• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN PENGGUNA LENSA KONTAK DENGAN KEJADIAN DRY EYES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN PENGGUNA LENSA KONTAK DENGAN KEJADIAN DRY EYES"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Kesehatan Holistic/ Volume 5/ Nomor 2/ Juli 2021

HUBUNGAN PENGETAHUAN PENGGUNA LENSA KONTAK DENGAN KEJADIAN DRY EYES

Riza Ahmad Ibrahim1), Hanna Nurul Husna1)*, Arief Witjaksono2)

1) Prodi Optometri, STIKes Bakti Tunas Husada, Jl. Cilolohan No. 36, Kota Tasikmalaya

2) Prodi Optometri, STIKes Dharma Husada. Jl. Terusan Jakarta No. 75, Kota Bandung

*Email: hannanurulhusna@stikes-bth.ac.id

ABSTRAK

Lensa kontak digunakan untuk kepentingan terapeutik dan kosmetik. Salah satu komplikasi mata yang sering terjadi dari pemakai lensa kontak adalah dry eyes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan pengguna lensa kontak dengan kejadian dry eyes. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Data dianalisis secara deskriptif dan uji hipotesis diuji dengan menggunakan uji chi-square. Sebanyak 46 siswa SMA dilibatkan dalam penelitian dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner dan penilaian objektif menggunakan uji Schrimer 1. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan pemakaian lensa kontak dikategorikan baik; tingkat pengetahuan lama pakai lensa kontak dikategorikan baik; dan tingkat pengetahuan penyimpanan lensa kontak dikategorikan baik.

Keluhan yang sering dirasa ketika menggunakan lensa kontak adalah mata terasa kemasukan benda asing (41.3%). Dengan penilaian objektif menggunakan uji Schrimer terdapat tujuh mata kanan (15,2%) dan enam mata kiri (13%) mengalami dry eyes. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan pengguna lensa kontak dengan kejadian dry eyes.

Kata Kunci: dry eyes, pengetahuan penggunaan, lensa kontak

ABSTRACT

Contact lenses are used for therapeutic and cosmetic purposes. One of the eyes complications that often occur from contact lens users’ is dry eyes. The aim of this study was to determined relationship between knowledge and dry eyes in contact lens users. The quantitative research method was used in this study. The data was analyzed descriptively and the hypothesis testing was tested using the chi-square test. 46 students were involved in this study, using questionnaire and the Schimer test to collect the data. The result showed that knowledge level of wearing contact lens was categorized as good; knowledge level of the length of contact lens wearing was categorized as good; and knowledge level of contact lens storage was categorized as good. The contact lens users; complaint that often report was felt like a foreign thing enter into the eyes (41.3%). With an objective assessment using Schimer test, there were seven right eyes (15.25) and six left eyes (13

%) had dry eyes. There is no relationship between knowledge of contact lens users and the incidence of dry eyes.

Keywords: contact lenses user, dry eyes, knowledge.

(2)

PENDAHULUAN

Lensa kontak saat ini dikenal oleh masyarakat secara luas dan sering digunakan dalam kehidupan sehari- hari. Lensa kontak adalah alat bantu penglihatan yang diletakkan di permukaan kornea sehingga efisien dan nyaman untuk digunakan dalam aktivitas sehari-hari (Amalia, 2018).

Di Indonesia, pengguna lensa kontak lebih banyak dijumpai pada remaja sekolah menengah maupun perguruan tinggi (Kemenkes RI, 2013). Lensa silikon-hidrogel merupakan tipe lensa kontak yang paling sering digunakan dan dianjurkan untuk pengguna dengan pemakaian setiap hari (Sitompul, 2015).

Standar pelayanan lensa kontak di Indonesia telah diatur dalam PMK No. 41 Tahun 2015 (Menteri Kesehatan RI, 2015). Pada peraturan ini disebutkan bahwa pada pelayanan lensa kontak diharuskan untuk

melakukan pemeriksaan

pendahuluan, pelayanan refraksi, penentuan parameter lensa kontak, penilaian dengan lensa uji, pemesanan, penyuluhan,

pemeriksaan kunjungan ulang, dan pencatatan pelayanan lensa kontak.

Akan tetapi, berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di optik dan gerai lensa kontak diketahui bahwa lensa kontak diperjual-belikan langsung tanpa melakukan standar pemeriksaan yang baik dan benar.

Padahal penggunaan lensa kontak yang tidak sesuai dengan kondisi mata akan menimbulkan keluhan penglihatan dan komplikasi pada mata (Wakarie & Rares, 2014). Salah satu komplikasi yang sering terjadi pada pengguna lensa kontak adalah dry eyes atau mata kering.

Mata kering atau dry eyes dijelaskan sebagai suatu keadaan keringnya permukaan kornea dan konjungtiva dengan diakibatkan berkurangnya fungsi air mata (Ilyas & Rahayu, 2017). Dry eyes merupakan kejadian penyakit multifaktorial pada air mata maupun permukaan bola mata dengan gejala seperti ketidaknyamanan, gangguan tajam penglihatan, serta gangguan lapisan air mata dengan berdampak pada kerusakan permukaan bola mata

(Syaqdiyah, 2018).

(3)

Dry eye pada pengguna lensa kontak dapat menyebabkan beberapa gejala- gejala dengan mengakibatkan ketidaknyamanan pada mata. Gejala tersebut dimulai dari mata terasa panas, mata terasa kering, mata terasa kemasukan benda asing, mata terasa berpasir, mata berair, dan mata merah (Wakarie & Rares, 2014).

Mata akan memberikan gejala sekresi mukus berlebihan, sukar menggerakan kelopak mata, mata tampak kering dan terdapat erosi kornea, konjungtiva bulbi edema, hiperemik menebal dan kusam (Eva

& Witcher, 2016).

Berdasarkan penelitian sebelumnya melaporkan bahwa 411 dari 932 pemakai lensa kontak di Inggris mengalami gejala mata kering (Efron 2012). Salah satu faktor penyebab munculnya kejadian dry eyes pada pengguna lensa kontak adalah karena tidak dilakukannya uji kadar air mata (uji Schimer) pada klien saat pemesanan lensa kontak. Hal ini dibuktikan melalui wawancara pada lima orang responden pengguna lensa kontak yang menyatakan bahwa mereka membeli lensa kontak tanpa pemeriksaan terlebih dahulu.

Selain itu, diperoleh temuan bahwa mereka mengalami keluhan gejala dry eyes berupa mata terasa kering dan merah ketika terlalu lama di tempat ber-AC.

Air mata merupakan unsur sangat penting dalam menjaga kesehatan mata. Kadar dan volume air mata sangat penting untuk menjaga permukaan kornea mata tetap halus, sehat dan transparan (Ilyas &

Rahayu, 2017). Peran air mata dijelaskan sebagai perlindungan utama pada mata untuk membersihkan benda asing masuk pada mata.

Kejadian dry eyes pada pengguna lensa kontak sudah menjadi permasalahan penting. Penggunaan lensa kontak dapat berdampak negatif bagi penggunanya terutama jika pengetahuan tentang perawatan lensa kontaknya kurang.

Pengetahuan mengenai perawatan dan penggunaan lensa kontak merupakan hal sangat penting diketahui bagi pengguna lensa kontak, sehingga dampak negatif dan efek samping dapat dihindari

(4)

(Nazhriyah, 2016). Kepatuhan menjadi dasar pokok untuk perawatan dan pemeliharaan pada pemakaian lensa kontak. Menurut Fonn et al (1998) kepatuhan pasien dan keberhasilan pemakaian lensa kontak tergantung pada pemilihan cara pemakaian lensa kontak yang cocok bagi pasien. Pemilihan tergantung pada pada faktor seperti tipe lensa, bahan lensa, lifestyle, dan kebutuhan pasien. Pengguna lensa kontak pun harus sering berkonsultasi dengan dokter ahli untuk mengetahui keadaan mata dengan kecocokan lensa kontak agar tidak terjadi dry eyes syndrome (Wakarie & Rares, 2014)

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kejadian dry eyes syndrome pada pengguna lensa kontak, serta mengetahui hubungan antara pengetahuan penggunaan lensa kontak dengan kejadian dry eyes syndrome.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian korelasional analitik. Penelitian

dilakukan di SMA Negeri 1 Tasikmalaya pada bulan Januari 2020.

Kriteria inklusi yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah pengguna lensa kontak dengan pemakaian lebih dari 6 bulan.

Kriteria eksklusi yang digunakan adalah siswa yang mengalami dry eyes karena bergadang, lingkungan berdebu, dan menghadapi monitor terlalu lama. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik total sampling, yaitu sebanyak 46 responden.

Penelitian menggunakan instrumen berupa kuesioner yang terdiri dari 20 pernyataan mengenai cara pakai, penyimpanan, dan lama pakai lensa kontak serta kejadian dry eyes.

Setelah responden mengisi kuesioner, dilakukan uji Schrimer untuk mengukur kuantitas air mata responden yang direkam dalam lembar observasi.

Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan secara univariat dan bivariat. Tingkat pengetahuan siswa mengenai perawatan dan pemakaian lensa

(5)

kontak dikategorikan menjadi pengetahuan baik, pengetahuan cukup, dan pengetahuan kurang (Budiman & Agus, 2013), sedangkan hubungan tingkat pengetahuan pengguna lensa kontak dan kejadian dry eyes dianalisis dengan menggunakan cross tabulation, dan uji Chi-square.

HASIL & PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengetahuan dan angka kejadian dry eyes pada siswa pengguna lensa kontak di kelas X dan XI SMA Negeri 1 Tasikmalaya.

Sebanyak 46 responden yang bersedia menjadi sampel untuk penelitian dengan mengisi kuesioner dan uji Schrimer.

Peneliti terlebih dahulu memberikan pertanyaan berbentuk kuesioner terhadap responden pengguna lensa kontak dengan lama pengerjaan selama 15 menit. Pada kuesioner terdapat pernyataan kesediaan menjadi reponden, pertanyaan terkait demografi, dan pertanyaan mengenai pengetahuan pengguna lensa kontak terhadap dry eyes yang harus diisi oleh responden. Selanjutnya, responden diberi pertanyaan

mengenai pemakaian obat-obatan (antihistamin, antidepresan, hipertensi, dan hormon) dalam waktu 2 minggu terakhir, pertanyaan mengenai riwayat penyakit seperti rheumatoid, sindrom Sjogren, Diabetes Mellitus, kelainan mata luar, riwayat operasi mata dan aktifitas sebelum penelitian seperti begadang, menatap layar gadget terlalu lama dan aktifitas dalam ruangan AC terlalu lama. Hal tersebut dilakukan agar peneliti mengambil sampel hanya pengguna lensa kontak tanpa terpengaruh penggunaan obat-obatan, riwayat penyakit, dan aktifitas sebelum melakukan uji Schrimer. Pada uji Schrimer 1 peneliti mengamati kuantitas kedua air mata responden selama 5 menit dan mencatat hasil dari kuatitas air mata tersebut ke dalam data yang akan diolah dan dianalisis oleh peneliti.

Tingkat Pengetahuan Pemakaian Lensa Kontak, Lama Pakai Lensa Kontak, Penyimpanan, dan Dry Eyes

Pemakaian lensa kontak dijelaskan sebagai bagian dari perawatan lensa kontak dengan tujuan memberikan pengetahuan kepada pengguna lensa

(6)

kontak. Tabel 1 di bawah ini menyajikan pengetahuan pemakaian lensa kontak.

Tabel 1 Tingkat Pengetahuan Pemakaian Lensa Kontak Pada Siswa Tingkat

Pengetahuan

Jumlah Persentase

Baik 46 100%

Cukup 0 0

Kurang 0 0

Total 46 100%

Data dari tabel 1 di atas menunjukan bahwa seluruh siswa pemakai lensa kontak memiliki tingkat pengetahuan pemakaian lensa kontak kategori baik sebanyak 46 orang (100%).

Informasi mengenai pemakaian lensa kontak dibutuhkan agar pengguna bisa menyesuaikan dengan tipe lensa, bahan lensa, lifestyle, dan kebutuhan.

Hal tersebut ditujukan agar lensa kontak sesuai terhadap kondisi matanya. Informasi mengenai pemakaian lensa kontak terkadang diabaikan oleh beberapa pengguna lensa kontak dan hanya sekedar tahu mengenai pemakaiannya saja tanpa mengetahui kondisi mata yang cocok terhadap lensa kontak.

Edukasi mengenai informasi pemakaian lensa kontak merupakan sesuatu hal yang penting. Dengan mengetahui informasi lensa kontak yang dipakai, pengguna akan lebih

mematuhi perawatan lensa kontak yang akan dipakainya lagi serta lebih mempertimbangkan lensa kontak sebagai media untuk memperbaiki tajam penglihatan daripada mengabaikan kesehatan matanya.

Dengan demikian diharapkan siswa tidak hanya tahu tentang perlakuan pemakaian lensa kontak yang baik tapi juga dapat menerapkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Pemakaian lensa kontak dijelaskan sebagai kebiasaan yang harus dilakukan ketika menggunakan lensa kontak. Berbeda halnya dengan lama pakai lensa kontak yang ditentukan dengan waktu perawatan yang tepat pada tiap jenis lensa kontak. Data mengenai tingkat pengetahuan lama pakai lensa kontak disajikan pada tabel 2 dibawah ini.

Tabel 2 Tingkat Pengetahuan Lama Pakai Lensa Kontak pada Siswa Tingkat

Pengetahuan

Jumlah Persentase

Baik 32 69,6%

Cukup 9 21,7%

Kurang 4 8,7%

Total 46 100%

Data dari tabel 2 di atas menunjukan bahwa tingkat pengetahuan lama pakai lensa kontak pada siswa yang

(7)

berpengetahuan baik sebanyak 32 orang (69,6%), berpengetahuan cukup sebanyak 9 orang (21,7%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 4 orang (8,7%).

Pengetahuan tentang lama pakai dibutuhkan pengguna lensa kontak karena lama pakai lensa kontak salah satu faktor timbulnya dry eye.

Semakin lama penggunaan lensa kontak maka risiko terjadinya dry eye meningkat. Menurut Syaqdiyyah et al (2018) menjelaskan bahwa lama penggunaan lensa kontak akan meningkatkan angka kejadian dry eyes. Jadi pengetahuan tentang lama pakai sangat dibutuhkan sebagai informasi bagi pengguna lensa kontak agar mengetahui perawatan serta menurunkan angka kejadian dry eyes pada pengguna lensa kontak.

Penyimpanan lensa kontak diketahui sebagai faktor keberhasilan dari perawatan lensa kontak. Tabel 3 di bawah ini menunjukan tingkat pengetahuan tentang penyimpanan lensa kontak.

Tabel 3 Tingkat Pengetahuan Penyimpanan Lensa Kontak Pada Siswa

Tingkat Pengetahuan

Jumlah Persentase

Tinggi 27 58,7%

Cukup 14 30,4%

Kurang 5 10,9%

Total 46 100%

Data dari tabel 3 di atas menunjukan bahwa dari 46 responden, siswa yang berpengetahuan baik sebanyak 27 orang (58,7%), berpengetahuan cukup sebanyak 14 orang (30,4%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 5 orang (10,9%). Siswa dengan pengetahuan baik terhadap penyimpanan lensa kontak senantiasa memiliki kepatuhan terhadap perawatan lensa kontak misalnya tempat lensa kontak dicuci dan dikeringkan setiap kali dipakai, lensa kontak tidak boleh disimpan dengan sembarang tempat, dan penggunaan cairan setelah perendaman tidak digunakan untuk kedua kalinya.

Informasi tersebut dapat dijadikan kebiasaan dalam merawat lensa kontak yang benar. Pengetahuan tentang penyimpanan lensa kontak juga dibutuhkan oleh individu dalam mempertahankan kebiasaan hidup yang sesuai dengan kesehatan dan akan menciptakan kesejahteraan serta kesehatan yang optimal.

Gejala dry eyes mengakibatkan ketidaknyamanan pada pengguna lensa kontak. Beberapa gejala dry eyes dapat dirasakan pada pengguna lensa kontak. Pada tabel 4

(8)

menyajikan hasil data dari gejala dry eyes pada pengguna lensa kontak.

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Gejala Dry Eyes Pada Siswa Pengguna Lensa Kontak

Karakteristik Dry Eyes Symptom

F(orang) Persentase

Mata terasa panas

5 10,9%

Mata terasa kering

17 37%

Mata terasa kemasukan benda asing

19 41,3%

Mata berair 1 2,2%

Mata terasa berpasir

15 32,6%

Mata merah 11 23,9%

Total 46 100%

Data dari tabel 4 di atas menunjukan bahwa gejala yang paling banyak diantaranya mata terasa kemasukan benda asing (41,3%), sedangkan gejala yang paling sedikit dikeluhkan pada mata berair (2,2%).

Lensa kontak dapat menurunkan sensitivitas permukaan mata sehingga refleks produksi lapisan air mata menurun. Peningkatan penguapan disertai penurunan produksi lapisan air mata menyebabkan sebagian besar pengguna lensa kontak mengalami mata kering dan beberapa responden lebih meninggalkan atau melepaskan lensa kontak. Menurut Sitompul (2015) peningkatan penguapan disertai penurunan produksi lapisan air mata menyebabkan sebagian

besar pengguna lensa kontak mengalami mata kering. Untuk mengetahui kuantitas air mata dapat dilakukan uji Schrimer. Hal tersebut dilakukan untuk pengukuran objektif kuatititas air mata. Pada tabel 5 dibawah ini menyajikan hasil data kuantitas air mata pengguna lensa kontak pada mata kanan.

Tabel 5 Gambaran Produksi Air Mata Pengguna Lensa Kontak Pada Siswa Produksi

Air Mata (satuan

mm)

Jumlah Persentase Mata

Kanan

Mata Kiri

Mata Kana

n

Mata Kiri

<10 7 6 15,2

%

13%

11-30 30 28 65,2

%

60,9

%

>30 9 12 19,6

%

26,1

% Total 46 46 100% 100%

Dry eyes pada mata mengakibatkan keluhan paling banyak seperti mata terasa kering dan mata terasa kemasukan benda asing. Untuk mengetahui kuantitas air mata dilakukan uji Schrimer. Dari tabel 5 menunjukkan bahwa angka kejadian dry eyes menggunakan uji Schrimer pada siswa terdapat 7 mata kanan (15,2%) dan 6 mata kiri (13%) mengalami dry eyes. Selanjutnya, terdapat 39 mata yang tidak mengalami dry eyes dengan berbagai perbedaan antara kuantitas air mata kanan serta air mata kiri.

(9)

Dry eyes dijelaskan sebagai penurunan kuantitas air mata.

Apabila pengguna lensa kontak mengalami gejala dry eyes maka mengakibatkan ketidaknyamanan pada penggunaan lensa kontaknya.

Oleh karena itu, dibutuhkan pengetahuan mengenai dry eyes kepada pengguna lensa kontak.

Pengambilan sampel menggunakan kuesioner dari beberapa aspek seperti pemakaian lensa kontak, lama pemakaian lensa kontak, penyimpanan lensa kontak, dan pengetahuan seputar dry eyes.

Tabel 6 Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pengguna

Lensa Kontak Tentang Dry Eyes Tingkat

Pengetahuan

Jumlah Persentase

Baik 76-100% 27 58,7%

Cukup 60-75% 18 39,1

Kurang <60% 1 2,2%

Total 46 100%

Data dari tabel 6 di atas menunjukan bahwa terdapat 27 orang (58,7%) memiliki pengetahuan baik, 18 orang (39,1%) memiliki pengetahuan cukup, 1 orang (2,2%) memiliki pengetahuan kurang. Menurut Rahmawati (2019) bahwa penderita dry eyes sering merasakan ketidaknyamanan dalam mata sehingga mereka sering mengeluhkan iritasi dan sering merasa ada benda asing di mata. Hal

itu, sejalan juga pada penelitian Wakarie dan Rares (2014) menunjukan bahwa mata kering, mata terasa kemasukan benda asing merupakan gejala yang banyak dirasa pengguna lensa kontak. Maka pengguna lensa kontak apabila mengalami gejala dry eyes lebih baik diperiksakan kembali kesehatan matanya terhadap lensa kontak yang akan digunakannya. Responden yang memiliki gejala dry eye diketahui sebagai kelompok yang paling sedikit volume air mata pada permukaan matanya dan hasil uji Schirmer yang paling rendah.

Berkurangnya volume air mata yang terjadi pada subjek tersebut mungkin berhubungan dengan terjadinya dry eyes.

Pentingnya memberikan informasi dampak dry eyes pada pengguna lensa kontak agar mencegah risiko kejadian dry eyes pada pengguna lensa kontak karena kuantitas air mata erat kaitannya dengan kenyamanan dalam menggunakan lensa kontak. Untuk memperoleh informasi tersebut, pengguna lensa kontak harus berkonsultasi kepada ahli lensa kontak agar mengetahui

(10)

kesesuaian lensa kontak dengan kondisi matanya. Menurut Sitompul (2015) pengguna lensa kontak perlu mengunjungi dokter minimal sekali setahun untuk memeriksa kondisi mata. Hal tersebut dibutuhkan agar penderita dry eyes pada pengguna lensa kontak dapat teratasi dengan baik

Hubungan Pengetahuan Pengguna Lensa Kontak dengan Kejadian Dry Eyes

Pengujian hubungan pengetahuan pengguna lensa kontak dengan kejadian dry eyes dilakukan dengan menggunakan uji Pearson’s Chi Square. Uji ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel kategorikal. Karena manusia memiliki dua mata, dan kejadian dry eyes dapat dialami oleh kedua mata ataupun salah satu mata, maka penulis melakukan uji satu per satu untuk masing-masing mata.

Pada uji Chi-square diketahui nilai pengetahuan pengguna lensa kontak terhadap kejadian dry eyes pada mata kanan dihasilkan nilai Asyim. Sig sebesar p = 0,847 (p > 0.05). Dengan demikian diperoleh hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara

pengetahuan pengguna lensa kontak dengan kejadia dry eyes untuk mata kanan. Sedangkan hubungan pengetahuan pengguna lensa kontak terhadap kejadian dry eyes pada mata kiri dihasilkan nilai Asyim. Sig sebesar p = 0,698 (p > 0.05). Dari hasil uji tesebut maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan pengetahuan baik, sedang, maupun rendah terhadap angka kejadian dry eyes untuk mata kiri. Baik untuk mata kanan dan mata kiri, tidak terdapat hubungan antara pengetahuan pengguna lensa kontak dengan kejadian dry eyes.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitan diperoleh kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan pemakaian lensa kontak dikategorikan baik; tingkat pengetahuan lama pakai lensa kontak dikategorikan baik; dan tingkat pengetahuan penyimpanan lensa kontak dikategorikan baik.

Keluhan yang sering dirasa ketika menggunakan lensa kontak pada mata terasa kemasukan benda asing

(11)

(41.3%). Dengan penilaian objektif menggunakan uji Schrimer terdapat 7 mata kanan (15,2%) dan 6 mata kiri (13%) mengalami dry eyes.

Selanjutnya, tidak terdapat hubungan antara pengetahuan pengguna lensa kontak dengan kejadian dry eyes.

SARAN

Penelitian ini sebaiknya menggunakan populasi yang lebih luas lagi dan mencari faktor risiko yang berhubungan dengan dry eyes.

Pengguna lensa kontak diharapkan sering melakukan pemeriksaan mata apabila mengalami mata kering dan sebelum memutuskan untuk menggunakan lensa kontak lebih baik berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter ahli atau optometrist untuk mengetahui lebih lanjut keaadaan dari mata sehingga tidak terjadi efek samping maupun komplikasi akibat dari penggunaan lensa kontak yang kurang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, H. (2018). Lensa kontak:

keamanan dan pencegahan komplikasi. Jurnal Biomedika dan Kesehatan Vol.1 No. 3, 170-171.

Budiman, & Agus, R. (2013). Kapita Selekta Kuesioner:

Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan.

Jakarta Selatan: Salemba Medika.

Efron, N. (2012). Contact Lens Complications. Saint Louis:

Elsevier.

Eva, P. R., & Witcher, J. P. (2016).

Vaughan & Asbury : Oftalmologi Umum Ed(17).

Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Fonn, D., Sulaiman, S., Cox, I., Williams, L., Terry, R., &

Reyes, M. M. (1998). Modul 5: Perawatan &

Pemeliharaan ed(1). Sydney:

IACLE.

Ilyas, S., & Rahayu, S. (2017). Ilmu Penyakit Mata Ed. 5. Jakarta:

FK Universitas Indonesia.

Kemenkes RI. (2013). Penyajian Pokok-Pokok Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013.

Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

Nazhriyah, R. (2016). Gambaran Tingkat Pengetahuan Pelajar Putri Tentang penggunaan Lensa Kontak di SMK Nusantara 1 Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2015 [Skripsi]. Jakarta:

Universitas Islam Syarif Hidayatullah.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 41 Tahun 2015.

Rahmawati, I. (2019). Pengaruh Penggunaan Lensa Kontak, Kelembapan, Dan

Pengatahuan Terhadap Dry Eyes Syndrome. Jurnal

(12)

Keperawatan

Muhammadiyah 4 (1), 58-62.

Sitompul, R. (2015). Perawatan Lensa Kontak untuk

Mencegah Komplikasi. eJKI Vol. 3, No. 1, 77-85.

Syaqdiyah, W. H., Prihatningtias, R.,

& Saubiq, A. N. (2018).

Hubungan Lama Pemakaian Lensa Kontak Dengan Mata Kering. JURNAL

KEDOKTERAN

DIPONEGORO Vol 7(2), 462-271.

Wakarie, P. R., & Rares, L. (2014).

Perbandingan Produksi Air Mata Pada Pengguna Lensa Kontak Dengan Yang Tidak Menggunakan Lensa Kontak.

e-Clinic 2 (1).

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa mitos yang beredar di masyarakat meliputi : penggunaan dua kondom dapat meminimalisasi risiko kebocoran, faktanya jelas tidak benar bahkan penggunaan kondom

Myös muut opettajat yhtyivät siihen, että yhteisen tekemisen kautta oppilaiden yhteenkuuluvuuden tunne lisääntyy ja oppilaat kokevat kuuluvansa porukkaan. Yhteenkuuluvuutta

Tema lima mengenai konsep Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dengan bentuk representasi verbal, soal tentang menyatakan jenis gerak benda yang bergerak denan

Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dimana data diperoleh dari penelitian berupa tuturan atau percakapan antara dosen dan mahasiswa dalam seminar

Analisa Kepuasan Pelanggan Terhadap Kualitas Pelayanan Jasa Sewa Truck Dengan Metode Importance Performance Analysis (Ipa) Dan Potential Gain In Customer Value (Pgcv)

Sitokinin secara garis besar dapat memacu pertumbuhan vegetatif bagian atas tanaman kentang, sedangkan pemberian paklobutrazol dapat mempercepat masa inisiasi ubi, sehingga pada

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa rancangan tes dan evaluasi fisika yang informatif dan komunikatif yang dikembangkan untuk

Untuk memperoleh data implementasi metode drill (latihan) pada pembelajaran Al- Qur’an ini, jenis penelitian yang digunakan ol eh penulis adalah penelitian lapangan ( field