• Tidak ada hasil yang ditemukan

*Diterima : 16 Oktober 2013; Disetujui : 3 Maret 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "*Diterima : 16 Oktober 2013; Disetujui : 3 Maret 2014"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

55

JENIS LOKAL DAN PEMANFAATAN TAILING (Land Rehabilitation in Gold Mining Areal using Local Species and Tailing Utilization)*

I Wayan Susi Dharmawan dan/and Chairil Anwar Siregar Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi

Jl. Gunung Batu No. 5 Po Box 165; Telp.0251-8633234; Fax 0251-8638111 Bogor e-mail: salifa03@yahoo.co.id; siregarca@yahoo.co.id

*Diterima : 16 Oktober 2013; Disetujui : 3 Maret 2014

ABSTRACT

Fast growing local adaptive species that produce high biomass are suitable for developing rehabilitation strategies and restoration in gold mining area. This study aims to determine the growth quality and the level of cu and Pb heavy metal uptake of some trial plants. Field experiment using 4 species of plants as treatments were arranged in a randomized block design (3 replications). The media used was mixed tailings (gold mining waste) and manure (1:1, v/v). Plant growth responses observed were high, diameter, and survival percentage. To determine the level of uptake of Cu and Pb from tailings media, heavy metals analysis from the trial plant leaves was carried out. The results indicated that jamuju (Podocarpus imbricatus Blume) yield the best growth response compared to other species of suren (Toona sureni (Blume) Merr.), sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb.), and kayu afrika (Maesopsis eminii Engl.). Jamuju, suren, and sonokeling showed promising species to absorb the heavy metal content of Cu and Pb in the tailing.

Keywords: Species selection, rehabilitation, tailing

ABSTRAK

Jenis-jenis adaptif dari spesies lokal, dengan pertumbuhan cepat dan memiliki kemampuan memproduksi biomassa yang tinggi, merupakan jenis-jenis yang dapat digunakan dalam mengembangkan strategi rehabilitasi dan restorasi lahan bekas tambang emas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pertumbuhan beberapa tanaman uji coba dengan menggunakan media tailing (limbah bekas penambangan emas) dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 (v/v). Uji coba di lapangan menggunakan empat jenis tanaman sebagai perlakuan yang disusun dalam rancangan acak blok (tiga ulangan). Media yang digunakan adalah tailing yang dicampur dengan pupuk kandang kotoran kerbau (1 : 1, v/v). Respon pertumbuhan tanaman yang diamati adalah tinggi, diameter, dan persentase hidup. Untuk mengetahui tingkat serapan logam berat Cu dan Pb dari media tailing, maka dilakukan analisis logam berat pada daun tanaman uji coba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis tanaman jamuju (Podocarpus imbricatus Blume) memberikan respon pertumbuhan terbaik jika dibandingkan dengan jenis lainnya yaitu suren (Toona sureni (Blume) Merr.), sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb.), dan kayu afrika (Maesopsis eminii Engl.). Jenis tanaman jamuju, suren, dan sonokeling selain memberikan pertumbuhan tinggi, pertumbuhan diameter, dan persen tumbuh yang baik, juga memiliki potensi dalam menyerap kandungan logam berat Cu dan Pb pada limbah

tailing bekas penambangan emas.

Kata kunci: Pemilihan jenis, rehabilitasi, tailing

I. PENDAHULUAN

Kegiatan penanaman dan pembangunan vegetasi pada tapak lahan terdegradasi, karena aktivitas tambang, merupakan kewajiban bagi Kuasa Penambangan (KP). Kewajiban ini perlu dilakukan sebelum periode pinjam-pakai kawasan berakhir, dan terus berlangsung sampai kawasan tersebut diterima kembali oleh pemerintah dalam keadaan baik. Pada tahapan ini diharapkan tercipta keseimbangan antara intervensi manusia dengan ekosistem yang dapat merancang sendiri (ecosystem self design, supporting natural succession). Jika

(2)

Forest Rehabilitation Journal Vol. 2 No. 1, Maret 2014: 55-66

56

keseluruhan proses rehabilitasi dan restorasi dilakukan dengan tepat, maka kondisi tapak yang rusak diharapkan akan pulih kembali mendekati kondisi awal. Dalam hal ini jenis-jenis lokal yang adaptif menjadi pilihan paling tepat dalam melakukan kegiatan rehabilitasi dan restorasi lahan bekas tambang.

Secara ekologis, spesies tanaman lokal dapat beradaptasi dengan iklim setempat, tetapi belum tentu dapat beradaptasi dengan baik pada kondisi substrat yang sub optimum. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian beberapa jenis pohon yang cocok dengan kondisi sub optimum tersebut, terutama untuk jenis-jenis lokal yang cepat tumbuh dan menghasilkan biomassa besar. Untuk menunjang keberhasilan dalam restorasi lahan bekas tambang, maka dilakukan langkah-langkah seperti perbaikan lahan pra-tanam, pemilihan spesies yang cocok, dan penggunaan pupuk organik (Suprapto, 2008). Hasil-hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa penggunaan spesies tanaman tertentu dan pupuk organik dalam rehabilitasi lahan bekas tambang emas di Pongkor telah memberikan hasil yang baik (Wasis & Fathia, 2011; Wasis & Sandrasari, 2011; Istantini, 2012; Fauziah, 2009; Noviani, 2010; Setyaningsih et al., 2009; Mandella, 2012).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa media tailing dapat dimanfaatkan sebagai media tanam manglid (Manglieta glauca Bl.) dengan campuran tailing dan pupuk organik, komposisi 1 : 1 (v/v) (Siregar & Dharmawan, 2009). Pertumbuhan manglid dengan menggunakan campuran media tersebut, baik pada skala penelitian rumah kaca maupun skala penelitian di lapangan. Untuk memperoleh jenis-jenis tanaman lain yang sesuai pada lokasi bekas penambangan emas, maka telah diuji coba jenis-jenis tanaman bernilai ekonomis sonokeling/sonobrits (Dalbergia latifolia Roxb.), kayu afrika (Maesopsis eminii Engl.), jamuju (Podocarpus imbricatus Blume), dan suren (Toona sureni (Blume) Merr.). Pilihan keempat jenis tersebut didasarkan pada kesesuaian tumbuhnya yang secara lokal (local site) telah cocok, karena merupakan jenis lokal setempat yang banyak tumbuh di sekitar lokasi penambangan emas (kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak). Di lokasi penelitian areal penambangan emas Pongkor telah diuji coba juga pertumbuhan suren, jamuju, dan sonokeling tanpa menggunakan media tailing dan ternyata menunjukkan hasil pertumbuhan yang baik. Jenis kayu afrika banyak tumbuh di kebun-kebun masyarakat sekitar areal penambangan dan menunjukkan kualitas pertumbuhan yang baik. Dengan melihat kualitas pertumbuhan keempat jenis tersebut di lapangan, maka dalam penelitian uji coba dengan media tailing digunakan jenis-jenis suren, jamuju, sonokeling, dan kayu afrika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pertumbuhan beberapa tanaman jenis lokal dengan menggunakan media tailing dan pupuk kandang serta untuk mengetahui potensi jenis tanaman tersebut dalam menyerap konsentrasi logam berat media tailing. Dengan penelitian ini tailing dapat dimanfaatkan dan dapat mengurangi dampak logam berat pada sistem perairan.

II. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di lokasi bekas penambangan emas PT ANTAM, Pongkor, Jawa Barat pada tahun 2010-2011.

B. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan dan peralatan yang diperlukan meliputi penggaris/meteran, kaliper, media tailing, pupuk kandang, pupuk NPK, bambu, dan buku catatan. Jenis-jenis tanaman lokal yang diujicobakan meliputi sonokeling/sonobrits, kayu afrika, jamuju, dan suren.

(3)

57

C. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian

Uji coba di lapangan menggunakan empat jenis tanaman sebagai perlakuan yang disusun dalam rancangan acak kelompok (tiga ulangan blok). Media yang digunakan adalah tailing yang dicampur dengan pupuk kandang kotoran kerbau (1 : 1, v/v). Aplikasi pupuk NPK diberikan pada tanaman sebagai perlakuan dasar. Model matematika dari rancangan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y ik = µ + Ai + Uik + eik

Keterangan:

Yik = Respon pengamatan pengaruh jenis tanaman taraf ke-i pada ulangan ke-k

µ = Nilai rata-rata umum

Ai = Pengaruh faktor jenis tanaman taraf ke-i

Uik = Komponen acak dari faktor jenis tanaman yang menyebar normal

eik = Pengaruh kesalahan percobaan yang disebabkan oleh faktor jenis tanaman taraf ke-i pada ulangan ke-k

Ilustrasi atau layout rancangan penelitian lapangan disajikan pada Gambar 1.

Blok Perlakuan 1 Sonokeling/ sonobrits (Dalbergia latifolia) Kayu afrika (Maesopsis eminii) Jamuju (Podocarpus imbricatus) Suren (Toona sureni) Blok Perlakuan 2 Jamuju (Podocarpus imbricatus) Suren (Toona sureni) Sonokeling/ sonobrits (Dalbergia latifolia) Kayu afrika (Maesopsis eminii) Blok Perlakuan 3

Kayu afrika (Maesopsis

eminii) Sonokeling/ sonobrits (Dalbergia latifolia) Suren (Toona sureni) Jamuju (Podocarpus imbricatus)

Gambar (Figure) 1. Ilustrasi tata letak rancangan penelitian lapangan (Illustration of field experimental

design layout)

Kegiatan penelitian uji coba di lapangan menggunakan lubang tanam dengan ukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm, jarak tanam 2 m x 2 m. Satu unit percobaan terdiri dari plot berisi 120 tanaman untuk setiap jenis yang diuji. Dengan demikian jumlah tanaman yang diperlukan adalah tiga blok x empat jenis tanaman x 120 bibit tanaman = 1.440 bibit tanaman.

2. Analisis Data

Perlakuan dalam penelitian ini adalah jenis tanaman dengan rancangan percobaan acak kelompok. Pengaruh perlakuan terhadap parameter yang diukur dianalisis dengan prosedur analisa sidik ragam dan diuji perbedaan nilai tengahnya menggunakan Tukey test. Apabila nilai p-value (nilai peluang p) < nilai selang kepercayaan 5% atau 1%, maka tolak H0 dan terima H1, sebaliknya apabila nilai p-value (nilai peluang p) > nilai selang

kepercayaan 5% atau 1%, maka terima H0 dan tolak H1. Pengukuran dan pencatatan data

dilakukan pada umur 1 bulan, 3 bulan, dan 5 bulan terhadap parameter-parameter tinggi, diameter, dan persentase hidup. Pengukuran tinggi dan diameter tanaman dilakukan pada ketinggian 20 cm di atas permukaan tanah. Penghitungan persentase hidup tanaman dilakukan sebagai berikut:

(4)

Forest Rehabilitation Journal Vol. 2 No. 1, Maret 2014: 55-66 58 tanaman hidup Persentase x100% tanaman total Jumlah hidup tanaman Jumlah 

Analisis data dengan menggunakan bantuan software komputer program Microsoft Office Excel (2010) dan SAS Institute (2011).

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah diameter, tinggi, persentase hidup tanaman serta hasil analisis kandungan logam berat Cu (tembaga) dan Pb (timbal) pada daun tanaman indikator. Untuk keperluan analisis kandungan logam berat pada daun tanaman, sebanyak 120 lembar daun tanaman pada setiap jenis dan setiap blok diambil (contoh daun untuk analisis per jenis tanaman sebanyak 120 lembar daun x tiga blok = 360 lembar daun per jenis tanaman) untuk selanjutnya dianalisis kandungan logam berat Cu dan Pb di Laboratorium Tanah Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat (Puslittanak, Bogor). Untuk mengetahui kualitas media yang digunakan, maka dilakukan analisis karakteristik kimia tanah lengkap terhadap media tailing 100% dan media tailing : pupuk kandang (1 : 1, v/v) di Laboratorium Tanah Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat (Puslittanak, Bogor).

III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Karakteristik Kimia Tanah

Tabel 1 memperlihatkan analisis karakteristik kimia tanah media yang digunakan dalam penelitian.

Tabel (Table) 1. Analisis karakteristik kimia tanah media yang digunakan dalam penelitian (Soil chemical

properties analysis of media used in the research)

Analisis karakteristik kimia tanah (Soil chemical properties analysis)

Media (Media)

Tailing

100%

Tailing : pupuk kandang (Tailing : manure) (1 : 1, volume/volume) pH (H2O) 8,4 7,3 pH (KCl) 8,1 7,2 C-organik (C-organic), % 0,15 1,74 N – Kjeldahl, % 0,01 0,13 Rasio C/N (C/N ratio) 15 13 P potensial (P potential) (HCl 25%, P2O5), ppm 36 138

K potensial (K potential) (HCl 25%, K2O), mg/100 g 1 13

P – tersedia (P Available) (Olsen, P2O5), ppm 27 620

K – tersedia (K Available) (Morgan, K2O), ppm 10 57

Ca (1 N NH4Oac, pH 7.0 Ekstraksi (Extraction)), me/100 g 17,05 17,70

Mg (1 N NH4Oac, pH 7.0 Ekstraksi (Extraction)), me/100 g 0,71 3,17

K (1 N NH4Oac, pH 7.0 Ekstraksi (Extraction)), me/100 g 0,02 0,10

Na (1 N NH4Oac, pH 7.0 Ekstraksi (Extraction)), me/100 g 0,06 0,28

Total (1 N NH4Oac, pH 7.0 Ekstraksi (Extraction)), me/100 g 17,84 21,25

Kapasitas tukar kation (Cation exchangeable capacity) (1 N NH4Oac, pH 7.0 Ekstraksi (Extraction)), me/100 g

5,09 6,03

Kejenuhan basa (Base saturation), % > 100 > 100

KCl 1 N, Al3+, me/100 g 0,00 0,00

KCl 1 N, H+, me/100 g 0,02 0,02

Cu total, ppm 54,6 42,7

Pb total, ppm 103,9 95,1

Tekstur (Texture) (%) : Pasir (Sandy) 65 49 Debu (Silty) 25 40 Liat (Clay) 10 11

(5)

59 Dari Tabel 1 terlihat bahwa pemberian pupuk kandang pada media tailing terbukti dapat meningkatkan kandungan hara media dan meningkatkan tingkat kesuburan media tanaman. Hal ini karena pupuk kandang mengandung berbagai macam mineral, vitamin, enzim, asam-asam organik seperti asam humat dan sumber nutrisi lainnya, sehingga dapat merangsang hidupnya mikroba tanah, seperti mikoriza maupun mikroba lainnya dan dapat mengikat ion-ion logam berat (sebagai chelating agent), meningkatkan agregasi tanah dan memperbaiki struktur tanah (Setyaningsih et al., 2009; Juliana, 2011; Russo, 1994; Turk, 1995). Penggunaan pupuk kandang akan meningkatkan kualitas kesuburan tanah yang miskin hara melalui pemenuhan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman, memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan serapan hara sebagai hasil perkembangan akar tanaman yang tumbuh optimal (Handayani, 2009). Jenis pupuk kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk dari kotoran kerbau yang memiliki karakteristik kimia sebagai berikut: rasio C/N = 10; Ca = 30,52 me/100 g; Mg = 13,57 me/100 g; K = 7,00 me/100 g; Na = 1,22 me/100 g; jumlah basa-basa dapat ditukar = 52,31 me/100 g; KTK (Kapasitas Tukar Kation) = 45,76 me/100 g, dan KB (Kejenuhan Basa) = > 100%.

B. Uji Pertumbuhan

Hasil analisis sidik ragam pengaruh jenis tanaman pada media tailing : pupuk kandang (1 : 1) terhadap parameter pertambahan tinggi (cm) dan diameter (mm) tanaman di lapangan umur lima bulan disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel (Table) 2. Hasil analisis sidik ragam pengaruh jenis tanaman pada media tailing : pupuk kandang (1 : 1, volume/volume) terhadap parameter pertambahan tinggi tanaman di lapangan umur 5 bulan (Analysis of variance on the effect of plant species to the height growth 5 months

after planting using media tailing : manure (1 : 1, volume/volume) in the field)

Sumber (Source) Derajat bebas (Degree of freedom) Jumlah kuadrat (Sum of squares)

Kuadrat nilai tengah (Mean square) Rasio nilai F (F ratio) Nilai peluang (Probability > F) Jenis tanaman (Plant species) 3 34,122500 11,3742 1,4190 0,3265ns Blok (Block) 2 14,771667 7,3858 0,9214 0,4478ns Galat (Error) 6 48,095000 8,0158 Total terkoreksi (Corrected total) 11 96,989167

Keterangan (Remarks): ns = Tidak berbeda nyata pada taraf 5% dan 1% (Not significantly different at 5%

and 1% levels)

Tabel (Table) 3. Hasil analisis sidik ragam pengaruh jenis tanaman pada media tailing : pupuk kandang (1 : 1, volume/volume) terhadap parameter pertambahan diameter tanaman di lapangan umur 5 bulan (Analysis of variance on the effect of plant species to the diameter growth 5 months

after planting using media tailing : manure (1 : 1, volume/volume) in the field)

Sumber (Source) Derajat bebas (Degree of freedom) Jumlah kuadrat (Sum of squares)

Kuadrat nilai tengah (Mean square) Rasio nilai F (F ratio) Nilai peluang (Probability > F) Jenis tanaman (Plant species) 3 0,6866667 0,228889 0,6483 0,6122ns Blok (Block) 2 1,2950000 0,647500 1,8340 0,2390ns Galat (Error) 6 2,1183333 0,353056 Total terkoreksi (Corrected total) 11 4,1000000

Keterangan (Remarks): ns = Tidak berbeda nyata pada taraf 5% dan 1% (Not significantly different at 5%

and 1% levels)

Tabel 4 menunjukkan pengaruh antar jenis tanaman terhadap pertambahan tinggi dan diameter umur lima bulan di lapangan.

(6)

Forest Rehabilitation Journal Vol. 2 No. 1, Maret 2014: 55-66

60

Tabel (Table) 4. Pengaruh jenis tanaman pada media tailing : pupuk kandang (1 : 1, volume/volume) terha-dap parameter pertambahan tinggi dan diameter tanaman di lapangan umur lima bulan (Effect of plant species to the height and diameter growth five months after planting using

media tailing : manure (1 : 1, volume/volume) in the field)

Jenis tanaman (Plant species) Tinggi (Height) (cm)

Diameter (Diameter) (mm)

Persen hidup (Survival

percentage) (%)

Sonokeling (Dalbergia latifolia) 3,1a* 1,3a* 85%

Suren (Toona sureni) 6,3a 0,7a 80%

Kayu afrika (Maesopsis eminii) 2,4a 0,9a 55%

Jamuju (Podocarpus imbricatus) 5,9a 1,1a 90%

Keterangan (Remarks):

*Angka yang diikuti dengan huruf yang sama tidak menunjukkan perbedaaan yang nyata pada taraf 5% dan 1% menurut uji nilai tengah Tukey (Number followed by the same letter showing not significantly different at

5% and 1% levels according to the Tukey mean test)

Kecenderungan pertumbuhan tinggi dan diameter tanaman umur satu bulan, tiga bulan, dan lima bulan pada masing-masing jenis ditampilkan pada Gambar 2 dan Gambar 3.

Kondisi awal penanaman dan tampilan pertumbuhan tanaman sonokeling umur lima bulan setelah tanam dapat dilihat pada Gambar 4.

Sampai dengan umur lima bulan di lapangan, berdasarkan uji beda nyata pertambahan tinggi dan diameter jenis-jenis sonokeling, suren, kayu afrika, dan jamuju menunjukkan bahwa antar keempat jenis tersebut tidak saling berbeda nyata. Untuk pertambahan tinggi, jenis suren dan jamuju memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan jenis sonokeling dan kayu afrika. Untuk pertambahan diameter, jenis sonokeling dan jamuju memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan jenis suren dan kayu afrika. Hildalita (2009) menyatakan bahwa pertumbuhan diameter suatu tanaman akan berlangsung

Gambar (Figure) 2. Kecenderungan pertumbuhan tinggi tanaman pada masing-masing jenis tanaman pada umur satu, tiga, dan lima bulan setelah tanam (Trend of plant height growth in each

(7)

61 Gambar (Figure) 3. Kecenderungan pertumbuhan diameter tanaman pada masing-masing jenis tanaman pada umur satu , tiga, dan lima bulan setelah tanam (Trend of plant diameter growth

in each plant species of one, three and five months after planting)

Gambar (Figure) 4. Kondisi awal penanaman (A) dan tampilan pertumbuhan tanaman sonokeling umur lima bulan setelah tanam (B) (Planting early condition (A) and performance of

sonokeling growth five months after planting (B))

optimal jika keperluan hasil fotosintesis untuk respirasi, pertumbuhan akar dan tinggi tanaman telah terpenuhi dengan baik. Dari hasil uji statistik tersebut terindikasi bahwa jenis-jenis suren, jamuju, dan sonokeling memberikan respon pertumbuhan yang sangat baik pada media tailing yang dicampur dengan pupuk kandang (perbandingan 1 : 1, v/v). Sementara itu, jenis kayu afrika memberikan respon pertumbuhan yang jelek dibandingkan

(8)

Forest Rehabilitation Journal Vol. 2 No. 1, Maret 2014: 55-66

62

dengan ketiga jenis lainnya. Secara keseluruhan, jenis jamuju memberikan respon pertumbuhan dan kemampuan hidup yang terbaik di antara semua jenis yang diujicobakan. Pertumbuhan keempat jenis tersebut sampai dengan umur lima bulan sangat dipengaruhi oleh media tanam di lapangan. Hal ini karena secara fisiologis keempat jenis tersebut termasuk jenis yang cepat tumbuh di lapangan dan sangat tergantung kepada jumlah hara yang tersedia dalam media tanam. Pengamatan keempat jenis tersebut secara kontiniu sampai berumur dewasa perlu dilakukan untuk melihat tingkat pertumbuhannya di lapangan dengan menggunakan media tailing, apakah semakin lambat atau tidak.

C. Analisis Logam Berat

Hasil analisis sidik ragam pengaruh jenis tanaman pada media tailing : pupuk kandang (1 : 1, volume/volume) terhadap parameter kandungan logam berat Cu (tembaga) dan Pb (timbal) pada daun tanaman di lapangan umur lima bulan disajikan pada Tabel 5 dan Tabel 6.

Tabel (Table) 5. Hasil analisis sidik ragam pengaruh jenis tanaman pada media tailing : pupuk kandang (1 : 1, volume/volume) terhadap parameter kandungan logam berat Cu (tembaga) pada daun tanaman di lapangan umur lima bulan (Analysis of variance on the effect of plant species

to the Cu heavy metal content in the plant leaves five months after planting using media tailing : manure (1 : 1, volume/volume) in the field)

Sumber (Source) Derajat bebas (Degree of free) Jumlah kuadrat (Sum of squares)

Kuadrat nilai tengah (Mean square) Rasio nilai F (F ratio) Nilai peluang (Probability > F) Jenis tanaman (Plant species) 3 11,333333 3,77778 2,1250 0,1984ns Blok (Block) 2 2,000000 1,00000 0,5625 0,5972ns Galat (Error) 6 10,666667 1,77778 Total terkoreksi (Corrected total) 11 24,000000

Keterangan (Remarks): ns = Tidak berbeda nyata pada taraf 5% dan 1% (Not significantly different at 5%

and 1% levels)

Tabel (Table) 6. Hasil analisis sidik ragam pengaruh jenis tanaman pada media tailing : pupuk kandang (1 : 1, volume/volume) terhadap parameter kandungan logam berat Pb (timbal) pada daun tanaman di lapangan umur lima bulan (Analysis of variance on the effect of plant species

to the Pb heavy metal content in the plant leaves five months after planting using media tailing : manure (1 : 1, volume/volume) in the field)

Sumber (Source) Derajat bebas (Degree of free) Jumlah kuadrat (Sum of squares)

Kuadrat nilai tengah (Mean square) Rasio nilai F (F ratio) Nilai peluang (Probability > F) Jenis tanaman (Plant species) 3 0,9145681 0,304856 1,0000 0,4547 Blok (Block) 2 1,4958029 0,747901 2,4533 0,1665 Galat (Error) 6 1,8291363 0,304856 Total terkoreksi (Corrected total) 11 4,2395074

Keterangan (Remarks): ns = Tidak berbeda nyata pada taraf 5% dan 1% (Not significant at 5% and 1%

levels)

Tabel 7 memperlihatkan pengaruh jenis tanaman pada media tailing : pupuk kandang (1:1) terhadap kandungan logam berat Cu (tembaga) dan Pb (timbal) pada daun tanaman di lapangan umur lima bulan.

(9)

63 Tabel (Table) 7. Pengaruh jenis tanaman pada media tailing : pupuk kandang (1 : 1, volume/volume) terhadap kandungan logam berat Cu (tembaga) dan Pb (timbal) pada daun tanaman di lapangan umur lima bulan (Effect of plant species to the Cu and Pb heavy metal contents

in the plant leaves five months after planting using media tailing : manure (1 : 1, volume/volume) in the field)

Jenis tanaman (Plant species) Kandungan logam berat Cu (Cu content) (ppm)

Kandungan logam berat Pb (Pb content) (ppm) Sonokeling (Dalbergia latifolia) 5,7a* 0,0021a*

Suren (Toona sureni) 5,7a 0,0021a

Kayu afrika (Maesopsis eminii) 5,3a 0,7000a

Jamuju (Podocarpus imbricatus) 3,3a 0,3000a

Keterangan (Remarks) :

*Angka yang diikuti dengan huruf yang sama tidak menunjukkan perbedaaan yang nyata pada taraf 5% dan 1% menurut uji nilai tengah Tukey (Number followed by the same letter showing not significantly different

at 5% and 1% levels according to the Tukey mean test)

Tabel 7 mengindikasikan bahwa jenis tanaman suren, kayu afrika, dan sonokeling memiliki kemampuan yang hampir sama dalam menyerap logam berat Cu yaitu berkisar antara 5,3 ppm sampai dengan 5,7 ppm. Jenis tanaman jamuju memiliki kemampuan menyerap logam berat Cu yang lebih rendah daripada jenis tanaman suren, kayu afrika, dan sonokeling yaitu sebesar 3,3 ppm. Sementara itu, tanaman jamuju dan kayu afrika memiliki potensi serapan logam berat Pb yang lebih tinggi daripada tanaman suren dan sonokeling. Setyaningsih et al. (2009) juga melaporkan bahwa upaya rehabilitasi lahan bekas tambang emas mampu meningkatkan serapan logam berat Pb pada jaringan semai tanaman mindi.

Hasil penelitian ini jika dibandingkan dengan hasil penelitian dengan menggunakan tanaman manglid, ternyata memberikan hasil yang jauh lebih besar dalam hal serapan logam berat Cu. Sebaliknya, tanaman manglid memberikan serapan logam berat Pb yang lebih besar daripada tanaman jamuju, suren, kayu afrika, dan sonokeling (Siregar & Dharmawan, 2009) (Gambar 5 dan Gambar 6).

Keterangan (Remarks):

Gambar (Figure) 5. Analisis uji beda nyata kandungan logam berat Cu pada jenis tanaman manglid (Significance analysis of Cu heavy metal content at plant species of manglid) (Siregar & Dharmawan, 2009)

Akar (Root) Batang (Stem) Daun (Leaves)

= Media tailing 100% (100% Tailing media)

(10)

Forest Rehabilitation Journal Vol. 2 No. 1, Maret 2014: 55-66

64

Keterangan (Remarks):

Gambar (Figure) 6. Analisis uji beda nyata kandungan logam berat Pb pada jenis tanaman manglid

(Sig-nificance analysis of Pb heavy metal content at plant species of manglid) (Siregar &

Dharmawan, 2009)

Hasil analisis uji beda nyata dengan menggunakan uji berpasangan t (paired t test) terhadap kandungan logam berat Cu dan Pb pada jaringan akar, batang, dan daun tanaman manglid disajikan pada Gambar 5 dan Gambar 6.

Siregar & Dharmawan (2009) melaporkan bahwa pada penelitian tanaman manglid dengan penambahan pupuk kandang ke dalam media tailing (1 : 1, volume/volume) dapat menurunkan kandungan logam berat Pb pada bagian akar, batang, dan daun masing-masing sebesar 7,6 ppm; 0,57 ppm; dan 2,63 ppm. Selain itu, penambahan pupuk kandang ke dalam media tailing (1 : 1, volume/volume) juga dapat menurunkan kandungan logam berat Cu pada bagian akar, batang, dan daun masing-masing sebesar 3,63 ppm ppm; 0,33 ppm; dan 0,14 ppm. Berdasarkan hasil analisis ini maka media tailing dari limbah pengolahan emas dapat dimanfaatkan sebagai media pertumbuhan dengan penambahan pupuk kandang karena pupuk kandang dapat menurunkan kandungan logam berat Pb dan Cu.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Media tailing dari limbah pengolahan emas dapat dimanfaatkan sebagai media pertumbuhan dengan penambahan pupuk kandang, karena pupuk kandang dapat menurunkan kandungan logam berat Pb dan Cu. Penambahan pupuk kandang ke dalam media tailing (1 : 1, volume/volume) dapat meningkatkan kandungan hara dan tingkat kesuburan tanah.

2. Jenis tanaman jamuju (Podocarpus imbricatus Blume) memberikan respon pertumbuhan yang terbaik jika dibandingkan dengan jenis-jenis lainnya, yakni suren (Toona sureni (Blume) Merr.), sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb.), dan kayu afrika (Maesopsis eminii Engl.).

Akar (Root) Batang (Stem) Daun (Leaves)

= Media tailing 100% (100% Tailing media)

(11)

65 3. Jenis tanaman jamuju, suren, dan sonokeling memiliki potensi dalam menyerap

kandungan logam berat Cu dan Pb pada limbah tailing bekas penambangan emas. .

B. Saran

1. Pemilihan jenis dalam upaya rehabilitasi di penambangan emas sangat penting, sehingga perlu dilakukan lebih banyak upaya rehabilitasi dengan jenis-jenis setempat adaptif dan memberikan pertumbuhan yang baik seperti jenis jamuju, suren, dan sonokeling.

2. Ketiga jenis tanaman ini direkomendasikan sebagai tanaman untuk kegiatan rehabilitasi lahan kritis di Pongkor dengan menggunakan media tailing

DAFTAR PUSTAKA

Fauziah, A.B. (2009). Pengaruh asam humat dan kompos aktif untuk memperbaiki sifat tailing dengan indikator pertumbuhan tinggi semai Enterolobium cyclocarpum Griseb dan Altingia excelsa Noronhae. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Handayani, M. (2009). Pengaruh dosis pupuk NPK dan kompos terhadap pertumbuhan bibit salam (Eugenia polyanthaWight). (Skripsi). Institut Pertanian Bogor, Bogor. Hildalita. (2009). Penggunaan sludge pabrik kopi dalam produksi semai jabon

(Anthocephalus Cadamba Roxb Miq.). (Skripsi). Institut Pertanian Bogor, Bogor. Istantini, A. (2012). Aplikasi arang tempurung kelapa dan kotoran sapi (bokashi) terhadap

pertumbuhan semai jabon pada media tanam tailing tambang emas. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Juliana, M. (2011). Karakteristik fisik dan kimia kompos bokasih, arang sekam, dan arang kayu terhadap penyerapan gas amoniak (NH3). (Skripsi). Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Mandella, A.B.M. (2012). Pengaruh pupuk limbah agar-agar terhadap pertumbuhan semai mahoni (Swietenia macrophylla King) di media tailing tambang emas PT ANTAM UBPE Pongkor.(Skripsi). Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Microsoft Inc. (2010). Microsoft Office Excel. United States of America: Microsoft Inc. Noviani, D. (2010). Pengaruh pemberian pupuk NPK dan kompos terhadap pertumbuhan

semai jabon (Anthocephalus cadamba Roxb Miq.) pada media tanah bekas tambang emas (Tailing). (Skripsi). Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Russo, R.O. (1994). Effects of a new humic-algal-vitamin biostimulant (Roots TM) on vegetative growth of coffee seedlings. (Dissertation abstract). Yale University, School of Forestry and Environmental Studies. New Haven, Connecticut.

SAS Institute. (2011). JMP statistical analysis. Cary, NC: SAS Inst.

Setyaningsih, L., Setiadi, Y., & Wilarso, S. (2009). Potensi f'ungi mikoriza arbuskula dan kompos aktif untuk meningkatkan pertumbuhan semai mindi (Melia azedarach LINN) pada media tailing tambang emas. Prosiding Seminar Nasional Silvikultur Rehabilitasi Lahan: Pengembangan strategi untuk mengendalikan tingginya laju degradasi hutan. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan. Universitas Gadjah Mada.

Siregar, C.A. & Dharmawan, I W.S. (2009). Teknik rehabilitasi lahan bekas tambang emas melalui perbaikan kesuburan tanah. (Laporan Hasil Penelitian). Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam.

Suprapto, J.S. (2008). Tinjauan reklamasi lahan bekas tambang dan aspek konservasi bahan galian. Bandung: Pusat Sumber Daya Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.

(12)

Forest Rehabilitation Journal Vol. 2 No. 1, Maret 2014: 55-66

66

Turk, C.M. (1995). The effect of microorganisms on soil structure development in copper mine tailing. (Dissertation abstract), The University of Arizona.

Wasis, B. & Fathia, N. (2011). Pertumbuhan semai gmelina dengan berbagai dosis pupuk kompos pada media tanah bekas tambang emas. Jurnal Manajemen Hutan Tropika XVII(1), 29-33.

Wasis, B. & Sandrasari, A. (2011). Pengaruh pemberian pupuk kompos terhadap pertumbuhan semai mahoni (Swietenia macrophylla King.) pada media tanah bekas tambang emas (tailing). Jurnal Silvikultur Tropika 03(01), 109-112.

Gambar

Ilustrasi atau layout  rancangan penelitian lapangan disajikan pada Gambar 1.
Tabel  1  memperlihatkan  analisis  karakteristik  kimia  tanah  media  yang  digunakan  dalam penelitian
Tabel  4  menunjukkan  pengaruh  antar  jenis  tanaman  terhadap  pertambahan  tinggi  dan  diameter umur lima bulan di lapangan
Tabel  7  memperlihatkan  pengaruh  jenis  tanaman  pada  media  tailing  :  pupuk  kandang  (1:1) terhadap kandungan logam berat Cu (tembaga)  dan Pb (timbal) pada daun tanaman  di lapangan umur lima bulan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dilakukan juga pemeriksaan kesehatan untuk mendapatkan faktor resiko dari OA diantaranya : Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan dan pengukuran Tekanan

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan pada tanggal 9 Januari 2020 lalu dengan Kepala Rumah Autis cabang Depok, Bapak Suyono, disebutkan bahwa

Berdasarkan penelitian kajian penggunaan obat misoprostol sebagai off-label pada pelaksanaan persalinan di Klinik Utama Al- Islam Bandung diperoleh data: status

Ada 4 tindakan yang dianjurkan oleh WHO untuk mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu ke anak yaitu: (1) Penguatan tindakan pencegahan primer HIV untuk memastikan bahwa

Sastrawan MPU tanggal 15 s/d 17 Oktober 2012 yang bertempat di Pendopo Candra Kirana Hotel Brongto Provinsi DI Yogyakarta 100 Sosialisasi Tari Walijamaliha dengan target

3.1.5 Strategija razvoja Starega gradu Celje Februarja 2004 sta Turistično društvo Celje in Zavod za turizem Celeia Celje pripravila pismo o nameri s programom oživitve Starega

Selanjutnya untuk membahas topik-topik yang terkait dengan materi ajar pada periode kemerdekaan, guru dapat mengaktualisasikan dan menanamkan nilai-nilai esensial