggarakan oleh BSMR tgl. 26 -27 Februari 2015 di Jakarta.
3. Seminar : “Eksistensi BPD menyongsong Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean Sektor
Perbankan 2020” Diselenggarakan oleh FKDKP BDP Seluruh Indonesia pada Bulan Mei di Jakarta.
4. Workshop : “Risk management Perspective : Operational Risk, Liquidity Risk, and Liquidity Stress
Testing, Cara Pengelolaan Risiko Operasional dan Strategi Meningkatkan Kualitas Permodalan
(Liquiditas) dalam Aspek BASEL III” tanggal 19-20 Agustus 2015 di Jakarta.
5. Sosialisasi : “Peningkatan Kualitas Pelayanan Proses
perizinan Bank Umum serta pengenalan e-licensing” Diselenggarakan oleh OJK tanggal 5 November 2015 di
Surabaya (Tidak diberikan Sertifikat).
6. Membangun Key Performance Indicators (KPI)
Direksi-Komisaris dan Implementasi POJK No. 45/POJK.03/2015 tanggal 28 Desember 2015 (Tata
Kelola yang Baik dalam Pemberian Remunerasi Berdasarkan Kinerja dan Risiko bagi Bank Umum)
3 Salian Jalin
(Komisaris Independen)
1. Peran Komite Audit Dalam Rangka Pengawasan Aktif Dewan Komisaris RMI Jakarta 11 Februari 2015 s/d 12 Februari 2015.
2. BSMR - Program Pemeliharaan Sertifikat Manajemen Risiko Level 4.
3. Workshop - “Bagaimana Meningkatkan Pembiayaan
Infrastruktur Melalui Kredit Sindikasi Tantangan dan Risiko-risikonya. Jakarta 26-27 Februari 2015.
4. Pengurus - Forum Komunikasi Dewan Komisaris/
Pengawas BPD Seluruh Indonesia. Eksistensi BPD Menyongsong Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi
Asean Sektor Perbankan 2020. Dalam Rangka Rapat Kerja Nasional FKDK/P BPDSI Tahun 2015. Jakarta,
1.
Pelaksanaan Pengawasan oleh Dewan Komisaris
Pelaksanaan pengawasan dan pemberian nasehat oleh Dewan Komisaris antara lain
dilakukan melalui :
a. Permintaan keterangan secara tertulis kepada Direksi tentang suatu permasalahan
yang terjadi
b. Melakukan evaluasi mengenai kebijakan dan pelaksanaan pengurusan Bank oleh
Direksi dalam rapaat Dewan Komisaris untuk selanjutnya disampaikan kepada
Direksi dalam bentuk pemberian pendapat, persetujuan atau arahan secara tertulis
atau lisan dalam Rapat Direksi dengan Dewan Komisaris atau rapat-rapat lain yang
dihadiri oleh anggota Direksi.
c. Kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris harus senantiasa
dilandaskan pada maksud dan tujuan Bank dan atau hasil keputusan RUPS
d. Kunjungan ke Unit Kerja tertentu dalam rangka memastikan pelaksanaan operasional
Bank, seperti pemasaran, SDM, Keuangan, dan lainnya berjalan secara efektif.
2.
Rapat Dewan Komisaris
a. Ketentuan Penyelenggaraan Rapat Dewan Komisaris
1) Rapat Dewan Komisaris wajib diselenggarakan secara berkala paling kurang 6
(enam) kali dalam setahun.
2) Rapat Dewan Komisaris selain yang wajib diselenggarakan secara berkala
tersebut, dapat pula dilakukan setiap waktu apabila dipandang perlu oleh seorang
atau lebih anggota Dewan Komisaris, atau atas permintaan tertulis Direksi atau pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu/persepuluh) atau lebih
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.
3) Rapat Dewan Komisaris wajib dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris
secara fisik paling kurang 2 (dua) kali dalam setahun.
4) Dalam hal anggota Dewan Komisaris tidak dapat menghadiri rapat secara fisik,
b. Tata Cara Pelaksanaan Rapat Dewan Komisaris
1) Pemanggilan dan tanggal rapat dilakukan oleh Komisaris Utama
2) Panggilan Rapat Dewan Komisaris dilakukan dengan Surat Tercatat yang disampaikan paling lambat 3 (tiga) hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal rapat
3) Panggilan Rapat Dewan Komisaris harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat
4) Rapat Dewan Komisaris diadakan ditempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha utama Bank
5) Apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili, panggilan terlebih dahulu tidak disyaratkan dan Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan dimanapun juga dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat
6) Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama, dalam hal Komisaris Utama tidak hadir atau berhalangan yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris yang dipilih oleh dan dari anggota Dewan Komisaris yang hadir
7) Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam Rapat Komisaris hanya oleh seorang anggota Dewan Komisaris lainnya berdasarkan surat kuasa.
8) Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat hanya apabila lebih dari ½ (satu per dua) jumlah anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili dalam rapat.
9) Keputusan Rapat Dewan Komisaris diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
10)Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari ½ (satu per dua) dari jumlah suara yang sah yang dikeluarkan dalam rapat.
11)Apabila suara yang setuju dan tidak setuju berimbang, maka ketua rapat yang akan menentukan.
12)Setiap anggota Dewan Komisaris yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Dewan Komisaris lain yang diwakilinya.
14)Suara balnko dan suara yang tidak sah, dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.
15)Dewan Komisaris dapat pula mengambil keputusan yang mengikat di luar Rapat Dewan Komisaris, dengan syarat semua anggota Dewan Komisaris menyetujui secara tertulis dengan menandatangani usul yang bersangkutan. Keputusan tersebut mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Dewan Komisaris.
16)Segala keputusan Dewan Komisaris bersifat mengikat bagi seluruh anggota Dewan Komisaris. Hasil rapat Dewan Komisaris wajib dituangkan dalam risalah/notulen rapat dan salinannya didokumentasikan secara baik oleh Dewan Komisaris.
17)Perbedaan pendapat (dissenting opinions) yang terjadi dalam rapat Dewan Komisaris wajib dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat beserta alasan perbedaan pendapat tersebut.
18)Menyelenggarakan RUPS setiap tahun paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku perseroan ditutup.
c. Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi
1) Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam tiap bulan dan atau sewaktu-waktu jika diperlukan
2) Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi diadakan di tempat kedudukan Bank atau tempat lain, dengan bahan yang telah dipersiapkan yang memuat permasalahan yang akan dibahas, alternatif keputusan dan pihak-pihak yang akan menindaklanjuti.
3) Peserta rapat adalah seluruh anggota Dewan Komisaris, seluruh anggota Direksi, dan Corporate Secretary, serta bila diperlukan Pemimpin Satker atau pihak lain dapat disertakan dalam rapat Dewan Komisaris dengan Direksi tersebut.
4) Ketua rapat adalah Komisaris Utama dan apabila Komisaris Utama berhalangan maka salah seorang anggota Komisaris ditunjuk sebagai ketua rapat dan apabila Komisaris Utama tidak melakukan penunjukan maka Komisaris yang tertua yang mengetahui rapat.
5) Segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam rapat harus dituangkan dalam risalah rapat yang ditandatangani oleh Ketua Rapat dan Direktur Utama.
6) Keputusan yang diambil dalam rapat tersebut mempunyai kekuatan hukum yang sah.
NO KEGIATAN WAKTU ANGGARAN 1 Memantau, mengevaluasi dan mengendalikan
pelaksanaan tugas Direksi dan seluruh jajaran bank atas pelaksanaan kegiatan operasional bank sehari hari
Sepanjang Tahun 2015 Pada hari kerja Bank
2 a. Memberikan arahan, saran, dan masukan / pendapat terhadap laporan pelaksanaan tugas Direksi dan struktural dibawah nya.
Pada hari kerja Bank
b. Memberikan arahan, saran dan masukan secara tertulis kepada Direksi diminta atau tidak diminta atas kegiatan Bank sehari
3 Memberikan persetujuan atas langkah atau tindakan Direksi yang menurut ketentuan memerlukan persetujuan Dewan Komisaris. 4 Mengadakan Rapat Dewan Komisaris yang
terdiri atas
a. Rapat Dewan Komisaris
(Pembahasan Isu-isu aktual harian)
1 sd 2 x / bulan
b. Rapat Dewan Komisaris dengan Komite Dekom Membahas hasil Kerja dan Laporan Komite Pemantau Resiko, Komite Audit dan Komite Remunerasi dan Nominasi
1 sd 2 x / bulan
c. Rapat Dewan Komisaris yang diperluas dengan Direksi dan pejabat Eksekutif Bank ( Pemantauan dan evaluasi atas laporan bulanan interim gabungan bulanan ).
Minimal 1 x/bulan
d. Rapat Komite Dekom yang terdiri atas 1). Rapat Komite Audit
a) Pemantauan dan evaluasi atas