• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Korelasi Antara Konsep Diri dan Penyesuaian Diri Pada Komunitas Street Art di Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Korelasi Antara Konsep Diri dan Penyesuaian Diri Pada Komunitas Street Art di Kota Bandung."

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

i Universitas Kristen Maranatha

Abstrak

Ellin Yohana, 0430085. Judul penelitian Studi Deskriptif Mengenai Hubungan antara Konsep Diri dengan Penyesuaian Diri pada Komunitas Street Art di kota Bandung. Setiap indivdu dengan berbagai cara ingin memiliki kenyamanan dalam lingkungan kehidupannya, salah satunya dengan menjaga keindahan kota tempat tinggal mereka. Terdapat salah satu kelompok yang menurut mereka memiliki tujuan untuk memperindah kota, tetapi masyarakat menilai sebaliknya, komunitas ini melakukan kenakalan.Bagaimana sebenarnya konsep diri mereka dan bagaimana hubungannya dengan penyesuaian diri komunitas ini dalam bermasyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan konsep diri dengan penyesuaian diri pada komunitas street art di kota Bandung.

Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori konsep diri dari Fitts dan untuk penyesuaian diri dengan teori dari Schneiders serta teori perkembangan remaja akhir dari buku teori Santrock.

Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 orang. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey. Serta menggunakan uji validitas dan korelasi dengan uji Rank Spearman, pengukuran reabilitas dengan uji Guildford. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur konsep diri adalah modifikasi yang dikembangkan oleh William H. Fitts, sedangkan alat ukur untuk penyesuaian diri merupakan pengembangan berdasarkan dari teori mengenai aspek penyesuaian diri menurut Schneiders Menurutnya, karakteristik Penyesuaian Diri dibagi menjadi 3 aspek yaitu Adaptasi, Konformiti. Usaha pengadaan (Mastery).

Dari hasil penelitian, bahwa terdapat hubungan antara penyesuaian diri dengan konsep diri dengan nilai korelasi 0,359. Hubungan yang tercipta merupakan hubungan yang positif, tetapi hubungan tersebut tergolong lemah. Dengan arti bahwa konsep diri positif, maka penyesuaian diri cenderung mengarah positif dan bila konsep diri negatif, maka penyesuaian diri cenderung mengarah negatif.

(2)

ii Universitas Kristen Maranatha

Abstract

Ellin Yohana, 0430085. This research entitled Descriptive Study of the Relationship between Self-Concept with Self Adjustment in the Street Art Community in the city of Bandung. In many ways, each individual wants to have pleasures in their own life, which one taking care of the city where they live. There is one group, whom has a goal to beautify the city, but people judge on the contrary, these communities do naughtiness. How their actual self-concept and how it relates to the adjustment to this community in the society. The purpose of this study was to obtain a picture of the relationship self-concept and self-adjustment in the community of street art in the city of Bandung.

The theory which is used in this research is Self-Concept Theory of Fitts and Adjustment Theory of the Schneiders along with Adolescent Developmental Theory from Santrock’s book.

Selection of the sample in this study using purposive sampling method, and samples in this study amounted to 50 people. The design used in this research is descriptive research design using survey methods along with using Rank Spearman’s correlation and validity test and Guildford’s measurement reliability test. The parameter which is used for measuring self-concept is a modification of which is developed by William H. Fitts, meanwhile measuring devices for self-adjustment is based on the development of theories about aspects of self-self-adjustment according to Schneiders According to him, Self Adjustment characteristics is divided into 3 aspects: Adaptation, Conformity, and Mastery.

From the research, there is a relationship between adjustment with self-concept and value of correlation 0.359. Relationship that is created is a positive relationship, but the relationship is quite weak. With the sense that positive self-concept, then the adjustment tends to lead to positive self-concept and if negative, it tends to lead to negative adjustment.

(3)

v Universitas Kristen Maranatha

DAFTARISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...v

DAFTAR BAGAN...viii

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR LAMPIRAN...xi

BAB I PENDAHULUAN……….1

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH………..1

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH.……….13

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN.………13

1.3.1 Maksud Penelitian……….………13

1.3.2 Tujuan Penelitian……….……….………13

1.4 KEGUNAAN PENELITIAN……....………..13

1.4.1 Kegunaan teoritis………..………13

1.4.2 Kegunaan Praktis……….……….14

1.5 KERANGKA PIKIRAN………15

(4)

vi Universitas Kristen Maranatha

1.7 HIPOTESIS PENELITIAN………31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………..………...32

2.1 PENYESUAIAN DIRI……….………32

2.1.1 Pengertian………..……….33

2.1.2 Aspek-Aspek Penyesuaian Diri………..………39

2.1.3 Pembentukan Penyesuaian Diri………..………41

2.1.4 Karakter Penyesuaian Diri………..………45

2.1.5 Bentuk-bentuk Penyesuaian Diri………..………..48

2.1.6 Penyesuaian Diri yang Salah……….………50

2.2 KONSEP DIRI……….………..………51

2.2.1 Pengertian Konsep Diri………51

2.2.2 Terbentuknya Konsep Diri………...54

2.2.3 Dimensi-Dimensi Konsep Diri……….57

2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri……….……….61

2.2.5 Jenis-Jenis Konsep Diri……….………61

2.3 MASA REMAJA……….………...………63

2.3.1 Pengertian Remaja………63

2.3.2 Ciri-ciri Remaja………64

2.3.3 Tugas Perkembangan Remaja………..67 2.3.4 Perkembangan Kepribadian……….69

(5)

vii Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………..……...………..72

3.1 DESAIN PENELITIAN……….………..72

3.2 BAGAN RANCANGAN PENELITIAN…….………72

3.3 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERATIONAL….…………73

3.3.1 Variabel Penelitian……….73

3.3.2 Definisi Operational………..……….………73

3.3.2.1 Definisi Operational Penyesuaian Diri………..……..……....73

3.3.2.2 Definisi Operational Konsep Diri……..……..…….………..74

3.4 ALAT UKUR………..74

3.4.1 Alat Ukur Penyesuaian Diri……….……….74

3.4.2 Alat Ukur Konsep Diri……….……….75

3.4.3 Data Pribadi dan data Penunjang………..77

3.4.3.1 Data Pribadi………...77

3.4.3.2 Data Penunjang………..77

3.4.4 Pengujian Alat Ukur………..……….77

3.4.4.1 Validitas Alat Ukur………..……….78

3.4.4.2 Reliabilitas Alat Ukur………..……….79

3.5 POPULASI SASARAN DAN TEHNIK SAMPLING………...80

3.5.1 Karakteristik Populasi……….………..80

3.5.2 Tehnik Penarikan Sampel……….80

3.6 TEHNIK ANALISIS………...81

3.6.1 Batas-Batas Koefisien Korelasi………83

(6)

viii Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………..………..85

4.1 GAMBARAN RESPONDEN……….85

4.2 HASIL PENELITIAN……….87

4.3 PEMBAHASAN………...95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...………..112

5.1 KESIMPULAN……….112

5.2 SARAN……….113

5.2.1 Saran bagi Penelitian Lanjutan………...113

5.2.2 Saran bagi Kegunaan Praktis………..113

(7)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR BAGAN

BAGAN 1.1 KERANGKA PIKIR ... 29

(8)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pembagian Item-Item Pada Alat Ukur Penyesuaian Sosial Tabel 3.2 Pembagian Item-Item Pada Alat Ukur Konsep Diri Table 4.1 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Table 4.2 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Lamanya Subjek Bergabung Dalam Komunitas

Tabel 4.3 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.4 Hasil Variable Konsep Diri

Tabel 4.5 Hasil Penyesuaian Diri Aspek Adaptasi Tabel 4.6 Hasil Penyesuaian Diri Aspek Konformitas Tabel 4.7 Hasil Penyesuaian Diri Dengan Aspek Mastery

Tabel 4.9 Hasil Hubungan Konsep Diri Dengan Penyesuaian Diri

Tabel 4.10 Hubungan Antara Penyesuaian Diri Dengan Faktor Pendukung Jenis Kelamin

Tabel 4.11 Hubungan Antara Penyesuaian Diri Dengan Faktor Pendukung Lamanya Anggota Bergabung Dalam Komunitas Street Art

Tabel 4.12 Hubungan Antara Penyesuaian Diri Dengan Faktor Pendukung Pendidikan Yang Sedang Di Tempuh Oleh Anggota Komunitas Street Art

Tabel 4.13 Hubungan Antara Penyesuaian Diri Dengan Faktor Pendukung Alasan Anggota Komunitas Bergabung Dalam Komunitas Street Art

(9)

xi Universitas Kristen Maranatha

(10)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Komunitas Street Art LAMPIRAN 2. Kuesioner

LAMPIRAN 3. Data Item Konsep Diri LAMPIRAN 4. Data Item Penyesuaian Diri LAMPIRAN 5. Data Penunjang

(11)

LAMPIRAN 1. Komunitas Street Art

1.1 Sejarah street art

Street Art yang menggunakan media yang beraneka ragam, Street art pertama kali dikenal di New York, akhir tahun 1960-an yang disebut Graffity dan muncul dalam coretan pertama dengan cat semprot ini dilakukan pada sebuah subway ( kereta bawah tanah ). Seorang bernama Taki yang tinggal di 183rd Street Washington Heights, selalu menuliskan namanya, entah didalam subway atau di bagian luar atau dalam bus. “Taki183”, begitu bunyi tulisan yang dia buat

menggunakan spidol. Taki seperti ingin menunjukan identitas dirinya. Angka 183 yang ia tuliskan setelah namanya merupakan simbol untuk menunjukan tempat tinggalnya.

Street Art ini berkembang semakin luas dan mulai muncul dengan berbagai bentuk. karya seni tradisional grafiti, stensil graffiti, seni stiker, wheatpasting dan seni jalanan poster, proyeksi video, intervensi seni, seni gerilya, flash mobbing dan instalasi jalan. Biasanya, istilah seni jalanan atau yang lebih spesifik pasca-grafiti digunakan untuk membedakan karya seni kontemporer-ruang publik dari grafiti teritorial, vandalisme, dan seni perusahaan.

(12)

terjadinya proses pemecahan dalam kehidupan sosial masyarakat, sehingga setiap bidang kehidupan teralineasi dari bidang lainnya. Termasuk ranah kesenian yang ruang ekspresinya sangat di batasi mengakibatkan minimnya akses masyarakt terhadap seni. Bahkan relasi di antara bidang seni menjadi sangat renggang. Keadaan ini mengakibatkan muncul praktik senirupa yang bertujuan mendekatkan seni pada publik lebih luas, yaitu masyarakat yang tidak berasal dari komunitas seni. Di titik inilah praktik Street Art di ruang kota mulai merebak, praktik seni di ruang publik berlangsung seusia sejarah seni rupa modern Indonesia itu sendiri. Di masa perjuangan, para seniman memasang poster dan baliho di ruang-ruang publik untuk memberikan semangat bagi rakyat yang sedang berjuang merebut kemerdekaan. Demikian pula di masa orde lama, street art seringkali digunakan sebagai sarana penyampaian pesan-pesan politik. Posisi seni di ruang publik pada masa renzim Orde Baru pun kurang lebih sama, yaitu sebagai sarana untuk merepresentasikan kekuasaan Negara. Tetapi ruang publik di masa itu begitu steril dan menjadi wilayah yang “menakutkan” untuk dimasuki warga. Praktik Street

Art yang berkembang hingga saat ini tidak bisa dilepaskan dari konteks sosial politik pasca runtuhnya Orde Baru.

(13)

menjadikan seni sebagai alat perjuangan masyarakat untuk melawan setiap bentuk penindasan. Singkatnya, pada era 1990-an, paradigma seni di ruang public tumbuh subur di Yogyakarta. Hanya metode para perupa untuk menerapkan seninya di ruang publik yang berbeda.

1.2 Street Art

Street art merupakan salah satu bidang kesenian terdiri dari seniman yang merupakan istilah subyektif yang merujuk kepada seseorang yang kreatif, atau inovatif, atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan yang paling kerap adalah untuk menyebut orang-orang yang menciptakan karya seni, seperti lukisan, patung, seni peran, seni tari, sastra, film dan musik. Seniman menggunakan imajinasi dan bakatnya untuk menciptakan karya dengan nilai estetik. Ahli sejarah seni dan kritikus seni mendefinisikan seniman sebagai seseorang yang menghasilkan seni dalam batas-batas yang diakui. (www.wikipedia.com)

Seniman jalanan atau yang kerap kali di sebut sebagai street art ini juga merupakan aliran seni lukis di tembok dengan media yang beraneka ragam serta memiliki berbagai macam bentuk dalam penampilannya, antara lain:

1. Graffiti; coretan-coretan pada dinding yang menggunakan komposisi warna, garis, bentuk, dan volume untuk menuliskan kata, simbol, atau kalimat tertentu. Alat yang digunakan pada masa kini biasanya cat semprot kaleng.

(14)

media cat tembok atau cat kayu bahkan cat atau pewarna apapun juga seperti kapur tulis atau alat lain yang dapat menghasilkan gambar.

3. Stencil, dibuat penggunaan kardus, kertas, atau media lain untuk membuat gambar atau teks yang mudah direproduksi. Desain yang diinginkan dipotong dari media yang dipilih, kemudian gambar dipindahkan ke permukaan melalui penggunaan cat semprot atau roll-on cat.

4. Sticker art; adalah bentuk seni jalanan di mana gambar atau pesan secara terbuka ditampilkan menggunakan stiker. Stiker ini dapat mempromosikan agenda politik, komentar pada kebijakan atau masalah. Sticker art ianggap sebagai subkategori dari Graffiti.

5. Street installations; adalah tren yang berkembang dalam gerakan street

art. Grafiti dilakukan pada permukaan dinding, Street installations menggunakan objek 3-D untuk mengganggu dengan lingkungan perkotaan.

6. Wheatpaste; perekat cair yang terbuat dari pati sayuran, tepung, beras dan air. Ini telah digunakan sejak zaman kuno untuk berbagai seni dan kerajinan seperti buku dan bubur kertas. Hal ini juga dibuat untuk menempelkan poster kertas pada dinding atau permukaan lainnya

(15)

1.3 Faktor-faktor yang membentuk street art

Kegiatan yang mereka lakukan lebih cenderung untuk mengekspresikan diri mereka serta memperkenalkan kominitas ini pada masyarakat. Dalam komunitas ini terdapat beberapa hal yang mempengaruhi cara penyesuaian sosial mereka di lingkungan, seperti pandangan masyarakat mengenai komunitas mereka yang memiliki keragaman pandangan, seperti pandangan yang positif dari masyarakat yang menyatakan bahwa komunitas street art dapat memperindah kota, tetapi juga ada yang berpandangan sebaliknya, dimana menurut pandangan masyarakat komunitas street art merupakan pengganggu bagi keindahan kota serta dapat mengganggu pengguna kendaraan di sepanjang jalan.

Pendapat dari para anggota dari komunitas street art juga dapat menjadi bagian dari cara anggota komunitas street art yang lain dalam penyesuaian sosialnya, dimana kritikan serta pujian dari anggota kelompok dapat mempengaruhi mereka, seperti dengan kritikan yang tajam mengenai hasil karya seni yang telah mereka buat dapat mempengaruhi mereka dalam mengungkapkan pendapat hal tersebut dikarenakan mereka dapat kehilangan keberanian dalam mengambil keputusan dan menunjukan karya yang telah mereka ciptakan. Namun, tak jarang pujian juga akan terlontar dari anggota komunitas street art yang lain bila anggota itu mau belajar serta menunjukan suatu karya seni yang indah dan memang layak untuk di puji.

(16)

selama masa-masa yang paling peka, serta kepribadian dasar seorang individu dibentuk dalam lingkungan keluarga (White, 1975; Shaffer, dan Dunn 1982). Keluarga sering kali menolak untuk mendukung kegiatan dari komunitas street art ini, dilihat dari kegiatan mereka yang sering kali dilakukan pada malam hari, dilakukan secara diam-diam, merusak property rumah orang lain, serta tidak sedikit nominal yang harus dikeluarkan untuk mengikuti kesenangan mereka dalm melakukan kegiatan tersebut, seperti dalam membeli cat semprot, kuas, cat tembok, dsb. Studi Riset (Warner and Lunt 1941; Rosen, 1955; Cary, 1974) biasa menekankan kekuatan kelompok sebaya untuk menanamkan corak perilaku yang bertentang dengan keluarganya. Akan tetapi, tidak semua remaja menerima seutuhnya standar kelompok sebaya dan tidak semua kelompok sebaya benar-benar konflik dengan keluarga atau masyarakat.

(17)
(18)

LAMPIRAN 2. KUESIONER

KATA PENGANTAR

Saya sebagai peneliti pertama-tama mengucapkan terimakasih atas waktunya. Sebelum anda mengisi kuesioner ini, saya meminta kesediaan anda terlebih dahulu untuk mengisi kuesioner ini di sela-sela kesibukan Saudara. Perlu saudara ketahui, bahwa identitas saudara akan peneliti rahasiakan.

Kuesioner ini disusun dalam rangka pengumpulan data atau penelitian yang diperlukan untuk melakukan tugas akhir. Adapun judul penelitian yang diambil peneliti adalah Hubungan antara Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Komunitas Street Art di Bandung” Peneliti berharap agar penelitian ini

dapat berguna untuk menggali mengenai hubungan yang antara konsep diri dan penyesuaian diri pada komunitas street art sehingga dapat membantu anggota komunitas untuk melakukan penyesuaian diri di dalam lingkungan masyarakat, teman sebaya, teman kelompok serta di dalam lingkungan keluarga.

Dengan tujuan tersebut, maka peneliti mengajukan kuesioner yang perlu Saudara isi sesuai dengan keadaan dan pendapat pribadi Saudara yang sebenarnya. Dalam hal ini tidak ada jawaban benar atau salah, semua jawaban adalah benar selama itu menggambarkan diri Saudara yang sebenarnya.

Isilah pertanyaan ini dengan jujur dan jangan sampai ada yang terlewatkan. Bacalah terlebih dahulu setiap petunjuk pengisian sebelum mengerjakannya. Terima kasih

Peneliti

(19)

DATA PRIBADI

1. Nama (inisial) :………...(L/P)

2. Usia :……….………..

3. Lama bergabung :………..………..

4. Pendidikan ………..

Jelaskan alasan saudara masuk dalam kelompok street art

………

………

Apakah ada kesulitan saat bergabung dengan komunitas street art? Bila ya, jelaskan kesulitan saudara

.……….…

…………...………

Bila tidak, jelaskan mengapa anda mudah untuk bergabung dengan kelompok komunitas street art...

………..………..

Menurut saudara, siapakah orang yang paling berpengaruh dalam hidup saudara?(jawaban bisa lebih dari 1 dan sebutkan)

a. keluarga,………

(20)

Apakah saudara mendapatkan pengalaman positif setelah masuk dalam suatu kelompok street art? A. Ya B. Tidak

Bila Ya, sebutkan pengalaman seperti apa?... ……….………

………

bila tidak , sebutkan alasannya………...…

………

Apakah orang tua mendukung saudara untuk masuk menjadi anggota komunitas street art?

Bila ya, Jelaskan bagaimana orang tua anda mendukung keputusan anda tersebut ………

………….…...………

Bila tidak, mengapa orang tua tidak mendukung saudara...………. ………

………

Pada kuesioner ini terdiri dari sejumlah pernyataan mengenai bagaimana saudara memandang dan menghayati diri sendiri. Dalam mengisi kuesioner ini tidak ada penilaian benar dan salah maupun baik atau buruk, jadi saudaradiminta untuk menjawab dengan jawaban yang paling sesuai dengan diri saudara. Beri tanda CHECK LIST (√ ) pada salah satu pilihan jawaban dengan ketentuan sebagai

berikut:

(21)

S, apabila penyataan SETUJU dengan keadaan saudara.

SS, apabila penyataan SANGAT SETUJU dengan keadaan saudara.

Mohon saudara untuk memperhatikan setiap pernyataan agar tidak ada nomor yang terlewat. Saya juga mengharapkan kejujuran saudara dalam mengisi kuesioner ini.

Pernyataan SS S KS TS

Saya orang yang memiliki wajah yang menarik. Saya senang berpenampilan rapi sepanjang hari Saya merasa badan saya sering sakit

Saya merasa penampilan saya acak-acakan Saya senang berteman dengan semua orang Saya dapat bekerjasama dengan orang lain Saya tidak percaya dengan orang lain

Di dalam kelompok saya tidak suka diatur oleh orang lain Saya mengetahui apa yang saya ingin gambar

Saya tidak dapat mempercayai orang lain Saya tidak suka diberi komentar oleh orang lain Dalam kelompok saya seorang yang senang bersaing dengan teman

Bila ada masalah dengan kelompok, keluarga selalu membantu saya menghadapinya

Saya seorang yang penting bagi teman-teman saya Saya tidak dekat dengan keluarga saya

(22)

Teman - teman saya tidak mempunyai kepercayaan kepada saya

Saya selalu bekerja seorang diri

Saya dapat melakukan kerjasama dengan orang lain Saya selalu berhasil dengan hasil karya saya

Saya puas dengan tangan yang dapat bertahan lama dalam menggambar

Saya puas dengan keadaan tubuh saya

Saya merasa terganggu dengan bentuk badan saya Saya tidak suka dengan bentuk badan saya

Dalam keluarga saya orang yang menghormati orang tua Saya taat beragama dalam kehidupan sehari-hari

Saya merasa diri saya tidak berguna

Saya selalu menghina hasil karya anggota kelompok yang lain

Saya merasa puas dengan nilai saya yang baik di tepat kuliah

Saya merasa puas dengan hasil karya yang saya ciptakan Saya merasa bahwa diri saya kurang dapat bekerja sama dengan orang lain

Saya merasa kurang disukai oleh teman-teman anggota kelompok atau komunitas

Saya puas keluarga saya menyayangi saya

Saya merasa keluarga saya tidak menganggap saya berharga

(23)

Keluarga saya tidak pernah mendukung setiap apa yang saya lakukan

Saya merasa teman-teman kuliah saya selalu membantu saya

Saya merasa teman-teman saya mencurigai saya Saya mampu bekerja dengan orang baru

Saya tidak memiliki teman di kampus

Saya suka berolah raga untuk menjaga bentuk tubuh Saya makan makanan yang bergizi untuk menjaga kesehatan saya

Saya selalu begadang setiap malam Dalam keseharian saya jarang mandi

Saya tidak menggunakan kata-kata kasar dalam keseharian saya

Saya ikut dalam setiap kegiatan dalam kelompok Saya suka mengejek anggota kelompok

Saya suka merusak hasil karya orang lain Saya selalu mematuhi peraturan di kampus Saya sulit mengambil keputusan

Saya selalu makan dengan teratur

(24)

Dalam kelompok saya dapat bekerja sama dengan orang lain

Saya dapat memukul teman saya yang tidak saya sukai Saya dapat menjalin pertemanan dengan orang baru Saya suka mengejek dan menghina hasil karya teman yang lain

Pernyataan SS S KS TS

Sejak masuk komunitas, jam tidur saya berkurang Sejak masuk komunitas, pola makan saya tidak berubah Saya cepat sakit bila cuaca sering berubah-ubah

Sejak masuk komunitas, berat badan saya turun dengan drastis

Walaupun aktif dalam kegiatan kelompok, tetapi saya jarang sakit

Saya sering mengalami sakit saat udara dingin

Walaupun pola tidur saya berubah, kesehatan saya tetap terjaga

Kegiatan dalam kelompok tidak mengganggu keadaan kesehatan tubuh saya

Saat sedang menghadapi masalah saya menjauhi kelompok saya

Saya merasa tidak mendapat kesempatan dalam menyatakan pendapat saya didalam kelompok Saya merasa di terima didalam kelompok

(25)

Saya merasa bangga saat gambar saya terpampang ditembok jalan

Saya tidak berani mengungkapkan ketidaksetujuan saya saat ada yang menyatakan pendapat

Saya selalu mengikuti kegiatan menggambar pada tembok-tembok dijalanan

Sejak masuk kelompok street art, saya tidak memiliki waktu lagi dengan keluarga

Keluarga saya mengetahui semua kegiatan kelompok saya Bila tidak di ijinkan untuk mengikuti kegiatan kelompok, maka saya akan keluar dari rumah dengan diam-diam Aturan di dalam keluarga tidak bertentangan dengan kegiatan kelompok street art saya

Masyarakat mengenal dan mendukung kelompok saya Orang – orang disekitar tempat tinggal saya, merasa terganggu dengan kegiatan saya di kelompok street art Masyarakat sekitar tempat tinggal saya membatasi tempat dimana saya dan kelompok dapat menggambar

Pemerintah memberikan ruang untuk saya dan kelompok untuk menggambar pada area tertentu

Sejak bergabung dengan kelompok street art, teman-teman diluar kelompok menjauhi saya

Teman-teman diluar kelompok, ikut memberikan ide mengenai gambar yang akan dibuat oleh kelompok street art

Saya sering ditegur guru/dosen karena sering melanggar peraturan

(26)

Saya dapat mengikuti aturan kelompok untuk tidak mencorat-coret gambar orang lain

Setiap 1 minggu sekali saya pasti berkumpul dengan anggota kelompok yang lain

Saya pernah mendapat teguran dari anggota kelompok yang lain karena ketahuan merusak karya orang lain Saya membiarkan anggota kelompok merusak hasil karya orang lain

Setiap melakukan kegiatan kelompok, saya selalu meminta ijin dari orang tua saya

Saya memperkenalkan kelompok kepada anggota keluarga saya

Saya tidak ingin kelurga mengetahui kegiatan saya Saya tidak memperdulikan anggota keluarga yang menentang kegiatan kelompok saya.

Saya selalu membersihkan tembok yang telah saya gambar Setelah melakukan kegiatan mencorat-coret tembok di

jalanan, saya selalu membersihkan sampah bekas cat Saya tidak pernah minta ijin terlebih dahulu pada

masyarakat atau orang tertentu bila akan mencorat-coret tembok

saya tidak perduli dengan pandangan negatif masyarakat terhadap kelompok saya

Saya suka membolos pelajaran sekolah/kampus

Saya tidak mengikuti pelajaran dengan baik, karena sering kali mengantuk saat mengikuti kegiatan belajar mengajar Sejak masuk dalam kelompok street art, saya tidak pernah datang terlambat ke sekolah/ kuliah

(27)

akademis saya tidak menurun

Saya mau untuk meminta ijin kepada aparat pemerintah untuk menggambar di tembok jalan tertentu

Saya lebih banyak memberi pendapat negatif terhadap hasil karya anggota kelompok

Saya bersedia menerima kritikan mengenai hasil karya saya dari anggota kelompok yang lain

(28)
(29)
(30)

LAMPIRAN 5 DATA PENUNJANG

DATA Lama

RESP. Bergabung

Vinmei, 20 thn 1,5 thn Kuliah Hobby Tidak Keluarga, orang tua; teman Ada, bisa belajar untuk meningkatkan kreatifitas individu Iya Negatif Positif Signitifikan SS, 20 thn 2 thn Kuliah Bisa bersama-sama dengan teman Tidak Teman sekelompok Ada, kita belajar untuk bekerja sama Iya Negatif Negatif Tidak D, 21 thn 1,5 thn Kuliah Senang menggambar di jalanan Tidak Ayah Ada, saya jadi belajar untuk menghargai hasil karya orang lain Iya Positif Positif Signitifikan D, 19 thn 1 thn Kuliah Hobby Tidak Orang tua Ada, saya bisa sering berkumpul dan berbagi pengalaman Iya Negatif Negatif Tidak IIPS, 18 thn 1,5 thn Kuliah Hobby Tidak Teman sekelompok Ada, seperti keluarga bisa saling membantu dan bekerja sama Iya Positif Positif Signitifikan

S, 22 thn 1,5 thn Kuliah Hobby Tidak Sahabat (di luar kelompok ) Ada, belajar bekerja sama Iya Positif Negatif Tidak IN, 21 thn 1,5 thn Kuliah Bisa bersama-sama dengan teman Iya, saya orangnya pemalu bila ketemu dengan orang baru Sahabat (di luar kelompok ) Ada, karena 1 kelompok yang punya hobby sama, maka bisa berbagi cerita Iya Negatif Positif Signitifikan PC, 20 thn 3 thn Kuliah Bisa bersama-sama dengan teman Tidak Sahabat (di luar kelompok ) Ada, belajar untuk menghargai hasil karya orang dan diri sendiri Iya Positif Positif Signitifikan IS, 19 thn 2 thn Kuliah Hobby Tidak Teman sekelompok Ada, karena kelompok saya suka untuk mengadakan acara sosial maka sangat berguna untuk masyarakat sekitar Tidak Positif Negatif Tidak B, 20 thn 2 thn Kuliah Bisa bersama-sama dengan teman Tidak Teman sekelompok Ada, kita belajar untuk bekerja sama Tidak Positif Positif Signitifikan CC,20 thn 1,5 thn Kuliah Hobby Tidak Teman sekelompok Ada, saya bisa menyalurkan kreatifitas Tidak Positif Negatif Tidak RT, 18 thn 2 thn SMU Hobby Tidak Orang tua Ada, kita tidak merusak dan juga tidak melakukan vandal seperti genk motor Tidak Negatif Negatif Tidak GL, 19 thn 2 thn SMU Bisa bersama-sama dengan teman Iya, saya sulit mengingat nama teman saya, jd suka bingung manggil namanya Ibu Ada, kreatifitas semakin meningkat Tidak Negatif Positif Signitifikan IIL, 20 thn 1 thn Kuliah Bisa bersama-sama dengan teman Tidak Ayah Ada dong, bisa bertemu dengan orang baru, berbagi pengalaman, belajar menghormati orang Tidak Negatif Positif Signitifikan FR, 19 thn 1,5 thn SMU Hobby Tidak Ayah Ada, belajar bekerja sama Tidak Positif Positif Signitifikan SR, 19 thn 2 thn SMU Hobby Tidak Ibu Ada, bisa ikut lomba-lomba untuk mengharumkan nama bangsa Tidak Negatif Positif Signitifikan BN, 18 thn 1 thn SMU Hobby Tidak Ibu Ada, kita sering berkumpul dan bekerja sama Tidak Positif Positif Signitifikan LN, 19 thn 1 thn SMU Hobby Tidak Ibu Ada, kita menggambar untuk memperindah kota Tidak Negatif Positif Signitifikan LM, 19 thn 1,5 thn SMU Hobby Tidak Teman sekelompok Ada, membantu masyarakat yang kekurangan Tidak Positif Positif Signitifikan KT, 21 thn 3 thn Kuliah Hobby Tidak Teman sekelompok Ada, kita ada kegiatan amal dan membantu masyarakat yang kekurangan Tidak Negatif Positif Signitifikan PL, 21 thn 2 thn Kuliah Hobby Tidak Teman sekelompok Ada, belajar menghargai orang lain Tidak Negatif Negatif Tidak SY, 20 thn 2 thn Kuliah Hobby Tidak Teman sekelompok Ada Tidak Positif Positif Signitifikan Ht, 19 thn 1 thn Kuliah Hobby Tidak Sahabat (di luar kelompok ) Ada Tidak Positif Positif Signitifikan JC, 20 thn 2 thn Kuliah Hobby Tidak Sahabat (di luar kelompok ) Ada Tidak Negatif Negatif Tidak DR, 19 thn 1,5 thn SMU Hobby Tidak Sahabat (di luar kelompok ) Ada Iya Negatif Negatif Tidak JK, 19 thn 1,5 thn SMU Hobby Tidak Teman sekelompok Ada Tidak Negatif Positif Signitifikan TI, 20 thn 2 thn Kuliah Hobby Tidak Sahabat (di luar kelompok ) Ada Tidak Negatif Negatif Tidak PM, 21 thn 1,5 thn Kuliah Hobby Tidak Teman sekelompok Ada Iya Positif Negatif Tidak HN, 18 thn 1 thn SMU Hobby Tidak Sahabat (di luar kelompok ) Tidak ada, hanya untuk ngumpul-ngumpul aja Tidak Negatif Negatif Tidak TY, 19 thn 1,5 thn SMU Hobby Tidak Orang tua Ada, untuk berbagi pengalaman Tidak Positif Positif Signitifikan IK, 19 thn 1,5 thn SMU Hobby Tidak Orang tua Ada Tidak Positif Positif Signitifikan PP, 19 thn 1,5 thn Kuliah Bisa bersama-sama dengan teman Tidak Orang tua Ada Tidak Negatif Negatif Tidak M, 21 thn 3 thn Kuliah Bisa bersama-sama dengan teman Tidak Ayah Ada Tidak Positif Positif Signitifikan KL, 20 thn 2 thn Kuliah Bisa bersama-sama dengan teman Tidak Ibu Ada Tidak Positif Negatif Tidak MT, 20 thn 2 thn Kuliah Hobby Tidak Ibu Ada Iya Positif Positif Signitifikan YY, 21 thn 1,5 thn Kuliah Bisa bersama-sama dengan teman Tidak Sahabat (di luar kelompok ) Ada, pernah saya di bela oleh teman-teman kelompok saat ada masalah Iya Positif Positif Signitifikan HG, 20 thn 2 thn Kuliah Hobby Tidak Teman sekelompok Ada, saya belajar untuk menghargai hasil karya orang lain Iya Negatif Negatif Tidak YOG, 20 thn 2 thn Kuliah Bisa bersama-sama dengan teman Tidak Teman sekelompok Ada, belajar untuk menghargai hasil karya orang dan diri sendiri Iya Negatif Negatif Tidak TRI, 18 thn 1 thn SMU Hobby Tidak Teman sekelompok Ada, belajar meningkatkan kreatif dengan banyak bertanya Iya Negatif Negatif Tidak MIC, 20 thn 1,5 thn Kuliah Bisa bersama-sama dengan teman Tidak Teman sekelompok Ada, soalnya teman saya orang yang sangat baik dan setia kawan Iya Positif Positif Signitifikan

W, 20 thn 2 thn Kuliah Hobby Tidak Teman sekelompok Ada, kita semua saling membantu, baik di masyarakat maupun di kelompok Iya Negatif Negatif Tidak CH, 19 thn 1 thn Kuliah Bisa bersama-sama dengan teman Tidak Teman sekelompok Ada, kita selalu menggambar bukan untuk merusak, tetapi juga untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat Tidak Positif Positif Signitifikan PTR, 18 thn 1 thn SMU Bisa bersama-sama dengan teman Tidak Teman sekelompok Ada, kita sekelompok selalu menolong masyarakat yang kurang mampu Tidak Positif Negatif Tidak GR, 20 thn 1,5 thn Kuliah Hobby Tidak Teman sekelompok Ada Tidak Positif Negatif Tidak GG, 21thn 3 thn Kuliah Hobby Tidak Teman sekelompok Ada Tidak Negatif Negatif Tidak FH, 20 thn 2 thn Kuliah Bisa bersama-sama dengan teman Tidak Sahabat (di luar kelompok ) Ada Tidak Positif Positif Signitifikan FF, 20 thn 2 thn Kuliah Bisa bersama-sama dengan teman Tidak Sahabat (di luar kelompok ) Ada Tidak Positif Positif Signitifikan AB, 21 thn 1 thn Kuliah Hobby Tidak Sahabat (di luar kelompok ) Ada Tidak Positif Negatif Tidak EG, 20 thn 2 thn Kuliah Hobby Tidak Teman sekelompok Ada Tidak Negatif Negatif Tidak AH, 21 thn 1,5 thn Kuliah Hobby Tidak Ibu Ada Tidak Negatif Negatif Tidak

1

Nama, Usia Pendidikan Alasan masuk street art Ada / tidaknya kesulitan saat masuk dalam komunitas street art

43 44 45 46

(31)

LAMPIRAN 6 VALIDITAS DAN RELIABILITAS

1 0.641 VALID 1 0.245 TIDAK 1 0.594 VALID

2 0.011 TIDAK 2 0.720 VALID 2 0.119 TIDAK

3 0.739 VALID 3 0.421 VALID 3 0.537 VALID

4 0.597 VALID 4 0.137 TIDAK 4 0.306 VALID

5 0.591 VALID 5 0.615 VALID 5 0.306 VALID

6 0.616 VALID 6 0.045 TIDAK 6 0.292 TIDAK

7 0.380 VALID 7 0.194 TIDAK 7 0.228 TIDAK

8 0.436 VALID 8 0.370 VALID 8 -0.057 TIDAK

9 0.358 VALID 9 -0.077 TIDAK 9 0.492 VALID

10 0.622 VALID 10 0.514 VALID 10 0.454 VALID

11 0.641 VALID 11 0.609 VALID 11 0.449 VALID

12 0.011 TIDAK 12 0.452 VALID 12 0.491 VALID

13 0.739 VALID 13 0.591 VALID 13 0.434 VALID

14 0.597 VALID 14 0.489 VALID 14 0.206 TIDAK

15 0.591 VALID 15 0.195 TIDAK 15 0.584 VALID

16 0.616 VALID 16 0.521 VALID 16 0.547 VALID

17 0.739 VALID 17 0.425 VALID 17 0.464 VALID

18 0.597 VALID 18 0.430 VALID 18 0.173 TIDAK

19 0.591 VALID 19 0.245 TIDAK 19 0.585 VALID

20 0.616 VALID 20 0.720 VALID 20 0.594 VALID

1 0.115 TIDAK 1 0.257 TIDAK 1 0.298 TIDAK

2 0.284 TIDAK 2 0.371 VALID 2 0.116 TIDAK

3 0.681 VALID 3 0.495 VALID 3 0.080 TIDAK

4 0.053 TIDAK 4 0.450 VALID 4 0.432 VALID

5 0.153 TIDAK 5 0.580 VALID 5 0.394 VALID

6 0.450 VALID 6 0.287 TIDAK 6 0.466 VALID

7 0.300 VALID 7 0.052 TIDAK 7 0.375 VALID

8 0.240 TIDAK 8 0.538 VALID 8 0.538 VALID

9 0.229 TIDAK 9 -0.003 TIDAK 9 0.398 VALID

10 0.464 VALID 10 0.378 VALID 10 0.371 VALID

11 0.300 VALID 11 0.144 TIDAK 11 0.326 VALID

12 0.502 VALID 12 0.520 VALID 12 0.339 VALID

13 0.342 VALID 13 0.247 TIDAK 13 0.551 VALID

14 0.236 TIDAK 14 0.290 TIDAK 14 0.377 VALID

15 0.256 TIDAK 15 0.550 VALID 15 0.097 TIDAK

16 0.396 VALID 16 0.299 TIDAK 16 0.064 TIDAK

17 -0.030 TIDAK

IDENTITAS DIRI KEPUASAN DIRI TINGKAH LAKU

(32)

LAMPIRAN 7. TABULASI SILANG

DATA PENUNJANG

KD PD

negatif positif negatif positif

Frek percen Frek percen Frek percen Frek percen

negatif positif negatif positif

PENDIDIKAN kuliah 16 20 36 19 17 36

negatif positif negatif positif

(33)

bersama-DATA PENUNJANG KD

Total

PD

Total

negatif positif negatif positif

KESULITAN

negatif positif negatif positif

(34)

DATA PENUNJANG

KD

Total

PD

Total

negatif positif negatif positif

(35)
(36)
(37)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB

I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di era modern ini masyarakat mulai memperhatikan setiap aspek dalam kehidupan seperti kondisi lingkungan disekitarnya, misalnya dengan menjaga kebersihan, kerapihan tatanan kota, dan penghijauan kota. Adapun yang menjadi salah satu pertimbangan masyarakat adalah mengenai keindahan kota yang diperhatikan dengan tujuan-tujuan tertentu, seperti untuk mengurangi tingkat stress karena tuntutan yang semakin tinggi, meningkatkan kenyamanan dan keteraturan dalam bermasyarakat.

Kegiatan yang dapat dilakukan untuk memperindah kota dapat dilakukan dengan cara menambahkan taman-taman juga berguna mengurangi polusi kendaraan bermotor, menambahkan tempat-tempat pembuangan sampah untuk mengurangi sampah di sepanjang jalan-jalan yang mengganggu pemandangan selain itu hal ini dapat membantu untuk mencegah banjir yang sering terjadi di beberapa daerah. Kegiatan lain yang dapat dilakukan untuk memperindah kota Bandung adalah dengan memberantas pedagang kaki lima dengan kehadiran pedagang kaki lima ini membuat macet jalan-jalan serta sampah yang ditinggalkan oleh pedagang kaki lima tersebut.

(38)

2

Universitas Kristen Maranatha

kegiatan pemerintah untuk meningkatkan keindahan kota yaitu dengan cara melukis di tembok. Menurut kelompok tersebut kegiatan melukis tembok dapat membantu pemerintah memperindah kota, walaupun itu kurang disetujui oleh masyarakat karena perilaku yang ditunjukan oleh kelompok ini bertolak belakang dengan maksud kelompok tersebut untuk memperindah kota.

Komunitas yang muncul adalah komunitas street art, komunitas ini terdiri atas beberapa kelompok. Setiap kelompok ini membedakan diri berdasarkan wilayah tempat mereka berkumpul. Setiap kelompok memiliki identitasnya masing-masing, ditunjukan dalam simbol atau lambang yang berbeda-beda. Komunitas ini melakukan kegiatan yaitu melukis di tembok dengan ataupun tanpa adanya ijin untuk melakukan kegiatan tersebut.

Kelompok ini memiliki anggota dengan berbagai macam skill antara lain graffiti, mural, stensil, wheatpasting. Adapun yang membedakan mereka adalah media yang digunakan. Graffiti menggunakan cat semprot, mural menggunakan cat dan kuas, stensil menggunakan cat semprot serta cetakan untuk membuat gambar, yang dilakukan hanya menyemprotkan cat di atas cetakan yang telah ada. Sedangkan wheatpasting menggunakan kertas untuk di tempelkan pada area-area di jalanan.

 Setiap kegiatan yang dilakukan mengundang berbagai pendapat.

(39)

3

Universitas Kristen Maranatha

ditemui di jalan-jalan kota Bandung, gambar-gambar seni lukis pemberontakan yang biasa disebut vandalisme tersebar di dinding-dinding kota, mulai dari tulisan Brigez dan XTC (kelompok geng motor yang tengah diincar polisi), Persib Aing, Wasit Goblok, gambar wanita telanjang, nama sebuah SMA, tulisan-tulisan cinta dan lain sebagainya.

Meskipun terlihat perilaku yang tidak disukai oleh masyarakat, komunitas street art ini melakukan kegiatan itu dengan adanya tujuan yang menurut mereka baik, yaitu seperti memperindah kota dengan berbagai macam seni gambar yang dituangkan dalam media tembok. Selain untuk menampilkan keindahan, mereka juga menunjukan suatu tujuan lain, yaitu memberi pesan-pesan untuk menggugah perasaan masyarakat untuk memprotes atau mengkritisi suatu kebijakan pemerintah, seperti yang dilakukan para seniman street art di Bandung beberapa waktu lalu saat mengkritisi Rancangan Undang-Undang Antipornoaksi dan Pornografi, mengekspose persoalan-persoalan sosial, membangkitkan kebencian, atau memberi himbauan kepada masyarakat untuk menentang pemerintah. Street art sering kali berfungsi sebagai media kontrol dan propaganda meskipun beberapa diantaranya dibuat sangat artistik.

(40)

4

Universitas Kristen Maranatha

(41)

5

Universitas Kristen Maranatha

Walau dalam kelompok tersebut tidak terdapat aturan yang tertulis dengan jelas, tetapi setiap anggota berusaha untuk mematuhi aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh anggota kelompok yang lain, yang lebih senior.

Dalam keseharian penampilan seorang anggota komunitas street art mungkin tidak dapat dibedakan dengan penampilan individu lain yang tidak bergerak dalam kegiatan seni, tetapi bila mereka dapat menampilkan perbedaan setiap kelompok, maka setiap kelompok komunitas street art akan muncul dengan penampilan diri mereka dengan menggunakan kaos yang berlambangkan kelompok mereka atau juga dengan menggunakan atribut yang berbeda dengan kelompok lain. Tidak berbeda dengan yang diungkapkan oleh 8 orang dari 10 orang anggota komunitas street art yang menyatakan bila dalam kegiatan sehari-hari, mereka tidak akan menampilkan diri yang berbeda, hal itu dilakukan untuk menghindari pandangan masyarakat mengenai ciri kelompok, sehingga kelompok dapat dengan leluasa melakukan kegiatan untuk menggambar di jalan-jalan.

Salah satu kelompok street art yang terkenal di kota bandung yaitu Flagrant Act of Bombing ( FAB ), yang dibentuk untuk membantu anggota komunitas street art lain dalam memperkenalkan karyanya melalui website (www.tembok-bomber.com). Setiap anggota dari websitenya dapat memberi penilaian terhadap hasil karya anggota lain berdasarkan kekhasan mereka. Berdasarkan penilaian tersebut setiap anggota belajar kesalahan serta kekurangan yang dimiliki, dan bagaimana mengembangkan kelebihan.

(42)

6

Universitas Kristen Maranatha

kota Bandung juga merasa tidak nyaman akan perilaku komunitas street art dengan pelanggaran yang dilakukan mengganggu keindahan kota. Berdasarkan hal-hal tersebut, pandangan dari masyarakat dapat mempengaruhi konsep diri anggota komunitas street art. Perilaku yang ditunjukan adalah dengan mengucilkan diri mereka sendiri. Penyesuaian diri mereka pun akan terpengaruh dan menumbuhkan keinginan untuk melanggar setiap aturan. Hal tersebut mempengaruhi anggota komunitas street art yang merasa diri tidak diterima oleh lingkungan sehingga individu sulit menampilkan diri seutuhnya.

Salah satu hal yang terpenting dalam mempengaruhi tingkah laku manusia adalah konsep diri. Dalam kehidupan sehari-hari konsep diri berperan penting pada setiap individu sehingga menentukan perilakunya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Begitu pula dengan remaja yang membentuk suatu kelompok street art ini dipengaruhi oleh konsep dirinya. Melalui anggota komunitas street art di kota Bandung akan terbentuk konsep diri positif atau negatif pada setiap individunya.

(43)

7

Universitas Kristen Maranatha

sifat, karakter dan konsep dirinya, dan bisa juga karena faktor penyesuaian diri individu yang belum berkembang dalam menghadapi segala perubahan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas yang dapat mempengaruhi konsep diri individu tersebut.

Menurut Fitts (1971) konsep diri juga dapat didefinisikan keseluruhan kesadaran/ persepsi mengenai diri sebagai yang diobservasi, dialami dan dinilai oleh dirinya sendiri. Anggota komunitas street art yang dalam perkembangan remaja yang membentuk suatu kelompok street art yang memiliki konsep diri positif akan memiliki kerja sama, tanggung jawab, memiliki kesenangan bersama orang-orang lain, seperti yang mereka tunjukan dengan keinginan mereka untuk berkumpul, menghabiskan waktu dengan anggota yang lain, mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh kelompok.

Berdasarkan hasil survey yang telah didapat, sebanyak 60% anggota mengakui bahwa mereka suka bekerja sama agar memperoleh hasil yang sesuai dengan yang mereka inginkan. Mereka mengakui bahwa bila tidak melakukan kerja sama maka konsep gambar yang telah dibuat sebelumnya tidak akan menghasilkan suatu karya yang bagus, dan akan mendapat kritikan yang kurang menyenangkan. Walau mereka tahu bahwa kritikan yang diberikan untuk kepentingan perkembangan kelompok. Tetapi mereka berusaha yang terbaik untuk mengurangi kritikan yang kurang baik untuk menjaga nama baik kelompok.

(44)

8

Universitas Kristen Maranatha

kelebihan dari individu lain. Mereka akan percaya diri, dan merasa mampu menghadapi tantangan dari lingkungan sekitar mereka.

Hasil survey awal sebanyak 40% anggota yang memiliki konsep diri negatif, hal ini diakui anggota dengan perilaku mereka yang kurang menerima pendapat orang lain mengenai hasil karya yang telah mereka buat dengan susah payah. Mereka merasa kritikan orang-orang tertentu tidak berdasarkan pengetahuan mengenai seni. Mereka juga kerap kali melakukan pelanggaran dengan mencorat-coret gambar hasil orang ataupun kelompok lain, untuk menunjukan bahwa mereka dapat menghasilkan karya yang lebih baik.

Anggota yang memiliki konsep diri yang negatif, merasa dirinya tidak berarti baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan sosial, tidak mendapat perhatian, memiliki kekurangan-kekurangan dibandingkan dengan remaja lainnya. Mereka menunjukan perilaku yang keras kepala, mengganggu dan tidak menerima pendapat dari anggota yang lain, tidak percaya diri, tidak dapat bekerja sama dengan kelompoknya. Ditunjukan dalam perilaku mereka yang merusak karya orang lain karena tidak suka dengan pendapat anggota lain mengenai karya mereka, tidak memperdulikan larangan dari masyarakat mengenai tempat-tempat yang tidak diperbolehkan adanya lukisan atau gambar-gambar, dan juga terkadang mereka ada pula yang tidak mengindahkan perintah masyarakat untuk membersihkan tempat yang telah mereka gambari.

Menurut Schneiders (1964) penyesuaian diri merupakan suatu proses

(45)

9

Universitas Kristen Maranatha

oleh lingkungannya. Lebih jauh ia memberi pengertian bahwa penyesuaian diri itu baik atau buruk selalu melibatkan proses mental dan respon tingkah laku. Penyesuaian diri merupakan usaha-usaha individu untuk mengatasi kebutuhan dari dalam diri, ketegangan, frustasi, dan konflik serta untuk menciptakan keharmonisan atas tuntutan-tuntutan dalam dunia sekitar.

Schneiders juga berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery). Berdasarkan adaptasi, penyesuaian diri ini bersifat fisiologis seperti yang ditunjukan oleh anggota street art yang berasal dari luar kota Bandung, sekitar 40% anggota street art mengakui bahwa dirinya mengalami perubahan dalam daya tahan tubuh, dikarenakan seringnya keluar malam, jam makan yang terganggu serta keadaan cuaca Bandung saat ini sangat mempengaruhi kesehatan mereka. Sejumlah 40% Anggota street art yang mengaku sering keluar malam merasa tubuhnya sering merasa sakit dan masuk angin. Anggota yang juga menyadari bahwa diri mereka sering telat makan sebanyak 30%. Sedangkan yang merasa cuaca mempengaruhi kesehatan mereka adalah sebanyak 30%.

Anggota street art ini merasa keadaan ini tidak terlalu mengganggu aktifitas mereka, mereka beranggapan bila sakit, cukup di atasi dengan minum obat untuk mengatasi sakit mereka.

(46)

10

Universitas Kristen Maranatha

baik secara moral, sosial, maupun emosional. Hasil dari survey awal menunjukan sekitar 60% anggota komunitas street art mendapat tekanan untuk tidak melakukan kegiatan yang dilarang dan melakukan kegiatan hanya bila mendapat ijin. Mereka menunjukan diri mereka tidak melakukan kekerasan, mengikuti perintah yang ada di masyarakat. Seperti saat mereka diminta untuk menghapus hasil karya mereka, mereka juga berusaha untuk mengikuti peraturan baik dari keluarga maupun di tempat mereka menuntut ilmu. Bila dalam keluarga sebanyak 20% anggota menyatakan bahwa keluarga mengetahui kegiatan yang mereka lakukan. Sedangkan 40% mengakui mereka tidak memperdulikan ijin. Mereka melukis dimana pun dan kapan pun itu sekehendak mereka. Karena mereka mengakui semakin dilarang, mereka akan semakin berniat untuk melakukannya. Merupakan kebanggaan ketika berhasil menggambar ditempat yang dilarang.

(47)

11

Universitas Kristen Maranatha

untuk masyarakat yang tidak mampu (ANTARA 22 Agst 2010). Berdasarkan hasil survey, 100% mengakui hal tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 orang anggota komunitas street art, mereka beranggapan bahwa apa yang mereka lakukan tidak merugikan orang lain, serta memberikan kepuasan bagi mereka. Mereka mengakui bahwa mereka melakukan kenakalan-kenakalan yang mungkin merusak untuk sebagian orang karena mencorat-coret tetapi mereka juga tidak ingin hanya dianggap bahwa mereka selalu melakukan pengrusakan. Mereka juga mengakui saat melakukan aksi corat-coret ini, para pelaku melakukan dengan merasa dirinya mengalami tantangan dan perasaan yang tegang, karena dilakukan secara diam-diam, mereka juga mengakui bahwa mereka sering kali ditangkap oleh aparat berwenang yang secara sengaja berpatroli disekitar tempat mereka melakukan kegiatan. Walau termasuk pelanggaran, tindakan yang mereka lakukan tidak ingin disamakan seperti yang dilakukan oleh geng motor yang mencorat-coret ditembok manapun dengan hasil karya yang menurut mereka tidak layak disebut seni lukis.

(48)

12

Universitas Kristen Maranatha

makian dari hasil yang menurut anggota lain tidak bagus dan tidak sering mereka menghina dengan kata-kata yang pedas dan sering membuat pada anggota kominutas lain menganggap remeh anggota yang lain.

(49)

13

Universitas Kristen Maranatha

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka masalah yang akan diteliti adalah hubungan antara konsep diri dan penyesuaian diri pada komunitas street art di kota Bandung

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai konsep diri dan gambaran mengenai kemampuan penyesuaian diri pada komunitas street art di kota Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan konsep diri dan penyesuaian diri pada komunitas street art di kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

(50)

14

Universitas Kristen Maranatha

2. Sebagai informasi bagi penelitian lain yang ingin melakukan peneletian lanjutan dan tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai gambaran hubungan konsep diri dan penyesuaian diri pada komunitas street art di kota Bandung.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Memberikan informasi kepada masyarakat kota Bandung, untuk memahami hubungan konsep diri anggota komunitas street art dengan penyesuaian diri yang mereka miliki sehingga masyarakat dapat meningkatkan konsep diri anggota komunitas lebih positif.

(51)

15

Universitas Kristen Maranatha

1.5 Kerangka Pikiran

Kota merupakan tempatnya tinggal dimana masyarakat modern mulai memperhatikan lingkungannya, dengan mulai memperhatikan lingkungan tersebut muncul suatu kebutuhan untuk menjaga kenyamanan lingkungan. Salah satu kelompok yang ingin menjaga kenyamanan tersebut adalah komunitas street art. Komunitas street art merupakan suatu kelompok, terdiri dari individu-individu yang memiliki kesamaan yaitu kegemaran mereka dalam melukis di tembok dengan media lukis yang berbeda-beda, seperti menggunakan cat semprot dan cat tembok. Kegiatan yang mereka lakukan adalah memperindah kota dengan melukis di tembok-tembok kota.

Pandangan masyarakat, pendapat kelompok dan dukungan keluarga merupakan bagian dari perkembangan komunitas street art. Pandangan masyarakat tampak dari bagaimana masyarakat menyatakan bahwa komunitas street art dapat memperindah kota atau sebaliknya ada juga yang memandang komunitas street art adalah kelompok yang mengganggu keindahan kota serta dapat mengganggu pengguna kendaraan di sepanjang jalan dimana para pengguna jalan kurang memperhatikan kendaraan lain yang melaju di jalan raya.

(52)

16

Universitas Kristen Maranatha

Kelompok street art ini terdiri dari anggota dalam perkembangan remaja akhir, dimana salah satu faktor yang mempengengaruhi perkembangan remaja adalah sekompok teman sebaya. Dengan kelompok teman sebaya ini mereka lebih banyak menghabiskan waktu bersama. Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya (Beyth-Marom, et al., 1993; Conger, 1991; Deaux, et al, 1993; Papalia & Olds, 2001). Conger (1991) dan Papalia & Olds (2001) mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, musik atau film apa yang bagus, dan sebagainya (Conger, 1991).

Setiap kelompok terdiri dari suatu kesamaan, begitu pula dengan komunitas street art. Dimana dengan kegemaran yang sama mereka dapat berbagi informasi serta saling memberitahukan kelebihan serta kekurangan mereka untuk dapat meraih impian bersama. Terkadang mereka juga berbagi informasi mengenai perlombaan atau acara besar yang berhubungan dengan street art kepada anggota komunitas yang lain.

(53)

17

Universitas Kristen Maranatha

Pada masa remaja, individu perlu menguji dan mengevaluasi kembali dirinya secara fisik, emosional, sosial dalam hubungannya dengan dunia sekitar sehingga akan terjadi pembentukan konsep diri ke arah yang lebih baik (Erikson, dalam Burns, 1979 :220).

Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya (Conger, 1991).

Penyesuaian itu sendiri memiliki arti umum yaitu mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan atau mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan) diri. Jadi penyesuaian diri ada yang bersifat pasif, dimana kegiatan kita ditentukan oleh lingkungan, dan ada yang bersifat aktif, dimana kita yang mempengaruhi atau merubah lingkungan sesuai dengan yang diinginkan. Orang berusaha menciptakan hubungan secara interpersonal dan suasana saling menyenangkan dan berkontribusi kepada perkembangan kepribadian yang sehat (Nugroho, 2003).

Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery)

(54)

18

Universitas Kristen Maranatha

penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Dengan demikian. dilihat dari sudut pandang ini, penyesuaian diri cenderung diartikan sebagai usaha mempertahankan diri secara fisik (self-maintenance atau surnival).

Dengan memaknai penyesuaian diri sebagai usaha konformitas (confromity), menyiratkan bahwa di sana individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, sosial, maupun emosional.

Penyesuaian diri jika di lihat dari sudut pandang usaha penguasaan (mastery) yaitu kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan, dan frustrasi tidak terjadi. Dengan kata lain, penyesuaian diri diartikan sebagai kemampuan penguasaan dalam mengembangkan diri sehingga dorongan, emosi, dan kebiasaan menjadi terkendali dan terarah.

Hal itu juga berarti penguasaan dalam memiliki kekuatan-kekuatan terhadap lingkungan, yaitu kemampuan menyesuaikan diri dengan realitas berdasarkan cara-cara yang baik, akurat, sehat, dan mampu bekerja sama dengan orang lain secara efektif dan efisien, serta mampu memanipulasi faktor-faktor lingkungan sehingga penyesuaian diri dapat berlangsung dengan baik.

(55)

19

Universitas Kristen Maranatha

dalam kelompoknya, maka individu yang bersangkutan akan lebih mudah melakukan penyesuaian diri.

Selanjutnya faktor kepribadian,dimana anggota komunitas yang pencemas akan memiliki kemampuan yang berbeda dengan anggota kelompok komunitas street art yang periang dan terbuka. Anggota yang pencemas, pendiam serta sulit untuk bekerjasama akan mengalami kesulitan dalam melakukan penyesuaian diri, sebaliknya bila anggota komunitas street art memiliki keperibadian yang terbuka, periang, serta mudah bekerja sama akan lebih mudah dalam melakukan penyesuaian diri.

Faktor internal yang terakhir adalah persepsi. Jika anggota kelompok memiliki persepsi yang positif terhadap kelompok, lingkungan dan keluarga maka individu tersebut akan lebih mudah dalam melakukan penyesuaian diri. Begitu pula sebaliknya, bila individu memiliki persepsi yang negatif terhadap kelompok, lingkungan dan keluarganya maka individu akan mengalami kesuliatan dalam melakukan penyesuaian dirinya.

Penyesuaian diri yang baik yang selalu ingin diraih setiap orang tidak akan dapat tercapai kecuali bila kehidupan orang tersebut benar–benar terhindar dari tekanan, goncangan dan ketegangan jiwa yang bermacam–macam dan orang tersebut mampu untuk menghadapi kesukaran dengan cara objektif serta berpengaruh bagi kehidupannya serta menikmati kehidupannya dengan stabil, tenang, senang, tertarik untuk bekerja dan berprestasi.

(56)

20

Universitas Kristen Maranatha

a. Lingkungan Keluarga

Semua konflik dan tekanan yang ada dapat dihindarkan atau dipecahkan bila individu dibesarkan dalam keluarga dimana terdapat keamanan, cinta, respek, toleransi dan kehangatan. Dengan demikian penyesuaian diri akan menjadi lebih baik bila dalam keluarga individu merasakan bahwa kehidupannya berarti.

Rasa dekat dengan keluarga adalah salah satu kebutuhan pokok bagi perkembangan jiwa seorang individu. Dalam prakteknya banyak orang tua yang mengetahui hal ini namun mengabaikannya dengan alasan mengejar karir dan mencari penghasilan yang besar demi memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan menjamin masa depan remaja.

Hal ini sering kali ditanggapi negatif oleh remaja dengan merasa bahwa dirinya tidak disayangi, diremehkan bahkan dibenci. Bila hal tersebut terjadi berulang–ulang dalam jangka waktu yang cukup panjang (terutama pada masa kanak–kanak) maka akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan individu dalam menyesuaikan diri dikemudian hari. Meskipun bagi remaja hal ini kurang berpengaruh, karena remaja sudah lebih matang pemahamannya, namun tidak menutup kemungkinan pada beberapa remaja kondisi tersebut akan membuat dirinya tertekan, cemas dan stres.

b. Lingkungan Teman Sebaya

(57)

21

Universitas Kristen Maranatha

hatinya dari anggan–anggan, pemikiran, dan perasaan. Ia mengungkapkan kepada mereka scara bebas tentang rencananya, cita–citanya dan dorongan-dorongannya. Dalam semua itu individu menemukan telinga yang mau mendengarkan apa yang dikatakannya dan hati yang terbuka untuk bersatu dengannya.

Dengan demikian pengertian yang diterima dari temanya akan membantu dirinya dalam penerimaan terhadap keadaan dirinya sendiri. Ini sangat membantu diri individu dalam memahami pola–pola dan ciri–ciri yang menjadikan dirinya berbeda dari orang lain. Semakin mengerti akan dirinya. Maka individu akan semakin meningkat kebutuhannya dan berusaha menerima dirinya dan mengetahui kekuatan dan kelemahannya. Dengan demikian dia akan menemukan cara penyesuaian diri yang tepat sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

c. Lingkungan Sekolah/ Lembaga Pendidikan

Sekolah mempunyai tugas yang tidak hanya terbatas pada masalah pengetahuan dan informasi saja akan tetapi juga mencakup tanggung jawab pendidikan secara luas. Demikian pula dengan guru, tugasnya tidak hanya mengajar tetapi juga berperan sebagai pendidik yang menjadi pembentuk masa depan. Ia adalah langkah pertama dalam pembentukan kehidupan yang menuntut individu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan.

(58)

22

Universitas Kristen Maranatha

individu ingin tetap berada dalam kelompok dalam jangka waktu yang lama maka individu harus sering berhubungan dengan para anggota kelompok tersebut.

Begitu pula dalam kelompok street art ini, dimana setiap individu yang ingin masuk sebagai anggota kelompok, maka individu tersebut banyak menghabiskan waktu dengan para anggota komunitas street art untuk menunjukan perilaku yang sesuai dan juga menunjukan jati dirinya dalam menghasilkan karya yang baik. Untuk menjadi seorang anggota dapat dilakukan dengan masukan dari anggota yang lain mengenai layak/ tidak layaknya individu tertentu untuk masuk dalam kelompok. Mereka memberi penilaian secara individual mengenai perilaku individu, mereka menuntut adanya kerja sama serta menganggap yang terpenting adalah kebersamaan.

Kelompok juga memiliki pandangan serta norma yang berlaku dalam kelompok tersebut untuk mengatur agar tercipta suatu keteraturan yang akan mengikat setiap anggota kelompok. Tetapi dalam mengapresiasikan hal tersebut, individu dapat menerima dan melakukan semua yang diinginkan oleh kelompok atau memiliki pandangan yang berbeda, dimana setiap kelompok dapat terdiri dari individu yang memiliki kesamaan dalam kesenangan tertentu, tetapi setiap anggotanya memiliki hak untuk bertindak menurut pandangan mereka atau sebaliknya, individu hanya akan melakukan keinginannya sesuai dengan kelompok tanpa memandang masyarakat di sekitar mereka.

(59)

23

Universitas Kristen Maranatha

tidak mengerti akan seni. Berbeda bila halnya masyarakat yang mengenal seni akan menerima dan mungkin akan dapat member tanggapan serta pandangan yang berbeda. Para anggota komunitas street art yang telah diwawancarai mengaku tidak begitu menghiraukan pandangan masyarakat yang negatif, karena menurut mereka masyarakat tidak semuanya mengerti akan seni dan menerima semua pandangan masyarakat mengenai hasil karya yang mereka telah hasilkan.

Mead (dalam Burns, 1993) menjelaskan pandangan, penilaian, dan perasaan individu mengenai dirinya yang timbul sebagai hasil dari suatu interaksi sosial sebagai konsep diri. Konsep diri mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku individu, yaitu individu akan bertingkah laku sesuai dengan konsep diri yang dimiliki (Rahmat, 1996). Pernyataan tersebut didukung oleh Burns (1993) yang menyatakan bahwa konsep diri akan mempengaruhi cara individu dalam bertingkah laku ditengah masyarakat. Label yang dipersepsi negatif membuat individu menjadi terbebani, hal tersebut cenderung akan membawa efek negatif terhadap perkembangan sisi psikologisnya. Individu akan merasa gagal dan terbuang ketika tidak dapat memenuhi tuntutan lingkungan, serta menjadi tidak percaya diri, merasa tidak berharga, dan rendah diri.

(60)

24

Universitas Kristen Maranatha

kenakalan, pengrusakan, melainkan sebaliknya mereka juga melakukan kegiatan yang positif juga.

Menurut Scarles (1963 dalam Fitts, 1971 : 32 ) proses perkembangan konsep diri membutuhkan suatu kondisi yang ideal agar berkembang ke arah konsep diri yang positif. Kondisi ideal yang diperlukan adalah lingkungan yang sesuai dengan harapan remaja seperti lingkungan sekolah yang nyaman, teman sebaya yang baik sebagai tempat untuk mencurahkan isi hati baik dalam keadaan susah dan sedih, dan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dalam bidang tertentu sesuai dengan bakat dan minat masing-masing. Dalam lingkungan teman sebaya, merupakan tempat yang menurut anggota komunitas dapat sangat membantu, dengan memberikan informasi yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan komunitas. Tidak jarang mereka juga saling belajar mengenai kelebihan mereka, dalam kelompok teman sebaya hal itu mempermudah mereka untuk berbagi informasi yang mereka miliki.

Konsep diri mulai berkembang secara bertahap ketika kemampuan persepsi seseorang mulai berkembang (Sydmonds, 1951 dalam Fitts, 1971) selanjutnya pandangan tentang dirinya akan didasari oleh nilai-nilai yang didapat dari interaksinya dengan orang lain (Taylor, 1953 dalam Fitts, 1971 : 28).

(61)

25

Universitas Kristen Maranatha

diterima, berharga dan dicintai serta mampu menilai diri secara objektif. Dengan memiliki konsep diri positif, anggota komunitas street art berani untuk menunjukan hasil karyanya dan siap menerima pendapat anggota komunitas yang lain. Serta memiliki keyakinan akan perkembangannya dalam menghasilkan karya yang lebih baik.

Dalam teori tentang konsep diri yang diutarakannya, Fitts mengacu pada kenyataan bahwa manusia sebagai subyek yang berinteraksi dengan lingkungannya yakni lingkungan internal dan eksternal, sehingga Fitts melihat bahwa pengertian konsep diri dilihat dari 2 dimensi yaitu dimensi internal dan dimensi eksternal. Dimensi eksternal adalah apa yang dilihat individu ketika mengamati dirinya sendiri. Fitts menemukan 3 bagian dasar dari dimensi internal yaitu self as object (identity self), self as does (behavioral self), dan self as observer & judge (judging self). Identitas diri menjawab pertanyaan mengenai siapakah saya dimana individu memberikan label atau simbol untuk membentuk identitas dirinya. Diri tingkah laku yaitu gambaran individu mengenai tingkah lakunya. Penilaian diri yaitu penilaian individu akan interaksi diri identitas dengan diri perilaku.

(62)

26

Universitas Kristen Maranatha

moral, etika dan aspek religius. Segi personal menyangkut kesesuaian diri atau kelayakan seseorang, respek diri (self respect), dan kepercayaan diri (self confidence). Segi keluarga menyangkut sesuai atau tidaknya individu dalam berelasi dengan masyarakat. Antara dimensi internal dan dimensi eksternal tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena kedua dimensi ini pada akhirnya akan membentuk suatu jaringan gambaran diri.

Anggota komunitas yang mau untuk belajar, dapat mudah menjalin pertemannya atau pun mau menerima orang lain untuk membantunya untuk maju, maka dirinya memiliki konsep diri yang positif. Setiap kegiatan yang dilakukan komunitas, bukan suatu pekerjaan yang dapat dilakukan seorang diri. Dengan belajar mengenai kelebihan dan kekurangan diri, maka anggota dapat mengembangkan kelebihannya.

(63)

27

Universitas Kristen Maranatha

dan mengeluarkan perasaan dalam diri secara terbuka. Terkadang perasaan tertolak anggota komunitas rasakan dari lingkungan keluarga serta masyarakat. Sehingga muncul perilaku yang ingin memberontak dari segala peraturan yang mengikat diri mereka karena mereka tidak dapat mengutarakan diri mereka.

Berdasarkan uraian diatas terlihat bahwa konsep diri seseorang, yaitu cara pandang dan penilaian individu pada dirinya sendiri akan berpengaruh terhadap kehidupan sosial seseorang, terutama pada penyesuaian dirinya. Konsep diri yang positif cenderung menimbulkan perasaan yakin terhadap kemampuan diri, percaya diri dan harga diri, sehingga akan membuat individu bersifat terbuka mudah dalam melakukan relasi sosial. Konsep diri yang negatif cenderung akan menimbulkan perasaan tidak mampu dan penolakan terhadap diri sendiri, sehingga akan menyulitkan individu dalam relasi sosialnya.

Konsep diri mereka yang negatif, dimana anggota komunitas street art yang baru mencoba untuk bergabung dengan komunitas street art merasa tidak percaya diri dan takut untuk mencoba hal-hal yang biasa anggota lain lakukan, mereka merasa tidak mampu untuk mengikuti kegiatan yang biasa kelompok lakukan, tetapi di lingkungan mereka sehari-hari, dapat mengikuti segala norma yang ada di masyarakat. Maka dalam hal ini terdapat hubungan yang signifikan, dimana walau konsep diri yang ada didalam diri anggota komunitas negatif akan tetapi dapat menampilkan penyesuaian sosial yang positif di dalam masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Hindari merasa kesal dengan pasien yang cerewet dan memiliki respon yang berlebihan, karena jika perawat merasa kesal akan berdampak pada hal yang tidak di inginkan. Bersikap

Pada kelas eksperimen dapat disimpulkan bahwa strategi jumput efektif dalam pemebelajaran Bahasa indonesia materi membaca puisi “Tanah Air Mata” karya Sutardji Calzum

Adanya kebutuhan konsumen akan alat bantu yang praktis, mudah dibawa, dan efisien dalam menghadapi kondisi cuaca yang tak menentu, menjadi peluang bisnis yang

Algoritma Fuzzy C-Means lebih cocok untuk alokasi mahasiswa menjadi beberapa kelas karena masukan berupa jumlah klaster yang diinginkan sedangkan algoritma Subtraktif

SEZNAM KART, SLIK IN TABEL Karta 1: Relief Južne Amerike Karta 2: Glavne reke ob vznožju Andov Karta 3: Andi Karta 4: Naravno geografska območja v Peruju Karta 5: Humboldtov tok

Metode yang dapat dilakukan untuk menentukan umur simpan adalah Accelerated Shelf Life Test (ASLT) yang didasarkan pada pendekatan arhenius selama 14 hari

Pada kawasan Talang Semut ini ruang terbuka merupakan salah satu elemen fisik pembentuk pola ruang kota yang merupakan bagian dari pembentukan pola ruang

Semua neuron yang menyalurkan impuls dari korteks motorik turun melalui tractus corticospinalis sampai di neuron kornu anterior medula spinalis sedangkan yang