• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PRAKTIKUM HYSYS LPG RECOVERY PLANT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MAKALAH PRAKTIKUM HYSYS LPG RECOVERY PLANT"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PRAKTIKUM HYSYS LPG RECOVERY PLANT

Disusun oleh:

Aprilianti Melinda 3335132582 Nurul Eka Ramadhini 3335131696 Tuti Andriyani 3335130672 Yunita Parviana 3335131676

JURUSAN TEKNIK KIMIA - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

CILEGON-BANTEN

2016

(2)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ...

DAFTAR ISI ...

BAB 1 PENDAHULUAN ...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan industri di Indonesia pada saat ini mengalami peningkatan di segala bidang, terutama industri yang bersifat padat modal dan teknologi Indonesia diharapkan mampu bersaing dengan negara-negara maju lainnya. Peningkatan yang pesat baik secara kualitatif maupun kuantitatif juga terjadi dalam industri kimia. Salah satu bahan kimia yang sangat dibutuhkan di industri kimia adalah aseton.

Aseton banyak dipakai pada industri selulosa asetat, cat, serat, plastik, karet, kosmetik, perekat, pernis, penyamakan kulit, pembuatan minyak pelumas, dan proses ekstraksi juga sebagai bahan baku pembuatan metil isobutil keton.

Aseton dikenal juga dengan dimetil keton atau 2-propanon, merupakan senyawa penting dari alipatik keton. Aseton pertama kali dihasilkan dengan cara distilasi kering dari kalsium asetat. Fermentasi karbohidrat menjadi aseton, butil dan etil alkohol yang menggantikan proses tersebut pada tahun 1920. Proses tersebut mengalami pembaruan pada tahun 1950 dan 1960 yaitu proses dehidrogenasi 2- propanol dan oksidasi cumene menjadi penol dan aseton. Bersamaan dengan proses oksidasi propena, metoda ini menghasilkan lebih dari 95%

aseton yang diproduksi di seluruh dunia (Ullmann, 2007). Desain pabrik untuk produksi aseton dibutuhkan perhitungan dan perancangan yang teliti. Perancangan pabrik aseton dapat digunakan menggunakan aplikasi HYSYS Aspen One.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini adalah bagaimana alur pembuatan pabrik aseton dan bagaimana HYSYS dapat memecahkan masalah pada produksi aseton.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui alur pembuatan aseton dan mengetahui solusi pada masalah yang terjadi pada produksi aseton.

1.4 Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup dalam penulisan makalah ini menggunakan HYSYS Aspen One dengan mengacu pada kasus yang telah dijadikan tugas.

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 1.1.Sejarah

Aseton, CH3COCH3, merupakan salah satu senyawa alifatik keton yang sangat penting. Pada umumnya aseton digunakan sebagai solven untuk beberapa polimer. Penggunaan yang bersifat komersial adalah penggunaan sebagai senyawa intermediet dalam pembuatan methyl methacrylate, bisphenol A, diaseton alcohol dan produk – produk lain (Johanna Lianna dan Lusiana Silalahi, 2012).

Aseton banyak dipakai pada industri selulosa asetat, cat, serat, plastik, karet, kosmetik, perekat, pernis, penyamakan kulit, pembuatan minyak pelumas, dan proses ekstraksi juga sebagai bahan baku pembuaan methyl isobutyl ketone. Aseton pertama kali dihasilkan dengan cara distilasi kering dari kalsium asetat. Kemudian setelah perang dunia ke-1 proses pembuatan aseton digantikan dengan fermentasi karbohidrat menjadi aseton, buthyl dan etil-alkohol. Kemudian pada tahun 1920 proses dehydrogenasi 2-propanol mulai digunakan untuk memproduksi aseton.

Pada pertengahan tahun 1960 proses oksidasi propene digunakan sebagai bahan baku pembuatan aseton. Dan pada tahun 1976 oksidasi cumene menjadi phenol dan aseton mulai digunakan (Ullmann, 2007).

Kebutuhan aseton di indonesia semakin lama semakin meningkat tapi sampai saat ini masih belum ada perusahaan di indonesia yang masih memproduksinya. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, indonesia masih mendatangkan aseton dari negara lain seperti : Amerika Serikat, Belanda, Cina, Korea, Jepang, dan Singapura.

1.2. Bahan Baku

Aseton dapat dibuat dengan menggunakan proses Cumene Hydroperoxide (dengan bahan baku cumene), proses dehidrogenasi Isopropil Alkohol (dengan bahan baku isopropyl alcohol isopropil alcohol dengan katalis kombinasi ZnO dan ZrO), dan proses Oksidasi Isopropil Alkohol (dengan bahan baku propilen). Berikut proses singkatnya :

1.2.1. Proses Cumene Hydroperoxide

Pada proses cumene hydroperoxide, mula-mula cumene dioksidasi menjadi cumene hydroperoxide dengan udara atmosfer atau udara kaya oksigen dalam satu atau beberapa oksidiser. Temperatur yang digunakan adalah antara 80–130 oC dengan tekanan 620 kPa, serta dengan penambahan Na2CO3. Sanjutnya produk reaktor dievaporasikan. Kemudian

(5)

denganpenambahan asam akan terjadi reaksi pembelahan cumene hydroperoxide menjadi suatu campuran yang terdiri dari phenol, aseton dan berbagai produk lain seperti cumylphenols, acetophenols, dimethylphenylcarbinol,α-methylstyrene dan hidroxyaseton. Campuran ini kemudian dinetralkan dengan menambahkan larutan natrium phenoxide atau basa yang lain atau dengan resin penukaran ion (ion exchanger resin). Setelah itu, campuran dipisahkan dan crude aseton diperoleh dengan cara distilasi (Kirk-Othmer, 182, 1994).

1.2.2. Proses Dehidrogenasi Isopropil Alkohol

Reaksi dehidrogenasi Isopropil Alkohol bersifat endotermik. Sehingga untuk mendapatkan konversi yang cukup tinggi, dibutuhkan suhu yang cukup tinggi pula. Pada pembuatan aseton dengan proses dehidrogenasi katalitik isopropanol (isopropil alkohol) digunakan katalis kombinasi ZnO dan ZrO dalam prosesnya. Proses dehidrogenasi ini berjalan pada pada fasa gas suhu 350oC dan tekanan ± 2 atm. Isopropil benzene sebelum masuk ke dalam reaktor diubah kedalam fasa gas di dalam vaporizer. Produk yang dihasilkan oleh reaktor adalah Aseton sebagai produk utama serta produk samping lainnya berupa gas hydrogen, sisa Isopropil Alkohol yang tidak bereaksi, Propylene, dan Air (Kirk-Othmer,1994).

1.2.3. Proses Oksidasi Isopropil Alkohol

Pada proses ini Isopropil alkohol didapat dari mereaksikan Propilen dengan H2O. Selain direaksikan dengan H2O, Propilen juga direaksikan dengan O2 dan menghasilkan Acrolein. Kemudian Isopropil Alkohol direaksikan dengan Acrolein dan menghasilkan Aseton serta Alil Alkohol.

Selain itu, Isopropil Alkohol juga ada yang direaksikan dengan Oksigen akan menghasilkan Hidrogen Peroksida dan Aseton. Setelah itu, kedua hasil tersebut direaksikan dan menghasilkan produk akhir Gliserol (Kirk- Othmer,1994).

1.3. Spesifikasi

1.3.1. Spesifikasi Bahan Baku

Isopropil Alkohol dengan nama lain isopropanol, 2-propanol, dimetil- karbinol mempunayi sifat-sifat:

a. Sifat Fisis

- Rumus molekul : C3H7OH

- Rumus bangun :

- Berat molekul, g/gmol : 60,10

- Kenampakan : cairan tak berwarna

(6)

- Titik didih, °C : 82,3

- Titik beku, °C : -88,5

- Refractive index (20°C) : 1,3772 - Viskositas (20 °C),cP : 2,4 - Densitas (20 °C), g/cm3 : 0,7854

- Specific Gravity (20 °C) : 0,7864 - Temperatur kritis, °C : 235,2 - Tekanan kritis (20 °C), kPa : 4.764 - Sangat larut dalam air (Kirk & Othmer, 1983).

b. Sifat Kimia

1. Isopropil Alkohol didehidrogenasi membentuk Aseton dengan katalis bermacam-macam seperti logam, oksida dan campuran logam dengan oksidanya.

2. Isopropil Alkohol dapat juga dioksidasi secara parsial membentuk Aseton dengan katalis yang sama dengan proses dehidrogenasi.

3. Dengan asam halogen dihasilkan Isopropil Halida.

4. Bereaksi dengan logam-logam aktif seperti sodium dan potasium membentuk Metal Isopropoksida dan hidrogen. Alumina Isopropoksida dapat dihasilkan dari reflux Isopropil Alkohol 99%, aluminium dengan katalis Merkuri Oksida.

5. Dengan Asam Asetat dan katalis Asam Sulfat dapat membentuk Isopropil Asetat. Dengan Etilen Oksida atau Propilen Oksida dengan katalis basa seperti NaOH akan membentuk Eter Alkohol dari Isopropil Alkohol.

6. Isopropil Alkohol dapat mengalami dehidrasi menghasilkan Diisopropil Eter ataupun Propilen.

1.3.2. Spesifikasi Produk

(7)

Produk Utama (Acetone) Aseton dengan nama lain 2-propanon, Dimetil Ketone mempunyaisifat-sifat sebagai berikut:

a. Sifat Fisis

- Rumus molekul : C3H6O

- Rumus bangun :

- Berat molekul, g/gmol : 58,08

- Kenampakan : cairan tak berwarna

- Titik didih, °C : 56,29

- Titik beku, °C : -94,6

- Refractive index (20 °C) : 1,3588 - Viskositas (20 °C),cP : 0,32 - Specific Gravity (20 °C) : 0,783 - Temperatur kritis, °C : 235,05 - Tekanan kritis (20 °C), kPa : 4.701 - Sangat larut dalam air (Kirk & Othmer, 1983).

b. Sifat Kimia

1. Dengan proses pirolisa akan membentuk Ketena

2. Aseton dapat dikondensasi dengan asetilen membentuk 2 metil 3 butynediol, suatu intermediate untuk Isoprene.

3. Dengan Hidrogen Sianida dalam kondisi basa akan menghasilkan Aseton Sianohidrin.

Produk samping dari pengolahan isopropyl alcohol menjadi aseton adalah Hydrogen (H2) dengan spesifikasi sebagai berikut:

- Rumus molekul : H2

- Kenampakan : gas tak berwarna

- Titik didih, °C : -252,87

- Titik lebur, °C : -252,76

(8)

- Tidak larut dalam air (Kirk & Othmer, 1983).

1.4. Penggunaan Produk

Aseton merupakan bahan baku sintetis organik yang penting untuk produksi epoxy resin, polikarbonat, kaca, farmasi, pestisida dan sebagainya. Juga merupakan pelarut yang baik untuk pelapis, perekat, silinder asetilena. Juga digunakan sebagai pengencer, bahan pembersih, agen ekstraksi. Atau manufaktur anhidrida asetat, diaseton alkohol, kloroform, iodoform, resin epoksi, poliisoprena karet, metil metakrilat, dan bahan penting lainnya. Dalam bubuk tanpa asap, seluloid, selulosa asetat, cat dan industri lainnya sebagai pelarut. Dalam minyak dan industri lainnya sebagai agen ekstraksi (Anonim, 2014).

(9)

BAB III

METODOLOGI PERANCANGAN HYSYS

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Honor Di Puskesmas Bakam Kabupaten Bangka” penulis menyadari segala keterbatasan

Di dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan, pendekatan-pendekatan yang digunakan di dalam penelitian hukum adalah pendekatan undang-undang ( statute approach ), pendekatan

az ünnepségeket követően pedig a város díszpolgári címet adományozott Szmrecsányi Lajos érseknek, míg az emigrációban lévő Károlyi Mihályt, mint a. „magyar

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi faktor-faktor pendorong terjadinya perubahan fungsi lahan di kelurahan tuatunu (2) menganalisis dampak perubahan fungsi

[r]

Berdasarkan skor gejala kerusakan pada biji dan polong telah diidentifikasi 17 aksesi plasma nutfah kedelai yang tergolong tahan terhadap hama pengisap polong.. Persentase biji

Teknik drag yang telah dilakukan modifikasi mampu untuk mendapatkan Salmonella sp di lingkungan peternakan ayam sebagai upaya pendeteksian awal agar tidak terjadi kontaminasi

membuat siswa kurang maksimal dalam memahami materi bahkan tidak jarang terjadi miss understanding sehingga berbuah kesalah pahaman konsep keilmuan. Salah satu pendekatan