• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENGGUNAAN HANDPHONE BLACKBERRY DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENGGUNAAN HANDPHONE BLACKBERRY DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

OLEH:

RATIH GHAIDA TYAGITA AYUNINGTYAS

YAPSIR GANDHI WIRAWAN

WANADYA AYU KRISHNA DEWI

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2012

(2)

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

OLEH:

RATIH GHAIDA TYAGITA AYUNINGTYAS

YAPSIR GANDHI WIRAWAN

WANADYA AYU KRISHNA DEWI

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2012

(3)
(4)

Yapsir Gandhi Wirawan Wanadya Ayu Khrisna Dewi

ABSTRACT

Aim of this study to find out the relation between intensity of use Blackberry handphone with interpersonal communication of students at Islamic University of Indonesia. The hypothesis was tested based on the assumption that has a negative relation between intensity of use Blackberry handphone with interpersonal communication of students. The Higher intensity of use Blackberry handphone is lower interpersonal communication of students. Subject on this study is students of the Faculty of Psychology and Social Sciences Culture Islamic University of Indonesia who have been using the Blackberry mobile phone for at least 6 months. Data were collect from 60 students with purposive sampling. Research used Pearson product moment correlation, using SPSS 18.0 for windows. The result showed the correlation between intensity of use Blackberry handphone with interpersonal communication of students with r=-0462, p=0,000 (p<0.01), it was significant. From this study the hypothesis was accepted.

(5)

PENGANTAR

A. Latar Belakang Masalah

Klinger dalam Liliweri (1997) berpendapat bahwa hubungan antar manusia ternyata saling mempengaruhi. Dampak itu berawal dari pesan dalam proses komunikasi yang selalu mempengaruhi manusia melalui pengertian yang diungkapkan, informasi yang dibagi, semangat yang disumbangkan, dan lainnya. Semua pesan itu membentuk pengetahuan, menguatkan perasaan dan barangkali juga meneguhkan perilaku manusia.

Robert W.O dalam Susanto (1985) menyatakan komunikasi lebih dari itu. Tugas komunikasi adalah menjawab pertanyaan bagaimana dan dengan proses macam apa, efek umpan balik manakah yang menghasilkan makna yang sama. Jadi komunikasi telah memberikan kemampuan bagi manusia untuk melihat individu-individu itu beriteraksi, juga menjawab pertanyaan bagaimana suatu proses social di antara individu itu berlangsung. Proses itu memperlihatkan segi dinamika suatu masyarakat. Hal ini disebabkan oleh karena para anggota masyarakat mengadakan hubungan satu sama lain dalam bentuk perorangan atau kelompok.

Liliweri (1997) menyatakan satu kesimpulan yang bisa terlihat bisa terlihat dari pelbagai penelitian terdahulu menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal mempunyai hubungan yang erat dengan sikap dan perilaku. Mengenai sikap atau attitude menurut Mueller (1986) merupakan suatu konstruk psikologi yang digambarkan sebagai kepercayaan, keyakinan, pendapat, minat, nilai dan perilaku yang perlu dipahami. Berkowitz (1972) menarik suatu kesimpulan bahwa sikap adalah suatu respon yang evaluatis yang dinamis dan terbuka terhadap

(6)

kemungkinan perubahan dikarenakan interaksi seseorang dengan lingkungannya.

Paling tidak dalam dua tahun pertama abad ke-20 ini sudah terjadi suatu kenyataan yang memperlihatkan penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi eletronika. Teknologi elektronika tersebut merupakan teknologi yang paling banyak mengemukakan teknologi komunikasi (Liliweri, 1997). Salah satunya teknologi handphone. Teknologi komunikasi dalam wujud handphone merupakan fenomena yang paling unik dan menarik dalam penggunaannya. Penggunaan handphone menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan saat ini yang memerlukan mobilitas tinggi. Handphone dapat digunakan sebagai sarana bisnis, penyimpan berbagai macam data, sarana musik/hiburan, bahkan sebagai alat dokumentasi. Terlihat juga pada kompetitif kualitas dari berbagai merk handphone seperti Nokia, Sony Ericson, Samsung, Siemens, Motorola, Alcatel, dan yang akhir-akhir ini paling banyak peminat dan penggunaannya dikalangan remaja adalah Blackberry.

Seberapa jauh pengaruh penemuan-penemuan baru tersebut pada komunikasi antarpribadi? Silvestri (1983) melukiskan bahwa komunikasi tatao muka atau komunikasi langsung merupakan jenis komunikasi tradisional yang paling tua seumur kehidupan manusia. Ia merupakan satu-satunya komunikasi antarmanusia yang paling utama. Dengan penemuan-penemuan mewah itu, Silvestri mengaku semuanya dapat mengubah kebiasaan dan gaya hidup, jenis dan cara kegiatan dan penampilan manusia setiap hari. Begitu pula dengan kehadiran media komunikasi seperti Blackberry.

Soekanto yang mengutip pendapat Kingsley David (1960) mengemukakan, apabila dengan perkembangan teknologi dewasa ini, manusia

(7)

dapat berhubungan satu sama lain melalui telepon genggam, telegrap, radio surat kabar. Liliweri (1997) menambahkan, teknologi komunikasi telah mengisolasi manusia dalam kesendirian dan jarang manusia berkomunikasi antarpribadi tatap muka. Teknologi komunikasi juga telah mengancam suatu budaya tatap muka yang beribu-ribu tahun lamanya telah dijalankan manusia.

Komunikasi interpersonal tatap muka mempunyai kelebihan antara lain karena para peserta langsung mengadakan kontak antarpribadi, saling menukar informasi, saling mengontrol perilaku antarpribadi Karena jarak dan rung antara komunikator dan komunikan sangat dekat. Akibatnya komunikasi tatap muka selalu memuaskan dua pihak (Liliweri, 1997).

Kehadiran media komunikasi seperti Blackberry sedikit banyak telah mengubah pola interaksi dan proses komunikasi antar individu. Keunggulan dari produk Blackberry ini adalah mempunyai koneksi internet 24 jam nonstop, serta dilengkapi dengan fasilitas push email,dimana para pengguna Blackberry dapat menerima dan mengirim email dengan cepat semudah mengirim SMS, selain itu mereka dapat online melalui situs jejaring social seperti Facebook, Twitter,

Foursquare. Dengan sesama penguna Blackberry mereka dapat chatting

menggunakan Blackberry Messenger.

Komunikasi antarpribadi yang dijalin melalui media seperti di atas apabila intensitas penggunaannya berlebihan dapat mengakibatkan perubahan pola masyarakat dalam berkomunikasi dan berinteraksi (Liliweri, 1997). Komunikasi tatap muka menjadi menurun, ketrampilan komunikasi individu dengan orang lain menjadi kurang terjalin dengan baik, juga dalam bersosialisasi dengan teman dan lingkungan sekitar individu menjadi kurang peka. Padahal idealnya, individu sebagai makhluk sosial seharusnya juga perlu bekomunikasi dan bersosialisasi

(8)

secara langsung atau tatap muka dengan individu lain, saling menanggapi dengan baik dan adanya umpan balik yang diinginkan, hal itu lebih baik daripada perhatian kita hanya terfokus pada media komunikasi seperti Blackberry.

Del Bario (2004) mengungkapkan bahwa intensitas adalah banyaknya kegiatan yang yang dilakukan, dapat dilihat dari frekuensinya. Dahrendorf (Zamroni, 1992) menambahkan bahwa intensitas adalah sebuah istilah yang terkait dengan pengeluaran energi atau banyaknya kegitan yang dilakukan oleh seseorang dalam waktu tertentu. Intensitas di sini menggambarkan seberapa sering seseorang menggunakan handphone sebagai alat komunikasi dengan orang lain dan dalam berinteraksi sosial baik itu dari segi frekuensi maupun durasi. Senada dengan itu Dali Gulo (1983) menyebutkan, bahwa intensitas diartikan besar atau kekuatan sesuatu terkait dengan tingkah laku.

Komunikasi interpersonal pada pengguna Blackberry menunjukkan semakin sering atau intens seseorang berkomunikasi melalui media maka kepekaan sosial antara individu satu dengan yang lainnya akan menurun. Individu menjadi kurang peduli dengan lawan bicara dan lingkungan sekitarnya sehingga menyebabkan efektivitas komunikasi interpersonal menurun.

Penelitian dari jurnal yang berjudul Effects of Four Computer Mediated

Communications Channels on Trust Development (2002) meneliti tentang

munculnya kepercayaan dalam dilema sosial di empat situasi komunikasi yang berbeda, yaitu : tatap muka (face to face), video, audio, dan teks chatting. Hasilnya, video dan audio conference kelompok hampir sama baiknya dengan berkomunikasi secara tatap muka (face to face), tetapi keduanya tidak cukup kuat menunjukkan beberapa bukti atas keadaan sebenarnya serta menimbulkan

(9)

rasa percaya yang tertunda sehingga proses komunikasi menjadi lebih lambat menuju keefektifan dan kepercayaan menjadi rapuh.

Winkel (Barus, 2005) menegaskan bahwa komunikasi interpersonal merupakan proses komunikasi timbal balik yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka, langsung, dan melalui kontak pribadi. Sedangkan intensitas penggunaan handphone Blackberry yang terjadi saat ini bukan hanya sebagai alat untuk menjalin komunikasi interpersonal dengan orang lain semata, melainkan juga mendorong terbentuknya interaksi yang sama sekali berbeda dengan interaksi tatap muka. Penggunaan handphone Blackberry membuat penggunanya semakin kurang peka dan peduli dengan lingkungan sekitar, dimana ketika lawan bicara mengajak berkomunikasi secara verbal, pengguna Blackberry menjadi sulit menanggapi dengan baik.

Dengan kehadiran Blackberry, hampir seluruh informasi yang terjalin antara kedua belah pihak digantikan oleh sejumlah kata dan beragam emoticon yang disediakan oleh Blackberry sehingga tidak sepenuhnya dapat mewakili perasaan si pengirim pesan dengan si penerima pesan serta dapat mempengaruhi kepercayaan antar individu tersebut. Penggunaan sejumlah kata dan emoticon juga tidak sepenuhnya dapat menjalin kehangatan, kepercayaan dan efektivitas dalam proses komunikasi. Oleh karena itu, akan lebih baik komunikasi interpersonal tercipta apabila kedua belah pihak melakukan komunikasi secara langsung (tatap muka). Berdasarkan penjelasan di atas mengenai intensitas penggunaan handphone Blackberry yang semakin meningkat dan meluas maka dapat dikatakan hal tersebut membuat komunikasi interpersonal dalam penggunaanya semakin menurun. Hal ini juga diperkuat oleh pendapat beberapa pengguna handphone Blackberry yang telah diwawancarai

(10)

dan beberapa hasil penelitian sebelumnya. Di antara para pengguna alat komunikasi handphone dalam hal ini khususnya Blackberry, mahasiswa adalah kelompok pengguna terbesar, termasuk juga di antaranya adalah mahasiswa di kota Yogyakarta.

Berdasarkan data di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara intensitas penggunaan handphone Blackberry dengan komunikasi interpersonal pada mahasiswa Universitas Islam Indonesia”. Hal tersebut dikarenakan melihat semakin banyak pengguna media komunikasi elektronik untuk memudahkan mereka berkomunikasi tanpa harus bertatap muka salah satunya dengan menggunakan Blackberry. Kehadiran Blackberry membuat penggunanya sering menggunakan alat komunikasi tersebut dimanapun dan kapanpun mereka berada sehingga berakibat pada proses komunikasi interpersonal dengan orang lain. Intensitas penggunaan handphone Blackberry yang terjadi dikalangan masyarakat saat ini telah mengakibatkan penurunan komunikasi interpersonal antara si pengirim dengan penerima pesan. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara intensitas penggunaan handphone Blackberry dengan komunikasi interpersonal pada mahasiswa Universitas Islam Indonesia.

B. Hipotesis

Ada hubungan negatif antara intensitas penggunaan handphone Blackberry dengan komunikasi interpersonal pada mahasiswa UII. Semakin tinggi intensitas penggunaan handphone Blackberry maka semakin rendah komunikasi interpersonal mahasiswa. Begitu pula sebaliknya.

(11)

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Islam Indonesia jurusan Psikologi dengan umur antara 18 sampai 22 tahun yang telah menggunakan handphone Blackberry selama minimal 6 bulan. Pengambilan subyek dilakukan dengan metode purposive sampling.

B. Metode Pengumpulan Data

Keberhasilan suatu penelitian sangat bergantung pada ketepatan penggunaan metode pengambilan data. Kesalahan dalam proses pengambilan data dapat berakibat kesalahan dalam pengambilan kesimpulan dan menyebabkan bias dalam menentukan hasil penelitian.

Berdasarkan pertimbangan diatas maka penggunaan metode pengambilan data hendaknya disesuaikan dengan bentuk data yang diambil dan diukur. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala untuk memperoleh data dari subyek penelitian. skala pengukuran dalam penelitian ini yaitu skala komunikasi interpersonal dan skala intensitas penggunaan

handphone Blackberry.

C. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara statistik. Pengujian penelitian ini akan dihitung dengan korelasi product moment dari Pearson yang dilakukan dengan bantuan fasilitas program komputer SPSS 18.0 for Windows.

(12)

HASIL PENELITIAN

A. Uji Asumsi

Sebelum melakukan uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi meliputi normalitas dan uji linieritas terhadap sebaran data penelitian yang ada. Pengujian asumsi ini dilakukan dengan bantuan program statistik dalam paket SPSS Version 18.0 for windows

B. Uji Normalitas

Uji asumsi ini dilakukan untuk mengetahui penyebaran data penelitian yang terdistribusi secara normal dalam sebuah populasi. Kaidah yang digunakan yaitu jika p> 0.05 maka sebaran data normal, sedangkan jika p< 0.05 maka sebaran data tidak normal. Hasil uji normalitas ditunjukkan dalam Tabel 10 sebagai berikut:

Tabel 1 Hasil uji normalitas

Variabel KS-Z P Normalitas

Komunikasi Interpersonal 0,725 0.670 Normal Intensitas Penggunaan

Handphone Blackberry 0.479 0.976 Normal

Hasil normalitas dengan menggunakan program SPSS Version 18.0 for

windows dengan teknik onesample kolmogorov smirnov pada skala

komunikasi interpersonal menunjukkan KS-Z sebesar 0.725 dengan p= 0.670 dan pada skala intensitas penggunaan handphone Blackberry menunjukkan KS-Z sebesar 0.479 dengan p=0.976, hasil uji normalitas ini

(13)

menunjukkan bahwa skala komunikasi interpersonal dan intensitas penggunaan handphone Blackberry memiliki sebaran normal.

C. Uji Linearitas

Uji asumsi lineritas ini digunakan untuk melihat adanya hubungan yang linear antara kedua variabel dalam penelitian. Hubungan antara kedua variabel dikatakan linear apabila p<0.05 begitu pula sebaliknya hubungan antara dua variabel dikatakan tidak linear apabila p> 0.05

Hasil uji lineritas antara intensitas penggunaan handphone Blackberry dengan komunikasi interpersonal pada mahasiswa menunjukkan hasil koefisien F=47,724 dengan p=0.000 (p < 0.05). Hasil tersebut dapat diperlihatkan bahwa hubungan antara memenuhi asumsi linieritas. Untuk lebih jelasnya berikut dijelaskan pada

Tabel 2 Hasil Uji Linearitas

Variabel F P Linearitas

Intensitas Penggunaan

Handphone Blackberry 47.724 0.000 Linear

Komunikasi Interpersonal

D. Uji Hipotesis

Dari hasil uji asumsi yang dilakukan terhadap kedua variable intensitas penggunaan handphone Blackberry dengan komunikasi interpersonal pada mahasiswa dinyatakan variabel tersebut memenuhi uji normalitas dan liniearitas, maka untuk selanjutnya dilakukan analisis data untuk menguji

(14)

hipotesis apakah ada hubungan negatif antara intensitas penggunaan

handphone Blackberry dengan komunikasi interpersonal pada mahasiswa

Universitas Islam Indonesia. Uji hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson. Hasil analisis menunjukkan koefisien korelasi r = -0,462 dengan p = 0.000 (p<0.01). Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa terdapat korelasi negatif antara intensitas penggunaan handphone Blackberry dengan komunikasi interpersonal pada mahasiswa Universitas Islam Indonesia. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi intensitas penggunaan handphone Blackberry maka semakin tinggi komunikasi interpersonal pada mahasiswa. Dengan demikian hipotesis penelitian yang diajukan dapat diterima.

Tabel 3 Hasil Uji Hipotesis

Variabel R r2 P Ket

Intensitas Penggunaan

Handphone Blackberry

Komunikasi Interpersonal

-0.462 0.214 0.000 Linear

Analisis koefisien determinasi (r2) variabel intensitas penggunaan

handphone Blackberry memberikan sumbangan sebesar 21,4% terhadap

(15)

PEMBAHASAN

Hasil analisis data penelitian diatas menunjukkan bahwa hipotesis yang telah diajukan yaitu ada hubungan negatif antara komunikasi interpersonal dengan intensitas penggunaan handphone Blackberry dapat diterima. Korelasi antara kedua variabel tersebut adalah semakin tinggi intensitas penggunaan

handphone Blackberry maka akan semakin rendah komunikasi interpersonal

pada mahasiswa. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah intensitas penggunaan handphone Blackberry maka akan semakin tinggi komunikasi interpersonal pada mahasiswa. Hasil analisis korelasi dengan menggunakan teknik product moment dari Pearson menunjukkan koefisien korelasi (r) sebesar -0,462 dengan p = 0,000 (p < 0,05), menunjukkan adanya hubungan antara intensitas penggunaan handphone Blackberry dengan komunikasi interpersonal. Intensitas penggunaan handphone Blackberry merupakan salah satu faktor yang memberikan kontribusi terhadap tinggi rendahnya komunikasi interpersonal individu.

Hasil uji asumsi pada penelitian ini yang meliputi uji normalitas dan uji linearitas, yaitu untuk hasil uji normalitas teknik yang digunakan adalah teknik one sample Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas yang dilakukan pada kedua variabel menunjukkan distribusi yang normal. Hasil pengolahan data komunikasi interpersonal diperoleh nilai (KS-Z) = 0,725 dengan p = 0.670, sedangkan untuk hasil pengolahan data intensitas penggunaan handphone Blackberry, diperoleh nilai (KS-Z) = 0,479 dengan p = 0.976. hasil uji normalitas tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel terdistribusi secara normal karena p > 0.05.

(16)

Hasil uji linearitas dalam penelitian ini yaitu hubungan antara intensitas penggunaan handphone Blackberry dengan komunikasi interpersonal pada mahasiswa memenuhi asumsi linearitas atau mengikuti garis lurus. Uji Linear menunjukkan nilai F = 47,724 dan p = 0.000. Sedangkan nilai deviation for

linearity menunjukkan nilai F = 5.697 dengan p = 0.000.

Komunikasi interpersonal pada penelitian ini dijelaskan sebagai interaksi tatap muka antara dua orang atau beberapa orang dimana pengirim dapat menyampaikan secara langsung, dan penerima pesan dapat menanggapi secara langsung pula dengan meliputi sikap keterbukaan, empati, perilaku suportif, sikap positif dan kesetaraan. Intensitas penggunaan handphone Blackberry pada penelitian ini dijelaskan sebagai banyaknya kegiatan memakai atau menggunakan handphone Blackberry yang secara tidak langsung berupa bahasa isyarat (non verbal) yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari sehingga mampu mempengaruhi perilaku individu dalam proses komunikasi interpersonal dengan lawan bicara dan lingkungan sekitar ditandai dengan adanya perhatian, penghayatan, frekuensi serta durasi.

Hubungan antara intensitas penggunaan handphone Blackberry dengan komunikasi interpersonal bersifat negatif. Terbukti bahwa semakin tinggi intensitas penggunaan handphone Blackberry maka komunikasi interpersonal akan semakin rendah. Mahasiswa yang sehari-hari sering (intens) menggunakan handphone Blackberry dalam berkomunikasi dengan orang lain cenderung akan kurang peduli dengan lingkungan sekitar (kepekaan sosialnya menurun). Mahasiswa menjadi kurang peduli dengan lawan bicara dan lingkungan sekitarnya sehingga efektivitas komunikasi interpersonal menurun. Komunikasi interpersonal yang tidak berjalan dengan baik akan mengakibatkan perubahan

(17)

pola interaksi yang sesungguhnya yaitu langsung (tatap muka) dalam berkomunikasi. Hassan (1999) mengemukakan teknologi komunikasi cenderung memungkinkan terjadinya transformasi berskala luas dalam kehidupan manusia. Transformasi tersebut telah memunculkan perubahan dalam berbagai pola hubungan antar manusia (patterns of human communication), yang pada hakikatnya adalah interaksi antar pribadi (interpersonal relations). Pertemuan tatap muka (face to face) secara berhadapan dapat dilaksanakan dalam jarak yang sangat jauh melalui tahap citra (image to image).

Intensitas penggunaan handphone Blackberry merupakan suatu kegiatan memakai atau menggunakan handphone Blackberry yang secara tidak langsung berupa bahasa isyarat (non verbal) yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari sehingga mampu mempengaruhi perilaku individu dalam proses komunikasi interpersonal dengan lawan bicara dan lingkungan sekitar. Dampak dari intensitas penggunaan handphone Blackberry yang semakin sering (intens) dilakukan oleh penggunanya membuat keefektifan serta kualitas komunikasi interpersonal individu menurun. Dikatakan menurun karena individu semakin nyaman dengan kelebihan yang ada pada handphone Blackberry, hampir seluruh perasaan serta maksud antara si pengirim kepada si penerima pesan dapat dilakukan dengan media komunikasi tersebut, ketika individu merasa semakin nyaman maka ia cenderung akan mengulangi aktifitas tersebut sehingga terjadilah intensitas penggunaan Blackberry yang semakin meningkat dan dapat membuat individu menjadi kurang peduli dengan lingkungan sekitar lalu ketrampilan komunikasi interpersonalnya menjadi menurun dan kepekaan sosialnya menjadi berkurang.

(18)

De Vito (dalam Achmad, 2009) menjelaskan komunikasi interpersonal sebagai pengiriman pesan-pesan dari seorang atau sekelompok orang (komunikator) dan diterima oleh orang yang lain (komunikan) dengan efek dan umpan balik yang langsung. Komunikasi interpersonal yang baik dan dapat dikatakan berhasil apabila terdapat umpan balik, umpan balik yang terjadi bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pribadi dan efektivitas antar pribadi. Terjadinya umpan balik secara terus menerus akan membantu terbentuknya keterbukaan, karena umpan balik tersebut akan membantu meningkatkan otonomi dari seseorang yang mendapat umpan balik tersebut (Pareek, 1996).

Komunikasi antarpribadi yang dijalin melalui media apabila intensitas penggunaannya berlebihan dapat mengakibatkan perubahan pola masyarakat dalam berkomunikasi dan berinteraksi (Liliweri, 1997). Komunikasi tatap muka menjadi menurun, ketrampilan komunikasi interpersonal individu dengan orang lain menjadi kurang terjalin dengan baik, juga kepekaan sosial menjadi berkurang. Individu sebagai makhluk sosial seharusnya penting untuk bekomunikasi dan bersosialisasi secara langsung atau tatap muka dengan individu lain, saling menanggapi dan merespon dengan baik dan adanya umpan balik yang diinginkan, hal itu lebih baik daripada perhatian kita hanya terfokus pada media komunikasi seperti Blackberry.

Liliweri (1991) menegaskan dalam komunikasi interpersonal mengharuskan para pelaku untuk bertatap muka antara dua orang atau lebih sehingga diharapkan ekspresi wajah, sikap tubuh para pelakunya dapat terlihat sehingga efek yang muncul dapat terlihat secara langsung. Proses komunikasi melalu media atau menggunakan sarana handphone sebagai alat komunikasi sudah tidak asing lagi saat ini, keberadaan media sebagai alat penguhubung

(19)

hampir menggeser peran komunikan dan komunikator yang seharusnya terjalin secara langsung (tatap muka). Namun apabila intensitas penggunaan

handphone Blackberry dapat diminimalisir oleh para penggunanya dengan kata

lain dapat diturunkan atau digunakan sewajarnya lalu penggunanya tetap merespon lingkungan sekitar dengan ketrampilan komunikasi interpersonal yang baik secara langsung tentu akan lebih efektif. Hasil penelitian menujukkan bahwa intensitas penggunaan handphone Blackberry yang dimiliki mahasiswa psikologi UII tergolong sedang yaitu 75%. Hal ini karena dipengaruhi oleh lama pemakaian pada masing-masing individu (46,7%) yaitu selama 1-1 tahun 10 bulan. Semakin lama mahasiswa menggunakan Blackberry maka mereka akan semakin sering (intens) menggunakan media tersebut dalam kesehariannya. Intensitas adalah aspek kuantitatif perasaan dimana didalamnya terlibat minat dan perhatian yang disertai oleh banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas atau pengalaman batin seseorang (Suryabrata, 1990). Semakin sering mahasiswa menggunakan handphone Blackberry maka mereka akan semakin fasih dan nyaman akan segala kemudahan dan kelebihan yang ditawarkan oleh media tersebut.

Sementara hasil komunikasi interpersonal yang dimiliki mahasiswa UII menunjukkan tingkah rendah yaitu 81,6%, ini dibuktikan dengan hasil perhitungan kategorisasi. Dalam hal ini walaupun hasil komunikasi interpersonal pada mahasiswa rendah namun bukan berarti seluruh mahasiswa Psikologi UII memiliki komunikasi interpersonal yang rendah. Komunikasi interpersonal tetap terjalin, hanya saja keefektifan komunikasi interpersonal yang sebenarnya menjadi terhambat dikarenakan adanya media sebagai perantara.

(20)

Dalam penelitian ini terdapat beberapa kelemahan mengapa intensitas yang terungkap sedang, antara lain terdapat dalam penyebaran angket, yaitu dimana peneliti menyebarkan secara random atau acak sehingga tidak dapat memastikan apakah subjek mengisi angket sesuai dengan keadaan dirinya yang sebenarnya atau tidak, dalam arti masih bisa terjadi faking good atau sebaliknya. Sehingga ada kemungkinan terjadinya unsur kesamaan dalam pengisian angket diantara sesama mahasiswa. Selain itu mahasiswa juga tidak ingin citra diri mereka terlihat buruk di mata orang lain. Sehingga jawaban yang diberikan subjek tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Lalu, alat ukur atau angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan batasan 0,25 sehingga angket bisa dikatakan kurang dapat memenuhi standar alat ukur yang sebenarnya.

(21)

KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara intensitas penggunaan handphone Blackberry dengan komunikasi interpersonal pada mahasiswa dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari

Pearson menunjukkan koefisien korelasi (r) sebesar -0,462 dengan p = 0,000

(p<0,01). Hal ini berarti semakin tinggi intensitas penggunaan handphone Blackberry, maka akan semakin rendah komunikasi interpersonal mahasiswa. Sebaliknya semakin rendah intensitas penggunaan handphone Blackberry, maka akan semakin tinggi komunikasi interpersonal mahasiswa. Sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Sumbangan efektif yang diberikan variabel intensitas penggunaan handphone Blackberry terhadap variabel komunikasi interpersonal sebesar 21,4%.

SARAN

1. Bagi subjek penelitian

Bagi seluruh mahasiswa Universitas Islam Indonesia Yogyakarta kedepannya diharapkan mampu mengendalikan diri dalam berkomunikasi dengan orang lain menggunakan media seperti Blackberry, memang sangat menunjang dan memudahkan penggunanya, namu apabila digunakan secara berlebihan maka akan berdampak terhadap komunikasi interpersonal yang sebenarnya, yaitu secara langsung (tatap muka) . Oleh karena itu dengan adanya penelitian ini penulis ingin agar mahasiswa dapat mengontrol diri dalam hal penggunaan media seperti handphone Blackberry dalam berkomunikasi

(22)

dengan orang lain, agar tidak merusak atau mengganggu proses komunikasi interpersonal yang baik dan benar.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti dengan tema yang sama disarankan untuk meneliti lebih mendalam dapat menggunakan variabel lain yang lebih bervariatif terkait dengan variabel yang telah diteliti sebelumnya. Kemudian alat ukur skala yang digunakan dalam penelitian ini kurang variatif sehingga intensitas penggunaan

handphone Blackberry yang diungkap kurang mendalam dan relevan. Hal

seperti ini seharusnya lebih diperhatikan untuk peneliti selanjutnya supaya tidak terjadi lagi, disarankan dalam merancang skala agar lebih baik.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Barus, G. 2005. Komunikasi Interpersonal Suami Istri Menuju Keluarga

Harmonis. Jurnal Intelektual, 3, 137-152

Bos, Nathan, dkk. 2009. Effects of Four Computer-Mediated Communications

Channels on Trust Development. School of Information. University of

Michigan.

Dali Gulo (1983). Kamus Psikologi. Bandung ; Tonis

DeVito, J. A. 1997. Komunikasi Antar Manusia edisi kelima. Jakarta : Professional Book

Del Barrio, Victoria. 2004. Television & Violent Behavior. Social Behavior and

Personality Research. 30, hal. 376 – 382.

Liliweri, A. 1991. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung : PT Citra Adity Bakti

Widjaja, H. A. W. 2002. Ilmu Komunikasi pengantar studi. Jakarta. Rineka Cipta.

Zamroni., DR. 1992. Pengantar Pengembangan Teori Sosial. Yogyakarta: PT Tiara Wacana

Referensi

Dokumen terkait

Meski data ini tidak dapat digeneralisasi sebagai tingkat partisipasi masyarakat maupun tingkat keparahan kerusakan lingkungan, namun setidaknya dari data ini kita

Dalam penelitian ini analisis diskriminan digunakan untuk membuat fungsi diskriminan yang dapat memprediksi lulus tidaknya mahasiswa dalam mata kuliah Statistika Matematika

Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung.. Badan

Langkah yang sama akan dilakukan pada seluruh waktu pengukuran baik dalam kondisi trafik dalam keadaan kecil, sedang maupun padat.dari hasil keseluruhan waktu

Nomr dikirim menggunakan karakter ASCII untuk setiap digit, float dikirim sebagai digit ASCII yang mirip, dengan acuan standar sebanyak 2 (dua) tempat desimal,

Hasil dari analisis di atas yaitu tentang efektivitas program kelompok usaha bersama ( KUBE) di desa Sinar Sekampung belum terlaksana dengan baik karena ada 2

Selanjutnya penelitian dilakukan oleh [4] dengan judul Rancang Bangun Sistem Informasi Nilai Siswa Pada Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Ngrejeng Kabupaten Bojonegoro

Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua pada dasarnya adalah pemberian kewenangan yang lebih luas bagi Provinsi dan rakyat Papua untuk mengatur dan mengurus diri sendiri di