Fonologi
Bahasa Jawa
Deskripsi mata kuliah Fonologi Bahasa Jawa
Mahasiswa memahami konsep fonetik dan fonemik. Bidang cakupan fonetik : pengertian, jenis, alat
ucap manusia dan cara kerjanya, klasifikasi bunyi bahasa dan transkripsi bunyi bahasa. Bidang cakupan fonemik: beda fon dan fonem, khasanah fonem bahasa Jawa, serta jenis fonem
dan realisasinya. Kegiatan perkuliahan berupa ceramah, diskusi, dan tugas. Evaluasi dilakukan
Standar Kompetensi Mata Kuliah A. Bagian Fonetik:
Mendeskripsikan pengertian fonetik dan jenisnya
Mendeskripsikan alat ucap dan cara kerjanya
Memerikan klasifikasi bunyi bahasa dengan dasar
tertentu
Transkripsi bunyi bahasa secara fonetis
B. Bagian Fonemik:
Membedakan pengertian fon dengan fonem
Memerikan khasanah fonem bahasa Jawa
Mendeskripsikan jenis fonem dan realisasinya
Referensi/ Sumber Bahan
Mulyani, Siti, 2008. Fonologi Bahasa
Jawa.Yogyakarta:Kanwa Publisher
Marsono. 1983. Fonetik. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Sasangka,S.S.T.W. 2001. Paramasastra Gagrag Anyar
Basa Jawa. Jakarta: Yayasan Paramalingua: Basil
Hyman, Lary M. 1975. Phonology, Theory and
Analysis. London: Holt Rinchar and Winstons
Crystal, David. 1995. A Dictionary of Linguistics and
Pengertian Fonologi/ Widyaswara/ Phonology
Cabang linguistik yang
mempelajari sistem bunyi
bahasa
Bunyi bahasa/ ujaran ada yang dapat
membedakan makna disebut fonem:maujud
abstrak yang
direalisasikan menjadi fon merupakan aspek langue yang diwadahi
dalam subdisiplin fonemik
Bunyi bahasa/ ujaran ada yang tidak
membedakan makna disebut fon bunyi
konkret yang
diartikulasikan terjadi pada aspek parole yang
Pengertian Fonetik
• Ilmu yang menyelidiki hal ikhwal bunyi bahasa (bagaimana terbentuknya, berapa
frekuensi,intensitas, timbrenya sebagai getaran udara serta bagaimana bunyi itu dapat diterima oleh indera pendengaran
Marsono.
1993
• Cabang linguistik yang meneliti dasar-dasar “fisik” bunyi bahasa: ada dua segi dasar yaitu segi alat-alat bicara dan penggunaannya dalam menghasilkan bunyi bahasa dan sifat akustik bunyi yang telah dihasilkan
Verhaar,
1996
• Ilmu yang menyelidiki penghasilan,
penyampaian, dan penerimaan bunyi bahasa (interdisipliner linguistik dengan fisika, anatomi dan psikologi)
Jenis fonetik
Fonetik organis/ fonetik artikulatoris/ fonetik fisiologis: mempelajari bagaimana bunyi bahasa dihasilkan alat ucap manusiadan bagaimana bunyi itu diklasifikasikan berdasarkan alat ucap yang berperan dalam menghasilkan bunyi bahasa tersebut Fonetik Akustik adalah cabang ilmu fonetik yang menyelidiki ciri-ciri
JENIS FONETIK
Fonetik Fonetik Fonetik
Organis Akustik Auditoris
Pembicara Getaran Udara Pendengar
Udara mengalir, fonasi
Artikulasi, oro-nasal
Frekuensi,amplitud o
resonansi
Alat Ucap Manusia
Artikulator aktif dan pasif 1. Pangkal lidah/ dorsum 2. Tengah lidah/medium
3. Daun lidah/ blade of the tongue/lamina 4. Ujung lidah/ tip of the tongue/ apex
5. Anak tekak/uvula
6. Langit-langit lunak/ velum/ soft palate 7. Langit-langit keras/ hard palate/ palatum 8. Lengkung kaki gigi/ gusi/ alveolum
9. Gigi atas/ upper teeth/ denta 10.Bibir atas/ upper lip/ labia 11.Bibir bawah/ lower lip/ labia Alat ucap pendukung
12.paru-paru/ lungs
13.Batang tenggorok/ trachea 14.Pangkal tenggorok/ larynk 15.Pita-pita suara/ vocal cord
16.Rongga kerongkongan/ pharynk
17.Latup pangkal tenggorokan/ epiglotis 18.Akar lidah/ root of the tongue)
19.Rongga mulut (Oral cavity) 20.Ronggahidung (nose cavity)
Syarat dapat terjadinya bunyi
bahasa
Ada udara yang mengalir masuk dan keluar dari paru-paru.Udara yang keluar dari paru-paru sebagian dimanfaatkan dalam menghasilkan
bunyi bahasa
Proses fonasi; bergetarnya pita suara karena kedua pita suara merapat sehingga glotis dalam keadaan tertutup, dan tertutup rapat. Proses menghasilkan
bunyi bahasa bersuara..
Proses artikulasi; bertemunya artikulator aktif dengan artikulator pasif. Proses artikulasi menghasilkan bunyi bahasa kontoid (konsonan).
Proses oro-nasal; mengeluarkan udara melalui rongga mulut atau rongga hidung, pengeluaran udara melalui rongga hidung menghasilkan bunyi nasal dan
Cara kerja alat ucap manusia
Udara masuk paru-paru (melalui pangkal tenggorok) dalam pangkal tenggorok terdapat tulang rawan tiroid, sepasang pita suara (sisi depan dari dua pita suara terkait pada tiroid sisi-sisi lain terkait pada tulang rawan aritenoid), dua tulang rawan aritenoid serta tulang rawan krikoid (menempel pada tulang rawan aritenoid). Sistem otot tulang aritenoid dapat menggerakkan kedua pita suara sehingga pita suara dapat membuka lebar, membuka, menutup dan menutup rapat. Membuka menutupnya pita suara menghasilkan celah (ruang di antara pita suara yang disebut glotis. Dengan demikian ada empat posisi glotis (1) terbuka lebar sewaktu bernafas biasa, (2) terbuka sewaktu menghasilkan bunyi bahasa tak bersuara, (3) tertutup sewaktu menghasilkan bunyi bahasa bersuara, dan tertutup rapat sewaktu menghasilkan bunyi hamzah. Dalam menghasilkan bunyi bahasa setelah melewati pita suara udara
Klasifikasi bunyi bahasa
A. Klasifikasi bunyi bahasa berdasarkan rongga yang dilalui udara
1. Bunyi oral; bunyi bahasa yang dihasilkan udara keluar dari paru-paru disalurkan melallui rongga mulut
Bunyi bahasa oral [p, t, ṭ , c, k, b, d, ḑ, j, g, s, h, l, r, w, y, ? ] dan semua vokal
2. Bunyi nasal; bunyi bahasa yang dihasilkan udara keluar dari paru-paru disalurkan melallui rongga hidung
Bunyi nasal: [m, n, ñ, ŋ ]
B. Klasifikasi bunyi bahasa berdasarkan ada tidaknya proses artikulasi
Vokal-vokal kardinal; bunyi bahasa yang termsuk vokal yang mempunyai kualitas bunyi tertentu, keadaan lidah tertentu dan bentuk bibir tertentu yang telah dipilih sedemikian rupa sehingga dapat dibentuk dalam suatu gambar bunyi yaitu dalam
rangka bunyi vokal kardinal
Depan
Tinggi [i] Tengah Belakang
[u] [e]
Madya [o]
[ɛ]
[ ]ɔ
Klasifikasi vokal
berdasarkan bentuk
bibir
Vokal bulat;
vokal yang
dihasilkan
dengan bentuk
bibir bulat
[u]. [o], dan
[ ]
ɔ
Vokal tak bulat;
dalam
menghasilkan
vokal ini posisi bibir
tidak bulat/
•
bunyi bahasa
yang
dihasilkan
dengan cara
aliran udara di
atas glotis
dihambat oleh
alat ucap
manusia
dengan
adanya proses
artikulasi
Dasar Klasifikasi
konsonan
alat ucap
yang
berperan
dalam
proses
artikulasi
jenis
hambata
n udara
bergetar
tidaknya
Klasifikasi konsonan berdasarkan alat
ucap
• bunhyi bahasa yang dihasilkan dengan bertemunya
artikulator aktif bibir bawah dengan artikulator pasif bibir atas
• [p], [b], dan [m]
Bilabial
• bunyi bahasa yang dihasilkan dengan proses bertemunya artikulator aktif bibir bawah dengan artikulator pasif gigi atas
• [f], [v], dan [w]
Labio-dental
• bunyi bahasa yang dihasilkan dengan proses
bertemunya artikulator aktif ujung lidah dengan artikulator pasif gigi atas
• [t] dan [d]
Apiko-dental
• bunyi bahasa yang dihasilkan dengan proses
bertemunya artikulator aktif ujung lidah dengan artikulator pasif ceruk kaki
• [n], [l], dan [r]
Apiko-alveolar
• bunyi bahasa yang dihasilkan dengan proses
bertemunya artikulator aktif ujung lidah dengan artikulator pasif langit-langit keras
• [ţ] dan [ḑ]
• bunyi bahasa yang dihasilkan dengan proses
bertemunya artikulator aktif daun lidah dengan artikulator pasif ceruk kaki gigi
• [s] dan [z]
Lamino-alveolar
• bunyi bahasa yang dihasilkan dengan proses
bertemunya artikulator aktif tengah lidah dengan artikulator pasif langit-langit keras
• [c]. [j], [ñ], dan [y]
Medio-palatal
• bunyi bahasa yang dihasilkan dengan proses
bertemunya artikulator aktif pangkal lidah dengan artikulator pasif langit-langit lunak
• [k], [g], dan [ŋ]
Dorso-velar
• bunyi bahasa yang dihasilkan dengan peranan hambatan
udara oleh anak tekak
• [R]
Uvular
• bunyi bahasa yang dihasilkan dengan peranan hambatan di rongga kerongkongan/ faring
• [h]
Faringal
• bunyi bahasa yang dihasilkan dengan peranan hambatan udara oleh glotis
• [?]
Klasifikasi konsonan
berdasarkan jenis hambatan
udara
Konsonan letup/ konsonan stop/ konsonan hambat letus/ konosonan hambat letup; udara keluar dari paru-paru dihambat secara penuh kemudian dilepaskan secara tiba-tiba[p.b, t, d, ţ, ḑ, c, j, k, g, dan ?]
Konsonan geser/ frikatif; udara keluar dari paru-paru mengalami geseran, karena jalannya arus udara yang dihembuskan mengalami penyempitan sehingga udara bergeser. [f. v, s, z, x,
dan h] Konsonan lateral/ konsonan sampingan; udara keluar dari paru-paru dihembuskan melalui sisi— sisi lidah. Udara dihambat di tengah mulut oleh ujung lidah yang menyentuh gusi. [l] Konsonan getar/ konsonan getaran: udara keluar dari paru-paru sesampai di mulut udara bergetar karena udara dihambat oleh ujung lidah yang menyentuh alveolum dan dihembuskan berulang-ulang dengan cepat .
Klasifikasi konsonan berdasarkan
bergetas tidaknya pita suara
• sewaktu diproduksi bunyi
bahasa tersebut pita sura bergetar/ disertai dengan proses fonasi
• [ b. m, d, ḑ, j, ñ , g, ŋ, n, l, r, w,
y] dan semua vokal
Konsonan
bersuara
• sewaktu diproduksi bunyi
bahasa tersebut tidak
disertai dengan bergetarnya pita sura / tanpa disertai
dengan proses fonasi
• [p, t, ţ, c, k, f, s, x]
Konsonan
takbersua
Klasifikasi bunyi bahasa berdasarkan
jumlah
Vokal
tunggal (monofton
g)
rangkap (diftong)
Kosonan
Cara Hambat Artikulasi
Hambat letup
Senga u
Samp ingan
Gesera n
Getar Semi vokal
Ar tik
ul as
i
Fonasi B T B B B T B B
Bilabial
b
p
m
Labio-dental
w
Apiko-dental
d
t
Apiko –alveolar
n
l
r
Apiko-palatal
ḑ
ţ
Lamino-alveolar
s
Medio-palatal
j
c
ñ
y
Dorso-velar
g
k
ŋ
Laringal
h