• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN PROGRAM GERAKAN NASIONAL SADAR TERTIB ARSIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBIJAKAN PROGRAM GERAKAN NASIONAL SADAR TERTIB ARSIP"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN PROGRAM

(2)

SUMRAHYADI, MIMS

KEBUMEN, 9 OKTOBER 1961;

JL. TIRTA MULYA II NO. 36 SERAB, TIRTAJAYA DEPOK;

sumrahyadi@yahoo.com

HP. 08129638169

– PEKERJAAN :

* DEPUTI PEMBINAAN, ANRI, GOL IV E

* PERNAH MENGAJAR UI, STIA-LAN, UT DAN PTS

– PENDIDIKAN:

* PERNAH S3 DI FISIP-UI

* MASTER INFORMATION MANAGEMENT, MONASH UNIV. MELBOURNE, AUSTRALIA; * S 1 ADMINISTRASI NEGARA, UNIVERSITAS PADJADJARAN, BANDUNG;

* HUMAN RESOURCES MANAGEMENT, USA; * STRATEGIC MANAGEMENT, WASHINGTON, DC; * INTERNATIONAL MANAGEMENT, USDA, USA; * RECORDS MANAGEMENT IN SERVICES OF

DEMOCRACY, STOCKHOLM, SWEDIA; * STRATEGIC MANAGEMENT, MALAYSIA; * MANAGING DIGITAL RECORDS, SINGAPORE

* ARCHIVES MANAGEMENT, BELANDA, CHINA, RUSIA, KOREA SELATAN, AFSEL * DIKLAT PIM I (2012)

* LEMHANNAS, PPRA-51 (2014)

(3)

DASAR PERTIMBANGAN

– Untuk mewujudkan penyelenggaraan kearsipan yang mampu

mendukung program reformasi birokrasi, maka diperlukan peningkatan mutu penyelenggaraan kearsipan secara

nasional;

– Dalam rangka membangun tata kelola pemerintahan yang

bersih, efektif, demokratis, terpercaya, akuntabel dan transparan, sehingga perlu membentuk suatu gerakan

nasional sadar tertib arsip pada setiap lembaga negara dan pemerintah daerah

(4)

HASIL PENGAWASAN

TAHUN 2016 PADA

KEMENTERIAN

DAN PROPINSI

(5)

2 17 4 11 Sangat Baik Baik Cukup Kurang Buruk

Pengawasan Tahun 2016 terhadap 34 Kementerian

(6)

2 7 5 19 Sangat Baik Baik Cukup Kurang Buruk

LKD PROPINSI

(7)

HASIL PENGAWASAN KEARSIPAN TAHUN 2016 6% 50% 12% 32% Kementerian BAIK CUKUP KURANG BURUK SANGAT BAIK (91 - 100) BAIK (76 – 90) CUKUP (61 – 75) KURANG (51 – 60) BURUK ( > 50)

(8)

HASIL PENGAWASAN

TAHUN 2017 PADA

LPNK DAN KAB/KOTA

(9)

1 2 10 4 11 Sangat Baik Baik Cukup Kurang Buruk

LPNK

(10)

8 25 49 425 Sangat Baik Baik Cukup Kurang Buruk

LKD KAB/KOTA

(11)

Kondisi Faktual

Pengelolaan Arsip Pada Instansi Pemerintah

(12)

KONDISI KEARSIPAN YANG TIDAK

TERTATA

(13)

DATA FAKTUAL KEARSIPAN

TAHUN 2016-2017

–Organisasi Kearsipan

UK masih banyak yang belum melaksanakan fungsi pembinaanLKD Propinsi sudah semua terbentuk, tetapi sebagian besar

gabung dengan Perpustakaan;

LKD Kabupaten/Kota, masih banyak pemda yang belum berbentuk dinas,

Pembinaan kearsipan oleh LK belum sepenuhnya dilakukan secara optimal

(14)

DATA FAKTUAL KEARSIPAN

TAHUN 2016

SDM Kearsipan

* Jumlah arsiparis secara nasional masih jauh dari kebutuhan secara nasional sebanyak 143.000;

* Perlu adanya peningkatan kemampuan dan keterampilan serta kompetensi

* Banyak Pimpinan UK dan LK yang baru dan belum nendapat pembekalan kegiatan kearsipan

(15)

DATA FAKTUAL KEARSIPAN

TAHUN 2016-2017

Sarana Prasarana Kearsipan

*

Depot penyimpanan arsip statis pada propinsi dan

Kabupaten/Kota, masih banyak yang belum

memiliki;

* Sarana prasarana kearsipan yang digunakan masih

banyak yang belum standar

(16)

16

CONTOH KASUS TERKAIT DOKUMEN ASSET/VITAL

– Mei 2000, Terbakarnya Ratusan Computer Dan Dokumen Keuangan Dan Asset

Di Kantor Gubernur Papua;

• Terbakarnya Dokumen Asset Negara Pada Bakun (Badan Akuntansi Negara)

Dep. Keuangan;

• 26 Mei 2009, Terbakarnya Arsip Pertanahan Milik Bpn Kabupaten Cianjur,

Berupa 158.000 Buku Tanah, Dokumen Pengajuan Sertifikat, Dan Balik Nama Sertifikat Musnah Terbakar;

• Kasus Batas Wilayah Antara Dki Jakarta Dengan Banten Yang Mengkalim 22

Pulau Di Kep. Seribu;

• Kasus P. Berhala Yang Masih Sengketa Antara Riau Kepulauan Dan Jambi; • 2010, Pembakaran Arsip Asset Dan Pendapatan Daerah Toli-toli Dalam

Kerusuhan Pilkada;

• 2011, Setidaknya 20 Asset Berupa Tanah Dan Bangunan Di Jakarta Barat

Terancam Hilang Dan Dalam Sengketa;

• 2012, Sedikitnya 20 Asset Pem Prov Jakarta Terancam Dieksekusi Pihak Lain

Karena Sengketa Tanah, Padahal Sebagian Besar Bersertifikat, Seperti Gedung SD, Puskesmas Dll

(17)

17

CONTOH KASUS TERKAIT DOKUMEN ASSET/VITAL

• Pembelian asset DKI yang milik Pemprop DKI seharga 668 Milyar

yaitu asset milik Dinas KPKP dibeli oleh Dinas Perumahan

• Hilangnya 56.000 asset negara (BMN) di kementrian PUPR

seperti asset saluran irigasi, rumah susun dll

• Sekitar 13 kasus rebutan asset milik PT KAI debgan pihak lain di

Medan, Surabaya dan Semarang

• Kasus di Medan tanah seluas 7,3 hektar diklaim milik PT Agra

Citra Kharisma yang sudah dibangun mal, ruko dan apartemen adalah milik PT KAI

• Total asset tanah PT KAI seluas 27 ribu hektar baru 54 %yang

sertifikat atas nama PT KAI, sementara untuk asset bangunan rumah dinas dari 16 ribu unit yang tercatat baru 54 %yang bersertifikat

(18)

GERAKAN NASIONAL

SADAR TERTIB

(19)

Adalah upaya untuk meningkatkan

kesadaran lembaga negara dan pemerintah

daerah dalam mewujudkan tujuan

penyelenggaraan kearsipan melalui aspek

kebijakan, organisasi, sumber daya manusia

kearsipan, sarana prasaranan, pengelolaan

arsip serta pendanaan kearsipan

GERAKAN NASIONAL SADAR

TERTIB ARSIP (GNSTA)

(20)

– Mendorong lembaga negara dan pemda tertib menyusun dan

melaksanakan kebijakan kearsipan secara berkesinambungan

– Mendorong lembaga negara dan pemda tertib dalam membentuk

organisasi kearsipan yang mampu menjalankan tugas dan fungsi secara efisien dan efektif

– Mendorong lembaga negara dan pemda tertib mengelola SDM

kearsipan secara optimal;

– Mendorong lembaga negara dan pemda tertib mengelola sarana

prasarana kearsipan sesuai standar kearsipan;

– Mendorong lembaga negara dan pemda tertib menjalankan

pengelolaan arsip secara terpadu, dan tertib menyusun dan menggunakan anggaran secara efisien dan efektif

(21)

STRATEGI UTAMA GNSTA

– Menjadikan tertib arsip di lembaga negara dan pemda

sebagai arus utama dalam penyelenggaraan kearsipan

– Peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM kearsipan

pada lembaga negara dan pemda

– Peningkatan partisipasi masyarakat dalam

pengelolaan, penyelamatan, penggunaan arsip,

penyediaan sumber daya pendukung serta

penyelenggaraan diklat kearsipan, pengawasan dan

sosialisasi

(22)

5 TERTIB DALAM PELAKSANAAN

GNSTA

TERTIB PERUMUSAN KEBIJAKAN KEARSIPAN

TERTIB ORGANISASI KEARSIPAN;

TERTIB SUMBER DAYA MANUSIA KEARSIPAN

TERTIB SARANA PRASARANA KEARSIPAN

TERTIB PENGELOLAAN KEARSIPAN DAN PENDANAAN

1

2

3

4

5

(23)

1. TERTIB KEBIJAKAN

Tertib kebijakan pengelolaan arsip dinamis, meliputi

tata naskah dinas, sistem klasifikasi keamanan dan

akses, klasifikasi arsip, dan Jadwal Retensi Arsip (JRA)

sesuai pedoman dari ANRI;

Menetapkan kebijakan program arsip vital sesuai

pedoman dari ANRI;

ANRI melaksanakan program bimkos, pendampingan

percepatan percepatan penyusunan kebijakan

pengelolaan arsip dinamis

(24)

– ARSIP YANG KEBERADAANNYA

MERUPAKAN PERSYARATAN DASAR BAGI KELANGSUNGAN OPERASIONAL PENCIPTA

ARSIP;

– JIKA RUSAK ATAU HILANG

TIDAK DAPAT DIPERBAHARUI DAN TIDAK TERGANTIKAN

(25)

– PRASYARAT KEBERADAAN INSTANSI, AKTE

PENDIRIAN INSTANSI, BLUE PRINT, RANCANG BANGUN, STRUKTUR ORGANISASI;

– YANG MENJAMIN KELANGSUNGAN OPERASIONAL

KEGIATAN INSTANSI, SEPERTI MOU, KONTRAK KERJA

– BUKTI KEPEMILIKAN INSTANSI, SEPERTI ASSET,

SERTIFIKAT TANAH;

– KEBIJAKAN INSTANSI YANG STRATEGIS, SEPERTI

HAK CIPTA, COPY RIGHT, LISENSI;

(26)

– PERBANKAN, ARSIP NASABAH,

KREDITOR;

– ASURANSI, ARSIP PEMEGANG

POLIS;

– PABRIK, ARSIP GAMBAR

TEKNIK, FORMULA, DESIGN, RESEP;

– RUMAH SAKIT, ARSIP REKAM

MEDIS;

– LEMBAGA PENDIDIKAN, ARSIP

MAHASISWA

(27)

– ALIH MEDIA KE BENTUK LAIN SEPERTI MICROFILM,

CD-ROM;

– MENYIMPAN SALINAN PADA BEBERAPA TEMPAT

(DISPERSAL/PEMENCARAN);

– MEMBUAT DUPLIKAT;

– MENYIMPAN PADA RUANGAN DAN PERALATAN

KHUSUS (VAULTING), SEPERTI LEMARI BESI, LEMARI TAHAN API, BUNKER;

– MENYIMPAN ASLINYA PADA PUSAT PENYIMPANAN

ARSIP VITAL;

(28)

• Wajib dibentuk Unit kearsipan dan

central file

• Unit kearsipan dilakukan secara

berjenjang yaitu Unit Kearsipan I pada

sekjen/sesmen/sestama, unit kearsip II

pada Sekretariat Dirjen/Itjen/Badan dan

Sekretariat vertikal propinsi/perwakilan

LN, Unit kearsipan III pada instansi

vertikal tingkat Kabupaten/Kota

• Central file dibentuk pada setiap unit

kerja setingkat eselon II atau eselon III

untuk pemda

(29)

UNIT KEARSIPAN

– adalah satuan kerja pada pencipta arsip

yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

dalam menyelenggaraan kearsipan;

– berada pada lingkungan sekretariat lembaga

negara (biro umum);

– wajib dibentuk oleh LN,

Pemda

,

PTN

, BUMN

dan

BUMD

(30)

FUNGSI UNIT KEARSIPAN

pengelolaan arsip inaktif dari unit

pengolah;

pengolahan arsip dan penyajian arsip

menjadi informasi;

pemusnahan arsip di lingkungan

lembaganya;

penyerahan arsip statis kepada lembaga

kearsipan;

pembinaan dan pengevaluasian

(31)

KEBIJAKAN KELEMBAGAAN

KEARSIPAN

– Pencipta wajib membentuk Unit Kearsipan;

– Propinsi, kabupaten/kota, wajib membentuk Lembaga

kearsipan daerah;

– PTN wajib membentuk LKPT;

– Unit Kearsipan dan Lembaga Kearsipan dapat mengajukan

akreditasi sebagai pengakuan sosial terhadap kelembagaan yang profesional;

– UK dan LK sebagai pembina kearsipan sesuai dengan

(32)

• Ketersediaan arsiparis/pengelola

arsip setiap eselon II atau eselon

III paling kurang 1 orang

• Dalam peningkatan kualitas

arsiparis lembaga negara dan

pemda wajib melaksanakan

bimbingan teknis tertib arsip

• Bimbingan teknis tertib arsip

berdasarkan pedoman yang

ditetapkan ANRI

(33)

– Tertib sarpras sebagai langkah efisiensi dan efektivitas dalam

penyediaan, penggunaan dan pemeliharaan sarpras sesuai volume arsip dan kegunaannya;

– Tertib sarpras meliputi penyediaan ruangan, peralatan dan gedung – Penyediaan sarpras pengelolaan arsip aktif terdiri dari ruangan

central file (pusat arsip aktif) pada setiap eselon II/III sesuai volume arsip yang dikelola

– Penyediaan filing cabinet, folder, guide, map gantung, out indicator,

computer dan aplikasi pengelolaan arsip

– Penyediaan sarpras pengelolaan arsip inaktif, misalnya gedung

records center pada setiap lembaga, rak arsip/roll o’pack , box arsip, folder, , out indicator, computer dan aplikasi pengelolaan arsip

inaktif

4. TERTIB SARANA PRASARANA KEARSIPAN

(34)

5.

TERTIB PENGELOLAAN ARSIP

• Tertib penciptaan arsip harus mengacu pada tata

naskah dinas berdasarkan pedoman dari ANRI

• Tertib penggunaan arsip berdasarkan sistem

klasifikasi dan keamanan akses arsip

• Tertib pemeliharaan arsip dilaksanakan

berdasarkan klasifikasi arsip dan alih media

• Tertib penyusutan arsip dengan berpedoman pada

Jadwal Retensi Arsip

(35)

a.

TERTIB PENCIPTAAN

– Pembuatan arsip, harus diregistrasi,

didistribusi dengan pengendalian

– Penerimaan arsip, harus diregistrasi penerima

dan distribusi ke unit pengolah dengan

pengendalian

– Pembuatan dan penerimaan berdasar

tata

naskah dinas

– Registrasi harus didokumentasikan oleh unit

pengolah dan kearsipan dan wajib

menyimpan serta memelihara

(36)

TATA NASKAH DINAS

– Penyelenggaraan komunikasi tulis yang meliputi

pengaturan jenis, format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi, dan penyimpanan naskah dinas serta media yang digunakan dalam komunikasi kedinasan;

– Di dalamnya meliputi kewenangan penandatanganan,

penggunaan logo dan lambang negara, dan kegiatan penciptaan lainnya

(37)

– Penggunaan untuk kepentingan pemerintahan dan

masyarakat;

– Ketersediaan dan autensitas arsip dinamis tanggung jawab

pencipta arsip;

– Pimpinan UP bertanggungjawab ketersediaan, pengolahan,

dan penyajian arsip vital dan aktif;

– Pimpinan UK bertanggungjawab ketersediaan, pengolahan

dan penyajian arsip inaktif untuk penggunaan internal dan publik

– Penggunaan berdasarkan kepentingan sistem klasifikasi dan

keamanan akses

(38)

DAFTAR ARSIP BERDASAR KLASIFIKASI KEAMANAN DAN AKSES

KODE KLAS JENIS ARSIP KLAS KEAMAN-AN HAK AKSES PERTIM-BANGAN PENGO-LAH

KP.01 FORMASI BIASA SEMUA BISA

- KEPEG.

KP.02 PENGADA AN PEG.

BIASA SEMUA BISA - KEPEG.

-- PERSO-NAL FILE RAHASIA PENENTU, PENGAW-AS, PENE-GAK HUK HAK PRIVASI KEPEG.

(39)

c. TERTIB PEMELIHARAAN

– Pemeliharaan meliputi pemeliharaan arsip aktif, vital,

inaktif dan terjaga;

– Pemeliharaan melalui kegiatan

pemberkasan dan

penyimpanan arsip aktif

, penataan arsip inaktif,

penyimpanan arsip dan alih media arsip;

– Pemberkasan berdasarkan

klasifikasi arsip

;

– Pemberkasan menghasilan tertatanya fisik dan

informasi dalam bentuk daftar arsip aktif

– Daftar tersebut terdiri dari daftar berkas dan daftar isi

(40)

Biaya Pemeliharaan Arsip

 1 laci filing cabinet ± 5.000 lembar kertas/ surat

 Rata-rata 1/5 dokumen adalah asli, dengan biaya 1 $

USA

 Rata-rata 4/5 adalah copy, biaya 4 cent Dollar

USA/lembar

 Biaya Total = (1.000 X 1 $ ) + (4. 000 X 4 cent) = 1.000 +

160 = $ 1.160

(41)

Elizabeth Parker

 Lebih dari 10 % waktu pegawai habis untuk

mencari arsip/informasi

 45 % dokumen diberkaskan pada lebih dari satu

tempat

 85 % dokumen yang diberkaskan tidak pernah

ditemukan

(42)

– Penyusutan meliputi pemindahan arsip inaktif dari unit kerja

ke unit kearsipan, pemusnahan arsip dan penyerahan arsip statis ke ANRI

– Penyusutan berdasarkan JRA (Jadwal Retensi Arsip);

– LN, Pemda, PTN, BUMN/D wajib memiliki JRA yang

ditetapkan oleh pimpinan setelah dapat persetujuan dari Ka ANRI;

– Retensi arsip dalam JRA ditentukan berdasar pedoman

(43)

JADWAL RETENSI ARSIP (JRA)

– suatu daftar yang berisi

sekurang-kurangnya jenis

arsip beserta jangka

waktu penyimpanannya

sesuai dengan nilai

kegunaan dan digunakan

untuk pedoman

(44)

DASAR PENENTUAN RETENSI

– nilai guna bagi pengguna baik bagi unit kerja

ketika masih aktif, unit kearsipan ketika

menjadi inaktif dan national accountability

sebagai arsip statis;

– peraturan perudangan, misalnya

undang-undang perpajakan, dokumen perusahaan,

dll;

– nilai ekonomis dan resiko;

– keunikan dari arsip

(45)

NO JENIS ARSIP

JANGKA WAKTU SIMPAN

KETERANGAN AKTIF INAKTIF 1 2 3 4 5 1. 2. 3. 4. 5. FORMASI PEG PENGADAAN PEG CUTI KESEJAHTERAAN PEGAWAI BERKAS PERORANGAN PEJABAT NEGARA 2 THN SETELAH THN ANGGARAN 2 THN SETELAH SEMUA DIANGKAT 1 THN SETELAH SK 2 TAHUN 1 THN SETELAH PENSIUN 2 TAHUN 2 TAHUN 2 TAHUN ---2 THN SETELAH HAK/KEWAJIB AN HABIS MUSNAH MUSNAH MUSNAH MUSNAH PERMANEN

(46)

PROSENTASE PENGELOMPOKKAN ARSIP

DALAM ORGANISASI

(Rick, Swafford and Gow)

10 % arsip organisasi

mempunyai nilai guna dan jangka

simpan yang panjang

25 % dikelompokkan arsip aktif

30 % arsip inaktif

35 % arsip yang tidak berguna

(47)

–K/L, Lembaga Kearsipan propinsi

dan Lembaga kearsipan

Kabupaten/Kota, LKPT wajib

menjadi simpul JIKN;

–JIKN diselenggaran oleh ANRI

sebagai pusat jaringan

(48)

Tertib program pengalokasian

anggaran dalam

mewujudkan tertib

penyelenggaraan kearsipan

berdasarkan prioritas

tahunan

TERTIB PENDANAAN

(49)

TAHAPAN PELAKSANAAN GNSTA

Tahapan dilakukan dengan pembiasaan, pengembangan dan pemantapan yang dilakukan oleh Gugus Tugas

Gugus tugas menyusun program dan rencana aksi;

Gugus tugas dapat membentuk kelompok kerja sesuai fungsi

Pendanaan dialokasikan dari APBN atau sumber lainnya

Evaluasi dan Monitoring

1

2

3

4

5

(50)

Perkembangan terakhir

Hasil pengawasan

tahun 2020 setelah

gnsta

(51)

KEMENTERIAN AA (sangat memuaskan) 19 A (memuaskan) 8 BB (sangat baik) 3 B (baik) 4 TOTAL 34 56% 23% 9% 12%

HASIL PENGAWASAN KEARSIPAN KEMENTERIAN

AA (sangat memuaskan) A (memuaskan) BB (sangat baik) B (baik)

(52)

9% 19% 19% 3% 15% 16% 19%

HASIL PENGAWASAN KEARSIPAN LEMBAGA TINGGI NEGARA, LEMBAGA

SETINGKAT KEMENTERIAN, DAN LEMBAGA NON STRUKTURAL

AA (sangat memuaskan) A (memuaskan) BB (sangat baik) B (baik) CC ( cukup) C (kurang) D (sangat kurang)

LEMBAGA TINGGI NEGARA, LEMBAGA SETINGKAT KEMENTERIAN, DAN LEMBAGA NON STRUKTURAL

AA (sangat memuaskan) 3 A (memuaskan) 6 BB (sangat baik) 6 B (baik) 1 CC ( cukup) 5 C (kurang) 5 D (sangat kurang) 6 TOTAL 32

(53)

37% 26% 15% 4% 7% 7% 4%

HASIL PENGAWASAN KEARSIPAN LEMBAGA PEMERINTAH NON

KEMENTERIAN AA (sangat memuaskan) A (memuaskan) BB (sangat baik) B (baik) CC ( cukup) C (kurang) D (sangat kurang)

LEMBAGA PEMERINTAH NON KEMENTERIAN

AA (sangat memuaskan) 10 A (memuaskan) 7 BB (sangat baik) 4 B (baik) 1 CC ( cukup) 2 C (kurang) 2 D (sangat kurang) 1 TOTAL 27

(54)

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI AA (sangat memuaskan) 1 A (memuaskan) 5 BB (sangat baik) 7 B (baik) 7 CC ( cukup) 5 C (kurang) 7 D (sangat kurang) 2 TOTAL 34 3% 15% 20% 20% 15% 21% 6%

HASIL PENGAWASAN KEARSIPAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

AA (sangat memuaskan) A (memuaskan) BB (sangat baik) B (baik) CC ( cukup) C (kurang) D (sangat kurang)

(55)

5% 9% 14% 12% 13% 21% 24% 2%

HASIL PENGAWASAN KEARSIPAN

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/ KOTA

AA (sangat memuaskan) A (memuaskan) BB (sangat baik) B (baik) CC ( cukup) C (kurang) D (sangat kurang) tidak dilakukan pengawasan PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/ KOTA AA (sangat memuaskan) 26 A (memuaskan) 44 BB (sangat baik) 71 B (baik) 61 CC ( cukup) 66 C (kurang) 110 D (sangat kurang) 121 tidak dilakukan pengawasan 9 TOTAL 508

(56)

Kebijakan kearsipan

5 tahun pasca gnsta

(57)
(58)

VISI PRESIDEN

2020-2024

Terwujudnya Indonesia maju yang

berdaulat, mandiri dan

berkepribadian berlandaskan

gotong royong

(59)

MISI

PRESIDEN 2020 - 2024

– Peningkatan kualitas manusia Indonesia (SDM unggul Indonesia

maju)

– Struktur ekonomi yang produktif, mandiri dan berdaya saing – Pembangunan yang merata dan berkeadilan

– Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan

– Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa

– Penengakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya – Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh

warga

– Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif dan terpercaya

(60)

KEBIJAKAN KEARSIPAN

5 TAHUN MENDATANG

FOKUS PADA MISI

PRESIDEN

(61)

PENJABARAN MISI 1

– Penciptaan SDM kearsipan yang unggul

Indonesia maju

SDM kearsipan terdiri dari pimpinan unit

dan lembaga kearsipan, arsiparis, dan

pejabat fungsional umum pengelola

kearsipan

(62)

KEBIJAKAN SDM KEARSIPAN

– Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM kearsipan secara nasional

dengan cara:

– Perumusan formasi Jabatan Fungsional Arsiparis

– Apresiasi pembekalan kegiatan kearsipan bagi pimpinan Unit/Lembaga Kearsipan;

– Bimbingan teknis kearsipan

– Sertifikasi JFA yang dilakukan untuk naik jenjang jabatan, alih jabatan, perpindahan jabatan dan pengangkatan kembali dalam JFA

– Inpassing jabatan fungsional tertentu atau jabatan struktural menjadi JFA (Jabatan Fungsional Arsiparis)

– Penyetaraan untuk jabatan penyederhanaan eselon 3 dan 4

– Merubah mindset JFA sebagai pengolah arsip dengan melakukan analisis konten arsip menjadi informasi dan ilmu pengetahuan dan penerapan serta

(63)

PENJABARAN MISI KE-5

– Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian

bangsa, dengan kegiatan “Pelayanan arsip sebagai

memori kolektif dan jati diri bangsa”

– Misi ini lebih menekankan pada peranan arsip

statis bagaimana dikelola dengan baik dan dapat

disajikan kepada masyarakat sebagai sumber

(64)

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN BIDANG KEARSIPAN MISI KE 5 TERKAIT

DENGAN ARSIP STATIS

– Pelayanan arsip dalam penyelenggaraan Sistem dan menjadi simpul

Jaringan Informasi Kearsipan Nasional untuk mewujudkan open government secara digital

– Pelayanan dan Pemanfaatan arsip sebagai memori kolektif dan jati diri

bangsa, serta warisan budaya bangsa, dan bagaimana dengan arsip dapat diusulkan ke Unesco sebagai National Heritage dan Memory of the World. Yang sudah dapat pengakuan misalnya KAA, Arsip tsunami di Aceh, yang sedang diusulkan arsip Gerakan NonBlok, Soekarno paper dan arsip tentang jalur rempah

– Preservasi arsip terjaga dan arsip satis sebagai warisan budaya

secara digital

– Layanan secara digital dan digitalisasi arsip statis dan penyiapan

(65)

PENJABARAN MISI KE-8

– Pengelolaan pemerintahan yang bersih,

efektif dan terpercaya,

– Misi ini lebih banyak berorientasi pada

kegiatan pengelolaan arsip dinamis sebagai

bukti akuntabilitas pemerintah dan sekaligus

untuk mendukung program Reformasi

(66)

Pengelolaan pemerintahan yang bersih

maksudnya pemerintahan yang bebas KKN,

efektif maksudnya semua kegiatan berbasis TIK

(misalnya untuk seleksi CPNS dengan CAT,

pengadaan barang dan jasa dengan katalog on

line, dll), dan terpercaya semua kegiatan

pemerintahan dapat dibuktikan,

dipertanggungjawabkan dan diyakini

kebenarannya

(67)

KONDISI RIL DARI

(68)

INDEKS PERSEPSI KORUPSI)

– Tahun 2019, Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia

adalah 40

– Ada kenaikan 2 poin dibanding tahun sebelumnya yang

mendapat 38

– Tahun 2020 kembali lagi nilainya 38

– Indonesia ranking 85 dari 180 negara;

– Untuk lingkup ASEAN, Indonesia ranking 4 setelah

Singapora, Malaysia, Thailand

(69)

INDEKS DEMOKRASI

(THE ECONOMIST INTELLEGENCE UNIT)

– Tahun 2019, Indeks Demokrasi Indonesia adalah 6,48

(skala 10) termasuk kelompok demokrasi semu

(flawed democracy)

– Ada kenaikan 0,9 poin dibanding tahun sebelumnya

2017 dan 2018 yang mendapat 6,39

– Indonesia ranking 64 dari 167 negara;

– Untuk lingkup ASEAN, Indonesia masih dibawah Timor

Leste, Malaysia, Filipina

(70)

1. Pengembangan SDM

menuju era teknologi &

informasi

2.

………….

3.

………….

4.

…………..

5.

…………..

70

5 PRIORITAS PRESIDEN 2019-2024

(71)

KONDISI DUNIA SEKARANG

VOLATILITY (MUDAH BERUBAH)

UNCERTAINTY (SERBA KETIDAKPASTIAN )

COMPLEXITY (RUMIT DAN SANGAT

KOMPLEKS)

AMBIGUITY (MENDUA ATAU GANDA)

(72)

PESAN PRESIDEN

SEKARANG BUKAN YANG BESAR

MENGALAHKAN YANG KECIL,

TETAPI YANG CEPAT

(73)

PENGALAMAN MEMBUKTIKAN

Bagaimana perusahaan besar

seperti Xerox fotocopy, kodak

menguasai 85 % foto kertas,

mobile phone Nokia, mesin

cetak foto colaps karena kalah

cepat dan tergilas oleh

perkembangan TI

(74)

DAMPAK DI BIDANG

KEARSIPAN

– Penggunaan teknologi informasi untuk pengelolaan

kearsipan

– Tercipta jenis arsip secara digital

– Perlu sistem dan aplikasi kearsipan secara digital

– Diperlukan sarana pendukung/infrastruktur yang

optimal dan dasar hukum sebagai acuan

(75)

TANTANGAN BEBERAPA PROFESI

– Teller di bank sudah dilakukan dengan mesin

– Akuntan sudah dapat digantikan dengan program computer – Petugas tol sudah digantikan dengan kartu

– Dokter, profesi ini sdh mulai diganti computer untuk

mendiagnosa kanker 4 kali lebih akurat

– Olahraga catur sudah mulai dikalahkan dengan program

computer

– Lawyer di Amerika sudah mulai digantikan dengan computer – Bagaimana dengan arsiparis?

(76)

UNTUK MEMENUHI

KEINGINAN TERSEBUT

PRESIDEN MENERBITKAN

(77)

SPBE

Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik yang selanjutnya disingkat SPBE

adalah penyelenggaraan pemerintahan yang

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memberikan layanan kepada Pengguna SPBE.

(78)

TUJUAN SPBE

–Untuk mewujudkan

tata kelola

pemerintahan yang

bersih, efektif,

transparan, dan

akuntabel

–pelayanan publik

yang berkualitas

dan terpercaya

–Sehingga

diperlukan sistem

pemerintahan

berbasis elektronik

(79)

Pembangunan & Pengembangan Aplikasi Umum Pembangunan & Pengembangan Infrastruktur SPBE Nasional

KEARSIPAN DALAM SPBE

a. Rencana Induk SPBE Nas; b. Arsitektur SPBE; c. Peta Rencana SPBE; e. Proses Bisnis; f. Data dan informasi; g. Infrastruktur SPBE; h. Aplikasi SPBE; i. Rencana & anggaran SPBE; j. Keamanan SPBE; k. Layanan SPBE. S P B E

1. Tata Kelola SPBE

2. Manajemen SPBE

3. Audit TIK

4. Penyelenggara SPBE

5. Percepatan SPBE

6. Pemantauan & Evaluasi SPBE a. Layanan administrasi pemerintahan berbasis elektronik b. Layanan publik berbasis elektronik. LayananSPBE Pasl 43 (1): Bidang perencanaan, penganggaran, keuangan, pengadaan barang dan jasa, kepegawaian, kearsipan, pengelolaan barang milik negara, pengawasan, akuntabilitas kinerja, dan layanan lain sesuai dengan kebutuhan internal birokrasi pemerintahan.

a. perencanaan; b. penganggaran;

c. pengadaan barang dan jasa pemerintah; d. akuntabilitas kinerja; e. pemantauan dan evaluasi; f. kearsipan; g. kepegawaian; dan h. pengaduan pelayanan publik

(80)

8 PENGEMBANGAN APLIKASI

UMUM

– a. perencanaan;

– b. penganggaran;

– c. pengadaan barang dan jasa pemerintah;

– d. akuntabilitas kinerja;

– e. pemantauan dan evaluasi;

– f.

kearsipan (AUBKD)

;

– g. kepegawaian; dan

(81)

KERANGKA KEBIJAKAN APLIKASI SRIKANDI

PERPRES 95/2018 - SPBE Pasal 36 (1)

Aplikasi Umum ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

aparatur negara.

KEPPRES 103/2001

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, SOTK LPNK diubah terakhir dengan Perpres 145/2015

Pasal 9:

ANRI mempunyai kewenangan penetapan sistem informasi di

bidangnya.

Aplikasi SIKD (Sistem Informasi Kearsipan Dinamis)

KEPUTUSAN MENTERI PAN & RB

Nomor 679 Tahun 2020 Tentang

Aplikasi Umum Bidang Kearsipan Dinamis

Aplikasi

SRIKANDI

(Sistem Informasi Kearsipan Dinamis

Terintegrasi) PERATURAN KEPALA ANRI

Nomor 15 Tahun 2009 Tentang

Aplikasi Sistem Informasi Kearsipan Dinamis dan Aplikasi Sistem Informasi

Kearsipan Statis

Dikembangkan sesuai persyaratan

(82)

APLIKASI SRIKANDI

– APLIKASI SRIKANDI PADA DASARNYA

MERUPAKAN INTEGRASI ANTARA

PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS SECARA

INSTANSIONAL BERBASIS DIGITAL MELALUI

APLIKASI SIKD DAN SECARA NASIONAL PADA

KEMENTERIAN LEMBAGA DAN PEMERINTAH

DAERAH

(83)

Prof. Prahalad.

Professor MIT

If you don’t learn,

you do not change.

If you do not

change,

(84)

SEKIAN

Referensi

Dokumen terkait

Pada indikator evaluating subjek sudah bisa memeriksa kembali jawaban yang sudah dikerjakan dan memberikan kesimpulan, (2) proses metakognisisiswa FI dalam pemecahan

PEMERINTAH KABUPATEN MUARA ENIM UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG DAN JASA. JALAN JEND

13 Pem eliharaan rut in / berkala gedung

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Consumption behavior petani kopi dataran tinggi Gayo dipengaruhi oleh pendidikan, penghasilan, dan biaya konsumsi bulanan, faktor- faktor

Gandasubrata, sebagaimana terdapat dalam Purwoto Wignjosumarto, Peran Hakim Agung dalam Penemuan Hukum Dan Penciptaan Hukum Pada Era Reformasi dan Transformasi, Majalah Hukum

orang pertama diikuti dengan et al (kutipan dari buku berbahasa asing) atau dkk (kutipan dari buku berbahasa Indonesia). Kutipan panjangnya empat baris atau lebih diketik satu

menyelenggarakan diseminasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dapat bekerja sama dengan Setiap Orang dan instansi/organisasi yang memiliki Potensi Pencarian dan

Pengamatan pada tindakan siklus II meliputi: 1) pengamatan terhadap perencanaan pembelajaran, 2) pelaksanaan pembelajaran, dan 3) penilaian pembelajaran. Pengamatan