• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN. besar dalam pencapaian keselamatan, kesehatan kerja dan pemeliharaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN. besar dalam pencapaian keselamatan, kesehatan kerja dan pemeliharaan"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

40 BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Identifikasi Limbah B3

PT Saptaindra Sejati ialah salah satu kontraktor yang bergerak di bidang pertambangan mineral khususnya batubara mempunyai peranan yang besar dalam pencapaian keselamatan, kesehatan kerja dan pemeliharaan lingkungan hidup di perusahaanya. Hal ini dikarenakan untuk mewujudkan komitmen sesuai dengan kebijakan Keselamatan, Kesehatan Kerja, Lingkungan dan Mutu (K3LM) yaitu menciptakan kepeduliaan lingkungan dengan mengelolaanya untuk aspek dan dampak lingkungan semua karyawan bertanggungjawab untuk :

1. Mengerti, mengetahui, serta menjalankan standar, prosedur dan persyaratan pengelolaan dan pengendaliaan limbah pada setiap aktivitas pekerjaannya

2. Melakukan tindakan perbaikan ketika melihat adanya ketidaksesuaian dalam aspek lingkungan.

Berdasarkan komitmen diatas bahwa dalam menjalankan produksinya di PT Saptaindra Sejati site ADMO selain menghasilkan produk batubara, juga menghasilkan limbah. Yang dimaksud Limbah ini adalah bahan sisa pada suatu kegiatan dan/ atau proses kegiatan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Termasuk dalam limbah ini adalah hidrokarbon kadaluwarsa.

(2)

Apabila limbah tersebut tidak dilakukan pengelolaan dan pengendalian akan berdampak pada pencemaran yang dapat merusak lingkungan. Berdasarkan menurut limbah pembagiannya, limbah di PT Saptaindra Sejati dibagi menjadi berikut :

1. Limbah Organik

Limbah organik yang berada di perusahaan berupa limbah yang terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam. Limbah ini sangat mudah diuraikan dengan proses alami. Contohnya yaitu sampah dari dapur, sisa makanan, sayuran, kulit buah, daun, dan lain- lain.

2. Limbah Anorganik

Limbah anorganik yang berada diperusahaan berupa limbah sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Contohnya yaitu botol sisa minuman, botol plastik, tas plastik, kaleng, dan lain- lain.

3. Limbah B3

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang harus mendapatkan penanganan dan pengelolaan yang khusus, yang merupakan limbah hasil dari produksi laboratorium (bahan kimia) maupun hasil produksi dari perbengkelan di perusahaan. Contohnya; Oli bekas, filter oli bekas, selang bekas, majun terkontaminasi hidrokarbon, aki bekas, bahan kimia, sampah medis, dan lain- lain.

(3)

Limbah B3 yang dihasilkan akibat kegiatan produksi di PT Saptaindra Sejati site ADMO antara lain adalah jenis limbah B3 padat dan limbah B3 cair. Untuk jenis limbah B3 apa saja yang dihasilkan oleh perusahaan, dapat dilihat pada tabel 4.1. dan tabel 4.2.

Tabel 4. 1. Jenis Limbah B3 yang dihasilkan

Sumber : PT Saptaindra Sejati site ADMO, 2014

Tabel 4. 2. Daftar Limbah B3 dari sumber spesifik dan sumber tidak spesifik

Sumber : PT Saptaindra Sejati site ADMO, 2014

Sumber Limbah B3 yang dihasilkan dari PT Saptaindra Sejati site ADMO adalah sebagai berikut :

a. Tanah Terkontaminasi

Limbah ini berasal dari tanah yang ada diarea perusahaan atau diluar gedung atau daerah penampungan, yang mana tanah tersebut sudah terkontaminasi dari bahan hidrokarbon seperti oli, solar, dan grease

No. Jenis Limbah Bentuk Fisik Karakteristik

1. Tanah terkontaminasi Padat Beracun

2. Majun bekas Padat Beracun

3. Hose bekas Padat Beracun

4. Filter oli dan fuel bekas Padat Beracun

5. Accu Bekas Padat Korosif

6. Baterai bekas Padat Korosif

7. Limbah Elektronik Padat Beracun

8. Oli bekas Cair Mudah terbakar

9. Solar bekas Cair Mudah terbakar

10. Sampah terkontaminasi B3 Padat Beracun

No Kode Limbah Jenis Limbah

1. D212 Limbah Tinta Cartridge

2. D217 Batere Sel Kering

3. D218 Batere Sel Basah

4. D219 Komponen Elektronik/ Peralatan Elektronik

5. D222 Sludge

6. D1005d Pelumas bekas

(4)

biasanya berasal dari insiden lingkungan maupun sisa kurasan dari oil trap. Terkontaminasi ini disebabkan oleh tumpahan yang langsung mengenai tanah.

Tumpahan di PT Saptaindra Sejati site ADMO - Adaro Indonesia dikatagorikan menjadi 3 yaitu :

1) Tumpahan Besar/ Signifikan :

a) Apabila di dalam suatu gedung atau penampungan, besaran tumpahan melebihi 1000 liter bahan minyak bumi/ hidrokarbon b) Apabila di luar daerah penampungan atau di media tanah dan/

atau air, besaran tumpahan melebihi 50 liter bahan minyak bumi/ hidrokarbon

2) Tumpahan Sedang :

a) Apabila di dalam suatu gedung atau penampungan, besaran tumpahan melebihi 25 liter dan kurang dari 1000 liter bahan minyak bumi/ hidrokarbon

b) Apabila di luar gedung atau daerah penampungan, besaran tumpahan melebihi 5 liter dan kurang dari 50 liter bahan minyak bumi/ hidrokarbon

3) Tumpahan kecil/ non signifikan :

a) Apabila di dalam suatu gedung atau penampungan, besaran tumpahan kurang dari 25 liter bahan minyak bumi/ hidrokarbon.

(5)

b) Apabila di luar gedung atau daerah penampungan, besaran tumpahan kurang dari 5 liter bahan minyak bumi/ hidrokarbon. b. Majun Bekas

Limbah majun bekas yang terkontaminasi oleh hidrokarbon. Majun ini adalah kain atau lap yang biasanya digunakan oleh mechanic saat melakukan perawatan atau perbaikan pada mesin- mesin, peralatan-peralatan dan perlengkapan lainnya yang ada diarea workshop. Contoh Penggunaannya seperti pembersihan oli, grease pada mesin Alat- Alat Berat (A2B) yang sedang di service.

Majun ini setelah digunakan mechanic biasanya terkontaminasi dengan bahan- bahan ang mengandung hidrokarbon yang ada di mesin atau pun peralatan pada unit- unit Alat- Alat Berat (A2B). Sehingga majun ini setelah penggunaan harus dilakukan pisahkan dengan majun yang belum terpakai atau dalam kondisi bagus. Majun yang sudah bekas ini disimpan pada tempat tersendiri guna untuk mempermudah pengemasan.

c. Hose bekas

Limbah hose yang terkontaminasi oleh hidrokarbon yang bersifat beracun sehingga dikatagorikan sebagai limbah B3. Hose atau yang biasa mudah dikenal dengan pipa selang yang berasal dari bekas hasil perawatan atau perbaikan mesin- mesin semua unit yang dilakukan oleh mechanic di workshop. Pipa selang ini berasal dari saluran oli ke mesin yang sudah tidak layak lagi digunakan, sehingga dilakukan penggantin

(6)

dengan hose yang baru. Hose yang bekas ini akan ditampung pada tempat tersendiri khusus untuk limbah B3 padat agar mempermudah untuk house keeping dan proses pengemasan selanjutnya.

d. Filter Oli Bekas

Filter ini adalah penyaring oli yang terdapat pada mesin- mesin semua unit yang tidak terpakai lagi. Filter Oli bekas berasal dari unit-unit yang dilakukan perbaikan atau penggantian filter karena sudah waktunya diganti. Filter Oli bekas dikatakan sebagai limbah B3 karena memiliki karekteristik beracun yang sudah terkontaminasi oleh Oli.

e. Accu Bekas dan baterai bekas

Accu bekas dan baterai bekas beasal dari unit- unit yang sumber

listriknya suda low power sehingga harus dilakukan penggantian. Accu bekas ini kemudian harus dikeola sebagai limbah B3 karena memilki karakteristik beracun atau dapat mengakibatkan karat atau korosi pada besi dan luka bakar/ gatal apabila kontak langsung dengan kulit manusia. f. Limbah Elektronik

Perangkat elektonik atau bagian perangkat elektronik yang sudah rusak atau tidak dapat diperbaiki kembali, yang karena kandungan logam berat dan atau gas pencemar udara dapat mencemari/ merusak/ membahayakan lingkungan. Limbah elektronik ini dikategorikan sebagai limbah B3 yang harus dikelola karena memilki karakteristik beracun atau dapat mengakibatkan karat atau korosi pada besi dan luka bakar/ gatal

(7)

apabila kontak langsung dengan kulit manusia. Jenis- jenis limbah B3 eletronik ini adalah sebagai berikut :

1) Personal computer termasuk CPU, mouse, screen, dan keyboard

2) Laptop 3) Printer

4) Mesin foto copy

5) Kalkulator, remote control 6) Telephon

7) LCD monitor, projector

8) Perlengkapan lampu penerangan 9) Air conditioner (AC)

10) Kabel, box panel,

11) Produk dan perlengkapan lainnya yang menggunakan elektrik dan elektronik.

g. Oli Bekas

Oli bekas ini dihasilkan dari service rutin unit alat- alat berat maupun unit produksi lainnya. Oli bekas ini dikategorikan sebagai limbah B3 karena memiliki karakteristik beracun, dan mudah terbakar. Oli bekas dapat mencemari tanah maupun air apabila terbuang ke lingkungan. Sehingga oli bekas harus dikelola sebagai limbah B3.

h. Fuel bekas/ Solar bekas

Fuel bekas ini adalah bahan bakar solar yang sudah terkontaminasi

(8)

ini dikategorikan sebagai limbah B3 yang harus dikelola dan dikendalikan karena solar bekas ini memiliki karateristik mudah terbakar.

B. Perijinan Pengelolaan Limbah B3

PT Saptaindra Sejati site ADMO pada proses pengelolaan B3 dan limbah B3 dilakukan oleh Departemen SHE dan pihak eksternal, untuk setiap pengelola limbah yang bertugas menangani limbah di perusahaan telah dibekali training mengenai pengelolaan B3 dan limbah B3 yang dilakukan secara bertahap dari pihak management. Training yang sudah dijalankan oleh Departemen SHE yaitu waste Manajemen.

Sistem pengelolaan limbah B3 yang dilakukan oleh perusahaan adalah sebagai penghasil dan penyimpan limbah di Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) saja. Dalam proses pengelolaan limbah B3, PT Saptaindra Sejati telah memilki standar prosedur tentang pengemasan, penyimpanan dan pembuangan limbah serta prosedur mengenai penanganan limbah, pengelolaan dan pengendalian B3 yang sudah dianalisa berdasarkan peraturan yang berlaku, didokumentasikan dan diterapkan pada seluruh site.

Kegiatan pengelolaan limbah B3 yang dilakukan oleh perusahaan meliputi kegiatan reduksi, pengemasan dan pengumpulan, pelabelan dan pemberian simbol, penyimpanan sementara yang berasal dari departemen internal perusahaan ke Tempat Penyimpanan Sementara (TPS).

Penyimpanan sementara limbah B3 perusahaan ditempatkan di Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) KM 84 yang sudah terdaftar dan mempunyai

(9)

izin resmi dari Bupati Tabalong berdasarkan Keputusan Bupati Kabupaten Tabalong No. 188.45/ 458 /2013, tentang Pemberian Izin Penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun PT Adaro Indonesia. Izin penyimpanan sementara limbah B3 berdasarkan Keputusan Bupati Tabalong terdapat pada lampiran 1.

C. Pengelolaan Limbah B3 1. Reduksi

PT Saptaindra Sejati dalam upaya mengurangi jumlah dan mengurangi sifat bahaya dan beracun limbah B3 yang dihasilkan yaitu Penerapan alat autoflushing pada unit A2B yang berfungsi untuk membantu dan memaksimalkan penyaringan oil hydraulic yang

didalam tangki unit, agar oil hydraulic lebih bersih sesuai dengan standar kebersihan yang diinginkan. Sehingga dengan penerapan alat tersebut, masa atau waktu pemakaian oli bisa menjadi lebih lama dari dari pada sebelum pemakaian alat dan jumlah limbah oli bekas yang dihasilkan menjadi tidak terlalu banyak.

Untuk mengurangi limbah B3 solar bekas dilakukan dengan cara menggunakan tool fuel saver yaitu alat yang digunakan untuk menyaring solar bekas yang ada pada filter yang masih layak pakai pada saat periode service pada unit A2B, agar dapat digunakan lagi untuk pengisian filter baru pada unit A2B. Sehingga dapat mengurangi jumlah limbah solar bekas di perusahaan (terdapat pada lampiran 2).

(10)

Penggunaan wippol pada saat membersihkan mesin, peralatan dan perlengkapan pada unit pada saat perawatan dan perbaikan di workshop sebagai pengganti majun, agar bisa mengurangi jumlah limbah B3 padat berupa majun bekas diperusahaan.

Untuk limbah B3 padat yang berupa filter oli bekas dikurangi volumenya, dengan cara filter oli bekas yang sudah terkontaminasi tersebut dikumpulkan terlebih dahulu, setelah itu filter oli bekas ditiriskan, lalu dilakukan pengepresan pada filter oli bekas tersebut dengan menggunakan mesin press agar ukuran filter menjadi lebih kecil sehingga tidak terlalu memakan tempat pada waktu pengemasan didalam drum.

Pemilahan limbah B3 dilakukan di tempat terbuka atau berventilasi baik atau diruang yang terlindungi dari udara panas yang disediakan oleh perusahaan (gudang penyimpanan sementara limbah B3) tiap area workshop (workshop MIA 1, workshop MIA 2, dan

workshop MIA 3). Proses pemisahan limbah juga meliputi kegiatan

memisahkan limbah berdasarkan sifat dan karakteristik limbah, hal ini dimaksudkan agar masing-masing limbah yang berbeda menurut sifat dan karakteristiknya tidak saling mengkontaminasi satu sama lain.

Pemilahan sedekat mungkin dengan area penyimpanan, semua bahan yang akan dipilah yang jelas dan dipisahkan sesuai dengan katagorinya. Petugas menggunakan alat pelindung diri (sarung tangan,

(11)

limbah B3, kemudian dimasukan kedalam wadah drum kapastias 200 liter untuk limbah B3 padat sedangkan limbah B3 cair dimasukkan ke dalam weste tanky dan pada bagian luar wadah ditulis secara jelas mengenai isinya dan jumlahnya. Bahan- bahan tersebut kemudian disimpan ditempat kering dan aman, yaitu gudang terpisah antara sampah kontaminan dengan non kontaminan.

2. Pengemasan dan pengumpulan

Pengemasan di PT Saptaindra Sejati site ADMO disesuaikan dengan limbah yang ada. Untuk pengemasan Limbah B3 yang dihasilkan harus dipisahkan jenis limbah B3 yang terdapat di area kerja agar mempermudah pada saat proses pengemasan. Jenis limbah B3 yang ada diarea kerja sebagai berikut :

a. Limbah B3 padat yaitu :

1) Sampah terkontaminasi : majun bekas oli, sarung tangan bekas oli, dan semua bahan terkena dengan bahan B3 atau hidrokarbon

2) Filter Oli

3) Selang/ hose bekas yang mengandung hidrokarbon atau oli 4) Grease/ gemuk

5) Tanah terkontaminasi 6) Battery/ Accu

(12)

b. Limbah B3 cair : Oli bekas/ Solar bekas.

c. Kemasan / wadah limbah B3 adalah tempat yang digunakan untuk mengemas atau mewadahi limbah B3 sebelum dikirim ke TPS Limbah B3 yang mempunyai izin. Kemasan untuk limbah B3 padat dapat berupa drum kaleng 200 liter atau drum plastik yang telah diberi simbol dan label sesuai dengan karakteristiknya.

d. Prosedur Pengemasan Limbah B3 yaitu sebagai berikut :

1) Semua Limbah B3 yang dihasilkan di area kerja wajib dikemas terlebih dahulu di area kerjanya berdasarkan Standar ini sebelum dikirim ke TPS Limbah B3

2) Semua area yang menghasilkan Limbah B3 wajib menyediakan kemasan/ wadah limbah B3 di area kerjanya (hubungi Bagian Logistic untuk penyediaan drum bekas atau koordinasi dengan bagian lingkungan)

3) Limbah B3 Padat (kecuali battery/ accu) wajib dikemas ke dalam drum dan dipisahkan antara : (Sampah terkontaminasi, filter bekas, Selang/ Hose bekas , Grease/ gemuk bekas)

(a) Dilarang mencampur 4 jenis limbah B3 tersebut ke dalam satu wadah

(b) Hose bekas harus dipotong-potong terlebih dahulu (minimal 20 cm)

(c) Filter bekas wajib ditiriskan terlebih dahulu di tempat penirisan

(13)

4) Wadah limbah B3 wajib ditempatkan di area yang dapat mencegah terjadinya tumpahan ke lingkungan. Akses pemindahan wadah juga harus memperhatikan keselamatan dan terjangkau oleh alat bantu pengangkat.

5) Setiap wadah yang disediakan di area kerja harus diberikan simbol, label, dan penamaan sesuai dengan gambar dibawah ini:

Gambar 4. 11. Kemasan limbah B3 padat Sumber : PT Saptaindra Sejati site ADMO, 2014

6) Pengiriman limbah B3 ke TPS dilarang menggunakan drum potongan yang tidak tertutup karena berpotensi mencemari lingkungan.

7) Dilarang memasukkan sampah domestik/ non B3 (botol air mineral, sampah plastik, dan kardus) ke dalam wadah Limbah B3

8) Dilarang mencampur limbah B3 yang telah dipisahkan berdasarkan wadahnya dalam klasifikasi di atas

9) Wadah limbah B3 yang sudah terisi penuh secepatnya dikirim ke TPS limbah B3 dalam keadaan tertutup rapat (menggunakan

(14)

klem) dan kemasan yang digunakan sebelumnya harus dalam keadaan bersih

10) Semua limbah B3 cair harus masuk ke dalam tangki B3 cair, dan limbah B3 cair tidak diizinkan dalam kemasan drum kemasan 200 liter.

11) Hubungi Lube truck jika ada kendala transfer tangki B3 cair 12) Semua limbah B3 yang dikirim ke TPS limbah B3 wajib atas

sepengetahuan SHE/ petugas TPS limbah B3 dengan mengisi

logbook yang telah disediakan oleh petugas TPS limbah B3

(tidak diperkenankan pengiriman pada malam hari)

13) Petugas limbah B3 berhak menolak Limbah B3 yang dikirim jika tidak sesuai dengan standar parameter ini.

3. Penyimpanan Sementara

a. Tata cara penyimpanan sementara di PT Saptaindra Sejati site ADMO adalah sebagai berikut :

1) Semua limbah B3 padat non baterry harus masuk ke drum bekas oli/ grease kapasitas 200 liter dengan diberi tutup (diberi las atau menggunakan klem)

2) Untuk isi limbah padat harus dikelompokan seperti : tanah terkontaminasi, filter bekas, grease, sampah terkontminasi, dan hose bekas.

(15)

3) Drum yang berisi limbah B3 padat harus diberi label dan simbol yang sesuai dengan karakteristik dari limbah B3 tersebut.

4) Drum harus dalam keadaan bersih sebelum digunakan untuk penyimpanan sementara limbah B3 yang dihasilkan.

5) Kemudian semua limbah B3 tersebut diangkut ke tempat penyimpanan sementara (TPS) yang dimiliki perusahaan dengan alat bantu yaitu menggunakan forklift dan truck dan menunggu pengangkutan dari PT Maju Asri Jaya Utama sebagai pihak ke kedua.

b. Penataan dan penyimpanan

PT Saptaindra Sejati telah melakukan proses pemisahan limbah sejak dari asalnya, yaitu dengan cara membuat standar kode warna tempat sampah untuk membedakan jenis sampah organik, anorganik dan sampah B3 sehingga mempermudah dalam proses pengumpulan limbah sebelum diangkut dan disimpan di TPS limbah B3. Untuk penjelasan kode warna tempat sampah terlampir pada lampiran 3.

Proses pemisahan limbah juga meliputi kegiatan memisahkan limbah berdasarkan sifat dan karakteristik limbah, hal ini dimaksudkan agar masing-masing limbah yang berbeda menurut sifat dan karakateristiknya tidak saling mengkontaminasi satu sama lain. Untuk area TPS perusahaan, kegiatan pemisahan limbah

(16)

diperlukan untuk limbah B3 sifat padat dan cair yang disimpan di area TPS, penempatan limbah yang berbeda sifat tersebut dipisahkan dengan tembok pembatas dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kontaminasi apabila terjadi tumpahan.

Pengemasan limbah B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke dalam suatu wadah dan atau kemasan, menutup dan menyegelnya. Bentuk, ukuran, bahan dan simbol, serta label kemasan limbah yang ada sudah disesuaikan dengan jenis dan karakteristik limbah B3 yang disimpan.

Kemasan-kemasan limbah yang ada di TPS dijaga dalam kondisi baik, tidak rusak, bebas karat, tidak bocor dan diperiksa secara rutin untuk memastikan kondisi kemasan. Limbah B3 yang karakteristiknya berbeda tidak disimpan dalam satu kemasan, jumlah pengisian limbah dalam kemasan sengaja tidak diisi penuh karena mempertimbangkan kemungkinan terjadinya pengembangan

volume limbah, pembentukan gas atau terjadinya kenaikan tekanan.

Penempatan kemasan drum limbah di TPS diletakkan di atas palet, dimana setiap palet digunakan untuk menampung 2-3 drum. Kemasan limbah di TPS ditempatkan dengan baik dan benar sehingga menghindarkan dari kemungkinan terguling atau tumpah, jika ada ceceran/ tumpahan limbah di area TPS, maka limbah tersebut akan mengalir dan masuk ke dalam bak penampungan dalam area TPS.

(17)

c. House keeping

PT Saptaindra Sejati site ADMO telah menerapkan prinsip Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin (5R) dalam pelaksanaan

housekeeping di setiap area kerjanya, hanya saja untuk penilaian

housekeeping untuk area TPS belum ada. Kemudian untuk

housekeeping area TPS limbah B3 terkadang kurang terawat, hal

ini disebabkan keterbatasan man power, kurangnya kesadaran pekerja akan kebersihan dan tidak adanya jadwal rutin pembersihan area TPS limbah B3.

d. Bangunan Penyimpanan Limbah

Bangunan penyimpanan limbah sementara (TPS) PT Saptaindra Sejati site ADMO terdapat di lokasi TPS KM 84 yaitu dideket office dan dibelakang workshop Mining Integreted Area 2 (MIA) di KM 84 kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Bangunan penyimpanan limbah B3 ini dengan luas 347 m2 dan memiliki ventilasi yang cukup dan menggunakan penerangan alami buatan (terdapat pada lampiran 4).

Penempatan limbah disesuaikan dengan jenis masing- masing limbah yaitu limbah B3 berbentuk padat ditempatkan pada drum bekas oli yang ditata secara rapi, sedangkan untuk limbah cair disimpan pada tangki B3 cair, dan tidak diperijinkan didalam kemasan drum.

(18)

Penyimpanan limbah B3 hanya sekitar 1-2 bulan saja kemudian dilakukan pengangkutan ke provider atau pihak ke tiga. Namun pengangkutan limbah ini hampir setiap hari dilakukan pengangkutan oleh PT Maju Asri Jaya Utama sebagai pihak kedua yang telah memiliki izin jasa pengangkutan limbah B3 (terdapat pada lampiran 5).

Tempat limbah B3 di PT Saptaindra Sejati site ADMO sudah diberi tanda/ papan nama yang manandakan bahwa tempat ini merupakan tempat penyimpanan limbah B3 sementara. Tempat penyimpanan sementara limbah B3 di PT Saptaindra Sejati site ADMO ini dilengkapi sarana pendukung antara lain alat pemadam kebakaran (APAR dari jenis dry powder), eye wash, spill kit dan fasilitas bongkar muat yang digunakan seperti forklift yang dirancang untuk mempermudahkan pemindahan limbah B3, lantai untuk kegiatan bongkar muat kuat dan kedap air serta dilengkapi dengan saluran pembuangan.

4. Pelabelan dan Simbol

Sebelum disimpan diarea limbah B3, limbah terlebih dahulu dikemas dengan kemasan yang sesuai dengan jenis limbah. Pelabelan limbah B3 yang dilakukan PT Saptaindra Sejati site ADMO adalah sebagai berikut:

a. Limbah B3 padat yang sudah dimasukan kedalam drum, harus dilakukan proses pemasangan simbol dan label limbah. Simbol

(19)

yang digunakan antara lain adalah simbol untuk limbah korosif, beracun dan cairan mudah terbakar. Pemasangan simbol dan label limbah dilakukan oleh pihak pengelola limbah atau dilakukan oleh petugas yang bertanggung jawab langsung terhadap pengelolaan limbah B3 yang dibantu Departemen SHE sebelum Limbah B3 di TPS dilakukan pengangkutan oleh PT Maju Asri Jaya Utama sebagai pihak kedua.

b. Limbah B3 yang berbentuk cair diangkut kedalam tanky limbah B3 cair, menggunakan Lube Truck yang mana pada tanky tersebut harus dilakukan pemasangan simbol dan label yang menujukan bahwa limbah tersebut beracun dan mudah terbakar.

5. Pengangkutan Limbah B3 oleh pihak ke dua

Proses pengangkutan limbah B3 dilakukan oleh pengangkut limbah B3 ke pihak pengumpul atau penyimpan atau pemanfaat limbah B3 yaitu yang sudah memiliki izin resmi yang masih berlaku dari pemerintah. Untuk proses pengangkutan dan pengolahan limbah B3 yang berasal dari PT Saptaindra Sejati site ADMO diserahkan kepada perusahaan yang telah memperoleh izin dari Menteri Lingkungan Hidup yaitu PT Maju Asri Jaya Utama.

Untuk mengetahui dan mengawasi siklus perjalanan limbah B3 yang diangkut oleh pengangkut limbah B3 sampai ke pengolah dan atau ke penimbun akhir limbah B3, perusahaan menggunakan manifest

(20)

limbah lembar ketiga dan ketujuh yang diberikan oleh pengangkut limbah setiap melakukan pengangkutan (terdapat pada lampiran 6). 6. Pengolahan limbah B3 pihak ketiga

Proses pengangkutan limbah B3 dilakukan oleh pengangkut limbah B3 ke pihak pengumpul atau penyimpan atau pemanfaat atau pemusnah limbah B3 yaitu yang sudah memiliki izin resmi yang masih berlaku dari pemerintah. Untuk proses pengangkutan dan pengolahan limbah B3 yang berasal dari PT Saptaindra Sejati site ADMO diserahkan kepadaa perusahaan yang telah memperoleh izin dari Menteri Lingkungan Hidup yaitu PT ALP Petro Industri untuk limbah oli bekas dan PT Wastec International untuk limbah B3 padat kecuali

accu atau baterai bekas sebagai pihak ketiga.

Pengelolaan limbah Elektrik perusahaan sudah memenuhi kriteria pengelolaan limbah B3 oleh pihak ketiga karena menggunakan jasa PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) yang berpusat di kota Bogor sebagai pengolah dan atau pemusnah limbah elektrik. Sedangkan untuk limbah Accu dan Baterai bekas menggunakan jasa PT Non Ferindo Utama.

Untuk mengetahui dan mengawasi siklus perjalanan limbah B3 yang diangkut oleh pengangkut limbah B3 sampai ke pengolah dan atau ke penimbun akhir limbah B3, perusahaan menggunakan manifest limbah lembar ketiga dan ketujuh yang diberikan oleh pengangkut limbah setiap melakukan pengangkutan.

(21)

7. Rekapilutasi data pencatatan jenis dan volume limbah B3

Sebelum limbah B3 dimasukkan kedalam area TPS PT Saptaindra Sejati site ADMO, penanggung jawab limbah terlebih dahulu harus menghubungi penanggung jawab TPS untuk proses serah terima limbah. Setelah itu penanggung jawab limbah akan mengisi logbook atau papan statistik limbah yang ada di TPS. Tujuan dari persyaratan administratif limbah yang dilakukan oleh PT Saptaindra Sejati adalah untuk mempermudah saat dilakukannya proses reporting atau pelaporan limbah B3.

8. Reporting/ pelaporan limbah B3

Reporting/ pelaporan data ini dilakukan oleh Departemen SHE yang berwenang dalam kegiatan pengelolaan limbah B3. Pelaporan yang dilakukan ke pihak internal perusahaan, pihak owner PT Adaro Indonesia, perusahaan pusat dan pihak eksternal. Alur proses pelaporan data limbah yang dilakukan meliputi pelaporan ke pihak internal perusahaan dan juga kepada pihak eksternal perusahaan. Pelaporan ke pihak internal perusahaan disini adalah pelaporan ke departemen SHE yang kemudian oleh departemen SHE data reporting limbah B3 akan ditinjau kembali dan dikirim ke pihak eksternal perusahaan/pihak

owner, yang untuk selanjutnya oleh owner data tersebut akan

direkapitulasi tiap bulannya dan dikirimkan kepada instansi yang berwenang, dalam hal ini rekapitulasi limbah dilaporkan kepada Bupati Tanjung Tabalong setiap 3 bulan sekali.

(22)

Dan kepada pihak eksternal, PT Saptaindra Sejati melalui pihak

owner PT Adaro Indonesia telah mewajibkan perusahaan pengumpul

atau pemanfaat limbah B3 dalam hal ini PT ALP Petro Industri, PT Wastec International, PT PPLI dan PT Non Ferindo Utama untuk melaporkan hasil kegiatan pengumpulan dan pemanfaatan kepada Menteri Negara Lingkungan Hidup setempat.

(23)

62 BAB V PEMBAHASAN

A. Identifikasi Limbah B3

Hasil observasi identifikasi mengenai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dihasilkan di PT Saptaindra Sejati site ADMO bahwa limbah B3 yang terdapat di perusahaan telah dilakukan identifikasi menurut jenis, bentuk, dan karakteristik serta berdasarkan sumbernya.

Hal ini secara umum di PT Saptaindra Sejati site ADMO telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 85 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) pasal 6 yang berbunyi bahwa, “Limbah B3 dapat diidentifikasi menurut sumber dan uji karakteristik dan atau uji toksikologi”.

B. Perijinan Pengelolaan Limbah B3

Pengelolaan atau penanganan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di perusahaan meliputi penyimpanan sementara limbah B3 padat serta limbah B3 cair. Penyimpanan limbah B3 harus dilakukan jika limbah B3 belum dapat diolah dengan segera, kegiatan penyimpanan limbah B3 dimaksudkan untuk mencegah terlepasnya limbah B3 ke lingkungan sehingga potensi bahaya terhadap manusia dan lingkungan dapat dihindari.

Perusahaan memiliki wewenang untuk mengelola limbah B3 dengan melakukan kegiatan penyimpanan sementara limbah B3 di Tempat

Gambar

Tabel 4. 1. Jenis Limbah B3 yang dihasilkan
Gambar 4. 11. Kemasan limbah B3 padat Sumber : PT Saptaindra Sejati site ADMO, 2014

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 4.2 Kapasitas Produksi per Skenario Gambar 4.3 menunjukkan kerugian utilisasi pada stasiun shearing dan stasiun galvanizing Dari Gambar 4.3 ini dapat diketahui bahwa model

Sesuai dengan arahan PP.19 Tahun 2008 sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa Peranan camat dalam pemberdayaan masyarakat meliputi : (1) peranan mendorong

Teknologi dan manusia tidak dalam hubungan oposisi tetapi dalam satu simbiosis, teknologi menjadi perpanjangan manusia peran mesin tidak mengungkapkan identitas independen

PT LinkNet Tbk didirikan pada tahun 1996, dan menjalankan kegiatan usahanya saat ini dibidang penyedia jaringan tetap berbasis kabel, jasa multimedia, jasa akses internet,

Dalam pengawasan pengelolaan limbah B3, pengawas tidak hanya cukup melihat data manifes limbah B3 dari pihak penghasil limbah saja tetapi juga harus mencocokan keakuratan

Pengangkutan internal limbah B3 di PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu dilakukan oleh masing-masing penghasil limbah B3 di area produksi. Hal ini telah sesuai dengan PP No.