• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

(2)

1. TUJUAN

 Sebagai pedoman untuk menghadapi keadaan darurat.

 Untuk menyelamatkan jiwa manusia, lingkungan dan asset perusahaan.

2. RUANG LINGKUP

Yang termasuk keadaan darurat disini yaitu:

a. Kebakaran

b. Ledakan

c. Kerusuhan/Huru–hara

d. Ancaman Bom

e. Kebocoran Gas

f. Bencana Alam

3. REFERENSI

 Permenaker No.: PER.05/MEN/1996, tentang: Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

 Kepmenaker No.: KEP.186/MEN/1999, tentang: Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.

 Standard OHSAS 18001:2007 Clause 4.4.7.

 Permenaker No.: PER-15/MEN/VIII/2008, tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja.

4. DEFINISI

Keadaan Darurat, adalah suatu kondisi yang dapat berakibat fatal bagi karyawan atau benda milik (property), apabila tidak segera ditangani dengan cepat dan tepat. Sumber dapat berasal dari dalam perusahaan atau lingkungan sekitar, diantaranya :

 Kebakaran, adalah kobaran api yang membesar yang tidak terkendali dan merugikan manusia, barang dan lingkungan baik dari tempat bekerja maupun lingkungan sekitar/penduduk

 Ledakan, adalah suatu kejadian yang diakibatkan oleh manusia, atau dapat juga terjadi secara alami, yang dapat menyebabkan terjadinya kerugian bagi manusia, barang dan lingkungan.

(3)

 Huru-hara (Internal atau Eksternal), adalah suatu situasi/kondisi yang tidak terkendali dan tidak diinginkan, yang menimbulkan kepanikan, kekhawatiran dan mengakibatkan aktivitas kerja terhenti.

 Ancaman Bom, adalah ancaman yang menyebabkan terjadinya gangguan terhadap aktivitas kerja sehari-hari, normal atau kompleks, dan harus dianggap serius.

 Kebocoran Gas adalah suatu kebocoran Gas baik itu Feed Gas, LPG atau Lean Gas, yang tidak dapat segera ditanggulangi dan berpotensi untuk terjadi kebakaran atau ledakan.

 Bencana alam dalam hal ini gempa bumi adalah suatu keadaan lingkungan yang dapat secara tiba tiba terjadi karena keadaan vulkanik yang cukup banyak di Indonesia baik di darat maupun lautan

(4)

Alur Komunikasi Keadaan Darurat di Lapangan Kerja

Korban dari Kontraktor Terluka / Sakit

Evakuasi Close

Helicopter

Rumah Sakit

Keluarga korban

PROSYPAC OPERATION

MEDICAL EVACUATION FLOWCHART

Dokter Lokasi

Tidak

Ya Field Coordinator

Ambulance Rumah Sakit, lengkap dengan Dokter dan/ atau paramedic segera menuju Airport terdekati untuk menjemput pasien.

Note :

Dokter Lokasi akan menentukan apakah diperlukan bantuan paramedic rumah sakit rujukan untuk mengawal pasien dari lokasi kerja. Bila diperlukan, maka keberangkatan pesawat dari bandarai akan menunggu kesiapan petugas paramedic.

Pimpinan Kontraktor:

•PT.Promatcon Tepatguna

•Mr. Adi Priyadi

•HP 0816827422

Communication line Evacuation line

Ambulance Company OPS

Manager

PROSY MPAC Project Manager

Report

Evakuasi Ya

(5)

Penjelasan Tugas dan tanggung jawab

1. Komandan Ditempat Kejadian (KDK) [One Scene Commander (OSC)]:

o Memberikan arahan-arahan dalam menghadapi keadaan darurat yang terjadi.

o Mengambil keputusan sesuai dengan kondisi yang terjadi demi keselamatan karyawan dan benda-benda milik Perusahaan (property).

o Mengkoordinir penanganan keadaan darurat sesuai dengan jenisnya.

2. Komandan Pemadam Kebakaran [Fire Commander]:

o Memimpin Kapten dan anggota Pasukan Pemadam Kebakaran (Fire Brigade) untuk melakukan upaya pemadaman kebakaran berdasarkan perintah Komandan Ditempat Kejadian.

o Memastikan peralatan dan sarana sistim pencegahan kebakaran dalam kondisi siap pakai.

o Memberikan instruksi kepada Komandan Keamanan dan Komunikasi jika memerlukan bantuan Pemadam Kebakaran (PMK).

o Memberi petunjuk/gambaran kepada bantuan PMK dari luar (jika ada) tentang situasi kebakaran yang terjadi.

o Memberikan informasi dan melaporkan jalannya operasi penanggulangan kebakaran kepada KDK (OSC).

3. Komandan Evakuasi (Evacuation Commander) :

o Memberi arahan kepada anggota regu evakuasi untuk mengevakuasi korban manusia.

o Memberikan arahan untuk mengevakuasi asset perusahaan jika masih memungkinkan.

o Memimpin regu evakuasi (evacuation team) untuk mengamankan korban yang selamat ditempat berkumpul (assembly point).

o Menghitung korban yang selamat dan memperkirakan (memprediksi) korban yang masih terjebak.

(6)

4. Komandan Penyelamat (Rescue Commander):

o Memberikan pertolongan kepada korban dan melakukan koordinasi dengan regu medik (tim medis).

o Memimpin penyelamatan karyawan saat terjadi keadaan darurat.

o Memberikan instruksi kepada Komandan Keamanan dan Komunikasi untuk pemanggilan ambulance.

5. Komandan Penyelamat Benda Milik dan Dokumen (Asset and Document Commander):

o Memimpin regu penyelamat benda milik dan dokumen (asset and document team) untuk melakukan koordinasi pengamanan milik perusahaan (asset).

o Mengamankan semua dokumen perusahaan terutama dari factor luar.

6. Komandan Komunikasi dan Kemanan (Communication and Security Commander):

o Melaksanakan koordinasi komunikasi dengan pihak luar (eksternal).

o Melakukan komunikasi dengan media, jika diperlukan.

o Menjelaskan situasi yang terjadi kepada pemerintah, polisi dan media, dan masyarakat sekitar.

o Memeriksa setiap tamu yang masuk ke area P.T.

Prosympac.

o Menjaga stabilitas keamanan.

o Menghubungi rumah sakit terdekat (R.S. Pelni).

o Menghubungi Pemadam Kebakaran Jakarta Barat atas instruksi Komandan Ditempat Kejadian (KDK).

7. Pasukan Pemadam Kebakaran (Fire Brigade):

o Melakukan upaya pemadaman kebakaran berdasarkan petunjuk Komandan Pemadam Kebakaran (Fire Commander) jika kebakaran cukup hebat.

o Segera melakukan pemadaman jika terjadi kebakaran.

8. Regu Evakuasi (Evacuation Team):

o Melakukan evakuasi korban manusia.

o Melakukan evakuasi asset perusahaan jika masih memungkinkan.

(7)

o Mengamankan korban yang selamat di tempat berkumpul (assembly point).

o Menghitung korban yang selamat dan memperkirakan (memprediksi) korban yang masih terjebak.

9. Regu Penyelamat (Rescue Team):

o Mengungsikan (Membawa) petugas/karyawan yang mendapat kecelakaan ke tempat yang aman, kemudian diserahkan kepada petugas medis.

o Memberikan pertolongan pertama kepada korban bila terjadi kecelakaan.

o Mencatat semua korban dan rumah sakit yang menjadi rujukan.

10. Regu Penyelamat Benda Milik dan Dokumen (Asset and Document Team):

o Menjaga semua benda milik (asset) dan dokumen perusahaan terutama terhadap pihak luar.

o Mencatat semua benda milik (asset) yang dipindahkan/diamankan pada saat terjadi situasi darurat.

11. Regu Komunikasi dan Keamanan (Communication and Security Team):

o Menciptakan situasi dan kondisi yang aman selama pelaksanaan penanggulangan keadaan darurat.

o Melakukan pengamanan pada saat dilakukan wawancara (konferensi) pers.

o Mengadakan kerja sama dengan petugas komunikasi untuk bidang keamanan (Kodim, Polresta, dll).

o Memblokir pintu keluar-masuk dan memperketat penjagaan di tempat terhadap gangguan masyarakat umum yang tidak berkepentingan.

o Membantu pelaksanaan evakuasi.

o Mengecek kebenaran/keabsahan kartu pengenal dan mencatat setiap orang atau satuan yang akan membantu.

o Membantu mengamankan barang-barang yang telah diamankan/diselamatkan oleh Regu Penyelamat dan Evakuasi (Rescue and Evacuation Team).

(8)

12. Dokumentasi (Documentation):

o Membuat dokumentasi dan mencatat kronologi kejadian darurat dan penanggulangannya dari awal hingga akhir.

o Mendata dan melakukan inventarisasi jumlah korban dan peralatan atau bangunan yang rusak setelah terjadi keadaan darurat.

o Membuat laporan kronologis daripada keadaan darurat dan penanggulangannya.

(9)

DIAGRAM ALIR PROSEDUR PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT A. Kebakaran, Ledakan, Kebocoran Tabung Gas

MULAI

MEMBUNYIKAN ALARM EVAKUASI

EVAKUASI

PENANGANAN

BUNYIKAN ALARM TANDA BAHAYA

PERLUKAH EVAKUASI?

KEADAAN DARURAT TERATASI

SELESAI

MENGHUBUNGI ORGANISASI KEADAAN DARURAT MENGHUBUNGI CONTROL ROOM/ HSE

BUNYIKAN ALARM KEADAAN AMAN

TIDAK YA

(10)

B. Gempa Bumi, Ancaman Bom, Huru hara

MULAI

MEMBUNYIKAN ALARM EVAKUASI

EVAKUASI

KEADAAN DARURAT TERATASI

SELESAI

(11)

7. URAIAN PROSEDUR

A. KEBAKARAN, LEDAKAN, KEBOCORAN TABUNG GAS

7.1. Apabila terjadi keadaan darurat seperti di atas; di dalam atau di luar lingkungan PT. PROSYMPAC, maka orang yang pertama kali melihatnya harus segera menghubungi HSE Manager.

7.2. Ketika menerima informasi keadaan darurat, Bagian HSE segera menghubungi semua anggota Organisasi Keadaan Darurat dan membunyikan ”Alarm Tanda Bahaya”. Kecuali kebakaran, ledakan, kebocoran tersebut sudah dapat ditanggulangi oleh orang terdekat atau anggota pemadam yang terdekat dengan sumber bahaya

7.3. ”Alarm Tanda Bahaya” ditandai dengan suara sirene 3 kali

(pendek)

7.4. ”Alarm Evakuasi” ditandai dengan bunyi sirene lebih dari 3 kali

7.5. ”Alarm Keadaan Aman” ditandai dengan bunyi sirene 1 kali

panjang

7.6. Komandan Ditempat Kejadian (On Scene Commander)

memutuskan perlu dilakukan evakuasi atau tidak.

7.7. Setiap karyawan harus segera bersiap sesuai aba-aba floor

warden (pengarah lantai) menunggu alarm selanjutnya.

7.8. Jika “Alarm Tanda Bahaya” dibunyikan, maka semua karyawan

yang tidak terlibat dalam penanggulangan harus bersiap menuju Muster Point setelah mematikan semua sumber energi, mengambil barang yang diperlukan/penting sesuai arahan floor warden jika harus evakuasi. Setiap pengarah lantai wajib mendata tiap karyawan di tiap lantai (sesuai dengan lampiran nama karyawan yang harus selalu diperbaharaui).

7.9. Jika tindakan evakuasi dilakukan, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah: Floor Warden memeriksa kembali jumlah karyawan, memastikan asset terpenting sudah diamankan, memastikan adanya dokumentasi kejadian, menghubungi nomor penting serta mengumumkan kepada perwakilan penduduk setempat; menolong korban (jika ada).

Pertimbangkan bahwa resiko semua karyawan lebih besar dari pada resiko individu atau harta benda.

7.10. KDK (OSC) dan OKD akan melakukan penanganan lebih lanjut sesuai dengan petunjuk dan jenis keadaan darurat bersamaan dengan jalannya evakuasi.

7.11. Apabila keadaan darurat sudah dapat ditanggulangi, maka

“Alarm Keadaan Aman” akan dibunyikan.

(12)

7.12. Pemulihan akan segera dilakukan agar keadaan kembali ke kondisi normal.

B. GEMPA BUMI, ANCAMAN BOM, HURU HARA

7.13. Jika “Alarm Evakuasi” dibunyikan, maka semua karyawan segera menuju Muster Point setelah mematikan semua sumber energi, mengambil barang yang diperlukan/penting sesuai arahan floor warden. Setiap pengarah lantai wajib mendata tiap karyawan di tiap lantai (sesuai dengan lampiran nama karyawan yang harus selalu diperbaharaui).

7.14. Kepala komunikasi segera menelpon nomor nomor penting

untuk penanggulangan lanjut. Mengarahkan team kemananan untuk mengamankan segera karyawan dan asset.

7.15. Team Pemadam, penyelamat dan P3K segera bergabung dengan

team keamanan jika yang terjadi adalah huru hara.

7.16. Tim penyelamat asset segera melakukan penyelamatan asset

penting.

7.17. Jika tindakan evakuasi dilakukan, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah: Floor Warden memeriksa kembali jumlah karyawan, memastikan asset terpenting sudah diamankan, memastikan adanya dokumentasi kejadian.

8. DOKUMEN TERKAIT

8.1. IK Penggunaan APAR CO2 [03/004/OHS/2007]

8.2. IK Penggunaan APAR Powder [03/005/ OHS/2007]

8.3. IK Penanganan Keadaan Darurat Kebakaran [03/007/OHS/2007]

Gambar

DIAGRAM ALIR PROSEDUR PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT  A. Kebakaran, Ledakan, Kebocoran Tabung Gas

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu yang sangat penting dalam hal perencanaan keadaan gawat darurat adalah perencanaan kegiatan selama keadaan darurat. Tim Tanggap Darurat harus dipersiapkan agar

Pemberlakuan keadaan darurat harus dinyatakan secara resmi oleh pemerintah bahwa negara dalam keadaan darurat Di dalam pernyataan keadaan darurat ini terletak makna

Koordinasi kerja dalam penanggulangan gawat darurat di bandar udara dengan klasifikasi kecelakaan pesawat udara di perairan sudah ditetapkan bahwa yang menjadi komando

Hasil Penelitian: Perusahaan telah menerapkan sistem tanggap darurat kebakaran dengan menyusun rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, mempunyai prosedur

Tier 2 adalah kategorisasi penanggulangan keadaan darurat tumpahan minyak yang terjadi di dalam atau di luar DLKP dan DLKR Pelabuhan, atau unit pengusahaan minyak dan gas

Namun awak kapal sebagai manusia juga mempunyai kemampuan yang terbatas dalam mengatasi keadaan darurat tersebut dan dikarenakan kerusakan yang sangat parah sehingga menyebabkan kapal

Keadaan Darurat Emergency, diartikan sebagai keadaan dimana terjadi kebakaran, ledakan peralatan, bencana alam letusan gunung berapi, gempa bumi, tumpahan bahan kimia B3 dan Non B3,

v RINGKASAN IMPLEMENTASI YOLOV8 UNTUK MENDETEKSI KEADAAN DARURAT: KECELAKAAN, POHON TUMBANG, DAN KEBAKARAN Fachri Basharat Keadaan darurat, seperti kecelakaan lalu lintas dan