• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Pada bagian ini akan dijelaskan cara keija alat TA ini secara keseluruhan beserta dengan perencanaan hardware dan software yang mendukung alat ini. Alat yang dibuat dapat dibedakan menjadi:

a. Perencanaan Sistem

b. Perencanaan Mekanik Timbangan c. Perencanaan Elektrik

d. Perencanaan Software

3.1. Perencanan Sistem

Prinsip keija sistem secara keseluruhan dapat dijelaskan sebagai berikut.

Untuk dapat mengukur apakah berat badan ideal atau tidak, maka perlu diambil data tentang tinggi badan dan berat badan. Rangkaian pada tugas akhir ini menggunakan rangkaian sensor ultrasonic sebagai rangkaian untuk mengambil data tinggi badan yang akan diukur, sedangkan untuk pengambilan data berat badan yang akan diukur dilakukan oleh rangkaian timbangan badan. Setelah data berat badan dan tinggi badan diperoleh, selanjutnya dilakukan proses perhitungan. Proses ini dilakukan oleh mikrokontroler AT89C51 yang merupakan kontroler utama dari sistem secara keseluruhan.

Data berat badan diambil dari potensiometer yang dipasang di dalam timbangan badan analog. Saat diberi beban di atasnya maka tuas akan menggerakkan potensiometer dan didapat nilai hambatan tertentu. Untuk mengubah nilai hambatan ini ke dalam bentuk lebar pulsa maka dihubungkan dengan LM555 monostable.

Selanjutnya data tersebut akan diproses oleh mikrokontroler.

Untuk mengaktifkan sensor ultrasonic, mikrokontroler mengirimkan pulsa untuk mendapatkan data tinggi badan. Data yang diperoleh berupa gelombang sinyal kemudian dilakukan proses perhitungan oleh mikrokontroler sehingga diperoleh jarak sensor terhadap penghalang (penghalang berupa orang). Kemudian dari data itu

18

(2)

dilakukan proses perhitungan kembali dan diperoleh data tinggi badan. Untuk mendapatkan hasil berat badan yang ideal, kedua data tersebut diambil kemudian dihitung dan diperoleh hasil apakah berat badan ideal dengan tinggi badan yang ada dan sesuai dengan hasil perhitungan. Setelah itu oleh mikrokontroler dikinmkan ke LCD untuk ditampilkan dan dapat di baca. Berikut diagram sistem yang digunakan.

Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem

(3)

3.2. Perencanaan M ekanik

Perencanaan mekanik untuk rangkaian alat pada tugas akhir ini menggunakan timbangan badan yang manual yang banyak terdapat dipasaran dengan gambar konstruksi dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 3.2. Konstruksi Timbangan

Pada konstruksi timbangan badan, berat badan yang diukur diletakkan di A.

dengan adanya gaya ke tekan ke bawah di bagian A maka tuas pada bagian B akan menggerakkan tuas D, dan tuas D ini yang menggerakkan piringan. Gambar konstruksi dapat dilihat pada gambar 3.1. Gerak piringan menyebabkan teijadinya defleksi jarum yang menunjukkan angka berat badan yang diukur. Piringan yang digerakkan oleh tuas dihubungkan dengan potensiometer sehingga saat teijadi defleksi dapat diukur secara elektris. Pada sistem mekanik timbangan, tuas dihubungkan dengan potensiometer dengan menggunakan sistem mekanik roda gigi yang berfungsi sebagai alat untuk memperingan putaran potensiometer.

Pada timbangan digunakan 2 macam roda gigi yaitu kecil dan besar, dengan tujuan untuk memperingan putaran. Jumlah gerigi pada masing-masing roda gigi berbeda, dengan perbandingan 1:3. Jumlah gerigi pada roda gigi yang besar adalah 90 gigi dan pada roda gigi yang kecil 30. Pada sistem ini digunakan perbandingan 1 dengan 3 karena jika jumlah perbandingan 1:1 antara kedua roda gigi maka tuas pada poros timbangan tidak dapat menggerakkan potensiometer. Jika perbandingan 1:2 maka putaran berat dan masih belum dapat menggerakkan potensiometer secara baik, maka perbandingan yang tepat adalah 1:3 jika perbandingan diperkecil lagi maka putaran akan semakin ringan tetapi defleksi potensiometer akan semakin kecil dan

(4)

Untuk roda gigi besar di letakkan pada potensiometer sedangkan gigi kecil diletakkan pada tuas timbangan, saat timbangan diberi beban diatasnya maka tuas akan menggerakkan roda gigi kecil dan roda gigi kecil ini akan menggerakkan roda gigi besar yang dipasang pada poros potensiometer. Sehingga roda gigi kecil akan menggerakkan roda gigi besar, jika letak nya terbalik, maka potensiometer tidak dapat berputar dan tidak akan berdefleksi.

3.3. Perencanaan Hardware

Pada bagian ini akan dijelaskan rangkaian-rangkaian yang digunakan pada tugas akhir ini, yang terdiri atas rangkaian potensiometer dan rangkaian monostable flip-flop yang dipasang pada timbangan badan. Sedangkan untuk rangkaian yang digunakan pada pengukur tinggi badan terdiri atas: rangkaian pemancar ultrasonic dan rangkaian penerima ultrasonic. Untuk kontroler digunakan rangkaian mikrokontroler AT89C51 dan untuk display (tampilan) menggunakan LCD

3.3.1. Rangkaian Potensiometer

Pada rangkaian potensiometer, potensiometer dihubungkan dengan timbangan menggunakan sistem m ekanik, seperti dijelaskan pada Sub Bab 3.2, pada potensiometer terdapat 3 pin, dan ketiga pin dihubungkan ke rangkaian LM555 monostable sehingga, hambatan yang dikeluarkan oleh potensiometer diubah ke bentuk gelombang persegi {pulsa), semakin besar hambatan maka lebar gelombang semakin besar, semakin kecil hambatan maka lebar gelombang semakin kecil. Lebar gelombang ini akan dihitung oleh mikrokontroler sehingga dapat diperoleh data dalam bentuk digital.

Pot iok __

Gambar 3.3. Potensiometer

(5)

3.3.2. Rangkaian Monostable

Seperti dijelaskan diatas, dibutuhkan rangkaian yang mengubah besar hambatan ke dalam bentuk lebar pulsa, maka dalam pembuatan tugas akhir ini digunakan rangkaian LM555 monostable yang terdiri dari IC LM555 , resistor dan kapasitor. Alasan pemakaian IC ini, karena harganya lebih murah dan lebih banyak dijual dipasaran, dan output yang dihasilkan lebih baik dibandingkan dengan IC yang lain, besamya nilai resistor dan kapasitor mempengaruhi waktu yang ditunjukkan dengan lebar pulsa yang di hasilkan.

Monostable

Vcc

0.01 uF

~ GND

Gambar 3.4. Rangkaian Monostable2

Pada gambar ini terlihat bahwa besar nilai R dan nilai C di tentukan sesuai dengan yang dibutuhkan. Pada tugas akhir ini komponen yang digimakan yaitu:

IC : LM555

Ra : potensiometer 10KQ C, : 10 nF

Cio 0.01 jaF T = 1.1 x R x C ,

Digunakan Ci sebesar 10 jaP karena bila menggunakan nilai C yang lebih kecil maka waktu yang dihasilkan semakin cepat sehingga lebar pulsa semakin kecil

2 http://www.national. com/ads-cgi/viewer.pl/ds/LM/LM555.pdf

(6)

dan saat dilakukan proses perhitungan di mikrokontroler mengalami kesulitan, sedangkan bila digunakan nilai yang lebih besar maka waktu yang dihasilkan lebih lama dan bila nilai potensiometer besar maka waktu yang dihasilkan semakin lama dan sangat tidak efisien, oleh karena itu nilai 10 jxF merupakan nilai yang dianggap tepat.

Kemudian pin output dari LM555 dihubungkan ke mikrokontroler.

Rangkaian ini merupakan rangkaian pengganti rangkaian ADC, jika menggunakan ADC maka data yang diperoleh kurang akurat dan tidak stabil, maka digunakan rangkaian monostable.

3.3.3. Rangkaian Mikrokontroler AT89C51

Mikrokontroler ini menggunakan mikrokontroler AT89C51 yang didesain tanpa menggunakan memori program dan memori data ekstemal, karena memori program dan memori data mengambil dari internal, karena itu pin EA dihubungkan ke VCc • Pin ALE dan PSEN tidak dihubungkan dengan apa-apa karena pada mikrokontroler ini tidak membutuhkan akses memori diluar. Mikrokontroler ini didukung oleh rangkaian reset dan rangkaian pembangkit sinyal clock.

Pada tugas akhir ini mengaktifkan beberapa pin pada A T89C51 yaitu:

• Pin INTO, dihubungkan dengan pin output dari rangkaian LM555 monostable, digunakan untuk memantau sinyal output dari LM555.

• Port 1.0, dihubungkan dengan pin trigger dari rangkaian LM555 monostable, digunakan untuk mengaktifkan rangkaian monostable.

• Port 1.5, dihubungkan dengan pin R/W pada LCD.

• Port 1.6, dihubungkan dengan pin RS pada LCD.

• Port 1.7, dihubungkan dengan pin E pada LCD.

• Port 2.0- Port 2.7, dihubungkan dengan pin data pada LCD.

• Port 0.0, dihubungkan dengan tombol push button, digunakan sebagai tombol reset untuk rangkaian timbangan badan, gambar push button terlampir.

• Pin IN TI, dihubungkan dengan signal output dari rangkaian ultrasonic

• Port 3.6. dihubungkan dengan pin kontrol pada M C14066, digunakan untuk mengaktifkan rangkaian transmitter dari ultrasonic

(7)

• Pin XTAL1 dan XTAL2 , dihubungkan dengan rangkaian clock, dapat dilihat pada gambar 3.4

Pin RESET, dihubungkan dengan rangkaian reset, dapat dilihat pada gambar 3.3

3.3.3.I. Rangkaian Reset

Rangkaian ini dibuat untuk me-reset mikrokontroler sehingga proses bisa dijalankan mulai dari awal atau menyebabkan mikrokontroler jump, menuju alamat OOOOh Rangkaian reset untuk mikrokontroler ada 2 cara reset, yaitu power on reset dan reset dengan cara menekan tombol atau saklar secara manual.

Cara keija dari rangkaian ini adalah pada tegangan tertentu saat rangkaian dinyalakan pertama kali, kapasitor bersifat short circuit sehingga tegangan pada pin reset adalah sebesar tegangan Vcc. Menyebabkan mikrokontroler dalam kondisi reset. Sesuai dengan karakteristik pengisian kapasitor, maka tegangan jatuh pada kapasitor akan meningkat seiring dengan waktu. Pada suatu ketika tegangan kapasitor ini akan cukup besar sehingga tegangan pada pin reset lebih kecil daripada tegangan reset mikrokontroler yang diijinkan atau dengan kata lain pin reset mendapat tegangan GND yang akan menyebabkan mikrokontroler dalam kondisi aktif. Selanjutnya jika saklar reset ditekan maka saklar ini akan menghubungkan pin

VCC

i I

^-r^CS

lOuF 3 SW-PB

!>•

C4 t>IODA

“1N4148

GND “

Gambar 3.5. Rangkaian Reset3

3 Atmel Corporation. AT89C51 Datasheet. (2000).

(8)

reset dengan Vcc sehingga mikrokontroler AT89C51 akan pada kondisi reset kembali.

3.3.3.2. Rangkaian Clock

Rangkaian clock berfungsi untuk menghasilkan sinyal clock yang dibutuhkan oleh mikrokontroler A T89C51. Rangkaian yang dibuat dalam tugas akhir

ini adalah rangkaian yang dianjurkan oleh ATMEL selaku pembuat chip ini. Di dalam mikrokontroler mempunyai internal clock generator yang berfungsi sebagai sumber clock, namun masih diperlukan rangkaian tambahan sederhana untuk membangkitkan clock yang diperlukan. Rangkaian clock tersusun atas sebuah komponen kristal dan dua buah kapasitor. Nilai kristal yang digunakan disini adalah 12,000 MHz. Nilai kapasitansi dari kapasitor yang digunakan sebesar 33 pF.

Rangkaian clock ini dihubungkan ke mikrokontroler melalui XI {pin 19) dan X2 (pin\S)

Berikut gambar rangkaian mikrokontroler AT89C51 yang digunakan dalam rangkaian tugas akhir secara keseluruhan:

Gambar 3.6. Rangkaian Clock4

4 Atmel Corporation. AT89C51 Datasheet. (2000).

(9)

MOTKtfllhte ¥ II I u

«H | TRIG as 1---- CYtft

|—ni

Bhf

\PP Vlt\ffif

\jwrj_

>I»_

\u._

UBjiMK i s*I -0 11

Ml.-Dsn 1

\es_oJ7

\m \jii Sjii

\£i\

Gambar 3.7. Rangkaian Lengkap Mikrokontroler A T89C5J

3.3.4. Rangkaian Ultrasonic

Pada tugas akhir ini untuk mengukur tinggi badan digunakan rangkaian ultrasonic. Untuk mengaktifkan transmitter sensor ultrasonic, dibutuhkan frekuensi sebesar 40 KHz. Pembangkitkan frekuensi ini dapat diperoleh dengan banyak cara.

Salah satunya melalui kristal 40 KHz dan kapasitor kemudian dikuatkan dengan menggunakan inverter M CI4069. Untuk rangkaian penerimanya, gelombang ultrasonic diterima di receiver kemudian dikuatkan menggunakan rangkaian Op- Amp untuk memperkuat sinyal, sebelum diproses di dalam mikrokontroler.

Sensor ultrasonic yang digunakan dalam rangkaian ini adalah tipe SQ-40T sebagai sensor pengirim (transmitter) dan SQ-40R (receiver). Karena sensor ini sangat mudah didapat dipasaran.

(10)

3.3.4.I. Rangkaian Pem ancar Ultrasonic

Berikut gambar rangkaian pemancar ultrasonic

Gambar 3.8. Rangkaian Pemancar Ultrasonic

Pada rangkaian ini fungsi C l, C2 , R l, R2 dan inverter adalah untuk mengaktifkan kristal 40 KHz sehingga dapat mengeluarkan frekuensi sebesar 40 KHz dan menjaga agar tetap ber-osilasi sehingga sensor dapat memancarkan gelombang dengan frekwensi 40 KHz secara terus menerus.

Penguat

Gambar 3.9. Rangkaian Oscilato?

Pada rangkaian ini besamya R l dan R2 di tentukan oleh:

5 On Semiconductor. High Speed CMOS DA TA (2000)

(11)

Nilai R2 harus cukup besar, bandwidth yang cukup besar dapat menghasilkan frekuensi yang baik dan tidak mempengaruhi feedback

Maka diambil nilai R l= 150 ICQ

Dan nilai R2= 10 MQ

Sedangkan besamya C-r0tai adalah. Sesuai dengan rumus:

fosc= ___ 1 = (3.1)

2,3xRlxCxotai

Frekuensi yang dibutuhkan 40 KHz 40.000 - 1

2,3x150.OOOxCjotai maka besamya Ciotai= 72,4 pF

Untuk rangkaian yang menggunakan kristal maka dibutuhkan 2 buah kapasitor yang bemilai sama yang dipasang secara paralel maka

Ciotai= C1+C2 (3.2)

Maka C1=C2 = Vz Ciotai = 36,2 pF

di dalam rangkaian ini digunakan kapasitor yang umum dipasaran : 33 pF C1+C2 = 6 6 pF

Sedangkan inverter yang lain berfungsi untuk memperkuat sinyal. Sehingga saat rangkaian ini diaktifkan maka sensor akan mengeluarkan gelombang dengan frekuensi sebesar 40 Khz yang dapat di terima oleh receiver.

3.3.4.2. Rangkaian Penerima Ultrasonic

Untuk rangkaian penerima ultrasonic menggunakan rangkaian Op-Amp sebagai penguat sinyal. IC Op-Amp yang digunakan adalah LM358. Gambar lengkap rangkaian penerima ultrasonic dapat dilihat pada Gambar 3.6 pada Lampiran 2.

Dalam rangkaian ini gelombang yang dipancarkan oleh transmitter diterima oleh sensor penerima (receiver) berupa gelombang pantul, untuk faktor peredaman dan pengaruh efek doppler diabaikan. Bila tidak ada penghalang maka sinyal keluaran yang dihasilkan akan berupa garis lurus, dan apabila ada penghalang maka bentuk gelombang adalah gelombang AC. Setelah gelombang masuk ke dalam

(12)

mem -filter sinyal. Output dari inverting dihubungkan ke rangkaian voltage doubler.

Rangkaian ini mengubah gelombang output AC menjadi bentuk gelombang DC dan menghilangkan ripple yang ada pada gelombang tersebut. Output dari rangkaian ini berbentuk gelombang DC. Untuk mendeteksi ada atau tidak gelombang di receiver maka output rangkaian ini dihubungkan dengan rangkaian komparator. Pada rangkaian ini tegangan yang lebih kecil dari Vrf dianggap nol dan tegangan yang lebih besar dari Vrf akan dinaikkan menjadi sama dengan Vcc. Output dari komparator dapat langsung dihubungkan ke mikrokontroler karena berbentuk pulsa.

Berikut penjelasan lengkap rangkaian penerima :

Rangkaian Inverting yang befungsi sebagai penguat tegangan, saat gelombang ultrasonic diterima, oleh sensor penerima diubah ke dalam bentuk tegangan, maka untuk menguatkan tegangan dipakai rangkaian inverting. Berikut gambar rangkaian inverting.

im

Gambar 3.10. Rangkaian Inverting

Untuk menghasilkan tegangan yang baik yang dapat dideteksi maka perlu penguatan yang besar. Besamya nilai R l dan R0 bergantung pada penguatan tersebut. Pada rangkaian tugas akhir ini digunakan penguatan 1000 kali karena tegangan pada sensor sangat kecil. Dibagi dalam dua rangkaian inverting

(13)

Rumus penguatan Inverting 1:

A= - Vout - -Ro (2.2)

Vm R, A= 100

Untuk RO diambil nilai = 1 MQ untuk mempermudah perhitungan Besar R t : 100 = - RO

Rl 100xRl=R0 bila Ro = 1 MD maka Ri= 10 KQ

Rumus penguatan Inverting 2:

A ^ - V o u ^ - R 2 _ ( 2 . 2 )

Vm R3 A= 10

Untuk R2 diambil nilai = 100 KQ untuk mempermudah perhitungan Besar R3 : 10 = - R2

R3 10xR3=R2

bila R2 = 100 KQ maka R3= 10 KQ

Untuk kapasitor C2 yang ada dirangkaian berfungsi untuk menjaga tegangan referensi dan untuk kapasitor CO dan C l berfungsi untuk menghambat bocoran arus AC yang akan masuk ke dalam rangkaian inverting 1 dan 2. Hambatan R4 dan R5 = 1 0 KQ berfungsi sebagai pembagi tegangan, agar tegangan referensi menjadi Vi dari Vcc.

• Rangkaian Voltage Doubler, digunakan untuk mengubah gelombang AC menjadi bentuk gelombang DC. Dan besamya adalah 2 kali besar Vpp dari tegangan input. Besamya C l dan C2 adalah sama, dalam rangkaian ini digunakan C= 1 nF, hambatan yang ada pada C2 berfungsi untuk proses discharge dari kapasitor.

Berikut gambar rangkaian Voltage Doubler

(14)

IN4001

Gambar 3.11. Rangkaian Voltage Doubler

• Rangkaian Komparator, digunakan untuk membandingkan tegangan yang dihasilkan oleh rangkaian pendeteksi, berikut gambar rangkaian:

Gambar 3.12. Rangkaian Komparator

Penentuan nilai Ra dan Rb bergantung pada nilai referensi, semakin besar nilai Rb maka tegangan referensi semakin tinggi, sedangkan besar nilai Ra mempengaruhi besamya arus yang masuk kedalam komparator. Karena arus yang dibutuhkan kecil maka besar nilai Ra diambil = 1 M£1 Pada rangkaian ini digunakan tegangan supply 5 V sehingga rumusnya adalah:

Vrf = ( Rb x V cc )/(Ra + R b ) (3.3)

- ( 330K x 5 V ) / ( 1M + 330K )

= 1.24 V

(15)

3.3.5. Perencanaan Tampilan Display

Pada rangkaian Tugas akhir ini menggunakan display berupa LCD tipe M l632 yang memiliki 16 digit x 2 baris. Pada LCD ini terdapat rangkaian yang digunakan untuk mengatur ketajaman tulisan di LCD

Gambar 3.13. Rangkaian Pengatur Kontras6

Besamya nilai VR ini sesuai dengan data sheet dari LCD tipe M l 632 VR= 1 KQ

L C D jpi

Gambar 3.14. Pin LCD di Mikrokontroler

6 Seiko Instrument Inc, LCD Module User Manual MI 632 ,1987

(16)

3.4. Perencanaan Software

Perencanaan software pengukur tinggi badan dan berat badan ideal ini menggunakan bahasa pemrograman MCS-51 (low level language) Untuk mempermudah pembahasan, perangkat lunak ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu software untuk keseluruhan sistem, software untuk timbangan, software untuk

ultrasonic.

3.4.1. Perencanaan Software Keseluruhan Sistem

Gambar 3.15. Flow Chart Software secara umum

Secara garis besar software keseluruhan terdiri dari beberapa sub routine yaitu: timbangan, ultrasonic, bagian perhitungan dan tampilan LCD. Saat rangkaian mikrokontroler dijalankan maka hal pertama yang dilakukan adalah memeriksa apakah ada penekanan tombol reset, jika ada maka program akan menjalankan sub routine yang pertama yaitu timbangan. Jika tidak ada maka program akan berhenti.

Setelah program timbangan selesai dijalankan maka mikrokontroler akan menjalankan sub routine berikutnya yaitu ultrasonic, setelah selesai maka di dapat dua buah data yaitu data berat dan data tinggi badan. Kemudian data tersebut di

(17)

proses di sub routine berikutnya yaitu perhitungan. Selesai menghitung kemudian di tampilkan di LCD.

3.4.2. Perencanaan Software Timbangan

Pada bagian ini akan dijelaskan cara keija software timbangan secara umum. Berikut gambar flow chart dari software timbangan.

Gambar 3.16. Flow Chart Timbangan

(18)

Pada bagian ini merupakan sub routine timbangan. Saat rangkaian dijalankan.inaka program akan langsung reset data, tujuannya agar mendapat nilai awal OOh, bila tidak di reset maka data yang di dapat akan kacau dan tidak akurat karena nilai awal tidak 0. Setelah di reset, mikrokontroler akan meng-aktifkan rangkaian converter yaitu rangkaian monostable, dengan mengaktifkan pin TR di LM555. Saat TR diaktifkan maka monostable akan langsung membentuk lebar pulsa.

Setelah pin TR diaktifkan, mikrokontroler juga harus mengaktifkan counter untuk menghitung lebar pulsa, kemudian di periksa apakah proses counter telah selesai?

Jika telah selesai maka dilakukan proses converter yaitu: mengubah data counter menjadi angka yang dapat ditampilkan di LCD. Sebelum di tampilkan di LCD dilakukan pemeriksaan apakah berat yang didapat melebihi 150 kg, jika lebih dari

150 kg maka ditampilkan tulisan over di LCD.

3.4,3. Perencanaan Software Ultrasonic

Pada bagian ini akan dijelaskan cara keija software ultrasonic secara umum.

Rangkaian ultrasonic dihubungkan dengan rangkaian mikrokontroler tujuannya agar dapat di kontrol waktu pengiriman pulsa.

Saat rangkaian di jalankan maka pertama kali yang dilakukan mikro adalah me-reset data agar besamya nilai awal adalah OOh. Bila tidak di reset maka data yang di dapat akan kacau dan tidak akurat karena nilai awal tidak 0. Setelah di reset, mikrokontroler akan meng-aktifkan generator 40 KHz yaitu dengan mengaktifkan rangkaian ultrasonic transmitter. Di saat yg sama mikro juga mengaktifkan timer, fungsi dari timer adalah menghitung lamanya gelombang ultrasonic yang merambat dari transmitter sampai ke receiver._ Kemudian baca sensor apakah sudah teijadi interupt jika belum teijadi maka proses akan kembali memeriksa sensor penerima.

Jika telah teijadi interruptl kemudian mikrokontroler akan melakukan proses perhitungan yaitu: dengan mengalikan besamya timer yang didapat dengan kecepatan suara yaitu 344 m/det.

Setelah dihitung kemudian diperoleh jarak antara sensor dengan penghalang kemudian dibandingkan datanya apakah tinggi lebih dari 2 m jika lebih, maka kirim data ke LCD untuk tampilkan kata over. Kalau data hasil perhitungan tidak lebih dari

(19)

2 meter maka data tersebut dikirim ke LCD untuk ditampilkan. Selanjutnya simpan data tinggi badan karena akan digunakan kembali untuk mengukur berat ideal.

Gambar 3.17. Flow Chart Ultrasonic

(20)

3.4.4. Perencanaan Software secara keseluruhan

Gambar 3.18. Flow Chart Perhitungan

Pada bagian ini perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus m atem atis:

Ideal = (Tinggi Badan - 1 0 0 ) - (10% x (Tinggi Badan-100)) (3.4)

Saat mikrokontroler menjalankan program ini maka data diambil dari masing-masing alamatnya kemudian data tinggi badan dikurang dengan 1 0 0 kemudian hasilnya disimpan dalam sebuah variabel kemudian variabel tersebut dikali dengan 10 persen. Hasilnya disimpan dalam variabel lain. Selanjutnya kedua variabel tersebut dikurangkan maka diperoleh hasil berat badan yang ideal. Setelah selesai, data dikirim ke LCD untuk ditampilkan.

Referensi

Dokumen terkait

Pengemulsi monodigliserida dan poligliserol polirisinoleat memiliki tinggi emulsi maupun stabilitas penyimpanan yang baik dibandingkan kontrol dalam waktu sampai dengan 48 jam

Tabel 7. Demand penggunaan energi dipengaruhi oleh bertambahnya jumlah kendaraan dan jarak tempuh kendaraan. Ini disebabkan karena laju pertumbuhan sektor kontruksi

Peneliti dapat dapat mengambil kesimpulan bahwa Brasil pada masa pemerintahan presiden sebelum Lula Da Silva menerapkan kebijakan neoliberal di bawah lembaga keuangan

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti menerapkannya dalam meramalkan volume bongkar muat non petikemas domestik di masing-masing terminal Pelabuhan Tanjung Perak

Kumalasari (2012) melakukan penelitian tentang “Analisis Stabilitas Lereng dengan Perkuatan Soil nailing Menggunakan Program Geoslope” Tujuan penelitian ini

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain untuk membantu mahasiswa dalam memperoleh alternatif cara untuk mengurangi dan menghindari prokrastinasi

Pengujian proses neural network dengan menggunakan 7 input layer, 5 node pada hidden layer pertama, 5 node pada hidden layer kedua dan 2 node pada output layer dapat

45..Ang panitikan sa Panahon ng Hapon ay binigyang halaga na makapagsulat sa Wikang Pilipino ang mga manunulat na Pilipino ngunit ingat na ingat sila sa mga paksang isusulat at