• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN KURIKULUM PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH (HES) DALAM MENGHADAPI PERKEMBANGAN BISNIS SYARIAH DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DESAIN KURIKULUM PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH (HES) DALAM MENGHADAPI PERKEMBANGAN BISNIS SYARIAH DI INDONESIA"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

1

DESAIN KURIKULUM PROGRAM STUDI

HUKUM EKONOMI SYARIAH (HES) DALAM MENGHADAPI PERKEMBANGAN BISNIS SYARIAH DI INDONESIA

Oleh : Masjupri, S.Ag.Mhum. (kangjoep.70@gmail.com

Nurul Huda, M.Ag. (mashuda.72@gmail.com

Abstrak

Perkembangan Bisnis Syariah di Indonesia tumbuh sangat pesat, diawali berdirinya lembaga Keuangan baik Bank maupun Non Bank Syariah, seperti Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, BPRS, BMT dan Koperasi Syariah, Asuransi Syariah dan Hotel Syariah danRumah sakit Syariah dan jenis Bisnis Syariah lainya yang dalam perjalanan bisnisnya tdk boleh lepas dengan prinsip syariah ,tdk lepas adanaya permasalahan,sengketa antar pemilik kepentingan. Tentu saja realitas ini menjadi pekerjaan besar bagi dunia pendidikan (Prodi Hukum Ekonomi Syariah) untuk mampu mencetak alumni yang profesional dalam menghadapi perkembangan Bisnis Syariah dan permasalahannya tsb.Perguruan Tinggi harus peka dengan perkembangan ini .dengan senantiasa mendesain ulang kurikulum.yang sejalan dengan perkembangan zaman,kebutuhan masyarakat,sehingga tidak ketinggalan dengan pasar industri.

Kata Kunci : Kurikulum, Desain, Bisnis Syariah

A. Pendahuluan

Keberhasilan pengembangan perbankan syariah bukan hanya ditentukan oleh keberhasilan pertumbuhan yang spektakuler atau keberhasilan penyebarluasan informasi, penyusunan atau penyempurnaan perangkat ketentuan hukum, atau banyaknya pembukaan jaringan kantor, tetapi juga sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya insani (SDI) para pelaku/praktisi perbankan syariah itu sendiri, sehingga bank syari’ah bisa berjalan sesuai prinsip syari’ah dan dapat dimanfaatkan masyarakat luas sebagai bagian dari sistem keuangan yang rahmatan lil alamin.

Dengan demikian, praktisi perbankan syari’ah ataupun Lembaga

keuangan Syariah tidak hanya terfokus pada pengejaran target yang ditetapkan

demi kepentingan shareholders, tetapi juga berkomitmen pada penerapan nilai-

(2)

2

nilai syari’ah. Untuk mewujudkan sistem dan tatanan perbankan syariah yang sehat dan istiqomah dalam penerapan prinsip syariah dibutuhkan Sumber Daya Insani (SDI) yang mampu menguasai syari’ah dan teknis perbankan. Selai perbankan yang tumbuh begitu cepat, perkembangan Bisnis lainya juga mulai bermunculan diantaranya Industri Pasar Modal Syariah, Industri Keuangan Syariah Non Bank,Perusahaan Pembiayaan Syariah (Multifinance), Perusahaan Modal Ventura Syariah, Pegadaian Syariah, Penjaminan Syariah, Fintek Syariah, termasuk lembaga Keuangan Sosial, Lembaga Zakat,Koperasi dan Lembaga Keuangan Mikro Syariah termasuk Industri Halal,Kuliner, Hotel Syariah,Farmasi, Travel,Kosmetik dan termasuk Fashion.

Sarjana Syariah, khususnya Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) memiliki kompetensi menjadi hakim pada pengadilan Agama, praktisi Lembaga Keuangan Syariah termasuk sebagai Dewan Pengawas Syariah (DPS) atau konsultan pada Lembaga yang berlabel Syariah, kenyataan yang terjadi dilapangan banyak bank syariah yang mengangkat dewan Pengawas Syari’ah yang tidak memilki kompetensi pada bidang tersebut, pengangkatan DPS karena hanya didasarkan pada pengaruhnya dalam masyarakat (public Figur), DPS hanya sebagai pelengkap struktur organisasi,tuntutan memenuhi peraturan Bank Indonesia, sebagai kerjaan sampingan, sehingga intensitas pengawasan sangat kurang, sehingga kinerja pengawasan Syari’ahnya (Syaria’ah Complience) tidak optimal,wajar saja banyak perbankan syari’ah dalam operasionalnya masih terjadi pelanggaran terhadap Fatwa DSN MUI terkait operasional produk atau aqad – aqadnya.

1

Hal ini dikarenakan masih minimnya para pakar hukum ekonomi syariah .

1 Masjupri dkk, “Optimalisasi Peran Dewan Pengawas Syari’ah”penelitian berbasis Prodi, P3M STAIN Surakarta tahun 2010.

(3)

3

Realitas seperti ini tentunya membuka peluang yang luas bagi alumni Prodi Hukum ekonomi Syariah (muamalah) untuk mengisi bidang-bidang tersebut. Hal ini dikarenakan Prodi Hukum Ekonomi Syariah (muamalah) kurikulum dan mata kuliah yang diajarkan banyak yang mendukung kearah itu, suatu contoh fiqh mu’amalah, Ushul fiqh dan perbankan Islam dan sebagainya .

2

Disamping itu. Kebijakan pemerintah, Peraturan Pendidikan Tinggi, Standar Pendidikan yang ditetapkan dg SN-Dikti, Kerangka Kualikasi Nasional Indonesia (KKNI), IAPS BAN PT 9 Kriteria, RevolusiIndustri 4.0, Kebijakan Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar, Internasionalisasi (ASIA Tenggara) Prodi,Pandemi covid 19 dan perbaikan mutu lulusan sebagai alasan yang mendasar untuk dilakukan perubahan kurikulum dan perlu dilakukan redesain Kurikulum Prodi HES saat ini. Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana desain kurikulum Prodi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah IAIN Surakarta

2. Apakah desain kurikulum pada Prodi Hukum Ekonomi Syariah (MU) Fakultas Syariah IAIN Surakarta telah mencakup dan mendukung terhadap terwujudnya Sumber Daya Insani (SDI) yang profesional dalam bidang Hukum Ekonomi Syariah yang mengacu pada kebijakan Pemerintah.

3. Bagaimana model desain kurikulum yang ideal bagi Prodi Hukum Ekonomi Syariah yang dapat menyiapkan Sumber Daya Insani yang profesional dalam menghadapi perkembangan Bisnis Syariah.

2 Ahmad Room Fitrianto,SE,ME.I,MA Diskursus kompetensi jurusan Muamalah, apakah masuk ranah hokum atau ekonomi atau malahan masuk dalam ranah Filsafat)

(4)

4 B. Pembahasan

Kurikulum memegang peranan penting dalam pendidikan, sebab posisinya berkaitan dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan yang pada akhirnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan. Desain kurikulum menyangkut pola pengorganisasian unsur-unsur atau komponen kurikulum. Penyusunan desain kurikulum dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi horisontal dan vertikal. Pertama, dimensi horisontal berkenaan dengan penyusunan dari lingkup isi kurikulum yang tentu saja bermuatan nasional dan internasional. Tentu saja lingkup ini sering diintegrasikan dengan proses belajar dan mengajarnya. Kedua, dimensi vertikal, yaitu menyangkut penyusunan sekuens bahan berdasarkan urutan tingkat kesukaran.

3

Dalam artian bahan akan tersusun mulai dari yang mudah, kemudian menuju pada yang lebih sulit, atau mulai dengan yang dasar diteruskan dengan yang lanjutan.

1. Desain Kurikulum

Desain kurikulum adalah mendeskripsikan secara terperinci tentang komponen yang harus ada pada setiap kurikulum serta desain kurikulum yang dapat digunakan untuk proses pembelajaran. Dalam desain kurikulum terdapat beberapa komponen, diantaranya adalah tujuan kurikulum, bahan ajar atau materi atau isi dari kurikulum tersebut, strategi mengajar atau metode mengajar, media pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Komponen-komponen tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Setiap komponen mempunyai isi yang sangat penting sekali bagi kelangsungan kurikulum.

Desain diartikan sebagai suatu petunjuk yang memberi dasar, arah, tujuan dan teknik yang ditempuh dalam memulai dan melaksanakan suatu kegiatan. Fred

3 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum- Teori dan Praktek, (Bandung:

PT. Remaja Rosda, 2007) Hlm. 113.

(5)

5

Percival dan Henry Ellington dalam Hamalik, mengemukakan bahwa “desain kurikulum” adalah pengembangan proses perencanaan, validitas, implementasi, dan evaluasi kurikulum.

4

Ini berarti, desain kurikulum diartikan “sebagai proses”

daripada pelaksanaan atau penerapan model kurikulum dalam dunia pendidikan.

Kurikulum dapat diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

5

Dalam Kepmendiknas No. 232/U/2000, definisi kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi.”

Mendesain kurikulum berarti menyusun rancangan atau menyusun model kurikulum sesuai dengan misi, visi dan tujuan.

6

Kurikulum tidak hanya terbatas pada atau berkaitan dengan mata pelajaran saja, tetapi lebih luas dari itu, meliputi segala aktivitas yang dilakukan lembaga pendidikan dalam upaya mempengaruhi peserta dalam belajar, membentuk kepribadian mereka untuk mencapai suatu tingkatan tertentu (tujuan). Artinya, semua kegiatan belajar-mengajar, filosofis pendidikan, visi dan misi, merancang materi perkuliahan (belajar-mengajar), mengatur strategi dalam proses pembelajaran dan membuat evaluasi dalam sebuah kegiatan pembelajaran dan sebagainya sesuai dengan arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah kegiatan pembelajaran (teaching-learning) adalah termasuk dalam kategori kurikulum secara luas.

4 Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hlm.193.

5Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional

6Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenata Media Group, 2010) Hlm. 63.

(6)

6 2. Prinsip-Prinsip dan Bentuk Desain Kurikulum

a. Prinsip-Prinsip Desain Kurikulum

Saylor dalam Hamalik mengajukan delapan prinsip ketika akan mendesain kurikulum, prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

(1) Desain kurikulum harus memudahkan dan mendorong seleksi serta pengembangan semua jenis pengalaman belajar yang esensial bagi pencapaian prestasi belajar, sesuai dengan hasil atau tujuan yang diharapkan.

(2) Desain kurikulum memuat berbagai pengalaman belajar yang bermakna dalam rangka merealisasikan tujuan pendidikan.

(3) Desain kurikulum, harus memungkinkan dan menyediakan peluang bagi pengajar untuk menggunakan prinsip-prinsip belajar dalam memilih, membimbing, dan mengembangkan berbagai kegiatan belajar.

(4) Desain kurikulum memungkinkan pengajar untuk menyesuaikan pengalaman dengan kebutuhan, kapasitas, dan tingkat kematangan pembelajaran.

(5) Desain kurikulum mendorong pengajar mempertimbangkan berbagai pengalaman belajar pembelajaran yang diperoleh diluar sekolah dan mengaitkannya dengan kegiatan belajar di sekolah.

(6) Desain kurikulum menyediakan pengalaman belajar yang berkesinambungan, agar kegiatan belajar pembelajar berkembang sejalan dengna pengalaman terdahulu dan terus berlanjut pada pengalaman berikutnya.

(7) Kurikulum harus di desain agar dapat membantu pembelajar mengembangkan watak, kepribadian, pengalaman, dan nilai-nilai demokrasi yang menjiwai kulutur.

(8) Desain kurikulum harus bersifat realistis, layak, dan dapat diterima.

7

7Oemar Hamalik, Dasar-dasar….hlm. 193-194

(7)

7

Selain itu, ada beberapa hal yang menjadi dasar pertimbangan pada penyusunan atau desain kurikulum, yaitu:

(1) Kurikulum bersumber dari filosofi

Sebagai pendekatan strategis, kurikulum terletak antara filosif, visi, misi, dan tujuan pendidikan. Dengan kata lain, kurikulum bukan sebagai titik awal: kurikulum dilahirkan dari suatu pemikiran folosofi, atau konsep yang merupakan sumber yang melahirkan cita-cita dan tujuan pendidikan yang bersifat visinoner. Ini berarti kurikulum merupakan suatu penjabaran dari sebuah visi, yakni menjadi misi yang menggariskan pendekatan-pendekatan yang dipilih sebagai pendekatan yang terbaik dari berbagai alternatif yang ada yang digunakan sebagai dasar untuk mendesain suatu kurikulum.

(2) Kurikulum adalah strategi mencapai tujuan pendidikan

Pendekatan kurikuler, dengan perkataan lain, merupakan strategi yang dipilih sebagai yang terbaik untuk mencapai tujuan. Walaupun demikian, penyusun kurikulum harus lebih dahulu menguasai filosofi atau konsep pendidikan yang mendasarinya. Para penyusun atau desainer kurikulum diasumsikan telah memiliki kesepakatan mengenai segala nilai dasar yang esensial. Yang kemudian perlu dimasalahkan ialah mana di antara semua nilai dasar itu yang bisa disepakati sebagai basic essenstials untuk tujuan.

(3) Kurikulum hendaknya bersifat ‘minimalis’

Mendesain dan mengembangkan kurikulum dengan pendekatan yang

‘minimalis’. Memilih dan membatasi hanya sejumlah nilai dasar yang

esensial sebagai inti, tetapi yang kemudian diperkaya dengan berbagai

bahan yang berfungsi memperkaya pemahaman yang menggunakan

nilai dasar esensial. Selanjutnya, bahan-bahan tersebut diperkaya lagi

(8)

8

dengan pengetahuan yang menyangkut penerapan nilai-nilai dasar, atau yang terkait dengan konteks kehidupan. Dengan demikian, kurikulum menggunakan sistem bahan berlapis, yang terdiri dari bahan inti, bahan pengayaan, dan bahan kontekstualisasi. Pendekatan ini lebih menjamin terciptanya kurikulum yang fleksibel dan adaptabel terhadap perkembangan dan perubahan.

(4) Kurikulum diterapkan secara sistemik

Kurikulum yang bermutu tidak berdiri sendiri, dan tidak akan mungkin berdiri sendiri. Kurikulum dapat diharapkan mencapai mutu secara optimal apabila ia bersinergi dengan berbagai faktor yang lain, yang sama-sama berperan sebagai faktor penentu mutu. Determinan utama lainnya yang secara sistemik menentukan mutu kurikulum adalah pendidik, anak didik, infrastruktur, dan manajemen. Ini mengingatkan para penyusun dan desainer kurikulum agar menjauhi keinginan menyusun kurikulum yang begitu sempurna, sehingga tidak memerlukan dukungan faktor lain, dan yang tidak mungkin dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya.

(5) Kurikulum harus dinamis dan terbuka

Tidak kurikulum yang disusun sekali jadi. Artinya, desain kurikulum

harus tetap bersifat dinamis, berkembang dan disempurnakan sesuai

dengan pengalaman dan kondisi yang senantiasa berubah dan

berdampak pada keberhasilan strategi. Selanjutnya, tidak ada kurikulum

yang harus bertahan sebagai harga mati. Kurikulum harus bersifat

terbuka (open ended) dalam arti bahwa ia harus tetap peka terhadap

perubahan, tuntutan, dan tantangan kehidupan. Kurikulum harus bersifat

realistis, layak, dan dapat diterima. Hanya dengan memelihara dinamika

serta keterbukaan kurikulum, dapat diharapkan terpeliharanya strategi

kurikulum yang senantiasa relevan dengan tujuan.

(9)

9

(6) Sesuai dengan kebijakan pemerintah

Perkembangan desain ini juga harus sejalan dengan adanya kebutuhan bagi terbentuknya kurikulum nasional sebagai salah satu upaya dalam menciptakan standarisasi dalam bidang pendidikan. Dalam kaitan dengan desain kurikulum, perencanaannya juga merujuk pada Standar Nasional Pendidikan (SNP). Desain kurikulum mencakup sejumlah bidang kajian/mata kuliah (mencakup pengetahuan/keahlian, ketrampilan, dan nilai) yang dipandang pokok dan penting sehingga harus diberikan kepada semua peserta didik agar mereka dapat berperan secara efektif dalam masyarakat. Menetapkan kurikulum inti dan kurikulum pelengkap. Menetapkan kompetensi lulusan; kompetensi utama; kompetensi pendukung dan kompetensi lain yang diperkaya dengan standar internasional.

3. Bentuk-Bentuk Desain Kurikulum

Secara umum terdapat empat bentuk desain kurikulum, mencakup:

(1) Desain yang berpusat pada bidang kajian (subject-centered designs);

Desain ini didasarkan pada pengelompokan dan organisasi bidang kajian secara terpilah-pilah atau terkelompok dalam bidang kajian atau mata kuliah. Desain ini menekankan pada pemerolehan bidang keilmuan dan isi kurikulum terstruktur secara bertahap. Desain ini mencakup: (1) desain disiplin akademis (academic disciplines designs), dan (2) desain pengelompokan bidang keilmuan (broad field designs).

(2) Desain yang berpusat pada peserta didik (leaner-centered designs);

Desain ini menekankan pada perkembangan individu peserta didik serta

pendekatan dalam organisasi kurikulum yang bergerak dari minat dan

kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu, terdapat pula perbedaan

(10)

10

mendasar antara desain ini dengan desain sebelumnya, desain yang berpusat pada bidang studi. Pertama, dalam desain yang berpusat pada peserta didik organisasi kurikulum beranjak dari minat dan kebutuhan peserta didik, bukan dari bidang studi. Kedua, berfokus pada minat dan kebutuhan peserta didik, desain ini lazimnya tidak statis dan ditentukan sejak awal (preplanned). Ia bergerak dinamis sejalan dengan interaksi guru/dosen-peserta didik dalam kaitannya dengan kegiatan pembelajaran (learning tasks) yang juga bergerak sejalan dengan minat dan kebutuhan peserta didik.

(3) Desain yang berpusat pada masalah (problem-centered designs);

Desain kurikulum yang berpusat pada masalah mengarahkan peserta didik pada kemampuan dalam memecahkan masalah kehidupan baik yang dihadapi oleh dirinya dan masyarakatnya. Berbagai isu atau masalah yang dihadapi individu peserta didik dan masyarakat seperti masalah lingkungan, perdamaian, berbagai situasi yang dihadapi peserta didik termasuk ke dalam tema-tema dalam kurikulum dengan sesain ini.

Terdapat dua jenis desain yang tercakup ke dalam desain yang berpusat pada masalah, yakni: desain tematik/topik, dan desain berdasarkan masalah. Pertama; desain tematik; Pikiran yang melandasi desain ini adalah kurikulum harus memberikan pengalaman belajar yang mencerminkan kehidupan nyata yang bermakna dan berguna bagi peserta didik. Dan untuk itu berbagai tema yang dihadapi dalam kehidupan individu peserta didik dan masyarakat baik dalam konteks lokal, regional dan global harus tercakup dalam kurikulum. Tema-tema dapat diambil dari lingkungan terdekat dengan peserta didik dan berbagai bidang studi yang memiliki keterkaitan dengan kenyataan yang dihadapi peserta didik.

Kedua; desain berdasarkan masalah; desain ini beranjak dari pandangan

bahwa peserta didik harus dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

(11)

11

nyata agar dapat memahami dunianya. Desain ini menonjolkan kebermaknaan sebagai basis bagi desain kurikulum agar apa yang tercakup dalam kurikulum dipandang relevan.

(4) Dsain inti (core designs).

Perkembangan desain ini sejalan dengan adanya kebutuhan bagi terbentuknya kurikulum nasional sebagai salah satu upaya dalam menciptakan standarisasi dalam bidang pendidikan. Dalam konteks pengembangan kurikulum PT di Indonesia, desain Kurikulum Inti (KI) kerap identik dengan Kurikulum Nasional (Kurnas). Dalam kaitan dengan pengembangan kurikulum, perencanaannya bersifat disentralistik, Kurnas merujuk pada Standar Nasional Pendidikan (SNP).

8

4. Konsep Dasar Kurikulum

Konsep Kurikulum berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangan pendidikan, menurut Nana Syaodih dalam bukunya pengembangan kurikulum Toeri dan Praktek bahwa konsep kurikulum mengandung tiga hal, yaitu kurikulum sebagai substansi, kurikulum sebagai Sistem dan kurikulum sebbagai bidang studi.

9

Pertama kurikulum sebagai substansi dapat menunjuk kepada rencana kegiatan belajar mengajar bagi peserta didik atau suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Pada konsep ini kurikulum memperhatikan rumusan tentang tujuan , bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, jadual, evaluasi dan kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat.

Kedua adalah kurikulum sebagai suatu sistem yaitu kurikulum merupakan bagian dari sistem pendidikan dan sistem masyarakat. Sistem ini

8 Wachyu Sundayana, “Desain Pengembangan Kurikulum PT

http://mbegedut.blogspot.com/2011/ 04/desain-pengembangan-kurikulum-pt.html, diakses pada 9 agustus 2013.

9 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum...hlm 27.

(12)

12

mencakup struktur personalia dan prosedur kerja penyususn kurikulum (pelaksanaan, evaluasi dan penyempurnaan.

Ketiga kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu suatu bidang studi yang biasanya dikembangkan oleh para ahli kurikulum dan ahli pendidikan serta pengajaran.

5. Landasan Pengembangan Kurikulum.

Terdapat beberapa landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu landasan Filosofis, landasan psikologis, landasan Sosial budaya dan landasan perkembangan ilmu dan teknologi.

10

1. Landasan Filosofis

Pada landasan Filosofis ini mengandung/memuat pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang bagaimana proses interaksi pendidikan berlangsung, apa tujuan pendidikan, siapa pendidik dan terdidik, apa isi yang diinteraksikan. Filsafat yang kabur akan menimbulkan kurikulum yang tidak menentu arahnya. Sehingga para pengembang kurikulum harus mempunyai filsafat yang jelas dalam kurikulumnya. Pada landasan ini para pengembang kurikulum tidak perlu mendalami semua bidang atau aliran filsafat, melainkan cukup menentukan sistem nilai yang dianutntya.

Sistem nilai tersebut sebagai pegangan bagi lembaga pendidikan untuk mengembangan falsafah atau pandangan sesuai dengan misi dan tujuannya. Landasan ini akan menghasilkan jurusan memilki kekhasan dalam pandangannya, karena memiliki pendekatan yang berbeda dalam pengembangan kurikulum dan penyelenggaraan pendidikan.

2. Landasan Psikologis

Landasan ini dalam proses pendidikan melihat bagaimana interaksi yang terjadi antara individu-individu masusia dalam pendidikan, yaitu antara

10 S. Nasution, Asas-asas Kurikulum, Jakarta. PT. Bumi Aksara,2003, Hlm. 22

(13)

13

pendidik dan peserta didik, termasuk pesertadidik dengan orang yang lainnya. Interaksi dalam proses pendidikan dapat dipengaruhi oleh kondisi psikologis setiap individu yang berbeda satu sama lain. Oleh karenanya maka harus diperhatikan perbedaan dan perkembangannya, seperti latar belakang sosial budaya, faktor-faktor yang dibawa dari kelahirannya, konteks, peran dan status setiap individu, situasi pendidkan dirumah dan pendidikan disekolah.

11

3. Landasan Sosial Budaya

Landasan ini dibentuk oleh pendidikan dalam masyarakat. Pendidkan bukan hanya untuk pendidikan disekolah, tetapi memberikan bekal pengetahuan, ketrampilan serta nilai-nilai dalam kehidupan bermasyrakat.

Anak didik berasal dari masyarakat, mendapat pendidikan dalam masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan dalam masyarakat. Sehingga pendidikan harus menciptakan manusia yang lebih bermutu, mengerti dan dapat membangun masyarakat.

4. Landasan Perkembangan Ilmu dan Teknologi.

Landasan pendidikan yang perlu diperhatikan adalah perkembangan ilmu dan teknologi. Karena kemajuan dalam bidang teknologi juga membawa pengaaruh kemajuan dalam bidang pendidikan.

6. Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum

Berkaitan dengan pengembangan atau perubahan kurikulum, terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi pengembangan kurikulum, yaitu

12

: a. Perguruan Tinggi

11 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum...,Hlm. 45-46

12 Ibid,Hlm. 158-160

(14)

14

Pengaruh perguruan tinggi terhadap pengembangan kurikulum dapat dilihat dari pengembangan kemajuan ilmu dan teknologi perguruan tersebut. Perguruan Tinggi akan senantiasa berinovasi untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini akan membawa pengaruh kepada perguruan tinggi lain untuk mengikuti dan melakukan pengembangan terhadap kurikulumnya.

b. Masyarakat

Perguruan tinggi adalah bagian dari masyarakat, dan mendidik peserta didik untuk ikut serta dalam memajukan masyarakat. Sehingga pada faktor ini kurikulum didsain sesuai dengan tuntutan atau kebutuhan masyarakat.

c. Sistem Nilai

Dalam kehidupan bermasyarakat, terdapat berbagai sistem nilai yang tumbuh dan harus dipatuhi oleh masyarakat, termasuk mahasiswa bagian dari masyarakat. Diantara sistem nilai yang ada dalam masyarakat adalah nilai moral, keagamaan, sistem nilai sosial dan nilai politis. Sehingga dalam pengembangan kurikulum juga harus memperhatikan sistem nilai tersebut. Sehingga dengan pemahaman dan pelaksanaan sistem nilai yang beragam, maka pendidik dapat menjadi panutan dan teladan bagi anak didik.

3. Metode Penelitian

Pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif , yaitu pendekatan penelitian yang memerlukan

pemahaman mendalam dan menyeluruh yang berhubungan dengan objek

yang diteliti dan menjawab permasalahan untuk mendapat data-data

(15)

15

kemudian dianalisis dan mendapat kesimpulan penelitian dalam situasi dan kondisi tertentu.

13

Pada penelitian ini pendekatan diatas dilakukan dengan cara meneliti dengan pemahaman mendalam dan menyeluruh tentang design kurikulum yang dilaksanakan pada Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) Fakultas Syariah IAIN Surakarta dengan mempertimbangkan perkembangan zaman dan kebijakan Pemerintah serta kebutuhan masyarakat pada umumnya.

Sedang Tehnik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teori Miles dan Huberman, yaitu yang terdiri dari data collection (Pengumpulan data), data reduction (reduksi data), data Display (penyajian data) dan conclusion drawing.verivication (penarikan kesimpulan dan verifikasi), Adapun penjelasan empat tahap analisis data tersebut adalah .

14

4. Analisa

1. Profil Prodi

Profil merupakan bagian yang sangat penting dalam program studi, ia sebagai penciri dan juga sebagai misi Prodi untuk mencetak lulusan. Profil juga sebagai dasar untuk menetapkan capain pembelajaran lulusan (CPL) dan juga sebagai penentu arah pembuatan kurikulum Prodi. Melihat Profil yang ada, maka Profil HES memiliki harapan yang luas ( termasuk didalamnya ingin menjadikan lulusanya sebagai Penghulu KUA, juga menjadi Guru) sehingga hal ini menjadikan bias terhadap kompetensi Prodi HES dan ini tidak didukung pada kurikulum Pedagogik yang nota bene sebagai ilmu alat bagi seorang

13 Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan kualitatif) ( Jakarta:GP Press,2008),hlm 17

14 Sugiyono, Metode Penelitian kualitatif,( Bandung:Alfabeta,2018),hlm.132-142

(16)

16 guru.Sehingga profil Prodi ini harus difokuskan yang menuju pada kompetensi Prodi HES yaitu15

No Profil Lulusan Diskripsi Lulusan 1 Praktisi Hukum

Hakim, Pengacara (Advokat), Legal and Contract Drafter, Arbriter

Sarjana hukum yang berkepribadian baik, berintegritas, berwawasan luas dan mempunyai kemampuan kompetensi (kompetensi materiil maupun formil sesuai dengan bidang tugas/profesinya)

2 Praktisi LKS

(DPS, Syariah Advisor)

Sarjana hukum yang berkepribadian baik, berpengetahuan luas dan mutakhir, serta mampu melaksanakan tugas umum sesuai dengan kode etik keilmuan dan keahlian 3 Peneliti dalam Hukum

Bisnis Syariah

Sarjana hukum yang berkepribadian baik, berpengetahuan luas dan mutakhir, serta mampu melaksanakan tugas umum sesuai dengan kode etik keilmuan dan keahlian

1. Hakim Peradilan Agama

Lahirnya UU No, 3 Tahun 2006 sebagai dasar hokum lahirnya kompetensi tambahan bagi Peradilan Agama,yaitu kompetensi absolut dalam penyelesaian sengketa Ekonomi Syariah. Tentu saja lahirnya UU tersebuat sebagai peluang dan tantangan bagi Peradilan Agama. Peluangnya adalah Peradilan memeliki kewenangan untuk menyelesaiakan kasus keperdataan baru yaitu sengketa Ekonomi Syariah, hal ini Hakim PA harus dituntut untuk memiliki SDM yang memiliki kompetensi terhadap keweangan baru ini sebagai tantangannya.

Maka sejak dini SDM ini harus disiapkan dan Prodi HES inilah yang harus menyiapkan SDMnya.16maka dalam hal ini mata kuliah yang sudah ada

15 .Hasil FGD yang didaasarkan pada kesepakatan POSDHESI 2001

(17)

17 saya kira sudah mencakup untuk membekali mahasiswa untuk menjadi calon Hakim yang kompeten dalam menyelesaikan sengketa Ekonomi Syariah.

Hanya pengetahuan mahasiswa terhadap Hukum Acaranya yang harus diperkuat.17

2. Pengacara(Advokat), Mediator dan Arbiter

Perkembangan Ekonomi Syariah di Indonesia yang sangat cepat dan varian Bisnis Syariah yang banyak, Lembaga Keuangan Syariah baik Bank maupun Non Bank seperti Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Indonesia, Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, BPRS, Koperasi Syariah, BMT, Asuransi Syariah,Pegadaian Syariah, Hotel Syariah, Rumah Sakit Syariah dan masih banyak lagi. Hal ini tentu saja terkadang timbul keinginan yang berbeda atau bias dikatakan munculnya sengketa. Tentu Penyelesaianya selain secara Litigasi di Pengadilan Agama juga bisa diselesaiakan diluar jalur litigasi tsb yaitu melalui jalur non litigasi.

Dalam hal ini keberadaan pihak yang mendampingi atau yang mewakili utk proses perdamaian maupun mendampingi para pihak dalam proses hokum sangat penting, yaitu pengacara Syariah.maka dengan kurikulum yang ada pada HES perlu penguatan untuk profesi Advokat maka mata pengetahuan dan ketrampilan yang harus dimiliki alumni HES adalah Kemahiran pada Hukum Pidana, Hukum perdata Umum dan Agama, Hukum Tata Usaha Negara, Makamah Konstitusi. Sedang bagi Mediator Arbiter alumni harus memiliki npengetahuan tentang ADR, teknik Penyelesaian melalui Mediasi dan teknik penyelesaian melalui Arbitrase dan teknik

16 ,Ali Mahfudh, MH., Hakim Pengadilan Agama Surakarta.

17 Ibid

(18)

18 penyelesaian sengketa.18 Selain itu terdapat beberapa mata kuliah yang mendukung kompetensi advokat adalah:19

No. Mata Kuliah No. Mata Kuliah

1 Fungsi dan Peran Organisasi Advokat

1 Hukum Acara Perdata

2 Sistem Peradilan Indonesia 2 Hukum Acara Pidana 3 Kode Etik Profesi Advokat 3 Hukum Acara PA 4 Perancangan dan Analisis

Kontrak

4 Hukum Acara PTUN

5 Praktik Pendapat Hukum (Legal Opinion)

5 Hukum Acara MK

6 Hukum Perusahaan 6 Hukum Acara Peradilan

Hubungan Industri

7 Teknik Wawancara dg Klien 7 Hukum Acara Persaingan Usaha

8 Penelusuran Hukum dan Dokumentasi Hukum

8 Hukum Acara Arbitrase dan APS

9 Argumentasi Hukum ( Legal Reasioning)

9 Hukum Acara Pengadilan HAM

10 Hukum Acara Pengadilan Niaga

3. Dewan Pengawas Syariah

18 Abdullah Tri Wahyudi, S.Ag..,SH.,MH (Anggota APSI, Ketua LKBHI UIN RM Said Surakarta)

19 Sebagaimana disampaikan Ah. Azharuddin latif (Dosen Fakultas Syariah dan Hkum UIN Jakarta) dalam Webinar pengembangan Kurikulum HES

(19)

19 Ekonomi Syariah di Indonesia berkembang sangat pesat dan varian Bisnis Syariah yang banyak, Lembaga Keuangan Syariah baik Bank maupun Non Bank seperti Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Indonesia, Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, BPRS, Koperasi Syariah, BMT, Asuransi Syariah,Pegadaian Syariah, Hotel Syariah, Rumah Sakit Syariah dan masih banyak lagi. .Kehadiran Bisnis Syariah yang massif tersebut tentu saja dalam system opeasionalnya harus sesuai dengan ketentuan Syar’i. Maka aturan yang dibuat oleh Dewan Syariah Nasional

(Fatwa DSN-MUI) sebagai paying hokum harus di patuhi dan dilaksanakan oleh setiap jenis bisnis yang berlabelkan Syariah. Hal ini juga membawa peluang dan tantangan bagi Prodi HES. Sebagai peluang bagi Prodi HES, karena yang paling berkompeten menduduki jabatan DPS adalah alumni HES, tentu saja tantanganya adalah penguasan terhadap ekonomi syariah, fiqh Muamalah, ushul fiqh,penguasaan meramu atau inovasi akad syariah yang humanis (Hybrid contrak)juga pemahaman terhadap fatwa –fatwa DSN- MUI.20 Selain itu untuk menetapkan mata kuliah apa yang diperlukan sebagai Dewan Pengawas Syariah, maka kiranya dilihat Unit kompetensi SKKNI Pengawas Syariah sebagai berikut:21

No Unit Kompetensi

1 Menginventarisasi bahan pengawasan Syariah 2 Melakukan Pengawasan terhadap akta perjanjian

3 Melakukan pengawasan terhadap prosedur produk dan/atau layanan baru 4 Melakukan pengawasan terhadap pemasaran produk

5 Melakukan pengawasan terhadap laporan keuangan

20 Dr. Rial Fua’adi, M.Ag., Dewan Pengawas Syariah dibeberapa lembaga Syariah di Solo

21 H. Ah. Azharuddin Latif, M.Ag ( Ketua DSN Institut Jakarta) sebagaimana disampaikan dalam webinar

(20)

20 6 Menyusun opini syariah

Melihat tugas Pengawas Syariah yang berat dan komprehensif, maka selanjutnya dibutuhkan pengetahuan yang komprehenship juga dalam menjalankan tugas diatas.Disamping pengetahuan terhadap teori

/materi Sbb No Materi 1 Ushul Fiqh 2 Qawaid Fiqhiyah 3 Fiqh Muamalah

4 Akad Syariah Fatwa DSN-MUI 5 Pengantar Lembaga Keuangan Syariah 6 Pengantar ttg DSN dan DPS

7 Akuntansi Syariah

8 Konsep dan Praktik Pemasaran Syariah 9 Opini Syariah

10 Akta Perjanjian Syariah

11 Standart Operasional Prosedur (SOP) 12 Simulasi Produk baru dan Evaluasi Uji Petik

Yang dicetak merah bisa dijadikan satu mata kuliah (Sistem Pengawasan Syariah)

A. Beberapa Dasar dan Kebijakan Perubahan Kurikulum.

1. Perubahan Gelar Akademik

Terbitnya peraturan Menteri Agama (PMA) No. 38/2017 tentang Perubahan PMA No. 33/2016 Tentang Gelar Akademik Program Studi terkait Ekonomi Syariah. Dalam peraturan tersebut dinyatakan bahwa Prodi Hukum Ekonomi Syariah (S1) gelarnya berubah yang awalnya SHI (Sarjana Hukum

(21)

21 Islam) berubah menjadi SH (Sarjana Hukum). Hal ini membawa konsekuensi logis bahwa Fakultas Syariah, Khususnya Prodi HES harus melakukan perombakan kurikulum,

Posisi Prodi Hukum Ekonomi Syariah seperti berdiri pada dua kaki, artinya kurikulum yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran harus memnuhi dua standar keilmuan Hukum murni, satu sisi harus terpenuhi dari aspek keilmuan hokum Islam sebagai inti keilmuan. Perubahan Gelar Sarjana Hukum ini masih dipandang sebelah mata oleh pakar Hukum Positif yang beropini alumni syariah tidak layak dengan gelar SH. Tentu saja ini PR besar yang harus dihadapi oleh Fakultas Syariah, khususnya Prodi Hukum Ekonomi Syariah (HES) yang menurut PMA No. 38 tahun 2017 jumlahnya 7 (S1) dan 7 Prodi (S2) Prodi yang tersebar diseluruh Indonesia.22 Maka untuk memberikan kurikulum yang berimbang antara Ilmu Hukum dan Ilmu syariah, maka bias didasarkan pada beberapa hal:

a). Standar Kompetensi Ilmu Hukum23 No Keilmuan

1 Metodologi Ilmu Hukum

2 Norma Pembentukan Hukum dan Peraturan Perundang-undangan 3 Hukum Materiil yang menjadi Hukum Positif di Indonesia 4 Hukum Formil

5 Etika Profesi Hukum 6 Ketrampilan hokum

Kompetensi Ilmu Hukum No Mata Kuliah

22 Forlap PD Dikti 8 Januari 2020

23 Tim Kurikulum Forum Pimpinan Pendidikan Tinggi Ilmu Hukum,2006

(22)

22 1 Pengantar Ilmu Hukum (PIH)

2 Pengantar Tata Hukum Indonesia (PTHI) 3 Ilmu Negara

4 Hukum Perdata 5 Hukum Pidana

6 Hokum Tata Negara (HTN)

7 Hukum Adninistrasi Negara (HAN) 8 Hukum Internasional

9 Hukum Dagang/Bisnis 10 Hukum Adat

11 Hukum Agraria 12 Hukum Lingkungan 13 Hukum Acara Pidana 14 Hukum Acara Perdata

15 Hukum Acara Peradilan Agama

16 Hukum Acara Tata Usaha Negara/Mahkamah Konstitusi 17 Ilmu Perundang-undangan

18 Etika Profesi Hukum 19 Metode Penelitian Huku

20 Pendidikan Ketrampilan Hukum 21 Penulisan Hukum

Ket. Mata Kuliah yang diwarnai merah Mata kuliah minimal yang harus ada pada Prodi Hukum Ekonomi Syariah

b). Standar Kompetensi Ilmu Syariah

(23)

23 No Keilmuan

1. Metodologi Studi Islam

2 Norma Hukum Islam dalam Alqur’an dan as-Sunnah

3 Ilmu Fiqh (yurisprodensi) Klasik dan Kontemporer dalam bidang Ibadah dan Muamalah

4 Sejarah hokum Islam Klasik dan Kontemporer 5 Implementasi Hukum Islam Kontek Keindonesiaan 6 Ketrampilan Syariah

Kompetensi Ilmu Syariah No Mata Kuliah 1 Ushul Fiqh 2 Qawaid fiqhiyah

3 Perbandingan Madzhab Hukum 4 Tafsir Ahkam

5 Hadis Ahkam 6 Fiqh Munakakhat 7 Fiqh Mawaris 8 Fiqh Jinayat 9 Fiqh Siyasah 10 Fiqh Ibada

11 Fiqh Muamalah (1 dan 2) 12 Fiqh Muamalah kontemporer 13 Tarikh Tasyri’

(24)

24 14 Hukum Islam di Indonesia

Ket : Yang diwarnai merah, mata kuliah minimal yang harus ada pada Prodi HES c). Perbandingan Kompetensi Kemahiran Hukum dan Syariah

No Kemahiran Hukum No Kemahiran Syariah

1 Praktik Peradilan Perdata/Niaga 1 Praktik Ibadah dan Qira’ah 2 Praktik peradilan Pidana 2 Praktik Fatawa

3 Praktik Peradilan Agama 3 Praktikum Falak 4 Praktik PTUN

5 Penyusunan Kontrak Drafting

d). Mata Kuliah Kompetensi Khusus Hukum Ekonomi Syariah No Mata Kuliah

1 Hukum Lembaga Keuangan dan Bisnis Syariah 2 Hukum Perbankan Syariah

3 Hukum Asuransi Syariah 4 Hukum Pasar Modal Syariah 5 Hukum Industri keuangan non Bank

6 Alternatif Dispute Resolution (ADR) dan Arbitrase 7 Hukum kontrak bisnis Syariah

8 Hukum Pajak 9 Hukum Perusahaan

10 Hukum Perlindungan Konsumen 11 HKI

12 Hukum Perusahaan dan Kepailitan

(25)

25 e). Standar Kompetensi Profesi Kesyariaahan di Indonesia (Materi magang/Praktek Kerja.

No Mata kuliah

1 Fungsi dan Peran Organisasi Advokat 2 Sistem Peradilan Indonesia

3 Kode Etik Profesi Advokat 4 Perancangan dan analisa kontrak 5 Praktek Pendapat Hukum/Legal opinion 6 Hukum Perusahaan

7 Tehnik wawancara dengan klien

8 Penelusuran Hukum dan Dokumentasi Hukum 9 Argumentasi Hukum/Legal Reasioning 10 Hukum Acara Perdata

11 Hukum Acara Pidana

12 Hukum Acara Peradilan Agama 13 Hukum PTUN

14 Hukum MK

15 Hukum Acara Pengadilan Niaga

f). Kompetensi Pengawas Syaariah No Unit Kompetensi

1 Menginventarisasi bahan pengawasan Syariah 2 Melakukan Pengawasan terhadap akta perjanjian

3 Melakukan pengawasan terhadap prosedur produk dan/atau layanan baru

(26)

26 4 Melakukan pengawasan terhadap pemasaran produk

5 Melakukan pengawasan terhadap laporan keuangan 6 Menyusun opini syariah

2. Kebijakan KEMENRISTEKDIKTI

Kebijakan KEMENRISTEKDIKTI diterbitkan dalam rangka menghadapi Revolusi Industri 4.0. dan Society Era 5.0. Dalam menghadapi era ini Pendidikan Tinggi harus melakukan beberapa langkah penyiapan24, yaitu

1. Melakukan perubahan Kurikulum dan litersi baru 2. Penyiapan infrastruktur penerapan kurikulum baru 3. Revitalisasi Pendidikan Vokasi

4. Online learning 5. Penyiapan Dosen 6. Sertifikasi lulusan

Disamping itu perubahan dasar permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 dan Permenristekdikti No, 50 Tahun 2018 menjadi Permendikbud N0. 3 Tahun 2020 adalah; Hak Mengambil Mata Kuliah di luar Prodi dan Perubahan definisi Satuan Kredit Semester (SKS).Istilah kebijakan ini dikenal dengan Merdeka Belajar Kampus merdeka.

B. Rumusan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang dinyatakan dalam Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) – CPL terdiri dari aspek: Sikap, Pengetahuan, Keterampilan umum, dan keterampilan khusus yang dirumuskan berdasarkan SN- Dikti dan deskriptor KKNI sesuai dengan jenjangnya.

1. Profil Lulusan

Profil utama lulusan Prodi Hukum Ekonomi Syariah adalah menjadi Hakim, Pengacara (advokat), Dewan Pengawas Syariah pada Lembaga Keuangan Syariah, Konsultan Ekonomi Syariah (Syariah Legal Advisor), Praktisi Lembaga Keuangan

24 Kemenristekdikti,2019

(27)

27 Syariah (Legal and Contract Drafter), Arbiter serta Peneliti dan Akademisi Hukum Ekonomi Syariah;

No Profil Lulusan Diskripsi Lulusan 1 Penegak Hukum

Hakim, Pengacara

(Advokat),

Sarjana hukum yang berkepribadian baik, berintegritas, berwawasan luas dan mempunyai kemampuan kompetensi (kompetensi materiil maupun formil sesuai dengan bidang tugas/profesinya)

2 Praktisi Hukum

DPS, Syariah Advisor, Legal and Contract Drafter, Arbriter

Sarjana hukum yang berkepribadian baik, berpengetahuan luas dan mutakhir, serta mampu melaksanakan tugas umum sesuai dengan kode etik keilmuan dan keahlian

3 Peneliti dalam Hukum Bisnis Syariah

Sarjana hukum yang berkepribadian baik, berpengetahuan luas dan mutakhir, serta mampu melaksanakan tugas umum sesuai dengan kode etik keilmuan dan keahlian

1. CPL Masing-masing Profil

No Profil Lulusan CPL yang dibutuhkan

1. Hakim Mampu memeriksa, menganalisis dan memutus perkara perdata dengan dari awal penerimaan perkara sampai eksekusi

Mampu menguasai dan menerapkan ilmu pengetahuan di bidang hukum ekonomi syari’ah dengan menggunakan teknologi informasi;

Mampu menerapkan pengetahuannya dalam menyelesaikan masalah di bidang hukum ekonomi syari’ah di lembaga peradilan.

Menguasai dan terampil menerapkan teori dan praktek

(28)

28 beracara dalam menyelesaikan masalah hukum ekonomi syari’ah di lembaga peradilan;

Mampu menerapkan keahliannya dalam menjalankan pekerjaannya;

2. Pengacara (Advokat)

Memiliki kemampuan untuk menerapkan hukum ekonomi syari’ah sebagai basis pemecahan masalah di bidang hukum ekonomi syari’ah di lembaga peradilan;

Mampu menguasai dan menerapkan ilmu pengetahuan di bidang hukum ekonomi syari’ah dengan menggunakan teknologi informasi;

Memiliki kemampuan untuk melakukan assessment dan penyelesaian masalah di bidang hukum baik litigasi maupun non litigasi terutama di bidang hukum ekonomi syari’ah;

Menguasai teori dan praktek contract drafting;

Mampu menerapkan keahliannya dalam menjalankan pekerjaannya;

4 Dewan Pengawas Syariah

Mampu menerapkan ilmu pengetahuan di bidang hukum ekonomi syari’ah dengan menggunakan teknologi informasi;

Menguasai teori hukum ekonomi syari’ah dan penerapannya berbasis unity of sciences.

Menguasai teori dan praktek contract drafting;

Mampu menginventarisasi bahan pengawasan Syariah sesuai Tugasnya

Mampu melakukan Pengawasan terhadap akta perjanjian Mampu melakukan Pengawasan terhadap Prosedur produk dan/atau layanan baru

Mampu melakukan pengawasan terhadap pemasaran Produk

(29)

29 Mampu melakukan pengawasan terhadap laporan keuangan Mampu menyusun Opini Syariah

4 Peneliti dan Akademisi

Mampu menguasai dan menerapkan ilmu pengetahuan di bidang hukum ekonomi syari’ah dengan menggunakan teknologi informasi;

Memiliki kemampuan untuk melakukan assessment dan penyelesaian masalah di bidang hukum baik litigasi maupun non litigasi terutama di bidang hukum ekonomi syari’ah;

Menguasai teori dan praktek contract drafting;

Mampu menerapkan keahliannya dalam menjalankan pekerjaannya;

5. Syariah Legal Advisor

(Konsultan Ekonomi Syariah)

Mampu menguasai dan menerapkan ilmu pengetahuan di bidang hukum ekonomi syari’ah dengan menggunakan teknologi informasi;

Menguasai teori hukum ekonomi syari’ah dan penerapannya berbasis unity of sciences.

Menguasai teori dan praktek contract drafting;

Mampu menerapkan keahliannya dalam menjalankan pekerjaannya;

6. Legal and Contract Drafter

Mampu menguasai dan menerapkan ilmu pengetahuan di bidang hukum ekonomi syari’ah dengan menggunakan teknologi informasi;

Menguasai teori dan praktek contract drafting;

Menguasai teori-teori entrepreneurship;

Memiliki kemampuan untuk menjalankan roda organisasi sesuai dengan keahliannya di bidang hukum ekonomi syari’ah;

Mampu menerapkan keahliannya dalam menjalankan

(30)

30 pekerjaannya;

7 Arbriter Mampu menguasai dan menerapkan ilmu pengetahuan di bidang hukum ekonomi syari’ah dengan menggunakan teknologi informasi;

Menguasai teori hukum ekonomi syari’ah dan penerapannya berbasis unity of sciences.

Menguasai teori dan praktek contract drafting;

Mampu menerapkan keahliannya dalam menjalankan pekerjaannya;

3. Capaian Pembelajaran

A. Capaian Pembelajaran Bidang Sikap dan Tata Nilai

1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap relijius;

2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,moral, dan etika;

3. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;

4. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;

5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;

6. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila;

7. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan;

8. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;

9. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan;

10. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri;

11. Memiliki wawasan dan sikap kebangsaan;

12. Memiliki wawasan, sikap, dan perilaku yang mencerminkan karakter keislaman;

13. Memiliki sikap dan mental kewirausahaan yang dijiwai nilai keislaman;

14. Memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang ilmu keislaman;

15. Memahami kearifan lokal;

16. Memiliki kemampuan berfikir dan bekerja secara ilmiah;

17. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab, rasa bangga dan percaya diri sebagai sarjana Hukum Ekonomi Syariah Islam;

18. Menunjukkan sikap kepemimpinan (leadership), bertanggung jawab (accountability) dan responsibilitas (responsibility) atas pekerjaan di bidang Hukum Ekonomi Syariah secara mandiri.

(31)

31

B. Capaian Pembelajaran Bidang Pengetahuan

1. Menguasai pengetahuan tentang filsafat pancasila, kewarganegaraan, wawasan kebangsaan (nasionalisme) dan globalisasi;

2. Menguasai pengetahuan dan langkah-langkah dalam menyampaikan gagasan ilmiah secara lisan dan tertulis denganmenggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam perkembangan dunia akademik dan dunia kerja (dunia non akademik);

3. Menguasai pengetahuan dan langkah-langkah berkomunikasi baik lisan maupun tulisan dengan menggunakan bahasa Arab dan Inggris dalam perkembangan dunia akademik dan dunia kerja (dunia non akademik);

4. Menguasai pengetahuan dan langkah-langkah dalam mengembangkan pemikiran kritis, logis, kreatif, inovatif dansistematis serta memiliki keingintahuan intelektual untuk memecahkan masalah pada tingkat individual dan kelompok dalam komunitas akademik dan non akademik;

5. Menguasai pengetahuan dasar-dasar keislaman sebagai agama rahmatan lil ‘alamin;

6. Menguasai pengetahuan dan langkah-langkah integrasi keilmuan (agama dan sains) sebagai paradigma keilmuan;

7. Menguasai langkah-langkah mengidentifikasi ragam upaya wirausaha yang bercirikan inovasi dan kemandirian yangberlandaskan etika Islam, keilmuan, profesional;

8. Menguasai konsep teoritis utama (major concepts) tentang Teori-teori Hukum Islam;

9. Menguasai metodologi penelitian studi Islam dan metodologi dasar penelitian Hukum Ekonomi Syariah;

10. Menguasai teknik observasi dan interview yang mendasari penelitian Hukum Ekonomi Syariah;

11. Menguasai konsep teoritik komunikasi antar pribadi dan komunikasi komunitas dalam mengupayakan peningkatan kesehatan mental;

12. Menguasai tata cara penulisan ilmiah.

C, Capaian Pembelajaran Keterampilan Umum

1. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam kontek pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahliannya;

2. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu dan terukur;

Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara, dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni;

Mampu menyusun deskripsi saintifik, hasil kajiannya dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi;

3. Mampu mengambil keputusan secara tepat, dalam konteks penyelasaian masalah di bidang keahliannya berdasarkan hasil analisis informasi dan data;

4. Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing, kolega dan sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya;

(32)

32 5. Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok melakukan supervisi dan evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya;

6. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada di bawah tanggungjawabnya dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri;

7. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamanahkan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan mencegah plagiasi;

8. Menunjukkan kemampuan literasi informasi, media dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan keilmuan dan kemampuan kerja;

9. Mampu berkomunikasi baik lisan maupun tulisan dengan menggunakan bahasa Arab dan Inggris dalam perkembangan dunia akademik dan dunia kerja;

10. Mampu berkolaborasi dalam tim, menunjukkan kemampuan kreatif (creativity skill), inovatif (innovation skill), berpikir kritis(critical thinking) dan pemecahan masalah (problem solving skill) dalam pengembangan keilmuan dan pelaksanaan tugas di dunia kerja;

13. Mampu membaca Al-Qur’an berdasarkan ilmu tajwid;

14. Mampu melaksanakan ibadah dan memimpin ritual keagamaan dengan baik 15. Mampu menunjukkan kemandirian dan memiliki kemampuan untuk berwirausaha;

16. Mampu menunjukkan kepekaan dan kepedulian pada lingkungan sosial.

D, Capaian Pembelajaran Keterampilan Khusus

1. Mampu melakukan ijtihad dalam bidang Hukum Ekonomi Syariah;

2. Mampu menerapkan teori fiqh muamalah dalam produk Ekonomi Syariah 3. Mampu membuat putusan pengadilan dalam bidang hokum ekonomi syariah 4. Mampu merancang dan menyusun Kontrak Bisnis Syariah

5. Mampu menerapkan aspek hokum pada desain produk-produk Ekonomi Syariah 6. Mampu memberi bantuan hukum dalam sengketa ekonomi syariah

7. Mampu menerapkan prosedur beracara dalam sistem peradilan;

8. .Mampu melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan operasional produk Ekonomi Syariah.

9. Mampu melakukan riset tentang hukum Ekonomi Syariah

3. Penetapan Bahan Kajian – Berdasarkan CPL dan/atau menggunakan Body of Knowledge suatu Program Studi, yang kemudian digunakan untuk pembentukan mata kuliah.

Pemetaan Bahan Kajian:

No Kedudukan Kode Bidang Sub Disiplin

Ilmu Bahan Kajian

1 Ipteks Inti Program

studi BK01 Hukum

Ilmu Hukum Materiil

(33)

33 Formil

2 Ipteks Inti Program

Studi BK02 Syariah

Fiqh Ushul Fiqh Sejarah Muqaranah

3 Ipteks Pendukung BK03 Ushuluddin

Al-Qur'an Hadis Tafsir Ilmu Kalam Akhlak Tasawuf

4 Ipteks yang

dikembangkan BK04 Sosial Sosial dan Masyarakat

5 Ipteks Pendukung BK05 Metodologi

Kualitatif Kuantitatif

6

Ipteks Pendukung BK06 Bahasa

Bahasa Arab Bahasa Inggris

Ipteks Institusi Bahasa Indonesia

7 Ipteks Pendukung BK07 Matematika

Statistic Astronomi

8 Ipteks Institusi BK08

Filsafat Filsafat Ilmu

Filsafat Hukum Islam

No Capaian Pembelajaran Iptek

Penciri

Inti Program Studi

(34)

34 Sikap Bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa dan mampu

menunjukkan sikap religius;

V

Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,moral, dan etika;

V

Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;

V

Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;

V

Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;

V

Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila;

V

Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan;

V

Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;

V

Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan;

V

(35)

35

Menunjukkan sikap

bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri

V

PP Memiliki wawasan dan sikap kebangsaan

V

Memiliki wawasan, sikap, dan perilaku yang mencerminkan karakter keislaman

V

Memiliki sikap dan mental kewirausahaan yang dijiwai nilai keislaman

V

Memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang ilmu keislaman

V

Memahami kearifan lokal V Memiliki kemampuan berfikir dan bekerja secara ilmiah

V

Memiliki ketrampilan

menggunakan bahasa Arab dan Inggris secara pasif dan aktif

V

Mampu menggunakan bahasa Inggris untuk kajian hukum

Mampu menggunakan bahasa Arab untuk kajian hukum

V

Memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an

V

Memahami dan mampu

mempraktikkan ibadah

V

KK Menguasai teknologi informasi dan komunikasi

V

(36)

36 Mampu memeriksa dan memutus

perkara

V

Mampu memahami perkembangan hukum Islam

V

CPL Utama Mampu melakukan ijtihad dalam bidang Hukum Ekonomi Syariah;

V

Mampu menerapkan teori fiqh muamalah dalam produk Ekonomi Syariah

V

Mampu membuat putusan pengadilan dalam bidang hokum ekonomi syariah

V

Mampu merancang dan menyusun Kontrak Bisnis Syariah

V

Mampu menerapkan aspek hokum pada desain produk-produk Ekonomi Syariah

V

Mampu memberi bantuan hukum dalam sengketa ekonomi syariah

V

Mampu menerapkan prosedur beracara dalam sistem peradilan;

V

.Mampu melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan operasional produk Ekonomi Syariah.

V

Mampu melakukan riset tentang hukum Ekonomi Syariah

V

CPL mampu melaksanakan tugas-tugas teknis yang berkaitan dengan klien

V

(37)

37 Pendukung Menguasai dan mengaplikasikan

konsep pendidikan Islam dan teori fiqih/ushul fiqih

V

Menguasai metodologi penelitian dengan baik dan mampu mengevaluasi Perkembangan Hukum Ekonomi Syariah

V

4. Pembentukan Mata Kuliah (MK) dan penentuan bobot sks Menjelaskan mekanisme pembentukan mata kuliah berdasarkan CPL (beserta turunannya di level MK) dan bahan kajian, serta penetapan bobot sks nya.

a. Mata Kuliah Umum (MKU)/Wajib Institut

Tabel Mata Kuliah Umum (MKU)/ Wajib Institut NO KODEMATA

KULIAH

MATA KULIAH SKS

1 INS 201 Pancasila 2

2 INS 202 Pendidikan Kewarganegaraan 2

3 INS 203 Sejarah Peradaban Islam 2

4 INS 204 Islam dan Budaya Jawa 2

5 INS 205 Ilmu Kalam 2

6 INS 206 Akhlak dan Tasawuf 2

7 INS 207 Metodologi Studi Islam 2

8 INS 208 Filsafat Ilmu 2

9 INS 209 Bahasa Indonesia 2

10 INS 210 Kewirausahaan Islami 2

b. Mata Kuliah Pendukung Wajib (MKP)/Wajib Fakultas

Tabel Mata Kuliah Pendukung (MKP)/ Wajib Fakultas

(38)

38 NO KODE MATA

KULIAH

MATA KULIAH SKS

1 FSY 201 Pengantar Ushul Fiqh 2

2 FSY 202 Ushul Fiqh 2

3 FSY 203 Sejarah Hukum Islam 2

4 FSY 204 Pengantar Ilmu Hukum 2

5 FSY 205 Peradilan Agama di Indonesia 2

6 FSY 206 Hukum Acara Peradilan Agama 2

7 FSY 207 Fiqh Ibadah 2

8 FSY 208 Pengantar Tata Hukum Indonesia 2

9 FSY 209 Hukum Perdata 2

10 FSY 210 Hukum Acara Perdata 2

11 FSY 211 Filsafat Hukum Islam 2

12 FSY 213 Perbandingan Mazhab dalam Ushul 2

13 FSY 214 Hukum Zakat, Infak, Shadaqah dan Wakaf 2

14 FSY 216 Ilmu Falak 2

15 FSY 217 Bahasa Inggris Dasar 2

16 FSY 218 Bahasa Arab Dasar 2

17 FSY 219 Ulumul Hadis 2

18 FSY 220 Ilmu Al-qur’an dan Tafsir 2

19 FSY 221 Metodologi Penelitian 2

20 FSY 222 Tafsir Aqidah Akhlaq 2

21 FSY 223 Hadis Aqidah Akhlaq 2

22 FSY 224 Khat dan Tahsin Al-Qur’an 2

23 FSY 225 Hukum Pidana 2

(39)

39 NO KODE MATA

KULIAH

MATA KULIAH SKS

24 FSY 226 Hukum Acara Pidana 2

25 FSY 227 Sosiologi Hukum 2

c. Mata Kuliah Inti/Wajib Program Studi

Tabel Mata Kuliah Inti (MKI)/ Wajib Program Studi NO KODE

MATA KULIAH

MATA KULIAH SKS

1 HES 201 Fiqh Munakahat 2

2 HES 202 Hukum Perkawinan 2

3 HES 203 Akuntansi Syariah 2

4 HES 204 Etika Bisnis Islam 2

5 HES 205 Ilmu Ekonomi dan Perbankan 2

6 HES 206 Fiqh Muamalah 2

7 HES 207 Fiqh Muamalah Keuangan Syariah 2 8 HES 208 Hukum Investasi dan Penanaman Modal

Syariah 2

9 HES 209 Fiqh Mawaris 2

10 HES 210 Metodologi Penelitian Hukum Ekonomi

Syariah 2

11 HES 211 Lembaga Keuangan Syariah (termasuk Gadai

dan Asuransi Syariah) 2

12 HES 212 Hukum Dagang 2

13 HES 213 Hukum Perbankan dan Keu. Non Bank

Syariah 2

14 HES 216 Hukum Kontrak Syariah 2

15 HES 217 Tafsir Ayat-ayat Hukum Ekonomi Syariah 2

(40)

40 NO KODE

MATA KULIAH

MATA KULIAH SKS

16 HES 218 Hadis Hukum Ekonomi Syariah 2

17 HES 219 English for Islamic Business law 2 18 HES 220 Al-arabiyah lil Fiqh Al-muamalah 2 19 HES 221 Hukum Perikatan Islam di Indonesia 2 20 HES 222 Bantuan Hukum Ekonomi Syariah 2

21 HES 223 Fiqh Jinayah 2

22 HES 224 Fiqh Siyasah 2

23 HES 225 Fiqh Muamalah Kontemporer 2

24 HES 226 Statistik 2

25 HES 227 Pengantar Ilmu Ekonomi 2

26 HES 228 Sistem Pengawasan LKS 2

27 HES 233 Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah 2

28 HES 428 KKL/PPL 4

29 HES 429 KKN 4

30 HES 630 Skripsi 6

d. Mata Kuliah Pilihan (MKPI)

Tabel Mata Kuliah Pilihan (MKP)/ Pilihan Program Studi NO KODE

MATA KULIAH

MATA KULIAH SKS

1 HES 231 Hukum Perlindungan Konsumen 2

2 HES 232 Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI) 2

3 HES 234 Hukum Pidana Ekonomi 2

4 HES 235 Hukum Perdata Internasional 2

(41)

41 5 HES 236 Hukum Perusahaan dan Kepailitan 2

6 HES 237 Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum 2

7 HES 238 Hukum Pajak 2

8 HES 239 Hukum Agraria 2

9 HES 240 Alternatif Penyelesaian Sengketa 2

10 HES 241 Hukum Lingkungan 2

Catatan:

Jumlah SKS mata kuliah pilihan yang wajib ditempuh sebanyak 10 (sepuluh) SKS atau 5 (lima) mata kuliah.

Jumlah keseluruhan SKS yang wajib ditempuh adalah 148 SKS dengan rincian:

Mata Kuliah Dasar : 20 SKS Mata Kuliah Utama/Inti : 68 SKS Mata Kuliah Pendukung : 50 SKS

Mata Kuliah Pilihan : 10 SKS e. Matrik Distribusi Mata kuliah (MK)

No Kode MK Mata Kuliah

Program Pembelajaran (SKS) Dalam SKS

Prodi

Prodi Lain

PT Lain

Luar PT Semester I

1 INS 201 Pancasila V 2

2 INS 202 Pendidikan Kewarganegaraan V 2

3 INS 203 Sejarah Peradaban Islam V 2

4 INS 207 Metodologi Studi Islam V 2

5 INS 208 Filsafat Ilmu V 2

6 INS 209 Bahasa Indonesia V 2

(42)

42

7 FSY 204 Pengantar Ilmu Hukum V 2

8 FSY 217 Bahasa Inggris Dasar V 2

9 FSY 218 Bahasa Arab Dasar V 2

10 HES 227 Pengantar Ilmu Ekonomi V 2

20 Semester II 1 INS 204 Islam dan Budaya Jawa V 2

2 INS 205 Ilmu Kalam V 2

3 INS 206 Akhlak dan Tasawuf V 2

4 FSY 201 Pengantar Ushul Fiqh V 2

5 FSY 203 Sejarah Hukum Islam V 2

6 FSY 207 Fiqh Ibadah V 2

7 FSY 208 Pengantar Tata Hukum Indonesia V 2

8 FSY 219 Ulumul Hadis V 2

9 FSY 220 Ilmu al-Qur'an dan Tafsir V 2

10 HES 219 English For Islamic Business Law V 2

11 HES 220 Al-Arabiyah lil Fiqh al-muamalah V 2

22 Semester III 1 FSY 202 Ushul Fiqh V 2

2 FSY 205 Peradilan Agama di Indonesia V 2

3 FSY 211 Filsafat Hukum Islam V 2

4 FSY 222 Tafsir Aqidah Akhlaq V 2

(43)

43

5 FSY 223 Hadis Aqidah akhlaq V 2

6 FSY 224 Khat dan Tahsin Al-Qur’an V 2

7 HES 209 Fiqh Mawaris V 2

8 HES 218 Hadis Hukum Ekonomi Syariah V 2

9 HES 223 Fiqh Jinayah V 2

10 HES 224 Fiqh Siyasah V 2

20 Semester IV 1 FSY 209 Hukum Perdata V 2

2 FSY 214 Hukum Zakat, Infak, Shadaqah dan Wakaf V 2

3 FSY 221 Metodologi Penelitian V 2

4 FSY 225 Hukum Pidana V 2

5 HES 204 Etika bisnis Syariah V 2

6 HES 205 Ilmu Ekonomi dan Perbankan V 2

7 HES 206 Fiqh Muamalah V 2

8 HES 217 Tafsir Ayat-ayat Hukum Ekonomi Syariah V 2

9 HES 221 Hukum Perikatan Islam di Indonesia V 2

10 HES 226 Statistik V 2 20

Semester V

1 FSY 206 Hukum Acara Peradilan Agama (v) (v) 2

(44)

44

2 FSY 210 Hukum Acara Perdata (v) (v) 2

3 FSY 216 Ilmu Falak v 2

4 FSY 226 Hukum Acara Pidana (v) (v) 2

5 FSY 227 Sosiologi Hukum v 2

6 HES 201 Fiqh Munakahat v 2

7 HES 202 Hukum Perkawinan v 2

8 HES 203 Akuntansi Syariah v 2

9 HES 207 Fiqh Muamalah Keuangan Syariah V 2

10 HES 211

Lembaga Keuangan Syariah

(termasuk Asuransi dan Gadai Syariah)

v

2

11 HES 212 Hukum Dagang V 2

Semester VI 22

1 INS 210 Kewirausahaan Islami v 2

2 FSY 213 Perbandingan Madzhab dalam Ushul v 2

3 HES 208 Hukum Investasi dan Penanaman

Modal Syariah v 2

4 HES 210 Metodologi Penelitian Hukum

Ekonomi Syariah v 2

5 HES 213 Hukum Perbankan dan Keuangan non

Bank Syariah v 2

6 HES 216 Hukum Kontrak Syariah v 2

7 HES 222 Bantuan Hukum Ekonomi Syariah v 2

8 HES 225 Fiqh Muamalah Kontemporer v 2

(45)

45 9 HES 233 Penyelesaian Sengketa Ekonomi

Syariah v 2

10 HES 228 Sistem Pengawasan Lembaga

Keuangan Syariah v 2

11 HES 231 Hukum Perlindungan Konsumen

(Pilihan) v

22 Semester VII

1 HES 236 Hukum Perusahaan dan Kepailitan

(Pilihan) v 2

2 HES 232 Hak Kekayaan Intelektual (HaKI)

(Pilihan) v 2

3 HES 234 Hukum Pidana Ekonomi (Pilihan) v 2

4 HES 235 Hukum Perdata Internasional (Pilihan) v 2

5 HES 428 PPL/KKL v 4

6 HES 429 KKN v 4

Semester VIII

1 Skripsi V 6

C. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas maka dapat dismpulkan bahwa :

1. Desain kurikulum Prodi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah IAIN

Surakarta memiliki Profile yang terlalu luas pada kompetensi Prodi HES, hal ini

pada profile terdapat profesi Penghulu KUA dan profesi Guru, sementara tdk

terdapat kurikulum Pedagogiknya. Selain itu jumlah SKS terlalu banyak (152)

(46)

46

yang bisa mengakibatkan masa lulus lama. Disamping itu kurikulum Prodi HES belum melaksanakan kebijakan pemerintah tentang kampus Merdeka dan Merdeka Belajar.

2. Desain kurikulum pada Prodi Hukum Ekonomi Syariah (MU) Fakultas Syariah IAIN Surakarta pada umumnya telah mencakup dan mendukung terhadap terwujudnya Sumber Daya Insani (SDI) yang profesional dalam bidang Hukum Ekonomi Syariah namun masih perlu didukung mata kuliah yang memperkuat kompetensi sesuai profile.Untuk profile hakim Peradilan Agama perlu adanya penguatan pada aspek Hukum Acaranya, Untuk Profil advokat/arbiter hukum Tata usaha Negara, Hukum MK dan tehnik Penyelesaian melaui pola ADR.

Profile DPS perlu ditambah sistem pengawasan Syariah dan pengetahuan hybrid contrak dan penguatan pada Ushul Fiqh Ekonomi syariah dan Qawaid ushul dan fiqh

3. Model desain kurikulum yang ideal bagi Prodi Hukum Ekonomi Syariah harus mencakup beberapa aspek, yang pertama kurikulum harus mendukung terwujudnya visi,misi Prodi,melahirkan lulusan yang profesional sesuai profil yang ditetapkan Prodi, melakukan proses penyusunan kurikulum yang benar,yaitu dengan menetapkan capaian pembelajaran lulusan (CPL) ,menetapkan bahan kajian sebagai dasar untuk menetukan mata kuliah dan yang kedua kurikulum yang mengkomodir kebutuhan perkembangan ekonomi Syariah dan yang ketiga kurikulum yang menerapkan kebijakan Pemerintah.

DAFTAR PUSTKA

,Ali Mahfudh, MH., Hakim Pengadilan Agama Surakarta..

Abdullah Tri Wahyudi, S.Ag..,SH.,MH (Anggota APSI, Ketua LKBHI UIN RM Said Surakarta)

Agustianto,Pendidikan Ekonomi Syariah,diakses 8 juni 2019

Gambar

Tabel  Mata Kuliah Umum (MKU)/ Wajib Institut   NO  KODEMATA
Tabel Mata Kuliah Inti (MKI)/ Wajib Program Studi  NO  KODE
Tabel Mata Kuliah Pilihan (MKP)/ Pilihan Program Studi  NO  KODE

Referensi

Dokumen terkait

RENCANA REALISASI KEGIATAN PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI BISNIS ISLAM STAIN MAJENE.. PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap masyarakat Kelurahan Baru Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan, diketahui sebanyak 74,4% responden menyatakan bahwa

Keberadaan vila yang menjadi suatu fenomena dalam industri pariwisata di Kabupaten Badung dan Bali pada umumnya, secara tidak langsung telah memberikan nilai lebih bagi

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, yaitu digunakannya analisis RCA, EPD, dan CMS untuk menganalisis daya saing komoditas susu Indonesia. Selain

Penulis mengikuti program S-1 pada jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HES), Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI) pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh

Penulis mengikuti program S-1 pada jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HES) Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon

Berdasarkan hasil observasi di perpustakaan UIN Imam Bonjolpenulis menemukan pemustaka atau mahasiswa UIN Imam Bonjol yang ingin memanfaatkan perpustakaan tersebut merasa bingung

Yang bertanda tangan dibawah ini saya, Winarti Monika Sagala, menyatakan bahwa skripsi dengan judul: ANALISIS PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY