• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pembelajaran Ilmu pengetahuan alam 2.1 Pengertian Ilmu pengetahuan alam

IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam dari segi istilah dapat diartikan sebagai ilmu yang berisi pengetahuan alam. Ilmu artinya pengetahuan yang benar, yaitu bersifat rasional dan obyektif. Pengetahuan alam adalah pengetahuan yang berisi tentang alam semesta dan segala isinya. IPA biasanya disebut dengan kata

“sains” yang berasal dari kata “natural science”. Natural artinya alamiah dan berhubungan dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan.

Penggunaan kata “sains” sebagai IPA berbeda dengan pengertian sosial science, educational science, political science, dan penggunaan kata science yang lainnya. Karakteristik IPA(Wasih Djojosoediro 17-20)

Patta Bundu (2006) menjelaskan secara tegas bahwa yang dimaksud kata sains dalam kurikulum pendidikan di Indonesia adalah IPA itu sendiri. Ruang lingkup sains tersebut adalah sains (tingkat SD), sains Biologi, Sains Kimia, Sains Bumi dan Antariksa (tingkat sekolah menengah).

Vessel (dalam Patta Bundu (2006) mengartikan IPA sebagai suatu hal atau apa yang dikerjakan para ahli sains (Scientis). Vessel (dalam Patta Bundu (2006) mengemukakan “science is an intellectual search involving inquiry, rational through, and generalization”. Hal yang dikerjakan oleh saintis disebut sebagai proses sains, sedangkan hasilnya yang berupa fakta-fakta dan prinsip-prinsip disebut dengan produk sains.

(2)

Maslichah Asy’ari (2006) menyebutkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berasal dari kata natural science. Natural artinya alamiah dan berhubungan dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. IPA atau sains secara umum dapat dikatakan sebagai pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh dengan cara yang terkontrol. Penjelasan ini mengandung makna bahwa IPA kecuali sebagai produk yaitu pengetahuan manusia juga sebagai prosesnya yaitu bagaimana cara mendapatkan pengetahuan tersebut.

2.2 Kajian Materi Penyesuaian diri makhluk hidup

Materi yang dipakai dalam Penelitian Tindakan Kelas Penyesuaian Diri Makhluk Hidup Dengan Lingkungannya adalah sebagai berikut.

1. Menyebutkan contoh penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup

2. Mendiskripsikan penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup.

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA kelas V

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

3. Mengidentifikasi cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan

3.1 Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup

Model Pembelajaran

2.3 Pengertian Model Pembelajaran

Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun (2009) berpendapat, model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari strategi dan prosedur.

Pemilihan model pembelajaran harusdisesuaikan dengan situasi kelas yang dihasilkan dari kerja sama antara guru dan siswa. Model pembelajaran disusun

(3)

berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun metode pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teoripsikologis, sosiologis, analisis sistem, atau teori-teori lain yang mendukung. Model pembalajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan- bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.

Menurut Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun (2009) model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1) berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.

Sebagai contoh, metode penelitian kelompok. Model ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis,

2) mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu. Misalnya model berfikir induktif dirancang untuk mengembangkan proses berfikirinduktif,

3) dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas. Misalnya pada penggunaan model yang dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam pelajaran mengarang,

4) memiliki bagian-bagian model dalam pelaksanaan, yaitu: urutan langkah- langkah pembelajaran (syntax), adanya prinsip-prinsip reaksi, sistem sosial, dan sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran, 5) memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak

tersebut meliputi: dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur dan dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang,

(4)

6) membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedomaan model pembelajaran yang dipilihnya.

Mills (dalam Suprijono, 2012) berpendapat bahwa model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Menurut Arifin (2011) pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik, yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta didik, sumber belajar dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar peserta didik, baik di kelas maupun di luar kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak, untuk menguasai kompetensi yang telah ditentukan.

Model pembelajaran menurut Joyce (dalam Trianto, 2011) adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.

Model pembelajaran menurut Suprijono (2012) merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Menurut Arends (dalam Suprijono, 2012) model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

(5)

2.4 Model Pembelajaran Example Non Example

Menurut Yadi (2004) model pembelajaran kooperatif tipe example non example adalah tipe pembelajaran yang mengaktifkan siswa dengan cara guru menempelkan contoh gambar-gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan gambar lain yang relevan dengan tujuan pembelajaran, kemudian siswa disuruh untuk menganalisisnya dan mendiskusikan hasil analisisnya sehingga siswa dapat membuat konsep yang esensial.

Menurut Suprijono, (2009) Langkah–langkah model pembelajaran example non example sebagai berikut.

1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Gambar yang digunakan tentunya merupakan gambar yang relevan dengan materi yang dibahas sesuai dengan Kompetensi Dasar.

2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui LCD atau OHP, jika ada dapat pula menggunakan proyektor. Pada tahapan ini guru juga dapat meminta bantuan siswa untuk mempersiapkan gambar yang telah dibuat dan sekaligus pembentukan kelompok siswa.

3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk memperhatikan/menganalisis gambar. Biarkan siswa melihat dan menelaah gambar yang disajikan secara seksama, agar detil gambar dapat difahami oleh siswa. Selain itu, guru juga memberikan deskripsi jelas tentang gambar yang sedang diamati siswa.

(6)

4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas. Kertas yang digunakan akan lebih baik jika disediakan oleh guru.

5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya. Siswa dilatih untuk menjelaskan hasil diskusi mereka melalui perwakilan kelompok masing-masing.

6. Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. Setelah memahami hasil dari analisa yang dilakukan siswa, maka guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

7. Guru dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran

2.5 Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Example Non Example.

Kelebihan:

Menurut Buehl (Depdiknas, 2007) mengemukakan keuntungan model example non example sebagai berikut.

a. Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih kompleks.

b. Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari example non example.

(7)

c. Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.

Kekurangan:

Ada dua kekurangan dalam menggunakan model Example Non Example,sebagai berikut.

1) Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.

2) Memakan waktu yang banyak.

Hasil Belajar

2.6 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Sudjana (2012) adalah hasil perubahan dari tingkah laku. Perubahan tingkah laku ini akan mengakibatkan munculnya sebuah pengalaman. Dari pengalaman, maka seseorang akan lebih bijak dalam melakukan suatu hal dan kemungkinan melakukan kesalahan yang sama sangat minim sekali.

Menurut Suprijono (2012) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.

Menurut Kunandar (2008) hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif.Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai

(8)

suatu materi atau belum. Penilaian yang dilakukan berupa test terhadap masing- masing siswa.

2.7 Bentuk-bentuk Hasil Belajar

Gagne (dalam Suprijono, 2012), menyatakan bahwa hasil belajar berupa:

1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.

2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip- prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.

3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai- nilai sebagai standar perilaku.

(9)

Menurut Bloom (dalam Suprijono, 2012), hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai), Organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial dan intelektual.

2.8 Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian Tindakan Kelas dengan penerapan model pembelajaran Examples Non examples pernah dilakukan oleh Sri Mariani dkk pada tahun 2012 dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Example Non Example Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai hasil belajar siswa mengalami kenaikan pada tiap siklus.Setelah penerapan model example and non example pada mata pelajaran IPS Terpadu di MTS Nurul Falah Sukadana hasil belajar siswa dapat meningkat. Peningkatan hasil belajar terlihat dari hasil tes setiap siklus, dimana pada siklus pertama persentase siswa yang tuntas 56,67 % meningkat sebanyak 23,33% menjadi 80% pada siklus kedua.

Jumlah siswa yang tuntas pada siklus I sebanyak 17 orang siswa meningkat sebanyak 7 orang siswa pada siklus II dan menjadi 26 orang siswa.Hal ini disebabkan pada siklus II siswa mulai antusias dalam mengikuti kegiatan

(10)

pembelajaran dan siswa yang pandai bisa berbagi pengetahuannya dengan siswa yang kurang pandai.

Berdasar penelitian yang pernah dilakukan di atas peneliti melakukan penelitian yang berbeda pada mata pelajaran dan kelas yang akan dilakukan tindakan kelas yakni materi Penyesuaian diri makhluk hidup dengan likungan pada mata pelajaran IPA kelas V sehingga dengan adanya penelitian yg dilakukan bisa memperoleh hasil yang diinginkan serta bisa menjadi bahan agar bisa dilakukan peneliti lain untuk melakukan penelitian yang relevan akan tetapi memiliki perbedaan yang dapat berupa materi maupun kelas.

2.9 Kerangka Pikir

Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan diatas dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut.

PEMBELAJARAN IPA MATERI PENYESUAIAN DIRI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYAKELAS V DI SDN NGAGLIK 04 KOTA BATU

KEGIATAN PEMBELAJARAN

MODEL PENGAJARAN MASIH TERPUSAT PADA GURU 1. Siswa kesulitan dalam mengerjakan soal

2. Minat belajar siswa rendah

3. Siswa malu atau takut untuk bertanya dengan materi yang belum dipahami 4. Siswa sulit bekerja sama dengan teman sekelas

5. Pemahaman belajar siswa rendah

(11)

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Peneliti

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Peneliti

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE 1. Guru mempersiapkan gambar hewan dengan lingkungan.

2. Guru menempel gambar yang berhubungan dengan materi di papan yaitu, Burung, Serangga, Unta.

3. Guru memberi kesempatan untuk menganalisis gambar burung.

4. Guru membentuk kelompok.

5. Guru memberikan tugas kepada siswa bersama kelompok mengenai penyesuaian diri hewan dengan lingkungan.

6. Siswa mengerjakan tugas diskusi kelompok yang diberikan oleh guru.

7. Guru membimbing siswa mengerjakan tugas kelompok.

8. Guru meminta siswa membacakan hasil diskusi di depan kelas.

9. Siswa mengomentari hasil diskusi yang dibacakan tiap kelompok.

10. Guru memberi komentar dan melakukan tanya jawab dengan siswa.

11. Guru bersama siswa menyimpulkan materi.

12. Guru meminta siswa untuk mengerjakan tugas individu

13. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas masing-masing.

14. Guru mengevaluasi hasil kerja siswa.

15. Guru memberi penguatan materi

PEMAHAMAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA MENINGKAT

PENYEBAB MASALAH SISWA

1. Siswa bosan dengan model belajar yang sudah pernah diajarkan 2. Malas untuk mengemukakan pendapat

3. Pelaksanaan pembelajaran kurang inovasi 4. Kurang komunikasi antara siswa dan guru

(12)

2.10 Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan yang dipakai dalam penelitian ini adalah: jika model pembelajaran Example Non Example diterapkan maka dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar pada siswa kelas V di SDN Ngaglik 04 Kota Batu.

Gambar

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA kelas V
Gambar  yang digunakan tentunya merupakan  gambar  yang relevan dengan  materi yang dibahas sesuai dengan Kompetensi Dasar
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Peneliti

Referensi

Dokumen terkait

Kabupaten Dompu merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang telah menerima izin Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dan merealisasikan seluruh target luasan

Upaya untuk memunculkan nilai kekinian sumber daya sebagai modal pembangunan pariwisata dan kota pusaka, merupakan salah satu konsep pembangunan berwawasan pelestarian yang

Logika ketakutan yang selama ini membekas pada kelompok minoritas bahwa massa intoleran dapat memanfaatkan berbagai isu untuk menekan mereka maju dalam politik

Pandangan Mehdi Golshani sama dengan yang dipahami oleh al-Attas. Al-Attas menyebutkan bahwa kebudayaan Barat adalah kebudayaan sekuler, dalam pengertian tidak memberi ruang bagi

Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Tempe merupakan makanan yang terbuat dari kacang kedelai yang

matba való belépést kívánja tőlünk. Bármely művet csakis más alkotásokhoz képest  lehet  olvasni. Továbbá  „egy  adott  irodalmi  mű  minősége 

Sementara itu pemilihan variabel yang dikembangkan oleh Bank Indonesia tersebut merupakan asumsi yang dipengaruhi oleh variabel makroekonomi seperti PDB, inflasi,

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nuraeni (2014) dengan jumlah responden sebanyak 215 orang, didapatkan faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku