• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERANCANGAN ANTENA MIMO MIKROSTRIP LINGKARAN UNTUK BROADBAND WIRELESS ACCESS (BWA) NOMADIC FREKUENSI 2,3 GHZ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PERANCANGAN ANTENA MIMO MIKROSTRIP LINGKARAN UNTUK BROADBAND WIRELESS ACCESS (BWA) NOMADIC FREKUENSI 2,3 GHZ"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERANCANGAN ANTENA MIMO MIKROSTRIP LINGKARAN UNTUK BROADBAND WIRELESS ACCESS (BWA) NOMADIC FREKUENSI 2,3 GHZ

Ayis Nurwita¹, Rina Pudji Astuti², Budi Prasetya³

¹Magister Elektro Komunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

Abstrak

Broadband Wireless Access (BWA) merupakan suatu jaringan akses nirkabel pita lebar. BWA dapat dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan mobilitasnya, salah satunya adalah BWA Nomadic. Pada kebutuhan layanan BWA (Broadband Wireless Access) dikembangkan antena MIMO (multiple-input multiple-output) yang dapat memberikan peningkatan kapasitas kanal tanpa penambahan SNR (Signal to Noise Ratio), daya serta bandwidth. Pada penerapan antena dalam perangkat portabel, dibutuhkan dimensi antena yang ringkas dan kecil. Jenis antena yang memiliki dimensi kecil adalah antena mikrostrip.

Tahapan perancangan antena dimulasi dari pemilihan model antena mikrostrip, kemudian dilakukan simulasi menggunakan perangkat lunak CST MICROWAVE STUDIO® (CST MWS).

Beberapa kali simulasi telah dilakukan guna mendapat hasil yang sesuai dengan spesifikasi awal.

Tahap selanjutnya adalah realisasi prototipe antena dan pengukuran antena. Pada pengukuran parameter VSWR, impedansi, dan parameter S, kondisi pengukuran masing-masing port terhubung ke port network analyzer atau ON-ON. Sedangkan kondisi pengukuran pola radiasi, polarisasi, dan gain adalah ketika port satu diukur, port yang lain tidak terhubung atau ON-OFF.

Hasil pengukuran serta pengujian antena adalah sebagai berikut. Nilai VSWR pada frekuensi kerja 2,3-2,39 GHz pada port 1 adalah 1,556 dan port 2 adalah 1,466. Nilai impedansi port 1 adalah 43,121-0,050134j Ω dan port 2 adalah 40,46-11,848j Ω pada frekuensi tengah 2,345 GHz.

Nilai S11 adalah -14,701 dB, nilai S22 adalah -13,896 dB, nilai S21 adalah -17,098 dB, dan nilai S12 adalah -17,05 dB pada frekuensi tengah 2,345 GHz. Gain antena port 1 adalah 2,656 dBi dan port 2 adalah 2,287 dBi untuk frekuensi tengah 2,345 GHz. Dimensi akhir antena adalah 67,2 mm x 29,5 mm x 1,6 mm.

Kata Kunci : antena mikrostrip, mikrostrip lingkaran, sistem MIMO, isolasi, korelasi.

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S2 Magister Elektro Komunikasi

(2)

Abstract

Broadband Wireless Access (BWA) is a wireless service with a wide bandwidth. Based on its mobilization, BWA can be classified into several types, and one of them is Nomadic BWA. For practical uses, BWA applies a MIMO (multiple-input multiple-output) system to increase the canal capasity without increasing SNR (Signal to Noise Ratio) and bandwidth. When this antenna is applied to a mobile devices, it only needs a small antenna namely microstrip antenna.

The process of designing the antenna had several (four) stages. First, it started from selecting the model of microstrip antenna. Second, several simulations using CST MICROWAVE STUDIO® (CST MWS) software were carried out to obtain a similar result to the starting specification. Third, several simulations and measuring the antenna were conducted. When measuring the VSWR, impedance and S-parameter, each antenna ports were connected to network analyzer ports.

However, when measuring the pattern of radiation, polarization and gain, only one measured port was connected to the spectrum analyzer.

The results of the experiment showed that the VSWR at 2.3-2.39 GHz,Port 1 had a value of 1.556 andPort 2 of 1.466. At 2.345 GHz, the value of Port 1 impedance was 43.121-0.050134j Ω and Port 2 of 40.46-11.848j Ω. The value of S11 was -14.701 dB, S22 was -13.896 dB, S21 was -17.098 dB, and S12 was -17.05 dB. The gain value of Port 1 antenna was 2,656 dBi and Port 2 was 2,287 dBi.

The final dimensions of the MIMO antenna were 67.2 mm x 29.5 mm x 1.6 mm.

Keywords : microstrip antenna, circular microstrip antenna, MIMO system, isolation, correlation.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S2 Magister Elektro Komunikasi

(3)

1 1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Broadband Wireless Access (BWA) merupakan suatu jaringan akses nirkabel pita lebar. Sedangkan yang disebut dengan broadband menurut standar IEEE 802.16-2004 adalah suatu layanan dengan bandwidth lebih besar dari 1 MHz serta laju data lebih dari 1,5 Mbit/s. BWA dapat dibagi menjadi menjadi beberapa macam berdasarkan mobilitasnya, salah satunya adalah BWA Nomadic.

BWA Nomadic merupakan suatu layanan yang menerapkan akses nirkabel dimana lokasi terminal end-user dapat berpindah tempat, tetapi pada saat digunakan tidak bergerak. Jaringan dari layanan BWA ini merupakan kumpulan elemen jaringan akses nirkabel pita lebar yang terdiri dari Base Station (BS) dan Subscriber Stasion (SS). Pada masing-masing BS dan SS ini memiliki antena yang bertindak sebagai pemancar dan penerima gelombang elektromagnetik. Antena yang digunakan memiliki spesifikasi tersendiri.

Pada kebutuhan layanan BWA (Broadband Wireless Access) dikembangkan antena MIMO (multiple-input multiple-output) yang dapat memberikan peningkatan kapasitas kanal tanpa penambahan SNR (Signal to Noise Ratio), daya serta bandwidth. MIMO merupakan suatu konsep yang menggunakan lebih dari satu antena baik di sisi pengirim maupun di sisi penerima. Penggunaan lebih dari satu antena mengakibatkan adanya kopling antar antena sehingga

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S2 Magister Elektro Komunikasi

(4)

2

mengganggu laju data. Untuk mengurangi kopling dilakukan pemisahan antar elemen antena sepanjang minimal setengah panjang gelombang. Panjang gelombang bergantung pada frekuensi kerja antena.

Pada penerapan antena dalam perangkat portabel, dibutuhkan dimensi antena yang ringkas dan kecil. Jenis antena yang memiliki dimensi kecil adalah antena mikrostrip. Konstruksi antena mikrostrip terdiri dari dua buah bahan konduktor (patch dan groundplane) yang dipisahkan dengan substrat dielektrik.

Saat ini, pemerintah di Indonesia telah memiliki regulasi mengenai layanan BWA Nomadic pada pita frekuensi 2,3 GHz.

Peraturan ini mengatur secara teknis jaringan BWA yang terdiri dari BS dan SS serta bagian antena. Telah dikomunikasikan kepada masyarakat umum Siaran Pers No. 18/DJPT.1/KOMINFO/3/2008 tentang Terbitnya Peraturan Dirjen Postel Mengenai Pita Frekuensi 2.3 GHz Dari Aspek Persyaratan Teknis Alat dan Perangkat Telekomunikasi Untuk Subscriber Station, Base Station dan Antena.

Untuk spesifikasi antena diatur pada Peraturan Direktur Jenderal Pos Dan Telekomunikasi Nomor: 96/DIRJEN/2008 tentang Persyaratan Teknis Alat Dan Perangkat Telekomunikasi Antena Broadband Wireless Access (BWA) Nomadic Pada Pita Frekuensi 2.3 GHz.

Sehingga dalam penelitian ini akan dirancang antena MIMO mikrostrip lingkaran yang ditempatkan pada Subscriber Stasion (SS) untuk layanan BWA Nomadic dengan spesifikasi yang telah diatur dalam Peraturan Dirjen Postel Nomor: 96/DIRJEN/2008.

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S2 Magister Elektro Komunikasi

(5)

3 1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini dapat didefenisikan sebagai berikut :

1. Bagaimana prosedur perancangan suatu antena MIMO yang akan ditempatkan pada Subscriber Stasion (SS) untuk layanan BWA Nomadic?

2. Bagaiamana prosedur perancangan dan pembuatan antena MIMO tersebut?

3. Bagaimana hasil pengukuran parameter dari antena MIMO yang telah dibuat?

4. Apakah hasil pengukuran dan pengujian sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan?

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Jenis antena yang dirancang adalah antena MIMO 2×2 mikrostrip patch lingkaran.

2. Karakteristik umum serta spesifikasi teknis antena yang dirancang sesuai dengan Peraturan Dirjen Postel Nomor:

96/DIRJEN/2008 tentang persyaratan teknis alat dan perangkat telekomunikasi antena Broadband Wireless Access (BWA) nomadic pada pita frekuensi 2,3 GHz sebagai berikut :

 Jenis perangkat : antena SS (Subscriber Station)

 Range frekuensi : 2300 – 2390 MHz

Gain : maksimum 15 dBi

 Isolasi : maksimum -15 dB

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S2 Magister Elektro Komunikasi

(6)

4

 Impedansi : 50 Ω

 Polarisasi : linier

 VSWR : maksimum 1,9:1

 Daya maksimum input : 50 W

 Konektor : SMA-female

3. Pola radiasi antena berbentuk unidireksional tidak mengikuti Peraturan Dirjen Postel Nomor: 96/DIRJEN/2008.

4. Substrat yang digunakan sebagai bahan dielektrik antena mikrostrip adalah Epoxy FR4.

5. Simulasi antena menggunakan perangkat lunak CST MICROWAVE STUDIO® 2010 (CST MWS).

6. Tidak membahas penurunan rumus secara matematis, lebih diutamakan pada perancangan antena MIMO secara praktis dan hasil pengukuran sebagai bahan analisis.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah merancang antena MIMO mikrostrip lingkaran sesuai dengan spesifikasi yang telah disyaratkan mulai dari perhitungan awal antena, simulasi, optimasi, pembuatan prototipe antena, pengukuran antena, serta analisis hasil pengukuran.

Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu meningkatkan prosentase TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) layanan BWA di Indonesia.

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S2 Magister Elektro Komunikasi

(7)

5 1.5 Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Metode Ex Post Facto, merupakan metode dengan mengeratkan hubungan koaksial (korelasional) data lampau, yaitu dengan mencari dasar teori yang telah ada berkaitan dengan perancangan hibrida ini.

2. Metode Eksperimen, merupakan metode yang bersifat prediktif (ke masa depan), pengukuran secara objektif.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan tesis ini seperti tertera dalam daftar isi.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S2 Magister Elektro Komunikasi

(8)

73 5 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Perancangan antena MIMO mikrostrip lingkaran sudah dilakukan dengan tahapan proses mulai dari penentuan spesifikasi awal, pemilihan model antena MIMO, simulasi antena menggunakan perangkat lunak CST MWS, realisasi prototipe antena, pengukuran antena serta analisis. Spesifikasi akhir antena yang telah dirancang adalah sebagai berikut.

1. Dimensi antena mikrosrip adalah 67,2 mm x 29,5 mm x 1,6 mm.

2. Nilai VSWR untuk frekuensi kerja 2,3-2,39 GHz pada port 1 adalah 1,556 dan pada port 2 adalah 1,466.

3. Nilai impedansi port 1 adalah 43,121-0,050134j Ω dan port 2 adalah 40,46-11,848j Ω pada frekuensi tengah 2,345 GHz.

4. Nilai S11 adalah -14,701 dB, nilai S22 adalah -13,896 dB, nilai S21 adalah -17,098 dB, dan nilai S12 adalah -17,05 dB pada frekuensi tengah 2,345 GHz.

5. Besar gain antena pada port 1 adalah 2,656 dBi dan pada port 2 adalah 2,287 dBi untuk frekuensi tengah 2,345 GHz.

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S2 Magister Elektro Komunikasi

(9)

74 5.2 Saran

Dari hasil yang diperoleh pada penelitian ini, supaya didapat performansi antena yang lebih baik dengan spesifikasi sesuai yang diinginkan, maka perlu diperhatikan beberapa saran berikut ini.

1. Pemilihan model antena harus diperhatikan untuk jenis antena MIMO yang akan ditempatkan pada perangkat mobile karena faktor isolasi antar elemen menjadi hambatan.

2. Untuk mendapatkan dimensi antena MIMO yang kecil selain optimasi pada penempatan arah port, juga dapat dilakukan penggunaan metamaterial yang dapat mengurangi jarak antar elemen sampai dengan 0,18 kali panjang gelombang [4].

3. Pemilihan substrat untuk antena mikrostrip harus diperhatikan karena bisa menjadi hambatan pada proses pabrikasi antena.

Substrat lebih baik dimiliki sendiri dengan spesifikasi yang pasti seperti nilai permitivitasnya, sesudah itu baru dilakukan simulasi.

4. Pada proses simulasi ada baiknya menggunakan lebih dari satu perangkat linak simulator antena agar dapat dibandingkan secara lebih dalam.

5. Pada proses pabrikasi sebaiknya dicari tempat khusus pabrikasi antena karena mempengaruhi perfomansi antena ketika diukur.

6. Pada proses pengukuran sebaiknya dilakukan di tempat khusus ruang tanpa gema (anechoic chamber) agar didapat hasil yang lebih terjamin keakuratannya dan juga sebaiknya tahapan yang dilakukan secara manual diminimalisir. Kondisi ideal pun harus dipenuhi pada saat pengukuran.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S2 Magister Elektro Komunikasi

(10)

77

6 DAFTAR PUSTAKA

[1]. Balanis, C. A. (2005). Antenna Theory : Analysis Design. John Wiley & Sons, Inc.

[2]. Blanch, S., Romeu, J., & Corbella, I. (2003). Exact

representation of antenna system diversity performance from input parameter description. IEEE , 705-7-7.

[3]. Garg, R., Bhartia, P., Bahl, I., & Ittipiboon, A. (2001).

Microstrip Antenna Design Handbook. Boston London: Artech House.

[4]. Jamill, A., Yusoff, M. Z., & Yahya, N. Current Issue and Challenges of MIMO Antenna Designs. Perak: Universiti Teknologi PETRONAS.

[5]. Keshtkar, A., Keshtkar, A., & Dastkhosh, A. (2008). Circular Microstrip Patch Antenna for C-Band Altimeter System.

International Journal of Antennas and Propagation . [6]. Manteuffel, D. (2009). MIMO Antenna Design Challenges.

Antennas & Propagation Conference. Loughborough: IEEE.

[7]. Peraturan Direktur Jenderal Pos Dan Telekomunikasi Nomor:

96/DIRJEN/2008 tentang Persyaratan Teknis Alat Dan Perangkat Telekomunikasi Antena Broadband Wireless Access (BWA) Nomadic Pada Pita Frekuensi 2.3 GHz. (n.d.).

[8]. Recommended Antenna Specifications. (2000, 1 6). IEEE 802.16 Broadband Wireless Access Working Group .

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S2 Magister Elektro Komunikasi

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan perancangan dan optimalisasi dari karakteristik antena mikrostrip dipole tunggal untuk frekuensi 2,35 GHz, maka diperoleh nilai VSWR sebesar 1,22 dengan

Tugas Akhir ini membahas tentang perancangan antena mikrostrip dipole yang memiliki dua frekuensi kerja yaitu pada frekuensi 2,3 GHz dan 3,3 GHz yang dapat

Berdasarkan gambar 4 dan 5 dapat diketahui nilai VSWR dari simulasi yang dilakukan, antena mikrostrip patch array 1 elemen memiliki nilai VSWR terendah yaitu

Dikarenakan hasil pengukuran telah sesuai dengan spesifikasi perancangan awal, maka antena mikrostrip 4 larik dipole ini dapat direalisasikan untuk aplikasi WiMAX pada frekuensi

Berdasarkan gambar 4 dan 5 dapat diketahui nilai VSWR dari simulasi yang dilakukan, antena mikrostrip patch array 1 elemen memiliki nilai VSWR terendah yaitu 1:1,01

Setelah melakukan simulasi dan pengukuran dengan kondisi biasa dan on body serta uji fleksibilitas antena mikrostrip, didapatkan hasil parameter yang sesuai dengan spesifikasi

Hasil simulasi return loss antena mikrostrip crown patch dengan slot lingkaran terhadap frekuensi antena, menunjukkan bahwa antena belum memenuhi parameter antena

2, MEI 2022 Gambar 5 Disain Antena Mikrostrip Array Patch Lingkaran HASIL DAN PEMBAHASAN Frekuensi Kerja Simulasi Antena Mikrostrip digunakan untuk mengetahui nilai frekuensi kerja