• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUTUSAN WALIKOTA LHOKSEUMAWE NOMOR : 115 TAHUN 2018 TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) SATUAN KERJA PERANGKAT KOTA (SKPK) TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEPUTUSAN WALIKOTA LHOKSEUMAWE NOMOR : 115 TAHUN 2018 TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) SATUAN KERJA PERANGKAT KOTA (SKPK) TAHUN"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN WALIKOTA LHOKSEUMAWE NOMOR : 115 TAHUN 2018

TENTANG

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) SATUAN KERJA PERANGKAT KOTA (SKPK)

TAHUN 2017-2022

NOMOR : 19 /RENSTRA-SETDA/2019

PEMERINTAH KOTA LHOKSEUMAWE

(2)

KATA PENGANTAR

Sebagai implementasi dari Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Perencanaan Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah.

Maka disusunlah Renstra Sekretariat Daerah Kota Lhokseumawe Tahun 2017-2022 sebagai penjabaran dari RPJM Kota Lhokseumawe Tahun 2017-2022.

Renstra ini merupakan acuan kerja bagi seluruh aparatur Setda Kota Lhokseumawe dalam mengsukseskan program dan kegiatan strategis selama lima tahun ke depan. Kritik dan saran masih tetap diperlukan untuk kesempurnaan bersama. Akhirnya, kepada seluruh pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan Renstra Setda Kota Lhokseumawe Tahun 2017-2022 ini saya sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya.

Lhokseumawe, Februari 2019 SEKRETARIS DAERAH

Kota Lhokseumawe

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi BAB I. PENDAHULUAN ... I-1

Latar Belakang. ... I- Landasan Hukum. ... I- Maksud dan Tujuan. ... I- Sistematika Penulisan. ... I- BAB II. GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH ... II-1

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Setda

Kota Lhokseumawe. ... II- Sumber Daya Setda Kota Lhokseumawe. ... II- Kinerja Pelayanan Setda Kota Lhokseumawe. ... II- Tantangan dan Peluang Pengembangan

Pelayanan Setda Kota Lhokseumawe. ... II- BAB III. PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS SETDA

KOTA LHOKSEUMAWE... III-1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas

dan Fungsi Pelayanan Setda Kota Lhokseumawe. ... III- Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah Terpilih ... III- Telaahan Renstra K/L dan Renstra ... III- Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan

Kajian Lingkungan Hidup Strategis. ... III- Penentuan Isu-isu Strategis. ... III-

(4)

BAB IV. TUJUAN DAN SASARAN ... V-1 4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Setda

Kota Lhokseumawe. ...IV-1 BAB V. STRATEGI DAN KEBIJAKAN ... V BAB VI. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA

PENDANAAN ... VI-1 BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN ... VII-1 BAB VIII PENUTUP ... VIII-1

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1

Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Tabel 2.6 Tabel 3.1

Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 4.1 Tabel 5.1

Tabel 6.1 Tabel 6.2

Tabel 6.3

Menurut Golongan Kepangkatan...

Menurut Tingkat Pendidikan...

Menurut Tingkat Eselon...

Sarana dan Prasarana...

Pencapaian Kinerja Pelayanan...

Anggaran dan Realisasi Pendananaan...

Identifikasi Permasalahan Berdasarkan

Tupoksi...

Faktor Penghambat dan Pendorong...

Komparasi Capaian Sasaran Renstra Setda...

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPK Rencana, Program, Kegiatan, Indikator

Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif...

Sasaran RPJM Kota Lhokseumawe...

Keterkaitan RPJM Kota Lhokseumawe dengan Tupoksi Setda...

Keterkaitan Sasaran RPJM dengan Indikator Kinerja Pelayanan SKPD...

II-24 II-24 II-24 II-25 II-29 II-30 III-2 III-5 III-7 IV-6

V-5 VI-2

VI-6

VI-7

(6)

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Struktur Organisasi Setda Kota

Lhokseumawe... II-4

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial pada suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.

Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional disebutkan bahwa Perencanaan Pembangunan adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana- rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah.

Tata cara penyusunan perencanaan pembangunan daerah diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah sebagai pengganti dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010. Berdasarkan Peraturan tersebut pada Pasal 11 ayat (3) bahwa, dokumen perencanaan pembangunan perangkat daerah terdiri atas Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah dan Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah.

(8)

Renstra Perangkat Daerah merupakan dokumen perencanaan Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun yang disusun secara sistematis, berkesinambungan serta beorientasi pada hasil yang akan dicapai pada akhir periode, dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul untuk lima tahun mendatang. Kemudian Renstra Perangkat Daerah juga berfungsi sebagai dokumen perencanaan yang memuat tujuan, sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam rangka pelaksanaan Urusan Pemerintahan sesuai dengan tugas dan fungsi setiap Perangkat Daerah, yang disusun berpedoman kepada RPJMD dan bersifat indikatif.

Dengan terpilihnya dan dilantiknya Walikota dan Wakil Walikota Lhokseumawe untuk periode Tahun 2017-2022 pada tanggal 7 Juli 2017, maka Pemerintah Kota Lhokseumawe melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Lhokseumawe telah menyusun RPJM Kota Lhokseumawe Tahun 2017-2022 sebagai penjabaran dari Visi, Misi, dan Program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan pembangunan Daerah dan keuangan Daerah. RPJM Kota Lhokseumawe Tahun 2017-2022 menjadi dasar Perangkat Daerah dalam menyusun dokumen Renstra Perangkat Daerah.

Sekretariat Daerah Kota Lhokseumawe menyusun Renstra Setdako Tahun 2017-2022 dengan berpedoman pada RPJM Kota Lhokseumawe Tahun 2017-2022. Selain itu, Renstra Setda Kota Lhokseumawe Tahun 2017-2022 juga disusun mengacu pada Renstra Setda Aceh Tahun 2017-2022, Renstra Kementerian Dalam Negeri 2015-2019, serta memperhatikan hasil evaluasi pencapaian SPM periode sebelumnya.

(9)

1.2. Landasan Hukum

Landasan hukum dalam menyusun Renstra Setda Kota Lhokseumawe 2017-2022 adalah:

1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Kota Lhokseumawe (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4109);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Negara Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Negara Nomor 4633);

4. Undang-Undang No 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Negara Nomor 4700);

5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

6. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

(10)

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Negara Nomor 4817);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 5887);

(11)

12. Peraturan Presiden No. 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2014-2019;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

14. Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Aceh (RPJPA) Tahun 2012- 2032;

15. Qanun Aceh Nomor 19 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah Aceh Tahun 2012-2032 (Lembaran Aceh tahun 2014 Nomor 1);

16. Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pokok-Pokok Syariat Islam;

17. Qanun Aceh Nomor Tahun 2017 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) Tahun 2017-2022;

18. Qanun Kota Lhokseumawe Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Lhokseumawe Tahun 2012-2032;

19. Qanun Kota Lhokseumawe Nomor 4 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Lhokseumawe tahun 2005-2025;

(12)

20. Qanun Kota Lhokseumawe Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Lhokseumawe;

21. Peraturan Walikota Lhokseumawe Nomor 1 Tahun 2017 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kota Lhokseumawe.

1.3. Maksud dan Tujuan

Renstra Setda Kota Lhokseumawe Tahun 2017-2022 disusun dengan maksud menyediakan dokumen perencanaan jangka menengah atau lima tahun kedepan sebagai alat untuk mencapai harmonisasi perencanaan pembangunan daerah dan acuan resmi bagi Setda Kota Lhokseumawe dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) dalam mencapai tujuan pembangunan.

Renstra Setda Kota Lhokseumawe bertujuan sebagai berikut:

1. Sebagai dokumen perencanaan strategis yang komprehensif guna menjamin adanya konsistensi perumusan masalah daerah.

2. Sebagai pedoman resmi bagi Setda Kota Lhokseumawe dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan.

3. Sebagai pedoman aparatur Setda Kota Lhokseumawe untuk memahami dan menilai arah kebijakan dan program serta kegiatan operasional tahunan dalam rentang waktu lima tahunan.

4. Sebagai acuan/ tolok ukur dalam melakukan evaluasi kinerja tahunan Setda Kota Lhokseumawe.

(13)

1.4. Sistematika Penulisan

Renstra Setda Kota Lhokseumawe Tahun 2017-2022 disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

1.2. Landasan Hukum.

1.3. Maksud dan Tujuan.

1.4. Sistematika Penulisan.

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Setda Kota Lhokseumawe.

2.2. Sumber Daya Setda Kota Lhokseumawe.

2.3. Kinerja Pelayanan Setda Kota Lhokseumawe.

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Setda Kota Lhokseumawe.

BAB III. PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS SETDA KOTA LHOKSEUMAWE

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Setda Kota Lhokseumawe.

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih.

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis.

3.5. Penentuan Isu-isu Strategis.

BAB IV. TUJUAN DAN SASARAN

4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Setda Kota Lhokseumawe.

BAB V. STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB VI. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN

(14)

BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN BAB VIII PENUTUP

(15)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Setda Kota Lhokseumawe

Berdasarkan Peraturan Walikota Lhokseumawe Nomor 01 Tahun 2017 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas,

Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Lhokseumawe, Setda Kota Lhokseumawe merupakan Satuan Kerja Pemerintah Kota Lhokseumawe yang bertugas membantu Walikota Lhokseumawe dalam menyusun kebijakan dan mengoordinasi organisasi perangkat daerah

Setda Kota Lhokseumawe dipimpin oleh Sekretaris Daerah dan bertanggungjawab Kepada Walikota Lhokseumawe. Berikut bagan struktur organisasi Setda Kota Lhokseumawe:

(16)

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Setda Kota Lhokseumawe

Sumber : Peraturan Walikota Lhokseumawe Nomor 05 Tahun 2017.

(17)

Sebagai unsur staf, Sekretariat Dearah mempunyai tugas dan kewajiban untuk membantu Walikota dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Daerah. Adapun rincian tugas pokok dan fungsi Setda Kota Lhokseumawe sebagai berikut:

 Sekretaris Daerah

Sekretaris Daerah Kota Lhokseumawe mempunyai tugas dan kewajiban membantu Walikota dalam menyusun kebijakan dan mengoordinasi organisasi perangkat daerah.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Sekretaris Daerah Kota Lhokseumawe mempunyai fungsi:

- perumusan program dalam lingkup Setda sesuai dengan rencana strategis Pemerintah Kota;

- penyusunan kebijakan Pemerintahan Kota;

- perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan Pemerintahan Kota;

- perumusan kebijakan teknis di bidang Perekonomian Daerah;

- perumusan kebijakan teknis di bidang Peraturan Perundang- undangan yang berhubungan dengan tugas Pemerintah Kota;

- pengkoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah;

- pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Pemerintahan Kota;

- pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Kota;

- perumusan kebijakan di bidang organisasi dan tata laksana perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota;

- pengkoordinasian perangkat daerah dalam menyelenggarakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan;

- penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pengelolaan rumah tangga, sarana dan prasarana Pemerintahan Kota;

- pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, prasarana dan sarana;

(18)

- pembinaan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan dalam arti mengumpulkan dan menganalisa data, merumuskan program dan petunjuk teknis serta memantau perkembangan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan mesyarakat;

- pembinaan administrasi, organisasi dan tata usaha serta memberikan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh perangkat daerah;

- pengkoordinasian perumusan peraturan perundang-undangan yang menyangkut fungsi pokok Pemerintah Kota;

- melaksanakan hubungan masyarakat dan hubungan antar lembaga; dan,

- pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Dalam hal melaksanakan tugasnya sehari-hari Asisten berada dibawah dan bertanggung jawab kepada SEKDA. Kepala Bagian pada SETDA Kota Lhokseumawe masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada SEKDA melalui Asisten sesuai dengan bidang tugasnya. Sub Bagian pada SETDA Kota Lhokseumawe dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

 Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat melaksanakan tugas membantu Sekda dalam perumusan kebijakan, mengoordinasikan Bagian Pemerintahan, Keistimewaan dan Kesejahteraan Rakyat dan Hukum sesuai dengan pembidangan tugas Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat mempunyai fungsi:

(19)

- pelaksanaan penyusunan kebijakan dan program di bidang pemerintahan, kesejahteraan sosial dan penyusunan peraturan perundang-undangan;

- pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas dan program OPD sesuai dengan pembidangan tugas Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat;

- pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan program OPD sesuai dengan pembidangan tugas Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat;

- pelaksanaan pembinaan administrasi di bidang pemerintahan, Kesejahteraan Rakyat dan penyusunan peraturan perundang- undangan; dan

- pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Sekda sesuai dengan bidang tugasnya.

 Bagian Tata Pemerintahan

Bagian Tata Pemerintahan adalah unsur pembantu Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat di bidang penyelenggaraan pemerintahan.

Bagian Tata Pemerintahan mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan, mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi, pemantauan dan evaluasi program kegiatan dan penyelenggaraan pembinaan teknis bidang pemerintahan umum, otonomi daerah, pemerintahan kecamatan, mukim dan gampong, tapal batas dan keagrariaan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Bagian Pemerintahan mempuyai fungsi:

- pengumpulan bahan pembinaan, petunjuk teknis dan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan umum, tapal batas, toponomi dan keagrariaan;

(20)

- pengumpulan bahan pembinaan, petunjuk teknis dan koordinasi penyelenggaraan penataan dan pembinaan perangkat pemerintah daerah, kecamatan, mukim dan gampong serta pemilukada;

- pengumpulan bahan pembinaan, petunjuk teknis dan koordinasi penyelenggaraan otonomi daerah, penataan dan pengembangan daerah serta pemerintahan kecamatan; dan

- pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Sekda melalui Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat sesuai dengan bidang tugasnya.

(1) Sub Bagian Pemerintahan Umum mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan, petunjuk teknis dan koordinasi di bidang pemerintah umum.

(2) Sub Bagian Otonomi Daerah mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan, petunjuk teknis dan koordinasi di bidang otonomi daerah dan pemilukada.

(3) Sub Bagian Pemerintahan Mukim, Gampong dan Tapal Batas mempunyai tugas mengumpulkan bahan pembinaan dan petunjuk teknis di bidang toponimi, agrariaan, Pemerintahan Mukim, Gampong dan Tapal Batas.

 Bagian Hukum

Bagian Hukum adalah unsur pembantu Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat di bidang hukum dan peraturan perundang- undangan.

Bagian Hukum mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan, mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi, pemantauan dan evaluasi program kegiatan dan penyelenggaraan pembinaan teknis, administrasi dan sumber daya bidang produk hukum dan telaahan hukum, penyusunan peraturan perundang–undangan, bantuan hukum, dokumentasi dan informasi hukum serta penyuluhan hukum.

(21)

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bagian Hukum mempuyai fungsi:

- pelaksanaan perumusan kebijakan produk hukum dan telaahan hukum;

- pelaksanaan perumusan penyusunan produk hukum baik yang bersifat pengaturan (regeling) maupun penetapan (beschikking);

- pelaksanaan penyiapan bahan pertimbangan dan bantuan hukum kepada semua unsur di lingkungan Pemerintah Kota;

- pelaksanaan pengumpulan bahan telaahan, pertimbangan dan pengkajian produk hukum;

- pelaksanaan penerbitan dan/atau pengundangan produk hukum;

- pelaksanaan pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum serta penyuluhan hukum; dan

- pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat sesuai dengan bidang tugasnya.

(1) Sub Bagian Peraturan Perundang-Undangan mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan, petunjuk teknis dan koordinasi perumusan penyusunan produk hukum baik yang bersifat pengaturan maupun penetapan, pengkajian produk hukum serta pengundangannya.

(2) Sub Bagian Bantuan Hukum dan HAM mempunyai tugas menyiapkan koordinasi pembinaan dan petunjuk pelaksanaan bidang penyelesaian sengketa hukum, pemberian bantuan dan perlindungan hukum pada semua unsur di lingkungan Pemerintah Kota serta pemajuan hak asasi manusia.

(3) Sub Bagian Dokumentasi Hukum mempunyai tugas menyiapkan koordinasi pembinaan dan petunjuk pelaksanaan bidang dokumentasi dan informasi hukum, penyuluhan hukum.

(22)

 Bagian Keistimewaan dan Kesejahteraan Rakyat

Bagian Keistimewaan dan Kesejahteraan Rakyat adalah unsur pembantu Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat di bidang agama, kepemudaan, olahraga, pendidikan, pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, keluarga berencana, kebudayaan, pariwisata, sosial, kesehatan, serta fasilitasi urusan agama.

Bagian Keistimewaan dan Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan, mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi, pemantauan dan evaluasi program kegiatan dan penyelenggaraan pembinaan teknis, administrasi dan sumber daya bidang agama, kepemudaan, olahraga, pendidikan, pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, keluarga berencana, kebudayaan, pariwisata, sosial, kesehatan serta fasilitasi urusan agama.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bagian Keistimewaan dan Kesejahteraan Rakyat mempuyai fungsi:

- perumusan kebijakan di bidang agama, kepemudaan, olahraga, pendidikan, pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, keluarga berencana, kebudayaan, pariwisata, sosial, kesehatan, tenaga kerja dan transmigrasi;

- pelaksanaan koordinasi dan penyusunan program kegiatan serta petunjuk teknis pelaksanaan di bidang agama, kepemudaan, olahraga, pendidikan, pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, keluarga berencana, kebudayaan, pariwisata, sosial, kesehatan, tenaga kerja dan transmigrasi;

- pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di bidang agama, kepemudaan, olahraga, pendidikan, pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, keluarga berencana, kebudayaan, pariwisata, sosial, kesehatan, tenaga kerja dan transmigrasi;

- pelaksanaan pembinaan administrasi pemerintahan dan pembangunan serta sumber daya aparatur dan pengelolaan keuangan di bidang agama, kepemudaan, olahraga, pendidikan,

(23)

pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, keluarga berencana, kebudayaan, pariwisata, sosial, kesehatan, tenaga kerja dan transmigrasi; dan

- pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya.

(1) Sub Bagian Agama, Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan, petunjuk teknis dan koordinasi di bidang agama, pendidikan dan kebudayaan serta lembaga keagamaan.

(2) Sub Bagian Sosial dan Kesehatan mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan, petunjuk teknis dan koordinasi di bidang sosial dan kesehatan.

(3) Sub Bagian Pemberdayaan Masyarakat, Pemuda dan Olah Raga mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan, petunjuk teknis dan koordinasi di bidang Pemberdayaan masyarakat, Pemuda dan Olah Raga.

 Asisten Perekonomian dan Pembangunan

Asisten Perekonomian dan Pembangunan adalah unsur pembantu Sekda yang mengkoordinir bidang penanaman modal, koperasi, usaha kecil dan menengah, perindustrian, perdagangan, energi dan sumber daya mineral, transmigrasi, pariwisata, tenaga kerja, perijinan, lingkungan hidup, kehutanan, pangan, pertanian, peternakan, komunikasi dan informatika, statistik dan persandian, perekonomian, infrastruktur dan sumber daya serta pembinaan dan pengendalian administrasi pembangunan dan layanan pengadaan barang dan jasa pemerintah daerah.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan melaksanakan tugas melaksanakan tugas membantu Sekda dalam perumusan kebijakan,

(24)

mengoordinasikan bidang perekonomian, pembangunan dan layanan pengadaan.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Asisten Perekonomian dan Pembangunan mempunyai fungsi:

- pelaksanaan penyusunan kebijakan dan program di bidang perekonomian, infra struktur dan sumber daya serta administrasi pembangunan dan layanan pengadaan barang dan jasa Pemerintah Kota.

- pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas dan program OPD sesuai dengan pembidangan tugas Asisten Perekonomian dan Pembangunan;

- pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan program OPD sesuai dengan pembidangan tugas Asisten Perekonomian dan Pembangunan;

- pelaksanaan pembinaan administrasi di bidang administrasi perekonomian, administrasi infrastruktur, percepatan penyerapan anggaran, perencanaan startegis, perencanaan kinerja, dan sumber daya serta pengadaan barang dan jasa pemerintah daerah.

- pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekda sesuai dengan bidang tugasnya.

 Bagian Perekonomian

Bagian Perekonomian adalah unsur pembantu Asisten Perekonomian dan Pembangunan di bidang penyelenggaraan ekonomi, penyusunan rencana program dan kegiatan sekretariat serta pengendalian dan evaluasi.

Bagian Perekonomian mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan, mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi, petunjuk teknis penyelenggaraan ekonomi, penyusunan rencana program, perumusan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan, serta fasilitasi, pembinaan teknis dan analisis kebijakan umum dalam lingkup sarana perekonomian yang meliputi

(25)

industri, perdagangan, jasa dan koperasi, sarana produksi yang meliputi pertanian dan sumber daya alam serta pengembangan perekonomian dan perusahaan daerah.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bagian Perekonomian mempunyai fungsi:

- perencanaan, perumusan dan evaluasi kebijakan umum lingkup administrasi perekonomian yang meliputi sarana perekonomian yang meliputi industri, perdagangan, jasa dan koperasi, sarana produksi yang meliputi pertanian dan sumber daya alam serta pengembangan perekonomian dan perusahaan daerah;

- penyelenggaraan koordinasi dalam pelaksanaan kebijakan umum lingkup administrasi perekonomian yang meliputi sarana perekonomian yang meliputi industri, perdagangan, jasa dan koperasi, sarana produksi yang meliputi pertanian dan sumber daya alam serta Pengembangan Perekonomian dan perusahaan daerah;

- penyediaan data, informasi dan pertimbangan dalam sistem pendukung keputusan serta kebijakan umum lingkup administrasi perekonomian yang meliputi sarana perekonomian yang meliputi industri, perdagangan, jasa dan koperasi, sarana produksi yang meliputi pertanian dan sumber daya alam serta Pengembangan Perekonomian dan perusahaan daerah; dan

- penyelenggaraan koordinasi, pengendalian dan kerjasama dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Bagian Ekonomi; dan

- pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(1) Sub Bagian Sarana Perekonomian mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan pelayanan staf untuk perencanaan, perumusan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan serta fasilitasi, pembinaan teknis dan analisis kebijakan umum lingkup

(26)

(2) Sub Bagian Sarana Produksi mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan pelayanan staf untuk perencanaan, perumusan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan serta fasilitasi, pembinaan teknis dan analisis kebijakan umum lingkup pertanian dan sumber daya alam.

(3) Sub Bagian Pengembangan Perekonomian dan Perusahaan Daerah mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan pelayanan staf untuk perencanaan, perumusan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan serta fasilitasi, pembinaan teknis dan analisis kebijakan umum lingkup pengembangan perekonomian dan perusahaan daerah.

 Bagian Pembangunan

Bagian Pembangunan adalah unsur pembantu Asisten Ekonomi dan Pembangunan yang mengkoordinir bidang pembangunan.

Bagian Pembangunan mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan, mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi, petunjuk teknis penyelenggaraan daerah dan lembaga teknis daerah melalui koordinasi teknis penyusunan program pembangunan, pelayanan dan pengendalian pembangunan serta analisa, evaluasi dan pelaporan pembangunan daerah.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bagian Pembangunan mempunyai fungsi:

- pengkoordinasian dalam rangka penyusunan rencana program dan kegiatan sekretariat;

- penetapan rumusan kebijakan perencanaan teknis operasional, koordinasi penyusunan program pembangunan, pelayanan dan pengendalian pembangunan serta analisa, evaluasi dan pelaporan pembangunan daerah.;

- pelaksanaan rumusan kebijakan koordinasi teknis penyusunan program pembangunan, pelayanan dan pengendalian

(27)

pembangunan serta analisa, evaluasi dan pelaporan pembangunan daerah;

- pengkoordinasian dalam pelaksanaan koordinasi teknis penyusunan program pembangunan, pelayanan dan pengendalian pembangunan serta analisa, evaluasi dan pelaporan pembangunan daerah;

- penyelenggaraan pembinaan adminitratif koordinasi teknis penyusunan program pembangunan, pelayanan dan pengendalian pembangunan serta analisa, evaluasi dan pelaporan pembangunan daerah;

- penetapan rumusan kebijakan analisa, monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan teknis penyusunan program pembangunan, pelayanan dan pengendalian pembangunan serta analisa, evaluasi dan pelaporan pembangunan daerah;

- penetapan pelaksanaan koordinasi teknis dengan perangkat daerah, DPRK, Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan instansi lainnya dibidang koordinasi teknis penyusunan program pembangunan, pelayanan dan pengendalian pembangunan serta analisa, evaluasi dan pelaporan pembangunan daerah; dan

- pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan Asisten sesuai dengan bidang tugasnya dan fungsinya.

(1) Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas pengkoordinasian dalam rangka penyusunan rencana program dan kegiatan sekretariat dan mengkoordinasikan teknis operasional penyiapan bahan penyusunan kebijakan dan pengkoordinasian dinas daerah dan lembaga teknis daerah di bidang koordinasi teknis penyusunan program pembangunan daerah.

(2) Sub Bagian Pengendalian Pembangunan mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan teknis operasional penyiapan bahan penyusunan kebijakan dan pengkoordinasian

(28)

dinas daerah dan lembaga teknis daerah di bidang pengendalian kegiatan sekretariat dan pembangunan daerah.

(3) Sub Bagian Pelaporan mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan teknis operasional penyiapan bahan penyusunan kebijakan dan pengkoordinasian dinas daerah dan lembaga teknis daerah di bidang evaluasi dan pelaporan kegiatan sekretariat dan pembangunan daerah.

 Bagian Layanan Pengadaan

Bagian Layanan Pengadaan adalah unsur pembantu Asisten Ekonomi dan Pembangunan yang mengkoordinir bidang pelayanan pengadaan barang dan jasa.

Bagian Layanan Pengadaan mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan, mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi, petunjuk teknis penyelenggaraan daerah bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara maupun Anggaran Pendapatan Belanja Kota dan anggaran lainnya sesuai dengan peraturan perindang-undangan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bagian Layanan Pengadaan mempunyai fungsi:

- penyusunan perumusan strategi serta penentuan kebijakan dan standar prosedur bidang pengadaan barang/jasa pemerintah termasuk pengadaan badan usaha dalam rangka kerjasama pemerintah dengan badan usaha;

- penghimpunan dan penyusunan serta melaksanakan strategi pengadaan barang /jasa pemerintahan bidang pembinaan administrasi;

- pengevaluasian dan pengkajian berbagai permasalahan atau kendala yang dihadapi serta mencari solusi/pemecahan dalam pelaksanaan pengadaan barang /jasa pemerintahan;

- pembinaan dan peningkatan kompetensi terhadap seluruh perangkat bagian pengadaan barang/jasa;

(29)

- pembinaan penyelenggaraan dukungan administrasi kepada unit bidang pengadaan barang/jasa pemerintah;

- pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan Asisten sesuai dengan bidang tugasnya dan fungsinya.

(1) Sub Bagian Administrasi dan Perencanaan mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan, petunjuk teknis dan koordinasi di administrasi dan perencanaan.

(2) Sub Bagian Pelelangan mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan, petunjuk teknis dan koordinasi di bidang pelelangan.

(3) Sub Bagian Hukum dan Sanggahan mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan, petunjuk teknis dan koordinasi di bidang hukum dan sanggahan.

 Asisten Administrasi Umum

Asisten Administrasi Umum adalah adalah unsur pembantu Sekda yang mengkoordinir bidang pembinaan dan pengembangan organisasi daerah, kelembagaan, ketatalaksanaan, analisis dan formasi jabatan, akuntabilitas kinerja, pembinaan, pendayagunaan, peningkatan kualitas sumber daya aparatur, kepegawaian, ketatausahaan, administrasi sekretariat, rumah tangga sekretariat dan rumah tangga pimpinan, kehumasan dan keprotokolan.

Asisten Administrasi Umum mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan koordinasi perumusan kebijakan, koordinasi penyelenggaraan bidang umum, hubungan masyarakat dan protokoler serta bidang organisasi.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Asisten Administrasi Umum mempunyai fungsi:

- perumusan kebijaksanaan penyusunan program dan petunjuk teknis bidang Administrasi Umum sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar pelaksanaan tugas pemerintahan dapat berjalan

(30)

- pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, analisa dan formasi jabatan;

- pengkoordinasian usulan anggaran rutin dan pembangunan berdasarkan kebutuhan unit kerja untuk mendukung kelancaran program yang telah ditetapkan;

- perumusan kebijaksanaan petunjuk teknis pembinaan dalam bidang administrasi umum sesuai ketentuan yang berlaku untuk meningkatkan kesadaran hukum bagi masyarakat;

- pelaksanaan koordinasi kegiatan dengan pejabat Unit Kerja terkait berdasarkan permasalahannya untuk mendapatkan masukan dan mencari jalan keluar terhadap hambatan/kendala yang dihadapi;

- pengkajian dan perumusan kebijakan penyusunan organisasi dan tata laksana sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat memperjelas tugas pokok masing-masing pemangku jabatan;

- pengkoordinasian kegiatan Bagian-bagian yang terdiri dari Bagian Umum, Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokoler serta Bagian Organisasi;

- pelaksanaan tugas yang ditunjuk khusus untuk dapat mewakili Sekretaris Daerah jika berhalangan; dan

- pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

 Bagian Umum

Bagian Umum adalah unsur pembantu Asisten Administrasi Umum di bidang umum dan perlengkapan, keuangan dan rumah tangga.

Bagian Umum mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan, mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi, petunjuk teknis penyelenggaraan dan koordinasi di bidang umum dan perlengkapan, keuangan dan rumah tangga.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bagian Umum mempunyai fungsi:

(31)

- pelaksanaan urusan ketatausahaan pimpinan dan sekretariat;

- penyusunan konsep petunjuk teknis yang meliputi kegiatan administrasi penyelenggaraan ketatausahaan, rumah tangga, telekomunikasi dan perencanaan keuangan sekretariat;

- pengkoordinasian kegiatan pengembangan administrasi pengelola barang, pengadaan perlengkapan ketatausahaan kantor dan kelancaran pelaksanaan administrasi daerah sesuai ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

- penyiapan bahan pembinaan dan petunjuk teknis pembinaan kearsipan, urusan rumah tangga dan sekretariat;

- penyiapan bahan pembinaan dan petunjuk teknis penyimpanan, pemeliharaan, pendistribusian perlengkapan dan perbekalan;

- perumusan alternatif pemecahan masalah yang berkaitan dengan penyiapan sarana dan prasarana administrasi umum sesuai ketentuan yang berlaku dalam rangka menunjang kegiatan Bagian Umum;

- perumusan bahan pembinaan, petunjuk teknis dan koordinasi di bidang tata usaha umum dan kearsipan;

- perumusan bahan pembinaan, petunjuk teknis dan koordinasi di bidang rumah tangga sekretariat dan rumah tangga pimpinan;

- perumusan bahan pembinaan, petunjuk teknis dan koordinasi di bidang umum dan perlengkapan, keuangan sekretariat dan pimpinan;

- pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(1) Sub Bagian Umum dan Perlengkapan mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan, petunjuk teknis dan koordinasi di bidang umum dan perlengkapan.

(2) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan, petunjuk teknis dan koordinasi di bidang keuangan.

(32)

(3) Sub Bagian Rumah Tangga mempunyai tugas mengumpulkan bahan pembinaan, petunjuk teknis di bidang rumah tangga.

 Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokoler

Bagian Humas dan Protokoler adalah unsur pembantu Asisten Administrasi Umum di bidang informasi dan media, bidang protokoler, bidang dokumentasi dan publikasi.

Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokoler mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan, mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi, petunjuk teknis penyelenggaraan bidang informasi dan media, bidang protokoler dan bidang dokumentasi dan publikasi.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana di maksud, Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokoler mempunyai fungsi:

- perumusan kebijakan bidang hubungan masyarakat dan protokoler;

- penyusunan program dan kegiatan bidang hubungan masyarakat dan protokoler;

- penyusunan pedoman pelaksanaan kegiatan bidang hubungan masyarakat dan protokoler;

- pelaksanaan pembinaan administrasi dan aparatur pada Sub Bagian Informasi dan Media, Sub Bagian Protokoler dan Sub Bagian Dokumentasi dan Publikasi;

- penyusunan konsep petunjuk teknis yang meliputi kegiatan protokol, penerbitan, pemberitaan dan kepustakaan sesuai ketentuan yang berlaku guna kelancaran pelaksanaan tugas pada Bagian Humas dan Protokoler Kota Lhokseumawe

- pengkoordinasian permasalahan yang meliputi protokoler, pemberitaan dan dokumentasi sesuai rencana kerja dalam upaya meningkatkan pembangunan bidang Kehumasan di Lingkungan Pemerintah Kota;

- pengaturan dan pengawasan kegiatan pemberitaan baik melalui media cetak, elektronik serta mendistribusikan bahan-bahan

(33)

penerbitan sesuai ketentuan yang berlaku guna memperjelas kebijakan pimpinan Pemerintah Kota;

- perumusan alternatif pemecahan masalah yang berkaitan dengan penyiapan sarana dan prasarana kehumasan sesuai ketentuan yang berlaku dalam rangka menunjang pelaksanaan Kehumasan di Lingkungan Pemerintah Kota;

- pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang hubungan masyarakat, peliputan dan dokumentasi, dan protokol;

- pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(1) Sub Bagian Informasi dan Media mempunyai tugas mengumpulkan bahan pembinaan, petunjuk teknis dan koordinasi di bidang Komunikasi dan Informasi.

(2) Sub Bagian Protokoler mempunyai tugas mengumpulkan bahan pembinaan dan petunjuk teknis kebijakan keprotokoler.

(3) Sub Bagian Dokumentasi dan Publikasi mempunyai tugas mengumpulkan bahan pembinaan dan petunjuk teknis di bidang dokumentasi dan publikasi.

 Bagian Organisasi

Bagian Organisasi adalah unsur pembantu Asisten Administrasi di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, kepegawaian, akuntabilitas kinerja, pembinaan dan pengembangan kinerja sekretariat.

Bagian Organisasi mempunyai tugas mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan, mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi, petunjuk teknis penyelenggaraan bidang tata laksana, administrasi kepegawaian sekretariat, kelembagaan, perencanaan dan pelaporan kinerja, pelayanan publik dan peningkatan kinerja.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bagian Organisasi mempunyai fungsi:

(34)

- pengoordinasian penyusunan peraturan perundang-undangan bidang organisasi analisis jabatan, kepegawaian, pelayanan publik serta peningkatan kinerja;

- pengkajian kebijakan daerah dan fasilitasi penyusunan kebijakan daerah dibidang kelembagaan;

- pengoordinasian dengan Instansi terkait dalam rangka analisis kebijakan daerah bidang kelembagaan;

- pemantauan pelaksanaan kegiatan tatalaksana umum pada Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah menurut urutan masing-masing sebagai bahan pembinaan dan penyempurnaan tata laksana umum;

- pengkoordinasian dan penyiapan perumusan laporan hasil penyelenggaraan akuntabilitas kinerja organisasi;

- pelaksanaan tugas monitoring Gerakan Disiplin dan pengawasan melekat di lingkungan Pemerintah Kota sesuai dengan program kerja dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat PNS;

- pelaksanaan pembinaan teknis administrasi sumber daya bidang kelembagaan, tata laksana dan kepegawaian;

- pemeriksaan dan mengolah/mengevaluasi data yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas organisasi tata laksana, kepegawaian Setda serta di bidang kelembagaan; dan

- pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainn yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(1) Sub Bagian Tata Laksana mempunyai tugas mengumpulkan bahan pembinaan dan petunjuk teknis di bidang akuntabilitas kinerja dan ketatalaksanaan organisasi.

(2) Sub Bagian Kelembagaan mempunyai tugas mengumpulkan bahan pembinaan dan petunjuk teknis di bidang kelembagaan dan perangkat daerah.

(3) Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas mengumpulkan bahan pembinaan dan petunjuk teknis di bidang kepegawaian.

(35)

2.2. Sumber Daya Setda Kota Lhokseumawe

Sumber daya manusia pada Sekretariat Daerah Kota Lhokseumawe dapat dikelompokkan menurut golongan kepangkatan, tingkat pendidikan dan eselon.

Tabel 2.1

Jumlah SDM Menurut Golongan

GOLONGAN JUMLAH

IV 31

III 87

II 39

I 6

Total 163

Sumber : LAKIP Setda Kota Lhoksdeumawe Tahun 2017.

(36)

Tabel 2.2

Jumlah SDM Menurut Tingkat Pendidikan PENDIDIKAN JUMLAH

Pasca Sarjana 32

Sarjana 92

Diploma 3 3

SMA 33

SMP 8

SD 4

Total 172

Sumber : LAKIP Setda Kota Lhoksdeumawe Tahun 2016.

Tabel 2.3

Menurut Tingkat Eselon

ESELON JUMLAH

II 9

III 7

IV 21

Non Eselon 135

Total 172

Sumber : LAKIP Setda Kota Lhoksdeumawe Tahun 2016.

Untuk menunjang kegiatan administrasi Setda Kota Lhokseumawe didukung oleh fasilitas sebagai berikut :

Tabel 2.4

Sarana dan Prasarana N

O SARANA DAN PRASARANA LUAS/

JUMLAH 1 Mini Bus (Penumpang 14 Orang

Kebawah) 5 Unit

2 Sepeda Motor 15 Unit

3 Mesin Ketik Manual Longawegan (18) 1 Unit

4 Rak Besi/Metal 1 Unit

5 Filling Besi/Metal 5 Unit

6 Papan Pengumuman 5 Unit

7 White Board Elektronic 1 Unit

8 Lemari Kayu 2 Unit

9 Kursi Besi/Metal 128 Unit

10 Meja Rapat 4 Unit

(37)

N

O SARANA DAN PRASARANA LUAS/

JUMLAH

11 Kasur 1 Unit

12 Meja Biro 12 Unit

13 Sofa 3 Unit

14 AC Split 5 Unit

15 Alat Dapur Lainya 1 Set

16 Televisi 2 Unit

17 Wireles 1 Unit

18 Microphone 1 Unit

19 Tustel 1 Unit

20 Dispenser 7 Unit

21 Handycam 1 Unit

22 Alat Rumah Tangga Lain-lain (LCD Remote) 1 Unit 23 Alat Rumah Tangga Lain-lain (Genset) 1 Unit 24 Alat Rumah Tangga (Tablet) 1 Unit 25 Alat Rumah Tangga (Umbul-Umbul) 1 Set 26 Alat Rumah Tangga (Proyektor) 1 Unit 27 Alat Rumah Tangga (Miniatur/Market) 1 Unit 28 Alat Rumah Tangga (Gorden) 1 Set 29 Alat Rumah Tangga (Terali Besi) 2 Set 30 Alat Pemadam Kebakaran (Portable) 1 Set

31 P.C 4 Unit

32 Laptop 6 Unit

33 Note Book 5 Unit

34 Printer 19 Unit

35 Peralatan Mini Komputer 3 Paket

36 Monitor 7 Unit

37 HUB (Lokal Area network) 3 Unit 38 Peralatan jaringan Komputer 1 Paket 39 Meja Kerja Non Struktural 23 Unit 40 Proyektor + Attachment 1

41 Unitnermuptible Power Supplay (UPS) 17

42 Faximile 1

43 Peralatan Antena SHF/Parabola 1

44 Wireless 2

Total 732

Sumber : Buku Inventaris Barang 2016.

2.3. Kinerja Pelayanan Setda Kota Lhokseumawe

Setda Kota Lhokseumawe memiliki peran yang strategis dalam setiap proses/ tahapan pembangunan daerah. Dalam menjalankan

(38)

kinerja pelayanannya, Setda melakukan kajian/ telaahan/ evaluasi kebijakan pembangunan baik sebagai masukan untuk rencana pembangunan daerah maupun untuk kebijakan-kebijakan strategis lainnya. Setda juga berperan dalam pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan informasi, data dan fakta pembangunan untuk keperluan perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah.

Selama tahun 2012 sampai tahun 2017, Setda Kota Lhokseumawe telah melakukan perannya secara optimal. Namun demikian, upaya tersebut belum sepenuhnya dirasakan sesuai dengan yang diharapakan.

Persoalan seperti rendahnya partisipasi dalam musyawarah pembangunan yang disebabkan masih rendahnya serapan usulan ke pendanaan, kualitas dokumen yang masih kurang bahkan tidak ada, ketidak tepatan waktu karena persoalan politis, sumber daya yang masih kurang dan juga ketidak selarasan antara dokumen rencana pembangunan Kota Lhokseumawe merupakan hal yang urgent untuk diperbaiki pada periode 2017-2022.

Tingkat capaian kinerja Setda Kota Lhokseumawe berdasarkan sasaran/target Renstra periode sebelumnya dan Kinerja keuangan dapat dilihat pada Tabel 2.5 dan 2.6 berikut ini:

(39)

Halaman Ini sengaja dikosongkan Disisipkan tabel 2.5 (halaman 20)

dan tabel 2.6 (halaman 22) dengan format excel

(40)

Berdasarkan Tabel 2.5 (T-C.23) Pencapaian Kinerja Pelayanan Setda Kota Lhokseumawe, terlihat bahwa kinerja Setda Kota Lhokseumawe dalam menyediakan dokumen perencanaan seperti RPJP, RPJM, dan RKPD telah 100 % terlaksana, namun pada indikator penjabaran RPJM kedalam RKPD dan RKPD kedalam APBD masih belum 100% dilakukan. Keterbatasan dana yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Lhokseumawe merupakan sebab tidak semua usulan yang ada dalam dokumen tersebut menjadi perioritas pada tahun anggran dimaksud.

Sementara itu, beberapa target indikator pada Renstra Setda Kota Lhokseumawe periode 2012-2017 masih kosong karena indikator tersebut baru muncul dengan hadirnya Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 sehingga target dan realisasi untuk mengukur kinerja pelayanan Setda Kota Lhokseumawe belum bisa dilakukan.

Selanjutnya, Kinerja Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Setda Kota Lhokseumawe berdasarkan Tabel 2.6 (T-C.24) terlihat bahwa.

Anggaran Belanja Setda Kota Lhokseumawe terus meningkat dari tahun ke tahun, dimana rata-rata pertumbuhannya adalah 1,5 dan realisasi anggran Setda Kota Lhokseumawe adalah 1,3.

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Setda Kota Lhokseumawe

Tantangan yang akan dihadapi oleh Setda Kota Lhokseumawe pada kurun waktu lima tahun kedepan ialah munculnya peraturan perundangan serta pedoman baru yang mengatur mekanisme perencanaan sehingga memerlukan waktu guna memantapkan pemahaman dan mekanisme perencanaan. Tantangan lainnya yaitu menurunnya semangat serta kepercayaan masyarakat terhadap jaminan direalisasikannya rencana pembangunan yang telah diusulkan melalui Musrenbang. Beberapa ancaman ini dapat menghambat pelayanan Setda Kota Lhokseumawe untuk mewujudkan perencanaan yang aspiratif, partisipatif, tepat waktu serta berkualitas.

(41)

Sementara itu, peluang yang dimiliki oleh Setda Kota Lhokseumawe guna meningkatkan pelayanan ialah; adanya dukungan keuangan dan kebijakan dari pemerintah daerah, adanya dukungan kerjasama antara tokoh masyarakat dan tokoh agama, adanya keterlibatan berbagai unsur pemangku kepentingan (stakeholders) dalam perencanaan pembangunan antara lain DPRK, LSM, organisasi profesi, dan sektor swasta, dan tersedianya hasil-hasil kajian/penelitian yang mendukung penyusunan perumusan kebijakan perencanaan pembangunan daerah. Selanjutnya, penerapan perencanaan berbasis elektronik (e-planning) diharapkan mampu menjawab tantangan zaman guna mewujudkan perencanaan yang berkualitas dengan mengedepankan pendekatan perencanaan yang partisipatif dan transparan. Untuk meningkatkan kinerja pelayanan Setda Kota Lhokseumawe, beberapa hal yang akan dilakukan antara lain sebagai berikut :

1. Meningkatnya kepercayaan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya terhadap mekanisme perencanaan dan kredibilitas institusi perencanaan.

2. Meningkatnya kapasitas SDM dan kelembagaan dengan harapan dapat meningkatkan efektivitas proses perencanaan.

3. Meningkatnya koordinasi perencanaan pembangunan antar SKPK, SKPK dengan Gampong guna mendukung terwujudnya perencanaan yang terintegrasi dan sinergis.

4. Melaksanakan Updating data dan informasi yang akurat serta dapat dipertanggungjawabkan dan dikelola dengan sistem informasi pembangunan daerah (SIPD) yang transparan dan terintegrasi secara nasional.

5. Meningkatnya kualitas SDM Perencana terhadap penguasaan keahlian perencanaan yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Setda Kota Lhokseumawe.

(42)

BAB III

PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS SETDA KOTA LHOKSEUMAWE

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Setda Kota Lhokseumawe

Beberapa permasalahan yang teridentifikasi oleh Setda Kota Lhokseumawe antara lain :

1. Belum optimalnya peningkatan kualitas pelayanan publik pada SKPD;

2. Belum optimalnya penataan kelembagaan perangkat daerah;

3. Belum optimalnya capaian kinerja pemerintah daerah;

4. Belum optimalnya penataan produk hukum daerah;

5. Belum optimalnya tingkat koordinasi antar bagian dan SKPD;

6. Masih kurangnya kuantitas SDM pada bagian / unit kerja;

7. Masih terdapatnya tumpang tindih tugas pokok dan fungsi pada beberapa bagian dengan unit kerja lain.

Identifikasi permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi Setda Kota Lhokseumawe dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1 (T-B.35)

Pemetaan Permasalahan untuk Penentuan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah

No Masalah Pokok Masalah Akar Masalah 1. Kelembagaan - Minimnya

pemahaman tupoksi;

- Belum

tersosialisasinya peraturan tentang tugas pokok dan fungsi;

- Perubahan

nomenklatur pada SKPD

- Masih kurangnya data dan informasi yang akurat untuk pengambilan kebijakan.

2. Sumber Daya Manusia

- Jumlah SDM yang masih terbatas;

- Pendidikan dan Pelatihan SDM yang terbatas;

- Kuantitas SDM yang belum memadai.

- Koordinasi dan - Pola pembinaan

(43)

No Masalah Pokok Masalah Akar Masalah bagian belum

optimal. terorientasikan pada peningkatan kinerja;

- Belum tertatanya mekanisme dan pola kerja pada satu sistem yang terpadu, efektif dan efisien.

3. Pelayanan

Publik - Masih kurangnya sarana dan

prasarana kantor;

- Kurangnya pendanaan

penyediaan fasilitas kantor;

- Penyelenggaraan akuntabilitas belum optimal;

- Kurangnya kualitas perencanaan

strategis;

- SKPD yang menyampaikan Laporan Kinerja tepat waktu sebesar 85 %;

- Kategori capaian kinerja tahun sebelumnya CC = Cukup Baik.

- Nilai capaian IKM

belum optimal; - Rata-rata nilai IKM SKPD 81,63% dan hanya 2 (dua) SKPD yang menyusun IKM.

- Inovasi pelayanan yang belum dapat dilakukan oleh SKPD 4. Hukum - Peraturan yang ada

belum semuanya memenuhi

kebutuhan masyarakat;

- Produk hukum daerah belum terfasilitasi secara optimal

- Peraturan daerah bertentangan dengan peraturan

perundang-

undangan yang lebih tinggi.

- Perubahan Peraturan Perundang-

undangan oleh Pemerintah pusat tidak disertai dengan peraturan

pelaksanaannya.

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Periode 2017-2022.

Berdasarkan Rancangan Akhir RPJM Kota Lhokseumawe Tahun 2017-2022, Visi, Misi Walikota dan Wakil Walikota Lhokseumawe adalah “Mewujudkan Kota Lhokseumawe Bersyariat,

(44)

Helsinki”. Visi tersebut mengandung pengertian pokok sebagai berikut:

Bersyariat,

Bermakna segenap aspek kehidupan masyarakat dan tata kelola pemerintahan dilandasi oleh nilai-nilai Agama Islam;

Sehat,

Bermakna lingkungan hidup dan masyarakat Kota Lhokseumawe yang teratur bersih dan sehat;

Cerdas,

Bermakna sumber daya manusia di Kota Lhokseumawe yang berkarakter dan berwawasan global;

Sejahtera,

Bermakna terpenuhinya kebutuhan masyarakat Kota Lhokseumawe baik materil maupun spiritual.

Untuk mencapai visi tersebut, maka terdapat 7 (Tujuh) Misi yaitu:

Misi 1, Mewujudkan Masyarakat yang Islami.

Yaitu membentuk manusia yang bertaqwa pada Allah SWT, menjadikan nilai-nilai syariat Islam sebagai dasar dalam mengembangkan nilai-nilai Sosial budaya masyarakat.

Misi 2, Meningkatkan Perekonomian yang Berdaya Saing.

Yaitu peningkatan potensi perekonomian daerah dengan titik berat pada Industri, Jasa, Pariwisata, dan Perikanan.

Misi 3, Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas.

Yaitu meningkatkan standar kualitas pendidikan pada semua jenjang. Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan berstandar, serta meningkatkan peran serta pemuda dalam pembangunan.

Misi 4, Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih dan Baik (Clean And Good Governance),

Yaitu peningkatan sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah meliputi penetapan regulasi serta kebijakan.

Pengembangan sistem perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan. Penempatan aparatur sesuai bidang keahlian. Memantapkan kelembagaan demokrasi

(45)

lebih kokoh. Memperkuat peran masyarakat sipil. Menjamin pengembangan dan kebebasan media dalam mengkomunikasikan kepentingan masyarakat.

Misi 5, Mewujudkan Pemerataan Pembangunan, Serta Sarana dan Prasarana yang Memadai.

Yaitu mengurangi kesenjangan sosial dan berpihak pada masyarakat lemah. Menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran. Menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap pelayanan sosial serta sarana dan prasarana dasar. Membangun sarana dan prasarana yang mendukung mobilitas barang, jasa dan orang.

Misi 6, Mewujudkan Lingkungan Hidup yang Sehat, Asri dan Lestari.

Yaitu mengelola Sumber Daya Alam dan lingkungan hidup secara berkelanjutan. Pembangunan dengan memperhatikan daya dukung lingkungan. Menjaga keseimbangan pemanfaatan ruang serta memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup guna mendukung kualitas hidup masyarakat.

Misi 7, Mewujudkan Ketentram, Ketertiban, Kedamaian dan Persatuan.

Yaitu menjaga situasi yang kondusif dengan memantapkan kemitraan antara masyarakat, Pemerintah Daerah dan Aparat Penegak Hukum sehingga mampu melindungi dan mengayomi masyarakat serta mencegah tindak kriminalitas;

Berdasarkan ketujuh misi diatas, Setda Kota Lhokseumawe memiliki keterkaitan pada misi 4 yaitu Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih dan Baik (Clean And Good Governance) dengan tujuan meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik.

3.3. Telaahan Renstra Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, dan Renstra Provinsi.

Penyusunan dokumen Renstra Setda Kota Lhokseumawe Tahun 2017-2022 harus memiliki keterkaitan sasaran antara Renstra

(46)

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, serta Renstra Setda Aceh Tahun 2017-2022. Adapun perbandingan sasaran antar dokumen renstra dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Perbandingan Sasaran Rencana Strategis (Renstra) Nasional, Provinsi, Kota Lhokseumawe

Kementerian Dalam Negeri Tahun 2015–2019

Setda Aceh

Tahun 2017-2022 Setda Kota Lhokseumawe

Tahun 2017-2022

- Meningkatnya kualitas

pelayanan publik dalam

penyelenggaraan pembangunan daerah.

- Meningkatnya pembinaan dan penataan daerah otonomi dalam Pemerintah Aceh

- Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja

Pemerintahan - Peningkatan Indeks

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

- Meningkatnya efektifitas pelaksanaan Reformasi Birokrasi - Terwujudnya kinerja

aparatur pemerintah Kecamatan yang handal,efektif dan akuntabel dalam penyelenggaraan pemerintahan - Meningkatnya

penyelesaian produk Hukum Aceh dan bantuan hukum, sengketa

pemerintah Aceh - Mewujudkan

kebijakan bidang pendidikan, agama, keehatan, dan adat istiadat untuk mendukung pemerataan kesejahteraan masyarakat - Terwujudnya

penyelenggaraan pengadaan barag dan jasa pemerintah secara efektif dan

(47)

Kementerian Dalam Negeri Tahun 2015–2019

Setda Aceh Tahun 2017-2022

Setda Kota Lhokseumawe

Tahun 2017-2022

efisien

- Meningkatnya kualitas sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di lingkungan

Pemerintah Propinsi dan

Kabupaten/Kota - Terwujudnya

kelembagaan yang tepat fugsi dan tepat ukur

- Meningkatnya implementasi

Reformasi Birokrasi Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten/Kota - Tersebarnya

informasi

penyelenggaraan Pemerintah Aceh - Meningkatkan

kualitas pelayanan ketatausahaan sekretariat dan pimpinan

- Mewujudkan pelayanan administrasi

pembangunan yang berkualitas

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menjelaskan bahwa penataan ruang merupakan rangkaian kegiatan yang termasuk dalam sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang yang keterkaitan satu sama lainnya bersifat sekuensial (satu

(48)

hasil-hasil yang diperoleh dari proses perencanaan tata ruang ditempatkan sebagai acuan kegiatan-kegiatan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Dalam dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Lhokseumawe Tahun 2013-2033 dijelaskan bahwa pengembangan ruang Kota Lhokseumawe mengacu pada hirarki fungsional sesuai dengan RTRW Nasional dan selaras dengan RTRW Aceh, antara lain Pusat Kegiatan Nasional (PKN); Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Sehingga dalam penataan ruang Kota Lhokseumawe tidak terlepas dari penataan ruang di wilayah sekitarnya, yaitu :

 Dalam Konteks Nasional, Kota Lhokseumawe adalah Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang membutuhkan keterkaitan aksesibilitas antar wilayah secara optimal.

 Fungsi sebagai Pusat Kegiatan Nasional dituntut adanya keterkaitan Kota Lhokseumawe dengan daerah hinterland disekitarnya yang berhimpitan untuk membagi beban dan fungsi- fungsi kegiatan perkotaan secara hirarkhi dan terintegrasi.

Struktur ruang di Kota Lhokseumawe terbentuk oleh sistem pusat-pusat pelayanan yang saling terintegrasi. Sistem pusat pusat pelayanan ini dilengkapi dengan sistem jaringan prasarana wilayah dan terhubungkan oleh sistem jaringan transportasi untuk meningkatkan aksesibilitas transportasi antar pusat-pusat pelayanan. Dengan demikian sistem pusat pusat pelayanan yang ditetapkan di Kota Lhokseumawe, yakni:

1. Pusat Kegiatan Nasional dengan pusatnya di Kota Lhokseumawe dan sekitarnya.

2. Pusat Pelayanan Kota dengan pusatnya di Keude Cunda.

Merupakan pusat Kecamatan Muara Dua;

3. Sub Pusat Pelayanan Kota dengan pusatnya di Lhoksemawe (sekitar Jalan Sukaramai dan Jalan Perdagangan), Kandang, Batuphat Timur, Keude Peunteuet. Merupakan pusat-pusat dari tiap kecamatan;

4. Pusat Lingkungan dengan pusatnya di Lhokseumawe Selatan, Lhokseumawe Utara, Kandang, Cunda, Paloh Timur, Paloh Barat,

(49)

Meuraksa, Peunteuet, Mangat Makmu. Merupakan pusat-pusat dari tiap mukim.

Terkait dengan lingkungan hidup, amanat Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa setiap Pemerintah Daerah wajib menyusun Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).

Dokumen KLHS ini adalah proses sistematis untuk mengevaluasi pengaruh lingkungan hidup dari dan menjamin diintegrasikannya prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pengambilan keputusan yang bersifat strategis. KLHS berfungsi untuk menelaah efek dan/atau dampak lingkungan, sekaligus mendorong pemenuhan tujuan-tujuan keberlanjutan pembangunan dan pengelolaan sumber daya dari suatu kebijakan, rencana dan program pembangunan.

Ada beberapa hal penting yang merupakan hasil kajian dari KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis) berupa isu-isu pembangunan berkelanjutan yang menimbulkan dampak terpenting adalah:

1. Pengembangan pusat kegiatan masyarakat;

2. Pengembangan dan penataan kawasan strategis;

3. Penatan dan pengembangan obyek wisata;

4. Penataan dan pengembangan permukiman perkotaan.

Berdasarkan kajian RTRW dan KLHS, Setda Kota Lhokseumawe memiliki peran penting untuk menyiapkan hal-hal diantaranya:

- Sumberdaya manusia yang ideal, baik kualitas, kuantitas maupun penempatan dan fungsinya;

- Perencanaan yang tepat, terencana dan terukur;

- Sistem Monitoring dan Evaluasi yang tepat;

- Sistem organisasi termasuk kerjasama internal dan eksternal yang solid;

- Peralatan atau sarana dan prasarana yang mencukupi; dan - Anggaran yang memadai.

(50)

3.5. Penentuan Isu-isu Strategis

Berdasarkan uraian di atas, ditentukan isu-isu strategis yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Setda Kota Lhokseumawe. Isu-isu strategis dimaksud antara lain :

1. Meningkatkan SDM guna pencapaian tujuan dan sasaran organisasi secara optimal;

2. Meningkatkan pengelolaan anggaran yang mengarah kepada peningkatan kinerja;

3. Membangun komitmen seluruh aparatur dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi untuk mewujudkan akuntabilitas;

4. Menyusun kebijakan yang efektif untuk mewujudkan penyelenggaraan pelayanan sesuai kebutuhan masyarakat;

5. Meningkatkan komitmen aparatur dalam penyelenggaraan Pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat.

6. Menerapkan kebijakan pola kerja, pola pembinaan aparat yang sesuai dengan potensi dan kondisi daerah sebagai bahan masukan kepada Pemerintah Pusat dalam menetapkan kebijakan Nasional yang strategis dengan memperhatikan kepentingan Daerah.

Referensi

Dokumen terkait

(1) Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Wali Kota dalam memimpin, mengendalikan, dan mengkoordinasikan perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan fungsi urusan

Lembaga penggiat qurban telah berdiri pada tahun 2006 dalam bentuk yang sederhana, sekedar mengumpulkan hewan qurban dari beberapa orang yang ikut pengajian

Berdasarkan pengertian tentang paradigma dan dua contoh yang diberikan itu maka paradigma penelitian dapat diartikan sebagai pandangan atau model atau pola pikir yang

Sedangkan Zat berbahaya yang digunakan untuk menyatukan serbuk hitam agar menjadi emas yaitu air raksa, kandungannya ini akan menimbulkan zat pencemar di dalam air sungai Batang

Penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra – SKPD) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 pada

Bidang Peternakan mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan petunjuk teknis, mengkoordinasikan kegiatan produksi peternakan, bina usaha pertemakan dan

(1) Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Wali Kota dalam memimpin, mengendalikan, dan mengkoordinasikan perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan fungsi urusan

(1) Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Wali Kota dalam memimpin, mengendalikan, dan mengkoordinasikan perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan fungsi urusan