224 BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian di atas, analisis keterampilan metakognitif siswa dalam memecahkan masalah matematika tipe HOTS pada materi turunan fungsi aljabar ditinjau dari kecerdasan logis matematis memberikan simpulan sebagai berikut:
1. Siswa dengan tingkat kecerdasan logis matematis tinggi memiliki kecenderungan mampu memenuhi indikator keterampilan metakognitif pada tahap perencanaan, pemantauan, dan evaluasi. Siswa mampu menggunakan keterampilan metakognitifnya dengan baik untuk menyelesaikan soal yang diberikan. Siswa memiliki kecenderungan mampu mengerjakan soal dengan benar dan mampu menjelaskan hasil pekerjaannya secara tepat pada saat wawancara. Subjek ST1 dan ST2 adalah siswa dengan tingkatan kecerdasan logis matematis tinggi. Pada soal nomor 1 dan 2, subjek ST1 dan ST2 mampu menggunakan keterampilan metakognitifnya dengan baik, sehingga mampu menyelesaikan permasalahan yang diberikan secara maksimal dan memberikan hasil jawaban yang tepat. Sedangkan pada soal nomor 3, subjek ST1 dan ST2 mampu menggunakan keterampilan perencanaannya dengan baik, tetapi tidak mampu menggunakan keterampilan pemantauan dan evaluasinya dengan baik untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Hal ini dikarenakan subjek kurang teliti terhadap hasil pekerjaannya sehingga masih terdapat kesalahan pada langkah-langkah penyelesaian yang dilakukannya.
2. Siswa dengan tingkat kecerdasan logis matematis sedang mampu memenuhi indikator keterampilan metakognitif pada tahap perencanaan, tetapi belum sepenuhnya mampu memenuhi indikator keterampilan metakognitif pada tahap pemantauan dan evaluasi. Siswa mampu menggunakan keterampilan metakognitifnya dengan cukup baik untuk menyelesaikan soal yang diberikan.
Siswa memiliki kecenderungan memperoleh hasil akhir jawaban yang benar, tetapi kurang mampu menjelaskan hasil pekerjaannya secara tepat pada saat wawancara.
Subjek SS1 dan SS2 adalah siswa dengan tingkatan kecerdasan logis matematis sedang. Pada soal nomor 1 dan 2, subjek SS1 dan SS2 mampu menggunakan keterampilan perencanaannya dengan baik, tetapi tidak mampu menggunakan keterampilan pemantauan dan evaluasinya dengan baik, sehingga subjek kurang maksimal dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan dan hasil pekerjaannya masih terdapat banyak kesalahan. Pada soal nomor 3, subjek SS1 mampu menggunakan keterampilan perencanaannya dengan baik, tetapi tidak mampu menggunakan keterampilan pemantauan dan evaluasinya dengan baik, sehingga subjek tidak mampu menyelesaikan permasalahan secara maksimal dan masih terdapat banyak kesalahan pada langkah-langkah yang dilakukannya. Di sisi lain, subjek SS2 mampu menggunakan keterampilan perencanaan, pemantauan, dan evaluasinya dengan baik, sehingga subjek mampu menyelesaikan permasalahan pada soal nomor 3 secara maksimal dan memberikan hasil jawaban yang tepat.
3. Siswa dengan tingkat kecerdasan logis matematis rendah tidak mampu memenuhi indikator keterampilan metakognitif pada tahap perencanaan, pemantauan, dan evaluasi. Siswa tidak mampu menggunakan keterampilan metakognitifnya dengan baik untuk menyelesaikan soal yang diberikan. Siswa salah dalam menentukan hasil akhir jawaban dan tidak tepat dalam menjelaskan hasil pekerjaannya pada saat wawancara. Subjek SR1 dan SR2 adalah siswa dengan tingkatan kecerdasan logis matematis rendah. Subjek tidak mampu menggunakan keterampilan perencanaan, pemantauan, dan evaluasinya dengan baik untuk menyelesaikan soal nomor 1, 2, dan 3, sehingga subjek tidak mampu melakukan langkah-langkah penyelesaian masalah secara tepat.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian mengenai keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan masalah matematika tipe HOTS pada materi turunan fungsi aljabar ditinjau dari kecerdasan logis matematis, dapat dikemukakan implikasi secara teoritis dan praktis sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Secara teoritis dapat diungkapkan bahwa penelitian ini dapat menggambarkan keterampilan metakognitif siswa dalam memecahkan masalah matematika tipe HOTS pada materi turunan fungsi aljabar ditinjau dari kecerdasan logis matematis tinggi, sedang, dan rendah. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa terdapat perbedaan keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan masalah matematika tipe HOTS pada materi turunan fungsi aljabar di setiap kategori tingkatan kecerdasan logis matematis. Semakin tinggi tingkatan kecerdasan logis matematis yang dimiliki siswa maka akan semakin baik keterampilan metakognitif yang dimiliki oleh siswa. Selain itu, diperoleh hubungan yang positif antara keterampilan metakognitif yang dimiliki siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Semakin baik keterampilan metakognitif yang dimiliki siswa maka kemampuan pemecahan masalah matematika yang dimiliki oleh siswa juga akan semakin baik.
Hasil penelitian ini sesuai dan memperkuat hasil penelitian Putri, Susanto,
& Kurniati (2015: 7) dengan judul Analisis Keterampilan Metakognitif Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Berbasis Polya Subpokok Bahasan Garis dan Sudut Kelas VII-C di SMP Negeri 1 Genteng Banyuwangi yang menyimpulkan bahwa siswa dengan kemampuan matematika tinggi memiliki keterampilan metakognitif yang optimal dalam mengontrol dan menyelesaikan setiap permasalahan, siswa dengan kemampuan matematika sedang memiliki keterampilan metakognitif yang cukup baik dalam mengontrol dan menyelesaikan setiap permasalahan meskipun pada beberapa permasalahan siswa kurang optimal dalam menggunakan keterampilan metakognitifnya, dan siswa dengan kemampuan
matematika rendah memiliki keterampilan metakognitif yang kurang baik dan kurang optimal dalam mengontrol dan menyelesaikan setiap permasalahan.
2. Implikasi Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan masalah matematika tipe HOTS pada materi turunan fungsi aljabar dengan tingkatan kecerdasan logis matematis tinggi, sedang, dan rendah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi pembelajaran untuk dapat menerapkan desain pembelajaran metakognitif agar siswa dapat melibatkan keterampilan metakognitifnya dalam pembelajaran. Kegiatan dalam desain pembelajaran metakognitif diantaranya yaitu siswa diberikan masalah matematika yang dapat memberikan kesempatan luas bagi siswa untuk merencanakan, memantau, dan mengevaluasi aktivitas-aktivitas kognitifnya, siswa dibiasakan untuk mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya sehingga dapat membantu siswa dalam memahami suatu konsep tertentu, dan siswa dapat dibiasakan untuk melakukan presentasi terkait hasil pekerjaannya sehingga siswa dapat mengetahui kesalahan dan kesulitan selama proses penyelesaian masalah matematika yang telah diberikan.
Kegiatan ini dapat menimbulkan kesadaran siswa terhadap proses berpikirnya dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat meningkatkan keterampilan metakognitifnya dalam menyelesaikan masalah matematika tipe HOTS.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan masalah matematika tipe HOTS pada materi turunan fungsi aljabar ditinjau dari kecerdasan logis matematis, dapat dikemukakan saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Guru sebaiknya meningkatkan kecerdasan logis matematis yang dimiliki siswa agar siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah matematika yang baik.
Guru dapat memberikan latihan soal dengan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran yang berbeda yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Siswa dengan tingkat kecerdasan logis matematis yang tinggi diberikan proporsi soal dengan tingkat kesukaran tinggi lebih banyak dibandingkan dengan siswa dengan tingkat kecerdasan logis matematis sedang dan rendah.
b. Guru sebaiknya mengembangkan keterampilan metakognitif siswa dalam pembelajaran di kelas agar siswa dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika yang dimilikinya. Guru dapat menerapkan desain pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) untuk mengembangkan keterampilan metakognitif siswa di dalam kelas. Numbered Heads Together (NHT) merupakan salah satu desain pembelajaran kooperatif yang menekankan pada tanggungjawab secara individu dan kelompok untuk memahami materi yang dipelajari sehingga siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran.
Desain pembelajaran ini juga memungkinkan siswa untuk menghubungkan pengetahuan sebelumnya dengan pengetahuan yang baru dibangun karena siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil. Dalam proses pengetahuan ini, siswa dapat melakukan kegiatan perencanaan, pemantauan, dan evaluasi yang dapat mendorong pengembangan keterampilan metakognitif siswa. Siswa juga dapat saling berdiskusi, saling bertukar pendapat, dan saling membantu satu sama lain dalam belajar. Desain pembelajaran ini dapat melibatkan siswa dalam review berbagai materi yang telah dibahas sehingga dapat mengetahui kesalahan dan kesulitan siswa dalam memahami konsep tertentu. Adapun sintaks desain
pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) adalah sebagai berikut: 1) menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa; 2) menyajikan informasi; 3) mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar; 4) membimbing kelompok bekerja dan belajar; 5) mengevaluasi; 6) memberikan penghargaan.
2. Bagi Siswa
Siswa sebaiknya meningkatkan kecerdasan logis matematis yang dimilikinya agar siswa mampu memecahkan masalah matematika dengan baik dan memiliki keterampilan metakognitif yang baik. Siswa dapat berlatih soal-soal tes kecerdasan logis matematis secara mandiri dengan menggunakan sumber belajar berupa buku, youtube, dan lainnya. Soal-soal tes kecerdasan logis matematis terdiri dari kemampuan numerik, konsep aljabar, deret/pola bilangan, dan logika (penalaran).
3. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini sangat terbatas pada kemampuan peneliti dan lingkup penelitian yang dilaksanakan di SMA Negeri 2 Sukoharjo, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai keterampilan metakognitif siswa untuk memperdalam informasi dan memperluas lingkup penelitian ini. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan penelitian selanjutnya. Bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian untuk menggali informasi lebih lanjut mengenai keterampilan metakognitif siswa dalam memecahkan masalah matematika tipe HOTS pada materi pembelajaran matematika yang berbeda, atau pada jenjang pendidikan yang berbeda, atau dengan tinjauan yang berbeda pula.