• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINDAK PIDANA PEMALSUAN UANG SEBAGAI KEJAHATAN TERORGANISIR (Suatu Penelitian di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Banda Aceh)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TINDAK PIDANA PEMALSUAN UANG SEBAGAI KEJAHATAN TERORGANISIR (Suatu Penelitian di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Banda Aceh)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

287

TINDAK PIDANA PEMALSUAN UANG SEBAGAI KEJAHATAN TERORGANISIR (Suatu Penelitian di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Banda Aceh)

CRIME OF FORGERY OF MONEY FOR ORGANIZED CRIME (A study on Jurisdiction Banda Aceh District Court)

T. Rakhmadsyah

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Jl. Putroe Phang No. 1, Darussalam, Banda Aceh - 23111

Ainal Hadi

Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Jl. Putroe Phang No. 1, Darussalam, Banda Aceh - 23111

Abstrak - Pasal 244 KUHP, menyebutkan “Barang siapa meniru atau memalsukan uang atau uang kertas Negara atau uang kertas Bank dengan maksud akan mengedarkan atau menyuruh mengedarkan mata uang kertas Negara atau uang kertas Bank itu serupa yang asli dan yang tiada dipalsukan, dihukum penjara selama- lamanya lima belas tahun.” Meskipun Undang-undang telah melarang dan mengancam ancaman yang berat terhadap pelaku tindak pidana membuat uang palsu, namun kejahatan tersebut di wilayah hukum Pengadilan Negeri Banda Aceh masih saja terjadi. Tujuan penulisan untuk menjelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya tindak pidana pemalsuan uang, alasan hakim menjatuhkan pidana yang relatif ringan terhadap pelaku tindak pidana pemalsuan uang dan upaya yang dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya tindak pidana pemalsuan uang. Untuk mendapatkan data dalam penulisan artikel, dilakukan melalu penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan.penelitian kepustakaan dimaksudkan untuk memperoleh data skunder yang dilakukan dengan cara mempelajari peraturan perundang-undangan dan literatur lainnya yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas. Penelitian lapangan dimaksudkan untuk memperoleh data primer dilakukan dengan cara mewawancarai para responden dan informan. Dari hasil penelitian, faktor penyebab terjadinya tindak pidana pemalsuan uang yaitu faktor lingkungan, faktor ekonomi, alasan hakim menjatuhkan pidana yang relatif ringan dengan mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan pidana dan hal-hal yang meringankan pidana.

Pertimbangan Majelis Hakim dalam hal yang meringan pelaku adalah pelaku bukan orang yang memiliki keahlian khusus, pelaku mempemudah proses persidangan, mengakuikesalahandanmenyesaliperbuatannya, peran pelaku sebagai orang yang membantu melakukan tindak pidana dan pelaku belum dewasa. Agar majelis hakim harus memberikan hukuman yang lebih berat kepada pelaku agar masyarakat takut untuk melakukan tindak pidana pemalsuan uang, Pemerintah harus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar dapat membedakan yang mana uang asli dan uang palsu, pemerintah yaitu pihak kepolisian harus menghimbau kepada masyarakat agar melaporkan kepada pihak yang berwajib apabila mengetahui adanya suatu pembuatan uang palsu.

Kata Kunci: Tindak Pidana, Pemalsuan Uang Terorganisir

Abstract - Articles 244 Criminal Code, said "Whoever imitates or falsifying money or State ‘s bank notes or Bank’s banknotes with the intention of distributing or directing to circulate state’s paper currency or banknotes like the original and not counterfeit, will be sentenced to jail maximum fifteen years.” Although the constitution has banned and threatened the most serious threats to the criminal making counterfeit money, but these crimes in the jurisdiction of the District Court of Banda Aceh is still happening. The purpose of this reserach is to explain thecausing factors of the occurrence of the counterfeiting crime, the reasons why the judges convict a relatively light against l counterfeiting crimina and the efforts made to prevent and control the occurrence of the crime ofcounterfeiting. The data is obtained by conducted literature review and field research. The literature review is intended to obtain secondary data which was done by studying the legislation and other literatures that has correlation with the problems discussed. Field research is intended to obtain pimer data , which was conducted by interviewing respondents and informants. The result of the research, shows some factors that cause the occurrence of criminal counterfeiting like environmental factor, financial factor, the reason why the judges convict a relatively mild considering the aggravating circumstances of criminal and lighten the criminal.

The considerationof the judges in terms of mitigating the perpetrator is that the perpetrators do not have special expertise, the criminal acted cooperatively in the trial process, admit his mistakes and regretted his actions, the role of the perpetrator/criminal as a person who helped conduct the crime and also he is still under age or immature. The panel of judges must give heavier penalties to perpetrators so that people are afraid to commit this counterfeiting crime. The Government should disseminate to the public on how to distinguish real money

(2)

or counterfeit money. The government, in this case the police should called on the public to make a report to the authoritie when they see an act of counterfeit money.

Keywords: money counterfeiting, causes factor, effort to prevent.

PENDAHULUAN

Perbuatan memalsu (vervalschen) membuat sesuatu yang menyerupai atau seperti yang asli dari sesuatu tersebut. Uang adalah suatu benda yang wujudnya sedemikian rupa yang oleh masyarakat digunakan sebagai alat pembayaran yang sah yang berlaku pada saat peredarannya. Benda uang itu harus sah, artinya menurut hukum dikeluarkan oleh lembaga yang menurut hukum berwenang untuk itu.1

Wewenang untuk membuat atau mencetak uang adalah negara dimana percetakan uang Republik Indonesia dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan untuk mencetak uang rupiah (baik uang kertas maupun uang logam) bagi Republik Indonesia di Indonesia badan/lembaga yang ditugasi untuk membuat uang adalah PERUM PERURI (Perusahaan Umum Percetakan Uang Repeublik Indonesia).2

Pengertiang uang palsu atau rupiah palsu berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang mata uang, rupiah palsu adalah suatu benda yang bahan, ukuran, warna, gambar, dan/atau desainnya menyerupai rupiah yang dibuat, dibentuk, dicetak, digandakan, diedarkan, atau digunakan sebagai alat pembayaran secara melawan hukum.

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), pemalsuan terdapat dalam buku ke II KUHP, yang dikelompokan dalam 4 golongan, yaitu:3

1. Kejahatan sumpah palsu 2. Kejahatan pemalsuan uang

3. Kejahatan pemalsuan materai dan merek 4. Kejahatan pemalsuan surat

Perbuatan pemalsuan uang merupakan suatu jenis perlanggaran terhadap dua normal dasar yaitu kebenaran (kepercayaan) yang perlanggarannya dapat tergolong dalam kelompok kejahatan penipuan dan ketertiban masyarakat yang perlanggarannya tergolong dalam kelompok kejahatan terhadap negara atau ketertiban masyarakat. Uang merupakan alat tukar yang sah yang digunakan oleh masyarakat sehingga kejahatan pemalsuan uang merupakan kejahatan yang sangat merugikan negara dan meresahkan masyarakat.

Adami Chazawi dan Ardi Ferdian, Tindak Pidana Pemalsuan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2014, Hal. 50.

2Tindak pidana percetakan uang wikipedia. org (diakses tanggal 29 Mei 2015).

3Adami Chazawi, Kejahatan Mengenai Pemalsuan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, Hal. 3.

(3)

Dalam Pasal 244 KUHP menyebutkan barang siapa melakukan perbuatan meniru atau memalsukan mata uang atau kertas yang dikeluarkan oleh negara atau bank. Pengertian mata uang adalah uang terbuat dari bahan logam seperti emas, tembaga, perak dan lain sebagainya.

Pengertian uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas.4

Ancaman hukuman terhadap tindak pidana pemalsuan uang terdapat dalam Pasal 244 KUHP menyebutkan bahwa :

Barang siapa meniru atau memalsukan uang atau uang kertas Negara atau uang kertas Bank dengan maksud akan mengedarkan atau menyuruh mengedarkan mata uang kertas Negara atau uang kertas Bank itu serupa yang asli dan yang tiada dipalsukan, dihukum penjara selama-lamanya lima belas tahun.

Perbuatan meniru (namaken) adalah membuat sesuatu yang menyerupai atau seperti yang asli dari sesuatu tersebut. Pengertian meniru mata uang atau uang kertas dalam pasal ini adalah membuat benda mata uang atau uang kertas yang menyerupai atau seperti atau mirip dengan mata uang atau uang kertas yang asli. Jadi agar dapat dikatakan perbuatan meniru mata uang atau uang kertas, maka harus ada mata uang atau uang kertas yang asli.5 Tindak pidana membuat uang atau meniru rupiah palsu merupakan tindak pidana yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki ilmu khusus karena membuat uang palsu harus memiliki keahlian khusus dalam memalsukan uang agar uang yang dipalsukan sama dengan uang asli yang dikeluarkan oleh negara.

Tindak pidana membuat uang palsu merupakan tindak pidana yang berkesinambungan atau yang disebut dengan kejahatan yang terorganisir, sehingga dapat dikelompokkan juga ke dalam organized crime, atau corporatecrime. Tindak pidana teroganisir atau kejahatan terorganisir (organized crime) adalah istilah yang berarti dimana kejahatan tersebut dipimpin oleh seseorang/kelompok mempunyai rancangan terlebih dahulu berbeda dari kejahatan spontan dan mempunyai tujuan-tujuan tertentu dimana kejahatan terorganisir mempunyai spesialisasi sendiri dalam melaksanakan tugasnya.6

Adapun dalam tindak pidana pemalsuan uang adalah tindak pidana teroganisir maka uang palsu yang telah selesai dibuat memelurkan pihak lain untuk mengedarkan uang palsu tersebut. Meskipun Undang-undang telah melarang dan mengancam dengan ancaman hukuman yang berat terhadap pelaku tindak pidana memalsukan uang namun dalam

4Adami Chazawi dan Ardi Ferdian, Op Cit, Hal. 50

5Ibid,Hal. 47

6Tindak pidana teroganisir, wikipedia. org (diakses tanggal 29 Mei 2015)

(4)

kejahatan yang dilakukan di wilayah hukum Pengadilan Negeri Banda Aceh masih saja terjadi. Dari hasil penelitian pada Pengadilan Negeri Banda Aceh bahwa dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 jumlah tindak pidana pemalsuan uang ada 4 (empat) kasus. Pada tahun 2012, tahun 2013, tahun 2014, dan tahun 2015 tidak ada kasus tindak pidana pemalsuan uang.

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi dasar permasalahanya adalah sebagai berikut :

1. Apakah faktor-faktor penyebab terjadinya tindak pidana pemalsuan uang yang dilakukan secara teroganisir?

2. Apakah dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana yang relatif ringan terhadap pelaku tindak pidana pemalsuan uang?

3. Apakah usaha-usaha yang dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya tindak pidana pemalsuan uang?

METODE PENELITIAN

a. Definisi operasional variabel penelitian

1. Tindak pidana adalah perbuatan pidana yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu, bagi barang siapa yang melanggar larangan tersebut.

2. Uang palsu atau rupiah palsu adalah suatu benda yang bahan, ukuran, warna, gambar, dan/atau desainnya menyerupai rupiah yang dibuat, dibentuk, dicetak, digandakan, diedarkan, atau digunakan sebagai alat pembayaran secara melawan hukum.

3. Perbuatan memalsukan uang adalah yang terdiri atas penggantian bahan-bahan baku untuk membuat uang asli dengan bahan-bahan yang lebih rendah nilainya, mengubah nilai yang dicetak dalam uang kertas, perbuatan mengubah sifat uang sedemikian rupa, sehingga uang yang asli menjadi palsu.

4. Kejahatan terorganisir (organized crime) adalah istilah yang berarti dimana kejahatan tersebut dipimpin oleh seseorang/kelompok mempunyai rancangan terlebih dahulu berbeda dari kejahatan spontan dan mempunyai tujuan-tujuan tertentu dimana kejahatan terorganisir mempunyai spesialisasi sendiri dalam melaksanakan tugasnya.

(5)

b. Lokasi dan Populasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di wilayah hukum Pengadilan Negeri Banda Aceh. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah, Pelaku tindak pidana pemalsuan uang, Jaksa pada Kejaksaan Negeri Banda Aceh, Hakim pada Pengadilan Negeri Banda Aceh.

c. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu dari keseluruhan atau populasi akan diambil beberapa orang yang

diperkirakan dapat mewakili seluruh populasi. Dengan demikian yang dijadikan responden dan informan adalah sebagai berikut :

1. Responden

a) Pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Uang sebanyak 2 orang b) Penyidik Polresta Banda Aceh sebanyak 2 orang

c) Jaksa Penuntut Umum sebanyak 1 orang

d) Hakim Pengadilan Negeri Banda Aceh sebanyak 2 orang 2. Informan

a) Ketua Pengadilan Negeri Banda Aceh b) Kepala Kejaksaan Negeri Banda Aceh c) Kasat Reskrim Polresta Banda Aceh

d. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penulisan ini dilakukan melalui penelitian perpustakaan dan penelitian lapangan.

1) Penelitian kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan dimaksudkan untuk memperoleh data skunder yaitu dilakukan dengan cara mempelajari peraturan perundang-undangan, teori-teori dan pendapat para sarjana yang ada hubunganya dengan permasalahan yang dibahas.

2) Penelitian lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dimaksudkan untuk memperoleh data primer yangdilakukan dengan cara wawancara yaitu bersifat tentatif/fleksibel, yang dikarenakan dilakukan kepada beberapa informan dan responden yang terkait dan berkompeten, dan jika dirasakan perlu. Dari keseluruhan populasi dipilih beberapa respoden dan informan yang diperkirakan dapat mewakili dari keseluruhan populasi.

(6)

e. Cara Menganalisis Data

Data yang diperoleh melalui hasil penelitian kepustakaan dan penelitaan lapangan akan dianalisisyaitu dengan menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu dengan menjelaskan segala sesuatu mengenai tindak pidana pemalsuan uang yang menghasilkan data-data deskriptif analisis, yaitu untuk mendekripsikan secara sistematis, faktual dan akurat, terhadap suatu populasi atau daerah tertentu, mengenai sifat-sifat, karakteristik atau faktor-faktor tertentu.7 Maka dengan penelitian tersebut akan memberikan gambaran mengenai ketentuan dan teori hukum pidana yang berhubungan dengan tindak pidana pemalsuan uang.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hukum merupakan suatu aturan yang harus ditaati sehingga harus adannya penegakan hukum yang baik agar adanya ketertiban, keamanan sehingga adanya kesejahteraan bagi masyarakat.Penegakan hukum (law enforcement), merupakan suatu istilah yang mempunyai keragaman pengertian.8

Tindak pidana adalah perbuatan atau serangkaian yang padanya dilekatkan sanksi pidana. Perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu, bagi barang siapa yang melanggar larangan tersebut.9 Dapat juga dikatakan bahwa perbuatan pidana adalah perbuatan yang oleh sutu aturan hukum dilarang dan diancam pidana, asal saja pada saat itu di ingat bahwa larangan ditujukan pada perbuatan (suatu keadaan atau kejadian yang ditimbulkan oleh kelakuan orang), sedangakan ancaman pidananya ditujukan kepada orang yang menimbulkan kejadian itu. Antara larangan dan ancaman pidana ada hubungan yang erat, oleh karena antara kejadian dan orang yang menimbulkan kejadian itu ada hubungan yang erat pula.10

Seiring tingginya tingkat perkembangan zaman baik dari segi politik, ekonomi, teknologi dan pembangunan kesemuannya tersebut menimbulkan dampak yang positif dan negatif. Berdampak positif bila perkembangan tersebut berdampak baik bagi kehidupan orang banyak, dan berdampak negatif bila perkembangan tersebut malah berdampak buruk dan

7Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Cetakan ke-12, 2011, Hal. 35

8Satjipto Rahardjo, Masalah Penegakan Hukum, Suatu Tinjauan Sosiologis, Sinar Baru, Bandung, 1993, Hal. 1.

9Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2009, Hal, 59

10Loc Cit

(7)

merugikan bagi kehidupan masyarakat secara luas. Salah satu contoh dampak negatif dari pesatnya perkembangan zaman yang dapat terlihat dengan nyata di dalam kehidupan kita yang saat sekarang ini seperti maraknya aksi-aksi kejahatan.

Kejahatan merupakan suatu permasalahan bagi manusia yang belum dapat dipecahkan sampai sekarang. Walaupun telah ditetapkan sanksi yang berat melalui peraturan perundang- undangan bagi pelaku tindak pidana akan tetapi masih tetap saja terjadi kejahatan dengan berbagai ragam dan jenisnya yang begitu komplek. Meneliti suatu kejahatan harus memahami tingkah laku manusia baik dengan pendekatan deskriptif maupun dengan pendekatan kausal.11Kejahatan ini juga belum dapat ditentukan faktor penyebab pembawa resiko yang lebih besar atau lebih kecil yang menyebabkan orang tertentu melakukan kejahatan. Dengan melihat betapa kompleksnya perilaku manusia baik individu maupun secara berkelompok.

Aksi-aksi kejahatan yang sering terjadi dewasa ini terlihat sudah mengalami perubahan- perubahan dan peningkatan yang signifikan salah satunya kejahatan terorganisir.

Kejahatan terorganisir atau organized crime sering digolongkan ke dalam white collar crime. Kejahatan terorganisir merupakan kejahatan mencakup setiap kelompok orang yang

aktifitas utamanya adalah melanggar hukum pidana untuk mendapatkan keuntungan illegal dan kekuasaan dengan melakukan aktivitas.12 Kejahatan ini biasanya oleh suatu jaringan yang terorganisir rapi dalam suatu organisasi bawah tanah termasuk didalamnya kejahatan tehadap tindak pidana pemalsuan uang yang dibahas pada uraian selanjutnya.

Definisi kejahatan teroganisir adalah setiap kejahatan yang melibatkan dua atau lebih individu, khusus aatau tidak khusus, yag menggunakan beberapa struktur sosial, dengan beberapa macam kepemimpinan, menggunakan mode eperasi tertentu, dimana tujuan utama organisasinya dapat dilihat pada usaha dari kelompok particular tersebut.13

Albini mengidenfikasi empat tipe dasar kejahatan teroganisasi, yaitu : a. Kejahatan teroganisasi sosial politik

Kejahatan oleh kelompok gerilnya dan teroris, dan berbagai kegiatan sosial militan yang menggunakan kekerasan.

b. Kejahatan teroganisasi mata duitan

Kejahatan yang dilakukan oleh kelompok untuk profit personal, kejahatan terhadap korban yang dipaksa.

11Made Darma Weda, Kriminologi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.,1996, Hal. 14

12Frank E Hagan, Pengantar Kriminologi, Kencana Prenadamedia Group,Jakarta, 2013, Hal. 553

13Ibid, Hal. 556

(8)

c. Kejahatan teroganisasi berorientasi kelompok dalam

Kejahatan yang dilakukan oleh kelompok yang tujuan utamanya adalah kepuasan psikologi, sensasi, pengakuan, kesenangan, tawuran dan rusuh, bukan demi keuntungan financial.

d. Sindikat kejahatan

Dalam sindikat kejahataan teroganisasi dapat didifinisikan memiliki tiga ciri utama yaitu :

1. kelompok atau organisasi yang terus menerus berpatisipasi dalam aktivitas yang melanggar hukum di dalam masyarakat dengan menggunakan paksaan, intimidasi, atau ancaman.

2. Struktur kelompok atau organisasi, yang tujuannya memberikan pelayanan tidak sah yang diinginkan publik, melalui penggunaan rahasia.

3. Jaminan perlindungan dan imunitas yang diperlukan untuk operasinya melalui korupsi politik dan penghindaran prosekusi

KESIMPULAN

Beberapa faktor-faktor penyebab terjadinya tindak pidana pemalsuan uang adalah faktor lingkungan, faktor ekonomi.

Pertimbangan Majelis hakim memutuskan hukuman mempertimbangkan hal-hal yang meringankanpidana adalah tindak pidana dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian khusus, dalam proses persidangan pelaku bersifat jujur, mengakui kesalahan dan menyesali perbuatannya sehingga mempermudah proses persidangan, peran pelaku sebagai orang yang membantu melakukan tindak pidana dan pelaku belum dewasa.

Usaha-usaha dalam menanggulangi terjadinya tindak pidana pemalsuan uang yang dilakukan oleh pemerintah dengan melakukan sosialisasi tentang tindak pidana pemalsuan uang, penyuluhan kepada masyarakat tentang tata cara membedakan uang asli dan uang palsu, mehimbau kepada masyarakat agar melaporkan kepada polisi apabila mencuriga atau mengetahui terjadinya suatu tindak pidana pemalsuan uang, pihak kepolisian menangkap pelaku dan memproses sesuai dengan aturan hukum, penjatuhan hukuman kepada pelaku tindak pidana pemalsuan uang agar memberi efek jera kepada pelaku.

(9)

DAFTAR PUSTAKA 1. Buku

Abidin Farid, A.Z.dan Hamzah. A., Bentuk-Bentuk Khusus Perwujudan Delik dan Hukum Penitensier, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006,

Abdul Syani, Sosiologi Kriminalitas,RemajaKarya, Bandung, 2007

Adami Chazawi dan Ardi Ferdian, Tindak Pidana Pemalsuan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2014

---, Adami Chazawi, Bagian I Pelajaran Hukum Pidana,PT. Raja Grafindo, Jakarta, 2005

---, Kejahatan Mengenai Pemalsuan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Cetakan ke-12,2011

Barda Nawawi Arief, Bunga Rapai Kebijakan Hukum Pidana,Cetakan Ketiga Edisi Revisi, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005

Bonger, Pengantar Tentang Kriminologi, PT.Pembangunan Ghalia Indonesia, Jakarta, 1981

Chainur Arrasjid, Suatu Pemikiran Tentang Psikologi Kriminil ,Kelompok Studi Hukum dan Masyarakat Fakultas Hukum USU, Medan, 1998

Frank E Hagan, Pengantar Kriminologi, Kencana Prenada media Group,Jakarta, 2013

Jimly Asshiddiqie, Pembaharuan Hukum Pidana Indonesia, Remaja Karya, Bandung, 2008

Made Darma Weda, Kriminologi,PT Raja Grafindo Persada. Jakarta,1996.

Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2009

M. Ali Zaidan, Menuju Pembahruan Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2015

Rusli Muhammad, Potret Lembaga Pengadilan di Indonesia, Raja Grafindo Pesada, 2006,Jakarta

Satjipto Rahardjo, Masalah Penegakan Hukum, Suatu Tinjauan Sosiologis, Sinar Baru, Bandung, 1993

Stephan Hurwitzh, Kriminologi, Bina Aksara, Jakarta, 1982

Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, Kriminologi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001

(10)

2. Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan beberapa teori dan peraturan yang berkaitan erat dengan pengawasan keuangan daerah di atas, maka peneliti pun dapat mengemukakan hipotesis bahwa pengawasan

Berdasarkan data keuangan pada PT. Berdasarkan hasil hipotesis tersebut diketahui bahwa kinerja keuangan PT.Modernland Realty Tbk menjadi lebih baik setelah

bagi anggota Polri tersebut ditegaskan dalam Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2003 yang substansinya, penyidikan terhadap anggota Polri yang melakukan

1. Para migran beranggapan bahwa pendapatan yang dihasilkan di Malaysia atau Arab Saudi lebih banyak daripada pendapatan mereka yang hanya bekerja di daerahnya

Spanyol berhasil mengalahkan Kesultanan Ternate sehingga dapat menguasai ibukota Gamlamo di selatan pulau, pada 1606, inilah yang menyebabkan, Kesultanan Ternate memindahkan

Apabila tindak pidana lingkunganhidup dilakukan oleh atas nama badanusaha atau perusahaan maka tuntutanpidana dan sanksi pidana dijatuhkankepada badan usaha atau

Gaya akibat beban gempa terhadap penulangan utama pada balok dermaga mempunyai pengaruh yang tidak signifikan dibandingkan dengan gaya akibat kombinasi beban tanpa gempa, sehingga

adalah pada tahap kecemasan. Pada masa ini, pengguna D 'FESAS boleh bersiap sedia memindahkan barangan penting dalam rumah supaya tidak mengakibatkan kerugian harta