• Tidak ada hasil yang ditemukan

S y S x. Perlu dicatat bahwa kita hanya memerlukan rasio S y dapat diskala kembali.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "S y S x. Perlu dicatat bahwa kita hanya memerlukan rasio S y dapat diskala kembali."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Landasan Teori

2.1 Fungsi Salary

Jika suatu program pensiun mengkaitkan salary dalam menentukan besarnya- bene…t pensiun ataupun kontribusinya, maka sangat diperlukan suatu asumsi un- tuk dapat mengestimasi salary dimasa datang. Notasikan, suatu fungsi salary dengan Sx dimana x adalah usia seorang dalam sebuah program pensiun. Pada umumnya Sxadalah fungsi tidak menurun (nondecreasing function) dalam x yang menggambarkan kenaikan salary dalam kaitannya dengan faktor in‡asi dan fak- tor merit (senioritas). Dalam Actuarial Mathematics (1986), kita melihat bahwa tujuan dari fungsi salary adalah untuk mengestimasi salary yang akan datang dalam valuasi pensiun. Sebagai contoh, jika ASx adalah actual salary dari seseo- rang berusia x, maka estimasi salary yang akan datang pada usia y, dimana y > x adalah

ASx Sy

Sx (2.1)

Perlu dicatat bahwa kita hanya memerlukan rasio Sy

Sx dan dengan demikian Sx

dapat diskala kembali.

Jika kita de…nisikan suatu fungsi salary berdasarkan usia adalah sebagai fungsi

5

(2)

akumulasi terhadap faktor in‡asi dan faktor merit, dan kita ketahui bahwa fungsi akumulasi dapat dituliskan sebagai expf

Rx 0

zdzg, dimana zadalah laju akumulasi (force of accumulation). Maka pada kasus ini dapat dide…nisikan z = + z, dimana adalah tingkat in‡asi (konstan) dan z adalah tingkat kenaikan sesaat yang dikaitkan dengan usia. Oleh karena itu, kita mempunyai

Sx = exp 8<

: x + Zx

0

z dz 9=

; (2.2)

dan dengan demikian Sy

Sx = exp 8<

: (y x) + Zy

x

z dz 9=

;

Sebagai hasil, estimasi salary yang akan datang pada usia y > x adalah sama dengan actual salary pada usia x dikalikan fungsi yang meliputi in‡asi, ditulis sebagai expf (y x)g, dan fungsi merit, yang ditulis sebagai expf

Ry x

z dzg: Dalam tesis ini, kita asumsikan bahwa

z = e z; > 0; > 0 (2.3)

Dari persamaan 2.2 dan 2.3 diperoleh

Sx = exp x + 1(1 e x) (2.4)

Jika dilakukan observasi sebanyak N individu, dimana Nx adalah jumlah orang yang berusia x pada waktu t = 0. Hal ini akan sama dengan jumlah orang yang berusia x + 1 pada waktu t = 1, karena kita mempunyai data hanya untuk orang yang hidup yang telah diobservasi salary-nya selama periode studi. Ambil ASx+tk , k = 1; 2; :::; Nx adalah aktual salary dari pegawai k pada usia x + t: Misalkan juga, sk adalah jumlah masa kerja yang dimiliki pada saat t = 0 dan ASx sk adalah aktual salary pada saat mulai masuk kerja. Maka, model perkembangan salary yang realistis adalah:

ASx+tk = ASx sk

k exp Z t

sk

z dz + Z x+t

x sk

z dz "kt (2.5)

(3)

dimana faktor in‡asi: expnRt

sk z dz o

;faktor merit: expnRx+t x sk zdz

o

;dan fak- tor error : "kt: Dengan menggunakan persamaan 2.5, diperoleh bahwa

ASx+t+1k = ASx+tk exp

Z t+1 t

z dz +

Z x+t+1 x+t

z dz "kt+1

"kt (2.6)

2.1.1 Age-Based Model

Dalam model berdasarkan usia (age-based model), bahwa fungsi salary yang terdiri dari faktor in‡asi dan faktor merit dipengaruhi oleh variabel usia (x). Misalkan N adalah banyaknya observasi, yang ditandai sebagai [ak; xk; ASxk

k; ASxk

k+1; ASxk

k+2] untuk k = 1; 2; :::; N: Sebagaimana sebelumnya, ASxkk adalah aktual salary dari pegawai k yang berusia xk pada saat t = 0 dan mulai bekerja pada usia ak saat t = ak xk. ASxkk+1 adalah aktual salary dari orang yang sama pada saat t = 1, sementara ASxkk+2 adalah aktual salary dari orang yang sama pada saat t = 2:

Dengan menggunakan model statistik dari persamaan 2.6 pada seksi sebelumnya, diperoleh bahwa

ASxkk+t+1

ASxkk+t = exp

Z t+1

t z dz +

Z xk+t+1

xk+t z dz "kt+1

"kt ; t = 0; 1 (2.7) Selanjutnya, kita evaluasi integral Rxk+t+1

xk+t z dz dimana z = e z: Sehingga diperoleh

Z x+t+1 x+t

z dz =

Z x+t+1 x+t

e z dz

= be (x+t) dimana

b = 1(1 e )

(4)

Akhirnya, kita de…nisikan

Ytk = loge ASxk

k+t+1

ASxkk+t ;

"tk = loge "kt+1

"kt ; rt =

Z t+1 t

zdz: (2.8)

Menggunakan de…nisi tersebut, diperoleh bahwa persamaan 2.7 dapat ditulis se- bagai

Ytk = rt+ be (xk+t)+ "tk (2.9) untuk t = 0; 1 dan k = 1; 2; :::; N .

Persamaan regresi diatas dapat diestimasi dengan metode estimasi parameter sta- tistik regresi nonlinear yaitu dengan pendekatan nonlinear least squares (NLS) dengan diasumsikan residual error ("tk) tidak berdistribusi normal. Pertama, kita asumsikan bahwa error ("tk) tidak berkorelasi. Hal ini bukan asumsi yang realistis, tetapi membolehkan kita untuk menguji kebebasan.

2.1.2 Service-Based Model

Sebagai alternatif pendekatan lain dari age-based model, akan diselidiki suatu fungsi salary berdasarkan masakerja yang dinamakan model berdasarkan masa kerja (service-based model). Dalam service-based model, kita tandai Ssrv, menjadi sebuah fungsi berdasarkan masa kerja, dimana srv 0: Kembali, Ssrv adalah fungsi tidak menurun (nondecreasing function) dalam srv yang menggambarkan kenaikan salary karena in‡asi dan merit (senioritas). Jika ASsrv adalah aktual salary dari seseorang dengan masa kerja s, maka estimasi salary pada saat t, dimana t > srv adalah

ASsrv St

Ssrv (2.10)

(5)

Sebelum melanjutkan, kita perlu mende…nisikan fungsi salary dengan service- based model, yang kita tulis sebagai

Ssrv = exp srv + Z srv

0

z dz (2.11)

Pada de…nisi ini, adalah konstanta tingkat in‡asi, sementara z adalah tingkat kenaikan sesaat karena masakerja. Sebagaimana sebelumnya, kita asumsikan bahwa

z = e :srv; > 0; > 0 (2.12) Perlu dicatat, bahwa z adalah fungsi menurun (decreasing) dalam z, dan dengan demikian kenaikan merit akan lebih kecil untuk seseorang yang mempunyai masa kerja yang lebih panjang daripada seseorang yang mempunyai masa kerja pendek.

Sebagaimana sebelumnya, kita gunakan N observasi yang sama, yang sekarang kita tandai dengan srvk; ASsrvk

k; ASsrvk

k+1; ASsrvk

k+2 untuk k = 1; 2; :::; N: Dalam kasus ini, srvk = xk ak adalah masa kerja pegawai ke k.

Dengan menggunakan model statistik yang sama sebagaimana model age-based, kita peroleh

Ytk= rt+ be (srvk+t)+ "tk (2.13) untuk t = 0; 1 dan k = 1; 2; :::; N , dimana

Ytk = loge ASsrvk

k+t+1

ASsrvk k+t ;

"tk = loge "kt+1

"kt ; rt=

Z t+1 t

z dz:

dan

b = 1(1 e ) (2.14)

Persamaan regresi diatas dapat diestimasi dengan cara seperti yang dilakukan pada age-based model.

(6)

2.2 Metode Estimasi Parameter Model Statistik Nonlinier

Untuk mengestimasi parameter dari fungsi salary pada persamaan 2.9 dan 2.13 di atas akan digunakan suatu metode estimasi parameter untuk model statistik nonlinier (nonlinier dalam parameter).

Secara umum, bentuk dari model statistik nonlinier adalah

yt= f (xt; ) + et (2.15)

atau dapat menggunakan notasi matrik yang ditulis sebagai

y= f (X; ) + e (2.16)

dimana, jika jumlah observasi N dan banyaknya parameter yang diestimasi adalah K, maka X adalah variabel bebas (exogenous variable) dan merupakan matrik (N x K), adalah parameter dan matrik vektor (K x 1), y adalah variabel tidak bebas (endogenous variable) yang merupakan fungsi dari X dan merupakan matrik vektor (N x 1), dan e adalah residual error merupakan matrik vektor (N x 1).

Untuk mengestimasi parameter pada model statistik nonlinier dapat menggu- nakan dua metode, yaitu nonlinear least square dan nonlinear maximum likelihood.

Pada kasus ini hanya akan menggunakan metode nonlinear least square (NLS), yang akan diuraikan sebagai berikut:

2.2.1 Nonlinear Least Square

Dengan estimasi nonlinear least square, maka dalam model statistik nonlinier pada persamaan 2.15 :

yt= f (xt; ) + et (2.17)

(7)

diasumsikan bahwa etberdistribusi bebas dan identik dengan mean 0 dan variance

2 atau et i:i:d N (0; 2)atau pada persamaan 2.16:

y= f (X; ) + e (2.18)

diasumsikan bahwa E[e] = 0 dan E[ee0] = 2IN atau e N (0; 2IN). Sehingga, yt i:i:d N (f (X; ); 2)dengan f (xt; )adalah fungsi nonlinier dalam parameter

dan e N (0; 2IN):

Untuk menaksir parameter dengan metode nonlinear least square dilakukan dengan cara mencari nilai yang meminimumkan jumlah kuadrat error (residual sum of squares):

S( ) = XN

t=1

e2t = XN

t=1

[yt f (xt; )]2 atau,

S( ) = e0e = [y f(X; )]0[y f(X; )]

Untuk memperoleh min(S( )) digunakan turunan pertama dari fungsi S( ) ter- hadap sehingga memenuhi …rst order condition (FOC) @S( )

@ = 0 sehingga diperoleh:

@S( )

@ = 2

XN t=1

[yt f (xt; )]: @f (xt; )

@ = 0 (2.19)

atau,

@S( )

@ = 2:@f (X; )0

@ [y f(X; )] = 0 (2.20)

dimana@f (X; )0

@ adalah matrik (K x N). Ambil Z( ) =@f (X; )

@ 0 sebagai tranpose dari matrik @f (X; )0

@ maka

Z( ) =@f (X; )

@ 0 =

2 66 66 64

@f (x1; )

@ 1

@f (x1; )

@ K ... . .. ...

@f (xT; )

@ 1

@f (xT; )

@ K 3 77 77 75

(8)

Sehingga persamaan 2.20 dapat ditulis menjadi

Z( )0[y f(X; )] = 0 (2.21)

Langkah selanjutnya untuk memperoleh nilai yang memenuhi FOC dapat di- lakukan melalui proses algoritma diantaranya dengan metode algoritma Gauss- Newton

Algoritma Gauss-Newton

Untuk memperoleh solusi dari 2.21 dengan algoritma Gauss-Newton, dimulai- dengan mengaproksimasi f (X; ) dengan menggunakan deret T aylor orde-1 di- sekitar initial value yang dinotasikan sebagai (1):Aproksimasi untuk observasi individu ke-t diberikan dengan

f (xt; )' f(xt; (1))+

"

@f (xt; )

@ 1 (1)

::: @f (xt; )

@ K (1)

#

:[ (1)] (2.22)

dan untuk seluruh N observasi diperoleh

f(X; ) ' f(X; (1))+ @f (X; )

@ 0 (1)

[ (1)]

f(X; ) ' f(X; (1)) + Z( (1))[ (1)] (2.23) Substitusikan 2.23 ke 2.18 sehingga diperoleh

y' f(X; (1)) + Z( (1))[ (1)] + e (2.24) atau dapat ditulis menjadi bentuk linear pseudomodel

y( (1)) = Z( (1)): + e (2.25)

dimana

y( (1)) = y f(X; (1)) + Z( (1)): (1) (2.26)

(9)

Dari bentuk linier 2.25, estimasi untuk iterasi kedua (2) = dapat ditaksir dengan menggunakan metode ordinary least squares (OLS), sehingga diperoleh

(2) = Z( (1))0Z( (1))

1

Z( (1))0y( (1))

= Z( (1))0Z( (1)) 1Z( (1))0(y f(X; (1)) + Z( (1)) (1))

= (1)+ Z( (1))0Z( (1)) 1Z( (1))0(y f(X; (1)) (2.27) Langkah selanjutnya, dilakukan aproksimasi kembali terhadap f (X; ) disekitar

(2) dengan 2.23,

f(X; ) = f (X; (2)) + @f (X; )

@ 0 (2)

:( (2))

= f (X; (2)) + @f (X; )

@ 0 (2)

: @f (X; )

@ 0 (2)

: (2) (2.28) Maka diperoleh,

y = f (X; ) + e

= f (X; (2)) + @f (X; )

@ 0 (2)

: @f (X; )

@ 0 (2)

: (2)+ e

= f (X; (2)) + Z( (2)): Z( (2)): (2)+ e (2.29) atau

y f(X; (2)) + Z( (2)) (2) = Z( (2)) + e

y( (2)) = Z( (2)) + e (2.30) Dari persamaan 2.30, taksir kembali untuk iterasi ketiga (3) = dengan metode ordinary least squares (OLS), diperoleh

(3) = [Z( (2))0Z( (2))] 1Z( (2))0y( (2))

= [Z( (2)0Z( (2))] 1Z( (2))0(y f(X; (2)) + Z( (2)) (2))

= (2)+ [Z( (2))0Z( (2))] 1Z( (2))0(y f(X; (2)) (2.31) Sehingga, secara umum dapat diperoleh rumus iterasi ke-n sebagai berikut:

(n+1)

= (n)+ [Z( (n))0Z( (n))] 1Z( (n))0(y f(X; (n)) (2.32)

(10)

Iterasi tersebut dilakukan terus secara berulang hingga diperoleh kondisi konver- gen, yaitu

(n+1) (n)

(2.33) sehingga FOC dari masalah min(S( )) pada 2.20 dan 2.21 telah dipenuhi. Dan dari persamaan 2.20 diketahui bahwa

@S( )

@ = 2@f (X; )0

@ :(y f(X; )) (2.34)

1 2

@S( )

@ = @f (X; )0

@ :(y f(X; )) (2.35)

= Z( )0(y f(X; )) (2.36)

maka

@S( )

@ (n)

= 2 @f (X; )0

@ (n)

:(y f(X; (n))) 1

2

@S( )

@ (n)

= @f (X; )0

@ (n)

:(y f(X; (n)))

= Z( (n))0(y f(X; (n))) (2.37) Dengan mensubstitusikan 2.37 ke 2.32 maka diperoleh iterasi Gauss-Newton yang secara umum dapat ditulis menjadi:

(n+1) = (n)+[Z( (n))0Z( (n))] 1Z( (n))0(y f(X; (n))

= (n) 1

2[Z( (n))0Z( (n))] 1 @S( )

@ (n)

= (n) tn Pn n (2.38)

dimana tn = 1

2; Pn = Z( (n))0Z( (n))

1

; n= @S( )

@ (n)

2.2.2 Uji Hipotesa terhadap standard deviasi dan korelasi Error

Untuk menguji apakah kenaikan salary antara tahun t dan t+1 mempunyai variasi atau simpangan baku yang sama atau tidak sama, apakah ada hubungan antara

(11)

kenaikan salary antar pegawai pada tahun t dan t + 1, dan apakah ada hubungan antara kenaikan salary pada tahun t dan t + 1 untuk pegawai yang sama, maka dapat dilakukan uji hipotesa terhadap t;. t; dan dari error: Berdasarkan esti- masi parameter yang telah diperoleh di atas dan dengan menggunakan persamaan 2.9, maka

"tk = Ytk rt be (xk+t) (2.39) sehingga dapat diperoleh standard deviasi dan korelasi dari error dengan rumus

t =

q

V ar("tk)

t = Cov("tk; "tl)

2t

; k6= l

= Cov("tk; "t+1k )

t: t+1 (2.40)

Dengan menggunakan estimator standard dan con…dence interval (selang keper- cayaan) dengan tingkat keyakinan (1 ), akan dilakukan uji hipotesa dimana hipotesa nol (H0)adalah bahwa

0 = 1

0 = 0

1 = 0; dan

= 0

Jika S0 dan S1 masing-masing adalah estimator dari 0 dan 1, dengan N yang besar dan mendekati distribusi normal maka con…dence interval dari 0 dan 1

dapat dihitung dengan:

S0 Z =2: S0

p2N < 0 < S0+ Z =2: S0 p2N

S1 Z =2: S1

p2N < 1 < S1+ Z =2: S1

p2N (2.41)

Jika nilai 0 dan 1 berada dalam interval yang sama maka Ho : 0 = 1 akan diterima dan sebaliknya.

(12)

Jika r adalah estimator dari ; maka V ar(r) = 2r = 1 r2

N k. Sehingga diperoleh nilai-t dari statistik T yang berdistribusi-t adalah

t0 = rp

N k

p1 r2 r = t0

r1 r2

N k

= t0p 2

r

maka con…dence interval dari adalah:

r t =2: 2r < < r + t =2: 2r r t =2:1 r2

N k < < r + t =2:1 r2

N k (2.42)

Jika nilai 0 berada pada con…dence interval dari di atas, maka Ho : = 0 akan diterima dan sebaliknya

2.3 Program Pensiun

Fungsi utama dari sebuah program pensiun adalah untuk memberikan penghasi- lan bagi pegawai pada saat mereka pensiun. Di dalam valuasi program pensiun melibatkan beberapa fungsi dasar, yang terdiri dari:

1. Fungsi kehidupan gabungan (composite survival function);

2. Fungsi bene…t (bene…t function);

3. Fungsi bunga (interest function);

4. Fungsi salary (salary function);

5. Fungsi anuitas (annuity function).

(13)

2.3.1 Fungsi Kehidupan Gabungan

Fungsi kehidupan gabungan memberikan suatu probability bahwa seorang pe- serta program pensiun akan hidup dalam masa aktif (untuk suatu periode yang telah ditentukan) didasarkan pada semua tingkat penyusutan (decremental rates) yang diperhitungkan. Sedangkan probability kehidupan satu tahun pada penyusu- tan tunggal (single-decrement) sama dengan komplemen dari tingkat penyusutan, probability kehidupan satu tahun pada berbagai penyusutan kehidupan (multiple- decrement) sama dengan hasil komplemen untuk setiap tingkat penyusutan yang digunakan. Asumsi tingkat penyusutan biasanya terdiri dari: mortality, with- drawal, disability, dan retirement decrement yang dinotasikan dengan single–

decrement:

q0(m)= mortality rate (tingkat kematian)

q0(w)= withdrawal rate (tingkat pengunduran diri) q0(d)= disability rate (tingkat cacat/uzur)

q0(r) = retirement rate (tingkat pensiun)

Jadi jika seseorang yang aktif berusia x, maka probability kehidupan satu tahun pada kasus multiple-decrement adalah:

p( )x = (1 qx0(m))(1 qx0(w))(1 q0(d)x )(1 qx0(r))

= p0(m)x :p0(w)x :p0(d)x :p0(r)x (2.43) atau

p( )x = 1 [qx(m)+ qx(w)+ qx(d)+ qx(r)] (2.44) dimana dengan pendekatan asumsi uniform-distribution diketahui bahwa,

qx(m) = qx0(m)(1 1

2qx0(w))(1 1

2q0(d)x )(1 1 2qx0(r)) qx(w) = qx0(w)(1 1

2qx0(m))(1 1

2q0(d)x )(1 1 2qx0(r)) qx(d) = qx0(d)(1 1

2qx0(m))(1 1

2q0(w)x )(1 1 2qx0(r)) q(r)x = qx0(r)(1 1

2q0(m)x )(1 1

2qx0(w))(1 1

2q0(d)x ) (2.45)

(14)

Probability kehidupan dalam masa aktif selama n tahun adalah sama dengan

np( )x =

n 1Y

t=0

p( )x+t

Mortality decrement

Mortality yang terjadi pada pegawai aktif biasanya diberikan status pensiun se- hingga tetap menerima bene…t pensiun secara lump sum kepada ahli warisnya, sedangkan mortality yang terjadi pada pensiunan akan menghentikan pemba- yaran bene…t pensiun. Walaupun bene…t pensiun dihentikan, seringkali juga diberikan suatu bentuk bene…t lain kepada ahli warisnya. Usia adalah faktor yang utama sangat berpengaruh dalam mortality rate. Tingkat mortalita secara tahunan akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Faktor kedua yang mempengaruhi mortality rate adalah jenis kelamin (sex). Wanita cenderung mem- punyai mortality rate yang lebih rendah dibandingkan laki-laki pada setiap usia yang sama. Faktor lainnya yang mempengaruhi mortality rate antara lain seperti jabatan/kedudukan, tetapi biasanya diabaikan. Jika mortality rate pada usia x dinotasikan dengan q0(m)x , probability seseorang berusia x akan hidup mencapai usia x + 1, diasumsikan tidak ada decrement lainnya, adalah dinotasikan dengan p0(m)x :dimana p0(m)x + qx0(m)= 1:Secara umum, probability seseorang berusia x akan hidup n tahun dinotasikan dengan np0(m)x :

np0(m)x =

n 1Y

t=0

(1 qx+t0(m)) =

n 1Y

t=0

p0(m)x+t (2.46)

Jika batas usia pensiun normal adalah r, maka probability seseorang berusia x mencapai usia pensiun normal adalahr xp0(m)x

Withdrawal decrement

Withdrawal atau termination decrement, seperti halnya pada mortality decre- ment, melindungi pegawai bila mengundurkan diri sebelum usia pensiun dengan

(15)

me-nerima bene…t yang diberikan dalam program pensiun tersebut. Banyak fak- tor yang mempengaruhi withdrawal rate, tetapi ada dua faktor yang penting yaitu usia dan masakerja. Seseorang yang berusia lebih tua dan atau memiliki masak- erja lebih panjang cenderung akan memiliki withdrawal rate yang lebih rendah daripada yang berusia lebih muda dan atau memiliki masakerja lebih pendek.

Jika withdrawal rate pada usia x dinotasikan dengan qx0(w); probability seseorang berusia x tidak mengundurkan diri hingga mencapai usia x + 1, diasumsikan tidak ada decrement lainnya, dinotasikan dengan p0(w)x ; dimana p0(w)x + qx0(w) = 1:Secara umum, probability seseorang berusia x akan bekerja tanpa mengundurkan diri hingga n tahun dinotasikan dengan np0(w)x :

np0(w)x =

n 1Y

t=0

(1 qx+t0(w)) =

n 1Y

t=0

p0(w)x+t (2.47)

sehingga probability seseorang berusia x akan tetap bekerja mencapai usia pensiun normal adalah r xp0(w)x

Disability decrement

Disability pada waktu pegawai aktif, seperti halnya pada mortality dan with- drawal, akan diberikan bene…t pensiun. Beberapa faktor yang mempengaruhi disability rate antara lain usia, sex, dan jabatan. Disability rate akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Jika disability rate pada usia x dinotasikan dengan qx0(d);probability seseorang berusia x tidak cacat (disable) hingga menca- pai usia x + 1, diasumsikan tidak ada decrement lainnya, dinotasikan dengan p0(d)x ; dimana p0(d)x + qx0(d) = 1:Secara umum, probability seseorang berusia x tidak cacat hingga n tahun dinotasikan dengan np0(d)x :

np0(d)x =

n 1Y

t=0

(1 qx+t0(d)) =

n 1Y

t=0

p0(d)x+t (2.48)

sehingga probability seseorang berusia x tidak cacat hingga mencapai usia pensiun normal adalah r xp0(d)x

(16)

Retirement decrement

Retirement sebelum batas usia pensiun normal, disebut pensiun dipercepat (early retirement). Bene…t pensiun dibayarkan kepada pegawai, yang tentunya lebih ke- cil bila dibandingkan dengan bene…t pensiun normal. Faktor yang menyebabkan seseorang pensiun dipercepat, selain diperbolehkan dalam program pensiun terse- but, adalah faktor ekonomi dan faktor sosial. Batas usia pensiun dipercepat biasanya ditentukan beberapa tahun dari batas usia pensiun normal. Jika early retirement rate seseorang berusia x dinotasikan dengan qx0(r);probability seseorang tidak pensiun dipercepat hingga usia x+1, diasumsikan tidak ada decrement lain- nya, dinotasikan dengan p0(r)x ; dimana p0(r)x + qx0(r) = 1:Secara umum, probability seseorang berusia x tidak pensiun dipercepat hingga n tahun dinotasikan dengan

np0(r)x :

np0(r)x =

n 1Y

t=0

(1 qx+t0(r)) =

n 1Y

t=0

p0(r)x+t (2.49)

sehingga probability seseorang berusia x tidak pensiun dipercepat hingga menca- pai usia pensiun normal adalah r xp0(r)x

2.3.2 Fungsi Bene…t

Suatu program pensiun tidak dibatasi dalam memberikan penghasilan pensiun, dan semua program pensiun sekurang-kurangnya memberikan beberapa macam bene…t lain, antara lain: (1) vested termination bene…ts (bene…t pengunduran diri), (2) disability bene…ts (bene…t cacat atau keuzuran), dan (3) death bene…t (bene…t kematian).

Bene…t pensiun biasanya dibayarkan secara periodik (bulanan) selama yang bersang- kutan masih hidup. Dalam menentukan besarnya bene…t pensiun dikenal dua istilah penting, yaitu de…ned contribution dan de…ned bene…t. Program pensiun de…ned contribution adalah sebuah program pensiun dimana besarnya kontribusi pensiun telah ditentukan terlebih dulu dan biasanya merupakan persentase dari

(17)

salary. Kontribusi tersebut baik yang berasal dari pemberi kerja dan atau pegawai, diakumulasi dengan tingkat bunga tertentu selama aktif bekerja hingga menjelang pensiun.dan akan menjadi dana pembayaran pensiun. Sehingga besarnya bene-

…t tergantung pada besarnya akumulasi kontribusi. Sedangkan program pensiun de…ned bene…t adalah suatu program pensiun dimana besarnya bene…t pensiun telah ditetapkan terlebih dulu sehingga besarnya kontribusi yang harus diakumu- lasi selama aktif bekerja dihitung berdasarkan bene…t pensiun tersebut.

Dalam hal program pensiun menggunakan de…ned bene…t, sebagaimana akan diba- has kali ini, maka dalam menentukan besarnya bene…t didasarkan pada salary tertentu. Salary yang digunakan sebagai dasar dalam pembayaran bene…t antara lain adalah: salary terakhir saat pensiun (…nal salary), rata-rata salary selama bekerja (carreer average salary), atau rata-rata salary beberapa periode terakhir (n-…nal average salary) sebelum pensiun. Jika bx adalah bene…t tahunan yang dihimpun selama satu tahun antara usis x dan x + 1 untuk seseorang yang mu- lai bekerja pada usia y, sedangkan kumulatif bene…t yang terhimpun dinotasikan dengan Bx yaitu jumlah bene…t tahunan dengan usia x (tidak termasuk usia x).

Fungsi ini disebut fungsi accrued bene…t dan dide…nisikan untuk x > y sebagai

Bx = Xx 1

t=y

bt (2.50)

Hubungan bene…t dan salary adalah sebagai berikut Final Salary

Jika k adalah persentase tertentu (konstan), Sr 1 adalah salary terakhir sebelum pensiun, y adalah usia masuk dan r adalah usia pensiun normal, maka accrued bene…t pada usia x adalah

bx = k:Sr 1

Bx = k:(x y):Sr 1 (2.51)

(18)

dan accrued bene…t pada usia pensiun r adalah

Br = k:(r y):Sr 1 (2.52)

Carreer Average Salary

bx = k: 1 r y

Xr 1 t=y

St

Bx = k:(x y): 1 r y

Xr 1 t=y

St (2.53)

dan accrued bene…t pada usia pensiun r adalah

Br = k:(r y): 1 r y

Xr 1 t=y

St

= k Xr 1

t=y

St (2.54)

n-Final Average Salary

Jika n adalah jumlah tahun terakhir sebelum pensiun, yang digunakan sebagai dasar perhitungan rata-rata salary, maka

bx = k:1 n

Xr 1 t=r n

St

Bx = k:(x y):1 n

Xr 1 t=r n

St (2.55)

dan accrued bene…t pada usia pensiun r adalah

Br = k:(r y):1 n

Xr 1 t=r n

St (2.56)

2.3.3 Fungsi Salary

Fungsi salary digunakan untuk mengestimasi salary pegawai dimasa mendatang.

Estimasi tersebut mempertimbangkan tiga faktor, yaitu (1) kenaikan salary yang berkaitan dengan merit (seniority), (2) kenaikan salary yang berkaitan dengan

(19)

bagian pegawai dalam menghasilkan gains, (3) kenaikan salary berkaitan dengan in‡asi.

Kenaikan merit adalah bahwa pegawai akan menerima kenaikan salary karena karir individu, secara teori adalah karena kemampuan berdasarkan usia dan masa- kerja. Persentase kenaikan merit akan semakin turun ketika usia pegawai men- jadi lebih tua. Skala merit yang digunakan sebagai bagian dalam proyeksi salary pegawai dapat diestimasi dari kelompok pegawai yang homogen, dengan mem- bandingkan perbedaan salary diantara pegawai pada usia yang bervariasi dan dengan variasi periode masakerja di tahun yang diberikan. Produktivitas adalah faktor kedua yang memiliki penurunan yang penting pada suatu tahun, dan hal ini bervariasi diantara industri-industri. Dan faktor ketiga adalah in‡asi, yang menjadi faktor paling penting dalam melakukan proyeksi salary pegawai di masa yang akan datang. Bagian ini tidak seperti faktor merit, yang secara umum menaikkan salary pada tingkat yang semakin menurun, tetapi lebih memu- ngkinkan menaikkan salary pada tingkat konstanta majemuk.

Fungsi salary dalam kaitannya dengan bene…t adalah untuk mengestimasi salary yang akan digunakan sebagai dasar pembayaran bene…t pensiun dimasa yang akan datang. Jika aktual salary pada usia x adalah ASx maka untuk mengestimasi salary pada waktu pensiun diperlukan suatu fungsi salary sehingga estimasi salary pada usia pensiun r adalah

ASx:Sr 1

Sx (2.57)

dimana Sr 1

Sx disebut sebagai skala salary. Fungsi salary yang berkaitan dengan faktor merit dan dan faktor in‡asi telah dibahas pada awal Bab III ini.

2.3.4 Fungsi Bunga

Fungsi bunga digunakan untuk mendiskontokan suatu pembayaran yang akan datang ke waktu sekarang. Jika tingkat bunga pada tahun t dinotasikan dengan

(20)

it, maka nilai sekarang dari pembayaran sebesar 1 yang akan jatuh tempo n tahun adalah

1

(1 + i1)(1 + i2):::(1 + in) dan jika i1 = i2 = ::: = in= i, diperoleh

1 (1 + i)n

De…nisi sederhana yang digunakan dalam kaitannya dengan fungsi nilai sekarang (present value) adalah

v = 1 (1 + i)

(1 + i)adalah faktor akumulasi, v sering disebut faktor diskonto (discount factor), dan d adalah tingkat diskonto (discount rate)

d = 1 v

= i:v

2.3.5 Fungsi Anuitas

Ketika seorang pegawai mencapai usia pensiun maka ia akan mulai menerima su- atu pembayaran bene…t pensiun secara berkala, biasanya secara bulanan, tetapi untuk mempermudah disini akan diasumsikan dibayar secara tahunan. Nilai sekarang dari suatu pembayaran yang dilakukan secara berkala demikian disebut sebagai anuitas. Jika pembayaran bene…t dilakukan selama seseorang tersebut masih hidup (atau dihentikan bila hanya terjadi kematian) maka anuitas ini dise- but anuitas seumur hidup dan nilai sekarang dari suatu pembayaran sebesar 1 setiap tahun selama hidup, dengan pembayaran pertama dimulai pada usia x, diberikan sebagai

ax =

X1 t=0

tp0(m)x :vt (2.58)

Anuitas mempunyai peranan yang penting dalam pembiayaan pensiun, dalam kaitannya dengan multiple-decrement diberikan anuitas hidup berjangka n dari

(21)

orang yang berusia x dengan pembayaran sebesar 1 setiap tahun adalah

ax:nj=

Xn 1 t=0

tp( )x :vt (2.59)

Dalam hal pembayaran sebesar 1 setiap tahun tersebut dibayarkan m kali setahun sebesar 1

m, maka nilai sekarang dari anuitas tersebut menjadi

ax:nj(m)=

Xn 1 t=0

tp( )x vt m 1

2m tp( )x vt t+1p( )x vt+1

dan jika anuitas tersebut dibayarkan seumur hidup maka dinotasikan menjadi

ax(m) = X!

t=0

tp( )x vt m 1

2m tp( )x vt t+1p( )x vt+1

= X!

t=0

tp( )x vt m 1 2m

X! t=0

tp( )x vt t+1p( )x vt+1

= •ax m 1 2m

2.4 Metode pendanaan pensiun

Untuk mengetahui dampaknya terhadap salary gains dan losses, maka akan kita gunakan masing-masing fungsi salary berdasarkan usia (age-based) dan fungsi salary berdasarkan masa kerja (service-based) dengan menggunakan dua metode pendanaan pensiun, yaitu projected unit credit (PUC) dan entry age normal (EAN) cost level percentage. Secara khusus, akan kita perhatikan pada variance dari salary gains dan losses secara individu. Sebelum berlanjut akan dijelaskan terlebih dahulu kedua metode pendanaan pensiun tersebut.

2.4.1 Projected Unit Credit (PUC) Method

Jika diasumsikan bahwa dalam program pensiun yang sederhana setiap pegawai akan pensiun pada usia r dengan suatu pembayaran manfaat pensiun tahunan (dibayar bulanan) sebesar B(r) selama hidup, maka suatu program pensiun akan

(22)

terdanai dengan baik apabila dana yang diakumulasikan dari setiap pegawai ketika mencapai usia r cukup untuk mendanai pembayaran pensiunnya, yaitu sama den- gan B(r):•a(12)r : Konsep ini yang dipakai oleh metode pendanaan pensiun Unit Credit Method dan sejumlah metode pendanaan pensiun lainnya.

Manfaat sebesar B(r) tidak secara tiba-tiba ada pada usia r, tetapi diperoleh atau dihimpun selama pegawai masih aktif bekerja. Pada awal ketika pegawai mulai bekerja, katakan usia y, manfaat yang dihimpun B(y) adalah nol; pada usia r ketika ia pensiun manfaat yang dihimpun sama dengan B(r); dan pada usia antara y dan r, katakan usia x, sebesar B(x) yang kita sebut accrued bene…t dari orang tersebut.

Maka present value accrued bene…t pada usia x secara individu adalah

B(xk):•a(12)r :vr x:r xpx (2.60) dimana, B(xk) adalah accrued bene…t pada usia x dari orang ke k:

Dalam Unit Credit Method, sejumlah dana yang harus ada pada saat valuasi un- tuk memenuhi pembayaran pensiun pada saat pensiun atau yang disebut accrued liability (AL) dide…niskan sama dengan present value accrued bene…t, yaitu

ALxk = B(xk):•a(12)r :vr x:r xpx (2.61)

ALx = XN k=1

ALxk = XN

k=1

B(xk):•a(12)r :vr x:r xpx (2.62) Jika manfaat atau bene…t pensiun diatas dikaitkan dengan salary sehingga diper- lukan adanya salary scales dalam perhitungannya maka metode ini disebut Pro- jected Unit Credit Method (PUC). Salary pada saat valuasi diproyeksikan ke tang- gal pensiun dengan menggunakan salary scales, dalam kasus seperti ini maka be- sarnya B(xk)akan berubah sesuai dengan rumus manfaat atau bene…t yang akan diberikan.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayahnya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul “ Studi Pencatatan Keuangan Pada

Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran genotip dan alel gen CYP2A6 alel varian CYP2A6*2 dan CYP2A6*3 pada empat etnis mayor penduduk Kota Palembang, yaitu:

Berdasarkan kontradiksi-kontradiksi logis tersebut, maka menurut al-Kindi, semesta yang ada dalam aktualitas ini tidak dapat lain kecuali harus bersifat terbatas;

Namun sejak tahun 1982, bahan baku diambil dari sumber air alami di pegunungan yang mengalir sendiri (mountain self-flowing spring) dengan pertimbangan bahwa air

dikontrol antar periode waktu per-tahun dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2008 menunjukkan terjadi peningkatan walaupun tidak signifikan, maka dari hasil tersebut manajer

 perlu diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris  contoh pemuatan kata yang tidak penting:.. “Pengalaman dari Praktik Sehari-hari …” atau, “Beberapa Faktor yang

Hasil penelitian Wahyunie et al (2012) menunjukkan bahwa ketahanan penetrasi pada sistem olah tanah intensif lebih keras jika dibandingkan dengan penerapan olah tanah

Dalam tugas akhir ini, akan dikembangkan program sistem pencatatan pemakaian fasilitas, yang digunakan untuk penghitungan biaya sewa pada sebuah fasilitas yang harus