• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL SELF- MANAGEMENT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROFIL SELF- MANAGEMENT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL SELF- MANAGEMENT KEDISIPLINAN BELAJAR PESERTA DIDIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROGRAM PELAYANAN BK

DI SMA NEGERI 1 LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN

Yunita Rosnali1, Rahma Wira Nita2, Wira Solina2

1Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

2Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]

ABSTRACT

This research in a background by the existence of learners who have not discipline in learning and still found learners who violate school rules. The purpose of research to describe profile self-management discipline of learning learners seenfrom the aspect: (1) Management time, (2) relation between human beings, (3) Self-perspective and, (4) Implications for BK service programs. This research is a quantitative descriptive research. The population ofresearch 300 participants and 75 samples. Sampling technique of sample data is done by stratified random sampling. The instrument used is a questionnaire. The data analysis used percentage technique. The results of research reveal the profile self- management discipline of learning learners seen from: (1) The management of time is in good enough criteria, (2) Aspects of relationships between human beings are in good enough criteria and, (3) The self-perspective aspects is in good criteria. The results of this research recommended to BK teachers to be more affective in improving self-management discipline of learning learners and their implications for the program of service BK.

Keywords: Self-Management, Management Time, Relation Between Human Beings, Self-Perspective

PENDAHULUAN

Belajar dan pembentukan karakter sangat erat hubungannya, karena karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh setiap individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada setiap individu, serta merupakan

“mesin” yang mendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon sesuatu. Oleh karena itu

nilai-nilai karakter ini harus ditanamkan kepada peserta didik didalam proses pembelajaran.

Pembelajaraan adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik yang terjadi di lingkungan belajar.

Pencapaian keberhasilan dalam belajar peserta didik harus mampu mengelolah diri atau manajemenkan dirinya sendiri.

1

(2)

Pengelolaan diri atau manajemen diri dalam bahasa inggris dikenal juga dengan istilah “Self-Management”.

Adapun yang dimaksud dengan self- management (pengelolaan diri) menurut Komalasari, Eka Wahyuni dan Karsih (2011: 180) adalah “Prosedur dimana individu mengatur perilakunya sendiri. Pada teknik ini individu terlibat pada beberapa atau keseluruhan komponen dasar yaitu: menentukan perilaku sasaran, memonitor perilaku tersebut, dan mengevaluasi efektivitas prosedur tersebut”.

Pelanggaran norma-norma juga sering terjadi diproses pembelajaran salah satunya adalah masalah kedisiplinan peserta didik. Kedisiplinan merupakan persoalan penting dalam proses pembelajaran di sekolah. Tanpa kedisiplinan, peserta didik tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik sehingga ditemukan pelanggaran- pelanggaran yang mengganggu aktivitas belajar mengajar.

Menurut Imron (2011: 173) disiplin adalah Suatu keadaan dimana sesuatu itu berada dalam keadaan tertib, teratur, dan semestinya, serta tidak ada suatu pelanggaran- pelanggaran baik secara langsung

maupun tidak langsung. Sedangkan disiplin peserta didik adalah suatu keadaan tertip dan teratur yang dimiliki oleh peserta didik di sekolah, tanpa ada pelanggaran-pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap peserta didik sendiri dan terhadap sekolah secara keseluruhan.

Mengantisipasi masalah disiplin belajar, maka perlu diberikan suatu teknik untuk membimbing peserta didik dalam upaya meningkat disiplin belajar dan secara sadar berkeinginan untuk mengubah perilakunya sendiri, khususnya disiplin belajar yang rendah sehingga diharapkan dengan teknik pengubahan perilaku dapat mengamati perilaku peserta didik yang benar guna meningkatkan disiplin belajar. Teknik atau strategi yang berfungsi untuk mengubah perilaku adalah dengan menggunakan pendekatan behavior.

Salah satunya adalah dengan menggunakan self-management atau manajemen diri ( pengelolaan diri).

Denny (2007:74) menyatakan

“Manajemen diri adalah aktifitas dan manusia seharusnya mampu menerima gagasan ini dengan lebih antusias daripada kendali diri atau disiplin diri”.

(3)

Menurut Maxwell (Satria, 2012:

9) aspek-aspek yang terdapat dalam manajemen diri adalah

1. Pengelolaan waktu, waktu merupakan hal utama dalam manajemen diri. Seperti halnya kehidupan yang harus dikelola dan dikendalikan dengan sebaik- baiknya agar kerkendalikan dengan sebaik-baiknya agar tercapainya sasaran dan tujuan.

2. Hubungan antar manusia, hubungan antar sesama juga pilar utama dalam manjemen diri.

Karena setiap individu selalu berhubungan dengan orang lain.

3. Perspektif diri, perspektif diri terbentuk jika individu juga dapat melihat dirinya sama dengan apa yang dilihat orang lain pada dirinya.

Melalui layanan bimbingan dan konseling bantuan dapat diberikan oleh guru BK kepada peserta didik yang bermasalah pada bagian pengelolaan diri kedisiplianan belajar. Layanan bimbingan dan konseling tersebut dapat dikelompokkan dalam beberapa bentuk layanan. Menurut Prayitno dan Erman (2004:254) “Jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling itu layanan

orientasi dan informasi, penempatan/penyaluran, bimbingan belajar, konseling perorangan, bimbingan dan konseling kelompok”.

Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah semua peserta didik secara seseorang maupun kelompok. Salah satu prinsip BK adalah berkenaan dengan sasaran layanan, yang bermakna bahwa semua peserta didik berhak mendapatkan pelayanan BK. Guru BK harus memberikan pelayanan pada semua peserta didik termasuk peserta didik yang tidak bisa memanajemenkan dirinya kedisiplinan belajar.

Prayitno dan Erman (2004:219) menyatakan “Semua peserta didik dapat tersentuh oleh pelayanan BK di sekolah secara merata. Sehingga guru BK dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Hal ini bisa terwujud apabila ada kerjasama, perhatian, dan pelayanan BK secara optimal”.

Kenyataan dilapangan masih belum terlaksananya proses pendidikan dengan baik terutama pada disiplin belajar siswa di SMAN 1 Linggo Sari Baganti pada bulan Agustus hingga

(4)

Desember 2016, ditemukan beberapa masalah pada kedisiplinan belajar diantaranya sebagai berikut : adanya peserta didik yang terlambat dalam proses pembelajaran, adanya peserta didik yang malas dalam belajar, adanya peserta didik kurang sopan santun saat bertanya, adanya peserta didik pakaian tidak sopan seperti celana dipensilkan bagi laki-laki, bahkan baju dibuat pas badan bagi perempuan, adanya peserta didik yang sering keluar masuk kelas dalam proses pembelajaran, adanya peserta didik duduk di warung dalam proses jam pembelajaran, dan banyaknya peserta didik yang melanggar peraturan sekolah.

Berdasarkan uraian diatas, pentingnya strategi self-management (pengelolaan diri) peserta didik untuk mendisiplinkan peserta didik supaya terbentuk karakter peserta didik yang unggul dan barakhlakul karimah.

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan profil:

1. Self-management kedisiplinan belajar peserta didik di SMAN 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten

Pesisir Selatan dilihat dari aspek pengelolaan waktu.

2. Self-management kedisiplinan belajar peserta didik di SMAN 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan dilihat dari aspek hubungan antar manusia.

3. Self-management kedisiplinan belajar peserta didik di SMAN 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan dilihat dari aspek perspektif diri.

4. Self-management kedisiplinan belajar peserta didik dan implikasinya terhadap program pelayanan BKdi SMAN 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian iniadalah penelitian

“deskriptif kuantitatif”. Maksudnya penelitian ini menggambarkan suatu keadaan atau situasi tertentu sebagaimana adanya secara sistematis, aktual, akurat, kemudian ditentukan hubungan antar variabel yang akan diteliti.

Sugiyono (2013:8) menyatakan bahwa “Metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang

(5)

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan self-management peserta didik. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas xi dan xii sman 1 linggo sari baganti pesisir selatan yang berjumlah 300 orang. Penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik stratified random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 75 peserta didik.

Teknik analisis data yang digunakan adalah presentase untuk mengungkapkan aspek yang diteliti.

Rumus yang digunakan adalah teknik analisis presentase yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013:89) sebagai berikut:

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, gambaran secara umum dapat diketahui bahwa self-

management terlihat bahwa berada pada kriteria sangat baik yaitu berjumlah 1 orang peserta didik dengan persentase 1,34%, 30 orang peserta didik berada pada kriteria baik dengan persentase 40%, dan juga terdapat 42 orang peserta didik pada kriteria cukup baik dengan persentase 56%, sementara itu pada kriteria kurang baik terdapat 2 orang peserta didik dengan presentase 2,66% dan sangat kurang baik tidak terdapat sama sekali pada variabel ini.

Komalasari, Eka Wahyuni dan Karsih (2011: 180) “Self-management adalah prosedur dimana individu mengatur perilakunya sendiri. Pada teknik ini individu terlibat pada beberapa atau keseluruhan komponen dasar yaitu: menentukan perilaku sasaran, memonitor perilaku tersebut, dan mengevaluasi efektivitas prosedur tersebut”.

Sehubungan dengan hal itu, guru BK diharapkan lebih meningkatkan lagi self-management diri kediplinan belajar peserta didik sehingga peserta didik memiliki self-manajement yang lebih baik dan disiplin dalam belajar.

Gambaran self-management peserta didik dapat dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut:

(6)

1. Pengelolaan waktu

Tabel 1.Distribusi Frekuensi Skor Profil Self-Management Kedisiplinan Belajar Peserta DidikDilihat dari Aspek Pengelolaan Waktu Interval Kriteria Frekuensi % 67 – 80 Sangat

Baik 3 4

53 – 66 Baik 32 42,67 39 – 52 Cukup

Baik 36 48

25– 38 Kurang

Baik 4 5,33

< 24

Sangat Kurang Baik

0 0

Jumlah 75 100

Hasil penelitian yang dilakukan pada peserta didik dalam self- management kedisiplinan belajar dapat diketahui bahwa self-management kedisiplinan belajar peserta didik dilihat dari aspek pengelolaan waktu adalah 3 orang peserta didik berada pada kriteria sangat baik (4%), 32 orang peserta didik berada pada kriteria baik (42,67), 36 orang peserta didik berada pada kriteria cukup baik (48%), orang peserta didik berada pada kriteria kurang baik (5,33%), dan orang peserta

didik berada pada kriteria sangat kurang baik.

Menurut Maxwell (Satria, 2012:8-9) Pengelolaan waktu adalah Waktu merupakan hal utama dalam manajemen diri. Seperti halnya kehidupan yang harus dikelola dan dikendalikan dengan sebaik-baiknya agar kerkendalikan dengan sebaik- baiknya agar tercapainya sasaran dan tujuan dalam kehidupan dan pekerjaan secara efektif dan efesien. Selama ini pengertian mengelola waktu hanya diartikan sebagai cara mengalokasikan waktu secara efektif dan efesien.

Jadi dapat dimaknai profil self- management kedisiplinan belajar peserta didik di SMAN 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan dilihat dari pengelolaan waktu tergolong pada kriteria cukup baik (65,95%). Maka dari itu guru BK perlu meningkatkan penerapan self- management kedisiplinan belajar pada aspek pengelolaan waktu terhadap peserta didik. Pengolaan waktu sangat penting untuk self-manajement kedisiplinan belajar. Karena jika peserta didik bisa memanajemenkan diri, maka peserta didik akan disiplin dalam belajar.

(7)

2. Hubungan antar manusia

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Skor Profil Self-Management Kedisiplinan Belajar Peserta Didik Dilihat dariAspek Hubungan antar Manusia

Hasil penelitian yang dilakukan pada peserta didik dalam self- management kedisiplinan belajar dapat diketahui bahwa self-management kedisiplinan belajar peserta didik dilihat dari aspek hubungan antar manusia 1 orang peserta didik berada pada kriteria sangat baik (1,33%), 25 orang peserta didik berada pada kriteria baik (33,33%), 48 orang peserta didik

berada pada kriteria cukup baik (64%), 1 orang peserta didik berada pada kriteria kurang baik (1,33%), dan peserta didik berada pada kriteria sangat kurang baik.

Menurut Maxwell (Satria, 2012:8-9) Hubungan antar manusia adalah hubungan antar manusia juga pilar utama dalam manjemen diri. Karena setiap individu selalu berhubungan dengan orang lain dalam hampir semua aspek kehidupan. Hubungan personal yang erat dapat menjadi sumber kekuatan dan pembaharuan yang terus menerus. Efektif tidaknya hubungan seseorang dengan orang lain sangat mempengaruhi pencapaian hal-hal yang terbaik dalam hal-hal kehidupan.

Cara berhubungan dengan orang lain merupakan kunci sukses utama kesuksesan. Hidup seseorang membutuhkan teman, sahabat, kekasih.

Interaksi ini menyentuh dan membangun seseorang pada tingkat kehidupan yang terdalam.

Jadi dapat dimaknai profil self- management kedisiplinan belajar peserta didik di SMAN 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan dilihat pada aspek hubungan antar manusia tergolong pada kriteria cukup Interval Kriteria frekuensi %

55 – 65 Sangat

Baik 1 1,33

44 – 54 Baik 25 33,34 33 – 43 Cukup

Baik 48 64

22 – 32 Kurang

Baik 1 1,33

< 21

Sangat Kurang Baik

0 0

Jumlah 75 100

(8)

baik (65,25%). Sehubungan dengan hal itu guru BK perlu meningkatkan penerapan self-management kedisiplinan belajar peserta didik dalam hubungan antar manusia yaitu:

hubungan sesama peserta didik, hubungan peserta didik dengan guru dan hubungan peserta didik dengan seluruh yang ada di lingkungan sekolah tersebut. Hubungan antar manusia sangat terkait hubungannya dengan self-management kedisiplinan belajar peserta didik. Jika peserta didik memiliki hubungan yang baik dengan lingkungannya dalam belajar maka peserta didik memiliki self- management kedisiplinan yang baik, Serta tidak ada pelanggaran- pelanggaran yang dilakukan peserta didik.

3. Perspektif diri

Hasil penelitian yang dilakukan pada peserta didik dalam self- management kedisiplinan belajar dapat diketahui bahwa self-management kedisiplinan belajar peserta didik dilihat dari aspek perspektif diri 0 peserta didik berada pada kriteria sangat baik, 1 orang peserta didik berada pada kriteria baik (1,33%), 58 orang peserta didik berada pada kriteria

cukup baik (77,33%), 16 orang peserta didik berada pada kriteria kurang baik (21,34%), dan 0 peserta didik berada pada kriteria sangat kurang baik.

Tabel 3.Distribusi Frekuensi Skor Profil Self-Management Kedisiplinan Belajar Peserta Didik Dilihat dariAspek Perspektif Diri

Menurut Maxwell (Satria, 2012:8-9) Perspektif diri adalah Perspektif diri terbentuk jika individu juga dapat melihat dirinya sama dengan apa yang dilihat orang lain pada dirinya. Individu dapat melihat dan menilai dirinya sama dengan apa yang dilihat dan dipikirkan oleh orang lain pada dirinya ini berarti individu tersebut jujur dan nyata dalam menilai dirinya sehingga individu tersebut memiliki penerimaan diri yang lebih luas yang pada akhirnya akan Interval Kriteria Frekuensi % 57 – 80 Sangat

Baik 0 0

53 – 66 Baik 1 1,34

39 – 52 Cukup

Baik 58 77,33

25 – 38 Kurang

Baik 16 21,33

< 24

Sangat Kurang Baik

0 0

Jumlah 75 100

(9)

mempermudah individu dalam self- management, tetapi jika individu tidak dapat melihat dirinya seperti apa yang orang lain lihat secara jujur dan sesuai kenyataan maka akan mengarah pada suatu kebohongan pada diri sendiri dan individu tersebut akan menciptakan cermin diri yang semu sehingga individu tidak dapat menerima kenyataan dirinya.

Jadi dapat dimaknai profil self- management kedisiplinan belajar peserta didik di SMAN 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan dilihat pada aspek perspektif diri tergolong pada kategori cukup baik (53,01%). Maka guru BK diharapkan meningkatkan penerapan self- management kedisiplinan belajar peserta didik dalam dalam aspek perspektif diri. Sehingga peserta didik memiliki perspektif diri yang baik yang bermanfaat bagi dirinya dan lingkungan sekitarnya. Perpektif diri merupakan bagian dari diri peserta didik dan juga berkaitan dengan self- management kedisiplinan belajar. Jika peserta didik memiliki perspektif diri yang tinggi atau yang baik, maka peserta didik pasti memiliki self-

management kedisiplinan yang baik serta tidak adanya pelanggaran yang terkait self-management kedisiplinan belajar.

4. Implikasi terhadap program pelayanan BK

Berdasarkan hasil pengolahan data profil self-management kedisiplinan belajar peserta didik di SMAN 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan berada pada ketegori cukup baik. Maka peneliti bermaksud untuk membantu guru BK yang mengajar di kelas XI dan XII di SMAN 1Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan dalam merencanakan program layanan yang akan diberikan kepada peserta didik terkait dengan self-management kedisiplinan belajar diantaranya yaitu:

layanan informasi, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok,

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan mengenai profil self- management kedisiplinan belajar peserta didik dan implikasinya terhadap program pelayanan BK di SMAN 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir

(10)

Selatan, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Profil self-management kedisiplinan belajar peserta didik di SMAN 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan dilihat dari aspek pengelolaan waktu berada pada kriteria cukup baik.

2. Profil self-management kedisiplinan belajar peserta didik di SMAN 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan dilihat dari aspek hubungan antar manusia berada pada kriteria cukup baik.

3. Profil self-management kedisiplinan belajar peserta didik di SMAN 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan dilihat dari aspek perspektif diri berada pada kriteria cukup baik.

4. Profil self-management kedisiplinan belajar peserta didik dan impilikasinya terhadap program pelayanan BK di SMAN 1 linggo sari baganti.

Secara keseluruhan hasil yang diperoleh dari profil self-management kedisiplinan belajar peserta didik di SMAN 1 Linggo Sari Baganti

Kabupeten Pesisir Selatan berada pada kriteriakan cukup baik.

DAFTAR PUSTAKA

Denny, Richard. 2007. Succeed For Yourself (Membuka Kunci Potensi Kesuksesan dan Kebahagiaan Anda. Jakarta:

Gramedia.

Imron, Ali. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta:

Bumi Aksara.

Komalasari, Gantina, Eka Wahyuni dan Karsih. 2011. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: Indeks.

Prayitno dan Erman Amti. 2004.

Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Satria, Hakam. 2012.Hubungan antara Manajemen Diri dengan Motivasi Berusaha pada siswa SMK,(http://eprints.ums.ac.id/21 440/13/publikasi.pdf, diakses 2012).

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D.

Bandung: Alfabeta.

Gambar

Tabel  1.Distribusi  Frekuensi  Skor  Profil  Self-Management  Kedisiplinan  Belajar  Peserta  DidikDilihat  dari  Aspek Pengelolaan Waktu  Interval  Kriteria  Frekuensi  %  67 – 80  Sangat  Baik  3  4  53 – 66  Baik  32  42,67  39 – 52  Cukup  Baik  36  4
Tabel  2.  Distribusi  Frekuensi  Skor  Profil  Self-Management  Kedisiplinan  Belajar  Peserta  Didik  Dilihat  dariAspek  Hubungan antar Manusia
Tabel  3.Distribusi  Frekuensi  Skor  Profil  Self-Management  Kedisiplinan  Belajar  Peserta  Didik  Dilihat  dariAspek Perspektif Diri

Referensi

Dokumen terkait

ten seorang raja Bali yang murka dan hina (?)&#34; pada Seminar Sejarah Na- sional ke III di .Jakarta tahun 1981, say a juga ~enguraik~n secara singkat sebuah area

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti menyebarkan angket persepsi peserta didik untuk mengetahui bagaimana kesan peserta didik terhadap strategi “gubah

23 Tahun 2015 di SMA Negeri 2 Bandar Lampung ini adalah pembiasaan ke 7 aspek dalam kegiatan/ program yang dilakukan oleh siswa, guru, dan tenaga kependidikan

Begitu juga dengan RSUD Cibinong, pasien baru datang ke information center untuk mengisi data identitas pasien baru dan mengambil nomor antrian pendaftaran,

Tetapi sebaliknya mungkin malah bisa menjadi penghambat suatu proses pemasaran yang dilakukan retail karena konsumen akan merasa nyaman berbelanja jika Store Atmosphere

Berdasarkan data pengamatan curah hujan di beberapa pos hujan yang terdapat di sekitar wilayah kejadian, menunjukkan bahwa hujan dengan intensitas lebat merata di

“Ibu, kalo mulesnya lagi dateng, tunggu sampe mules yang paling mules, baru ngeden ya!” kata kakak sepupu gue pada si ibu.. Akhirnya beberapa detik kemudian si Ibu mulai

Pada alat destilasi surya mengunakan kolektor plat datar dengan basin tunggal memakai bahan penyimpan panas kanal berfungsi sebagai saluran kondensasi dari