• Tidak ada hasil yang ditemukan

BEST PRACTICE PENGEMBANGAN KULTUR BERKARAKTER MELALUI KEGIATAN DISKUSI ILMIAH RUMPUN KEILMUAN MANAJEMEN KEUANGAN DI PROGRAM STUDI MANAJEMEN, FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BEST PRACTICE PENGEMBANGAN KULTUR BERKARAKTER MELALUI KEGIATAN DISKUSI ILMIAH RUMPUN KEILMUAN MANAJEMEN KEUANGAN DI PROGRAM STUDI MANAJEMEN, FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEGIATAN

BEST PRACTICE PENGEMBANGAN KULTUR BERKARAKTER

Oleh:

Naning Margasari, M.Si /NIP. 19681210 199802 2 001 Muniya Alteza, M.Si / NIP. 19810224 200312 2 001 Lina Nur Hidayati, MM /NIP. 19811022 200501 2 001

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BEST PRACTICE PENGEMBANGAN KULTUR BERKARAKTER MELALUI KEGIATAN DISKUSI ILMIAH RUMPUN KEILMUAN MANAJEMEN

KEUANGAN DI PROGRAM STUDI MANAJEMEN, FAKULTAS EKONOMI

(2)
(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Upaya peningkatan pendidikan nasional dilakukan baik dari segi kuantitasnya maupun

kualitas pendidikan itu sendiri. Dari segi kuantitas, Indonesia telah berusaha melalui

kementerian pendidikan nasional dengan menyebarkan pendidikan untuk semua (Education

For All) seperti yang dicanangkan oleh bank dunia untuk memberantas kemiskinan dan

kebodohan di seluruh dunia. Oleh bank dunia, pendidikan juga menjadi salah satu tujuan

Millennium Development Goals (MDGs) untuk memberantas kemiskinan di Negara-negara

tertinggal dan Negara-negara yang sedang berkembang. Bank dunia telah mencatat bahwa pada

tahun 2008 tingkat melek huruf Indonesia untuk usia dewasa telah meningkat menjadi 92%.

Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia telah berkembang dengan baik. Data Biro

Pusat Statistik juga mencatat bahwa tingkat partisipasi pendidikan untuk penduduk usia 7-12

tahun sudah mencapai 98%. Ini mengindikasikan bahwa apa yang menjadi tujuan nasional dan

tujuan pembangunan millennium sudah secara relatif telah berkembang dan maju dengan baik.

Namun demikian seperti masih ada satu masalah di mana pendidikan manusia seutuhnya belum

tercapai seperti yang diinginkan. Masalah yang dihadapi bangsa ini akhir-akhir ini adalah

berubahnya karakter dan kepribadian bangsa Indonesia. Kepribadian dan karakter yang selalu

dicita-citakan dan didambakan yang menjadi ciri kas bangsa ini telah luntur oleh waktu dan

jaman. Masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan mengarah pada bergesernya nilai-nilai

luhur bangsa Indonesia yang tercerminkan memburuknya moral, karakter dan kepribadian.

Menurut Ardian (2012) Proses pembentukan karakter, baik disadari maupun tidak, akan

(4)

dalam perilakunya sehari-hari. Universitas sebagai lembaga pendidikan tinggi adalah salah satu

sumber daya yang penting. Di dunia pendidikan masih banyak terjadi plagiasi karya-karya

ilmiah dan publikasi, banyak mahasiswa yang menyontek, datang terlambat di kelas, tidak

hormat pada dosen dan guru serta banyak perilaku lain yang tidak sesuai dengan karakter

pelajar atau mahasiswa. Beberapa masih ada yang berani merusak infrastruktur di kampus,

membuang sampah sembarangan, bicara kotor dan rendah motivasi, rendah inovasi dan rendah

kreatifitas mahasiswa yang semua itu menghambat pembangunan pendidikan nasional.

Indikator yang sangat diharapkan dari adanya proses pendidikan yang baik adalah sifat

dan nurani yang luhur, berkarakter, bermoral dan berakhlak yang baik. Berbagai metode dan

cara telah ditempuh oleh Kementerian Pendidikan Nasional untuk mewujudkan indikator

keberhasilkan proses pendidikan, yaitu dengan memantapkan kurikulum yang dikembangkan

dan diterapkan di semua level pendidikan, baik pendidikan tinggi, menengah atau dasar.

Menurut Panduan Best Practice Pengembangan Kultur Berkarakter (2015), inisiasi

pengimplementasian pendidikan karakter dirasa belum optimal untuk memberikan dasar

pemberlakuan yang sama bagi semua. Contoh yang ada dipandang masih sangat kurang

kuantitasnya, belum representative untuk fakultas dan rumpun keilmuan yang ada di UNY.

Pengembangan kultur universitas belum menyentuh manajemen di jurusan atau program studi.

Di samping itu ketersediaan perangkat dan instrumen untuk mengukur keefektifan dan efisiensi

implementasi pendidikan karakter di UNY masih belum memadai.

Menurut Ibnu Adam (2014), Dosen, memiliki peranan yang penting dalam

pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Peranan utama dosen antara lain,

mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang dibingkai

(5)

Melaksanakan pendidikan dan pengajaran; b) Melaksanakan penelitian; dan c) Melaksanakan

pengabdian pada masyarakat. Melalui kegiatan pembelajaran dosen hendaknya tidak hanya

mengenalkan kepada mahasiswa mengenai fakta, konsep, prinsip dan prosedur saja, tetapi

mahasiswa hendaknya diarahkan untuk bisa sampai pada tahapan bagaimana mampu

menganalisis, mensintesis, mengevaluasi dan merefleksikan berbagai persoalan yang relevan.

Dosen juga berkewajiban untuk meneliti sehingga dosen mampu menyebarluaskan ilmu

pengetahuan yang dipelajari atau diteliti di Perguruan Tinggi kepada masyarakat luas. Secara

bersinergi bersama komponen lain, dosen sebagai bagian dari perguruan tinggi turut

berpartisipasi dalam membangun dunia pendidikan, sehingga karakter unggul terbentuk melalui

ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi modal dasar bangsa dalam mencerdaskan

masyarakat.

2. Tujuan Program

Tujuan dari kegiatan ini ialah:

1. Dosen rumpun mata kuliah mendapatkan update keilmuan dalam rangka mendorong

nilai kecerdasan (kecendekiaan) dengan forum diskusi ilmiah.

2. Pengembangan nilai kedisiplinan, kepedulian, tanggungjawab, kerjasama, kesantunan

dan toleransi

3. Target Kegiatan

Target yang ingin dicapai dalam kegiatan ini ialah:

a. Tingkat kehadiran dosen dalam mengikuti diskusi minimal 75%

b. Meningkatnya pengetahuan dosen dalam bidang rumpun keilmuan manajemen

(6)

c. Meningkatnya kemampuan dosen dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari

diskusi tersebut untuk mendukung proses pembelajaran di kelas.

d. Meningkatnya kemampuan dosen dalam menyusun rancangan penelitian bersama untuk

menunjang tridharma perguruan tinggi.

e. Dosen memiliki karakter terpuji yang dapat menjadi teladan bagi mahasiswa dalam

proses pembelajaran. Karakter tersebut antara lain: kecerdasan (cendekia), kedisplinan,

(7)

BAB II

RANCANGAN KEGIATAN

1. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan

Best practice pengembangan kultur berkarakter ini diwujudkan dalam kegiatan diskusi

ilmiah dan kegiatan pengembangan lain dalam rumpun manajemen keuangan. Diskusi

ilmiah berupa current issues manajemen keuangan, diskusi pembuatan media pembelajaran,

diskusi rancangan penelitian bersama dan diskusi penyusunan perangkat pembelajaran.

Aspek karakter yang dikembangkan dalam kegiatan ini antara lain: kecerdasan (cendekia),

kedisplinan, kepedulian, tanggungjawab, kerjasama, kesantunan dan toleransi.

2. Rencana Kerja

Tabel 1. Tahap Pelaksanaan Kegiatan

No Kegiatan Uraian Kegiatan

1. Persiapan a. Penyusunan Proposal

b. Seleksi Proposal

c. Penyusunan Materi Diskusi

2. Pelaksanaan a. Diskusi Current Issues I (topik disepakati pada tahap

persiapan)

b. Diskusi Penyusunan Perangkat Pembelajaran

(misalnya penyusunan Rencana Pembelajaran

Semester)

c. Diskusi Current Issues II (topik disepakati pada

tahap persiapan)

d. Diskusi Rancangan Penelitian Bersama

3. Evaluasi a. Evaluasi Kegiatan setiap akhir diskusi

b. Penyusunan draft laporan kegiatan

c. Seminar Hasil Kegiatan

(8)

BAB III

PELAKSANAAN PROGRAM

1. Hasil Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan dalam rangka best practice pengembangan kultur berkarakter ini dilaksanakan

dalam bentuk diskusi ilmiah sebanyak 4 (empat) kali. Perincian dari kegiatan yang telah

dilakukan adalah:

1. Diskusi current issues I

Diskusi current issue bidang manajemen yang pertama diselenggarakan pada hari

Sabtu tanggal di Ruang Sidang Dekanat FE UNY. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh

dosen Program Studi Manajemen FE UNY. Materi yang didiskusikan adalah Peran

Intellectual Capital dalam Meningkatkan Nilai Perusahaan.

2. Diskusi Penyusunan Perangkat Pembelajaran

Kegiatan kedua adalah diskusi penyusunan perangkat pembelajaran yang dalam hal

ini adalah diskusi penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan media

pembelajaran berupa handout dan modul. Kegiatan ini diselenggarakan pada hari

Senin tanggal 19 Oktober 2015 di Ruang Dosen Jurusan Manajemen. Dari 16 orang

dosen Program Studi Manajemen, ada 9 orang dosen yang hadir dalam kegiatan ini.

Output dari kegiatan ini adalah tersusunnya RPS dan handout untuk mata kuliah

Manajemen Keuangan Lanjutan, Manajemen Lembaga Keuangan dan Manajemen

Treasury. Selain itu juga telah tersusun embrio modul untuk mata kuliah Manajemen

Keuangan Lanjutan dan Manajemen Treasury.

3. Diskusi current issues II

Diskusi current issue yang kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 28 Oktober

2015 bertempat di Ruang Dosen Jurusan Manajemen FE UNY. Kegiatan ini dihadiri

oleh seluruh dosen Program Studi Manajemen FE UNY. Topik yang didiskusikan

adalah Pasar Obligasi di Asia Tenggara

4. Diskusi Penyusunan Rancangan Penelitian Bersama

Kegiatan yang terakhir dilaksanakan dalam rangka best practice pengembangan

(9)

manajemen keuangan. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 5

November 2015 di Laboratorium SDM FE UNY. Diskusi ini dihadiri oleh 4 (empat)

dosen dari total 5 orang dosen konsentrasi keuangan yang ada di Program Studi

Manajemen FE UNY. Dari kegiatan diskusi ini berhasil dirumuskan rancangan

penelitian bersama dengan topik pengembangan model pendidikan literasi keuangan.

2. Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kegiatan

Hasil kegiatan pelaksanaan best practice pengembangan kultur berkarakter melalui kegiatan

diskusi ilmiah rumpun manajemen keuangan yang telah dilakukan di Program Studi

Manajemen FE UNY dievaluasi melalui terinisiasikannya nilai-nilai karakter sebagai

berikut:

Tabel 2. Ketercapaian Indikator Aspek Karakter Setiap Kegiatan

Kegiatan Aspek topik terkini rumpun manajemen keuangan Kedisplinan  Dosen menghadiri

kegiatan diskusi current issues I sesuai dengan jadwal yang disepakati

 Dosen datang tepat waktu dan mengikuti proses diskusi

dengan baik.

 Seluruh dosen Program Studi Manajemen hadir sesuai dengan jadwal yang disepakati  Beberapa dosen Program Studi

Manajemen tidak hadir tepat waktu

Kepedulian  Dosen bersedia untuk membagi perkembangan ilmu yang dimiliki

dengan dosen lain

 Dari 16 orang dosen Program Studi

(10)

 Dosen bersedia untuk membagi perkembangan ilmu yang dimiliki

dengan mahasiswa

yang dimiliki dengan dosen lain dan mahasiswa

Tanggung jawab

 Dosen bersedia melakukan

presentasi di diskusi current issues I ilmiah sesuai dengan jadwal yang

disepakati

 1 orang dosen yang bertugas bersedia melakukan presentasi di diskusi current issues I ilmiah sesuai dengan jadwal yang disepakati

Kerjasama  Dosen bersama-sama dengan rekan lain dalam upaya memperbaharui

 Seluruh dosen bersedia bekerjasama dengan rekan lain dalam upaya memperbaharui

kelimuannya sesuai dengan perkembangan topik terkini rumpun manajemen keuangan

Kesantunan  Dosen menggunakan bahasa lisan yang sopan pada waktu berbicara untuk menyampaikan ide pada waktu diskusi ilmiah current issues I

 Dosen menggunakan bahasa lisan yang sopan saat

menyanggah pendapat orang lain pada waktu diskusi ilmiah current issues I

 Seluruh dosen

menggunakan bahasa lisan yang sopan pada waktu berbicara untuk menyampaikan ide pada waktu diskusi ilmiah current issues I  Tidak semua dosen

menggunakan bahasa lisan yang sopan pada saat menyanggah pendapat orang lain di diskusi ilmiah current issues I. Misalnya: memotong pembicaraan dengan melontarkan guyonan.

Toleransi  Dosen memberikan kesempatan pada rekan lain untuk berbicara di forum diskusi current issues I

 Seluruh dosen

(11)

 Dosen menerima adanya perbedaan pendapat dalam proses diskusi current issues I  Dosen tidak

berdiskusi sendiri ketika ada rekan lain yang sedang

menyampaikan presentasi di sesi diskusi

adanya perbedaan pendapat dalam proses diskusi current issues I  Masih ada dosen yang

berdiskusi sendiri ketika ada rekan lain yang sedang menyampaikan presentasi di sesi diskusi  Masih ada dosen yang yang sesuai dengan perkembangan ilmu

 Tersusun Rencana Pembelajaran Semester (RPS) untuk mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan, Manajemen Lembaga Keuangan dan Manajemen Treasury  Tersusun handout untuk

mata kuliah Manajemen Keuangan, Manajemen Keuangan Lanjutan, Manajemen Lembaga Keuangan dan

Manajemen Treasury  Tersusun embrio modul

untuk mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan dan

Manajemen Treasury Kedisplinan  Dosen menghadiri

kegiatan diskusi penyusunan pengembangan media pembelajaran sesuai dengan jadwal yang telah disepakati

 Dosen datang tepat waktu dan mengikuti proses diskusi Manajemen, 9 orang menghadiri kegiatan diskusi penyusunan pengembangan media pembelajaran sesuai dengan jadwal yang telah disepakati

 Dari 9 orang dosen yang hadir, 7 orang datang tepat waktu.

(12)

dengan baik. Kepedulian  Dosen bersedia

untuk membagi perkembangan ilmu yang dimiliki

dengan dosen lain  Dosen bersedia

untuk membagi perkembangan ilmu yang dimiliki

dengan mahasiswa

 Seluruh dosen Program Studi Manajemen bersedia untuk membagi perkembangan ilmu yang dimiliki dengan dosen lain maupun mahasiswa

Tanggung jawab

 Dosen bersedia menyusun RPS, handout maupun modul sesuai dengan pembagian tugas yang disepakati

 Seluruh dosen yang diberi tugas

menyelesaikan penyusunan RPS, handout maupun modul sesuai dengan

pembagian tugas yang disepakati

Kerjasama  Dosen bersama-sama dengan rekan lain dalam

mengembangkan perangkat

pembelajaran dengan pembagian tugas yang jelas

 Seluruh dosen Program Studi Manajemen bersedia bekerjasama dengan rekan lain dalam mengembangkan

perangkat pembelajaran dengan pembagian tugas yang jelas

Kesantunan  Dosen menggunakan bahasa lisan yang sopan pada waktu berbicara untuk menyampaikan ide pada diskusi ilmiah  Dosen menggunakan

bahasa lisan yang sopan pada waktu berbicara untuk menyanggah pendapat orang lain pada diskusi ilmiah

 Seluruh dosen Program Studi Manajemen menggunakan bahasa lisan yang sopan pada waktu berbicara untuk menyampaikan ide pada waktu diskusi ilmiah penyusunan perangkat pembelajaran

(13)

Toleransi  Dosen memberikan kesempatan pada rekan lain untuk berbicara di forum diskusi

 Dosen menerima adanya perbedaan pendapat dalam proses diskusi  Dosen tidak

berdiskusi sendiri ketika ada rekan lain yang sedang

menyampaikan presentasi di sesi diskusi

 Seluruh dosen Program Studi Manajemen yang hadir memberikan kesempatan pada rekan lain untuk berbicara di forum diskusi

penyusunan perangkat pembelajaran

 Seluruh dosen Program Studi Manajemen yang hadir menerima adanya perbedaan pendapat dalam proses diskusi penyusunan perangkat pembelajaran

 Masih ada dosen yang berdiskusi sendiri ketika ada rekan lain yang sedang menyampaikan presentasi di sesi diskusi Diskusi topik terkini rumpun manajemen keuangan Kedisplinan  Dosen menghadiri

kegiatan diskusi sesuai dengan jadwal yang telah disepakati

 Dosen datang tepat waktu dan mengikuti proses diskusi

dengan baik.

 Dari 16 orang dosen Program Studi

Manajemen, 12 orang hadir sesuai dengan jadwal yang disepakati  Dari 12 orang dosen

yang hadir, 10 orang datang tepat waktu.

Kepedulian  Dosen bersedia untuk membagi perkembangan ilmu yang dimiliki

dengan dosen lain  Dosen bersedia

untuk membagi perkembangan ilmu

 Seluruh dosen yang hadir bersedia membagi perkembangan ilmu yang dimiliki dengan dosen lain dan mahasiswa

(14)

yang dimiliki dengan mahasiswa Tanggung

jawab

 Dosen bersedia melakukan presentasi di sesi diskusi ilmiah sesuai dengan jadwal yang disepakati

 1 orang dosen yang bertugas bersedia melakukan presentasi di diskusi current issues II ilmiah sesuai dengan jadwal yang disepakati Kerjasama  Dosen

bersama-sama dengan rekan lain dalam upaya memperbaharui

 Seluruh dosen yang hadir bersedia bekerjasama dengan rekan lain dalam upaya memperbaharui

kelimuannya sesuai dengan perkembangan topik terkini rumpun manajemen keuangan

Kesantunan  Dosen menggunakan bahasa lisan yang sopan pada waktu berbicara untuk menyampaikan ide pada waktu diskusi ilmiah

 Dosen menggunakan bahasa lisan yang sopan pada waktu berbicara untuk menyanggah pendapat orang lain pada waktu diskusi ilmiah

 Seluruh dosen yang hadir menggunakan bahasa lisan yang sopan pada waktu berbicara untuk menyampaikan ide pada diskusi ilmiah current issues II  Seluruh dosen yang

hadir menggunakan bahasa lisan yang sopan pada waktu menyanggah pendapat orang lain pada diskusi ilmiah current issues II

Toleransi  Dosen memberikan kesempatan pada rekan lain untuk berbicara di forum diskusi

 Dosen menerima adanya perbedaan pendapat dalam proses diskusi  Dosen tidak

berdiskusi sendiri ketika ada rekan lain

 Seluruh dosen yang hadir memberikan kesempatan pada rekan lain untuk berbicara di forum diskusi current issues II

(15)

yang sedang menyampaikan presentasi di sesi diskusi

berdiskusi sendiri ketika ada rekan lain yang sedang menyampaikan presentasi di sesi diskusi Diskusi

 Tersusun rancangan penelitian bersama bidang keuangan dengan topik pengembangan model pendidikan literasi keuangan

Kedisplinan  Dosen menghadiri kegiatan diskusi sesuai dengan jadwal yang telah disepakati

 Dosen datang tepat waktu dan mengikuti ptoses diskusi

dengan baik.

 Dari 5 orang dosen konsentrasi keuangan, 4 orang dosen menghadiri kegiatan diskusi

rancangan penelitian bersama sesuai dengan jadwal yang telah disepakati

 Dari 4 orang dosen yang hadir semuanya datang tepat waktu.

Kepedulian  Dosen bersedia untuk membagi perkembangan ilmu yang dimiliki

dengan dosen lain  Dosen bersedia

untuk membagi perkembangan ilmu yang dimiliki

dengan mahasiswa

 Seluruh dosen

konsentrasi keuangan bersedia untuk membagi perkembangan ilmu yang dimiliki dengan dosen lain maupun mahasiswa

Tanggung jawab

 Dosen bersedia melakukan brainstorming mengenai topik penelitian keuangan

 Seluruh dosen bersedia melakukan

brainstorming mengenai topik penelitian

keuangan Kerjasama  Dosen

bersama-sama dengan rekan lain dalam

menyusun rancangan proposal penelitian dengan pembagian

 Seluruh dosen

(16)

tugas yang jelas dengan pembagian tugas yang jelas

Kesantunan  Dosen menggunakan bahasa lisan yang sopan pada waktu berbicara untuk menyampaikan ide waktu diskusi ilmiah  Dosen menggunakan

bahasa lisan yang sopan pada waktu berbicara untuk menyanggah pendapat orang lain pada waktu diskusi ilmiah

 Seluruh dosen

konsentrasi keuangan yang hadir dalam sesi diskusi menggunakan bahasa lisan yang sopan pada waktu berbicara  Seluruh dosen

konsentrasi keuangan yang hadir dalam sesi diskusi menggunakan bahasa lisan yang sopan pada waktu menyanggah pendapat orang lain

Toleransi  Dosen memberikan kesempatan pada rekan lain untuk berbicara di forum diskusi

 Dosen menerima adanya perbedaan pendapat dalam proses diskusi  Dosen tidak

berdiskusi sendiri ketika ada rekan lain yang sedang

menyampaikan presentasi di sesi diskusi

 Seluruh dosen

konsentrasi keuangan yang hadir di sesi diskusi memberikan kesempatan pada rekan lain untuk berbicara  Seluruh dosen

konsentrasi keuangan yang hadir menerima adanya perbedaan pendapat dalam proses diskusi penyusunan rancangan penelitian bersama

 Masih ada dosen yang berdiskusi sendiri ketika ada rekan lain yang sedang menyampaikan presentasi di sesi diskusi

Berdasarkan evaluasi pelaksanaan dan hasil kegiatan dapat diidentifikasi faktor pendukung

dan faktor penghambat dalam pelaksanaan best practice pengembangan kultur berkarakter.

Secara umum faktor pendukung dan faktor penghambat tersebut adalah:

Faktor pendukung:

1. Antusiasme para dosen Program Studi Manajemen FE UNY yang cukup tinggi untuk

(17)

2. Kerjasama yang baik antar dosen dalam pelaksanaan kegiatan.

Faktor penghambat:

1. Keterbatasan pelaksanaan program kegiatan dan sulitnya mencari waktu untuk

pelaksanaan kegiatan karena masing-masing dosen memiliki tingkat kesibukan yang

tinggi.

(18)

BAB V

PENUTUP

1. Simpulan

Berdasarkan hasil kegiatan best practice pengembangan kultur berkarakter melalui

kegiatan diskusi ilmiah rumpun keilmuan manajemen keuangan di Program Studi

Manajemen FE UNY dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Dosen Program Studi Manajemen FE UNY mendapatkan update keilmuan dalam

rangka mendorong nilai kecendekiaan dengan forum diskusi ilmiah.

b. Terinisiasikannya pengembangan karakter kedisplinan, kepedulian, tanggung jawab,

kerjasama, kesantunan, dan toleransi.

2. Implikasi

a. Dengan melihat 7 aspek karakter yang dilihat melalui kegiatan ini, maka dapat

dikatakan dosen Prodi Manajemen telah mencoba menginisiasi best practice

pengembangan kultur berkarakter.

b. Namun demikian ada 2 aspek karakter (kedisplinan dan toleransi yang masih rendah)

yang harus benar-benar diperhatikan dan ditanamkan pada dosen, khususnya dosen

Prodi Manajemen dan dosen di prodi lain pada umumnya, karena aspek ini sering

diabaikan oleh dosen.

3. Saran/ Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat diberikan untuk keberlanjutan pengembangan kultur berkarakter

di lingkungan Universitas Negeri Yogyakarta adalah:

a. Kegiatan best practice pengembangan kultur berkarakter seyogyanya diselaraskan

dengan semua stakeholder di kampus.

b. Implementasi kegiatan best practice sebaiknya dilakukan secara terintegrasi di

(19)

DAFTAR PUSTAKA

http://lebah-emas.blogspot.com/2014/04/membentuk-pendidikan-karakter-di.html, diakses

Jumat, 28 Agustus 2015

https://aridianadityo.wordpress.com/2012/12/15/pentingnya-pendidikan-berkarakter-bagi-mahasiswa/, diakses Jumat, 28 Agustus 2015

Ibnu Adam (2014), Membentuk Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi

Panduan Best Practice Pengembangan Kultur Berkarakter, (2015), Universitas Negeri Yogyakarta

(20)

LAMPIRAN

Aspek Karakter yang dikembangkan dalam Kegiatan Diskusi Ilmiah Rumpun

Manajemen Keuangan

Gambaran singkat aspek karakter yang dipilih dalam best practice pengembangan kultur

berkarakter yang hendak diinisiasikan dapat dilihat dalam tabel berikut:

No Aspek Karakter Indikator

1 Kecerdasan (cendekia)

 Dosen dapat memperbaharui kelimuannya sesuai dengan perkembangan topik terkini rumpun manajemen keuangan  Dosen dapat menyusun perangkat pembelajaran seperti

Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan media pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan ilmu manajemen keuangan

 Dosen dapat menyusun rancangan penelitian bidang manajemen keuangan dengan mengakomodasi isu terkini yang dibutuhkan oleh masyarakat luas

2 Kedisiplinan  Dosen mengikuti setiap kegiatan diskusi sesuai dengan jadwal yang telah disepakati

 Dosen datang tepat waktu ketika kegiatan diskusi

 Dosen bersedia mengikuti kegiatan diskusi dari awal sampai akhir

3 Kepedulian  Dosen bersedia untuk membagi perkembangan ilmu yang dimiliki dengan dosen lain

 Dosen bersedia untuk membagi perkembangan ilmu yang dimiliki dengan mahasiswa

4 Tanggung jawab  Dosen melakukan presentasi di sesi diskusi ilmiah sesuai dengan jadwal yang disepakati

 Dosen bersedia menyusun perangkat pembelajaran

 Dosen bersedia menyusun rancangan penelitian yang sesuai dengan bidang keahlian

5 Kerjasama  Dosen bersama-sama dengan rekan lain dalam mengembangkan perangkat pembelajaran

 Dosen bersama-sama dengan rekan lain dalam menyusun rancangan proposal penelitian dengan pembagian tugas yang jelas

(21)

berbicara untuk menyampaikan ide pada waktu diskusi ilmiah  Dosen menggunakan bahasa lisan yang sopan pada saat

menyanggah pendapat orang lain pada waktu diskusi ilmiah 7 Toleransi  Dosen memberikan kesempatan pada rekan lain untuk

berbicara di forum diskusi

 Dosen menerima adanya perbedaan pendapat dalam proses diskusi

 Dosen berani menegur teman sesame dosen yang berbicara dengan teman lainnya selama ada diskusi

 Tidak ada dosen yang berbicara sendiri di belakang  Semua dosen mendengarkan dengan baik materi yang

(22)

PENGEMBANGAN KULTUR BERKARAKTER MELALUI KEGIATAN DISKUSI ILMIAH RUMPUN KEILMUAN

MANAJEMEN KEUANGAN

Oleh:

Naning Margasari, Muniya Alteza, Lina Nur Hidayati

FE Universitas Negeri Yogyakarta

Abstrak

Keprihatinan di bidang pendidikan yang sedang dihadapi bangsa ini adalah berubahnya karakter dan kepribadian bangsa Indonesia. Karakter dan kepribadian bangsa ini telah luntur oleh waktu dan perubahan jaman. Nilai-nilai luhur bangsa Indonesia telah bergeser yang tercermin pada memburuknya moral, karakter dan kepribadian. Karena kondisi inilah maka perlu strategi dan tindakan yang nyata untuk menanamkan kembali nilai-nilai luhur sehingga karakter-karakter anak bangsa tidak luntur atau hilang ditelan perubahan jaman. Kami mencoba mengembangkan kultur berkarakter melalui diskusi ilmiah rumpun keilmuan Manajemen Keuangan di Program Studi Manajemen, FE, UNY. Hasilnya menunjukkan bahwa dari ke 7 karakter yang dinilai ataupun yang diobservasi menunjukkan bahwa belum semua karakter terlaksana dengan baik. Adalah karakter kedisiplinan dan toleransi yang masih lemah dan perlu mendapat perhatian berlebih.

Kata kunci: karakter, diskusi, disiplin, dan toleransi

Pendahuluan

Upaya peningkatan pendidikan nasional dilakukan baik dari segi kuantitasnya

maupun kualitas pendidikan itu sendiri. Dari segi kuantitas, Indonesia telah berusaha

melalui kementerian pendidikan nasional dengan menyebarkan pendidikan untuk semua

(Education For All) seperti yang dicanangkan oleh bank dunia untuk memberantas

kemiskinan dan kebodohan di seluruh dunia. Oleh bank dunia, pendidikan juga menjadi

salah satu tujuan Millennium Development Goals (MDGs) untuk memberantas

kemiskinan di Negara-negara tertinggal dan Negara-negara yang sedang berkembang.

Bank dunia telah mencatat bahwa pada tahun 2008 tingkat melek huruf Indonesia untuk

usia dewasa telah meningkat menjadi 92%. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan di

Indonesia telah berkembang dengan baik. Data Biro Pusat Statistik juga mencatat

bahwa tingkat partisipasi pendidikan untuk penduduk usia 7-12 tahun sudah mencapai

98%. Ini mengindikasikan bahwa apa yang menjadi tujuan nasional dan tujuan

(23)

Namun demikian seperti masih ada satu masalah di mana pendidikan manusia

seutuhnya belum tercapai seperti yang diinginkan. Masalah yang dihadapi bangsa ini

akhir-akhir ini adalah berubahnya karakter dan kepribadian bangsa Indonesia.

Kepribadian dan karakter yang selalu dicita-citakan dan didambakan yang menjadi ciri

kas bangsa ini telah luntur oleh waktu dan jaman. Masalah yang dihadapi dalam dunia

pendidikan mengarah pada bergesernya nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang

tercerminkan memburuknya moral, karakter dan kepribadian.

Menurut Ardian (2012) Proses pembentukan karakter, baik disadari maupun

tidak, akan mempengaruhi cara individu tersebut memandang diri dan lingkungannya

dan akan tercermin dalam perilakunya sehari-hari. Universitas sebagai lembaga

pendidikan tinggi adalah salah satu sumber daya yang penting. Di dunia pendidikan

masih banyak terjadi plagiasi karya-karya ilmiah dan publikasi, banyak mahasiswa yang

menyontek, datang terlambat di kelas, tidak hormat pada dosen dan guru serta banyak

perilaku lain yang tidak sesuai dengan karakter pelajar atau mahasiswa. Beberapa masih

ada yang berani merusak infrastruktur di kampus, membuang sampah sembarangan,

bicara kotor dan rendah motivasi, rendah inovasi dan rendah kreatifitas mahasiswa yang

semua itu menghambat pembangunan pendidikan nasional.

Indikator yang sangat diharapkan dari adanya proses pendidikan yang baik

adalah sifat dan nurani yang luhur, berkarakter, bermoral dan berakhlak yang baik.

Berbagai metode dan cara telah ditempuh oleh Kementerian Pendidikan Nasional untuk

mewujudkan indikator keberhasilkan proses pendidikan, yaitu dengan memantapkan

kurikulum yang dikembangkan dan diterapkan di semua level pendidikan, baik

pendidikan tinggi, menengah atau dasar.

Menurut Panduan Best Practice Pengembangan Kultur Berkarakter (2015),

inisiasi pengimplementasian pendidikan karakter dirasa belum optimal untuk

memberikan dasar pemberlakuan yang sama bagi semua. Contoh yang ada dipandang

masih sangat kurang kuantitasnya, belum representative untuk fakultas dan rumpun

keilmuan yang ada di UNY. Pengembangan kultur universitas belum menyentuh

manajemen di jurusan atau program studi. Di samping itu ketersediaan perangkat dan

instrumen untuk mengukur keefektifan dan efisiensi implementasi pendidikan karakter

(24)

Menurut Ibnu Adam (2014), Dosen, memiliki peranan yang penting dalam

pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Peranan utama dosen antara lain,

mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang

dibingkai dalam berbagai aktivitas Tridharma Perguruan Tinggi yang mencakup

kegiatan: a) Melaksanakan pendidikan dan pengajaran; b) Melaksanakan penelitian; dan

c) Melaksanakan pengabdian pada masyarakat. Melalui kegiatan pembelajaran dosen

hendaknya tidak hanya mengenalkan kepada mahasiswa mengenai fakta, konsep,

prinsip dan prosedur saja, tetapi mahasiswa hendaknya diarahkan untuk bisa sampai

pada tahapan bagaimana mampu menganalisis, mensintesis, mengevaluasi dan

merefleksikan berbagai persoalan yang relevan. Dosen juga berkewajiban untuk

meneliti sehingga dosen mampu menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang dipelajari

atau diteliti di Perguruan Tinggi kepada masyarakat luas. Secara bersinergi bersama

komponen lain, dosen sebagai bagian dari perguruan tinggi turut berpartisipasi dalam

membangun dunia pendidikan, sehingga karakter unggul terbentuk melalui ilmu

pengetahuan dan teknologi yang menjadi modal dasar bangsa dalam mencerdaskan

masyarakat.

Kajian Literatur

Pada awalnya, manusia itu lahir hanya membawa “personality” atau kepribadian. Secara umum kepribadian manusia ada 4 macam dan ada banyak sekali teori yang

menggunakan istilah yang berbeda bahkan ada yang menggunakan warna, tetapi

polanya tetap sama. Secara umum kepribadian manusia ada 4, yaitu :

1. Koleris : tipe ini bercirikan pribadi yang suka kemandirian, tegas, berapi-api,

suka tantangan, bos atas dirinya sendiri.

2. Sanguin : tipe ini bercirikan suka dengan hal praktis, happy dan ceria selalu, suka

kejutan, suka sekali dengan kegiatan social dan bersenang-senang.

3. Plegmatis : tipe ini bercirikan suka bekerjasama, menghindari konflik, tidak suka

perubahan mendadak, teman bicara yang enak, menyukai hal yang pasti.

4. Melankolis: tipe ini bercirikan suka dengan hal detil, menyimpan kemarahan,

(25)

Di atas ini adalah teori yang klasik dan sekarang teori ini banyak sekali berkembang,

dan masih banyak digunakan sebagai alat tes sampai pengukuran potensi

manusia.Kepribadian bukanlah karakter. Setiap orang punya kepribadian yang

berbeda-beda. Dari ke 4 kepribadian tersebut, masing-masing kepribadian tersebut memiliki

kelemahan dan keunggulan masing-masing. Misalnya tipe koleris identik dengan orang yang berbicara “kasar” dan terkadang tidak peduli, sanguin pribadi yang sering susah diajak untuk serius, plegmatis seringkali susah diajak melangkah yang pasti dan terkesan pasif, melankolis terjebak dengan dilema pribadi “iya” dimulut dan “tidak” dihati, serta cenderung perfeksionis dalam detil kehidupan serta inilah yang terkadang

membuat orang lain cukup kerepotan.

Setiap manusia tidak bisa memilih kepribadiannya, kepribadian sudah hadiah

dari sang pencipta saat manusia dilahirkan. Dan setiap orang yang memiliki kepribadian

pasti ada kelemahannya dan kelebihannya di setiap aspek kehidupan sosial dan pribadi

masing-masing.Saat setiap manusia belajar untuk mengatasi kelemahannya,

memperbaiki kelemahannya, dan memunculkan kebiasaan positif yang baru maka inilah

yang disebut dengan karakter. Misalnya, seorang koleris murni tetapi sangat santun

dalam menyampaikan pendapat dan instruksi kepada sesamanya, seorang yang sanguin

mampu membawa dirinya untuk bersikap serius dalam situasi yang membutuhkan

ketenangan dan perhatian fokus. Itulah karakter. Pendidikan karakter adalah pemberian

pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti kejujuran, kecerdasan,

kepedulian dan lain-lainnya. Dan itu adalah pilihan dari masing-masing individu yang

perlu dikembangkan dan perlu dibina sejak usia dini.

Karakter tidak bisa diwariskan, karakter tidak bisa dibeli, dan karakter tidak bisa

ditukar. Karakter harus dibangun dan dikembangkan secara sadar, hari demi hari dengan

melalui suatu proses yang tidak instan. Karakter bukanlah sesuatu bawaan sejak lahir

yang tidak dapat diubah lagi seperti sidik jari.Banyak kami perhatikan bahwa

orang-orang dengan karakter buruk cenderung mempersalahkan keadaan mereka. Mereka

sering menyatakan bahwa cara mereka dibesarkan yang salah, kesulitan keuangan,

perlakuan orang lain, atau kondisi lainnya yang menjadikan mereka seperti sekarang ini.

Memang benar bahwa dalam kehidupan kita harus menghadapi banyak hal di luar

kendali kita, namun karakter anda tidaklah demikian. Karakter anda selalu merupakan

(26)

Ketahuilah bahwa setiap orang mempunyai potensi untuk menjadi seorang

pribadi yang berkarakter, upayakanlah itu. Karakter, lebih dari apapun dan akan

menjadikan anda seorang pribadi yang memiliki nilai tambah. Karakter akan

melindungi segala sesuatu yang anda hargai dalam kehidupan ini. Setiap orang

bertanggung jawab atas karakternya. Anda memiliki kontrol penuh atas karakter anda,

artinya anda tidak dapat menyalahkan orang lain atas karakter anda yang buruk karena

anda yang bertanggung jawab sepenuhnya. Mengembangkan karakter adalah tanggung

jawab pribadi anda. (

http://www.pendidikankarakter.com/peran-pendidikan-karakter-dalam-melengkapi-kepribadian/, diakses pada hari Senin, 16 Nov 2015.

Tujuan Program Pengembangan Kultur Berkarakter

Tujuan dari kegiatan ini ialah dosen rumpun mata kuliah mendapatkan update

keilmuan dalam rangka mendorong nilai kecerdasan (kecendekiaan) dengan forum

diskusi ilmiah; dan pengembangan nilai kedisiplinan, kepedulian, tanggungjawab,

kerjasama, kesantunan dan toleransi.

Target Kegiatan Pengembangan Kultur Berkarakter

Target yang ingin dicapai dalam kegiatan ini ialah

b. Tingkat kehadiran dosen dalam mengikuti diskusi minimal 75% , meningkatnya

pengetahuan dosen dalam bidang rumpun keilmuan manajemen keuangan.

c. Meningkatnya kemampuan dosen dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh

dari diskusi tersebut untuk mendukung proses pembelajaran di kelas.

d. Meningkatnya kemampuan dosen dalam menyusun rancangan penelitian

bersama untuk menunjang tridharma perguruan tinggi.

e. Dosen memiliki karakter terpuji yang dapat menjadi teladan bagi mahasiswa

dalam proses pembelajaran. Karakter tersebut antara lain: kecerdasan (cendekia),

kedisplinan, kepedulian, tanggungjawab, kerjasama, kesantunan dan toleransi.

Metode Pelaksanaan Kegiatan

1. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan

Best practice pengembangan kultur berkarakter ini diwujudkan dalam kegiatan

(27)

keuangan. Diskusi ilmiah berupa current issues manajemen keuangan, diskusi

pembuatan media pembelajaran, diskusi rancangan penelitian bersama dan diskusi

penyusunan perangkat pembelajaran.Aspek karakter yang dikembangkan dalam

kegiatan ini antara lain: kecerdasan (cendekia), kedisplinan, kepedulian,

tanggungjawab, kerjasama, kesantunan dan toleransi.

2. Langkah-langkah Kegiatan

1. Persiapan

Dalam tahap ini kegiatan meliputi penyusunan proposal, seleksi proposal dan

penyusunan materi diskusi yang akan digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini

program pengembangan kultur berkarakter ini.

2. Pelaksanaan

Dalam tahap ini ada empat (4) kegiatan: 1) Diskusi Current Issues I. Pada

diskusi kali ini topik yang digunakan sudah disepakai bersama pada tahap

persiapan. 2) Diskusi penyusunan perangkat pembelajaran. 3) Diskusi current

Issues II. 4) Diskusi rancangan penelitian bersama.

3. Evaluasi

Tahap ini meliputi: evaluasi kegiatan setiap akhir diskusi, penyusunan draft

laporan kegiatan, seminar akhir kegiatan dan penyusunan laporan akhir kegiatan.

Pelaksanaan Kegiatan

1. Hasil Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan dalam rangka best practice pengembangan kultur berkarakter ini dilaksanakan

dalam bentuk diskusi ilmiah sebanyak 4 (empat) kali. Perincian dari kegiatan yang telah

dilakukan adalah:

1. Diskusi current issues I

Diskusi current issue bidang manajemen yang pertama diselenggarakan pada

hari Sabtu di Ruang Sidang Dekanat FE UNY. Kegiatan ini dihadiri oleh

seluruh dosen Program Studi Manajemen FE UNY. Materi yang didiskusikan

adalah Peran Intellectual Capital dalam Meningkatkan Nilai Perusahaan.

2. Diskusi Penyusunan Perangkat Pembelajaran

Kegiatan kedua adalah diskusi penyusunan perangkat pembelajaran yang

(28)

(RPS) dan media pembelajaran berupa handout dan modul. Kegiatan ini

diselenggarakan pada hari Senin tanggal 19 Oktober 2015 di Ruang Dosen

Jurusan Manajemen. Dari 16 orang dosen Program Studi Manajemen, ada 9

orang dosen yang hadir dalam kegiatan ini.Output dari kegiatan ini adalah

tersusunnya RPS dan handout untuk mata kuliah Manajemen Keuangan

Lanjutan, Manajemen Lembaga Keuangan dan Manajemen Treasury. Selain

itu juga telah tersusun embrio modul untuk mata kuliah Manajemen

Keuangan Lanjutan dan Manajemen Treasury.

3. Diskusi current issues II

Diskusi current issue yang kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 28

Oktober 2015 bertempat di Ruang Dosen Jurusan Manajemen FE UNY.

Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh dosen Program Studi Manajemen FE UNY.

Topik yang didiskusikan adalah Pasar Obligasi di Asia Tenggara

4. Diskusi Penyusunan Rancangan Penelitian Bersama

Kegiatan yang terakhir dilaksanakan dalam rangka best

practicepengembangan kultur berkarakter adalah diskusi penyusunan

rancangan penelitian bersama manajemen keuangan. Kegiatan ini

dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 5 November 2015 di Laboratorium

SDM FE UNY. Diskusi ini dihadiri oleh 4 (empat) dosen dari total 5 orang

dosen konsentrasi keuangan yang ada di Program Studi Manajemen FE UNY.

Dari kegiatan diskusi ini berhasil dirumuskan rancangan penelitian bersama

dengan topik pengembangan model pendidikan literasi keuangan.

2. Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kegiatan

Hasil kegiatan pelaksanaan best practice pengembangan kultur berkarakter melalui

kegiatan diskusi ilmiah rumpun manajemen keuangan yang telah dilakukan di

Program Studi Manajemen FE UNY dievaluasi melalui terinisiasikannya nilai-nilai

karakter sebagai berikut:

1. Aspek Karakter Kecerdasan

Target dari aspek karakter kecerdasan ini adalah dosen dapat memperbaharui

kelimuannya sesuai dengan perkembangan topik terkini rumpun manajemen

(29)

sesuai dengan perkembangan ilmu manajemen keuangan; dan dosen dapat

menyusun rancangan penelitian bidang manajemen keuangan dengan

mengakomodasi isu terkini yang dibutuhkan oleh masyarakat luas. Dari target

yang diharapkan ini, dapat disampaikan bahwa seluruh dosen Prodi Manajemen

dapat memperbaharui keilmuannya sesuai dengan perkembangan topik terkini

rumpun manajemen keuangan. Untuk tetap up to date keilmuan yang

diembannya aspek karakter kecerdasan ini juga terefleksi dalam Rencana

pembelajaran Semester untuk beberapa mata Kuliah Rumpun Manajemen

Keuangan, yaitu mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan, Manajemen

Lembaga Keuangan dan Manajemen Treasury. Yang kedua juga terefleksi dalam

rancangan penelitian bersama bidang keuangan dengan topik pengembangan

model pendidikan literasi keuangan.

2. Aspek Kedisiplinan

Target dari aspek karakter kedisiplinan ini adalah dosen menghadiri keempat

kegiatan yang telah disiapkan dan datang pada kegiatan tepat waktu. Pada

kegiatan pertama, seluruh dosen bisa menghadiri kegiatan yang telah disiapkan

namun masih ada dosen yang datang terlambat yang tidak sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan. Hal ini terjadi juga pada kegiatan diskusi current issues II.

Dosen rumpun manajemen Keuangan bisa dikatakan telah memiliki karakter

kedisiplinan yang baik karena semua dosen telah menyusun perangkat

pembelajaran yang berupa RPS dan media pembelajaran untuk menunjang

pembelajaran di kelas pada rumpun manajemen keuangan. Masalah kedatangan

memang masih menjadi perhatian bersama karena masih saja ada dosen yang

datang tidak tepat waktu atau terlambat ketika menghadiri kegiatan yang telah

kami siapkan.

3. Aspek Karakter Kepedulian

Target dari aspek karakter kepedulian adalah dosen bersedia untuk membagi

perkembangan ilmu yang dimiliki dengan dosen lain dan dosen juga bersedia

untuk membagi perkembangan ilmu yang dimiliki dengan mahasiswa. Wujud

(30)

topik-topik terkini terkait manajemen keuangan di depan forum kegiatan.

Sedangkan wujud dari kepedulian dosen terhadap mahasiswa adalah dosen

bersedia membagi ilmu yang dimiliki melalui perangkat pembelajaran, media

pembelajaran dan pemberian informasi sumber-sumber ajar yang relevan dengan

bidang ilmunya. Lebih dari itu, ada juga seorang dosen yang berani menegur

peserta yang berbicara sendiri tanpa memperhatikan materi yang disampaikan

oleh pemakalah. Hal ini dilakukannya karena sikap kepeduliannya dalam forum

diskusi ilmiah. Juga sebuah temuan bahwa selama ini masih ada dosen yang tidak

mau membagi ilmunya begitu saja, namun dengan adanya kegiatan ini, dosen

pada rumpun Manajemen keuangan telah peduli dengan kekinian ilmu yang

digelutinya.

4. Aspek Karakter Tanggung Jawab

Target dari aspek karakter ini adalah dosen bersedia melakukan presentasi di

diskusi ilmiah sesuai dengan jadwal yang disepakati, dosen bersedia menyusun

RPS, handout maupun modul sesuai dengan pembagian tugas yang disepakati,

dosen bersedia melakukan presentasi di sesi diskusi ilmiah sesuai dengan jadwal

yang disepakati, dan juga dosen bersedia melakukan brainstorming mengenai

topik penelitian keuangan. Ketercapaian dari aspek ini adalah 1 orang dosen yang

bertugas bersedia melakukan presentasi di diskusi ilmiah sesuai dengan jadwal

yang disepakati, serta seluruh dosen yang diberi tugas menyelesaikan

penyusunan RPS, handout maupun modul sesuai dengan pembagian tugas yang

disepakati. Lebih dari itu, seluruh dosen telah bersedia melakukan brainstorming

mengenai topik penelitian keuangan. Topik yang menjadi kesepakatan adalah

pendidikan literasi keuangan.

5. Aspek Karater Kerjasama

Ketercapaian aspek karakter kerjasama ini adalah seluruh dosen bersedia

bekerjasama dengan rekan lain dalam upaya memperbaharui kelimuannya sesuai

dengan perkembangan topik terkini rumpun manajemen keuangan, dosen juga

(31)

pembelajaran dengan pembagian tugas yang jelas, serta dalam menyusun

rancangan proposal penelitian dengan pembagian tugas yang jelas.

6. Aspek Karakter Kesantunan

Aspek karakter kesantuan tercapai ketika seluruh dosen menggunakan bahasa

lisan yang sopan pada waktu berbicara untuk menyampaikan ide pada waktu

diskusi ilmiah. Namun pada pelaksanannya tidak semua dosen menggunakan

bahasa lisan yang sopan pada saat menyanggah pendapat orang lain pada saat

diskusi ilmiah berlangsung. Misalnya, memotong pembicaraan dengan

melontarkan guyonan yang kesannya menghormati orang yang sedang berbicara.

Bahasa yang digunakan oleh peserta (dosen) juga merupakan bahasa Indonesia

yang baik dan baku, tidak ada yang menggunakan bahasa slang atau alay selama

diskusi ilmiah berlangsung.

7. Aspek Karakter Toleransi

Ketercapaian aspek karakter toleransi nampak ketika dosen Program Studi

Manajemen yang hadir memberikan kesempatan pada rekan lain untuk berbicara

di forum diskusi penyusunan perangkat pembelajaran; menerima adanya

perbedaan pendapat dalam proses diskusi penyusunan perangkat pembelajaran.

Namun demikian masih ada dosen yang berdiskusi sendiri ketika ada rekan lain

yang sedang menyampaikan presentasi di sesi diskusi. Artinya peserta yang

berbicara sendiri tanpa ada perhatian pada pemakalah artinya dia itu tidak

toleransi, tidak menghargai dan menghormati temannya yang sedang berbicara di

forum diskusi ilmiah.

Berdasarkan evaluasi pelaksanaan dan hasil kegiatan dapat diidentifikasi faktor

pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan best practice pengembangan

kultur berkarakter. Secara umum faktor pendukung dan faktor penghambat tersebut

adalah:

Faktor pendukung:

1. Antusiasme para dosen Program Studi Manajemen FE UNY yang cukup tinggi

(32)

2. Kerjasama yang baik antar dosen dalam pelaksanaan kegiatan.

Faktor penghambat:

1. Keterbatasan pelaksanaan program kegiatan dan sulitnya mencari waktu untuk

pelaksanaan kegiatan karena masing-masing dosen memiliki tingkat kesibukan

yang tinggi.

2. Keterbatasan dana untuk pelaksanaan program kegiatan

Penutup

1. Simpulan

Berdasarkan hasil kegiatan best practice pengembangan kultur berkarakter melalui

kegiatan diskusi ilmiah rumpun keilmuan manajemen keuangan di Program Studi

Manajemen FE UNY dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Dosen Program Studi Manajemen FE UNY mendapatkan update keilmuan

dalam rangka mendorong nilai kecendekiaan dengan forum diskusi ilmiah.

b. Terinisiasikannya pengembangan karakter kedisplinan, kepedulian, tanggung

jawab, kerjasama, kesantunan, dan toleransi.

2. Saran/ Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat diberikan untuk keberlanjutan pengembangan kultur

berkarakter di lingkungan Universitas Negeri Yogyakarta adalah:

a. Kegiatan best practice pengembangan kultur berkarakter seyogyanya

diselaraskan dengan semua stakeholder di kampus.

b. Implementasi kegiatan best practice sebaiknya dilakukan secara terintegrasi

di tingkat universitas, tidak terbatas pada tingkat Program Studi/ Jurusan.

Daftar Pustaka

Badrun (2005), Dasar-dasar Penelitian Tindakan, Makalah disampaikan dalam Penyegaran PT bagi Dosen IKIP PGRI Yk Tgl 12 April 2005

http://lebah-emas.blogspot.com/2014/04/membentuk-pendidikan-karakter-di.html,

diakses Jumat, 28 Agustus 2015

(33)

http://www.pendidikankarakter.com/peran-pendidikan-karakter-dalam-melengkapi-kepribadian/, diakses hari Senin, 16 Nov 2015.

Ibnu Adam (2014), Membentuk Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi

Kemmis, Stephen and Robin Mc Taggart. (1997). The Action Research Planner. Geelong: Deakin University.

Panduan Best Practice Pengembangan Kultur Berkarakter, (2015), Universitas Negeri Yogyakarta

Gambar

Tabel 1. Tahap Pelaksanaan Kegiatan
Tabel 2. Ketercapaian Indikator Aspek Karakter Setiap Kegiatan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil : Pada uji korelasi Spearman ternyata tidak terdapat hubungan yang signifikan antara grading histopatologi karsinoma penis dengan tampilan imunohistokimia HER-2..

Convergence Convergence of computing, communications, and content Convergence of organizational structures responsible Innovation Innovation becomes the key driver of business

[r]

2010 Mille Chemin Pour Apprendre Le Français UNY 2008 Buku ajar Civilisation I UNY 2008 Buku Ajar civilisation II FBS UNY 2007 Buku ajar Ecrire pour convaincre FBS UNY 2006 La

Tingginya angka perilaku kerja kontraproduktif dikalangan Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai tidak tetap di Indonesia dapat dilihat dari indikasi meningkatnya

Suatu sumber belajar disebut alat peraga bila hanya berfungsi sebagai alat bantu pembelajaran saja; dan sumber belajar disebut media bila merupakan bagian integral dari seluruh

Berdasarkan temuan penelitian pada tahapan analisis terdapat tiga katagori permasalahan dasar yang membuat mahasiswa banyak yang tidak dapat berpartisipasi secara

LATIF ANWAR Fiqih MI RAUDLATUL