• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEADAAN DARURAT HALAMAN PERSETUJUAN PERSETUJUAN DOKUMEN. Dibuat Diperiksa Disetujui

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEADAAN DARURAT HALAMAN PERSETUJUAN PERSETUJUAN DOKUMEN. Dibuat Diperiksa Disetujui"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERSETUJUAN DOKUMEN

Dibuat Diperiksa Disetujui

Sekertaris K3 Ketua P2K3 Managing Director

STATUS DOKUMEN

DIKENDALIKAN Ya Tidak

SALINAN Nomor Copy

Isi dokumen ini sepenuhnya merupakan rahasia PT. SIBA SURYA Semarangdan tidak boleh diperbanyak baik sebagian maupun seluruhnya kepada pihak lain tanpa izin dari Managing Director.

HALAMAN PERSETUJUAN

(2)

1.0 TUJUAN

1.1. Sebagai pedoman pengaturan peran dan tanggung jawab setiap karyawan yang terlibat dalam tim penanggulangan keadaan darurat, agar ancaman bahaya akibat keadaan darurat yang timbul dapat ditanggulangi secara dini dan terpadu sehingga dapat meminimumkan kerugian yang ditimbulkan.

1.2. Merupakan sistem dasar yang mengatur langkah pengendalian operasional guna menyelamatkan, mengamankan personil, material atau harta milik apabila terjadi suatu keadaan darurat.

1.3. Merupakan dasar pengamanan keadaan darurat yang wajib diketahui oleh seluruh karyawan dari puncak manajemen sampai pelaksana terbawah karena dalam situasi dan kondisi darurat semua wajib turut berperan serta secara aktif sesuai dengan pembagian tugas yang telah ditentukan.

2.0 RUANG LINGKUP

Prosedur keadaan darurat ini mencakup semua keadaan yang dapat menimbulkan kerugian bagi karyawan maupun perusahaan di PT. SIBA SURYA baik yang dipusat maupun pada cabang yang meliputi:

2.1. Kebakaran

2.2. Bencana Alam (Banjir / Gempa / Gunung Meletus) 2.3. Ledakan

2.4. Demonstran / Unjuk rasa / Huru - Hara

3.0 DEFINISI

3.1. Keadaan darurat adalah kondisi dimana tidak memungkinkan dilaksanakannya kegiatan manajemen secara normal akibat perubahan situasi dan kondisi secara mendadak yang apabila tidak ditangani akan berakibat fatal / menimbulkan kerugian.

3.2. Tim Tanggap Darurat adalah unit kerja yang dibentuk secara khusus untuk menanggulangi keadaan darurat di tempat kerja.

3.3. Tim penanggulangan keadaan darurat adalah organisasi yang dipersiapkan guna mengantisipasi, mencegah, menanggulangi dan atau mengamankan manusia, material dan harta milik bila terjadi keadaan darurat di perusahaan.

3.4. Alat pemadam api adalah alat yang dapat dipergunakan untuk melakukan pemadaman terjadinya kebakaran baik portable maupun permanen yang menggunakan bahan cair, gas maupun padat.

3.5. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) adalah alat pemadam api yang dapat dibawa

dan digunakan oleh satu orang dan berdiri sendiri.

(3)

4.0 REFERENSI

4.1. Permen UU. No 50 tentang Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

5.0 DOKUMEN PENUNJANG

5.1. Struktur organisasi Tim Penanggulangan Keadaan Darurat 5.2. Job Description Tim Penanggulangan Keadaan Darurat 5.3. Instruksi Kerja

Alat Pemadam Api Ringan (IK.SS.K3.01) Penanggulangan Banjir (IK.SS.K3.02) Penanggulangan Gempa (IK.SS.K3.03) Penanggulangan Huru – Hara (IK.SS.K3.04)

Penanggulangan Keadaan Darurat Di Luar Jam Kerja (IK.SS.K3.05) Penanggulangan Kebakaran (IK.SS.K3.06)

Kecelakaan Kerja (IK.SS.K3.07)

Penanggulangan Setelah Penyelamatan (IK.SS.K3.08)

5.4. Surat Keputusan penunjukan Tim Penanggulangan Keadaan Darurat 5.5. Denah Evakuasi (Peta)

6.0 RINCIAN PROSEDUR

6.1. Semua pekerja / karyawan perusahaan wajib memberitahukan kepada pimpinan (Direktur / Manajer / Supervisor) departemen jika terjadi gejala, indikasi, kabar berita, melihat akan tiba, terjadi keadaan darurat. Laporan keadaan darurat tersebut wajib diteruskan kepada Koordinator & Anggota PKD untuk segera diidentifikasi / dicek dan segera mengumumkan kepada semua pekerja status keadaan darurat perusahaan.

6.2. Koordinator PKD segera memberitahukan kondisi Keadaan Darurat kepada pimpinan P2K3 dan Direktur Pengelola untuk berkoordinasi penanganan lebih lanjut.

6.3. Koordinator PKD bergerak cepak melakukan briefing singkat dengan Tim PKD untuk berkoordinasi mengatasi kondisi darurat tersebut dan mengumumkan status kategori bahaya tersebut.

6.4. Kategori Bahaya

Tiap keadaan darurat diklasifikasikan menjadi 3 kategori, meliputi : 6.5.1 Tingkat bahaya siaga satu (tinggi)

Tingkat bahaya yang harus segera ditanggulangi.

6.5.2 Tingkat bahaya siaga dua (sedang)

(4)

Tingkat bahaya peralihan keadaan darurat tingkat bahaya siaga satu yang kondisinya menunjukan perkembangan yang lebih rawan.

6.5.3 Tingkat bahaya siaga tiga (terendah)

Tingkat bahaya berdasarkan perkembangan situasi dari keadaan aman menjadi situasi rawan yang dapat mengancam keselamatan dan keamanan karyawan dan aset perusahaaan.

6.5. Agar organisasi tanggap darurat ini bisa efektif maka diperlukan sarana pendukung yang harus disediakan oleh manajemen antara lain :

6.4.1 Kotak P3K 6.4.2 Ruang P3K

6.4.3 Rambu - rambu tanggap darurat dan peta evakuasi

6.4.4 Pelatihan simulasi penanggulangan keadaan darurat PKD mengenai tanggap darurat (P3K, pemadaman kebakaran, evakuasi, komunikasi,dll) 6.4.5 Alat proteksi kebakaran yang siap pakai

6.4.6 Sarana komunikasi yang siap pakai

6.4.7 Sarana evakuasi manusia & barang/ aset/ dokumen yang siap pakai (mobil, armada, dll)

6.6. Tindakan yang dilakukan

6.5.1 Dalam melakukan penanggulangan keadaan darurat harus mengutamakan jiwa (utamakan nyawa manusia) dan mencegah terjadinya kecelakaan / cidera dan mencegah situasi menjadi lebih buruk.

6.5.2 Jika terjadi keadaan darurat, yang berhak memberikan keterangan kepada pihak luar (Media massa dan pihak lain) adalah Ketua Tim P2K3 atau Tim P2K3 yang ditunjuk oleh Ketua Tim P2K3.

6.7. Mekanisme Kerja 6.6.1 Evakuasi

6.6.1.1 Koordinator PKD dan Koordinator Evakuasi memberitahukan atau memutuskan mengenai dilaksanakannya evakuasi baik total maupun partial kepada tim PKD dan bantuan dari karyawan.

6.6.1.2 Tim keadaan darurat dan karyawan perusahaan melaksanakan evakuasi terhadap para pekerja / barang / arsip dokumen perusahaan.

6.6.1.3 Pemberitahuan lanjutan atau terperinci kepada seluruh anggota tim evakuasi.

6.6.1.4 Tim P3K dan tim evakuasi memberikan pertolongan kepada para pekerja dan menunjukan arah kepada pekerja lainnya untuk menuju tempat berkumpul yang telah ditentukan

6.6.1.5 Selama masa evakuasi segala tindakan diberitahukan dan

dipantau melalui komunikasi termasuk saat berkumpul di tempat

berkumpul.

(5)

6.6.1.6 Tim evakuasi (tanggap darurat) memastikan semua selamat setelah proses evakuasi selesai dilakukan.

6.6.1.7 Setelah keadaan darurat dapat diatasi maka Ketua P2K3, Koordinator Tanggap darurat dan tim P2K3 setelah keadaan darurat bisa diatasi selanjutnya Koordinator PKD dan Tim PKD melakukan investigasi dan melaporkan kepada ketua P2K3 untuk diteruskan ke Direktur pengelola melakukan investigasi, perbaikan dan membuat langkah preventive agar tidak terulang kembali.

6.6.2 Pengambilan Keputusan

6.6.2.1 Keputusan yang akan dilaksanakan sehubungan dengan situasi dan kondisi darurat ditentukan oleh rapat darurat Tim P2K3.

6.6.2.2 Jika tidak semua anggota Tim P2K3 dapat hadir, maka Manager bagian yang bersangkutan selaku wakil perusahaan memutuskan tindakan apa yang perlu dilaksanakan.

6.6.2.3 Dalam keadaan sangat mendesak, keputusan dapat dilakukan oleh pimpinan departemen pada masing - masing bagian.

6.6.2.4 Dalam hal keadaan darurat terjadi dliuar jam kerja, petugas security bertindak sesuai dengan prosedur penanggulangan keadaan darurat diluar jam kerja dan selanjutnya menghubungi pimpinan Security (Danru) atau pejabatTim P2K3 untuk tindakan selanjutnya. Menghubungi Koordinator PKD

6.7. Uji Coba

6.6.1 Uji coba/ simulasi keadaan darurat dilaksanakan minimal 1 Tahun sekali dengan melibatkan semua manajemen dan karyawan.

6.6.2 Hasil uji coba tersebut dilakukan evaluasi mengenai respon time, kesesuaian dengan prosedur, faktor peralatan dan komunikasinya.

6.8. Personil Anggota Tim Tanggap Darurat 6.8.1 Koordinator Tanggap Darurat

Mengkoordinasikan kinerja semua lini unit tanggap darurat 6.8.2 Tim Damkar & Pengelolaan APAR

6.8.2.1 Melangsungkan pemadaman kebakaran menggunakan semua sarana pemadam api di lingkungan Perusahaan secara aman, selamat dan efektif.

6.8.2.2 Melaporkan segala kekurangan / kerusakan sarana dan

prasarana pemadam api di lingkungan perusahaan kepada

koordinator tanggap darurat, sekretaris maupun ketua tim

damkar & pengelolaan APAR.

(6)

6.8.2.3 Mendata, melaporkan & melakukan inspeksi terhadap kondisi APAR (Alat Pemadam Api Ringan) kepada koordinator tanggap darurat secara berkala.

6.8.3 Tim Evakuasi & Transportasi

6.8.3.1 Memimpin proses evakuasi secara aman, selamat dan cepat.

6.8.3.2 Melakukan prioritas evakuasi manusia ketempat/ lokasi yang aman.

6.8.3.3 Melakukan evakuasi aset perusahaan baik berupa dokumen, barang, mesin, armada, dll ketempat yang aman.

6.8.3.4 Melaporkan segala kekurangan / kerusakan sarana & prasarana evakuasi di lingkungan perusahaan kepada koordinator tanggap darurat, Sekretaris maupun ketua tim evakuasi & transportasi.

6.8.3.5 Melaporkan adanya korban tertinggal, terjebak ataupun terluka kepada tim P3K, Koordinator tanggap darurat maupun sekretaris.

6.8.3.6 Mengakomodasi sarana transportasi darurat dari dalam / luar lingkungan perusahaan

6.8.4 Tim P3K

6.8.4.1 Melaksanakan tindakan P3K

6.8.4.2 Melaporkan segala kekurangan / kerusakan sarana dan prasarana P3K di lingkungan perusahaan kepada koordinator tanggap darurat, sekretaris maupun ketua P3K.

6.8.4.3 Melaporkan kepada koordinator tanggap darurat ataupun sekretaris jika terdapat korban yang memerlukan tindakan medis lanjut pihak tiga di luar perusahaan.

6.8.5 Tim Komunikasi

6.8.5.1 Memantau perkembangan penanganan kondisi darurat dan menjembatani komunikasi antar tim tanggap darurat.

6.8.5.2 Memastikan alur komunikasi antar tim tanggap darurat dapat dilangsungkan secara baik dan lancar

6.8.5.3 Memantau seluruh informasi internal dan mengakomodasi informasi / pemberitaan untuk pihak luar.

6.8.5.4 Menghubungi pihak eksternal terkait untuk kepentingan tanggap darurat (kepolisian / warga).

7.0 CATATAN MUTU

7.1 Daftar Nomor telepon keadaan darurat : F.SS.K3.05.01

Referensi

Dokumen terkait