• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV METODE PENELITIAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

45 4.1. Subyek dan Obyek Penelitian

Moleong (2010:132) mendeskripsikan, “Subjek penelitian sebagai informan, yang artinya orang pada latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian”. Sedangkan Supranto (2000:21) mendefinisikan, “Obyek penelitian adalah himpunan elemen yang dapat berupa orang, organisasi atau barang yang akan diteliti”.

Adapun subyek dari penelitian ini adalah mahasiswa Politeknik Perdana Mandiri. Sedangkan obyek dari penelitian ini adalah Marketing Public Relations (MPR) terdiri dari: publikasi, acara, pemberian sponsor, berita, pidato, kegiatan layanan masyarakat, dan media identitas. Obyek penelitian selanjutnya adalah citra lembaga, meliputi: kognitif, afektif, evaluatif, dan behavioral.

4.2. Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2018:2).

Adapun penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, survey, serta deskriptif verifikatif. Berkaitan dengan metode kuantitatif, Sugiyono (2018:23) mengatakan:

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Selanjutnya menurut Sugiyono (2018:48), “Metode penelitian survei adalah metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau atau saat ini, tentang keyakinan, pendapat, karakteristik, perilaku, hubungan variabel, dan untuk menguji beberapa hipotesis tentang variabel sosiologis dan psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu,

(2)

teknik pengumpulan data dengan pengamatan (wawancara atau kuesioner) yang tidak mendalam, dan hasil penelitian cenderung untuk digeneralisasikan”.

Istijanto (2007:13) menambahkan, “Riset deskriptif merupakan jenis riset yang bertujuan menggambarkan sesuatu. Dalam riset deskriptif, peneliti diasumsikan telah memiliki pemahaman tentang masalah riset dan telah mengetahui jenis informasi yang akan dicari. Riset deskriptif relatif paling banyak dilakukan dalam riset pemasaran”. Melalui jenis penelitian deskriptif, maka dapat diperoleh deskripsi mengenai gambaran MPR dan citra Politeknik Perdana Mandiri.

Sedangkan yang dimaksud dengan penelitian verifikatif adalah pada dasarnya ingin menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan (Arikunto, 2006:8).

4.3. Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel adalah mengoperasionalkan suatu konsep agar dapat diukur, dilakukan dengan cara melihat dimensi perilaku, aspek, atau karakteristik yang ditunjukkan oleh suatu konsep (Hermawan, 2006:95).

Selanjutnya Sugiyono (2018:68) mengatakan, “Variabel penelitian sebagai suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Sugiyono (2018:68) menambahkan:

Variabel independen, sering disebut sebagai variabel stimulis, prediktor, antecedent, atau variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Sedangkan variabel dependen, sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen, atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Berdasarkan definisi di atas, penelitian ini dibatasi pada variabel bebas/independen MPR (X) dan citra lembaga sebagai variabel dependen (Y).

Berikut ini operasionalisasi variabelnya secara rinci:

(3)

Tabel 4.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Teoritik

Definisi

Operasional Subvariabel Indikator No

Item Skala Marketing

Public Relations (MPR)

“Marketing Public Relations pada dasarnya

merupakan komunikasi antara organisasi dengan pelanggan, konsumen, masyarakat.

Pengelolaan komunikasi dengan tujuan tertentu, sehingga dapat mempunyai bentuk-bentuk pengembangan dari komunikasi organisasi sebagai pilihan maupun kombinasi yang

sesuai dan

ditetapkan” (Henry, 2000:2).

Marketing Public Relations (MPR) merupakan aktivitas PR yang didesain untuk mendukung tujuan pemasaran yang mencakup

meningkatkan kesadaran, menginformasikan dan mengedukasi, mendapatkan pemahaman, membangun kepercayaan, memberi alasan kepada konsumen untuk membeli produk, dan memotivasi permintaan konsumen (Belch dan Belch dalam Prasetyo dkk, 2018:141-142).

Marketing Public Relations adalah sebuah proses perencanaan dan pengevaluasian

MPR adalah proses dan aktivitas PR dalam

merencanakan dan mengevaluasi program pemasaran yang mendukung tujuan pemasaran, yakni merangsang penjualan dan peningkatan jumlah pelanggan, yang dilakukan melalui upaya

mengkomunikasikan informasi yang kredibel dan kesan

yang dapat

menghubungkan perusahaan, produk dengan kebutuhan, serta perhatian pelanggan,

konsumen, dan masyarakat; serta mengedukasi, mendapatkan pemahaman, membangun kepercayaan, dan memotivasi permintaan konsumen.

1. Publikasi

2. Acara

3. Pemberian sponsor

4. Berita

5. Pidato

6. Kegiatan layanan masyarakat

7. Media identitas

a. Daya tarik brosur.

b. Kelengkapan informasi lengkap dalam brosur.

a. Daya tarik acara.

b. Penyebarluasan informasi acara.

a. Frekuensi

mensponsori acara.

b. Pemasaangan identitas pada media promosi

acara yang

disponsori.

a. Media berita.

b. Daya tarik isi berita.

a. Pembicara dalam berbagai acara.

b. Daya tarik isi pembicaraan dalam setiap acara.

a. Frekuensi menyelenggarakan kegiatan layanan masyarakat.

b. Media publikasi kegiatan layanan masyarakat.

a. Daya tarik bangunan kampus.

b. Keunikan logo kampus.

c. Kekhasan jaket almamater mahasiswa.

d. Popularitas media identitas kampus.

1, 2

3, 4

5, 6

7, 8

9, 10

11, 12

13 s.d.

16

Ordinal

(4)

program yang merangsang penjualan dan pelanggan. Hal tersebut dilakukan melalui

pengkomunikasian informasi yang kredibel dan kesan- kesan yang dapat menghubungkan perusahaan, produk dengan kebutuhan, serta perhatian pelanggan (Thomas L. Haris dalam Ali, 2017:37).

Citra Lembaga/

Perusahaan

‘Citra lembaga digambarkan secara keseluruhan sebagai kesan yang dibuat di dalam pikiran masyarakat tentang suatu organisasi’ (Barich dan Kotler dalam Adriza, 2015:84).

‘Citra perusahaan adalah persepsi yang mencakup keseluruhan dari impresi visual logo

sampai ke

pengamatan dan pengalaman dari produk, jasa, dan perilaku

perusahaan secara umum. Dengan kata lain bahwa citra perusahaan adalah apa yang dilakukan

perusahaan tersebut’ (Smith dalam Adriza, 2015:83).

‘Citra perusahaan adalah citra yang dimiliki perusahaan atau lembaga secara keseluruhan.

Citra ini terbentuk oleh riwayat keberhasilan, stabilitas di bidang keuangan, kualitas produk,

keberhasilan ekspor, hubungan

Citra

lembaga/perusahaan adalah persepsi dan kesan masyarakat mengenai gambaran keseluruhan suatu lembaga, meliputi visual logo, pengalaman serta pengamatan terhadap produk dan perilaku lembaga;

persepsi ini terbentuk oleh riwayat

keberhasilan, stabilitas di bidang keuangan, kualitas produk,

keberhasilan ekspor, hubungan indusri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial, dan komitmen

mengadakan riset.

1. Kognitif

2. Afektif

3. Evaluatif

4. Behavioral

Pengetahuan mengenai suatu tempat.

Perasaan mengenai suatu tempat.

Cara mengevaluasi suatu tempat.

Perilaku terhadap suatu tempat

1, 2

3 s.d 6

7, 8

9 s.d 11

Ordinal

(5)

indusri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial, dan komitmen

mengadakan riset’(Jefkins dalam Adriza, 2015:83).

Sumber: Hasil pengolahan data dan referensi buku

4.4. Jenis dan Sumber Data

Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka (Arikunto, 2010:161). Adapun jenis-jenis data menurut para ahli seperti dikutip Arikunto adalah sebagai berikut:

1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah suatu karakteristik dari suatu variabel yang nilai- nilainya dinyatakan dalam bentuk numerikal (Kustituanto dan Badrudin, 1994:9).

2. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah suatu karakteristik dari suatu variabel yang nilai- nilainya dinyatakan dalam bentuk non-numerikal atau atribut-atribut (Kustituanto dan Badrudin, 1994:9). Biasanya data tersebut berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar, seperti literatur-literatur serta teori-teori yang berkaitan dengan penelitian penulis.

Sumber data penelitian adalah sumber dimana data yang diperlukan untuk penelitian dapat diperoleh, baik secara langsung yang berhubungan dengan objek penelitian maupun data yang diperoleh secara tidak langsung berhubungan dengan objek penelitian. Sugiyono (2012:193) membagi sumber data penelitian sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data pada pengumpul data. Data primer dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan kuesioner. Kemudian dalam pengumpulan data primer ini, peneliti mengkombinasikan ketiganya yang ditujukan kepada para responden.

(6)

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Data sekunder sendiri diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

a. Data Sekunder Internal

Data sekunder internal adalah data yang didapat dari dalam perusahaan dimana penelitian dilakukan, misalnya laporan perusahaan atau data-data perusahaan.

b. Data Sekunder Eksternal

Data sekunder eksternal adalah data yang berasal dari luar perusahaan, misalnya pustaka hasil penemuan, yaitu dari skripsi, tesis, artikel jurnal, internet, publikasi pemerintah, koran, dan lain sebagainya.

Adapun sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Jenis dan Sumber Data

No. Isi Data Jenis Data Sumber Data

1. Data jumlah mahasiswa Politeknik Perdana Mandiri tahun 2015 s.d 2019

Kuantitatif Sekunder/Politeknik Perdana Mandiri 2. Tanggapan responden mengenai

MPR

Kualitatif Primer/Mahasiswa 3. Tanggapan responden mengenai

citra lembaga

Kualitatif Primer/Mahasiswa

4.5. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel 4.5.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2018:136).

Berdasarkan pengertian populasi di atas, maka yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah para mahasiswa Politeknik Perdana Mandiri

(7)

semester genap T.A. 2018/2019 sejumlah 168 (86 Prodi D3 Manajemen Informatika dan 82 Prodi D3 Administrasi Bisnis).

4.5.2. Sampel

Berkaitan dengan sampel penelitian, Sugiyono (2018:137) mengemukakan bahwa:

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.

Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Untuk menentukan ukuran sampel suatu populasi, terdapat bermacam- macam cara, baik untuk ukuran populasi yang diketahui maupun yang tidak diketahui atau terlalu besar (Umar, 2006:107). Selanjutnya, untuk menentukan berapa minimal sampel yang dibutuhkan jika ukuran populasi diketahui dan jumlah populasi lebih dari 100 orang, serta penarikan sampel dilakukan secara acak, maka dapat menggunakan rumus yang dikembangkan Taro Yamane atau Slovin sebagai berikut:

Sumber: Rakhmat (Akdon dan Hadi, 2004:107)

Berdasarkan rumus tersebut, diiperoleh jumlah sampel sebagai berikut:

𝑛 =𝑁.𝑑𝑁2+1=(168)(0,05)168 2+1= 118 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛

𝑛 = 𝑁

𝑁. 𝑑2+ 1

Keterangan:

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi = 168

𝑑2 = Presisi (ditetapkan 5% dengan tingkat kepercayaan 90%)

(8)

Berikut ini rincian pembagian sampel penelitian untuk setiap program studi ini di Politeknik Perdana Mandiri:

Tabel 4.3

Jumlah Sampel Penelitian Setiap Program Studi Politeknik Perdana Mandiri

Program Studi Jumlah Sampel Setiap Program Studi D3 Administrasi Bisnis = 82/168 X 118 = 58 D3 Manajemen Informatika = 86/168 X 118 = 60

Total sampel 118

Namun realisasinya, kuesioner yang diisi dan dikembalikan responden adalah sejumlah 108. Sekaran (2006:73) menyatakan bahwa:

Untuk menentukan sampel dari populasi, digunakan perhitungan maupun acuan tabel yang dikembangkan para ahli. Secara umum, untuk penelitian korelasional, jumlah sampel minimal untuk memperoleh hasil yang baik adalah 30, sedangkan dalam penelitian eksperimen jumlah sampel minimum 15 dari masing-masing kelompok dan untuk penelitian survey jumlah sampel minimum adalah 100.

4.5.3. Teknik Penarikan Sampel

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2018:139). Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini, digunakan teknik probability sampling, khususnya Proportionate Stratified Random Sampling. Menurut Sugiyono (2018:140),

“Probabillity sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”. Selanjutnya terkait dengan Proportionate Stratified Random Sampling, Sugiyono (2018:140) menambahkan, “Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional”.

(9)

4.6. Uji Validitas dan Reliabilitas

Sugiyono (2010:398) mengemukakan bahwa:

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian kuantitatif, kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen serta kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kuesioner.

Adapun penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner dimana hasil skoringnya untuk variabel X (MPR) dan variabel Y (citra lembaga), tersaji dalam Bab V.

4.6.1. Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2018:198). Sekaran (Kusnendi, 2008:94) mengatakan bahwa:

Dalam praktik penelitian, dari sekian metode yang ada pada umumnya para peneliti biasa menggunakan korelasi item-total (item-total correlation) dan atau korelasi item-total dikoreksi (corrected item-total correlation) sebagai statistik uji validitas. Sedang pengujian reliabilitas, para peneliti biasa menggunakan koefisien alpha cronbach.

Penelitian ini menggunakan korelasi item-total dikoreksi (corrected item-total correlation) sebagai statistik uji validitas karena jumlah item yang diuji relatif kecil, dimana untuk X dan Y, jumlah item yang diuji masing- masing adalah 16 dan 11. Hal ini berdasarkan pernyataan Azwar (Kusnendi, 2008:95), ‘Koefisien korelasi item total dikoreksi digunakan jika jumlah item yang diuji relatif kecil, yaitu kurang dari 30’.

Selanjutnya Azwar (Kusnendi, 2008:96) mengemukakan, ‘Untuk menentukan item mana yang memiliki validitas yang memadai, para ahli menetapkan patokan besaran koefisien korelasi item total dikoreksi sebesar 0,25 atau 0,30 sebagai batas minimal valid tidaknya sebuah item’. Jika

(10)

koefisien reliabilitas hasil perhitungan menunjukkan angka ≥ 0,6, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen yang bersangkutan dinyatakan reliabel (Sekaran dalam Mustafa, 2009:226).

Perhitungan validitas item penelitian ini menggunakan bantuan Program SPSS 21.0. Adapun langkah-langkah dan hasil perhitungan validitas setiap variabel, tersaji dalam Bab V.

4.6.2. Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2018:198-199).

Pengujian reliabilitas instrumen dengan rentang skor antara satu sampai dengan lima, menurut Umar (2006:146) menggunakan rumus Cronbach Alpha sebagai berikut:

Sumber: Umar (2006:146)

Keterangan:

𝑟11 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan 𝜎𝑡 = Varians total

∑𝜎𝑏2 = Jumlah varian butir

Jumlah varian butir dapat dihitung melalui nilai varian tiap butirnya, kemudian dijumlahkan sebagai berikut:

𝑟11= [ 𝑘

𝑘 − 1] [1 −∑ 𝜎𝑏2 𝜎𝑡 ]

𝛼 = [∑ 𝑋2(∑ 𝑋)2 𝑛

𝑛 ]

(11)

Ghozali (Kurniawan, 2014:102-103) mengemukakan bahwa pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut:

1. Repeat measure: di sini seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dari jawabannya.

2. One shot: di sini pengukuran hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain. Ada suatu nilai ketentuan untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk dikatakan reliabel jika memiliki Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnally, 1967).

Adapun perhitungan reliabilitas item penelitian ini menggunakan bantuan Program SPSS 21.0, dengan langkah-langkah seperti perhitungan validitas item. Hasil perhitungan reliabilitas variabel X dan Y melalui SPSS dan rekapitulasinya, tersaji pada Bab V.

4.7. Teknik Pengumpulan Data

Apabila dilihat dari cara atau tekniknya, pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan wawancara, kuesioner, dan studi literatur.

1. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, melalui tatap muka maupun menggunakan telepon (Sugiyono, 2018:220). Pada penelitian ini, wawancara dilakukan dengan staf Bagian Umum dan staf Bagian Akademik kampus serta beberapa mahasiswa.

2. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

(12)

efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas (Sugiyono, 2018:225). Dalam penelitian ini, kuesioner berlaku sebagai data primer. Kuesioner yang digunakan dan disebarkan kepada responden merupakan angket terbuka dan tertutup.

3. Studi Literatur

Studi literatur merupakan usaha pengumpulan informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan variabel yang diteliti. Studi literatur dapat diperoleh melalui sumber-sumber sebagai berikut:

a. Buku

b. Jurnal penelitian

c. Dokumen lokasi penelitian

d. Artikel di surat kabar online/internet

4.8. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah umum analisis data menurut Juliandi, dkk (2014:90-91) adalah sebagai berikut:

1. Merangkum/merekap data mentah menjadi data yang lebih sederhana

Data-data jawaban dari responden direkap ke dalam tabel yang sederhana.

Data tersebut meliputi tanggapan responden mengenai variabel X dan Y.

2. Pengolahan data dengan statistik tertentu

Pengolahan data ini menggunakan cara manual atau software statistik, seperti SPSS.

3. Menganalisis data

Setelah nilai-nilai statistik diperoleh, maka selanjutnya nilai-nilai tersebut dianalisis atau diinterpretasikan. Analisis data untuk statistik inferensial umumnya adalah menguji hipotesis yang telah diajukan, apakah diterima atau ditolak.

(13)

Sugiyono (2018:232) mengemukakan, “Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul”. Kegiatan dalam analisis data adalah:

1. Mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden.

2. Mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden.

3. Menyajikan data tiap variabel yang diteliti.

4. Melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah.

5. Melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Sebelum membahas tahapan uji hipotesis yang dipergunakan dalam penelitian ini, terlebih dahulu disajikan metode penelitian, skala pengukuran, dan uji asumsi, yang masing-masing memiliki keterkaitan dengan uji hipotesis.

Adapun kategori dari metode penelitian ini adalah kuantitatif karena mengandung beberapa kriteria yang disyaratkan metode ini seperti dikemukakan Sugiyono (2010:33,34) sebagai berikut:

1. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi. Bila populasi terlalu luas, maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

2. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian.

Selanjutnya Sugiyono (2018:232) mengemukakan, “Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan statistik nonparametris”. Adapun penelitian ini menggunakan statistik parametris, seperti dikemukakan Sugiyono (2018:235):

Penggunaan statistik parametris dan nonparametris tergantung pada asumsi dan jenis data yang dianalisis. Statistik parametris memerlukan terpenuhi banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Selanjutnya dalam penggunaan salah satu test mengharuskan data homogen, dalam regresi harus terpenuhi asumsi linieritas.

Penggunaan kedua statistik tersebut tergantung pada jenis data yang dianalisis.

Statistik parametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio, sedangkan statistik nonparametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data nominal dan ordinal.

(14)

Umar (2014:181) menambahkan, “Uji normalitas untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen, dan keduanya berdistribusi normal, mendekati normal, atau tidak. Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal”. Terkait uji linieritas data, Santoso (2017:52) mengatakan,

“Linieritas adalah keadaan dimana hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen bersifat linier (garis lurus) dalam range variabel independen tertentu”.

Terkait dengan penyusunan instrumen penelitian, harus memahami jenis skala pengukuran yang digunakan dan tipe-tipe skala pengukuran agar instrumen bisa diukur sesuai dengan apa yang hendak diukur dan bisa dipercaya serta reliabel (konsisten) terhadap permasalahan instrumen penelitian. Maksud dari skala pengukuran ini untuk mengklasifikasikan variabel yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan langkah penelitian (Riduwan dan Sunarto, 2009:20).

Adapun skala pengukuran yang dipergunakan dalam penyusunan instrumen penelitian ini adalah Skala Likert alternatif jawaban sejumlah lima; dimana menurut Riduwan dan Sunarto (2009:20-21), “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Alternatif jawaban tersebut menurut sebagian ahli identik dengan skala ordinal dan harus ditransformasi (MSI/Method of Successive Interval) ke data interval. Hal ini dilakukan untuk memenuhi syarat analisis data statistik parametris”. Adapun langkah-langkah transformasi data ordinal (skor mentah) ke data interval (skor baku) menurut Riduwan (2003:156-158), tersaji pada Bab V.

Sehubungan dengan uji hipotesis penelitian ini, penulis menggunakan uji korelasi dan regresi untuk membuktikan hipotesis, sesuai pendapat Riduwan dan Sunarto (2014:80), “Analisis korelasi memiliki kegunaan untuk mengetahui derajat hubungan dan kontribusi variabel bebas dengan variabel terikat”.

Selanjutnya Riduwan dan Sunarto (2014:96) mengemukakan, “Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Regresi sederhana dapat

(15)

dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y)”.

Penelitian ini juga menganalisis koefisien determinasi dan menguji signifikansi. Menurut Priyatno (2013:56), “Analisis koefisien determinasi (𝑅2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen”. Selanjutnya Gani dan Amalia (2015:14-15) mengemukakan:

Uji signifikansi digunakan untuk mengetahui kenyataan hubungan antara dua variabel atau lebih dalam model regresi, hubungan (korelasi), atau perbedaan.

Tingkat signifikansi dalam model regresi adalah sebuah ukuran senyatanya hubungan fungsional antara dua variabel atau lebih. Tingkat signifikansi berada pada rentang nilai 0,000 s.d. 1,000. Tingkat signifikansi 0,000 mencerminkan yang nyata secara sempurna, sedangkan tingkat signifikansi 1,000 mencerminkan hubungan yang tidak nyata secara sempurna antara dua variabel atau lebih, berapapun nilai hubungan itu. Biasanya, batas toleransi tingkat signifikansi adalah sebesar 5% (sering disebut dengan tingkat alpha 0,05). Jadi, bila tingkat signifikansi hubungan dua variabel atau lebih berada di bawah 0,05, maka hubungan tersebut adalah signifikan atau nyata. Namun, biasanya untuk data yang bersumber dari data primer dan berbentuk cross section, sangat sulit mencapai tingkat signifikan di bawah 0,05. Sehingga menurut peneliti, untuk data primer dan berbentuk cross section, batas toleransi tingkat signifikan (tingkat alpha), utamanya untuk penelitian sosial bisa mencapai 20%

(0,20).

Referensi

Dokumen terkait

(1) data yang diperoleh dari guru berupa data hasil observasi saat proses pembelajaran berlangsung; (2) data yang diperoleh dari siswa berupa hasil observasi dan

adalah dengan merumuskan tingkat bagi hasil deposito atau equivalent rate yang dapat bersaing dengan suku bunga deposito perbankan konvensional guna meningkatkan

“dengan sengaja melakukan manipulasi, memalsukan, dan/atau menghilangkan data atau catatan pada kertas kerja atau tidak membuat kertas kerja yang berkaitan dengan jasa yang diberikan

Dengan memperhatikan informasi di atas maka untuk menentukan persamaan sumbu simetri dari suatu fungsi kuadrat, Peserta didik harus mengubah dahulu menjadi fungsi kuadrat

Dilihat dari gambar 1.7, dapat diprediksikan bahwa karyawan produksi garmen PT Sansan Saudaratex Jaya kurang puas dengan norma-norma/pedoman kerja yang dianut

This study attempted to (1) find out students’ methods in doing translation (2) investigate the actual problems of Biology Education Students of School of Graduate

Jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2016, terjadi kenaikan jumlah penduduk yang bekerja terutama di Sektor Jasa, Sektor Transportasi, Sektor Industri, Sektor

Hasil yang dari penelitian ini adalah: (1) Pemakaian alat pengaduk dengan menggunakan tongkat lengan satu buah akan membutuhkan putaran pengadukan sebanyak 3600