• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Agresivitas pajak telah banyak dilakukan. Adanya beberapa perbedaan antara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Agresivitas pajak telah banyak dilakukan. Adanya beberapa perbedaan antara"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

11 A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini, terutama dalam

pengaruh Leverage, Return On Asset ( ROA) dan Intensitas Aset Tetap terhadap

Agresivitas pajak telah banyak dilakukan. Adanya beberapa perbedaan antara

penelitian satu dengan penelitian lain, baik dari segi variable yang digunakan,

maupun hasil dari penelitiannya. Hasil penelitian yang berbeda menunjukkan

adanya kontra antara peneliti satu dengan peneliti lainnya. Peneliti menambah satu

varaibel lagi yang belum pernah dihubungkan dengan pajak yakni Dividend

Payout Ratio. Berikut tabel ringkasan yang menunjukkan penelitian terhadap

agresivitas pajak dari peneliti sebelumnya.

Tabel 2.1 : Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Nama

( Tahun ) Judul/Jurnal Objek/Variabel/Analisis Hasil 1. Karthik Balakrishna n et al ( 2011 ) Does Tax Aggressiveness Reduce Financial Reporting Transparency? Objek: Perusahaan Amerika Serikat

IV= Tax Aggressiveness

DV= Financial

Reporting Transparency VC= SIZE, Leverage, Book-Tax Gap, Market to Boo

Transparansi

keuangan yang lebih

rendah berpotensi

sebagai sesuatu biaya

perencanaan pajak

(2)

2. Roman Lanis & Grant Richardson Corporate social responsibility and tax aggressiveness: a test of legitimacy theory. Accounting,Auditing & Accountability Jurnal Vol.26 No.1, 2013 Objek: 20 Perusahaan Publik Di Australia. Variabel: IV=CSR DV: Agresivitas Pajak CSR tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak. 3. Suryono & Supramono Likuiditas, Leverage, Komisaris Independen,Dan Manajemen Laba Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan Objek : 192 Perusahaan Publik. Variabel: IV= Likuiditas, Leverage, Komisaris Independen, Manajemen Laba DV: Agresivitas Pajak Likuiditas dan Komisaris Independen berpengaruh negative terhadap agresivitas pajak, sedangakan Leverage dan Manajemen laba. berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak. 4. Rifka ( 2016 ) Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak Pada Perusahaan Manufaktur Di Bei Objek: 33 Perusahaan Manufaktur. Variabel: IV= profitabilitas, leverage, size, capital intensity, dan inventory intensity. DV= Penghindaran Pajak.

Leverage dan size berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak, sementara capital intensity, dan inventory intensity tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

(3)

5. Fitri Sukmawati dan Cyntia Rebecca ( 2016) Pengaruh Likuiditas Dan Leverage Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014 Objek: Perusahan Manufaktur Sektor Perusahaan Industri Barang Konsumsi. Variabel : IV=Likuiditas dan Leverage. DV=Agresivitas Pajak Likuiditas dan Leverage berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak 6. Tommy Kurniasih & Maria M. Ratna Sari ( 2016 ) Pengaruh Return On Assets, Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Kompensasi Rugi Fiskal Pada Tax Avoidance Objek: Perusahaan Manufaktur di BEI periode 2007-2010. Variabel: IV= Return On Assets, Leverage, Corporate

Governance, Ukuran Perusahaan

Dan Kompensasi Rugi Fiskal DV= Tax Avoidance ROA, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal berpengaruh signifikan secara parsial terhadap tax avoidance sedangkan Leverage dan Corporate Governance Tidak berpengaruhsignifikan secara parsial terhadap tax avoidance 7. Imam Fadli ( 2016 ) Pengaruh Likuiditas, Leverage, Komisaris Independen, Manajemen Objek: Perusahaan Manufaktur Variabel: IV=Likuiditas, Leverage, Komisaris Independen, Manajemen Laba,Dan Kepemilikan Likuiditas, Leverage, Komisaris Independenden,

Manajemen Laba Dan Kepemilikan

(4)

Laba,Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan Institusional DV= Agresivitas pajak Berpengaruh Terhadap Agresivitas Pajak. 8. Aydin Ozkan ( 2011) Determinants of Capital Structure and Adjustment to Long Run Target: Evidence from UK Company Panel Data

Objek : Perusahaan Inggris

Variable: IV= Size, Growth Opportunities, Non-Debt Tax Shields, Profitability, Liquidity DV= Dit: Struktur modal Profitability, liquidity and growth opportunities exert a negative effect on the capital structure choice of firms. ( Profitabilitas,

likuiditas dan peluang pertumbuhan

memberikan efek

negatif pada struktur

modal pilihan perusahaan) 9. Fazzari el al ( 1988 ) Financing Constraints and Corporate Investment Objek:

Variabel: IV= cash flow-capital,fixed firm DV= investment-capital ratio Faktor keuangan mempengaruhi investasi. Dalam

keadaan seperti ini, investasi perusahaan

yang menghabiskan

hampir semua dana

internal berbiaya

rendah harus lebih

sensitif terhadap

(5)

daripada perusahaan yang membayar dividen tinggi. 10. Noor, et al ( 2010 ) Corporate Tax Planning: A Study On Corporate Effective Tax Rates of Malaysian Listed Companies

Objek : Perusahaan Publik Malaysia

Variabel : IV= size, ROA, Leverage, Capint, Invint

DV = ETR

Size dan inventory

memiliki pengaruh

positif terhadap ETR sedangkan ROA dan Leverage berpengaruh negative terhadap ETR. 11. Sri Mulyani Darminto M.G Wi Endang N.P ( 2012 ) Pengaruh Karakteristik Perusahaan,

Koneksi Politik Dan Reformasi Perpajakan Terhadap Penghindaran Pajak Objek : Perusahaan Manufaktur Variabel : IV= karakteristik perusahaan : leverage dan capital intensity, koneksi politik, reformasi perpajakn. DV = Penghindaran Pajak Capital intensity berpengaruh terhadap penghindaran pajak, sementara leverage, koneksi politik, reformasi perpajakan tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak. 12. Suhartika ( 2015 ) Pengaruh Kepemilikan Institusional, Profitabilitas, Intensitas Aset Tetap Terhadap Agresivitas Pajak Objek : Perusahaan Manufaktur Variabel : IV= Kepemilikan Institusional, Profitabilitas, Intensitas Aset DV: Agresivitas Pajak penelitian ini menunjukan bahwa variabel kepemilikan institusional, profitabilitas,

intensitas aset tetap berpengaruh terhadap agresivitas pajak. 13. Ida Bagus Putu FajarAdisa Pengaruh Likuiditas, Leverage, Intensitas Objek : Perusahaan Manufaktur Variabel : IV= Likuiditas dan intensitas persediaan berpengaruh positif

(6)

marthaNani ek Noviari

Persediaan Dan Intensitas Aset Tetap Pada Tingkat Agresivitas Wajib Pajak Badan

Likuiditas, Leverage, Intensitas Persediaan dan Intensitas Aset DV: Agresivitas Pajak

dan signifikan pada tingkat agresivitas

pajak. Sementara

leverage dan intensitas

aset tetap tidak

berpengaruh

signifikan pada tingkat agresivitas wajib pajak badan.

14. Kurniawan, A.A.(2016 )

Pengaruh Dividen Change Dan Tax Avoidance Terhadap Profitabilitas Dan Return Dengan Kategori Saham Sebagai Variabel Moderasi Objek : Perusahaan LQ.45

Variabel : IV= Pengaruh Dividen Change Dan Tax Avoidance

DV: Profitabilitas

Pemoderasi: Return Dengan Kategori Saham

terdapat pengaruh

dividend change terhadap profitabilitas dan return, tidak terdapat pengaruh tax avoidance terhadap

profitabilitas dan

return.

Dari beberapa penelitian terdahulu diatas, pembedanya terletak pada

menambahkan variabel dividend payout ratio, karena DPR juga dapat diindikasi

perusahaan melakaukan perencanaan pajak, dimana hal tersebut legal menurut

undang-undang dan peraturan perpajakan serta diapresiasi oleh investor berupa

(7)

B. Tinjauan Pustaka

1. Teori Agensi

Teori keagenan (The Agency Theory) dikembangkan tahun 1970-an

terutama dari tulisan Jensen dan Meckling. Jensen dan Meckling (1976:5)

menjelaskan hubungan keagenan sebagai kontrak antara satu orang atau lebih

(prinsipal) yang melibatkan orang lain (agen) untuk memberikan jasa atas nama

pemilik dan memberikan wewenang kepada agen sebagai delegasi yang membuat

keputusan.

Teori agensi meramalkan apabila terjadi kesenjangan informasi atau

information asymmetry (agen memiliki keunggulan informasi dibandingkan

dengan prinsipal) dan kepentingan antara prinsipal dan agen berbeda (conflict of

interest) maka akan terjadi principal agent problem di mana agen akan melakukan

tindakan untuk menguntungkan dirinya namun merugikan prinsipal. Hal ini juga

dapat terjadi dikarenakan adanya pemisahan antara share ownership dengan

managerial control semakin melebar maka manajemen akan semakin rakus dalam

mengejar kepentingannya karena tidak ada pengawasan yang efektif terhadap

tindakan manajemen.

Keputusan untuk melakukan penghindaran pajak dapat menimbulkan

principal agent problem karena ketika manajer memanfaatkan posisinya sebagai

pelaku dan penentu tingkat penghindaran pajak untuk mendapatkan keuntungan

pribadi. Adanya kesenjangan informasi atau information asymmetry (manajer

(8)

manajer berdasarkan kinerja laba (conflict of interest), dapat mendorong manajer

untuk menguntungkan dirinya sehingga dapat merugikan pemegang saham.

2. Signalling Theory

Dalam buku Brigham & Houston ( 2011 ) disebutkan bahwa teori signal

didasarkan pada asusmsi jika informasi yang diterima oleh masing-masing pihak

berbeda. Umumnya informasi yang diterima oleh manajer lebih banyak daripada

pemegang saham atau disebut informasi asimetri. Adanya perbedaan tersebut,

manajer perlu memberikan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan

melalui penerbitan laporan keuangan. Teori sinyal mengemukakan tentang

bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna

laporan keuangan. Sinyal atau isyarat adalah suatu tindakan manajemen untuk

memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana mereka memandang

prospek masa depan perusahaan. Petunjuk ini berupa informasi mengenai apa

yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik,

serta dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa

perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain.

3. Leverage

Leverage merupakan tingkat hutang yang digunakan perusahaan dalam

melakukan pembiayaan. Leverage dihitung dari total utang dibagi dengan total

aset ( Subramanyam, 2014:44). Perusahaan yang memiliki utang tinggi akan

mendapatkan pengurangan pajak berupa potongan bunga pinjaman sehingga

beban pajaknya yang semula tinggi menjadi lebih rendah. (Suyanto dan

(9)

perusahaan maka semakin tinggi tindakan agresivitas pajaknya karena perusahaan

sengaja berutang untuk membiayai operasional perusahaan yang implikasinya

terhadap pengurangan pajak akibat adanya bunga pinjaman tersebut. Leverage

yang tinggi memeberikan manfaat pengurangan pajak berupa beban bunga dan

menyebabkan laba operasi lebih besar ( Brigham & Houston, 2014:181). Leverage

ini menjadi sumber pendanaan perusahaan dari eksternal berupa hutang. Hutang

yang dimaksud adalah hutang jangka panjang menimbulkan beban bunga secara

jangka panjang akan mengurangi beban pajak yang ada. ( Husodo, 2017).

4. Dividen Payout Ratio

Dividen payout ratio menggmabarkan besarnya rasio pembayaran dividen

terhadap adanya penanaman atau investasi saham oleh investor dalam jangka

pajang. Dividend payout ratio dihitung dengan dividend per share dibagi dengan

earning per share ( Brigham & Houton 2014:165). Fazzari,et al (1988)

menyebutkan dalam penelitiannya, perusahaan yang mengalami kesulitan

keuangan diindikasikan rasio pembayaran dividennya rendah sehingga

perusahaan akan berupaya untuk mencari tambahan dana dengan berbagai cara,

salah satunya mengabaikan atau menghindari kewajiban perpajakannya, sehingga

akan menambah laba perusahaan. Perusahaan yang menghindari pajak dapat

diindikasikan agresif terhadap pajak. Chen et.al. (2010) menyebutkan dalam

penelitiannya perusahaan yang memiliki kendala keuangan akan melakukan

(10)

5. Return on Asset ( ROA )

ROA berguna untuk mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam

memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimilikinya (Siahan, 2004). ROA

menggambarkan kemampuan manajemen untuk memperoleh keuntungan (laba).

Semakin tinggi ROA, semakin tinggi keuntungan perusahaan sehingga semakin

baik pengelolaan aktiva perusahaan (Kurniasih dan Sari, 2013). ROA merupakan

pengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva, sehingga

semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas aset dalam memperoleh

keuntungan bersih (Maharani dan Suardana, 2014). Profitabilitas merupakan salah

satu faktor penentu beban pajak, karena perusahaan yang memiliki keuntungan

yang besar akan membayar pajak setiap tahun. Sedangkan perusahaan yang

memiliki tingkat keuntungan yang rendah atau bahkan mengalami kerugian akan

membayar pajak yang lebih sedikit atau tidak sama sekali (Rodiguez dan Arias,

2012).

6. Intensitas Aset Tetap

Intensitas asset tetap menggambarkan perusahaan tersebut lebih banyak

melakukan investasi pada aset tetap. Perusahaan yang memiliki aset tetap dapat

mengurangi jumlah pajak yang dibayarkan dikarenakan aset tetap ini akan

menimbulkan beban depresiasi yang melekat pada aset tetap itu sendiri ( Dharma

& Noviari,2017). Biaya depresiasi dapat dimanfaatkan oleh manajer selaku agen

untuk meminimumkan jumlah pajak yang dibayar oleh perusahaan. Manajemen

(11)

akan mendatangkan keuntungan bagi manajer sendiri berupa biaya depresiasi

yang berguna sebagai pengurang pajak ( Wiguna & Jati, 2017). Aset tetap yang

dimiliki perusahaan memungkinkan perusahaan mengurangi pajak akibat dari

penyusutan aset tetap perusahaan setiap tahunnya. Hampir seluruh aset tetap akan

mengalami penyusutan yang akan menjadi biaya penyusutan dalam laporan

keuangan perusahaan. Biaya penyusutan ini dapat dikurangkan dari penghasilan

dalam perhitungan pajak perusahaan. Semakin besar biaya penyusutan akan

semakin kecil tingkat pajak yang harus dibayarkan perusahaan (Rodriguez dan

Arias, 2012).

7. Agresivitas Pajak

Agresivitas pajak merupakan suatu tindakan yang bertujuan untuk

mengurangi jumlah pajak yang sudah umum dilakukan di kalangan perusahaan –

perusahaan diseluruh dunia yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat dan

merugikan pemerintah. Lanis (2013) mengatakan agresivitas pajak itu strategi

yang dilakukan perusahaan untuk mengurangi jumlah pajak yang tidak sesuai

dengan harapan masyarakat. Sedangkan menurut Frank, et al. (2009)

mendefinisikan agresivitas pajak perusahaan adalah suatu tindakan merekayasa

pendapatan kena pajak yang dilakukan perusahaan melalui tindakan perencanaan

pajak, baik menggunakan cara yang tergolong secara legal (tax avoidance) atau

ilegal (tax evasion).

Chen et.al. (2010) memberikan gambaran mengenai dampak tindakan

(12)

marginal benefit dan marginal cost. Marginal benefit yang diperoleh adalah

penghematan pajak yang diperoleh perusahaan sehingga pemilik memperoleh

bagian keuntungan yang maksimal. Kemudian, dengan melakukan agresivitas

pajak manajer mendapatkan keuntungan baik langsung maupun tidak langsung.

Manajer dapat memperoleh kompensasi atas keberhasilan membuat beban pajak

penghasilan menjadi rendah. Keuntungan lain adalah manajer dapat melakukan

rent extraction. Rent extraction adalah tindakan manajer untuk tidak

memaksimalkan kepentingan pemilik diantaranya dengan melakukan pelaporan

pajak agresif. Marginal cost yang diperoleh dengan melakukan tindakan

agresivitas pajak, diantaranya adalah kemungkinan mendapatkan sanksi apabila

dilakukan audit atas pajak yang dilaporkan perusahaan dan juga turunnya nilai

saham perusahaan (Sari dan Martani,2010).

C. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Leverage terhadap Agresivitas Pajak

Jensen (1976) menyatakan teori agensi adalah hubungan kontraktual antara

dua kelompok yaitu kelompok pemilik sumber daya (disebut principal) dan

kelompok yang bertugas mengelola sumber daya bagi kepentingan pihak principal

(disebut agent). Teori ini bisa dihubungkan dengan pihak kreditor dengan pihak

perusahaan, dimana kreditor sebagai pemberi dana kepada perusahaan. Teori

keagenan memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio leverage yang lebih tinggi

akan melakukan tindakan agresivitas pajak, karena perusahaan memiliki

kewajiban untuk mengembalikan pinjaman dan membayar beban bunga secara

(13)

meningkatkan laba sehingga dapat memenuhi kewajiban dari penggunaan hutang

serta beban bunga. Beban bunga yang ditanggung tersebut dapat dimanfaatkan

sebagai pengurang biaya pajak yang harus ditanggung perusahaan. (Jensen dan

Mackling, 1976).

Semakin tinggi leverage suatu perusahaan maka semakin tinggi jumlah

pendanaan dari hutang pihak ketiga dan semakin tinggi pula biaya bunga akibat

dari penggunaan hutang tersebut. Semakin tinggi biaya bunga akan memberikan

pengaruh berkurangnya beban pajak perusahaan. Fitri ( 2016) menyatakan bahwa

leverage berpengaruh dalam memberikan kontribusi terhadap agresivitas pajak.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Leverage berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak.

2. Pengaruh Dividend Payout Ratio terhadap agresivitas pajak

Teori sinyal menekankan pentingnya pemberian informasi dari pihak

internal perusahaan kepada pihak eksternal atau investor yang digunakan sebagai

alat pertimbangan investasi (Prasiwi,2015). Informasi yang diberikan oleh

perusahaan dapat memberikan sinyal positif maupun negatif, salah satu informasi

yang memberikan sinyal positif adalah nilai laba bersih yang tinggi Sinyal positif

yang diberikan oleh informasi nilai laba bersih yang tinggi akan menarik investor

untuk melakukan investasi pada perusahaan. Dividend payout ratio dapat

digunakan sebagai sinyal positif bahwa perusahaan sedang mengalami prospek

(14)

Perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan ditandai dengan

rasio pembayaran dividen tinggi, tetapi ketika perusahaan yang mengalami

kesulitan keuangan ditandai dengan rasio pembayaran dividen rendah, maka

perusahaan akan mencari sumber pendanaan lain untuk menambah modal yang

ada diperusahaan untuk tindakan agresivitas tahun berikutnya. Penelitian Chen (

2011) menyatakan apabila perusahaan mengalami kesulitan keuangan lebih

banyak terlibat dalam tindakan manajemen pajak.

H2 : Dividend payout ratio berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak.

3. Pengaruh Return on Asset ( ROA ) terhadap Agresivitas Pajak

Merujuk pada teori agensi yang menyatakan adanya kontraktual antara agen

sebagai pengelola dana principal dan principal sebagai pemilik dana, dimana agen

akan mendapatkan kompensasi atas pekerjaan. Teori agensi akan mendorong

manajemen untuk melakukan peningkatan laba perusahaan. Perusahaan yang

memperoleh laba besar, maka maka jumlah pajak yang harus dibayarkan sesuai

dengan peningkatan laba yang diperoleh perushaan, maka manajer dimungkinkan

akan melakukan pengelolaan jumlah beban pajak supaya tidak mengurangi

kompensasi yang akan diterima manajer sebagai akibat dari berkurangnya laba

perusahaan oleh beban pajak. Chen et.al (2010) menyatakan bahwa perusahaan

yang memiliki profitabilitas tinggi memiliki kesempatan untuk melakukan tax

planning yang mengurangi jumlah beban pajak perusahaan, sehingga beban pajak

menjadi rendah. Perusahaan dapat mengurangi jumlah beban pajaknya dengan

cara memanfaatkan peraturan PPh pasal 4 ayat 3 tentang bukan obyek pajak

(15)

Misalnya, perseroan terbatas (PT) dapat berinvestasi pada perusahaan atau badan

usaha di Indonesia, dan deviden yang diterima oleh PT akan dikategorikan

sebagai pendapatan yang tidak termasuk objek pajak dengan syarat PT memiliki

saham paling sedikit 25% dari jumlah modal di setor pada perusahaan

sebagaimana diatur pada UU PPh pasal 4 ayat 3.

Perusahaan dengan tingkat efisiensi yang tinggi dan memiliki pendapatan

tinggi cenderung menghadapi beban pajak yang rendah. Rendahnya beban pajak

dikarenakan perusahaan dengan pendapatan yang tinggi berhasil memanfaatkan

keuntungan dari adanya insentif pajak dan pengurang pajak yang lain (Darmadi,

2013). Berdasarkan penjelasan di atas dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3: Return on asset ( ROA ) berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak

4. Pengaruh Intensitas Aset Tetap terhadap agresivitas pajak

Merajuk pada teori agensi yang menyatakan kontraktual antara agen dan

prinsipal, dimana agen sebagai pengelola dana dari principal. Manajer perusahaan

dapat melakukan hal pengurangan jumlah pajak tersebut dengan melakukan

investasi aset tetap dengan menggunakan dana menganggur perusahaan. Adanya

biaya depresiasi dapat dimanfaatkan perusahaan untuk mengurangi pajak,

sehingga manajer akan mendapatkan kompensasi yang besar karena telah

meningkatkan kinerja perusahaan dengan menggunakan aset tersebut untuk

operasional perusahaan. Beban depresiasi yang melekat pada kepemilikan aset

tetap akan memengaruhi pajak perusahaan, dikarenakan beban depresiasi akan

bertindak sebagai pengurang pajak. Laba kena pajak perusahaan yang semakin

(16)

al. (2010) menyatakan bahwa kepemilikan aset tetap berpengaruh positif terhadap

penghindaran pajak . Perusahaan yang memiliki aset tetap besar maka pajak yang

dibayar lebih rendah, karena perusahaan mendapatkan keuntungan dari depresiasi

yang melekat pada aset tetap yang dapat mengurangi beban pajak perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Gambar

Tabel 2.1 : Ringkasan Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Mengacu pada hasil penelitian, maka simpulan deskriptif persepsi guru terhadap variabel: a) kesehatan sekolah rata-rata baik; b) umberdaya manusia rata-rata kurang;

TAPM yang berjudul Analisis pengaruh evaluasi pelatihan dan kompetensi terhadap kinerja dengan motivasi sebagai pemediasi Studi pada tenaga pendidik di Sekolah Polisi Wanita

Dengan kata lain suatu usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan (revenues) sama dengan jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk

Merupakan perbaikan dari prosedur quenching dan digunakan untuk mengurangi distorsi dan chocking selama pendinginan. Caranya benda kerja dipanaskan sampai ke

Upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak tidak hanya dengan sikap, kesadaran, pengetahuan wajib pajak dan sanksi perpajakan tetapi juga dapat dilakukan dengan

Senyawa yang diisolasi dari tumbuhan terpilih Michelia champaca L., yaitu liriodenin memiliki aktivitas inhibitor topoisomerase I dan II yang merupakan salah satu

Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan penelitian mengenai uji aktivitas antianemia dari ektrak etanol dan perasan kunyit (Curcuma longa Linn) yang ditinjau dari