• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung tahun ini merupakan dokumen Renstra yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung tahun ini merupakan dokumen Renstra yang"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra – SKPD) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 pada dasarnya dilatarbelakangi oleh tekad dan kesungguhan untuk melaksanakan tugas yang ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan yang ada maupun dokumen perencanaan pembangunan daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) serta ikut memenuhi tuntutan Visi, Misi dan Agenda pembangunan Walikota Bandung sebagai acuan dalam penyelenggaraan pembangunan di Kota Bandung.

Sehubungan dangan hal tersebut dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, maka disusunlah Renstra–SKPD Dinas Pertaniandan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013 - 2018 yang merupakan satu bagian yang utuh dari kinerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung.

Undang – Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa setiap Daerah harus menyusun Rencana Pembangunan Daerah secara sistematis, terarah terpadu dan tanggap terhadap perubahan, dengan jenjang perencanaan jangka panjang (25 tahun), jangka menengah (5 tahun), maupun jangka pendek (1 tahun). Berdasarkan hal itu setiap daerah harus menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Dokumen tersebut akan menjadi acuan untuk penyusunan rencana SKPD .

Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung tahun 2013 - 2018 ini merupakan dokumen Renstra yang

(2)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 2 mengacu pada RPJMD 2013 - 2018 yang telah disusun. Hal ini didasarkan pada beberapa faktor dan pertimbangan, antara lain:

(i) Perda No. 3 Tahun 2014 tentang RPJMD tahun 2013-2018 ; (ii) Indikator kinerja yang perlu penyelarasan target ;

(iii) Keperluan penyelarasan dengan substansi yang telah termuat dalam RPJMD Kota Bandung Tahun 2013 - 2018.

Renstra SKPD Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung tahun 2013 - 2018 ini merupakan penjabaran visi, misi dan Program Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung yang akan dilaksanakan dalam periode 5 tahun yaitu untuk tahun 2014 sampai dengan 2018 menyesuaikan dengan RPJMD Kota Bandung, penyusunan Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung tahun 2013 - 2018 berpedoman pada RPJP Daerah Kota Bandung tahun 2005 - 2025 dan RPJMD Kota Bandung tahun 2013 - 2018, memperhatikan sumberdaya dan potensi yang dimiliki, faktor keberhasilan, evaluasi pembangunan serta isu strategis yang berkembang.

Mengingat peran dan fungsi Renstra SKPD Kota Bandung sangat penting bagi pemerintah dan masyarakat maka penyusunan Renstra SKPD Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dilakukan secara transparan dan partisipatif untuk menghasilkan dokumen perencanaan yang berkesinambungan yang nantinya akan dijabarkan kembali secara lebih teknis di Rencana Kerja (RENJA) Dinas.

1.2. Landasan Hukum

Landasan hukum penyusunan Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung tahun 2013 – 2018 adalah :

1. Undang - Undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup ;

(3)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 3

2. Undang – Undang No. 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi , Kolusi dan Nepotisme ;

3. Undang – Undang No. 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang – Undang No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah ;

4. Undang – undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Daerah ;

5. Undang – Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ;

6. Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah ;

7. Undang – Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah ;

8. Undang – Undang No. 17 Tahun 2007 tentang RPJPN 2005 – 2025;

9. Undang – Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman

11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

12. Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

13. Peraturan Daerah Kota Bandung No.02 Tahun 2001 tentang Kewenangan Daerah Kota Bandung sebagai Daerah Otonom; 14. Peraturan Daerah No. 08 Tahun 2007 tentang Urusan

Pemerintah Daerah Kota Bandung ;

15. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 13 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung;

(4)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 4 16. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 07 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksana rencana Pembangunan serta Musyawarah

Perencanaan Pembangunan Daerah ;

17. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 08 Tahun 2008 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Bandung 2005 – 2025;

18. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 3 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bandung 2013 – 2018;

1.3. Maksud dan Tujuan 1. Maksud

Reviu

Renstra SKPD Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung tahun 2013 - 2018 dimaksudkan untuk memberikan arah Kebijakan Pembangunan Pertanian dan Ketahanan Pangan dalam kerangka pencapaian Visi, Misi dan Program.

2. Tujuan

Penyusunan Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung tahun 2013 - 2018 adalah untuk menetapkan strategi dan arah pembangunan pertanian dan ketahanan pangan Kota Bandung, serta merumuskan Program Pembangunan Pertanian dan Ketahanan Pangan selama lima tahun sehingga dapat digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja SKPD tahunan.

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung 2013 - 2018 disusun sebagai berikut :

(5)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 5  Bab 1 Pendahuluan terdiri atas latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan penyusunan Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dan sistematika penulisan;

Bab 2 Gambaran Pelayanan SKPD memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) SKPD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, mengulas secara ringkas apa saja sumber daya yang dimiliki SKPD dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra SKPD periode sebelumnya, mengemukakan capaian program prioritas SKPD yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui Renstra SKPD;  Bab 3 Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi

memuat permasalahan-permasalahan pelayanan SKPD, telaahan visi, misi dan program KDH terpilih, telaahan Renstra K/L, telaahan terhadap RTRW dan penentuan isu-isu strategis;  Bab 4 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran terdiri atas : Uraian Visi

dan Misi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung. Tujuan merupakan penjabaran visi SKPD yang lebih spesifik dan terukur sebagai upaya mewujudkan Visi dan Misi pembangunan jangka menengah dan dilengkapi dengan rencana sasaran yang hendak dicapai, dan Strategi yaitu cara untuk mewujudkan tujuan, dirancang secara konseptual, analisis, realistis, rasional dan komprehensif. Strategi diwujudkan dalam kebijakan dan program, yang terakhir pada BAB IV adalah mengenai Kebijakan yaitu Arah yang diambil oleh SKPD dalam menentukan bentuk konfigurasi program dan kejadian untuk mencapai tujuan.

Bab 5 Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif memuat rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran,

(6)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 6 dan pendanaan indikatif;

Bab 6 Indikator Kinerja SKPD Yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD memuat indikator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

Bab 7 Penutup

(7)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 7

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN

KETAHANAN PANGAN KOTA BANDUNG

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor : 13 tahun 2009 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan Pemerintah Bidang Pertanian dan Ketahanan Pangan berdasarkan asas otonomi dan pembantuan yang diserahkan oleh Walikota.

Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung terdiri dari :

1. Kepala Dinas 2. Sekretaris

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian b. Sub Bagian Keuangan dan Program 3. Bidang Produksi

a. Seksi Produksi Peternakan dan Perikanan

b. Seksi Produksi Tanaman Pangan, Hortikultura dan Konservasi

4. Bidang Bina Usaha

a. Seksi Pemasaran dan Pelayanan Usaha b. Seksi Pasca Panen dan Pengolahan 5. Bidang Pengawasan Mutu Hasil Pertanian

a. Seksi Pengawasan Mutu Hasil Peternakan dan Perikanan b. Seksi Pengawasan Mutu Hasil Tanaman Pangan dan

Hortikultura

(8)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 8 a. Seksi Pencegahan Penyakit dan Pengawasan Lalulintas

Hewan

b. Seksi Pemberantasan Penyakit Hewan 7. Bidang Ketahanan Pangan

a. Seksi Keamanan dan Mutu Pangan;

b. Seksi Ketersediaan dan Penganekaragaman Pangan; 8. Unit Pelaksana Teknis Dinas

a. UPT Pembibitan dan Pembenihan b. UPT Rumah Potong Hewan (RPH) c. UPT Klinik Hewan

A. Tugas dan Fungsi

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan Pemerintah Daerah di bidang pertanian dan ketahanan pangan berdasarkan asas otonomi dan pembantuan.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung mempunyai fungsi :

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian dan ketahanan pangan

2. Penyelenggaraan sebagian urusan Pemerintah Daerah dan Pelayanan umum di bidang pertanian dan ketahanan pangan.

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pertanian yang meliputi Produksi, Bina Usaha, Pengawasan Mutu Hasil Pertanian, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan, serta Ketahanan Pangan.

4. Pelaksanaan pelayanan teknis ketatausahaan Dinas.

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(9)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 9 STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA BANDUNG

PERDA NO 13 TAHUN 2009

TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI PADA DINAS DAERAH KOTA BANDUNG

UPT KLINIK HEWAN UPT RPH UPT Pembibitan

SIE. PROD. TP HORT & KVASI SIE. PSCA PNEN & PNGOLAHN SIE. WAS MUT HSIL TP & HORT

Drh. Liesmiarsih Ir. Sri Rezeki Ir. Siti Fardah R,

Ir. Puti Vera Lora Ir. Asep Ruspian Nanang Rusman, S.P. Ir, Usep Supriatna

JABATAN FUNGSIONAL

SIE. PMBERNTSAN PENY. HWN

Wilsandi Saefuloh, SPt.MM Ir. Deni Asmara MM. Drh. Ermariah Ir. Deden R.

SIE. PROD PET & PERIKANAN SIE. PMASARAN & PELAYANAN

USAHA SIE. WAS MUT HSIL PET & IKAN SIE. PENC & PENGWSN LL HWN BIDANG P3H

Ir. Galih Praasih Hj. Yeti Rohayati, SH. Ir. Umy Sjafitrie Drh. Sudarmadji

BIDANG PRODUKSI BIDANG BINA USAHA BIDANG PENGAWASAN MUTU

SUB BAGIAN UMUM & KEPEG SUB BAG KEUANGAN & PROG Bambang Ir. Usep Awaludin, M.Si. KEPALA DINAS

Ir. Hj. Elly Wasliah

SEKRETARIS Ikhsani Sadikin, SE

Ir. H. Elly Wilaya BIDANG KETAHANAN PANGAN

Ir. TAMSIL TAHIR, MSP

SIE. KETERSEDIAAN, PNGANEKARGMN PNGN & CAD PNGN

SIE. KEAMANAN & MUTU PANGAN Dra. Lilis Rosidah

(10)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung 2013-2018 10

2.2. Sumber Daya Manusia

Pemerintahan yang baik (good governance) adalah prasyarat bagi terbentuknya pemerintahan yang efektif dan demokratis. Good governance digerakkan oleh prinsip-prinsip partisipatif, penegakan hukum yang efektif, transparansi, responsif, kesetaraan, visi strategis, efektif dan efisien, profesional, akuntabel dan pengawasan yang efektif. Dengan kaitan tersebut, peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan khususnya sumberdaya aparatur harus menjadi salah satu prioritas penting dan strategis dalam program saat ini dan di masa yang akan datang. Sumberdaya aparatur pemerintah menempati posisi strategis yang bukan saja mewarnai melainkan juga menentukan arah kemana suatu daerah akan dibawa.

Pemerintah Daerah adalah implementator kebijakan publik yang mengemban tugas dan fungsi-fungsi pelayanan, perlindungan dan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, pemerintahan di masa mendatang adalah pemerintahan yang cerdas, yang mampu menerjemahkan kebijakan publik ke dalam langkah-langkah operasional yang kreatif dan inovatif dengan orientasi pada kepentingan masyarakat. Pemerintahan yang cerdas hanya bisa diwujudkan jika aparaturnya cerdas.

Terkait dengan hal tersebut di atas, jumlah aparatur Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung berdasarkan data dari Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sampai Bulan Desember Tahun 2013 berjumlah 113 orang. Komposisi jabatan dalam struktur organisasi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dapat dilihat pada tabel 2.1. Berdasarkan data yang ditampilkan pada Tabel 2.1. dengan jenjang eselonering II, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung melaksanakan fungsi Pelayanan di Bidang Pertanian dan Ketahanan Pangan.

(11)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung 2013-2018 11

Tabel 2.1.

Kondisi Kepegawaian Berdasarkan Eselon Jabatan

No Uraian Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV Staf Jumlah

1 Kepala Dinas 1 1

2 Sekretariat 1 2 21 24

3 Bidang Produksi 1 2 12 15

4 Bidang Bina Usaha 1 2 8 11

5 Bidang Pengawasan Mutu 1 2 10 13

6 Bidang P3H 1 2 6 9

7 Bidang Ketahanan Pangan 1 2 7 10

8 UPT Klinik Hewan 2 3 5

9 UPT RPH 2 10 12

10 UPT Pembibitan 2 6 8

11 Fungsional (Penyuluh) - 5 5

JUMLAH - 6 18 88 113

Sumber : Subbagian Umum dan Kepegawaian Dispertapa

Sekretariat memiliki jumlah pejabat pada eselon IV dan jumlah karyawan yang lebih banyak daripada bidang yang lain, mengingat beban kerja di sekretariat yang cukup tinggi. Yang menjadi catatan dalam struktur Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung adalah adanya jabatan fungsional Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang bertanggungjawab secara langsung kepada Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dan tidak terikat secara struktur dengan bidang-bidang. Kondisi kepegawaian Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2.2. dibawah ini :

(12)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung 2013-2018 12

Tabel 2.2.

Kondisi Kepegawaian Berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan

No Uraian S3 S2 S1 D3 SLTA SLTP SD Jumlah

1 Kepala Dinas 1 1

2 Sekretariat 1 6 3 13 1 23

3 Bidang Produksi 10 1 3 1 15

4 Bidang Bina Usaha 1 1 5 4 11

5 Bidang Pengawasan Mutu 6 1 6 13

6 Bidang P3H 1 5 1 1 1 9

7 Bidang Ketahanan Pangan 2 3 1 4 10

8 UPT Klinik Hewan 3 2 5

9 UPT RPH 1 11 12

10 UPT Pembibitan 3 3 2 8

11 Fungsional (Penyuluh) 1 4 5

JUMLAH 1 5 43 7 51 2 3 113

Sumber : Subbagian Umum dan Kepegawaian Dispertapa Kota Bandung

Kapasitas dan kapabilitas karyawan berkaitan erat dengan tingkat pendidikannya. Berdasarkan data yang ditampilkan pada Tabel 2.2, tingkat pendidikan karyawan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung yang paling banyak adalah pendidikan SLTA sebanyak 51 orang (42,31 %). Tingkat pendidikan bagian terbesar dari karyawan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung ini merupakan modal dasar yang penting dalam peningkatan kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung secara umum.

Jumlah karyawan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung yang menamatkan pendidikan S3 tercatat ada 1 orang, S2 tercatat sebanyak 5 orang dan paling banyak kedua yaitu S1 sebanyak 43 orang yang secara prosentase, jumlah tersebut mencapai 34,61% dari seluruh karyawan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, hal ini tentu menjadi modal dasar yang besar dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung.

Namun demikian, kendala dalam ketersediaan SDM yang menjadi issu strategis di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung adalah mengenai kualitas dan kuantitas pejabat fungsional. Sekalipun kebijakan internal Pemerintah Kota telah memperlihatkan keberpihakan terhadap pejabat fungsional,

(13)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung 2013-2018 13 tetapi belum menarik minat pegawai lainnya untuk mengambil jalur karir sebagai pejabat fungsional.

2.3. Anggaran

Dari sisi anggaran, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung mendapatkan alokasi anggaran yang meningkat dari tahun ke tahun, tabel dibawah ini memperlihatkan jumlah alokasi anggaran 2009-2013 beserta serapannya sebagai berikut :

Tabel 2.3.

Alokasi Anggaran Dispertapa 2009-2013

No Tahun Anggaran Jumlah Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Persentase (%) 1 2010 16.194.723.037,- 15.926.760.870,- 98,35 % 2 2011 18.476.064.029,- 18.090.889.039,- 97,92 % 3 2012 19.107.189.550,58,- 18.803.714.277,00- 98,41 % 4 2013 21.407.292.085,58,- 20.291.958.481,00- 94,79 % 5 2014 37.900.484.500,00,- 35.184.264.247,00 92,83

Peningkatan alokasi anggaran berbanding lurus dengan serapan anggarannya, penyerapan anggaran rata-rata diatas 90 % dalam penyerapannya. Adapun permasalahan yang ada seringkali disebabkan karena beberapa kegiatan dilaksanakan pada APBD perubahan di Bulan Oktober sehingga ada keterbatasan waktu dalam melaksanakan kegiatan dan penyerapan anggarannnya. Kecermatan dalam menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) yang menjadi pedoman pelaksanaan program/kegiatan baik dari sisi anggaran maupun dari indikator kinerja turut menentukan serapan dan alokasi anggaran yang dibutuhkan.

(14)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung 2013-2018 14

2.4. Pendapatan

Dari sisi pendapatan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung mendapatkan pendapatan dari Retribusi Jasa Usaha Rumah Potong Hewan (RPH), tabel dibawah ini memperlihatkan jumlah pendapatan retribusi dari tahun 2009-2013 sebagai berikut :

Tabel 2.4.

Pendapatan Retribusi Rumah Potong Hewan (RPH) Dispertapa 2009-2013

No Tahun

Anggaran Target (Rp) Realisasi (Rp) Persentase (%)

1 2010 1.520.100.000,- 1.050.370.750,- 69,09

2 2011 1.343.604.000,- 971.711.750,- 72,32

3 2012 2.104.571.200,- 866.142.250,- 41,16

4 2013 1.640.622.00,- 1.293.910.000,- 78,87

5 2014 1.500.000.000,- 1.523.570.000,- 101,57

Pada Tahun 2012 retribusi yang dipungut oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung hanya dari retribusi jasa usaha saja yaitu pada Retribusi Rumah Potong Hewan (RPH) hal ini berdasarkan pada Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, sehingga pada tahun 2012 terjadi penurunan dalam realisasi pendapatan retribusi karena ada beberapa retribusi yang tadinya bisa dipungut menjadi tidak bisa dipungut setelah keluarnya Undang-Undang No. 28 Tahun 2009. Pada Tahun 2014 setelah berlakunya Perda Nomor 11 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan dan Retribusi Rumah Potong Hewan, target dari Retribusi Rumah Potong Hewan dapat tercapai bahkan melebihi target tercapai sebesar 101,57 %.

2.5. Aset, Sarana dan Prasarana

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung menempati kantor yang berdiri diatas lahan seluas 75.450 meter persegi milik

(15)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung 2013-2018 15 Pemerintah Kota Bandung yang beralamat di Jl. Arjuna No. 45 Bandung.Secara umum kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki dan dipergunakan dalam mendukung pelaksanaan kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut :

Tabel 2.5.

Rekapitulasi Sarana Dan Prasarana

Dispertapa Kota Bandung Sampai Dengan Tahun 2013 Rekapitulasi Sarana dan Prasarana

Dispertapa Kota Bandung Sampai Dengan Tahun 2013

No Nama Barang Banyaknya Kondisi Barang

B KB RB 1 Kendaraan roda 4 24 14 9 1 2 Kendaraan roda 2 48 25 17 6 3 AC 17 8 7 2 4 Lemari/Rak/Buffet/Filling Cabinet 92 54 33 5 5 Brankas 3 2 1 6 Meja 182 57 111 14 7 Kursi 189 111 45 33 8 Pesawat telepon/faks 15 12 2 1 9 Mesin Tik 23 6 12 5 10 Komputer 43 20 19 4 11 Note Book/Laptop 31 21 10 12 Printer 32 16 11 5 13 Scanner 4 4 14 Projector 6 4 2 15 Camera 30 16 12 2 16 Handycam 17 14 3

17 Mesin Potong Rumput 10 2 6 2

18 Timbangan Obat 1 1 19 Miscroscope 2 2 20 Ph Meter 2 2 21 White board 15 4 2 9 22 Pompa Air 12 6 4 2 23 Oven 3 3 24 Takel 18 8 2 5 25 Power Spayer 4 4 26 Lemari Es 18 8 7 3 27 Sound System 4 1 1 2 28 Televisi 14 9 3 2 29 Timbangan Karkas 7 3 2 2

(16)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung 2013-2018 16 30 Stabilisator 6 6 1 31 Mesin Absensi 1 1 Catatan : B = Baik KB = Kurang Baik RB = Rusak Berat

Lokasi Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung yang cukup strategis memudahkan aksesibilitas dari dan menuju kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, lokasi yang terpisah dari kompleks perkantoran Pemerintah Kota Bandung di Jl. Wastukencana maupun kompleks kantor Pemerintah Kota di Jalan Cianjur memberi peluang untuk menyelenggarakan kegiatan secara lebih mandiri dan terfokus.

Demikian juga sarana pendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan yang tersedia dalam jumlah dan kualitas memadai seperti kendaraan dinas maupun peralatan penunjang pekerjaan (komputer, scanner dll) dengan anggaran untuk pemeliharaan yang juga cukup memadai.

Permasalahan pada asset, sarana dan prasarana di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung berkaitan dengan kapasitas gedung yang masih bersatu dengan Rumah Potong Hewan (RPH) sehingga dari sanitasi lingkungan masih kurang memadai.

Permasalahan dalam pengelolaan barang berkaitan dengan inventarisasi asset adalah banyaknya barang yang sudah rusak tetapi belum dilakukan penghapusan, serta tidak tersedianya tempat penyimpanan yang memadai untuk barang dan dokumen produk Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung.

2.6. Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Kinerja pelayanan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung yang utama berkaitan dengan urusan yang menjadi kewenangannya adalah : (1) Urusan Wajib terdiri dari Urusan Ketahanan Pangan dan (2) Urusan Pilihan terdiri dari Urusan Pertanian, dan Urusan Kelautan dan Perikanan. Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2009 - 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.6.

(17)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung 2013-2018 17

Tabel 2.6.

Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2009-2013

NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) 1. Tercukupinya Kebutuhan pangan (beras) bagi rumah tangga miskin Tercukupinya Kebutuhan pangan (beras) bagi rumah tangga miskin 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100% 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 2. Penguatan cadangan pangan daerah Penguatan cadangan pangan daerah 26 % - - - 24 % 24 % - - - 24 % 24 % - - - 100 % 100 % 3. Jumlah regulasi ketahanan pangan Jumlah regulasi ketahanan pangan - - - 2 regulasi 2 regulasi - - - 3 regulasi 4 regulasi - - - 150 % 200 % 4. Pengadaan lahan sawah untuk cadangan pangan daerah Pengadaan lahan sawah untuk cadangan pangan daerah - - - 10 Ha 12 Ha - - - 32,8 Ha - - - - 150 % -

(18)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung 2013-2018 18 NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) 5. Jumlah kasus penyakit zoonosa Tidak akan melebihi 10 kasus Jumlah kasus penyakit zoonosa Tidak akan melebihi 10 kasus 10 kasus - - - 10 kasus kasus 10 - - - 1 kasus 1 kasus - - - 10 % 10 % 6. Peningkatan volume pemasaran produk hasil tanaman pangan Peningkatan volume pemasaran produk hasil tanaman pangan 1.955 kg 2.066 kg 2.184 kg 2.308 kg 2.439 kg 2.056 kg 2.184 kg 2.402 kg 2,538 kg 2.683 kg 105,2 % 105,7 % 109,9 % 109,9 % 110 % 7. Peningkatan volume pemasaran produk hasil peternakan Peningkatan volume pemasaran produk hasil peternakan 16.458 kg 17.363 kg 18.318 kg 19.325 kg 20.388 kg 17.280 kg 18.318 kg 20,145 kg 21.257 kg 22.428 kg 104,1 % 105,1 % 110 % 109,9 % 110 % 8. Produktivitas tanaman padi Produktivitas tanaman padi 61

Kw/Ha 61 Kw/Ha 61 Kw/Ha 61 kw/ha 61 kw/ha 61 kw/ha 61,05 kw/ha 61,07 kw/ha 62,83

62,95 kw/ha 100 % 100,08 % 100,11 % 100,3 % 103,2 % 9. Produktivitas tanaman palawija Produktivitas tanaman palawija 60,7

kw/ha 60,7 kw/ha 60,7 kw/ha 60,7 kw/ha 60,7 kw/ha 60,9 kw/ha 61,15 kw/ha 70,94 kw/ha

71,00 kw/ha- 72,20 kw/ha 100,33 % 100,74 % 117 % 116,9 % 118,9 %

(19)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung 2013-2018 19 NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) 10. Produktivitas tanaman hortikultura Produktivitas tanaman

hortikultura kw/ha 94,18 kw/ha 98,88 103,82 kw/ha kw/ha 109,01 114,46 kw/ha 96,2 kw/ha 106,7 kw/ha 112,07 kw/ha

114,46 kw/ha 116,40 kw/ha 102 % 107,9 % 107,9 % 104,9 % 101,7 % 11. Produktivitas tanaman hias Produktivitas tanaman hias 131.000

pot/thn 137.000 pot/thn 143.000 pot/thn 149.000 pot/thn 155.000 pot/thn 131.100 pot/thn 139.000 pot/thn 145.000 pot/thn

184.500 pot/thn 185.000 pot/tahun 100 % 101,5% 101,4% 123,82% 119,35 % 12. Populasi ternak sapi Populasi

ternak sapi ekor 371 ekor 386 ekor 401 416 ekor 431 ekor 395 ekor 407 ekor 422 ekor 447 ekor

1.307 ekor 106,5% 105,4% 105,2% 107,4% 303,2 % 13. Populasi ternak domba Populasi ternak domba 20.419

ekor 20.519 ekor 20.619 ekor 22.726 ekor 23.507 ekor 21.102 ekor 21.102 ekor 23.493 ekor

26.635 ekor 26.901 ekor 103,3% 102,8% 114% 117,2% 114,4 % 14. Peningkatan volume pemasaran produk hasil perikanan Peningkatan volume pemasaran produk hasil perikanan 110.032 kg 116.414 kg 123.166 kg 130.310 kg 137.868 kg 113.743 kg 128.060 kg 135.480 kg 143.341 kg 157.655 kg 103,4 % 110% 109,9% 109,16% 114,4 % 15. Produksi ikan konsumsi Produksi ikan konsumsi 2.095 ton 2.200 ton 2.310 ton 2.425 ton 2.500 ton 2.217,5

ton 2.310 ton 2.518 ton 2.520ton 2.575 ton 105,8

% 105% 100,7% 103,9% 103 % 16. Produksi ikan hias Produksi ikan hias 321.700 ekor 421.700 ekor 521.700 ekor 621.700 ekor 721.100 ekor 406.551

(20)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung 2013-2018 20 NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) 17. Jumlah penanaman pohon produktif Jumlah penanaman pohon produktif 6000

Pohon 12000 Pohon 18000 Pohon 100.000 pohon 100.000 pohon 81.132 pohon 195.740 pohon 74.637 pohon

236.840 pohon 234.572 pohon 135,20 % 163,10 % 414,65 % 236,84 % 234,57 %

(21)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 21

2.7. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung

Sektor pertanian memegang peranan cukup penting dalam perekonomian nasional. Hal ini disebabkan karena sektor pertanian merupakan Resource Based yang mampu menyerap dan memperluas kesempatan usaha/lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Adapun arah kebijakan pembangunan pertanian di Kota Bandung lebih dititik beratkan pada:

1. Mengembangkan usaha pertanian perkotaan (Urban Farming) melalui :  Pemilihan komoditas pertanian yang mempunyai nilai ekonomi tinggi,

produktivitas tinggi, dan mempunyai peluang pasar;  Penerapan teknologi tepat guna;

 Pengelolaan manajemen usaha;

 Peningkatan kemitraan usaha pelaku agribisnis.

2. Meningkatkan pemeriksaan mutu komoditi hasil pertanian yang beredar di Kota Bandung.

3. Meningkatkan pemeriksaan kesehatan hewan dan ternak.

4. Memberikan kemudahan rekomendasi dan ijin usaha pertanian. 5. Mengintensifkan penyelenggaraan penyuluhan pertanian.

6. Memfasilitasi promosi pemasaran komoditas pertanian dan hasil olahannya.

7. Memfasilitasi ketersediaan dan kemudahan pangan bagi masyarakat. Kota Bandung mempunyai potensi yang sangat besar di bidang agribisnis terutama pada sektor hilir (off farm). Walaupun demikian pembangunan pertanian di sektor hulu-pun harus dipertahankan sesuai dengan potensi wilayah Kota Bandung, guna menunjang pembangunan pertanian secara keseluruhan.

(22)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 22 Dalam pelaksanaan kegiatan ditemui beberapa permasalahan yang harus diselesaikan, yaitu :

Urusan Ketahanan Pangan a) Permasalahan

1. Implementasi percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (P2KP) melalui pangan lokal yang diharapkan dapat mengurangi konsumsi beras, belum dapat dilaksanakan secara optimal;

2. Sosialisasi keamanan jajanan anak sekolah khususnya di Sekolah Dasar belum dilaksanakan secara optimal;

b) Solusi

1. Implementasi percepatan penganeka ragaman konsumsi pangan dilaksanakan melalui penandatanganan MOU antara Dewan Ketahanan Pangan Kota Bandung dengan Tim Penggerak PKK Kota

Bandung Nomor 520/007-V/DKP/2011 dan Nomor

38/SKR/PKK.Kota.BDG/V/2011 tanggal 2 Mei 2011, perihal Program

Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan melalui

Pemanfaatan Lahan Pekarangan, Program Kemitraan, Promosi Olahan Hasil dan Keamanan Pangan, Penyakit, Penghijauan;

2. Meningkatkan frekuensi sosialisasi keamanan jajanan anak sekolah di Sekolah Dasar bekerjasama dengan Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, dan BPOM.

Urusan Kelautan dan Perikanan a. Permasalahan

1. Semakin sempitnya lahan untuk budidaya perikanan sebagai akibat alih fungsi lahan di Kota Bandung.

2. Masih ditemukannya penggunaan bahan kimia yang membahayakan kesehatan antara lain formalin dan borax dalam ikan segar maupun ikan olahan yang beredar di Kota Bandung, meskipun secara kuantitas menurun dari tahun sebelumnya.

(23)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 23 b. Solusi

1. Untuk mengatasi alih fungsi lahan maka arah kebijakan pembangunan perikanan di Kota Bandung melalui peningkatan pemanfaatan lahan pekarangan dan pemilihan komoditas yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan bisa dikembangkan dilahan yang sempit.

2. Untuk meningkatkan nilai tambah, usaha perikanan lainnya yang dikembangkan di Kota Bandung adalah pengolahan ikan.

3. Meningkatkan frekuensi pemeriksaan dan pengawasan mutu ikan dan hasil olahannya yang beredar di Kota Bandung serta meningkatkan pembinaan kepada pedagang ikan yang ada di Kota Bandung.

4. Upaya lainnya yang sudah dilakukan adalah meningkatkan koordinasi dengan Dinas Perikanan tempat asal ikan, agar ikan yang masuk ke Kota Bandung tidak menggunakan bahan kimia berbahaya.

5. Salah satu upaya untuk menyediakan hasil perikanan yang berkualitas dan aman dikonsumsi, meningkatkan konsumsi ikan per kapita masyarakat Kota Bandung, maka Pemerintah Kota Bandung membangun Pasar Ikan Higienis (PIH) yang terletak di Pasar Induk Gedebage.

Urusan Pertanian a. Permasalahan

Dalam pelaksanaan urusan pertanian, Permasalahan yang dihadapi adalah:

1) Semakin sempitnya lahan pertanian sebagai akibat alih fungsi lahan di Kota Bandung;

2) Dikarenakan Kota Bandung merupakan pusat pemasaran ternak terbesar di Jawa Barat, sehingga resiko masuknya penyakit

(24)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 24

zoonosa (penyakit yang menular dari ternak ke manusia) dari

daerah asal ternak ke Kota Bandung relatif tinggi;

3) Masih ditemukannya penggunaan bahan kimia yang

membahayakan kesehatan antara lain, chlorine, formalin, residu pestisida pada sayuran, beras, buah-buahan, daging, susu, dan telur.

b. Solusi

Upaya konkrit yang dilakukan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut adalah:

1) Kebijakan yang diambil dalam rangka mengantisipasi alih fungsi lahan pertanian, Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kota Bandung mengembangkan model pertanian perkotaan yaitu melalui pemilihan komoditas pertanian yang memiliki produktivitas tinggi, memiliki nilai ekonomi tinggi, dan mempunyai peluang pasar yang terbuka serta dapat dikembangkan pada lahan sempit, sehingga diharapkan keterbatasan lahan bukan menjadi kendala untuk usaha dibidang pertanian;

2) Untuk meningkatkan nilai tambah, usaha pertanian lainnya yang dikembangkan di Kota Bandung adalah pengolahan hasil pertanian;

3) Lebih mengintensifkan pemeriksaan lalulintas ternak yang masuk ke Kota Bandung;

4) Meningkatkan frekuensi pemeriksaan dan pengawasan mutu hasil pertanian dan hasil olahannya yang beredar di Kota Bandung serta meningkatkan pembinaan kepada pelaku usaha hasil pertanian yang ada di Kota Bandung.

(25)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 25

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung

Berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung yang berkaitan dengan pelayanan di bidang pertanian dan ketahanan pangan dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut :

1.

Berkurangnya luas lahan pertanian akibat adanya alih fungsi lahan menjadi perumahan, perkantoran, dan kawasan perdagangan.

2.

Kebutuhan pangan masyarakat Kota Bandung, 96 % mengandalkan pasokan dari luar wilayah Kota Bandung.

3.

Menurunnya kualitas lingkungan hidup akibat masih kurangnya pemanfaatan lahan kosong untuk penghijauan.

4.

Masih ditemukannya penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya pada komoditas hasil pertanian yang beredar di Kota Bandung.

5.

Resiko masuknya Penyakit Zoonosa (penyakit yang menular dari ternak ke manusia) dari daerah asal ke Kota Bandung relatif tinggi disebabkan Kota Bandung merupakan pusat pemasaran komoditas pertanian terbesar di Jawa Barat.

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Sesuai dengan Visi dan Misi Kota Bandung yang tercantum dalam RPJMD Kota Bandung Tahun 2013 – 2018, Visi Kota Bandung Tahun 2013-2018, adalah :

“TERWUJUDNYA KOTA BANDUNG YANG UNGGUL, NYAMAN, DAN SEJAHTERA”

(26)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 26 Penjabaran Visi di atas adalah sebagai berikut:

Bandung : adalah meliputi wilayah dan seluruh isinya. Artinya Kota Bandung dan semua warganya yang berada dalam suatu kawasan dengan batas-batas tertentu yang berkembang sejak tahun 1811 hingga sekarang.

Unggul : adalah menjadi yang terbaik dan terdepan serta contoh bagi daerah lain dalam upaya terobosan perubahan bagi

kenyaman dan kesejahteraan warga Kota Bandung.

Nyaman : adalah terciptanya suatu kondisi dimana kualitas lingkungan terpelihara dengan baik, serta dapat memberikan kesegaran dan kesejukan bagi penghuninya. Kota yang nyaman adalah suatu kondisi dimana berbagai kebutuhan dasar manusia seperti tanah, air, dan udara terpenuhi dengan baik sehingga nyaman untuk ditinggali serta ruang-ruang kota dan

infrastruktur pendukungnya responsif terhadap berbagai aktifitas dan perilaku penghuninya.

Sejahtera : yaitu mengarahkan semua pembangunan kota pada pemenuhan kebutuhan lahir dan batin warganya, agar manusia dapat memfungsikan diri sebagai hamba dan wakil Tuhan di bumi. Kesejahteraan yang ingin dilahirkan di Kota Bandung merupakan kesejahteraan yang berbasis pada ketahanan keluarga dan Iingkungan sebagai dasar pengokohan sosial masyarakat. Masyarakat sejahtera

tentunya tidak hanya dalam konteks lahiriah dan materi saja, melainkan juga sejahtera jiwa dan batiniah. Kesejahteraan dalam artinya yang sejati adalah keseimbangan hidup yang merupakan buah dari kemampuan seseorang untuk

memenuhi tuntutan-tuntutan dasar seluruh dimensi dirinya, meliputi ruhani, akal, dan jasad. Kesatuan elemen ini

diharapkan mampu saling berinteraksi dalam melahirkan masa depan yang cerah, adil dan makmur. Keterpaduan antara sejahtera lahiriah dan batiniah adalah sebuah manifestasi akan sebuah sejahtera yang paripurna. Kesejahteraan yang seperti inilah yang akan membentuk

(27)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 27 kepecayaan diri yang tinggi pada masyarakat Kota Bandung untuk mencapai kualitas kehidupan yang semakin baik, hingga menjadi teladan bagi kota lainnya.

MISI

Misi ini disusun dalam rangka mengimplementasikan Iangkah-langkah yang akan dilakukan dalam mewujudkan visi yang telah dipaparkan di atas, adapun misi nya terdiri dari :

1. Menata Kota Bandung melalui penataan ruang, pembangunan infrastruktur, dan fasilitas pubilk yang berkelanjutan (sustainable) dan nyaman.

2. Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang efektif, bersih dan melayani. 3. Membangun masyarakat yang mandiri, berkualitas dan berdaya saing. 4. Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan.

Misi Kota Bandung Tahun 2013 - 2018 merupakan penjabaran dari Misi Tahap III dalam RPJPD Kota Bandung 2005 - 2025, pada tahap ketiga RPJPD Kota Bandung fokus pembangunan masing-masing misi di arahkan pada :

1. Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang handal dan Religius  Terkendalinya jumlah penduduk sesuai dengan daya dukung dan

daya tampung lingkungan

 Terwujudnya sumber daya manusia yang cerdas, kreatif dan kompetitif

 Terwujudnya masyarakat yang sehat jasmani dan rohani  Terwujudnya masyarakat yang berakhlak mulia

 Terwujudnya Kesetaraan dan keadilan Gender

2. Mengembangkan perekonomian kota yang berdaya saing

 Terwujudnya perekonomian kota yang tangguh, berdaya saing serta sehat dan berkeadilan

 Terwujudnya Pariwisata yang berdaya saing

 Terwujudnya Kerjasama dan koordinasi yang menguntungkan dengan wilayah pemerintah Daerah lainnya

(28)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 28 3. Mengembangkan kehidupan sosial budaya kota yang kreatif,

berkesadaran tinggi serta berhati nurani

 Terwujudnya peningkatan mutu kerjasama di antara semua pemangku kepentingan dalam pembangunan Kota Bandung

 Terwujudnya multikulturalisme dalam lingkungan Sunda yang inklusif

4. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup kota

 Terwujudnya kualitas udara dan air memenuhi baku mutu;

 Terjamin dan tersedianya kuantitas dan kualitas air (air permukaan, air tanah dangkal dan air tanah dalam);

 Terwujudnya pengelolaan limbah yang efektif dan bernilai ekonomi;  Tersedianya Ruang kota yang aman, nyaman, produktif dan

berkelanjutan;

 Tersedianya Sistem transportasi yang selamat, efisien, nyaman, terjangkau dan ramah lingkungan;

 Terwujudnya sarana dan prasarana yang memenuhi standar teknis/ standar pelayanan minimal;

 Terwujudnya mitigasi Bencana yang handal.

5. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien, akuntabel, transparan

 Terwujudnya Peningkatan kualitas produk perencanaan pembangunan yang aspiratif, antisipatif, aplikatif, akuntabel dan berdasarkan data base;

 Terwujudnya masyarakat dan aparat yang sadar hukum dan HAM;  Tersedianya Prasarana dan sarana aparatur pemerintah kota yang

berkualitas;

 Tersedianya Aparatur yang profesional;

 Terwujudnya Organisasi pemerintah daerah yang dapat meningkatkan kinerja aparatur;

 Terwujudnya Kemampuan teknis dan administratif aparatur pengawasan yang profesional;

(29)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 29  Terwujudnya Kehidupan masyarakat yang demokratis;

 Terwujudnya ketentraman dan ketertiban serta terciptanya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan dan stabilitas keamanan daerah.

6. Mengembangkan sistem pembiayaan kota terpadu  Terwujudnya anggaran pemerintah yang optimal;

 Terwujudnya masyarakat dan sektor swasta berperan besar dalam pembiayaan pembangunan kota;

Mengingat eratnya kaitan antara Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dengan Dokumen RPJMD 2013 - 2018, maka dalam penyusunannya harus menjadikan Dokumen Perencanaan Jangka menengah tersebut sebagai acuan, artinya indikator kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung harus diarahkan untuk mencapai target kinerja yang telah dicantumkan dalam RPJMD.

Berdasarkan urusan dan kewenangan yang dimiliki, dalam rangka pencapaian Misi Pemerintah Kota Bandung, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung berkontribusi untuk mewujudkan sebagian Misi dalam RPJMD sesuai dengan kewenangan yang dimiliki yaitu sebagai berikut:

Misi 2: Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang efektif, bersih, dan melayani, dengan Indikator kinerja :

– Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) – Nilai evaluasi AKIP

– Prosentase Temuan BPK/ Inspektorat yang ditindaklajuti

Misi Ke 3, Membangun masyarakat yang mandiri, berkualitas dan berdaya saing, dengan Indikator kinerja :

– Tingkat pemaparan zoonosis, tujuannya adalah untuk mewujudkan masyarakat Kota Bandung terbebas dari penyakit hewan zoonosis.

(30)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 30 Misi Ke 4, Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan, dengan Indikator kinerja :

– Tercapainya penguatan cadangan pangan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM)

– Tercapainya score Pola Pangan Harapan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM)

– Meningkatkan jumlah pelaku usaha di bidang pertanian dan perikanan – Meningkatkan Produktivitas tanaman padi

– Meningkatnya produksi hasil perikanan – Produksi tanaman hias

– Meningkatnya populasi ternak sapi – Meningkatnya populasi ternak domba

3.3. Telaahan Renstra Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Renstra OPD Lingkup Pertanian Kabupaten/Kota

Berdasarkan telaahan terhadap Rencana Strategis Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2010 – 2014, permasalahan pelayanan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat beserta faktor penghambat dan faktor pendorong keberhasilan pembangunan pertanian dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1.

Permasalahan Pelayanan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian Pertanian Republik Indonesia beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya.

No Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L Permasalahan Pelayanan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Sebagai Faktor Penghambat Pendorong

1 2 3 4 5

Pertumbuhan Komoditas Pangan: a. Padi = 3,56%/thn b. Jagung = 10,02%/thn Kedelai 20,05%/thn c. Kacang Tanah 10,20 %/thn d. Kacang Hijau = 4,55%/thn e. Ubi Kayu = 4,55%/thn f. Ubi Jalar = 6,78%/thn

g. Hortikultura (Sayuran, Buah-buahan, Tanaman Hias dan Tanaman Obat) = 5,55 %/thn

a. Meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global b. Kurangnya ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana, lahan, dan air.

a. Meningkat-nya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global b. Kurangnya ketersediaan infrastruktur a. Komitmen pimpinan serta jajarannya dalam peningkatan produksi dan produktivi-tas

(31)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 31 c. Status dan luas

kepemilikan lahan petani sangat terbatas. d. Menurunnya kesuburan tanah (lahan) pertanian. e. Sistem perbenihan dan perbibitan nasional belum berjalan optimal. f. Keterbatasan akses petani terhadap permodalan dan masih tingginya suku bunga usahatani. g. Lemahnya kapasitas dan kelembagaan petani dan penyuluh. h. Belum padunya

antar sektor dalam menunjang pembangunan pertanian. i. Kurang optimalnya kinerja dan pelayanan birokrasi pertanian. j. Makin berkembangnya Hama dan penyakit tanaman (Organisme Pengganggu Tanaman) k. Kondisi infrastruktur jalan ke sentra produksi belum memadai , sarana prasarana, lahan, dan air. c. Status dan luas kepemilikan lahan petani sangat terbatas. d. Menurunnya kesuburan tanah (lahan) pertanian. e. Sistem perbenihan dan perbibitan nasional belum berjalan optimal. f. Keterbatasa n akses petani terhadap permodalan dan masih tingginya suku bunga usahatani. g. Lemahnya kapasitas dan kelembagaan petani dan penyuluh. b. UU No. 41 Thn 2009 tentang Lahan Pertanian Abadi dan Perda Provinsi Jawa Barat No. 27 Th. 2010 Tentang Perlindu-ngan Lahan Pertanian Pangan Berkelanju-tan c. Peningkatan kuantitas dan kualitas Sumberda-ya d. Manusia Pertanian e. Revitalisasi infrastruk-tur pertanian f. Penerapan teknologi ramah lingkungan

Berdasarkan telaahan terhadap Rencana Strategis 26

Kabupaten/Kota di Jawa Barat, permasalahan pelayanan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat beserta faktor penghambat dan faktor pendorong keberhasilan pembangunan pertanian dapat dilihat pada Tabel 3.2.

(32)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 32

Tabel 3.2.

Permasalahan Pelayanan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Provinsi berdasarkan Sasaran Renstra OPD Lingkup Pertanian Kabupaten/Kota beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

No Sasaran Jangka Menengah Renstra OPD Lingkup Pertanian

Kabupaten/kota

Permasalahan Pelayanan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Sebagai Faktor Penghambat Pendorong

1 2 3 4 5

1 Pertumbuhan Tingkat Produksi Komoditas Tanaman Pangan dan Hortikultura = 2-5%/tahun a. Meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global b. Rendahnya kualitas dan kuantitas infrastruktur, sarana prasarana, lahan, dan air. c. Menurunnya kesuburan tanah (lahan) pertanian. d. Rendahnya kualitas dan kuantitas ketersediaan benih oleh penangkar lokal e. Keterbatasan akses petani terhadap permodalan dan masih tingginya a. Keterbatasan alokasi anggaran pembangunan pertanian b. Semakin tingginya alih fungsi lahan c. Menurunnya kesuburan lahan pertanian d. Kerusakan infrastruktur jaringan irigasi e. Rendahnyanya penerapan teknologi perbenihan kepada penangkar lokal f. Menurunnya minat generasi muda terhadap sektor pertanian TPH g. Aksesibilitas petani terhadap sarana produksi dan permodalan terbatas h. Tingkat kehilangan hasil masih tinggi a. Komitmen dari pimpinan daerah (Kab/Kota) beserta jajarannya dalam keberpihakan pada pembangunan pertanian b. PERDA Kabupaten /Kota tentang Lahan Budidaya Pertanian c. Fasilitasi ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana, lahan dan air d. Pemberdayaan Penangkar Benih lokal melalui pendidikan dan penerapan teknologi e. Penerapan Teknologi Berbasis Ramah Lingkungan f. Fasilitasi Permodalan Pertanian yang

(33)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 33

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Tujuan penataan ruang kota yaitu mewujudkan tata ruang yang aman, nyaman, produktif, efektif, efisien, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan, berbasis perdagangan, jasa dan industri kreatif yang bertaraf nasional.

RTRWK berfungsi sebagai:

a. Penyelaras kebijakan penataan ruang Nasional, Provinsi dan Kota; serta b. Acuan bagi Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah dan

masyarakat untuk mengarahkan lokasi kegiatan dan menyusun program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang kota.

Kedudukan RTRWK yaitu sebagai pedoman bagi:

a. penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), rencana rinci tata ruang kota, dan rencana sektoral lainnya;

b. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang kota;

c. perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antar sektor, antar daerah, dan antar pemangku kepentingan;

d. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; dan e. penataan ruang kawasan strategis kota.

Kebijakan dan strategi perencanaan tata ruang sebagaimana dimaksud terdiri atas:

a. kebijakan dan strategi struktur ruang; c. kebijakan dan strategi pola ruang; dan

d. kebijakan dan strategi kawasan strategis kota. Kebijakan struktur ruang kota terdiri atas:

a. perwujudan pusat-pusat pelayanan kota yang efektif dan efisien dalam menunjang perkembangan fungsi kota sebagai kota perdagangan dan jasa yang didukung industri kreatif dalam lingkup Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung, Provinsi Jawa Barat dan Nasional;

(34)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 34 transportasi berbasis transportasi publik yang terpadu dan terkendali; dan c. peningkatan kualitas, kuantitas, keefektifan dan efisiensi pelayanan

prasarana kota yang terpadu dengan sistem regional.

Strategi untuk perwujudan pusat-pusat pelayanan kota yang efektif dan efisien dalam menunjang perkembangan fungsi kota sebagai kota perdagangan dan jasa yang didukung industri kreatif dalam lingkup Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung, Provinsi Jawa Barat dan Nasional meliputi:

a. mengembangkan 2 (dua) PPK untuk wilayah Bandung Barat dan wilayah Bandung Timur

b. membagi kota menjadi 8 (delapan) SWK, masing-masing dilayani oleh 1 (satu) SPK;

c. mengembangkan pusat-pusat pelayanan lingkungan secara merata;

d. menyediakan fasilitas yang memadai pada tiap pusat pelayanan sesuai skala pelayanannya; dan

e. menyerasikan sebaran fungsi kegiatan pusat-pusat pelayanan dengan fungsi dan kapasitas jaringan jalan.

Strategi untuk pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan sarana dan prasarana transportasi berbasis transportasi publik yang terpadu dan terkendali meliputi:

a. membuka peluang investasi dan kemitraan bagi sektor privat dan masyarakat dalam menyediakan prasarana dan sarana transportasi;

b. mengawasi fungsi dan hirarki jalan;

c. meningkatkan kapasitas jaringan jalan melalui pembangunan dan pelebaran jalan, manajemen dan rekayasa lalu lintas serta menghilangkan gangguan sisi jalan;

d. memprioritaskan pengembangkan sistem angkutan umum massal yang terpadu;

e. menyediakan fasilitas parkir yang memadai dan terpadu dengan pusat-pusat kegiatan;

f. mengembangkan sistem terminal dalam kota serta membangun terminal di batas kota dengan menetapkan lokasi yang dikoordinasikan dengan

(35)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 35 Pemerintah Daerah yang berbatasan; dan

g. mengoptimalkan pengendalian dan penyelenggaraan sistem transportasi kota. Kebijakan pola ruang kota terdiri atas:

1) perwujudan keseimbangan proporsi kawasan lindung; 2) optimalisasi pembangunan wilayah terbangun.

Strategi untuk perwujudan keseimbangan proporsi kawasan lindung meliputi: a. menjaga keseimbangan proporsi kawasan lindung khususnya di Kawasan

Bandung Utara;

b. mempertahankan dan menjaga hutan lindung sebagai kawasan hutan kota; c. mempertahankan dan merevitalisasi kawasan-kawasan resapan air atau

kawasan yang berfungsi hidrologis untuk menjamin ketersediaan sumber daya air dan kesuburan tanah serta melindungi kawasan dari bahaya longsor dan erosi;

d. mengembangkan kawasan jalur hijau pengaman prasarana dalam bentuk jalur hijau sempadan sungai, jalur tegangan tinggi, dan jalur rel kereta api;

e. mempertahankan fungsi dan menata RTH yang ada dan tidak memberi izin alih fungsi ke fungsi lain didalam mencapai penyediaan ruang terbuka hijau; f. melestarikan dan melindungi kawasan dan bangunan cagar budaya yang telah

ditetapkan, terhadap perubahan dan kerusakan struktur, bentuk, dan wujud arsitektural;

g. meminimalkan dampak resiko pada kawasan rawan bencana.

Penyusunan rencana pembangunan harus disesuaikan dengan

perencanan tata ruang sebagai wadah dimana perencanan tersebut akan diimplementasikan, sehingga lokasi dimana kegiatan akan dijalankan dapat diarahkan.

Penyediaan RTH publik dan privat yang menjadi target pemerintah Kota pada Tahun 2018 sebesar 23% akan dicapai, bukan saja melalui penambahan luasan mengingat Kota Bandung merupakan kawasan perkotaan dengan high

density tetapi juga melalui pengembangan roof garden, wall garden, urban farming,

(36)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 36 mengklasifikasikan RTH yang pengembangan kawasan pusat ekologi kota, penerbitan Peraturan Daerah tentang green building serta zoning regulation.

Dalam kebijakan struktur ruang kota untuk mewujudkan pusat pelayanan kota yang efektif dan efisien dalam menunjang perkembangan fungsi kota sebagai kota perdagangan dan jasa yang didukung industri kreatif dalam lingkup Kawasan Perkotaan, perencanaan yang berkaitan dengan pengembangan Bandung sebagai kota jasa menjadi perhatian penting.

3. 5. Penentuan Isu-isu Strategis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung

Analis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan akseptabilitas prioritas pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara moral serta etika birokratis dapat dipertanggungjawabkan dan menjawab persolan nyata yang dihadapi dalam pembangunan.

Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD adalah kondisi yang menjadi perhatian dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi SKPD dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang.

Berdasarkan hasil analisis terhadap isu strategis dalam perencanaan pembangunan daerah di Kota Bandung dapat diidentifikasi beberapa hal sebagai berikut :

- Pemantapan Ketersediaan pangan berbasis kemandirian - Keterbatasan lahan pertanian perkotaan

- Masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaku usaha Pertanian dan Perikanan

(37)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 37 - Masih adanya kasus-kasus penyalahgunaan bahan kimia berbahaya

pada produk pertanian

(38)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 38

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

4.1.

Visi dan Misi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung menerapkan Visinya adalah :

“TERWUJUDNYA PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN YANG TANGGUH DAN UNGGUL”

1.

Pertanian Tangguh :

Pertanian tangguh adalah kegiatan pertanian yang mampu bersaing dan bertahan dalam kondisi apapun, serta mampu menghasilkan produk hasil pertanian dengan memanfaatkan secara optimal potensi sumber daya pertanian (lahan, manusia dan teknologi) secara berkelanjutan.

2.

Pertanian Unggul :

Pertanian unggul adalah kegiatan pertanian melalui terobosan inovasi teknologi dan pemilihan komoditas unggul yang memiliki produktivitas tinggi, mempunyai nilai ekonomi tinggi, bisa dikembangkan dilahan terbatas, memiliki daya saing serta mampu memanfaatkan potensi dan peluang pasar yang masih terbuka dalam upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

3.

Ketahanan Pangan Tangguh :

Ketahanan pangan yang tangguh adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap individu dan rumah tangga secara terus menerus yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau oleh masyarakat.

4.

Ketahanan Pangan Unggul :

Ketahanan pangan yang unggul adalah kondisi terwujudnya pola konsumsi pangan beragam, bergizi, berimbang dan aman yang diindikasikan oleh tercapainya Score Pola Pangan Harapan.

(39)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 39

MISI

Misi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan visi yang telah di tetapkan. Dengan adanya misi diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan (Stake Holders) dapat mengenal Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dan mengetahui peran serta program – programnya juga hasil yang akan diperoleh dimasa yang akan datang.

Adapun Misi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan potensi sumberdaya pertanian secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

2. Meningkatkan ketahanan pangan.

3. Meningkatkan pengawasan mutu dan keamanan pangan 4. Meningkatkan pelayanan di bidang pertanian.

4.2. Tujuan

Tujuan merupakan penjabaran/implementasi dari pernyataan misi dan merupakan sesuatu yang akan dicapai dan dihasilkan pada kurun waktu tertentu 1(satu) sampai dengan 5 (lima) tahun .

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung menetapkan tujuan sebagai berikut:

1) Meningkatnya ketahanan pangan, produktivitas hasil pertanian, dan perikanan secara berkelanjutan

2) Meningkatnya taraf kesehatan masyarakat terkait dengan penyakit zoonosa dan keamanan pangan segar

3) Berkembangnya usaha di di Bidang Pertanian dan Perikanan 4) Meningkatnya pelayanan dan kinerja Dispertapa

(40)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 40

4.3. Sasaran

Sasaran yang akan dicapai yaitu : 1. Terjaganya Ketersediaan Pangan

2. Meningkatnya produksi dan produktivitas hasil pertanian dan perikanan 3. Terkendali-nya kasus penyakit zoonosa

4. Menurunnya produk pangan segar yang tercemar

5. Bertambah-nya Pelaku Usaha di Bidang Pertanian dan Perikanan 6. Meningkatnya keterampilan pelaku usaha yang menggunakan sarana

teknologi pertanian dan perikanan

7. Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dan Akuntabilitas Kinerja

4.4. Strategi

Strategi adalah cara untuk mewujudkan tujuan, dirancang secara konseptual, analisis, rasional, dan komprehensip.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung menetapkan strategi sebagai berikut :

1. Memfasilitasi ketersediaan dan kemudahan pangan bagi masyarakat 2. Meningkatkan usaha pertanian perkotaan (Urban Farming) melalui

pemilihan komoditas pertanian yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, produktivitas tinggi, dan mempunyai peluang pasar

3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengembangan usaha pertanian perkotaan (urban farming) yang unggul sehingga masyarakat dapat manfaat nilai ekonomis, ekologis dan estetika dari usaha yang dilaksanakannya.

4. Meningkatkan penanaman pohon produktif buah-buahan dengan memanfaatkan lahan kosong.

5. Meningkatkan promosi pemasaran produk pertanian

6. Meningkatkan cakupan pemeriksaan mutu komoditas hasil pertanian yang beredar di Kota Bandung.

7. Meningkatkan pemeriksaan kesehatan hewan dan ternak, terutama penyakit zoonosa (penyakit hewan yang menular dan membahayakan manusia).

(41)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 41 8. Meningkatkan kerjasama dengan Lembaga Penelitian, Perguruan Tinggi,

Swasta dan masyarakat. 4.5. Kebijakan

Kebijakan merupakan ketentuan yang telah disepakati bersama antara pihak terkait yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan, petunjuk bagi setiap kegiatan aparatur pemerintah dan masyarakat, agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya pencapaian sasaran, tujuan, misi dan visi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung.

Kebijakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung adalah :

1. Meningkatkan pola konsumsi pangan, beragam, bergizi, berimbang dan aman

2. Mengembangkan sistem agribisnis yang berdaya saing

3. Mendorong masyarakat untuk menghasilkan produk pertanian yang memiliki nilai ekonomi dan berdaya saing tinggi melalui urban farming. 4. Mewujudkan kembali Kota Bandung sebagai Kota Kembang melalui peran

serta instansi pemerintah, swasta maupun masyarakat dalam penanaman dan pemanfaatan tanaman hias dan bunga hidup.

5. Meningkatkan ketersediaan ruang terbuka hijau melalui penanaman pohon produktif (buah-buahan), sayuran dan tananam hias di lahan pekarangan, tegalan, lahan tidur, atap rumah/gedung, sempadan jalan, sempadan sungai, dan lahan non produktif lainnya.

6. Memfasilitasi promosi pemasaran, produk pertanian dan hasil olahannya 7. Meningkatkan pemeriksaan mutu komoditas hasil pertanian yang beredar di

Kota Bandung.

8. Meningkatkan pengawasan penyakit zoonosa (penyakit hewan yang menular dan membahayakan manusia).

9. Meningkatkan koordinasi dan konsultasi baik vertikal maupun horizontal secara sinergis dalam penyusunan kebijakan pembangunan pertanian dan ketahanan pangan

(42)

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 42

4.6. Tujuan Dan Sasaran Jangka Menengah SKPD

Sesuai dengan Visi dan Misi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, maka tujuan dan sasaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dalam jangka menengah diuraikan sebagai berikut :

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah metode yang tidak mengukur efek histeresis dan kegayutan terhadap suhu dari alat yang dikalibrasi serta pada umumnya digunakan oleh laboratorium kalibrasi

Beberapa hal yang akan diteliti dalam rangka membantu menciptakan keunikan tersebut adalah 1Mengidentifikasi nilai-nilai budaya yang mendasari pembentukan pola tata ruang

Untuk ukuran partikel titik hujan yang sama dengan nilai permitivitas air absolut 1,33, didapat bahwa semakin besar frekuensi yang digunakan, semakin besar pula.

Jika almarhum/ah tidak mempunyai ahli waris, maka rumah tersebut bisa dijual atau disewakan kepada warga Kampung Naga yang tinggal di wilayah Kampung Naga, warga keturunan

Dalam hal ini penulis memaparkan ada sebagian murid kelas VI pada tahun pelajaran 2017 / 2018 belum mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis surat

Renja Sekolah Menengah Kejuruan Kehutanan (SMK Kehutanan) Manokwari Tahun 2017 bersifat operasional dan merupakan dokumen rencana pelaksanaan penyelenggaraan

Penstabilan fluktuasi tegangan arus searah yang dihasilkan oleh sel surya dapat dilakukan dengan cara memasang Integrated Circuit (IC) regulator yang akan menghasilkan

Kualitas hidup yang baik sangat penting agar pasien dapat meningkatkan status kesehatan yang baik dan informasi tambahan dalam mengevaluasi hasil dari