11 A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini, terutama dalam
pengaruh Leverage, Return On Asset ( ROA) dan Intensitas Aset Tetap terhadap
Agresivitas pajak telah banyak dilakukan. Adanya beberapa perbedaan antara
penelitian satu dengan penelitian lain, baik dari segi variable yang digunakan,
maupun hasil dari penelitiannya. Hasil penelitian yang berbeda menunjukkan
adanya kontra antara peneliti satu dengan peneliti lainnya. Peneliti menambah satu
varaibel lagi yang belum pernah dihubungkan dengan pajak yakni Dividend
Payout Ratio. Berikut tabel ringkasan yang menunjukkan penelitian terhadap
agresivitas pajak dari peneliti sebelumnya.
Tabel 2.1 : Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama
( Tahun ) Judul/Jurnal Objek/Variabel/Analisis Hasil 1. Karthik Balakrishna n et al ( 2011 ) Does Tax Aggressiveness Reduce Financial Reporting Transparency? Objek: Perusahaan Amerika Serikat
IV= Tax Aggressiveness
DV= Financial
Reporting Transparency VC= SIZE, Leverage, Book-Tax Gap, Market to Boo
Transparansi
keuangan yang lebih
rendah berpotensi
sebagai sesuatu biaya
perencanaan pajak
2. Roman Lanis & Grant Richardson Corporate social responsibility and tax aggressiveness: a test of legitimacy theory. Accounting,Auditing & Accountability Jurnal Vol.26 No.1, 2013 Objek: 20 Perusahaan Publik Di Australia. Variabel: IV=CSR DV: Agresivitas Pajak CSR tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak. 3. Suryono & Supramono Likuiditas, Leverage, Komisaris Independen,Dan Manajemen Laba Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan Objek : 192 Perusahaan Publik. Variabel: IV= Likuiditas, Leverage, Komisaris Independen, Manajemen Laba DV: Agresivitas Pajak Likuiditas dan Komisaris Independen berpengaruh negative terhadap agresivitas pajak, sedangakan Leverage dan Manajemen laba. berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak. 4. Rifka ( 2016 ) Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak Pada Perusahaan Manufaktur Di Bei Objek: 33 Perusahaan Manufaktur. Variabel: IV= profitabilitas, leverage, size, capital intensity, dan inventory intensity. DV= Penghindaran Pajak.
Leverage dan size berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak, sementara capital intensity, dan inventory intensity tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
5. Fitri Sukmawati dan Cyntia Rebecca ( 2016) Pengaruh Likuiditas Dan Leverage Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014 Objek: Perusahan Manufaktur Sektor Perusahaan Industri Barang Konsumsi. Variabel : IV=Likuiditas dan Leverage. DV=Agresivitas Pajak Likuiditas dan Leverage berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak 6. Tommy Kurniasih & Maria M. Ratna Sari ( 2016 ) Pengaruh Return On Assets, Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Kompensasi Rugi Fiskal Pada Tax Avoidance Objek: Perusahaan Manufaktur di BEI periode 2007-2010. Variabel: IV= Return On Assets, Leverage, Corporate
Governance, Ukuran Perusahaan
Dan Kompensasi Rugi Fiskal DV= Tax Avoidance ROA, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal berpengaruh signifikan secara parsial terhadap tax avoidance sedangkan Leverage dan Corporate Governance Tidak berpengaruhsignifikan secara parsial terhadap tax avoidance 7. Imam Fadli ( 2016 ) Pengaruh Likuiditas, Leverage, Komisaris Independen, Manajemen Objek: Perusahaan Manufaktur Variabel: IV=Likuiditas, Leverage, Komisaris Independen, Manajemen Laba,Dan Kepemilikan Likuiditas, Leverage, Komisaris Independenden,
Manajemen Laba Dan Kepemilikan
Laba,Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan Institusional DV= Agresivitas pajak Berpengaruh Terhadap Agresivitas Pajak. 8. Aydin Ozkan ( 2011) Determinants of Capital Structure and Adjustment to Long Run Target: Evidence from UK Company Panel Data
Objek : Perusahaan Inggris
Variable: IV= Size, Growth Opportunities, Non-Debt Tax Shields, Profitability, Liquidity DV= Dit: Struktur modal Profitability, liquidity and growth opportunities exert a negative effect on the capital structure choice of firms. ( Profitabilitas,
likuiditas dan peluang pertumbuhan
memberikan efek
negatif pada struktur
modal pilihan perusahaan) 9. Fazzari el al ( 1988 ) Financing Constraints and Corporate Investment Objek:
Variabel: IV= cash flow-capital,fixed firm DV= investment-capital ratio Faktor keuangan mempengaruhi investasi. Dalam
keadaan seperti ini, investasi perusahaan
yang menghabiskan
hampir semua dana
internal berbiaya
rendah harus lebih
sensitif terhadap
daripada perusahaan yang membayar dividen tinggi. 10. Noor, et al ( 2010 ) Corporate Tax Planning: A Study On Corporate Effective Tax Rates of Malaysian Listed Companies
Objek : Perusahaan Publik Malaysia
Variabel : IV= size, ROA, Leverage, Capint, Invint
DV = ETR
Size dan inventory
memiliki pengaruh
positif terhadap ETR sedangkan ROA dan Leverage berpengaruh negative terhadap ETR. 11. Sri Mulyani Darminto M.G Wi Endang N.P ( 2012 ) Pengaruh Karakteristik Perusahaan,
Koneksi Politik Dan Reformasi Perpajakan Terhadap Penghindaran Pajak Objek : Perusahaan Manufaktur Variabel : IV= karakteristik perusahaan : leverage dan capital intensity, koneksi politik, reformasi perpajakn. DV = Penghindaran Pajak Capital intensity berpengaruh terhadap penghindaran pajak, sementara leverage, koneksi politik, reformasi perpajakan tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak. 12. Suhartika ( 2015 ) Pengaruh Kepemilikan Institusional, Profitabilitas, Intensitas Aset Tetap Terhadap Agresivitas Pajak Objek : Perusahaan Manufaktur Variabel : IV= Kepemilikan Institusional, Profitabilitas, Intensitas Aset DV: Agresivitas Pajak penelitian ini menunjukan bahwa variabel kepemilikan institusional, profitabilitas,
intensitas aset tetap berpengaruh terhadap agresivitas pajak. 13. Ida Bagus Putu FajarAdisa Pengaruh Likuiditas, Leverage, Intensitas Objek : Perusahaan Manufaktur Variabel : IV= Likuiditas dan intensitas persediaan berpengaruh positif
marthaNani ek Noviari
Persediaan Dan Intensitas Aset Tetap Pada Tingkat Agresivitas Wajib Pajak Badan
Likuiditas, Leverage, Intensitas Persediaan dan Intensitas Aset DV: Agresivitas Pajak
dan signifikan pada tingkat agresivitas
pajak. Sementara
leverage dan intensitas
aset tetap tidak
berpengaruh
signifikan pada tingkat agresivitas wajib pajak badan.
14. Kurniawan, A.A.(2016 )
Pengaruh Dividen Change Dan Tax Avoidance Terhadap Profitabilitas Dan Return Dengan Kategori Saham Sebagai Variabel Moderasi Objek : Perusahaan LQ.45
Variabel : IV= Pengaruh Dividen Change Dan Tax Avoidance
DV: Profitabilitas
Pemoderasi: Return Dengan Kategori Saham
terdapat pengaruh
dividend change terhadap profitabilitas dan return, tidak terdapat pengaruh tax avoidance terhadap
profitabilitas dan
return.
Dari beberapa penelitian terdahulu diatas, pembedanya terletak pada
menambahkan variabel dividend payout ratio, karena DPR juga dapat diindikasi
perusahaan melakaukan perencanaan pajak, dimana hal tersebut legal menurut
undang-undang dan peraturan perpajakan serta diapresiasi oleh investor berupa
B. Tinjauan Pustaka
1. Teori Agensi
Teori keagenan (The Agency Theory) dikembangkan tahun 1970-an
terutama dari tulisan Jensen dan Meckling. Jensen dan Meckling (1976:5)
menjelaskan hubungan keagenan sebagai kontrak antara satu orang atau lebih
(prinsipal) yang melibatkan orang lain (agen) untuk memberikan jasa atas nama
pemilik dan memberikan wewenang kepada agen sebagai delegasi yang membuat
keputusan.
Teori agensi meramalkan apabila terjadi kesenjangan informasi atau
information asymmetry (agen memiliki keunggulan informasi dibandingkan
dengan prinsipal) dan kepentingan antara prinsipal dan agen berbeda (conflict of
interest) maka akan terjadi principal agent problem di mana agen akan melakukan
tindakan untuk menguntungkan dirinya namun merugikan prinsipal. Hal ini juga
dapat terjadi dikarenakan adanya pemisahan antara share ownership dengan
managerial control semakin melebar maka manajemen akan semakin rakus dalam
mengejar kepentingannya karena tidak ada pengawasan yang efektif terhadap
tindakan manajemen.
Keputusan untuk melakukan penghindaran pajak dapat menimbulkan
principal agent problem karena ketika manajer memanfaatkan posisinya sebagai
pelaku dan penentu tingkat penghindaran pajak untuk mendapatkan keuntungan
pribadi. Adanya kesenjangan informasi atau information asymmetry (manajer
manajer berdasarkan kinerja laba (conflict of interest), dapat mendorong manajer
untuk menguntungkan dirinya sehingga dapat merugikan pemegang saham.
2. Signalling Theory
Dalam buku Brigham & Houston ( 2011 ) disebutkan bahwa teori signal
didasarkan pada asusmsi jika informasi yang diterima oleh masing-masing pihak
berbeda. Umumnya informasi yang diterima oleh manajer lebih banyak daripada
pemegang saham atau disebut informasi asimetri. Adanya perbedaan tersebut,
manajer perlu memberikan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan
melalui penerbitan laporan keuangan. Teori sinyal mengemukakan tentang
bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna
laporan keuangan. Sinyal atau isyarat adalah suatu tindakan manajemen untuk
memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana mereka memandang
prospek masa depan perusahaan. Petunjuk ini berupa informasi mengenai apa
yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik,
serta dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa
perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain.
3. Leverage
Leverage merupakan tingkat hutang yang digunakan perusahaan dalam
melakukan pembiayaan. Leverage dihitung dari total utang dibagi dengan total
aset ( Subramanyam, 2014:44). Perusahaan yang memiliki utang tinggi akan
mendapatkan pengurangan pajak berupa potongan bunga pinjaman sehingga
beban pajaknya yang semula tinggi menjadi lebih rendah. (Suyanto dan
perusahaan maka semakin tinggi tindakan agresivitas pajaknya karena perusahaan
sengaja berutang untuk membiayai operasional perusahaan yang implikasinya
terhadap pengurangan pajak akibat adanya bunga pinjaman tersebut. Leverage
yang tinggi memeberikan manfaat pengurangan pajak berupa beban bunga dan
menyebabkan laba operasi lebih besar ( Brigham & Houston, 2014:181). Leverage
ini menjadi sumber pendanaan perusahaan dari eksternal berupa hutang. Hutang
yang dimaksud adalah hutang jangka panjang menimbulkan beban bunga secara
jangka panjang akan mengurangi beban pajak yang ada. ( Husodo, 2017).
4. Dividen Payout Ratio
Dividen payout ratio menggmabarkan besarnya rasio pembayaran dividen
terhadap adanya penanaman atau investasi saham oleh investor dalam jangka
pajang. Dividend payout ratio dihitung dengan dividend per share dibagi dengan
earning per share ( Brigham & Houton 2014:165). Fazzari,et al (1988)
menyebutkan dalam penelitiannya, perusahaan yang mengalami kesulitan
keuangan diindikasikan rasio pembayaran dividennya rendah sehingga
perusahaan akan berupaya untuk mencari tambahan dana dengan berbagai cara,
salah satunya mengabaikan atau menghindari kewajiban perpajakannya, sehingga
akan menambah laba perusahaan. Perusahaan yang menghindari pajak dapat
diindikasikan agresif terhadap pajak. Chen et.al. (2010) menyebutkan dalam
penelitiannya perusahaan yang memiliki kendala keuangan akan melakukan
5. Return on Asset ( ROA )
ROA berguna untuk mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam
memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimilikinya (Siahan, 2004). ROA
menggambarkan kemampuan manajemen untuk memperoleh keuntungan (laba).
Semakin tinggi ROA, semakin tinggi keuntungan perusahaan sehingga semakin
baik pengelolaan aktiva perusahaan (Kurniasih dan Sari, 2013). ROA merupakan
pengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva, sehingga
semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas aset dalam memperoleh
keuntungan bersih (Maharani dan Suardana, 2014). Profitabilitas merupakan salah
satu faktor penentu beban pajak, karena perusahaan yang memiliki keuntungan
yang besar akan membayar pajak setiap tahun. Sedangkan perusahaan yang
memiliki tingkat keuntungan yang rendah atau bahkan mengalami kerugian akan
membayar pajak yang lebih sedikit atau tidak sama sekali (Rodiguez dan Arias,
2012).
6. Intensitas Aset Tetap
Intensitas asset tetap menggambarkan perusahaan tersebut lebih banyak
melakukan investasi pada aset tetap. Perusahaan yang memiliki aset tetap dapat
mengurangi jumlah pajak yang dibayarkan dikarenakan aset tetap ini akan
menimbulkan beban depresiasi yang melekat pada aset tetap itu sendiri ( Dharma
& Noviari,2017). Biaya depresiasi dapat dimanfaatkan oleh manajer selaku agen
untuk meminimumkan jumlah pajak yang dibayar oleh perusahaan. Manajemen
akan mendatangkan keuntungan bagi manajer sendiri berupa biaya depresiasi
yang berguna sebagai pengurang pajak ( Wiguna & Jati, 2017). Aset tetap yang
dimiliki perusahaan memungkinkan perusahaan mengurangi pajak akibat dari
penyusutan aset tetap perusahaan setiap tahunnya. Hampir seluruh aset tetap akan
mengalami penyusutan yang akan menjadi biaya penyusutan dalam laporan
keuangan perusahaan. Biaya penyusutan ini dapat dikurangkan dari penghasilan
dalam perhitungan pajak perusahaan. Semakin besar biaya penyusutan akan
semakin kecil tingkat pajak yang harus dibayarkan perusahaan (Rodriguez dan
Arias, 2012).
7. Agresivitas Pajak
Agresivitas pajak merupakan suatu tindakan yang bertujuan untuk
mengurangi jumlah pajak yang sudah umum dilakukan di kalangan perusahaan –
perusahaan diseluruh dunia yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat dan
merugikan pemerintah. Lanis (2013) mengatakan agresivitas pajak itu strategi
yang dilakukan perusahaan untuk mengurangi jumlah pajak yang tidak sesuai
dengan harapan masyarakat. Sedangkan menurut Frank, et al. (2009)
mendefinisikan agresivitas pajak perusahaan adalah suatu tindakan merekayasa
pendapatan kena pajak yang dilakukan perusahaan melalui tindakan perencanaan
pajak, baik menggunakan cara yang tergolong secara legal (tax avoidance) atau
ilegal (tax evasion).
Chen et.al. (2010) memberikan gambaran mengenai dampak tindakan
marginal benefit dan marginal cost. Marginal benefit yang diperoleh adalah
penghematan pajak yang diperoleh perusahaan sehingga pemilik memperoleh
bagian keuntungan yang maksimal. Kemudian, dengan melakukan agresivitas
pajak manajer mendapatkan keuntungan baik langsung maupun tidak langsung.
Manajer dapat memperoleh kompensasi atas keberhasilan membuat beban pajak
penghasilan menjadi rendah. Keuntungan lain adalah manajer dapat melakukan
rent extraction. Rent extraction adalah tindakan manajer untuk tidak
memaksimalkan kepentingan pemilik diantaranya dengan melakukan pelaporan
pajak agresif. Marginal cost yang diperoleh dengan melakukan tindakan
agresivitas pajak, diantaranya adalah kemungkinan mendapatkan sanksi apabila
dilakukan audit atas pajak yang dilaporkan perusahaan dan juga turunnya nilai
saham perusahaan (Sari dan Martani,2010).
C. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Leverage terhadap Agresivitas Pajak
Jensen (1976) menyatakan teori agensi adalah hubungan kontraktual antara
dua kelompok yaitu kelompok pemilik sumber daya (disebut principal) dan
kelompok yang bertugas mengelola sumber daya bagi kepentingan pihak principal
(disebut agent). Teori ini bisa dihubungkan dengan pihak kreditor dengan pihak
perusahaan, dimana kreditor sebagai pemberi dana kepada perusahaan. Teori
keagenan memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio leverage yang lebih tinggi
akan melakukan tindakan agresivitas pajak, karena perusahaan memiliki
kewajiban untuk mengembalikan pinjaman dan membayar beban bunga secara
meningkatkan laba sehingga dapat memenuhi kewajiban dari penggunaan hutang
serta beban bunga. Beban bunga yang ditanggung tersebut dapat dimanfaatkan
sebagai pengurang biaya pajak yang harus ditanggung perusahaan. (Jensen dan
Mackling, 1976).
Semakin tinggi leverage suatu perusahaan maka semakin tinggi jumlah
pendanaan dari hutang pihak ketiga dan semakin tinggi pula biaya bunga akibat
dari penggunaan hutang tersebut. Semakin tinggi biaya bunga akan memberikan
pengaruh berkurangnya beban pajak perusahaan. Fitri ( 2016) menyatakan bahwa
leverage berpengaruh dalam memberikan kontribusi terhadap agresivitas pajak.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Leverage berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak.
2. Pengaruh Dividend Payout Ratio terhadap agresivitas pajak
Teori sinyal menekankan pentingnya pemberian informasi dari pihak
internal perusahaan kepada pihak eksternal atau investor yang digunakan sebagai
alat pertimbangan investasi (Prasiwi,2015). Informasi yang diberikan oleh
perusahaan dapat memberikan sinyal positif maupun negatif, salah satu informasi
yang memberikan sinyal positif adalah nilai laba bersih yang tinggi Sinyal positif
yang diberikan oleh informasi nilai laba bersih yang tinggi akan menarik investor
untuk melakukan investasi pada perusahaan. Dividend payout ratio dapat
digunakan sebagai sinyal positif bahwa perusahaan sedang mengalami prospek
Perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan ditandai dengan
rasio pembayaran dividen tinggi, tetapi ketika perusahaan yang mengalami
kesulitan keuangan ditandai dengan rasio pembayaran dividen rendah, maka
perusahaan akan mencari sumber pendanaan lain untuk menambah modal yang
ada diperusahaan untuk tindakan agresivitas tahun berikutnya. Penelitian Chen (
2011) menyatakan apabila perusahaan mengalami kesulitan keuangan lebih
banyak terlibat dalam tindakan manajemen pajak.
H2 : Dividend payout ratio berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak.
3. Pengaruh Return on Asset ( ROA ) terhadap Agresivitas Pajak
Merujuk pada teori agensi yang menyatakan adanya kontraktual antara agen
sebagai pengelola dana principal dan principal sebagai pemilik dana, dimana agen
akan mendapatkan kompensasi atas pekerjaan. Teori agensi akan mendorong
manajemen untuk melakukan peningkatan laba perusahaan. Perusahaan yang
memperoleh laba besar, maka maka jumlah pajak yang harus dibayarkan sesuai
dengan peningkatan laba yang diperoleh perushaan, maka manajer dimungkinkan
akan melakukan pengelolaan jumlah beban pajak supaya tidak mengurangi
kompensasi yang akan diterima manajer sebagai akibat dari berkurangnya laba
perusahaan oleh beban pajak. Chen et.al (2010) menyatakan bahwa perusahaan
yang memiliki profitabilitas tinggi memiliki kesempatan untuk melakukan tax
planning yang mengurangi jumlah beban pajak perusahaan, sehingga beban pajak
menjadi rendah. Perusahaan dapat mengurangi jumlah beban pajaknya dengan
cara memanfaatkan peraturan PPh pasal 4 ayat 3 tentang bukan obyek pajak
Misalnya, perseroan terbatas (PT) dapat berinvestasi pada perusahaan atau badan
usaha di Indonesia, dan deviden yang diterima oleh PT akan dikategorikan
sebagai pendapatan yang tidak termasuk objek pajak dengan syarat PT memiliki
saham paling sedikit 25% dari jumlah modal di setor pada perusahaan
sebagaimana diatur pada UU PPh pasal 4 ayat 3.
Perusahaan dengan tingkat efisiensi yang tinggi dan memiliki pendapatan
tinggi cenderung menghadapi beban pajak yang rendah. Rendahnya beban pajak
dikarenakan perusahaan dengan pendapatan yang tinggi berhasil memanfaatkan
keuntungan dari adanya insentif pajak dan pengurang pajak yang lain (Darmadi,
2013). Berdasarkan penjelasan di atas dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3: Return on asset ( ROA ) berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak
4. Pengaruh Intensitas Aset Tetap terhadap agresivitas pajak
Merajuk pada teori agensi yang menyatakan kontraktual antara agen dan
prinsipal, dimana agen sebagai pengelola dana dari principal. Manajer perusahaan
dapat melakukan hal pengurangan jumlah pajak tersebut dengan melakukan
investasi aset tetap dengan menggunakan dana menganggur perusahaan. Adanya
biaya depresiasi dapat dimanfaatkan perusahaan untuk mengurangi pajak,
sehingga manajer akan mendapatkan kompensasi yang besar karena telah
meningkatkan kinerja perusahaan dengan menggunakan aset tersebut untuk
operasional perusahaan. Beban depresiasi yang melekat pada kepemilikan aset
tetap akan memengaruhi pajak perusahaan, dikarenakan beban depresiasi akan
bertindak sebagai pengurang pajak. Laba kena pajak perusahaan yang semakin
al. (2010) menyatakan bahwa kepemilikan aset tetap berpengaruh positif terhadap
penghindaran pajak . Perusahaan yang memiliki aset tetap besar maka pajak yang
dibayar lebih rendah, karena perusahaan mendapatkan keuntungan dari depresiasi
yang melekat pada aset tetap yang dapat mengurangi beban pajak perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: