• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Q:

Apa itu PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

Apa yang dimaksud dengan Proyek KPS? Apa saja bentuknya?

Apa yang dimaksud dengan PJPK?

PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero), atau PT PII, adalah Badan Usaha Milik Negara yang dibentuk dan berada di bawah pembinaan dan pengawasan Kementerian Keuangan, yang memiliki tugas untuk menyediakan penjaminan proyek infrastruktur dengan skema Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS). Pendirian PT PII merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk melakukan percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia dengan menyediakan dukungan kontinjen/ penjaminan atas risiko yang ditimbulkan oleh tindakan atau non-tindakan pemerintah yang berdampak pada penurunan nilai keekonomian proyek KPS infrastruktur.

Proyek KPS merupakan proyek infrastruktur yang telah ditetapkan oleh Pemerintah untuk dibangun dan dibiayai pihak swasta melalui ikatan perjanjian (kontrak) yang melibatkan suatu instansi pemerintah (sektor publik) dan suatu badan usaha (sektor swasta). Setelah mendapatkan penetapan dari Pemerintah, pihak swasta bertanggung jawab atas desain, konstruksi, pembiayaan dan operasi dari proyek. Kontrak KPS biasanya memiliki jangka waktu yang relatif panjang (lebih dari 15 tahun) untuk memungkinkan pengembalian investasi pihak swasta. Basis dari kontrak KPS adalah pembagian alokasi risiko proyek KPS antara Pemerintah (melalui KPK) dan Swasta, dimana tiap risiko dialokasikan kepada pihak yang secara relatif lebih mampu mengendalikan, mengelola, mencegah ataupun menyerapnya. Bentuk proyek KPS dapat berupa kerjasama operasi dan pemeliharaan fasilitas infrastruktur hingga pembiayaan, penyediaan dan pengoperasian fasilitas infrastruktur.

(4)

Q:

Q:

A:

A:

Apa saja yang dapat dijamin oleh PT PII?

Apa tujuan pendirian PT PII?

Pada dasarnya penjaminan dapat diberikan atas kewajiban inansial PJPK yang muncul akibat terjadinya risiko yang telah dialokasikan kepada PJPK dalam Perjanjian KPS, sepanjang kewajiban inansial tersebut dapat dikuantiikasi atau terdapat formula kompensasinya pada saat perjanjian kerjasama ditandatangani. Contoh kewajiban inansial yang bisa mendapatkan Penjaminan Infrastruktur adalah kewajiban yang timbul akibat adanya keterlambatan pengurusan perijinan/lisensi, perubahan peraturan perundangan, ketiadaan penyesuaian tarif dan kegagalan pengintegrasian jaringan/fasilitas.

Ringkasnya, tujuan pembentukan PT PII adalah sebagai berikut:

Menyediakan penjaminan pada proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha/Swasta (KPS) dibidang Infrastruktur.

Meningkatkan kelayakan kredit (creditworthiness), utamanya bankability proyek-proyek KPS Infrastruktur. Meningkatkan tata kelola (governance), konsistensi dan transparansi dalam proses pemberian penjaminan. Meminimalkan kemungkinan terjadinya sudden

shock terhadap APBN dan ring-fencing eksposur

(5)

Q:

Q:

A:

A:

Regulasi apa saja yang terkait pemberian Penjaminan Infrastruktur oleh PT PII?

Proyek Infrastruktur apa yang dijamin oleh PT PII? Terdapat enam peraturan inti yang terkait langsung, yaitu:

Peraturan Presiden No. 67/2005 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur berikut amandemennya Peraturan Presiden No. 13/2010 dan Peraturan Presiden No. 56/2011.

Peraturan Presiden No. 78/2010 tentang Penjaminan Infrastruktur Dalam Proyek Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Yang Dilakukan Melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur. Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 260/ PMK.011/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penjaminan Infrastruktur Dalam Proyek Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha.

Peraturan Pemerintah No. 35/2009 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) Dibidang Penjaminan Infrastruktur.

Peraturan Pemerintah No. 88/2010 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara untuk PT PII. Peraturan Pemerintah No. 55/2011 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara untuk PT PII. Peraturan Pemerintah No. 68/2012 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara untuk PT PII.

(6)

Q:

Q:

A:

A:

Apa kriteria sebuah proyek Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) yang bisa dijamin oleh PT PII?

Bagaimana alur proses untuk mendapatkan penjaminan atas proyek? Apakah pihak swasta yang berminat atas suatu proyek dapat langsung melakukan aplikasi kepada PT PII?

Secara umum, proyek KPS yang bisa diberikan jaminan oleh PT PII adalah proyek KPS yang pemilihan mitra swastanya dilakukan sesuai dengan Peraturan Presiden No. 13/2010 dan Peraturan Presiden No. 56/2011. Proyek KPS tersebut harus melalui proses lelang, memiliki kelayakan teknis, ekonomi dan keuangan, serta memenuhi ketentuan Iingkungan dan sosial. Kriteria lain yang menjadi pertimbangan adalah proyek KPS tersebut harus memenuhi ketentuan perundang-undangan sektor, memiliki dokumen studi kelayakan yang dilakukan oleh ahli yang kredibel dan terdapat ketentuan arbitrase yang mengikat dalam Perjanjian Kerjasama.

(7)

Q:

Apakah ada biaya terkait penjaminan PT PII ini? Jika ya, bagaimana strukturnya, berapa besarannya dan siapa yang menanggung?

Apa manfaat dari pendirian PT PII untuk Pemerintah?

Apa manfaat dari pendirian PT PII untuk Sektor Swasta? Pihak swasta yang menerima manfaat penjaminan infrastruktur akan membayar biaya penjaminan. Struktur imbal jasa penjaminan tersebut berbentuk One-Time Fee

(dihitung terhadap nilai proyek) dan Recurring Fee (dihitung terhadap nilai eksposur penjaminan yang diberikan). Selain tergantung kepada nilai proyek dan nilai eksposur penjaminan, besaran imbal jasa penjaminan tersebut akan mempertimbangkan proil risiko proyek, cakupan penjaminan, dan durasi penjaminan. Secara indikatif, untuk saat ini tingkat imbal jasa penjaminan One-Time Fee adalah sekitar 100 basis poin, sedangkan untuk

recurring fee adalah sekitar 50 - 100 basis poin.

Menarik minat investor swasta dan lembaga keuangan dalam berpartisipasi di proyek KPS, sehingga tingkat keberhasilan eksekusi proyek sesuai rencana dan jadwal menjadi lebih tinggi.

Meningkatkan kompetisi dalam proses tender sehingga diharapkan diperoleh proposal tender yang berkualitas dan mendapatkan harga yang kompetitif.

Mitigasi risiko bagi sektor swasta yang tidak dapat dicakup dari pasar.

Peningkatan transparansi, kejelasan dan consistency

akan proses evaluasi dan pemberian penjaminan bagi proyek.

Peningkatan bankability dari proyek.

Memperpanjang jangka waktu pinjaman, yang berdampak pada harga penawaran (bid) yang lebih kompetitif.

Memberikan insentif bagi PJPK untuk membuat kontrak yang memenuhi standar yang berlaku umum/ internasional.

Manfaat pendirian PT PII untuk Pemerintah adalah untuk:

(8)

Q:

A:

Bagaimana proses penjaminan yang dilakukan oleh PT PII?

Proses pemberian jaminan terhadap suatu proyek oleh PT PII meliputi:

Bentuk dan tata cara pemberian jaminan serta mekanisme pengajuan dan penyelesaian klaim diatur secara spesiik dalam Perpes No. 78/2010 dan PMK No. 260/2010.

Konsultasi/Bimbingan (Consultation/Guidance): Memberikan informasi rinci tentang penjaminan oleh PT PII, seperti kriteria penjaminan, proses yang harus dilakukan untuk memperoleh jaminan, contoh perjanjian konsesi, dsb.

Penyaringan (Screening): Mengevaluasi Formulir Penyaringan (Screening Form) yang disampaikan PJPK kepada PT PII untuk menentukan kualiikasi proyek atau eligibilitas dalam memperoleh jaminan berdasarkan regulasi atau ketentuan yang ada. Beberapa kriteria umum antara lain: termasuk sektor yang tercantum dalam Perpres No. 13/2010, proyek selaras dengan prioritas Pemerintah, dan dokumentasi proyek telah disiapkan oleh ahli yang kredibel. Evaluasi (Appraisal): Melakukan evaluasi kelayakan proyek secara rinci dari aspek legal, teknik, ekonomi dan keuangan, serta lingkungan dan sosial, termasuk juga evaluasi terhadap kemampuan PJPK untuk memenuhi kewajiban inansialnya sesuai perjanjian konsesi.

(9)

Q:

Dengan Modal PT PII yang terbatas, bagaimana PT PII menjamin proyek infrastruktur yang nilainya jauh lebih besar?

Apa yang dimaksud dengan Single Window Policy?

Bagaimana PT PII dapat mempertahankan posisi

inansialnya jika terjadi klaim penjaminan?

Jika nilai proyek yang harus dijamin melebihi kemampuan modalnya, PT PII dapat melakukan penjaminan bersama

(co-guarantee) dengan lembaga pembangunan multilateral

(Mulitilateral Development Agency/MDA, seperti Bank

Dunia), dengan institusi keuangan lainnya atau dengan Pemerintah Republik Indonesia. Mekanisme co-guarantee

ini akan tertuang dalam Perjanjian Penjaminan (Guarantee

Agreement) antara investor/lender dengan para

Penjamin. PT PII memiliki fasilitas penjaminan (guarantee

facility) sebesar USD 480 juta dari Bank Dunia, lembaga

dengan peringkat kredit AAA. Meskipun penjaminan proyek dilakukan melalui struktur penjaminan bersama/co-guarantee, proses penjaminan, termasuk evaluasi (appraisal) dilakukan oleh PT PII sesuai dengan kebijakan satu pelaksana (single window

policy).

Single Window Policy atau kebijakan satu pelaksana

adalah kebijakan penugasan Pemerintah kepada PT PII sebagai Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur untuk melaksanakan proses penjaminan Pemerintah. Manfaat dari kebijakan satu pelaksana ini adalah untuk mewujudkan transparansi dan konsistensi dalam pemrosesan pemberian jaminan dan klaim dalam rangka meningkatkan kepercayaan investor untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek infrastruktur di Indonesia.

Sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, PT PII memiliki hak Regres kepada PJPK atas setiap klaim yang dibayarkan PT PII kepada investor. Nilai Regres yang dapat ditagihkan oleh PT PII kepada PJPK adalah nilai klaim yang telah dibayarkan, dengan memperhitungkan nilai waktu dari uang (time value of

money). Hak PT PII dan kewajiban PJPK ini dituangkan

(10)

Q:

Q:

A:

A:

Mengapa diperlukan Perjanjian Regres?

Bagaimana pengaturan antara Perjanjian Regres, Perjanjian Penjaminan dan Perjanjian KPS?

Disamping untuk memastikan keberlangsungan kondisi inansial (inancial sustainability) PT PII, Perjanjian Regres

(Recourse Agreement) diperlukan untuk memastikan

PJPK bertanggungjawab atas kewajiban-kewajibannya (baik inansial maupun non-inansial) yang telah disepakati dalam kontrak KPS.

Gambar berikut menunjukkan pengaturan semua perjanjian yang terkait transaksi KPS.

Penyertaan Modal & Kebijakan Penjaminan

Kontra Penjaminan bagi Fasilitas Penjaminan dari MDA

Fasilitas Kredit & Penjaminan

Perjanjian Penjaminan Usulan Penjaminan

Perjanjian Regres

Kementerian Keuangan

Lembaga Pembangunan

(11)
(12)

Gambar

Gambar berikut menunjukkan pengaturan semua

Referensi

Dokumen terkait

Merupakan banyaknya perjalanan yang tertarik ke zona tujuan (perjalanan yang menuju), dengan lain pengertian merupakan perjalanan / pergerakan / lalu lintas yang menuju atau datang

pertanggungjawaban pengurus menurut kewenangannya berdasarkan anggaran dasar badan hukum tersebut, maka dalam hal ini pertanggungjawaban pidana itu diidentikkan

Berdasarkan hasil percobaan biode- gradabilitas anaerobik tersebut, dapat di- nyatakan bahwa limbah lumpur IPAL industri kertas dapat diolah dengan digestasi

Putusan tersebut didasarkan atas fakta hukum yang ditemukan oleh hakim dikarenakan majelis hakim menilai bahwa eksepsi tersebut bukan merupakan eksepsi tentang

Makna leksikal yang penulis maksud dalam penelitian ini ialah makna yang didapatkan dan disesuaikan dengan maksud penutur atau informan dari Suku Dayak Kubitn Kecamatan

Hubungan antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan akan diperkuat oleh kepemilikan manajerial karena semakin besar proporsi kepemilikan manajerial pada perusahaan, maka

Berdasarkan tuturan di atas, tuturan Ilham sebagai penutur termasuk dalam jenis tindak tutur representatif melaporkan, karena pada penggalan tersebut, Ilham melaporkan bahwa

Tujuan penelitian adalah: (1) menghasilkan deskripsi geometri, bentuk dan tekstur benih varietas Ciherang, Inpari 10 dan Inpari 13 berdasarkan teknologi citra digital, (2)